• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. U N D A N G - U N D A N G N O M O R 6 T A H U N T E N T A N G D E S A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. U N D A N G - U N D A N G N O M O R 6 T A H U N T E N T A N G D E S A"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

S O S I A L I S A S I

1 . U N D A N G - U N D A N G N O M O R 6 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G D E S A

2 . P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 4 3 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

3 . P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 6 0 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G D A N A D E S A Y A N G B E R S U M B E R D A R I A P B N

D i s a j i k a n O l e h :

B E N I Y U S N A N D A R

K a s u b i d F P K A D

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (B PMPD KABUPATEN BEKASI)

(2)

1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG ADA DI DESA BAIK DI BIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN EKONOMI;

2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA;

3. MEMPERKUAT DESA SEBAGAI ENTITAS MASYARAKAT YANG MANDIRI; 4. MENINGKATKAN PERAN APARAT PEMERINTAH DESASEBAGAI GARDA

TERDEPAN DALAM PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN;

5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.

Latar Belakang dan Tujuan

(3)

( 16 BAB, 122 PASAL )

1. KETENTUAN UMUM

2. KEDUDUKAN DESA DAN JENIS DESA 3. PENATAAN DESA

4. KEWENANGAN DESA

5. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

6. HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA 7. PERATURAN DESA

8. KEUANGAN DESA DAN ASET DESA

9. PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN

10.BADAN USAHA MILIK DESA

11.KERJASAMA DESA

12.LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA

13.KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT 14.PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 15.KETENTUAN PERALIHAN

16.KETENTUAN PENUTUP

STRUKTUR UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

(4)

1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS DESA YANG ADA DENGAN KEBERAGAMANNYA

2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM ATAS DESA

3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT

4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL, EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA DAN BERTANGGUNGJAWAB

TUJUAN PENGATURAN

(5)

6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN KESEJAHTERAAN UMUM

7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT 8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA

9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN

(6)

ASAS PENGATURAN

1. REKOGNISI 2. SUBSIDIARITAS 3. KEBERAGAMAN 4. KEBERSAMAAN 5. KEGOTONGROYONGAN 6. KEKELUARGAAN 7. MUSYAWARAH 8. DEMOKRASI 9. KEMANDIRIAN 10. PARTISIPASI 11. KESETARAAN 12. PEMBERDAYAAN 13. KEBERLANJUTAN 6

(7)

 DESA BERKEDUDUKAN DI WILAYAH

KABUPATEN/KOTA

 DESA TERDIRI DESA DAN DESA ADAT

KEDUDUKAN DAN JENIS DESA

(8)

Penataan berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan Pemerintahan Desa

Tujuan :

1.

Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan

desa;

2.

Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa;

3.

Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;

4.

Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan desa;

5.

Meningkatkan daya saing desa.

PENATAAN DESA

(9)

1. pembentukan;

2. penghapusan;

3. penggabungan;

4. perubahan status; dan

5. penetapan desa.

(10)

• Diprakarsai oleh Pemerintah dan pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota

• pemekaran dari 1 (satu) desa menjadi 2 (dua) desa

atau lebih; atau

• penggabungan bagian desa dari desa yang

bersanding

menjadi

1

(satu)

desa

atau

penggabungan beberapa desa menjadi 1 (satu) desa

baru.

1. Pembentukan :

(11)

Pembentukan oleh Pemerintah:

Usul prakarsa pembentukan DESA dibahas oleh Menteri bersama

dengan menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian

pemrakarsa serta pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota yang

bersangkutan → meminta pertimbangan dari menteri/pimpinan

LPNK terkait.

hasil pembahasan usul prakarsa disepakati untuk membentuk desa,

Menteri menerbitkan keputusan persetujuan pembentukan desa →

wajib ditindaklanjuti oleh pemerintahan kab/kota → PERDA

kab/kota tentang pembentukan desa paling lama 2 tahun sejak

ditetapkannya Keputusan Menteri.

(12)

• Pemerintah

Kab/Kota

memprakarsai

pembentukan

berdasarkan

hasil evaluasi tingkat perkembangan

Pemerintahan

desa

di

wilayahnya

dan

harus

mempertimbangkan prakarsa masyarakat desa, asal usul,

adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat desa, serta

kemampuan dan potensi desa.

Pembentukan DESA oleh Pemerintah Kabupaten/Kota :

(13)

SOSIALISASI

MUSYAWARAH DESA

KESEPAKATAN

TIM PEMBENTUKAN DESA

unsur Pemda kab/kota bid Pemdes, pemberdayaan masy, perenc pemb da, dan peraturan per-uu- an; camat atau sebutan lain; dan unsur akademisi di bid pemerintahan, perencanaan pengembangan wilayah, pembangunan, dan sosial kemasyarakatan. VERIFIKASI DAN REKOMENDASI PERBUP DESA PERSIAPAN GUBERNUR (KODE REGISTER)

PENJABAT KADES a. penetapan batas wilayah desa sesuai dengan kaidah

kartografis;

b. pengelolaan anggaran operasional desa persiapan yang bersumber dari APB Desa induk;

c. pembentukan struktur organisasi;

d. pengangkatan perangkat desa; e. penyiapan fasilitas dasar bagi

penduduk desa; f. pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi, inventarisasi pertanahan serta pengembangan sarana ekonomi, pendidikan, dan kesehatan

g. pembukaan akses perhubungan antar-desa

(14)

PENJABAT KADES

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DESA

PERSIAPAN :

-KADES INDUK DAN BUP/WAKO

-6 BULAN SEKALI

BAHAN PERTIMBANGAN DAN MASUKAN

TIM PEMBENTUKAN DESA KAJI DAN VERIFIKASI TIM RANPERDA

GUBERNUR → EVALUASI GUBERNUR : NOMOR REGISTER

MENTERI : KODE DESA PERDA DIUNDANGKAN urgensi, kepentingan nasional, kepentingan daerah, kepentingan masyarakat desa, dan/atau peraturan perundang-undangan. 14

(15)

• Ketentuan mengenai pembentukan desa melalui pemekaran

berlaku secara mutatis mutandis terhadap pembentukan

desa melalui penggabungan bagian desa dari 2 desa atau

lebih yang bersanding menjadi 1 desa baru.

• Berdasarkan kesepakatan desa yang bersangkutan.

• Mekanisme : Musdes → kesepakatan penggabungan desa →

keputusan bersama BPD → usulan kepada bupati/walikota

• Ditetapkan melalui perda

(16)

• Desa menjadi Kelurahan;

• Kelurahan menjadi Desa; dan

• Desa adat menjadi Desa

PERUBAHAN STATUS DESA :

(17)

PERUBAHAN STATUS DESA :

• Perubahan status desa menjadi kelurahan dilakukan

berdasarkan prakarsa Pemdes bersama BPD dengan

memperhatikan saran dan pendapat masyarakat desa

setempat→ dibahas dan disepakati dalam musyawarah

desa → dalam bentuk keputusan.

• Keputusan hasil musyawarah disampaikan oleh Kades

kepada bupati/walikota sebagai usulan perubahan status

→ Bupati/walikota membentuk tim untuk melakukan kajian

dan verifikasi usulan kepala desa→ masukan bagi

bupati/walikota untuk menyetujui atau tidak menyetujui

usulan perubahan status desa menjadi kelurahan→ setuju :

usulan → Ranperda kab/kota → DPRD kab/kota →dibahas

dan disetujui bersama.

(18)

Perubahan Status Kelurahan Menjadi Desa:

• Perubahan status kelurahan menjadi desa

hanya dapat dilakukan bagi kelurahan yang

kehidupan masyarakatnya masih bersifat

perdesaan.

• Perubahan status kelurahan menjadi desa

dapat seluruhnya menjadi desa atau sebagian

menjadi

desa

dan

sebagian

menjadi

kelurahan.

(19)

Perubahan Desa Adat Menjadi Desa:

• Berdasarkan prakarsa Pemdes bersama BPD →

memperhatikan saran dan pendapat masyarakat → dibahas

dan disepakati dalam musyawarah desa adat → dituangkan

ke dalam bentuk keputusan→disampaikan oleh kepala desa

adat kepada bupati/walikota sebagai usulan perubahan

status desa adat menjadi desa→pembentukan tim untuk

melakukan kajian dan verifikasi usulan kepala desa adat

• Hasil kajian dan verifikasi →menjadi masukan bagi

bupati/walikota untuk menyetujui atau tidak menyetujui

usulan perubahan status desa adat menjadi desa

→bupati/walikota setuju →menyampaikan ranperda

kab/kota kepada DPRD kab/kota untuk dibahas dan

disetujui bersama→evaluasi ranperda kab/kota oleh

gubernur.

(20)

PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT:

• Pemerintah daerah kabupaten/kota

melakukan inventarisasi desa yang ada di

wilayahnya yang telah mendapatkan kode

desa.

• jadi dasar oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota untuk menetapkan desa dan

desa adat yang ada di wilayahnya.

• desa dan desa adat ditetapkan dengan

peraturan daerah kabupaten/kota

(21)

1. KEWENANGAN YG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK ASAL USUL (SEPERTI TANAH KAS DESA, ORGANISASI MASY ADAT, PRANATA DAN HUKUM ADAT, KELEMBAGAAN MASY).

2. KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA (SEPERTI PASAR DESA, SALURAN IRIGASI, JALAN DESA, TAMBATAN PERAHU).

3. KEWENANGAN YANG DITUGASKAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, PEMERINTAH KAB/KOTA

4. KEWENANGAN LAINNYA YANG DITUGASKAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, PEMERINTAH KAB/KOTA SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN

CATATAN:

KEWENANGAN NOMOR 1 DAN 2, DIATUR DAN DIURUS OLEH DESA

 KEWENANGAN NOMOR 3 DAN 4, DIURUS OLEH DESA. ( PENUGASAN INI DISERTAI

BIAYA

(22)

 PEMERINTAHAN DESA DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH DESA

 PEMERINTAH DESA TERDIRI DARI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

 PERANGKAT DESA TERDIRI DARI SEKRETARIAT DESA, PELAKSANA KEWILAYAHAN DAN PERANGKAT TEKNIS .  MASA JABATAN KEPALA DESA 6 (ENAM) TAHUN DAN

DAPAT MENJABAT PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN.

 KEPALA DESA YANG TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN DAN MELANGGAR LARANGAN, DIBERI SANKSI ; TEGURAN LISAN, TERTULIS, PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN

PEMBERHENTIAN

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DESA

(23)

 Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah kabupaten/kota. Dan dapat dilaksanakan bergelombang paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.

 Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepala desa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa serentak, bupati/walikota menunjuk penjabat kepala desa yang berasal dari PNS di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahapan: 1. Persiapan;

2. pencalonan;

3. pemungutan suara; dan 4. Penetapan

(24)

SYARAT CALON KADES :

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 tahun pada saat mendaftar; f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala desa;

g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;

h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara; i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

k. berbadan sehat;

l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan; dan m. syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah 24

(25)

 Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa.

 Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan

melalui tahap pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan.

 Dalam melaksanakan pemilihan Kepala Desa dibentuk panitia

pemilihan Kepala Desa.

 Panitia pemilihan bertugas mengadakan penjaringan dan

penyaringan bakal calon berdasarkan persyaratan yang

ditentukan, melaksanakan pemungutan suara, menetapkan

calon Kepala Desa terpilih, dan melaporkan pelaksanaan

pemilihan Kepala Desa.

 Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

 Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang

memperoleh suara terbanyak

 Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan calon Kepala Desa

(26)

 Panitia pemilihan Kepala Desa menyampaikan nama calon

Kades terpilih kepada BPD paling lama 7 hari setelah

penetapan calon Kepala Desa terpilih.

 BPD paling lama 7 hari setelah menerima laporan panitia

pemilihan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih

kepada Bup/Walikota.

 Bupati/Walikota mengesahkan calon Kepala Desa terpilih

menjadi Kepala Desa paling lama 30 hari sejak tanggal

diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan

Kepala Desa dalam bentuk Keputusan Bupati/Walikota.

 Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa,

Bupati/Walikota wajib menyelesaikan perselisihan.

 Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota atau

pejabat yang ditunjuk paling lama 30 hari setelah penerbitan

Keputusan Bupati/Walikota.

(27)

 Sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti tidak lebih

dari 1 tahun karena diberhentikan bupati/walikota

mengangkat PNS dari kabupaten/kota sebagai penjabat

kepala desa sampai terpilihnya kepala desa yang baru.

 Sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti lebih dari 1

tahun karena diberhentikan bupati/walikota mengangkat

PNS dari kabupaten/kota sebagai penjabat kepala desa

sampai terpilihnya kepala desa yang baru melalui hasil

(28)

Perangkat Desa terdiri atas: • Sekretariat Desa;

 Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam

bidang administrasi pemerintahan  Maksimal 3 urusan

• pelaksana kewilayahan;

 Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan.

 Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa.

• pelaksana teknis.

 Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.

 Maksimal 3 seksi

(29)

Syarat Perangkat Desa :

1. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;

2. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;

3. terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; dan

4. syarat lain yang ditentukan dalam peraturan daerah kabupaten/kota. Mekanisme pengangkatan Perangkat Desa :

1. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon perangkat desa;

2. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain mengenai pengangkatan Perangkat Desa;

3. Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang

memuat mengenai calon perangkat desa yang telah dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan

4. rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh

Kepala Desa dalam pengangkatan perangkat desa dengan Keputusan

(30)

KADES SEKDES KAUR KAUR KAUR KASI KASI KASI KADUS KADUS KADUS SEKRETARI AT DESA PELAKSAN A TEKNIS PELAKSA NA WIL 30

(31)

 KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MEMPEROLEH PENGHASILAN TETAP SETIAP BULAN DARI DANA

PERIMBANGAN DALAM APBN YANG DITERIMA KAB/KOTA.

 KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MENERIMA

TUNJANGAN YANG BERSUMBER DARI APB-DESA

 KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MEMPEROLEH JAMINAN KESEHATAN DAN MEMPEROLEH PENERIMAAN LAIN YANG SAH

 KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN

PEMERINTAH

(32)

Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:

1. ADD < Rp500.000.000,00 digunakan 60%;

2. ADD berjumlah Rp500.000.000,00 - Rp700.000.000,00 digunakan maksimal 50%;

3. ADD Rp700.000.000,00 - Rp900.000.000,00 digunakan maksimal 40%; dan

4. ADD > Rp900.000.000,00 digunakan maksimal 30%. Bupati/walikota menetapkan besaran penghasilan tetap: 1. Kepala desa;

2. Sekretaris Desa paling sedikit 70% dari penghasilan tetap Kepala Desa per bulan; dan

3. Perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling sedikit 50% dari penghasilan tetap Kepala Desa per bulan.

(33)

 MERUPAKAN FORUM PERMUSYAWARATAN YANG DIIKUTI

OLEH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, PEMERINTAH DESA DAN UNSUR MASYARAKAT DESA UNTUK

MEMUSYAWARAHKAN HAL YANG BERSIFAT STRATEGIS DALAM PENYELENGGARAANAN PEMERINTAHAN DESA

 HAL YANG BERSIFAT STRATEGIS; PENATAAN DESA,

PERENCANAAN DESA, KERJA SAMA DESA, RENCANA INVESTASI YANG MASUK KE DESA, PEMBENTUKAN BUM DESA, PENAMBAHAN DAN PELEPASAN ASET DESA, DAN KEJADIAN LUAR BIASA

 MUSYAWARAH DESA DILAKSANAKAN PALING KURANG SEKALI DALAM 1 TAHUN

(34)

 BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) SEBAGAI

LEMBAGA PERMUSYAWARATAN DAN PERMUFAKATAN DESA

 BPD MEMPUNYAI FUNGSI;

1. MEMBAHAS DAN MENYEPAKATI RANCANGAN PERDES BERSAMA KEPALA DESA

2. MENAMPUNG DAN MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT DESA

3. MELAKUKAN PENGAWASAN KINERJA KEPALA DESA

 MASA KEANGGOTAAN 6 (ENAM) TAHUN DAN DAPAT

MENJABAT PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN

 JUMLAH ANGGOTA BPD PALING SEDIKIT 5 ORANG DAN

PALING BANYAK 9 ORANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

(35)

 HAK DAN KEWAJIBAN DESA

> DESA BERHAK

1. MENGATUR DAN MENGURUS KEPENTINGAN MASYARAKAT BERDASAR HAK ASAL-USUL, ADAT ISTIADAT DAN SOSBUD

2. MENETAPKAN DAN MENGELOLA KELEMBAGAAN DESA 3. MENDAPATKAN SUMBER PENDAPATAN

> DESA BERKEWAJIBAN

1. MELINDUNGI DAN MENJAGA PERSATUAN, KESATUAN, SERTA KERUKUNAN MASYARAKAT DESA

2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA 3. MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI

4. MENGEMBANGKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

5. MEMBERIKAN DAN MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DESA

HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN

MASYARAKAT DESA

(36)

 HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT DESA

> MASYARAKAT DESA BERHAK

1. MEMINTA DAN MENDAPATKAN INFORMASI, MENGAWASI

KEG. PEMDES, PEMBANGUNAN, PEMBERDAYAAN MASY DESA 2. MEMPEROLEH PELAYANAN

3. MENYAMPAIKAN ASPIRASI, SARAN DAN PENDAPAT

4. MEMILIH DAN DIPILIH (KADES, PERANGKAT DESA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN )

> MASYARAKAT DESA BERKEWAJIBAN 1. MEMBANGUN DIRI DAN LINGKUNGANNYA

2. MENDORONG TERCIPTANYA KEG. PE MDES, PEMBANGUNAN, PEMBERDAYAAN MASY YANG BAIK

3. MENDRONG TERCIPTANYA SITUASI AMAN, NYAMAN, TENTRAM 4. MEMELIHARA NILAI PERMUSYAWARATAN, PERMUFAKATAN, KEKELUARGAAN DAN GOTONG ROYONG

5. BERPARTISIPASI DALAM BERBAGAI KEGIATAN DI DESA

(37)

 JENIS PERATURAN DI DESA ; 1. PERATURAN DESA

2. PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA 3. PERATURAN KEPALA DESA

 PERATURAN DESA DITETAPKAN OLEH KEPALA DESA SETELAH DIBAHAS DAN DISEPAKATI BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD).

 RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG APBDESA

HARUS MENDAPAT EVALUASI DARI BUPATI/WALIKOTA

 RANCANGAN PERATURAN DESA WAJIB

DIKONSULTASIKAN KEPADA MASYARAKAT DESA

(38)

 PENDAPATAN DESA BERSUMBER DARI :

1. PENDAPATAN ASLI DESA TERDIRI DARI HASIL USAHA, HASIL ASET DESA, SWADAYA, PARTISIPASI, GOTONG ROYONG DAN LAIN-LAIN

2. ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

3. BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN/KOTA

4. ALOKASI DANA DESA YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN YANG DITERIMA KABUPATEN/KOTA

5. BANTUAN KEUANGAN DARI APBN, APBD PROVINSI DAN APBD KAB/KOTA.

6. HIBAH DAN SUMBANGAN YANG TIDAK MENGIKAT DARI PIHAK KETIGA

7. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH

 KEKAYAAN MILIK DESA BERUPA TANAH DISERTIFIKATKAN ATAS

NAMA PEMERINTAH DESA, DAN BANGUNAN MILIK DESA DILENGKAPI BUKTI KEPEMILIKAN DAN DITATAUSAHAKAN SECARA TERTIB

KEUANGAN DAN ASET DESA

(39)

 ALOKASI ANGGARAN APBN BERSUMBER DARI BELANJA PUSAT DENGAN MENGEFEKTIFKAN PROGRAM YANG

BERBASIS DESA SECARA MERATA DAN BERKEADILAN.

 BESARAN ALOKASI ANGGARAN YANG DIPERUNTUKAN KE DESA DITENTUKAN 10% DARI DAN DILUAR DANA TRANSFER DAERAH (ON TOP) SECARA BERTAHAP

 ANGGARAN YANG BERSUMBER DARI APBN DIHITUNG

BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK, ANGKA KEMISKINAN, LUAS WILAYAH DAN TINGKAT KESULITAN GEOGRAFIS

>>> APBN YANG DIPERUNTUKKAN BAGI DESA DAN DESA ADAT DITRANSFER MELALUI APBD KAB/KOTA UTK MEMBIAYAI

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN SERTA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ALOKASI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA NEGARA

(40)

PENGANGGARAN

Belanja pusat yang berbasis desa harus direalokasi untuk

memenuhi kebutuhan anggaran Dana Desa;

Anggaran Dana Desa ditempatkan sebagai bagian dari

belanja pusat non-K/L sebagai pos Cadangan Dana Desa;

Setelah mendapat persetujuan DPR, Cadangan Dana Desa

ditetapkan menjadi Dana Desa sebagai bagian dari dana

Transfer ke Daerah dan Desa;

(41)

DANA DESA

DALAM POSTUR RAPBN - APBN

A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri

1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri

b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah

B. Belanja Negara

I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L

2. Non K/L

a. Cadangan Dana Desa

II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya

III. Suspen

C. Keseimbangan Primer

D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB

E. Pembiayaan

I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)

Uraian (RAPBN)

A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri

1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri

b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah

B. Belanja Negara

I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L

2. Non K/L

II. Transfer ke Daerah dan Desa A Transfer ke Daerah

1. Dana Perimbangan

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya

B. Dana Desa III. Suspen C. Keseimbangan Primer D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB E. Pembiayaan

I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)

Uraian (APBN)

(42)

SKENARIO PENGANGGARAN

2015

•K/L mengidentifikasi anggaran program dan kegiatan yang berbasis Desa pagu indikatif RAPBN 2015 yang akan direalokasi ke Dana Desa;

•K/L menyampaikan data realokasi anggaran program dan kegiatan berbasis desa kepada Menkeu (DJA, dan DJPK) dan Meneg PPN;

•Berdasarkan data alokasi anggaran program dan kegiatan berbasis DESA dimaksud, Menteri Keuangan

menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015;

•Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran program yang berbasis desa TA 2015 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2014, Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana DESA dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015 berdasarkan pagu alokasi TA 2014;

2016 dst

•Menkeu mengirimkan surat kepada K/L tentang permintaan usulan kebutuhan anggaran program dan kegiatan berbasis desa.;

•Atas dasar data kebutuhan anggaran program/kegiatan K/L yang berbasis desa, Menkeu menganggarkan alokasi cadangan Dana Desa dalam RAPBN;

•Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran

program yang berbasis Desa TA 2016 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2015, Menteri Keuangan dengan

memperhatikan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2016 berdasarkan pagu alokasi Dana Desa TA 2015;

Setelah terpenuhi 10%

• Menkeu

menetapkan pagu anggaran cadangan Dana Desa sebesar 10% dari pagu anggaran Transfer ke Daerah;

Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBN tidak mengalami perubahan walaupun terdapat perubahan APBN.

Setelah mendapat persetujuan DPR, anggaran Cadangan Dana Desa ditetapkan menjadi Pagu Alokasi Dana Desa sebagai bagian dari Transfer ke Daerah dan Desa.

(43)

II. PENGALOKASIAN

VARIABEL BOBOT KETERANGAN Per Kab/Kota Per DESA

Jumlah Penduduk 30% 30% • Penghitungan alokasi per kab./kota oleh Pusat menggunakan

data jumlah penduduk dan angka kemiskinan dari BPS dan data luas wilayah dari Kemendagri.

• Perhitungan alokasi per DESA oleh Kab/kota menggunakan data jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan desa, berupa persentase rumah tangga pemegang “Kartu

Perlindungan Sosial”) , dari BPS

Luas Wilayah 20% 20% Angka Kemiskinan 50% 50%

Tingkat Kesulitan

Geografis IKK IKG

 Data IKK per kab/kota (indeks kemahalan konstruksi)

bersumber dari BPS yang digunakan dalam penghitungan DAU (data tersedia setiap tahun dan telah mencerminkan kesulitan geografis);

 IKG (indeks kesulitan geografis) per DESA ditetapkan oleh kepala daerah, berdasarkan faktor (1)ketersediaan pelayanan dasar; (2)kondisi infrastruktur;(3) transportasi; dan (4)

komunikasi desa ke kabupaten/kota.

Jumlah DESA Catatan: sesuai dengan penjelasan UU No.6 Tahun 2014, pembangunan desa bertujuan untuk : 1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Berdasarkan Permendagri

2. meningkatkan kualitas hidup manusia serta

(44)

PENYALURAN

 Menteri Keuangan selaku BUN akan menyalurkan Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) untuk alokasi per Kab/Kota;

 Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme APBN untuk Transfer ke Daerah;  Bupati/Walikota selaku BUD akan menyalurkan Dana Desa dari RKUD ke Rekening

Desa untuk alokasi Per Desa.

 Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme Transfer dalam APBD.

URAIAN TAHAPAN PENYALURAN DD KETERANGAN

TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3

Proporsi 40% 40% 20% Dasar: PMK Alokasi DD Penyaluran Dana

Desa dari

PUSAT KE KAB./KOTA

Minggu II Bulan April Minggu II Bulan Agustus

Minggu II Bulan November

Persyaratan:

Perda APBD/ Perkada tentang Alokasi DD dan Laporan Realisasi Penggunaan DD tahun sebelumnya Penyaluran Dana

Desa dari KAB / KOTA KE DESA

7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah

7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah

7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah

Persyaratan:

APBDesa, Laporan Realisasi Penggunaan DD per semester

(45)

SPM DJA DJPK RKUD PEMDA KPPN JKT-2 Transfer/Pemindahbuk uan Dana

Rek Kas Negara Bank Operasional I Pengesahan DIPA SP2 D Konfirmasi Transfer

Transfer DAU, DAK, DBH, Dana Otsus, Dana Penyesuaian (BOS, TPG, Tamsil, DID), dan Dana DESA

Mekanisme Penyaluran Dana DESA dari Pemerintah Pusat ke Kabupaten/Kota

SPM

(46)

Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

desa.

 Menteri Dalam Negeri menetapkan prioritas penggunaan dana (setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian). Contoh Tahun 2015 prioritas penggunaan Dana Desa untuk :

1) Pemberdayaan masyarakat (eks. PNPM); 2) Pembangunan dan kemasyarakatan;

3) Sarana dan prasarana pertanian; dan lain sebagainya.

 Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian membuat pedoman umum kegiatan yang dapat didanai dari Dana Desa dengan mengacu pada prioritas penggunaan Dana Desa.

P E N G G U N A A N

(47)

 Bupati/walikota dapat membuat pedoman teknis kegiatan yang didanai dari Dana Desa sesuai dengan pedoman umum kegiatan

Dalam rangka pencapaian Prioritas Nasional dalam RKP, maka prinsip good governance dalam pengelolaan PNPM akan diadopsi dan tetap dijaga dalam penggunaan Dana Desa.

 Perlu pengaturan pedoman penggunaan Dana Desa.

 Perlu pendampingan atas pelaksanaan kegiatan/program berbasis desa.

(48)

Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi

penggunaan Dana Desa kepada bupati/

walikota setiap semester, dengan ketentuan:

a. semester I paling lambat minggu keempat

bulan Juli tahun anggaran berjalan; dan

b. semester II paling lambat minggu

keempat bulan Januari tahun anggaran

berikutnya.

P E L A P O R A N

(49)

Bupati/walikota

menyampaikan

laporan

konsolidasi realisasi penyaluran dan penggunaan

Dana Desa kepada Menteri dengan tembusan

menteri

yang

menangani

desa,

menteri

teknis/pimpinan

lembaga

pemerintah

nonkementerian terkait, dan gubernur paling

lambat minggu keempat bulan Maret tahun

anggaran berikutnya;

Penyampaian

laporan

konsolidasi

realisasi

penyaluran dan penggunaan Dana Desa oleh

Bupati/Walikota dilakukan setiap tahun.

(50)

SASARAN PEMERINTAH

PUSAT

PEMANTAUAN

 Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa

 Penyaluran Dana DESA dari RKUD ke RKU Desa  Penyampaian laporan realisasi

EVALUASI

 Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota;

realisasi penggunaan Dana Desa BUPATI/WALIKOTA EVALUASI

 SiLPA Dana Desa

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

 Hasil pemantauan dan evaluasi menjadi dasar penyempurnaan kebijakan dan perbaikan pengelolaan Dana Desa.

(51)

SANKSI

Bentuk Kabupaten / Kota DESA

Penundaan Penyaluran

 Terlambat / tidak menyampaikan laporan.  Terlambat menyampaikan Perda APBD/

peraturan bupati / walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa.

 Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa tidak sesuai dengan ketentuan.  Menunda dana perimbangan bila terdapat

keterlambatan atau ketidaktepatan penyaluran Dana Desa (atas usul Kemendagri)

 Terlambat / tidak

menyampaikan APB Desa.  Terlambat / tidak

menyampaikan laporan penggunaan Dana Desa.

(52)

SANKSI (lanjutan)

Bentuk Kabupaten / Kota DESA

Pengurangan Penyaluran

 Penggunaan tidak sesuai dengan ketentuan dan terdapat Desa yang dikenakan sanksi administratif.

 Dikenakan sanksi administratif akibat SilPA tidak wajar :

 Tidak sesuai dengan prioritas penggunaan;

 Tidak sesuai dengan pedoman umum dan/atau pedoman teknis;  penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.

(53)

PALING SEDIKIT 10%

DARI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

DIBAGIKAN KEPADA DESA MELALUI FORMULASI : 60 % DIBAGI SECARA ASAS MERATA KEPADA

SELURUH DESA DAN

40 % DIBAGI SECARA PROPORSIONAL

(DITENTUKAN OLEH BOBOT CAPAIAN SETORAN PAJAK DAN RETRIBUSI)

BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN

RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN/KOTA

(54)

 ALOKASI DANA DESA (ADD)

PALING SEDIKIT 10%

DARI DANA PERIMBANGAN YANG DITERIMA

KAB/KOTA DALAM APBD SETELAH DIKURANGI

DANA ALOKASI KHUSUS

KAB/KOTA YANG TIDAK MEMBERIKAN ALOKASI DANA DESA (ADD), PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENUNDAAN

DAN/ATAU PEMOTONGAN SEBESAR ALOKASI YANG

SEHARUSNYA DISALURKAN KE DESA

ALOKASI DANA DESA

BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN

(55)

PEMBANGUNAN DESA:

1 PEMERINTAH DESA MENYUSUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DESA MENGACU PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAB/KOTA.

2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA TERDIRI DARI RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) 6 TAHUNAN DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP)

TAHUNAN, DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA DAN

MERUPAKAN SATU-SATUNYA DOKUMEN PERENCANAAN

DI DESA

3 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DIDASARKAN PADA DATA DAN INFORMASI YANG AKURAT

PEMBANGUNAN DESA

DAN

KAWASAN PERDESAAN

(56)

4. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI SALAH SATU

MASUKAN UTAMA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KABUPATEN/KOTA

5. PROGRAM PEMERINTAH ATAU PEMERINTAH DAERAH YANG

BERSKALA LOKAL DESA DIKOORDINASIKAN DAN/ATAU

DIDELEGASIKAN PELAKSANAANNYA KEPADA DESA

6 PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM SEKTOR YANG MASUK KE DESA HARUS DIINFORMASIKAN KEPADA PEMERINTAH DESA UNTUK DIINTEGRASIKAN DENGAN PEMBANGUNAN DESA.

LANJUTAN

(57)

APBDES RAPBDES RKPDES RPJMDES MUSRENBANGDES MUSDES VISI DAN MISI MUSRENBANGDES MUSDES BPD KADES

(58)

LANJUTAN……..

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN MERUPAKAN PERPADUAN

PEMBANGUNAN ANTAR DESA DALAM SATU KAB/KOTA

 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DILAKSANAKAN UTK

MEMPERCEPAT DAN MENINGKATKAN PELAYANAN, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN

PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

 RANCANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIBAHAS

BERSAMA PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, KAB/KOTA DAN PEMERINTAH DESA

 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERSKALA LOKAL

DESA WAJIB DISERAHKAN PELAKSANAANNYA KEPADA DESA ATAU KERJASAMA ANTAR DESA

(59)

o PENDIRIAN BUM DESA DISEPAKATI DALAM MUSYAWARAH

DESA DAN PENDIRIAN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA

o BUM DESA MENJALANKAN USAHA DI BIDANG EKONOMI,

DAN PELAYANAN UMUM

o HASIL USAHA DIMANFAATKAN UNTUK PENGEMBANGAN

USAHA DAN PEMBANGUNAN DESA, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBERIAN BANTUAN UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) MERUPAKAN BADAN USAHA BERCIRIKAN DESA, SECARA SPESIFIK TIDAK DAPAT DISAMAKAN DENGAN PERSEROAN TERBATAS, CV, KOPERASI

BADAN USAHA MILIK DESA

(BUM DESA)

(60)

 PENGEMBANGAN USAHA BERSAMA UNTUK MENCAPAI NILAI EKONOMI YANG BERDAYA SAING

 KEGIATAN KEMASYARAKATAN, PELAYANAN,

PEMBANGUNAN, DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

KERJA SAMA ANTAR- DESA DITUANGKAN DALAM

PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA MELALUI KESEPAKATAN MUSYAWARAH ANTAR-DESA

KERJA SAMA DESA

(61)

1. TUGAS : MEMBANTU PEMERINTAH DESA DAN MERUPAKAN MITRA DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA

2. FUNGSI : SEBAGAI WADAH PARTISIPASI

MASYARAKAT DESA DALAM PEMBANGUNAN,

PEMERINTAHAN, KEMASYARAKATAN, DAN

PEMBERDAYAAN

(62)

1. LEMBAGA YANG MENYELENGGARAKAN FUNGSI ADAT ISTIADAT DAN MENJADI BAGIAN DARI

SUSUNAN ASLI DESA YANG TUMBUH DAN

BERKEMBANG ATAS PRAKARSA MASYARAKAT

2. TUGAS : MEMBANTU PEMERINTAH DESA DAN

SEBAGAI MITRA DALAM MEMBERDAYAKAN,

MELESTARIKAN DAN MENGEMBANGKAN ADAT

ISTIADAT

LEMBAGA ADAT DESA

(63)

 PEMERINTAH, PEMERINTAH PROVINSI DAN

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MELAKUKAN

PENATAAN KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DAN DITETAPKAN MENJADI DESA ADAT

 DESA ADAT DITETAPKAN DENGAN PERATURAN

DAERAH KABUPATEN/KOTA DAN SESUAI

PERSYARATAN YANG DITETAPKAN

KETENTUAN KHUSUS

DESA ADAT

(64)

 SYARAT DESA ADAT, ANTARA LAIN: KESATUAN

MASYARAKAT HUKUM ADAT BESRTA HAK

TRADISIONAL-NYA SECARA NYATA MASIH HIDUP, BAIK YANG BERSIFAT TERITORIAL, GENEALOGIS, DAN FUNGSIONAL

 PEMBENTUKAN DESA ADAT DILAKUKAN DENGAN

MEMPERHATIKAN FAKTOR PENYELENGGARAAN

PEMDES, PEMBANGUNAN DESA, KEMASYARAKATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KETENTUAN KHUSUS

DESA ADAT (lanjutan)

(65)

 PEMERINTAH, PEMPROV DAN PEMKAB/KOTA MEMBINA

DAN MENGAWASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

 PEMERINTAH, PEMPROV DAN PEMKAB/KOTA

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT, DENGAN :

1. MENERAPKAN HASIL PENGEMBANGAN IPTEK,

TEKNOLOGI TEPAT GUNA, UTK EKONOMI DAN PERTANIAN 2. MENINGKATKAN KUALITAS PEMERINTAHAN DAN

MASYARAKAT DESA MELALUI PENDIDIKAN , PELATIHAN DAN PENYULUHAN

 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DILAKSANAKAN DENGAN

PENDAMPINGAN DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN

PEMANTAUAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

(66)

 PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT OLEH PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN/KOTA MELALUI PERATURAN DAERAH

 INVENTARISASI ASET DESA OLEH PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA BERSAMA PEMERINTAH DESA

 MASA JABATAN KADES TETAP BERLAKU SAMPAI HABIS

MASA JABATANNYA, DAN UNTUK SELANJUTNYA MENGIKUTI KETENTUAN UNDANG-UNDANG INI

 BPD MENJALANKAN TUGASNYA SAMPAI HABIS MASA

TUGASNYA, DAN PERIODESASI-NYA SELANJUTNYA MENGIKUTI KETENTUAN UNDANG UNDANG INI

 PERANGKAT  NON PNS TETAP BEKERJA SAMPAI

HABIS MASA TUGASNYA DAN YANG BERSTATUS PNS TETAP BERTUGAS SAMBIL MENUNGGU PERATURAN PEMERINTAH.

KETENTUAN PERALIHAN

(67)

1. PENGATURAN MENGENAI EFEKTIVITAS PROGRAM BERBASIS DESA

☼ MENATA KEMBALI PROGRAM/KEGIATAN BERBASIS DESA

(PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN)

2. PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KEUANGAN DESA

TINDAK LANJUT PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG

(68)

SELESAI

Referensi:

Materi Sosialisasi dari

Kementerian Dalam Negeri RI Desember 2014

Referensi

Dokumen terkait

Secara empiric memperlihatkan bahwa banyak macam program pemberdayaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, khususnya

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan suatu perilaku agresif yang dimiliki individu atau sekelompok orang

Indikator perilaku OCB meliputi membantu pekerjaan rekan kerja yang tidak hadir atau kelebihan pekerjaan, kesediaan untuk menolong rekan kerja yang mempunyai

Mereka ini bukanlah ahlinya dalam ilmu gerak saraf dan perang psikologi selain boleh digelar kumpulan ini sebagai militan politik yang menjadi perosak imej negara,

Keamanan, keindahan dan peningkatan perekonomian masyarakat serta memudahkan mengakses desa lain P1 B Kondisi Jalan Desa Dsn.Rejosari menuju Kedawung Desa Sraten Makadam yang akan

Ketiga, tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan: yang menekankan pada keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah

Jenis sedimen medium sand mendominasi pada stasiun ini, jenis sedimen coarse sand yang merupakan sedimen dasar dari permukaan perairan pantai daerah.. penelitian yang

Rolling Pict adalah media pembelajaran manipulatif yang berupa boks dengan di dalamnya berisi tampilan-tampilan slide yang bisa diganti-ganti dengan cara memutar slide