S O S I A L I S A S I
1 . U N D A N G - U N D A N G N O M O R 6 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G D E S A
2 . P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 4 3 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
3 . P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 6 0 T A H U N 2 0 1 4 T E N T A N G D A N A D E S A Y A N G B E R S U M B E R D A R I A P B N
D i s a j i k a n O l e h :
B E N I Y U S N A N D A R
K a s u b i d F P K A D
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (B PMPD KABUPATEN BEKASI)
1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG ADA DI DESA BAIK DI BIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN EKONOMI;
2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA;
3. MEMPERKUAT DESA SEBAGAI ENTITAS MASYARAKAT YANG MANDIRI; 4. MENINGKATKAN PERAN APARAT PEMERINTAH DESASEBAGAI GARDA
TERDEPAN DALAM PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN;
5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.
Latar Belakang dan Tujuan
( 16 BAB, 122 PASAL )
1. KETENTUAN UMUM
2. KEDUDUKAN DESA DAN JENIS DESA 3. PENATAAN DESA
4. KEWENANGAN DESA
5. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
6. HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA 7. PERATURAN DESA
8. KEUANGAN DESA DAN ASET DESA
9. PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
10.BADAN USAHA MILIK DESA
11.KERJASAMA DESA
12.LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA
13.KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT 14.PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 15.KETENTUAN PERALIHAN
16.KETENTUAN PENUTUP
STRUKTUR UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS DESA YANG ADA DENGAN KEBERAGAMANNYA
2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM ATAS DESA
3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT
4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL, EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA DAN BERTANGGUNGJAWAB
TUJUAN PENGATURAN
6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN KESEJAHTERAAN UMUM
7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT 8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN
ASAS PENGATURAN
1. REKOGNISI 2. SUBSIDIARITAS 3. KEBERAGAMAN 4. KEBERSAMAAN 5. KEGOTONGROYONGAN 6. KEKELUARGAAN 7. MUSYAWARAH 8. DEMOKRASI 9. KEMANDIRIAN 10. PARTISIPASI 11. KESETARAAN 12. PEMBERDAYAAN 13. KEBERLANJUTAN 6 DESA BERKEDUDUKAN DI WILAYAH
KABUPATEN/KOTA
DESA TERDIRI DESA DAN DESA ADAT
KEDUDUKAN DAN JENIS DESA
Penataan berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan Pemerintahan Desa
Tujuan :
1.
Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan
desa;
2.
Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa;
3.
Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;
4.
Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan desa;
5.
Meningkatkan daya saing desa.
PENATAAN DESA
1. pembentukan;
2. penghapusan;
3. penggabungan;
4. perubahan status; dan
5. penetapan desa.
• Diprakarsai oleh Pemerintah dan pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
• pemekaran dari 1 (satu) desa menjadi 2 (dua) desa
atau lebih; atau
• penggabungan bagian desa dari desa yang
bersanding
menjadi
1
(satu)
desa
atau
penggabungan beberapa desa menjadi 1 (satu) desa
baru.
1. Pembentukan :
Pembentukan oleh Pemerintah:
Usul prakarsa pembentukan DESA dibahas oleh Menteri bersama
dengan menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian
pemrakarsa serta pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota yang
bersangkutan → meminta pertimbangan dari menteri/pimpinan
LPNK terkait.
hasil pembahasan usul prakarsa disepakati untuk membentuk desa,
Menteri menerbitkan keputusan persetujuan pembentukan desa →
wajib ditindaklanjuti oleh pemerintahan kab/kota → PERDA
kab/kota tentang pembentukan desa paling lama 2 tahun sejak
ditetapkannya Keputusan Menteri.
• Pemerintah
Kab/Kota
memprakarsai
pembentukan
berdasarkan
hasil evaluasi tingkat perkembangan
Pemerintahan
desa
di
wilayahnya
dan
harus
mempertimbangkan prakarsa masyarakat desa, asal usul,
adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat desa, serta
kemampuan dan potensi desa.
Pembentukan DESA oleh Pemerintah Kabupaten/Kota :
SOSIALISASI
MUSYAWARAH DESA
KESEPAKATAN
TIM PEMBENTUKAN DESA
unsur Pemda kab/kota bid Pemdes, pemberdayaan masy, perenc pemb da, dan peraturan per-uu- an; camat atau sebutan lain; dan unsur akademisi di bid pemerintahan, perencanaan pengembangan wilayah, pembangunan, dan sosial kemasyarakatan. VERIFIKASI DAN REKOMENDASI PERBUP DESA PERSIAPAN GUBERNUR (KODE REGISTER)
PENJABAT KADES a. penetapan batas wilayah desa sesuai dengan kaidah
kartografis;
b. pengelolaan anggaran operasional desa persiapan yang bersumber dari APB Desa induk;
c. pembentukan struktur organisasi;
d. pengangkatan perangkat desa; e. penyiapan fasilitas dasar bagi
penduduk desa; f. pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi, inventarisasi pertanahan serta pengembangan sarana ekonomi, pendidikan, dan kesehatan
g. pembukaan akses perhubungan antar-desa
PENJABAT KADES
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DESA
PERSIAPAN :
-KADES INDUK DAN BUP/WAKO
-6 BULAN SEKALI
BAHAN PERTIMBANGAN DAN MASUKAN
TIM PEMBENTUKAN DESA KAJI DAN VERIFIKASI TIM RANPERDA
GUBERNUR → EVALUASI GUBERNUR : NOMOR REGISTER
MENTERI : KODE DESA PERDA DIUNDANGKAN urgensi, kepentingan nasional, kepentingan daerah, kepentingan masyarakat desa, dan/atau peraturan perundang-undangan. 14
• Ketentuan mengenai pembentukan desa melalui pemekaran
berlaku secara mutatis mutandis terhadap pembentukan
desa melalui penggabungan bagian desa dari 2 desa atau
lebih yang bersanding menjadi 1 desa baru.
• Berdasarkan kesepakatan desa yang bersangkutan.
• Mekanisme : Musdes → kesepakatan penggabungan desa →
keputusan bersama BPD → usulan kepada bupati/walikota
• Ditetapkan melalui perda
• Desa menjadi Kelurahan;
• Kelurahan menjadi Desa; dan
• Desa adat menjadi Desa
PERUBAHAN STATUS DESA :
PERUBAHAN STATUS DESA :
• Perubahan status desa menjadi kelurahan dilakukan
berdasarkan prakarsa Pemdes bersama BPD dengan
memperhatikan saran dan pendapat masyarakat desa
setempat→ dibahas dan disepakati dalam musyawarah
desa → dalam bentuk keputusan.
• Keputusan hasil musyawarah disampaikan oleh Kades
kepada bupati/walikota sebagai usulan perubahan status
→ Bupati/walikota membentuk tim untuk melakukan kajian
dan verifikasi usulan kepala desa→ masukan bagi
bupati/walikota untuk menyetujui atau tidak menyetujui
usulan perubahan status desa menjadi kelurahan→ setuju :
usulan → Ranperda kab/kota → DPRD kab/kota →dibahas
dan disetujui bersama.
Perubahan Status Kelurahan Menjadi Desa:
• Perubahan status kelurahan menjadi desa
hanya dapat dilakukan bagi kelurahan yang
kehidupan masyarakatnya masih bersifat
perdesaan.
• Perubahan status kelurahan menjadi desa
dapat seluruhnya menjadi desa atau sebagian
menjadi
desa
dan
sebagian
menjadi
kelurahan.
Perubahan Desa Adat Menjadi Desa:
• Berdasarkan prakarsa Pemdes bersama BPD →
memperhatikan saran dan pendapat masyarakat → dibahas
dan disepakati dalam musyawarah desa adat → dituangkan
ke dalam bentuk keputusan→disampaikan oleh kepala desa
adat kepada bupati/walikota sebagai usulan perubahan
status desa adat menjadi desa→pembentukan tim untuk
melakukan kajian dan verifikasi usulan kepala desa adat
• Hasil kajian dan verifikasi →menjadi masukan bagi
bupati/walikota untuk menyetujui atau tidak menyetujui
usulan perubahan status desa adat menjadi desa
→bupati/walikota setuju →menyampaikan ranperda
kab/kota kepada DPRD kab/kota untuk dibahas dan
disetujui bersama→evaluasi ranperda kab/kota oleh
gubernur.
PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT:
• Pemerintah daerah kabupaten/kota
melakukan inventarisasi desa yang ada di
wilayahnya yang telah mendapatkan kode
desa.
• jadi dasar oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota untuk menetapkan desa dan
desa adat yang ada di wilayahnya.
• desa dan desa adat ditetapkan dengan
peraturan daerah kabupaten/kota
1. KEWENANGAN YG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK ASAL USUL (SEPERTI TANAH KAS DESA, ORGANISASI MASY ADAT, PRANATA DAN HUKUM ADAT, KELEMBAGAAN MASY).
2. KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA (SEPERTI PASAR DESA, SALURAN IRIGASI, JALAN DESA, TAMBATAN PERAHU).
3. KEWENANGAN YANG DITUGASKAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, PEMERINTAH KAB/KOTA
4. KEWENANGAN LAINNYA YANG DITUGASKAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, PEMERINTAH KAB/KOTA SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN
CATATAN:
KEWENANGAN NOMOR 1 DAN 2, DIATUR DAN DIURUS OLEH DESA
KEWENANGAN NOMOR 3 DAN 4, DIURUS OLEH DESA. ( PENUGASAN INI DISERTAI
BIAYA
PEMERINTAHAN DESA DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH DESA
PEMERINTAH DESA TERDIRI DARI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN
PERANGKAT DESA TERDIRI DARI SEKRETARIAT DESA, PELAKSANA KEWILAYAHAN DAN PERANGKAT TEKNIS . MASA JABATAN KEPALA DESA 6 (ENAM) TAHUN DAN
DAPAT MENJABAT PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN.
KEPALA DESA YANG TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN DAN MELANGGAR LARANGAN, DIBERI SANKSI ; TEGURAN LISAN, TERTULIS, PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN
PEMBERHENTIAN
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DESA
Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah kabupaten/kota. Dan dapat dilaksanakan bergelombang paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepala desa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa serentak, bupati/walikota menunjuk penjabat kepala desa yang berasal dari PNS di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahapan: 1. Persiapan;
2. pencalonan;
3. pemungutan suara; dan 4. Penetapan
SYARAT CALON KADES :
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 tahun pada saat mendaftar; f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala desa;
g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara; i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan; dan m. syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah 24
Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa.
Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan
melalui tahap pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan.
Dalam melaksanakan pemilihan Kepala Desa dibentuk panitia
pemilihan Kepala Desa.
Panitia pemilihan bertugas mengadakan penjaringan dan
penyaringan bakal calon berdasarkan persyaratan yang
ditentukan, melaksanakan pemungutan suara, menetapkan
calon Kepala Desa terpilih, dan melaporkan pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa.
Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang
memperoleh suara terbanyak
Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan calon Kepala Desa
Panitia pemilihan Kepala Desa menyampaikan nama calon
Kades terpilih kepada BPD paling lama 7 hari setelah
penetapan calon Kepala Desa terpilih.
BPD paling lama 7 hari setelah menerima laporan panitia
pemilihan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih
kepada Bup/Walikota.
Bupati/Walikota mengesahkan calon Kepala Desa terpilih
menjadi Kepala Desa paling lama 30 hari sejak tanggal
diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan
Kepala Desa dalam bentuk Keputusan Bupati/Walikota.
Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa,
Bupati/Walikota wajib menyelesaikan perselisihan.
Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota atau
pejabat yang ditunjuk paling lama 30 hari setelah penerbitan
Keputusan Bupati/Walikota.
Sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti tidak lebih
dari 1 tahun karena diberhentikan bupati/walikota
mengangkat PNS dari kabupaten/kota sebagai penjabat
kepala desa sampai terpilihnya kepala desa yang baru.
Sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti lebih dari 1
tahun karena diberhentikan bupati/walikota mengangkat
PNS dari kabupaten/kota sebagai penjabat kepala desa
sampai terpilihnya kepala desa yang baru melalui hasil
Perangkat Desa terdiri atas: • Sekretariat Desa;
Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam
bidang administrasi pemerintahan Maksimal 3 urusan
• pelaksana kewilayahan;
Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan.
Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa.
• pelaksana teknis.
Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Maksimal 3 seksi
Syarat Perangkat Desa :
1. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
2. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
3. terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; dan
4. syarat lain yang ditentukan dalam peraturan daerah kabupaten/kota. Mekanisme pengangkatan Perangkat Desa :
1. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon perangkat desa;
2. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain mengenai pengangkatan Perangkat Desa;
3. Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang
memuat mengenai calon perangkat desa yang telah dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan
4. rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh
Kepala Desa dalam pengangkatan perangkat desa dengan Keputusan
KADES SEKDES KAUR KAUR KAUR KASI KASI KASI KADUS KADUS KADUS SEKRETARI AT DESA PELAKSAN A TEKNIS PELAKSA NA WIL 30
KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MEMPEROLEH PENGHASILAN TETAP SETIAP BULAN DARI DANA
PERIMBANGAN DALAM APBN YANG DITERIMA KAB/KOTA.
KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MENERIMA
TUNJANGAN YANG BERSUMBER DARI APB-DESA
KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MEMPEROLEH JAMINAN KESEHATAN DAN MEMPEROLEH PENERIMAAN LAIN YANG SAH
KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN
PEMERINTAH
Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:
1. ADD < Rp500.000.000,00 digunakan 60%;
2. ADD berjumlah Rp500.000.000,00 - Rp700.000.000,00 digunakan maksimal 50%;
3. ADD Rp700.000.000,00 - Rp900.000.000,00 digunakan maksimal 40%; dan
4. ADD > Rp900.000.000,00 digunakan maksimal 30%. Bupati/walikota menetapkan besaran penghasilan tetap: 1. Kepala desa;
2. Sekretaris Desa paling sedikit 70% dari penghasilan tetap Kepala Desa per bulan; dan
3. Perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling sedikit 50% dari penghasilan tetap Kepala Desa per bulan.
MERUPAKAN FORUM PERMUSYAWARATAN YANG DIIKUTI
OLEH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, PEMERINTAH DESA DAN UNSUR MASYARAKAT DESA UNTUK
MEMUSYAWARAHKAN HAL YANG BERSIFAT STRATEGIS DALAM PENYELENGGARAANAN PEMERINTAHAN DESA
HAL YANG BERSIFAT STRATEGIS; PENATAAN DESA,
PERENCANAAN DESA, KERJA SAMA DESA, RENCANA INVESTASI YANG MASUK KE DESA, PEMBENTUKAN BUM DESA, PENAMBAHAN DAN PELEPASAN ASET DESA, DAN KEJADIAN LUAR BIASA
MUSYAWARAH DESA DILAKSANAKAN PALING KURANG SEKALI DALAM 1 TAHUN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) SEBAGAI
LEMBAGA PERMUSYAWARATAN DAN PERMUFAKATAN DESA
BPD MEMPUNYAI FUNGSI;
1. MEMBAHAS DAN MENYEPAKATI RANCANGAN PERDES BERSAMA KEPALA DESA
2. MENAMPUNG DAN MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT DESA
3. MELAKUKAN PENGAWASAN KINERJA KEPALA DESA
MASA KEANGGOTAAN 6 (ENAM) TAHUN DAN DAPAT
MENJABAT PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN
JUMLAH ANGGOTA BPD PALING SEDIKIT 5 ORANG DAN
PALING BANYAK 9 ORANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
HAK DAN KEWAJIBAN DESA
> DESA BERHAK
1. MENGATUR DAN MENGURUS KEPENTINGAN MASYARAKAT BERDASAR HAK ASAL-USUL, ADAT ISTIADAT DAN SOSBUD
2. MENETAPKAN DAN MENGELOLA KELEMBAGAAN DESA 3. MENDAPATKAN SUMBER PENDAPATAN
> DESA BERKEWAJIBAN
1. MELINDUNGI DAN MENJAGA PERSATUAN, KESATUAN, SERTA KERUKUNAN MASYARAKAT DESA
2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA 3. MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI
4. MENGEMBANGKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
5. MEMBERIKAN DAN MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DESA
HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN
MASYARAKAT DESA
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT DESA
> MASYARAKAT DESA BERHAK
1. MEMINTA DAN MENDAPATKAN INFORMASI, MENGAWASI
KEG. PEMDES, PEMBANGUNAN, PEMBERDAYAAN MASY DESA 2. MEMPEROLEH PELAYANAN
3. MENYAMPAIKAN ASPIRASI, SARAN DAN PENDAPAT
4. MEMILIH DAN DIPILIH (KADES, PERANGKAT DESA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN )
> MASYARAKAT DESA BERKEWAJIBAN 1. MEMBANGUN DIRI DAN LINGKUNGANNYA
2. MENDORONG TERCIPTANYA KEG. PE MDES, PEMBANGUNAN, PEMBERDAYAAN MASY YANG BAIK
3. MENDRONG TERCIPTANYA SITUASI AMAN, NYAMAN, TENTRAM 4. MEMELIHARA NILAI PERMUSYAWARATAN, PERMUFAKATAN, KEKELUARGAAN DAN GOTONG ROYONG
5. BERPARTISIPASI DALAM BERBAGAI KEGIATAN DI DESA
JENIS PERATURAN DI DESA ; 1. PERATURAN DESA
2. PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA 3. PERATURAN KEPALA DESA
PERATURAN DESA DITETAPKAN OLEH KEPALA DESA SETELAH DIBAHAS DAN DISEPAKATI BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD).
RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG APBDESA
HARUS MENDAPAT EVALUASI DARI BUPATI/WALIKOTA
RANCANGAN PERATURAN DESA WAJIB
DIKONSULTASIKAN KEPADA MASYARAKAT DESA
PENDAPATAN DESA BERSUMBER DARI :
1. PENDAPATAN ASLI DESA TERDIRI DARI HASIL USAHA, HASIL ASET DESA, SWADAYA, PARTISIPASI, GOTONG ROYONG DAN LAIN-LAIN
2. ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
3. BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
4. ALOKASI DANA DESA YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN YANG DITERIMA KABUPATEN/KOTA
5. BANTUAN KEUANGAN DARI APBN, APBD PROVINSI DAN APBD KAB/KOTA.
6. HIBAH DAN SUMBANGAN YANG TIDAK MENGIKAT DARI PIHAK KETIGA
7. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH
KEKAYAAN MILIK DESA BERUPA TANAH DISERTIFIKATKAN ATAS
NAMA PEMERINTAH DESA, DAN BANGUNAN MILIK DESA DILENGKAPI BUKTI KEPEMILIKAN DAN DITATAUSAHAKAN SECARA TERTIB
KEUANGAN DAN ASET DESA
ALOKASI ANGGARAN APBN BERSUMBER DARI BELANJA PUSAT DENGAN MENGEFEKTIFKAN PROGRAM YANG
BERBASIS DESA SECARA MERATA DAN BERKEADILAN.
BESARAN ALOKASI ANGGARAN YANG DIPERUNTUKAN KE DESA DITENTUKAN 10% DARI DAN DILUAR DANA TRANSFER DAERAH (ON TOP) SECARA BERTAHAP
ANGGARAN YANG BERSUMBER DARI APBN DIHITUNG
BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK, ANGKA KEMISKINAN, LUAS WILAYAH DAN TINGKAT KESULITAN GEOGRAFIS
>>> APBN YANG DIPERUNTUKKAN BAGI DESA DAN DESA ADAT DITRANSFER MELALUI APBD KAB/KOTA UTK MEMBIAYAI
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN SERTA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ALOKASI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA
PENGANGGARAN
Belanja pusat yang berbasis desa harus direalokasi untuk
memenuhi kebutuhan anggaran Dana Desa;
Anggaran Dana Desa ditempatkan sebagai bagian dari
belanja pusat non-K/L sebagai pos Cadangan Dana Desa;
Setelah mendapat persetujuan DPR, Cadangan Dana Desa
ditetapkan menjadi Dana Desa sebagai bagian dari dana
Transfer ke Daerah dan Desa;
DANA DESA
DALAM POSTUR RAPBN - APBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri
b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L
2. Non K/L
a. Cadangan Dana Desa
II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya
III. Suspen
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)
Uraian (RAPBN)
A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri
b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L
2. Non K/L
II. Transfer ke Daerah dan Desa A Transfer ke Daerah
1. Dana Perimbangan
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya
B. Dana Desa III. Suspen C. Keseimbangan Primer D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto)
Uraian (APBN)
SKENARIO PENGANGGARAN
2015
•K/L mengidentifikasi anggaran program dan kegiatan yang berbasis Desa pagu indikatif RAPBN 2015 yang akan direalokasi ke Dana Desa;
•K/L menyampaikan data realokasi anggaran program dan kegiatan berbasis desa kepada Menkeu (DJA, dan DJPK) dan Meneg PPN;
•Berdasarkan data alokasi anggaran program dan kegiatan berbasis DESA dimaksud, Menteri Keuangan
menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015;
•Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran program yang berbasis desa TA 2015 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2014, Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana DESA dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015 berdasarkan pagu alokasi TA 2014;
2016 dst
•Menkeu mengirimkan surat kepada K/L tentang permintaan usulan kebutuhan anggaran program dan kegiatan berbasis desa.;
•Atas dasar data kebutuhan anggaran program/kegiatan K/L yang berbasis desa, Menkeu menganggarkan alokasi cadangan Dana Desa dalam RAPBN;
•Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran
program yang berbasis Desa TA 2016 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2015, Menteri Keuangan dengan
memperhatikan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2016 berdasarkan pagu alokasi Dana Desa TA 2015;
Setelah terpenuhi 10%
• Menkeu
menetapkan pagu anggaran cadangan Dana Desa sebesar 10% dari pagu anggaran Transfer ke Daerah;
Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBN tidak mengalami perubahan walaupun terdapat perubahan APBN.
Setelah mendapat persetujuan DPR, anggaran Cadangan Dana Desa ditetapkan menjadi Pagu Alokasi Dana Desa sebagai bagian dari Transfer ke Daerah dan Desa.
II. PENGALOKASIAN
VARIABEL BOBOT KETERANGAN Per Kab/Kota Per DESAJumlah Penduduk 30% 30% • Penghitungan alokasi per kab./kota oleh Pusat menggunakan
data jumlah penduduk dan angka kemiskinan dari BPS dan data luas wilayah dari Kemendagri.
• Perhitungan alokasi per DESA oleh Kab/kota menggunakan data jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan desa, berupa persentase rumah tangga pemegang “Kartu
Perlindungan Sosial”) , dari BPS
Luas Wilayah 20% 20% Angka Kemiskinan 50% 50%
Tingkat Kesulitan
Geografis IKK IKG
Data IKK per kab/kota (indeks kemahalan konstruksi)
bersumber dari BPS yang digunakan dalam penghitungan DAU (data tersedia setiap tahun dan telah mencerminkan kesulitan geografis);
IKG (indeks kesulitan geografis) per DESA ditetapkan oleh kepala daerah, berdasarkan faktor (1)ketersediaan pelayanan dasar; (2)kondisi infrastruktur;(3) transportasi; dan (4)
komunikasi desa ke kabupaten/kota.
Jumlah DESA Catatan: sesuai dengan penjelasan UU No.6 Tahun 2014, pembangunan desa bertujuan untuk : 1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Berdasarkan Permendagri
2. meningkatkan kualitas hidup manusia serta
PENYALURAN
Menteri Keuangan selaku BUN akan menyalurkan Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) untuk alokasi per Kab/Kota;
Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme APBN untuk Transfer ke Daerah; Bupati/Walikota selaku BUD akan menyalurkan Dana Desa dari RKUD ke Rekening
Desa untuk alokasi Per Desa.
Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme Transfer dalam APBD.
URAIAN TAHAPAN PENYALURAN DD KETERANGAN
TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3
Proporsi 40% 40% 20% Dasar: PMK Alokasi DD Penyaluran Dana
Desa dari
PUSAT KE KAB./KOTA
Minggu II Bulan April Minggu II Bulan Agustus
Minggu II Bulan November
Persyaratan:
Perda APBD/ Perkada tentang Alokasi DD dan Laporan Realisasi Penggunaan DD tahun sebelumnya Penyaluran Dana
Desa dari KAB / KOTA KE DESA
7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah
7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah
7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah
Persyaratan:
APBDesa, Laporan Realisasi Penggunaan DD per semester
SPM DJA DJPK RKUD PEMDA KPPN JKT-2 Transfer/Pemindahbuk uan Dana
Rek Kas Negara Bank Operasional I Pengesahan DIPA SP2 D Konfirmasi Transfer
Transfer DAU, DAK, DBH, Dana Otsus, Dana Penyesuaian (BOS, TPG, Tamsil, DID), dan Dana DESA
Mekanisme Penyaluran Dana DESA dari Pemerintah Pusat ke Kabupaten/Kota
SPM
Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa.
Menteri Dalam Negeri menetapkan prioritas penggunaan dana (setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian). Contoh Tahun 2015 prioritas penggunaan Dana Desa untuk :
1) Pemberdayaan masyarakat (eks. PNPM); 2) Pembangunan dan kemasyarakatan;
3) Sarana dan prasarana pertanian; dan lain sebagainya.
Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian membuat pedoman umum kegiatan yang dapat didanai dari Dana Desa dengan mengacu pada prioritas penggunaan Dana Desa.
P E N G G U N A A N
Bupati/walikota dapat membuat pedoman teknis kegiatan yang didanai dari Dana Desa sesuai dengan pedoman umum kegiatan
Dalam rangka pencapaian Prioritas Nasional dalam RKP, maka prinsip good governance dalam pengelolaan PNPM akan diadopsi dan tetap dijaga dalam penggunaan Dana Desa.
Perlu pengaturan pedoman penggunaan Dana Desa.
Perlu pendampingan atas pelaksanaan kegiatan/program berbasis desa.
Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi
penggunaan Dana Desa kepada bupati/
walikota setiap semester, dengan ketentuan:
a. semester I paling lambat minggu keempat
bulan Juli tahun anggaran berjalan; dan
b. semester II paling lambat minggu
keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
P E L A P O R A N
Bupati/walikota
menyampaikan
laporan
konsolidasi realisasi penyaluran dan penggunaan
Dana Desa kepada Menteri dengan tembusan
menteri
yang
menangani
desa,
menteri
teknis/pimpinan
lembaga
pemerintah
nonkementerian terkait, dan gubernur paling
lambat minggu keempat bulan Maret tahun
anggaran berikutnya;
Penyampaian
laporan
konsolidasi
realisasi
penyaluran dan penggunaan Dana Desa oleh
Bupati/Walikota dilakukan setiap tahun.
SASARAN PEMERINTAH
PUSAT
PEMANTAUAN
Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa
Penyaluran Dana DESA dari RKUD ke RKU Desa Penyampaian laporan realisasi
EVALUASI
Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota;
realisasi penggunaan Dana Desa BUPATI/WALIKOTA EVALUASI
SiLPA Dana Desa
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Hasil pemantauan dan evaluasi menjadi dasar penyempurnaan kebijakan dan perbaikan pengelolaan Dana Desa.
SANKSI
Bentuk Kabupaten / Kota DESA
Penundaan Penyaluran
Terlambat / tidak menyampaikan laporan. Terlambat menyampaikan Perda APBD/
peraturan bupati / walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa.
Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa tidak sesuai dengan ketentuan. Menunda dana perimbangan bila terdapat
keterlambatan atau ketidaktepatan penyaluran Dana Desa (atas usul Kemendagri)
Terlambat / tidak
menyampaikan APB Desa. Terlambat / tidak
menyampaikan laporan penggunaan Dana Desa.
SANKSI (lanjutan)
Bentuk Kabupaten / Kota DESA
Pengurangan Penyaluran
Penggunaan tidak sesuai dengan ketentuan dan terdapat Desa yang dikenakan sanksi administratif.
Dikenakan sanksi administratif akibat SilPA tidak wajar :
Tidak sesuai dengan prioritas penggunaan;
Tidak sesuai dengan pedoman umum dan/atau pedoman teknis; penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.
PALING SEDIKIT 10%
DARI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
DIBAGIKAN KEPADA DESA MELALUI FORMULASI : 60 % DIBAGI SECARA ASAS MERATA KEPADA
SELURUH DESA DAN
40 % DIBAGI SECARA PROPORSIONAL
(DITENTUKAN OLEH BOBOT CAPAIAN SETORAN PAJAK DAN RETRIBUSI)
BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
ALOKASI DANA DESA (ADD)
PALING SEDIKIT 10%
DARI DANA PERIMBANGAN YANG DITERIMA
KAB/KOTA DALAM APBD SETELAH DIKURANGI
DANA ALOKASI KHUSUS
KAB/KOTA YANG TIDAK MEMBERIKAN ALOKASI DANA DESA (ADD), PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENUNDAAN
DAN/ATAU PEMOTONGAN SEBESAR ALOKASI YANG
SEHARUSNYA DISALURKAN KE DESA
ALOKASI DANA DESA
BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN
PEMBANGUNAN DESA:
1 PEMERINTAH DESA MENYUSUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA MENGACU PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAB/KOTA.
2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA TERDIRI DARI RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA) 6 TAHUNAN DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP)
TAHUNAN, DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA DAN
MERUPAKAN SATU-SATUNYA DOKUMEN PERENCANAAN
DI DESA
3 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DIDASARKAN PADA DATA DAN INFORMASI YANG AKURAT
PEMBANGUNAN DESA
DAN
KAWASAN PERDESAAN
4. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI SALAH SATU
MASUKAN UTAMA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN/KOTA
5. PROGRAM PEMERINTAH ATAU PEMERINTAH DAERAH YANG
BERSKALA LOKAL DESA DIKOORDINASIKAN DAN/ATAU
DIDELEGASIKAN PELAKSANAANNYA KEPADA DESA
6 PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM SEKTOR YANG MASUK KE DESA HARUS DIINFORMASIKAN KEPADA PEMERINTAH DESA UNTUK DIINTEGRASIKAN DENGAN PEMBANGUNAN DESA.
LANJUTAN
APBDES RAPBDES RKPDES RPJMDES MUSRENBANGDES MUSDES VISI DAN MISI MUSRENBANGDES MUSDES BPD KADES
LANJUTAN……..
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN MERUPAKAN PERPADUAN
PEMBANGUNAN ANTAR DESA DALAM SATU KAB/KOTA
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DILAKSANAKAN UTK
MEMPERCEPAT DAN MENINGKATKAN PELAYANAN, PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
RANCANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIBAHAS
BERSAMA PEMERINTAH, PEMERINTAH PROV, KAB/KOTA DAN PEMERINTAH DESA
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERSKALA LOKAL
DESA WAJIB DISERAHKAN PELAKSANAANNYA KEPADA DESA ATAU KERJASAMA ANTAR DESA
o PENDIRIAN BUM DESA DISEPAKATI DALAM MUSYAWARAH
DESA DAN PENDIRIAN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA
o BUM DESA MENJALANKAN USAHA DI BIDANG EKONOMI,
DAN PELAYANAN UMUM
o HASIL USAHA DIMANFAATKAN UNTUK PENGEMBANGAN
USAHA DAN PEMBANGUNAN DESA, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBERIAN BANTUAN UNTUK MASYARAKAT MISKIN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) MERUPAKAN BADAN USAHA BERCIRIKAN DESA, SECARA SPESIFIK TIDAK DAPAT DISAMAKAN DENGAN PERSEROAN TERBATAS, CV, KOPERASIBADAN USAHA MILIK DESA
(BUM DESA)
PENGEMBANGAN USAHA BERSAMA UNTUK MENCAPAI NILAI EKONOMI YANG BERDAYA SAING
KEGIATAN KEMASYARAKATAN, PELAYANAN,
PEMBANGUNAN, DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN
KERJA SAMA ANTAR- DESA DITUANGKAN DALAM
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA MELALUI KESEPAKATAN MUSYAWARAH ANTAR-DESA
KERJA SAMA DESA
1. TUGAS : MEMBANTU PEMERINTAH DESA DAN MERUPAKAN MITRA DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA
2. FUNGSI : SEBAGAI WADAH PARTISIPASI
MASYARAKAT DESA DALAM PEMBANGUNAN,
PEMERINTAHAN, KEMASYARAKATAN, DAN
PEMBERDAYAAN
1. LEMBAGA YANG MENYELENGGARAKAN FUNGSI ADAT ISTIADAT DAN MENJADI BAGIAN DARI
SUSUNAN ASLI DESA YANG TUMBUH DAN
BERKEMBANG ATAS PRAKARSA MASYARAKAT
2. TUGAS : MEMBANTU PEMERINTAH DESA DAN
SEBAGAI MITRA DALAM MEMBERDAYAKAN,
MELESTARIKAN DAN MENGEMBANGKAN ADAT
ISTIADAT
LEMBAGA ADAT DESA
PEMERINTAH, PEMERINTAH PROVINSI DAN
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MELAKUKAN
PENATAAN KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DAN DITETAPKAN MENJADI DESA ADAT
DESA ADAT DITETAPKAN DENGAN PERATURAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA DAN SESUAI
PERSYARATAN YANG DITETAPKAN
KETENTUAN KHUSUS
DESA ADAT
SYARAT DESA ADAT, ANTARA LAIN: KESATUAN
MASYARAKAT HUKUM ADAT BESRTA HAK
TRADISIONAL-NYA SECARA NYATA MASIH HIDUP, BAIK YANG BERSIFAT TERITORIAL, GENEALOGIS, DAN FUNGSIONAL
PEMBENTUKAN DESA ADAT DILAKUKAN DENGAN
MEMPERHATIKAN FAKTOR PENYELENGGARAAN
PEMDES, PEMBANGUNAN DESA, KEMASYARAKATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KETENTUAN KHUSUS
DESA ADAT (lanjutan)
PEMERINTAH, PEMPROV DAN PEMKAB/KOTA MEMBINA
DAN MENGAWASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
PEMERINTAH, PEMPROV DAN PEMKAB/KOTA
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT, DENGAN :
1. MENERAPKAN HASIL PENGEMBANGAN IPTEK,
TEKNOLOGI TEPAT GUNA, UTK EKONOMI DAN PERTANIAN 2. MENINGKATKAN KUALITAS PEMERINTAHAN DAN
MASYARAKAT DESA MELALUI PENDIDIKAN , PELATIHAN DAN PENYULUHAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DILAKSANAKAN DENGAN
PENDAMPINGAN DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN
PEMANTAUAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT OLEH PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN/KOTA MELALUI PERATURAN DAERAH
INVENTARISASI ASET DESA OLEH PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA BERSAMA PEMERINTAH DESA
MASA JABATAN KADES TETAP BERLAKU SAMPAI HABIS
MASA JABATANNYA, DAN UNTUK SELANJUTNYA MENGIKUTI KETENTUAN UNDANG-UNDANG INI
BPD MENJALANKAN TUGASNYA SAMPAI HABIS MASA
TUGASNYA, DAN PERIODESASI-NYA SELANJUTNYA MENGIKUTI KETENTUAN UNDANG UNDANG INI
PERANGKAT NON PNS TETAP BEKERJA SAMPAI
HABIS MASA TUGASNYA DAN YANG BERSTATUS PNS TETAP BERTUGAS SAMBIL MENUNGGU PERATURAN PEMERINTAH.
KETENTUAN PERALIHAN
1. PENGATURAN MENGENAI EFEKTIVITAS PROGRAM BERBASIS DESA
☼ MENATA KEMBALI PROGRAM/KEGIATAN BERBASIS DESA
(PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN)
2. PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KEUANGAN DESA
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG
SELESAI
Referensi:
Materi Sosialisasi dari
Kementerian Dalam Negeri RI Desember 2014