• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP KINERJA KELOMPOK DENGAN TASK INTERDEPENDENCE SEBAGAI MODERATOR PADA CV MULTI SINERGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP KINERJA KELOMPOK DENGAN TASK INTERDEPENDENCE SEBAGAI MODERATOR PADA CV MULTI SINERGI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP KINERJA

KELOMPOK DENGAN TASK

INTERDEPENDENCE SEBAGAI MODERATOR

PADA CV MULTI SINERGI

Fiony Elizabeth

Binus University, Jakarta, Indonesia, ehmfiony@yahoo.com

Laksmi Sito Dwi Irvianti (Dosen Pembimbing)

Binus University, Jakarta, Indonesia

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja kelompok dengan task interdependence sebagai moderator pada CV Multi Sinergi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang diubah menjadi kuantitatif dengan analisis regresi dan regresi moderasi serta korelasi Spearman. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa organizational citizenship behavior memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja kelompok dan pengaruh tersebut diperkuat oleh task interdependence yang bertindak sebagai moderator. Implikasi dari penelitian ini adalah sangat penting bagi CV Multi Sinergi karena dengan meningkatkan organizational citizenship behavior dan task interdependence dalam perusahaan akan meningkatkan kinerja kelompok pada perusahaan tersebut.

Kata Kunci: organizational citizenship behavior, kinerja kelompok, task interdependence.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu dan teknologi semakin cepat kemajuannya sehingga pada saat ini industri percetakan sudah semakin komplit dan modern. Percetakan merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar (image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Percetakan menggunakan kerja tim atau kelompok dalam melakukan produksi sehingga timbul adanya perilaku karyawan untuk dapat saling mendukung antara satu divisi dengan divisi yang lain. Perilaku ini disebut organizational citizenship behavior (OCB).

OCB berkontribusi kepada pemeliharaan dan peningkatan konteks sosial dan psikologis yang tugas dukungan kinerja. Menurut Nielsen (2012), OCB melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku suka menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, dan patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja.

(2)

Perilaku ini menggambarkan nilai tambah karyawan yang merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna membantu.

Ketika pekerjaan memerlukan koordinasi yang sedang berlangsung, OCB merupakan investasi yang tepat dari sumber untuk meningkatkan kinerja kelompok di mana task interdependence menjadi suatu nilai tersendiri dalam proses kerja. Dalam kegiatan operasional perusahaan memiliki kategori sendiri dalam menilai suatu kinerja pada bagian tersebut di mana setiap bagian memiliki tugasnya masing-masing. Namun setiap tugas tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Seperti halnya pada bagian repro, jika hasil pembuatan repro design menjadi sebuah film untuk dicetak hasilnya kurang tepat, hal itu akan berpengaruh terhadap bagian offset, potong, dan

finishing. Masalah yang kerap kali terjadi pada karyawan ialah banyaknya kesalahan, seperti di bidang produksi,

yaitu kesalahan dalam penggunaan warna, layout kertas maupun adanya film yang rusak maupun kesalahan pada bagian pemotongan kertas. Oleh karena itu penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruh OCB terhadap kinerja kelompok dengan task interdependence sebagai moderator.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja kelompok dengan task

interdependence sebagai moderator pernah dilakukan sebelumnya oleh Tjai M. Nielsen (George Washington

University), Daniel G. Bachrach (University of Alabama), Eric Sundstrom (University of Tennessee, Knoxville), dan Terry R. Halfhill (Pennsylvania State University, Eberly Campus). Mereka melakukan sebuah studi lapangan tertinggal yang menggabungkan 46 kelompok kerja utuh dalam enam organisasi di Amerika Serikat. Karyawan menyelesaikan kuesioner mengevaluasi tingkat saling ketergantungan tugas dan tingkatan saling ketergantungan tugas mereka. Survey dilakukan terhadap 384 pemimpin kelompok, anggota, dan pelanggan.

Hasil dari studi ini memiliki dukungan argumen di mana kegunaan OCB untuk kinerja kelompok bervariasi dengan saling ketergantungan tugas. Di berbagai kelompok, kinerja kelompok dengan tugas-tugas yang saling bergantung adalah positif dengan tiga dimensi OCB. Sebaliknya, menemukan posisi netral atau hubungan yang negatif antara dimensi-dimensi yang sama dan OCB dalam kinerja tugas mandiri kelompok. Kerangka alokasi mengalokasikan waktu menuju OCB dapat meningkatkan kinerja kelompok hanya dalam kondisi tertentu. Operasi saling ketergantungan tugas sebagai kontingensi yang signifikan. Faktor dalam sampel beragam kelompok menjamin penelitian lebih lanjut ke dalam utilitas OCB.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah organizational citizenship behavior, kinerja kelompok dan task interdependence. Di mana yang menurut Podsakoff et al dalam Nielsen (2012) dimensi-dimensi OCB adalah:

a. Helping behavior, yaitu perilaku saling membantu antar sesama dan mencegah adanya kemalasan

dalam pekerjaan.

b. Civic virtue, menyangkut dukungan pekerja atas fungsi-fungsi administratif dalam organisasi.

c. Sportsmanship, menggambarkan pekerja yang lebih menekankan untuk memandang aspek-aspek

positif dibanding aspek-aspek negatif dari organisasi. Sportsmanship menggambarkan sportivitas seorang pekerja terhadap organisasi.

Kinerja kelompok didasari pada hasil kinerja yang diperoleh karena adanya suatu kerja sama kelompok yang baik di mana apabila salah satu kelompok tersebut memiliki kinerja yang baik maka akan mempengaruhi kinerja kelompok yang lain, begitu juga sebaliknya. Menurut Keban (2004:183) kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan oleh kelompok atau instansi. Kinerja kelompok dilakukan untuk pembagian pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing-masing. Menurut Claus W. Langfred (2005) dimensi dari kinerja kelompok adalah:

a. Quantitative production

Quantitative production merupakan penetapan nilai numerik dalam hal pengukuran jumlah produksi.

meliputi:

b. Global measures

Global measures adalah ukuran global yang digunakan untuk mengukur kondisi kerja dengan asumsi

(3)

Dalam Nielsen (2012) menurut Thomson, task interdependence didefinisikan sebagai sejauh mana perilaku salah satu berpengaruh terhadap kinerja anggota tim yang lain. Sedangkan menurut Van de Ven, Delbecq, dan Koenig, task interdependence adalah sejauh mana anggota tim harus benar-benar bekerja sama untuk melakukan tugas. Dari definisi menurut para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saling ketergantungan tugas adalah pelaksanaan tugas di mana perilaku salah satu berpengaruh terhadap kinerja anggota tim yang lain di mana mereka melakukan kerja sama dalam melakukan tugasnya. Dalam Setton (2003) menurut Pearce menjelaskan bahwa dimensi saling ketergantungan tugas yang terdiri dari:

a. Dependence on others

Dependence on others merupakan individu yang tergantung kepada orang lain.

b. Other’s dependence

Other’s dependence merupakan anggota lain yang memiliki ketergantungan terhadap karyawan lainnya.

c. Reciprocal interdependence

Reciprocal interdependence merupakan hubungan timbal balik yang saling bergantung.

Dengan uraian-uraian di atas, penelitian akan mengetahui pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja kelompok dan mengetahui fungsi dari task interdependence sebagai moderator yang memperkuat pengaruh dari organizational citizenship behavior terhadap kinerja kelompok pada CV Multi Sinergi.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang diubah menjadi kuantitatif, disebabkan peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh organizational citizenship

behavior terhadap kinerja kelompok dengan task interdependence sebagai moderator. Jenis penelitian ini bersifat

asosiatif. Organizational citizenship behavior, kinerja kelompok, dan task interdependence merupakan variabel-variabel yang akan diteliti hubungan dan pengaruhnya yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.

Unit analisis yang dituju adalah individu, yakni karyawan CV Multi Sinergi pada divisi production dan

finishing. Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan penyebaran

kuesioner terhadap 57 responden. Informasi yang didapat dari karyawan tersebut dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu, yakni cross-sectional. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer berupa kuesioner, wawancara dan observasi serta data sekunder yang berasal dari annual report CV Multi Sinergi. Program yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan SPSS versi 16.0 dengan dilakukannya beberapa pengujian yaitu uji validitas, reabilitas, dan normalitas, serta uji korelasi Spearman, analisis regresi sederhana dan regresi moderasi.

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau evaluasi untuk perusahaan mengenai organizational citizenship behavior yang berpengaruh langsung terhadap kinerja kelompok dengan task interdependence yang akan memperkuat pengaruh tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian, OCB memiliki tingkat hubungan yang rendah dengan kinerja kelompok karena nilai korelasinya 0,315. OCB memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 9,9% terhadap kinerja kelompok, sedangkan 90,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam penelitian ini tidak diteliti pengaruh dari faktor lain tersebut. Hasil ini relatif tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kinerja kelompok. Hal ini dikarenakan adanya dampak yang diakibatkan oleh OCB, yaitu waktu yang dikeluarkan dalam membantu karyawan lainnya sehingga sering adanya penundaan terhadap pekerjaannya sendiri. Karyawan tidak merasa perlu untuk memaksimalkan kemampuan ataupun

(4)

usaha yang mereka miliki dalam bekerja karena munculnya pemikiran kolektif sehingga pekerjaan dapat diselesaikan bersama, selain itu mungkin perusahaan tidak mengedepankan pelatihan dan pengembangan pada setiap karyawan sehingga kemampuan individual mereka kurang dipergunakan dengan baik. CV Multi Sinergi bergerak di bidang usaha percetakan di mana jumlah pekerjaan yang diberikan pada divisi production & finishing ditentukan dari pesanan cetak yang diberikan. Tugas yang diberikan kepada karyawan pada divisi ini tergantung dari banyaknya pesanan. Pada saat hari raya ataupun pergantian tahun jumlah tugas yang diberikan perusahaan relatif lebih banyak dibanding hari biasa sehingga membuat karyawan mengeluh atas tugas yang diberikan.

Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan oleh kelompok atau instansi. Kinerja kelompok memiliki dua dimensi, yaitu yang pertama ialah quantitative production merupakan penetapan nilai numerik dalam hal pengukuran jumlah produksi meliputi production goals yaitu tujuan perusahaan dapat terpenuhi, standar kualitas yaitu di mana hasil yang diproduksi memenuhi standar kualitas perusahaan dan tenggang waktu yang dipenuhi yaitu di mana hasil yang dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dari nilai rata-rata butir pada dimensi ini berada pada tingkatan yang baik. Dimensi kedua adalah global measures, adalah ukuran global yang digunakan untuk mengukur kondisi kerja dengan asumsi bahwa konsep keseluruhan kondisi kerja meliputi kepatuhan terhadap jadwal pemeliharaan peralatan yaitu di mana karyawan memiliki jadwalnya tersendiri dalam merapikan dan membersihkan peralatan serta dalam pemeliharaaannya, keselamatan atau pelanggaran kebijakan lainnya yaitu perusahaan menerapkan sistem keselamatan kerja, kesalahan operator yaitu di mana perusahaan meminimalkan atau bahkan meniadakan kesalahan operator agar tidak menimbulkan kerugian, ketidakhadiran yaitu di mana perusahaan menerapkan sistem cuti, dan keterlambatan yaitu di mana karyawan dituntut untuk selalu hadir tepat waktu. Nilai rata-rata butir dari dimensi ini berada pada tingkatan cukup baik.

Kinerja kelompok dipengaruhi oleh OCB sebesar 9,9% dan pengaruh tersebut diperkuat oleh task

interdependence sebesar 33,7%. Dimensi quantitative production memiliki nilai yang baik. Hal ini dikarenakan CV

Multi Sinergi memiliki peralatan yang memadai dalam kegiatan operasionalnya sehingga dapat memenuhi target pekerjaan yang dicapai dalam tenggang waktu yang telah diberikan. Perusahaan mempunyai sistem kesehatan dan keselamatan kerja dengan pemberian penggantian biaya berobat kepada karyawan dan pemberlakuan pemakaian standar keselamatan kerja yaitu dengan penggunaan masker pada divisi produksi untuk melindungi bau yang menyengat dari tinta. Kesalahan operator kerap kali terjadi karena kurangnya informasi yang dibutuhkan. CV Multi Sinergi mempunyai sistem kedisiplinan dalam hal keterlambatan karyawan di mana setiap karyawan yang terlambat akan diberikan punishment berupa pemotongan uang makan dan reward berupa penambahan uang makan pada setiap bulannya.

Task interdependence adalah pelaksanaan tugas di mana perilaku salah satu berpengaruh terhadap kinerja

anggota tim yang lain di mana mereka melakukan kerjasama dalam melakukan tugasnya. Task interdependence memiliki tiga dimensi, yaitu pertama dependence on others merupakan individu yang bergantung pada orang lain. Kedua other’s dependence merupakan ketergantungan orang lain terhadap individu, sedangkan yang ketiga adalah

reciprocal interdependence merupakan hubungan timbal balik yang saling bergantung. Dari dimensi pertama

memiliki nilai rata-rata sebesar 4,17. Dimensi kedua memiliki rata-rata 3,89. Dimensi ketiga memiliki rata-rata 3,505 yang tergolong baik.

Pada divisi production & finishing CV Multi Sinergi alokasi kerja dilakukan secara kelompok di mana setiap kelompok memiliki bagian tugasnya tersendiri. Namun antara satu kelompok dengan kelompok yang lain saling mempengaruhi dalam menghasilkan suatu produk. Dalam proses operasional perusahaan terlihat bahwa alur produksinya saling mempengaruhi. Jika terjadi kesalahan pada bagian design maka akan berpengaruh pada pencetakan dan finishing sehingga kinerja kelompok akan buruk. Kesalahan ini terjadi karena task interdependence memerlukan pertukaran informasi yang akurat dan pengkoordinasian tugas. Kurangnya komunikasi antara satu pihak dengan pihak yang lain akan menimbulkan kesalahan persepsi yang mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan. Pengaruh OCB terhahap kinerja kelompok diperkuat pengaruhnya oleh task interdependence. Dengan adanya OCB karyawan saling membantu satu sama lain, adanya sportifitas dalam kerja dan pekerja mendukung peraturan yang diberlakukan oleh perusahaan akan meningkatkan kinerja kelompok, task interdependence merangkap sebagai moderator di mana variabel ini akan memperkuat efek OCB terhadap kinerja kelompok.

(5)

Penjelasan yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat ditafsirkan pula dengan gambar berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 mengenai gambaran OCB, task interdependence, dan kinerja kelompok dalam penelitian diketahui pengaruh OCB terhadap kinerja kelompok yaitu pengaruh yang yang signifikan dan searah, di mana pengaruh OCB terhadap kinerja kelompok sebesar 9,9% dan sisanya sebesar 90,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengaruh OCB terhadap kinerja kelompok dengan task interdependence sebagai moderator mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah sebesar 33,7%, dan 66,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja kelompok maka perusahaan harus meningkatkan OCB dan juga task interdependence di mana semua alokasi tugas dikelola dan dikomunikasikan dengan baik serta didukung oleh adanya sikap saling membantu satu sama lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh OCB dan task interdependence terhadap kinerja kelompok karyawan CV Multi Sinergi divisi production & finishing dapat disimpulkan bahwa OCB memiliki pengaruh yang signifikan dan positif di mana jika OCB meningkat maka kinerja kelompok akan meningkat dan pengaruh OCB terhadap kinerja kelompok diperkuat oleh task interdependence secara signifikan dan positif di mana jika task interdependence dan OCB meningkat maka kinerja kelompok akan meningkat.

Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran yang dapat menjadi masukan bagi CV Multi Sinergi diambil dari nilai rata-rata setiap butir per variable terendah. Variabel OCB memiliki nilai terendah di butir 15 dan 16. Butir 15 menyatakan “Saya selalu mengikuti perubahan yang terjadi di dalam organisasi”. Karyawan CV Multi Sinergi cenderung kurang dalam mengikuti perubahan yang ada. Dalam dunia percetakan seringkali muncul inovasi-inovasi baru dalam segi design, layout cetakan, ataupun penggunaan mesin baru. Saran dari penelitian ini adalah dengan diadakannya training dan development yang diberlakukan kepada karyawan yang bertujuan untuk memperkaya kemampuan dan bakat karyawan agar karyawan mampu mengikuti perubahan yang terjadi di dalam perusahaan.

Training dapat dilakukan oleh manajer produksi terhadap karyawannya dengan cara pelatihan teknik produksi yang

benar dan tepat dengan mengutamakan kualitas dan keselamatan kerja sedangkan untuk butir 16 menyatakan “Saya membaca dan mengikuti peraturan organisasi”. Melihat feedback dari responden demikian maka penelitian ini menyarankan kepada CV Multi Sinergi untuk melakukan penyuluhan terhadap peraturan perusahaan agar karyawan mengerti maksud dan tujuan dari peraturan yang telah dibuat serta memberikan reward bagi yang mengikuti peraturan dengan baik dan sanksi yang tegas bila karyawan melanggar peraturan tersebut. Reward yang diberikan perusahaan dapat berupa pemberian bonus tambahan, sedangkan sanksinya dapat berupa pemotongan uang makan.

(6)

Berdasarkan variabel kinerja kelompok nilai rata-rata butir terendah terdapat pada butir 23 dan 24. Butir 23 menyatakan “Kelompok saya tidak melakukan kesalahan dalam pengoperasian”. Kesalahan dalam pengoperasian kerap kali terjadi karena kurangnya komunikasi ataupun kesalahan informasi yang diberikan. Oleh sebab itu, saran dari penelitian ini sebaiknya perusahaan melakukan pengkoordinasian tugas dengan pemberlakukan sistem kontrol per subdivisi agar produk yang dihasilkan tidak memiliki kesalahan atau kecacatan sehingga tidak mempengaruh kinerja dari subdivisi lainnya. Sistem kontrol ini dilakukan oleh setiap manajer pada divisi terkait, sedangkan untuk butir 24 menyatakan “Kelompok saya selalu hadir”. Ketidakhadiran karyawan dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah self of belonging di mana karyawan merasa nyaman dan betah untuk bekerja. Saran dari penelitian ini adalah perusahaan membuat kenyamanan saat bekerja dengan memberikan keamanan kerja yang baik dan membuat lingkungan kerja lebih kondusif. Keamanan kerja yang baik dapat dilakukan dengan memenuhi standar keselamatan kerja, seperti penggunaan sarung tangan saat mengerjakan bagian finishing agar tangan tidak tergores kertas, sedangkan untuk membuat lingkungan kerja yang lebih kondusif dapat dilakukan dengan cara membuat sirkulasi udara di dalam perusahaan agar tidak pengap.

Berdasarkan variabel task interdependence nilai rata-rata butir terendah terdapat pada butir 37 dan 38. Butir 37 menyatakan “Saya bisa bekerja sama dengan karyawan lain dalam melaksanakan tugas”. Saran dalam penelitian ini sebaiknya perusahaan melakukan gathering di mana hal itu akan dapat meningkatkan kekerabatan dan kerja sama antarkaryawan sehingga di dalam pekerjaan mereka pun terbiasa untuk bekerja sama. Gathering ini dapat dilakukan dengan coffee morning seminggu sekali sehingga mempererat hubungan antarkaryawan sedangkan untuk butir 38 menyatakan “Salah satu tugas saya adalah menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada pihak lain”. Kurangnya informasi yang akurat akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang diperoleh. Oleh sebab itu, saran dari penelitian ini sebaiknya subdivisi memberlakukan internal control yang bertugas sebagai pengawas agar informasi yang diberikan tersebut akurat sehingga tugas dapat diselesaikan sesuai yang diberikan.

REFERENSI

Anonim. (2010). Percetakan: Proses dan Tahapannya. (ON LINE). Diakses tanggal 5 Oktober 2012 pada http://www.percetakan.co.id.

Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Bimo, Suseno. (2010). Korelasi Pearson. (ON LINE). Diakses tanggal 16 November 2012 pada http://www.statistikaolahdata.com.

Claus W. Langfred. (2005). Autonomy and Performance in Teams: The Multilevel Moderating Effect of Task Interdependence. Journal of Management. 31:513-529.

Elliot, Bendol., Daniel, G.B., Hui Wang, Shouyang Thang. (2006). International Journal of Operations &

Production Management, Vol. 26 No. 5, 558-578.

Fadli, M. (2012). Bab II Tinjauan Pustaka-IPB Repository Home. (ON LINE). Diakses tanggal 20 Oktober 2012 pada http://repository.ipb.ac.id.

Haryaningtyas, Dwi. (2005). Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional dan Sikap Pada Budaya Organisasi

Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III,

(ON LINE). Diakses pada tanggal 10 November 2012 pada http://www.damandiri.or.id. Hermawan, Asep. (2005). Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo.

Keban, Yeremias T. (2004). Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.

Kerr, Robert L., Tindale R Scott. (2004). Group Performance and Decision Making. Annual Review of

(7)

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi 10th. Yogyakarta: ANDI.

Mannix, E.A., Neale, M.A. (2009). Creativity In Group. United Kingdom: Emerald.

Neider, Linda L., Schriesheim, Chester A. (2005). Understanding Team. United State of America: Information

Age Publishing.

Nielsen, et al. (2012). “Utility of OCB : Organizational Citizenship Behavior and

Group Performance in a Resource Allocation Framework”. Journal of Management. 2012 38: 668.

Organ, Dennis W., Podsakoff, Philip M. (2006). Organizational Citizenship Behavior: Its Nature, Antecedent and

Consequences. United Kingdom: Sage Publication.

Putranto Agung D. (2011). Koordinasi. (ON LINE). Diakses tanggal 5 November 2012 pada http://wartawarga.gunadarma.ac.id.

Ricky Griffin W, Grerory Moorhead. (2008). Organizational Behavior: Managing People and Organization. Edisi 10th. United State of America: Cengange Learning.

Robbins, Stephen P., A.Judge, Timothy. (2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta: PT. Index.

Ronald, N.G., Ramji, Balakrishnan., Richard, M.T. (2008). The Effect of Task Interdependence and Type of Incentive Contract on Group. Journal of Management Accounting Research. 20:1–18.

Sarjono, Hayadi.,Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar untuk Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uman. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uman. (2009). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sharma, Rajeev, Yetton Philip. (2003). The Contingent Effect of Management Support and Task Interdependence on Successful Information System. Journal of Information System. 27:533-555.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wijaya, Toni. (2010). Analisis Multivariat. Jogjakarta: Universitas Atma Jaya.

RIWAYAT PENULIS

Fiony Elizabeth lahir di Jakarta, 17 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina

Nusantara (Binus University), Jakarta dalam bidang Manajemen, program studi Bisnis dan Organisasi pada tahun 2013.

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari kenampakan fisik didukung dengan hasil analisis conto di laboratorium, batubara memiliki rank yang cukup tinggi, keadaan demikian diperkirakan disebabkan oleh faktor pemanasan

Batuan metamorf atau malihan adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf sendiri) yang mengalami perubahan

Oleh karena itu, penulis melakukan inovasi membuat media “Match Game” untuk materi Redoks dan tata nama senyawa sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan

Data tabel 5 yang menunjukkan data demografi subyek peneltian terhadap kultur bakteri positif dalam penelitian ini memperlihatkan pasien kelompok umur kurang dari 60 tahun

Teknik analisis data yang digunakan adalah pemberian skor (scoring) dan pembobotan pada masing-masing variabel yang berpengaruh terhadap longsor lahan. Hasil penelitian ini, yaitu:

Our data show that the treatment with NAC as an antioxidant can reduce plasma ADMA level and the expression of protein VCAM-1 on endothelial cell dysfunction in diabetic rat

tersebut sebagaimana diceritakan oleh NN (56 Tahun) sebagai berikut: 26 KHR, Seorang Bissu, September 6, 2014. 2 November 2017 : 311-330 Yang pernah saya pelajari dari orang

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor selama periode bulan Oktober 2014 sampai dengan September 2015, Auditee dapat menunjukan