• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF SPRITUAL WEBSITE. Oleh : JUFRIADIF NA AM. Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSPEKTIF SPRITUAL WEBSITE. Oleh : JUFRIADIF NA AM. Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF SPRITUAL WEBSITE Oleh :

JUFRIADIF NA’AM

Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia “YPTK”

Abstract

This paper will attempt to describe the website and spiritualisme. Study website here is meant to describe the development of the information at the time of this the Internet. At the time of such spiritual values which include: ethics and morals do not get a place of religion so that the information contained in the website experienced a spiritual crisis. Thought such leave on the understanding that the character values of the divine nature. Website of important laws, procedures and logic, but more emphasis on the development of expand science (the science of changing pronter), who understand the information as a unity (the unity of information) that can not be separated from fact and reality emfirik nature and character that are associated with the spiritual values.

Abstrak

Tulisan ini akan mencoba menggambarkan website dan spiritualisme. Kajian website di sini dimaksudkan untuk menggambarkan perkembangan informasi pada saat ini melalui media Internet. Pada saat semacam itu nilai-nilai spiritual yang meliputi: etika moral dan agama tidak mendapat tempat sehingga informasi yang terkandung dalam website mengalami krisis spiritual. Pemikiran semacam itu berangkat pada pemahaman karakter yang mengandung nilai mendasar dari sifat-sifat ketuhanan. Website yang mementingkan peraturan, prosedur dan logik, tetapi lebih menekankan pada perkembangan mutahir ilmu pengetahuan (the pronter changing of science), yang memahami informasi sebagai satu kesatuan (the unity of information) yang tidak lepas dari fakta emfirik dan realitas alam dan karakter yang berkaitan dengan nilai-niali yang menyertaainya yaitu nilai-nilai spiritual.

Key word : character, website, information, spititual 1. PENDAHULUAN

Kata perspektif berasal dari bahasa latin yaitu perspicere yang artinya adalah melihat tembus. Dalam Wikipedia Ensiklopedia, perspektif didefinisikan sebagai one’s

point of view, the choice of a context for opinions, beliefs and experiences, the related experience of the narrator. Dalam pengertian umum adalah sudut pandang atau melihat segala sesuatu dari sudut pemikiran yang lain. Dari perspektif untuk mendasari terjadinya sebuah opini. Dan opini punya pengaruh besar dalam membentuk pola pikir (mindset) serta membentuk sebuah karakter.

Karakter adalah suatu tingkah laku atau pola dari segala sesuatu di dunia. Salah satu dari karakter itu adalah karakter spritual. Karakter spritual adalah sifat-sifat dasar

(2)

2001). Sifat ini merupakan karakter yang diciptakan dari penerapan nilai-nilai ketuhanan. Nilai ketuhan ini bersumber dari sifat-sifat mulia Sang Pencipta yang disampaikan kepada para nabi dan rasul. Menurut Al-Quran, sifat-sifat mulia ini terdiri atas 99 (sembilan puluh sembilan) yang disebut dengan Asmaul Husna, diantaranya keindahan, cinta kasih, toleransi, kesabaran, memaafkan, kepuasan, perasaan bertanggungjawab, perasaan kesesuaian yang utuh untuk memberikan kebahagiaan. Penerapan dari sifat inilah yang membentuk sebuah karakter yang spiritual.

Dengan spritual akan menempatkan konteks makna yang lebih luas dan kaya sehingga lebih bernilai dari yang lain (Danah Zohar dan Ian Marshall, 2005). Penerapan karakter spiritual ini berada dalam seluruh sisi kehidupan manusia di atas dunia, mulai dari berpikir, berprilaku dan melakukan kegiatan. Berpikir manusia sangat bergantung pada informasi yang diterima, dan salah satu sumber informasi yang sangat luas dan mudah untuk diakses adalah website. Website berfungsi memudahkan penyampaian informasi di Internet dengan menggunakan browser seperti Internet Explorer, Netscape, Mosaic, Mozilla Firefox, dan lain-lain (Large et al., 1999),. Informasi yang terkandung dalam website sangat dibutuhkan sekali dalam berprilaku dan melakukan kegiatan manusia saat ini, untuk itu perlu di telaah sudut pandang spiritual yang terkandung dalam website. Dari kandungan nilai-nilai spiritual ini, apakah dapat sebagai penentu sebuah website tersebut diminati atau popular di Intenet.

2. WEBSITE

Website ditemukan pertama kali oleh Sir Timothy John Berners-Lee, sedangkan website yang tersambung dengan jaringan, pertamakali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat website adalah untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, Organisation Européene pour la Recherche Nucléaire (CERN) tempat dimana Tim bekerja dan menginformasikan bahwa website dapat digunakan secara gratis oleh semua orang di Internet.

Pengertian dari website adalah suatu kesatuan dari dokumen-dokumen yang terhubung dengan atribut yang sama (misalnya: topik, fungsi, ataupun sistem disain yang sama) sebagai media penyampaian informasi. Jadi sebuah website memiliki informasi dalam bentuk banyak dokumen yang biasanya disebut halaman Web (WebPage), serta komponen lain seperti Image, Media, dan obyek-obyek yang berhubungan.

Berdasarkan isi maupun tujuan, website dapat digolongkan, menjadi :

a. Profil Perusahaan (Company Profile), Profil Pribadi (Artis, Curiculum Vitae, Web Personal, dst) Berfungsi sebagai media Presentasi, informasi, publikasi, Promosi, dan Pemasaran. Web ini harus memiliki daya tarik bagi pengunjung untuk menyimak isi web sehingga faktor desain menjadi paling utama.

b. Informasi/Berita, Media Informasi dan Berita adalah yang terutama (Majalah/Koran online). Keakuratan dan kelengkapan informasi dari web semacam ini sangat penting.

c. Services, Media untuk pelayanan, seperti: Free Email, Search Engine, SMS via Internet, E-Commerce (Media Transaksi Online), Hiburan (X, Humor, Biro Jodoh), dan sebagainya.

(3)

a. Web 1.0, yaitu website yang hanya bersifat konvensional dan hanya dinikmati untuk sekedar dibaca dan kita tidak dapat memberikan feedback (komentar balik). Sehingga pada versi ini masih kaku dan terkesan informasi yang diberikan mutlak benar, walaupun salah kita tidak bisa memberikan masukkan. Versi ini sudah sangat jarang dipakai. Namun memang pada beberaapa kondisi kita membutuhkan versi website seperti ini untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menampilkan katalog produk ataupun halaman iklan, dan lain-lain

b. Web 2.0, yaitu website yang mampu berinteraksi antar pemilik dan pembaca sehingga suasanya menjadi lebih hidup. Selain itu tidak menutupi koreksi pada sisi artikel sehingga segi orisinilitaspun mampu terjaga. Versi website ini mendominasi hingga saat ini (walaupun sudah ada tanda tanda bergesernya popularitas dari versi website ini),

c. Web 3.0, yaitu website yang lebih di tonjolkan sebagai dunia lain pengganti dari dunia nyata. Semua komunitas dapat mengisi dan membaca isi dari website. Konsep ini dapat dengan mudah kita pahami yaitu ketika munculnya friendster.com. Ketika munculnya frienster, populasinya melebihi dari populasi penduduk dari sebuah negara. Apalagi dengan munculnya facebook yang menjadi negara baru dengan populasi terbesar di bumi ini

Untuk mempersiapkan sebuah website harus terlebih dahulu dirumuskan tujuan pembuatan website. Dalam menentukan tujuan akan menghasilkan website yang dibuat berkembang sesuai dengan apa yang diinginkan. Berdasarkan tujuan dari website dapat dikelompokan menjadi :

a. Bahasa yang digunakan.

Ini bertujuan untuk menjangkau lapisan yang akan mengakses website. Jika ingin menjangkau untuk seluruh dunia, maka website yang dibuat harus dalam bahasa Inggris karena bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. b. Lapisan umur

Informasi yang akan disampaikan dapat dibedakan berdasarkan kebutuahan dari yang mengakses website, apakah itu untuk anak-anak, dewasa, atau orang tua.

c. Komersialisasi

Tujuan dari website yang dibuat apakah diperuntukkan dalam promosi produk, atau hanya informasi tentang pribadi pembuat. Jika tentang pribadi, maka disini terdapat kebebasan dari pembuat untuk menentukan informasi apa saja yang menyangkut potensial pribadi dari si pembuat.

d. Hak Akses

Tujuan website yang dibangun dapat ditinjau dari aspek hak akses terhadap website tersebut. Hak akses ini dapat dibedakan atas dua, yaitu dapat diakses secara bebas (free) atau harus dikenakan biaya (pay) untuk yang mengaksesnya.

e. Interaksi

Website yang dibangun dapat bertujuan untuk melakukan interaksi dengan pengakses, sehingga yang mengakses dapat memberikan umpan balik, atau hanya bersifat informasi yang hanya satu arah saja, dimana pengakses hanya menerima saja informasi dari website.

(4)

f. Manipulasi

Tujuan website juga dapat dilihat dari sisi pengguna, apakah hanya si pemilik saja yang dapat memanipulasi atau dapat dimanipulasi oleh suatu komuniatas. 3. SPRITUAL WEBSITE

Mill dan Brandt dalam teori moralnya mengatakan, bahwa tindakan benar yang baik adalah tidakan yang menghasilkan kebaikan pada lebih banyak orang. Immanuel Kant mengemukakan manusia berkewajiban melaksanakan moral imperatif, agar masing-masing bisa bertindak baik yang dilakukan karena kesadaran bukan pemaksaan. A.I. Melden mengatakan hak moral kebebasan individu mempunyai saling keterkaitan antar individu, hak atas kebaikan komunitas dibutuhkan, termasuk hak memberitahu produk ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam bentuk informasi yang merugikan komunitas. Informasi diarahkan pada keutamaan dan kebaikan sosial dalam suatu komunitas. Kebaikan yang dimaksud bukan sekedar kebaikan fisik, melainkan kebaikan memberi kebahagiaan non fisik (Liek Wilardjo, 1990).

Dalam perkembangan informasi dan pengalaman emfirik, sering dijumpai adanya pandangan bahwa kebenaran informasi hanya untuk informasi bahkan lebih pragmatis lagi, yakni tergantung kepada berbagai kepentingan, termasuk kepentingan ideologi dan politik. Kebenaran informasi menjadi buta karena yang menyampaikannya tidak beretika dan tak bermoral, sehingga tidak heran kalau informasi yang ada digunakan untuk kepentingan yang tidak bertangungjawab. Informasi menjadi tidak bermanfaat dan mendatangkan kemudaratan.

Namun demikian, informasi dalam website tidak bisa lepas dari nilai spritual. Sekalipun sering dicampuradukan dalam penggunaannya, tetapi persoalan baik-buruk, sopan-santun, jujur, terpercaya, patriotik, solider adil, teguh pada pendirian yang benar, mencintai keindahan, bermanfaat untuk kemaslahatan, terpercaya, berilmu, dan lain lain. Kesemuannya akan berkaitan dalam pengembangan karakter dan perilaku keseharian seorang. Karena itu pengembangan informasi di website menuntut nilai (value) spritual. Demikian juga amat dibutuhkan produk seni berupa keindahan, serta sifat yang mensucikan batin.

Kebenaran spiritual selama ini sengaja atau tidak disengaja dijauhi oleh orang, karena dianggap lekat dengan wilayah kajian teologi (agama). Pertanyaan muncul, kenapa Allah menurukan agama yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Lebih rumit lagi pemahaman dan penafsiran antar agama terhadap suatu nilai sering kali berbeda. Inilah barang kali pentingnya dilakukan diolog agama atau nilai, dalam rangka mencari dan menghubungkan titik-titik persamaan menjadi konfigurasi tatanan nilai yang amat dibutuhkan manusia yang mendambakan terciptanya ketenteraman dan kedamaain kehidupan manusia.

Website tidak boleh tinggal diam untuk mendialogkan persoalan nilai, dan tidak boleh menganggap bahwa persolan nilai dianggap bukan wilayahnya. Website perlu didorong lagi untuk memasuki wilayah-wilayah seperti itu dan memfasilitasi dalam bentuk memberikan sumbangan kelebihan metodelogi yang dimiliki, dalam rangka untuk melakukan konvergensi atau titik temu antara persoalan kebenaran informasi dan kebenaran ilahiah yang vertikal. Inilah tugas kita bersama sebagai seorang pembuat website.

(5)

Nilai-nilai spiritual yang membentuk karakter sebuah website akan dapat mempengaruhi perkembangan website tersebut. Penerapan nilai-nilai spiritual tersebut dapat ditentukan oleh kandungan informasi dari sebuah website. Kandungan nilai spiritual dari website adalah yang mengandung nilai-nilai Asmaul Husna, seperti :

• Guarantee (Al Mu’min), yaitu informasi harus dapat dipercaya.

• Beneficent (Ar Rahmaan), yaitu harus bernilai kasih saying dan tidak hujat menghujat.

• Peace (As Salaam), yaitu informasi harus memberikan kedamai. • Subdue (Al Qahhar), yaitu yang menopang kebaikan.

• Know (Al ‘Aliim), yaitu berilmu pengetahuan. • Honor (Al Mu’izz), yaitu menjernihkan persoalan. • High (Al ‘Aliyy), yaitu yang bermartabat.

• Preserve (Al Hafiidh), yaitu menjaga dan memelihara. • Motivation (Al Baa’its), yaitu yang berniali motivasi. • Truth (Al Haqq), yaitu yang membela kebenaran. • Praiseworthy (Al Hamid), yaitu yang bernilai terpuji. • Innovation (Al Waajid), yaitu yang memberikan inovasi. • Dominant (Al Muqtadir), yaitu melakukan pembinaan. • Righteous (Al Barr), yatiu yang berbudi.

• Propitious (An Naafi’), yaitu yang memberi rmanfaat. • Light (An Nuur), yatiu yang memberikan penjelasan. • Guide (Al Haadii), yaitu membimbing kea rah kebaikan. • Incomparable (Al Badii’), yaitu memiliki keindahan

• Infallible (Ar Rasyiid). yaitu yang memberikan kecerdas bagi yang mengaksesnya.

Inilah beberapa nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Al Quran yang diwariskan oleh Nabi Muhammad kepada umatnya yang harus terkandung dalam sebuah website. 4. KESIMPULAN

Dari uraian tersebut dapat dirumuskan kesimpulan, bahwa upaya untuk membangun sebuah website harus secara intens dan mendalam untuk menanamkan nilai-nilai spritual menjadi teramat penting. Tindakan seperti itu dapat membuktikan bahwa sesungguhnya tidak lagi diperlukan ketegangan antara kepercayaan kepada Tuhan dengan karakter dalam penyebaran informasi di website. Melalui upaya seperti itu dapat memperlihatkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan sesungguhnya akan mendukung informasi lebih bermoral, dan kepercayaan kepada Tuhan merupakan jawaban atas pertanyaan mendasar untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Lapis aspal Beton (LASTON) adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur,

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah, Jumlah Konsumsi dan Jenis Kopi

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah menurut UU No.10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 12 Tentang Perbankan adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan

(2006) menjelaskan bahwa BAL merubah laktosa menjadi asam laktat, sehingga keasaman meningkat mengakibatkan kestabilan protein susu (casein) terganggu dan

Berdasarkan pengamatan langsung pada bulan Januari dengan menggunakan lembar periksa (check sheet) didapat hasil bahwa jenis - jenis cacat produksi produk AMDK

Ditinjau dari hasil skripsi mahasiswa yang bernama Lintang Budi Wardana (2014) jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA dengan judul “Perancangan Iklan

14 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi Kesekretariatan (STOK). Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Jawa.. 2 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Untuk membuat siswa antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka guru harus kreatif dalam mengembangkan bahan ajar.. Guru harus kreatif karena ia