• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Zaenal Arifin NIM 10102244026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA

THE ROLE OF A PUBLIC LIBRARY MATA AKSARA TO DEVELOP IN DEVELOP READING INTERESTS OF THE COMMUNITY TEGALMANDING , SLEMAN , YOGYAKARTA

Oleh: Zaenal Arifin, pendidikan luar sekolah arifin_z43@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta, (2) Upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian adalah Pengelola Taman Bacaan Masyarakat dan masyarakat. Lokasi penelitian di Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Triangulasi yang digunakan dalam keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian ini antara lain: (1) peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat dengan program-program yang dilaksanakan TBM Mata Aksara tersebut merupakan peran dari TBM itu sendiri, dapat berperan diantaranya sebagai sebagai sumber belajar, sebagai sumber informasi, sebagai sarana rekreasi edukasi, pembinaan karakter dan moral, tempat belajar ketrampilan. (2) Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat meliputi pengelola program, tugas pengelola dan upaya pengelola yaitu pengelola harus pintar membuat merencanakan program, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri akan merasakan manfaatnya secara langsung.

Kata Kunci: taman bacaan masyarakat, pengelola

Abstract

This research aims to describe: (1) The role of a public library Mata Aksara to develop reading interests of the community Tegalmanding , Sleman , Yogyakarta , (2) Effort to manager a public library Mata Aksara in develop reading interests of the community Tegalmanding , Sleman , Yogyakarta.

This research used a qualitative approach to the subject of research is the provider of the Community Library and its society. The location of the research Community Library Mata Aksara. Data collection is done with the interview, observation and documentation. The techniques used in the analysis of the data are data reduction, data display and

(4)

conclusion. Triangulation was used in the validity of the data using triangulation of sources and methods.

The results of this researchs are: (1) the role of the public library Mata Aksara in develop the society interest of reading, by implementation of their programs, Mata Aksara is the role of the public library itself. It can serve them as a learning resource, as a source of information, recreational facilities of education, character building and moral as well as a place to learn skills. (2) Efforts to manage the public library Mata Aksara in developing the society interest of reading such as managing the programs, jobsdescription of manager and attempt manager that the manager must be clever to make program planning, organizing, motivating, controling and developing all efforts in organizing and utilizing human resources, owned facilities and infrastructure. Then, it will be suitable needs of the community, so that the society will feel the benefit directly.

(5)

PENDAHULUAN

Minat baca masyarakat Yogyakarta masih rendah. Berdasarkan indeks baca nasional, minat baca di DIY hanya 0,18% dan nasional 0,01%. Angka ini bila dibandingkan dengan negara-negara maju, sangat terpaut jauh. Sebab, rata - rata indeks baca di negara tersebut antara 0,45% - 0,62%. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menduduki peringkat ketiga dari bawah sedunia berdasar indeks baca negara-negara lainnya. Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menonton daripada membaca. Ini menunjukkan minat baca warga sangat memprihatinkan. Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia Sri Sulatsih menambahkan, masih rendahnya minat baca ini selain masih minimnya bahan bacaan dan struktur sistematis membaca belum ada, juga minim dukungan dari institusi pendidikan. Terutama dalam memberikan tugas kepada siswanya, belum ada tugas yang berkaitan dengan membaca (koran-sindo.com: 2013).

Muncul berbagai teknologi dan tempat-tempat hiburan permainan game yang makin canggih serta tayangan televisi yang semakin menarik membuat perhatian anak atau orang tua untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet juga akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat, karena internet merupakan

sarana visual yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang terbaru, tetapi hal ini masih banyak yang disalahgunakan. Semakin banyaknya mall, tempat karaoke, dan taman rekreasi yang semakin banyak didirikan, membuat mereka lebih banyak meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku di perpustakaan maupun taman baca. Zaman yang serba modern, dengan lingkungan yang modern pula, namun tidak dengan sendirinya kita sebagai manusia dapat dikatakan menjadi modern. Dapat dikatakan modern jika dapat mengubah pola pikir dan perilaku kita membuka diri terhadap pengetahuan, pengalaman baru, dan inovasi.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan, maka instrumen penunjang pemberantasan buta aksara melalui Pendidikan Non Formal (PNF) melalui program budaya baca dan pembinaan perpustakaan adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Ditujukan untuk membantu peningkatan minat baca, budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar dan masyarakat. Pendidikan non formal diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, buta aksara, putus sekolah dan warga masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui pendidikan formal.

(6)

Terbentuknya Taman Bacaan Masyarakat juga dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara, membantu mempercepat tumbuhnya aksarawan baru sekaligus memelihara dan meningkatkan kemampuan baca tulis mereka. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat juga diharapkan dapat berperan dalam menyiapkan warga masyarakat untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup, karena Taman Bacaan Masyarakat juga menyediakan buku dari mulai anak-anak sampai orang dewasa yang bebas dibaca oleh siapa pun dan juga menyajikan segala sesuatu yang bersifat edukatif.

Taman Bacaan Masyarakat dapat berperan sebagian tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam pengeolaan taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Karena Taman Bacaan Masyarakat adalah sumber informasi bagi masyarakat, baik masyarakat menengah

keatas maupun masyarakat menengah kebawah.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, diharapakan mewujudkan masyarakat gemar membaca, indikatornya masyarakat gemar membaca bagi yang baru melek aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tidak melanjutkan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja atau berusaha secara mandiri di daerah Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga dimaksudkan untuk mendukung pembudayaan kegemaran membaca masyarakat, dan sebagai wadah pembinaan aksarawan baru untuk

meningkatkan kemampuan

keberaksaraannya yang telah diperoleh dari keikutsertaannya sebagai warga belajar pada pendidikan keaksaraan.

Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara selain memberi kemudahan bahan bacaan yang diperlukan oleh masyarakat,

diharapkan juga mampu

memotivasi/mendorong masyarakat untuk meningkatkan kegemaran membaca. Masyarakat Tegalmanding tetapi masih kurang informasi tentang keberadaan TBM Mata Aksara khususnya remaja dan orang tua. Terlihat dengan kunjungan ke TBM Mata Aksara yang rata-rata anak-anak

(7)

setiap harinya. Kurangnya minat baca masyarakat Tegalmanding sehingga penggelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara berinisiatif membuat program cocok tanam dan peternakan dengan menggunakan lahan sempit sehingga bisa menarik masyarakat sekitar Tegalmanding khususnya para orang tua. Sarana dan prasarana lain, dari pihak pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga membuat rumah pohon dimana dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menarik anak-anak datang ke TBM Mata Aksara walaupun hanya sekedar main ataupun melihat gambar-gambar dan membaca. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sukmadinata (2001: 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditujukan

untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Dalam pendekatan deskriptif kualitatif informasi atau data yang terkumpul, terbentuk dari kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Kalau ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara jalan Kaliurang Km 14 no. 15A Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 – Maret 2015.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengelola atau penyelenggara Taman Bacaan Masyarakat. Maksud dari pemilihan subyek ini adalah untuk menggali informasi mengenai peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Yogyakarta khususnya yang ada disekitar Taman Bacaan Masyarakat

Mata Aksara dan masyarakat

Tegalmanding.

Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2011: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini instrumen utamanya adalah penulis

(8)

sendiri. Oleh karena itu peneliti mengadakan pengamatan/observasi sendiri dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data-data dan informasi di lapangan. Wawancara dan observasi merupakan kelengkapan penunjang dan kedudukannya sebagai alat pendukung yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi di lapangan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada saat semua data telah selesai dikumpulkan melalui pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dari berbagai sumber, dari wawancara dengan responden, dokumentasi, dan observasi kemudian akan diintepretasikan secara deskriptif kualitatif. Teknik penanalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Reduksi Data, 2) Display Data dan , 3) Penarikan Kesimpulan. Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai teknik penganalisisan data yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) Mata Aksara Dalam

Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalamnding, Sleman, Yogyakarta

Peran TBM

Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam Taman Bacaan masyarakat. Oleh karena itu peran yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya visi dan misi serta program yang dilaksanakan dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Sebagai Sumber Belajar

Taman Bacan Masyarakat Mata Aksara dengan menyediakan buku-buku yang ada merupakan sumber belajar bagi masyarakat karena adanya buku yang ada di TBM Mata Aksara dapat mendukung masyarakat belajar anak-anak hingga lansia, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal kalau anak-anak mengerjakan PR di TBM, praktek memasak, membuat kue, budidaya ikan, membuat pupuk organik, menanam berbagai jenis sayuran dan lainnya. Masyarakat mengunakan TBM untuk tempat belajar dan mencari ilmu tentang apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini TBM memfasilitasi dengan menyediakan buku yang beragam sehingga kebutuhan masyarakat akan ilmu sedikit bisa dibantu. Sebagai Sumber Informasi

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dengan menyediakan bahan

(9)

bacaan khususnya buku-buku juga menyediakan koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet. Tidak hanya itu pengunjung yang datang di TBM Mata Aksara selalu diberi arahan buku ini bagus untuk dibaca selanjutnya bisa dipraktekan secara langsung dan didukung dengan akses internet dapat digunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi. Dengan Adanya TBM Mata Aksara masyarakat disekitar semakin terbantu dalam memperoleh informasi.

Sebagai Sarana Rekreasi Edukasi

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara selain sebagai sumber belajar dan memperoleh informasi juga sebagai sarana rekreasi edukasi yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu

senggang untuk memperoleh

pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat bagi keluarga.

Tempat Pembinaan Karakter Dan Moral

Taman Bacaan Masyarakat dapat menjadi tempat pembinaan karakter dan moral khususnya bagi anak dengan pengenalan pelestarian budaya misalnya membatik, tembang dolanan anak, melestarikan permainan tradisional, hari istimewa di mata aksara. Diharapkan dengan program-program tersebut bisa menumbuhkan karakter dan moral anak

dan tetap melestarian budaya yang ada, karena diera sekarang ini anak-anak asik bermainan sendiri dengan handphone atau alat yang lain. Sedangkan program-program tersebut dibutuhkan komunikasi, kerjasama dan kekompakan.

Tempat Belajar Ketrampilan

Koleksi buku yang di miliki oleh Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat yang akan membacanya agar menambah ilmu pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung serta belajar mengasah keterampilan. Yaitu berupa bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik skill, pertukangan, pertanian, peternakan, memasak, elektronika dan sebagainya.

Pihak Yang Terlibat

Pihak yang terlibat atau jaringan kemitraan ini masih berhubungan dengan program minat baca yang dilaksanakan oleh TBM Mata Aksara misalnya pengelola PAUD, good rite Indonesia wilayah jogja, Dinas Pendidikan, forum TBM untuk kegiatan-kegiatan pengembangan TBM dan lain sebagainya. Karena tanpa adanya kerjasama program-program yang telah dilaksanakan oleh TBM Mata Aksara tidak akan berjalan sesuai rencana namun dengan adanya kerjsama ini program yang telah berjalan

(10)

dengan baik bahkan ada pengembangan dalam setiap programnya.

Untuk mengembangkan program-program kegiatan di TBM dalam pengembangkan kelembagaan, perlu melaksanakan program pengembangkan jaringan kemitraan. Sebagaimana diungkapkan oleh (Malayu S. Hasibuan) Dalam rangka

mempersipakan TBM untuk

mengembangkan program kemitraan, di antaranya (a) kesetiaan, fanatisme terhadap lembaga TBM; (b) hasil kerja yang dpat dilihat, keunggulan TBM; (c) kejujuran dan akuntabilitas lembaga; (d) kedisiplinan; (e) kreativitas; (f) kerjasama; (g) kepemimpinan; (h) kepribadian; (i) prakarsa; (j) kecakapan; dan (k) tanggung jawab.

Diskripsi Pelaksanaan Program

Penyelenggaraan program atau kegiatan yang ada di TBM Mata Aksara dilaksanakan sesuai kebutuhan masyarakat. Dari program-program itu perlu adanya identifikasi yaitu kita terlebih dahulu melihat/mengenal lingkungan sekitar untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan sumber daya manusia dan kebutuhan masyarakat. Misalnya anak-anak agar suka membaca dari pengelola menyediakan permainan terlebih dahulu agar anak-anak itu mesara nyaman di TBM Mata Aksara selanjutnya mengajak anak-anak mulai mengenalkan buku-buku yang

bagus sesuai keinginan mereka. Kemudian pelaksanaan dari program tersebut apakah efektif apa tidak bagi anak-anak untuk datang kembali ke TBM Mata Aksara, setidaknya anak-anak tersebut sudah mulai merasa nyaman dan ingin membaca buku yang lainnya. Selanjutnya ada evaluasi di setiap program sejauh mana tingkat keberhasilan dari program-program yang telah dilaksanakan oleh pihak pengelola TBM Mata Aksara. Program-program yang dilaksanakan oleh pihak pengelola TBM Mata Aksara sangat bagus dan sangat memperhatikan langsung dari

masyarakat. Mulai dari

identifikasi/membuat rencana untuk program yang dibutuhkan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri sangat antusias dan setelah program itu selesai dari pihak pengelola tetap melakukan pendampingan agar masyarakat tidak binggung dan ada tindak lanjut oleh TBM Mata Aksara.

Faktor Pendukung/Pendorong

Mendukung terselenggaranya pelaksanaan dalam setiap program yang dilaksanakan berhubungan dengan minat baca masyrakat yang ada di TBM Mata Aksara antara lain mempunyai rungan yang layak serta nyaman dan memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan. Adanya keinginan dalam diri masyarakat itu sendiri untuk

(11)

memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku yang sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan adanya layanan TBM keliling atau motor keliling diharapakan masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik serta dapat sedikit membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi itu sendiri melalui program-program yang diberikan oleh TBM Mata Aksara.

Faktor Penghambat

Faktor penghambat

terselenggaranya program yang berhubungan dengan keberlangsungan program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan TBM Mata Aksara, di samping terdapat faktor pendukung, pasti tidak lepas dari faktor penghambat. Hambatan disini meliputi dari pengelola TBM itu sendiri karena keterbatasan waktu dan tenaga sehinggasangatlah membantu jika adanya relawan-relawan. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan TBM Mata Aksara.

Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding,Sleman, Yogyakarta

Pengelola Program

Pengelola program merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan non

formal khusunya lembaga Taman Bacaan Masyarakat dimana adalah pengelola adalah kunci pokok dalam keberhasilan program. Kunci pokok tersebut mengingat dalam kegiatan pengelolaan terdapat kegiatan mulai dari perencanaan sampai pada kegiatan mendayagunakan potensi-potensi yang ada. (Sobri dkk, 2009: 2) pengelolaan ialah serangkaian merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu pengelola harus pintar membuat program/kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri akan merasakan manfaatnya secara langsung. Upaya-Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca antara lain :

a) Menyediakan buku yang sesuai dengan umur dan kebutuhan.

b) Melakukan beberapa kegiatan.

Melalui dasar pengelola yang baik ini makan pada akhirnya akan mencapai tujuan pengelola yang sesuai dengan harapan sehingga tercipta keberhasian program. Dari seorang pengelola program dalam upaya optimalisasi dan mendayagunakan potensi dari fungsi-fungsi yang ada secara efektif dan efisien mulai dari tujuan, sumber daya manusia,

(12)

sasaran, oprasional dan pemanfaatan sarana-prasarana melalui pembinaan dan pengarahan sehingga tercapai keberhasilan sesuai yang direncanakan.

Tugas Pengelola

Dalam upaya mewujudkan

masyarakat gemar membaca harus diciptakan masyarakat sedemilkian rupa yang memungkinkan untuk menambah pengalaman baik melalui sumber belajar yang dirancang maupun dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. TBM sejenis dengan perpustakaan umum, namun sasarannya lebih untuk ke komunitas kelompok. Kopetensi pengelola terdiri dari kemampuan dalam

merencanakan program TBM,

mengorganisasikan sumber pengelola TBM. Kegiatan mengelola TBM merupakan serangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola TBM. Maka, pengelola TBM harus menyediakan koleksi, layanan, dan peraturan di TBM.

Upaya Pengelola

Upaya yang dilakukan pengelola Taman Bacaan Masyarakat dalam meningkatkan minat baca masyarakat dari uraian diatas yaitu meliputi upaya non pembelajaran berupa peningkatan mutu TBM, meliputi peningkatan layanan, sarana dan prasarana yang mendukung,

koleksi buku yang banyak sehingga masyarakat bisa memiliki buku dengan pilihan yang banyak. Sedang upaya pembelajaran meliputi kegiatan yang menarik masyarakat untuk datang ke TBM melalui kegitan yang dubutuhkan masyarakat itu sendiri. Program pembinaan yaitu program pembinaan bimbingan belajar untuk warga masyarakat tak terkecuali anak-anak dan program pelatihan ketrampilan untuk warga masyarakat yaitu mempraktekan dari buku menjadi karya nyata masyarakat langsung. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) Mata Aksara dalam

menumbuhkan minat baca masyarakat yaitu meliputi sebagai sumber belajar, sumber informasi, sarana rekreasi edukasi, pembinaan karakter dan moral , sebagai tempat belajar ketrampilan. Pelaksanaan program-program yang dilakukan oleh TBM Mata Aksara dimaksudkan sebagai

upaya-upaya yang dapat

menumbuhkan budaya baca

(13)

untuk keberhasilan disetiap program yang dilaksanakan, sehingga dengan adanya TBM Mata Aksara masyarakat dapat sedikit terbantu dalam mencari informasi sesuai kebutuhan mereka dan memanfaatkannya dengan baik. 2. Upaya pengelola Taman bacaan

Masyrakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat yaitu dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan didukung dengan sarana prasarana yang dimiliki TBM Mata Aksara untuk mendukung dalam setiap kegiatan yang bersifat pembelajaran masyarakat seperti ketrampilan merupakan upaya pengelola TBM dalam setiap program yang dilaksanakan oleh pengelola untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca untuk mencapai tugas dari pengelola.

Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam pengelolaan TBM Mata Aksara pengelola diharapkan lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan karena kegiatan TBM akan berjalan dan

bermanfaat dengan pengelolaan yang baik.

2. Dalam penataan buku bacaan masih kurang rapi sehingga perlu adanya pengelompokan yang lebih rapi lagi sehingga pengunjung lebih mudah mencari buku yang diinginkan.

Taman Bacaan Mayarakat Mata Aksara harus perlu adanya Pendampingan yang dilakukan penyelengara maupun instansi terkait .

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Muhammad. 2010. Taman Bacaan Masyarakat kreatif. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat. Prasetyo, Dwi Sunar. 2008. Rahasia

Mengajarkan Gemar Membaca

Pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

http://www.koransindo.com/node/331480/ minat-baca-warga-yogyakarta-rendah diakses pada tanggal 11 November 2013 pukul 10.30

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang tersebut tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa perizinan atau. perjanjian di bidang pertambangan yang berada di kawasan hutan yang

Karya ilmiah ini ditulis berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di BALAI LABORATORIUM KESEHATAN MEDAN, dengan judul “PENENTUAN KADAR

diperhatikan mengingat bagaimana kondisi lingkungan bencana yang biasanya sulit untuk dijangkau. Untuk hal ini komunikasi menjadi hal mendasar yang diperlukan

Kepuasan kerja juga sangat mempengaruhi betah atau tidaknya seorang karyawan bekerja disuatu perusahaan, jika karyawan sudah merasa puas atas pekerjaan yang ia jalani dan

menyikapi anak terlantar yang hidup dijalanan, seperti masih banyak masyarakat yang memberi uang kepada anak jalanan, padahal tindakan tersebut akan membuat anak

Indonesia adalah salah satu negara yang bergabung dengan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (2) Konvensi PBB tentang hak anak, maka

Penjual memastikan kembali produk Tupperware (ukuran, warna) agar sesuai dengan keinginan konsumen. Penjual tetap memahami sikap konsumen dengan banyaknya pertanyaan/

Dalam struktur organisasi pada Klinik Puri Asih memiliki tugas dan fungsi masing- masing, antara lain sebagai berikut :..