15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (Neti, dkk, 2013 : 3).
II.1.1. Prinsip-Prinsip Sistem
Berdasarkan prisip dasar sistem secara umum terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Sistem Terspesialisasi, adalah sistem yang sulit diterapkan pada lingkungan yang berbeda, misalnya sistem biologi : ikan yang dipindahkan ke darat.
2. Sistem Besar, adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya berfungsi melakukan perawatan harian. Misalnya dinosaurus sebagai sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan.
3. Sistem Sebagai Bagian dari Sistem Lain. Sistem selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang lebih kecil. 4. Sistem Berkembang. Walaupun tidak berlaku bagi semua sistem, hampir
II.1.2. Syarat-Syarat Sistem
1. Sistem di bentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. 3. Adanya hubungan di antara elemen sistem.
4. User dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen. (Hendra, 2012 : 158)
II.1.3. Karakteristik Sistem
1. Komponen (Component), Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerjasama membentuk satu kesatuan.
2. Batasan Sistem (Bundary), merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainya atau lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment), merupakan segala sesuatu di luar sistem yang memengaruhi operasi dari suatu sistem tersebut.
4. Penghubungan Sistem (Interface), merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya untuk membentuk satu kesatuan sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainya.
5. Masukan Sistem (Input), merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal
(Signal Input) adalah energi yang diproses untuk didapat kan keluaran (Hendra, 2012 : 158-159)
II.2. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah Sistem berbasis komputer interaktif yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah tidak terstruktur (Tory, 2010 : 2)
Defenisi lain yang di ajukan oleh keen dan Scoott morton (1978) Sistem pendukung keputusan (DSS) yaitu memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem pendukung keputusan berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur (Pradana, 2010 : 2)
II.2.1. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
DSS terdiri dari empat subsistem yang saling berhubungan yaitu: 1. Subsistem Manajemen Data meliputi basis data yang terdiri dari data-data yang
relevan dengan keadaan dan dikelola oleh software yang disebut database magement system (DBMS).
2. Subsistem Manjement Model berupa paket software yang berisi model-model finansial statistik manajemen science atau model kuantitatif yang meyediakan kemampuan analisa dan software manajemen yang sesuai.
3. Subsistem Manajemen Berbasis pengetahuan (Knowledge Management Subsystem) merupakan subsistem yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri (Independent).
Subsistem Dialog (User Interface Subsystem) merupakan subsistem yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem dan juga memberi perintah (Pradana, 2010 : 2)
II.2.2. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Tahapan proses pengambilan keputusan ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan yaitu :
1. Penelusuran ( Intelligence )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Perancangan ( Design )
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisa alternatif tindakan yang bisa dilakukan, tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, menguji kelayakan solusi.
3. Pemilihan ( Choise )
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini dimulai dengan mencari solusi dengan menggunakan model, melakukan analisa sensitivitas, menyeleksi alternatif
yang baik, melakukan aksi atau rencana untuk mengimplementasikan, dan merancang sistem pengendalian.
4. Implementasi ( Implementation )
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil apakah telah sesuai dengan kenyataan atau belum. Jika ternyata solusi yang diperoleh belum sesuai dengan kenyataan, Maka perlu diteliti ulang apakah terdapat error pada langkah masing-masing fase dalam proses pengambilan keputusan (Pradana, 2010 : 3)
II.3. Metode Weighted Product (WP)
Metode WP Merupakan metode pengambilan keputusan dengan cara perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. WP adalah salah satu analisis multi-kriteria keputusan (multi-criteria decision analysis / MCDA) yang sangat terkenal. Metode multi-kriteria pengambilan keputusan multi-criteria decision making (MCDM). Metode MCDA, yang diberikan adalah satu set terbatas dari alternatif keputusan yang dijelaskan dalam hal sejumlah kriteria keputusan. Setiap alternatif keputusan dibandingkan dengan yang lain dengan mengalikan sejumlah rasio, satu untuk setiap kriteria keputusan. Setiap rasio diangkat ke kekuasaan setara dengan berat relatif dari kriteria yang sesuai (Permatasari, 2013 : 2).
II.3.1. Tahapan-tahapan Metode Weighted Product
Pada dasarnya langkah-langkah dalam Metode Weighted Product (WP) meliputi :
1. Penentuan kriteria pemilihan.
2. Penilaian bobot kepentingan tiap kriteria. 3. Penentuan Range nilai tiap kriteria.
4. Penentuan tiap alternatif menggunakan semua atribut dengan penentuan range nilai yang disediakan yang menunjukan seberapa besar kepentingan antar kriteria.
5. Dari data penilaian tiap boot atribut dan nilai alternatif dibuat matrik keputusan (X).
6. Dilakukan proses perbaikan atau normalisasi bobot kriteria (W). Wj =
Keterangan :
Wj = Bobot atribut
∑wj = Penjumlahan bobot atribut
7. Dilakukan proses normalisasi (S) matrik keputusan dengan cara mengalikan ranting atribut, dimana ranting atribut terlebih dahulu harus dipangkatkan dengan bobot atribut.
Atribut Keuntungan : pangkat bernilai positif Atribut Biaya : pangkat bernilai negatif
S
i =Π
j=1xij Wi wj n ∑wj nKeterangan :
Si = hasil normalisasi
Xij = ranting alternatif per atribut Wj = Bobot atribut
i = Alternatif j = Atribut
n = Banyaknya kriteria
Π
j=1xij = Perkalian ranting atribut alternatif per atribut dari j = 1- n 8. Proses preferensi untuk tiap alternatif (V).ᴠi
= Keterangan :Vi = Hasil preferensi alternatif ke-i Xij = Ranting alternatif per atribut Wj = Bobot atribut
i = alternatif j = atribut
Π
j =1 Xij Wi = Perkalian ranting alternatif per atribut dari j= 1- nΠ
j = 1(xj*)Wi = Penjumlahan hasil perkalian ranting alternatif per atribut dari j = 1- n (Rusdian, 2014 : 3-4)Πj = 1(xj*)n Wi Πj = 1xij n Wi
II.4. Smart TV
Smart TV merupakan sebuah kemajuan teknologi saat ini dimana pesawat TV tidak hanya dapat menerima siaran TV tetapi juga mempunyai kemampuan untuk mengakses internet.
Smart TV pertama kali di populerkan oleh Samsung yang kemudian diadopsi oleh LG dan Philips untuk produk TV yang berkemampuan akses jaringan internet. Pada initinya, Smart TV membawa internet masuk keruangan duduk. saat teknologi perangkat ini mampu berlaku sebagai komputer standar saat web dan bahkan video internet.
Perangkat televisi dapat disebut smart karena perangkat tersebut pintar dan hanya perlu konektivitas internet, selain secara ideal, CPU yang baik serta mampu menjalakan brosing dengan fitur lengkap dan banyak aplikasi yang tersedia di sistem Smart TV modrn.
Smart TV terhubung ke internet rumah via WIFI, biasanya memungkinkan browsing sangat cepat dan bahkan menonton video. Beberapa kriteria atau fitur-fitur yang diberikan oleh Smart TV, antara lain : Harga, Ukuran (LxWxH), Ukuran Layar, Berat, Kejernihan, Suara, Garansi Produk, Resolusi Layar, Power dan Feature. Dari kelebihan-kelebihan fitur Smart TV memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna dalam memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen. Bagi pengguna atau calon pembeli Smart TV, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing merk smarttv sangatlah sangatlah diperhatikan.
Pengguna akan berusaha untuk mencari dan memilih SmartTV dengan spesifikasi fitur yang lengkap, harga ringan (tidak terlalu mahal), dan cocok atau sesuai dengan keinginan pengguna (Cholissodin, dkk, 2015 : 2-3
II.5. Pengertian Basis Data
Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi, karena menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam berbagai bentuk. Database merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan muda untuk dihasilkan informasi.
Menurut Edhy Sutanta (2011 : 35), hirarki atau tingkatan data dalam database yaitu :
1. Database
Suatu database menggambarkan data yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
2. File, yaitu kumpulan dari record yang saling terkait dan memiliki format field yang sama dan sejenis.
3. Record, yaitu kumpulan field yang menggambarkan suatu unit data individu tertentu.
4. Field, yaitu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data seperti nama, alamat, dan lain sebagainya.
5. Byte, atribut dari field yang berupa huruf yang membentuk nilai dari sebuah field. Huruf tersebut dapat berupa numerik maupun abjad atau karakter khusus.
6. Bit, yaitu bagian terkecil dari data secara keseluruhan yaitu berupa karakter ASCII ( American Standard Code Form Information Interchange ) nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte.
II.6. Normalisasi
Normalisasi di artikan sebagai suatu teknik yang menstrukturkan atau mendekomposisi data dalam cara-cara tertentu utuk mencegah timbulnya permasalahan pengolahan data dalam basis data. Permasalahan yang dimaksud adalah berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan (anomallies) yang terjadi akibat adanya kerangkapan data dalam relasi dan in-efisiensi pengolahan (Sutanta, 2011 : 174)
II.6.1. Proses Normalisasi
Proses normalisasi menghasilakan relasi yang optimal, yaitu : 1. Memiliki struktur record yang konsisten secara logik. 2. Memiliki Struktur record yang mudah untuk dimengerti. 3. Memiliki struktur record yang sederhana dalam pemiliharaan.
4. Memiliki struktur record yang mudah di tampilkan kembali untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
5. Minimalisas kerangka data guna meningkatkan kenerja sistem. (Sutanta, 2011 : 175)
II.6.2. Level Normalisasi
Level normalisasi atau sering disebut sebagai bentuk normal suatu relasi dijelaskan berdasarkan kriteria tertentu pada bentuk normal sebagai berikut :
1. Relasi Bentuk Tidak Normal
Relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam definisi basis data dan karakteristik RDBM menghasilkan relasi UNF. Bentuk ini harus dihindari dalam perancangan relasi dalam basis data. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Jika relasi mempunyai bentuk non flat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatanganya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap).
b. Jika relasi memuat set atribut berulang (non singel value). c. Jika relasi memuat atribut non atomic value.
2. Relasi Bentuk Normal Tahap Pertama
Relasi disebut sebagai 1NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Jika seluruh atribut dalam relas bernilai otomic (atomic value) b. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (singel value) c. Jika relasi tidak memuat set atribut berulang
d. Jika semua ricord mempunyai sejumlah atribut yang sama. Permaslahan dalam 1NF adalah sebagai berikut :
a. Tidak dapat menyimpan informasi parsial.
c. Pembaharuan atribut nonkunci megakibatkan sejumlah record harus diperbaharui.
Mengubah relasi UNF menjadi bentuk INF dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Melengkapi nilai-niali dalam bentuk atribut. b. Mengubah struktur relasi.
3. Bentuk Normal Tahap Kedua
Relasi disebut sebagai 2NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Jika memenuhi kriteria 1NF.
b. Jika semua atribut nonkunci FD pada PK. Permasalahan dalam 2NF adalah sebagai berikut : a. Kerangkapan data (data redundancy)
b. Pembaruan yang tidak benar dapat menimbulkan inkosistensi data (data inconsistency)
c. Proses pembaruan data tidak efisien.
d. Penyimpangan pada saat penyimpana, penghapusan, dan pembaruan. Mengubah relasi 1NF menjadi bentuk 2NF dapat dilakuan dengan mengubah struktur relasi dengan cara :
a. Identifikasi FD relasi 1Nf (jika perlu gambaran diagram ketergantungan datanya).
b. Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 1NF menjadi relasi-relasi baru sesuai FD-nya. Jika menggunakan digram maka
simpul-simpul yang berbeda pada puncak diagram ketergantungan data bertindak sebagai PK pada relasi baru.
4. Bentuk Normal Tahap Ketiga
Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Jika memenuhi kriteria 2NF.
b. Jika setiap atribut nonkunci tidak TDF (non transitive dependeny) terhadap PK.
5. Bentuk Normal boyce-Cood (Boyce-Codd norm form/BCNF)
Bentuk normal BCNF dikemukakan oleh R.F Boyce dan E.F. Codd. Suatu relasi disebut sebagai BCNF jika memnuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jika memenuhi kriteria 3NF.
b. Jika semua atribut penentu (determinan) meruakan CK. 6. Bentuk Normalisasi Keempat (fourth norm form/4NF).
Relasi disebut sebagai 4NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Jika memenuhi kriteria BCNF.
b. Jika setiap atribut di dalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai. Atau dengan kalimat lain, bahwa semua atribut yang mengalami ketergantungan pada banyak nilai adalah bergantung secara fungsional (functionally dependency).
7. Bentuk Normal Kelima (fifth norm form/5NF)
Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF jika kerelasian antardata dalam relsi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang sederhana.
8. Bentuk Normalisasi Kunci Domain (domain key norm form/DKNF)
Suatu relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunakan sekumpulan nama atribut pada kuncinya. Bentuk DKNF ini dikemukakan oleh R. Fagin pada 1981 dan bersifat sangat spesifik, artinya tidak semua relasi dapat mencapai level ini (Sutanta, 2011 : 175-179)
II.7. Unified Modelling Language (UML)
Hasil pemodelan pada OOAD terdokumentasikan dalam bentuk unified Modeling Language (UML). UML adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasi dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML saat ini sangat banyak dipergunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodalan umum dalam industri perangkat lunak dan pengembangan sistem (Urva, Fauzi Siregar, 2015 : 93-94).
Alat bantu yang digunakan dalam perancangan berorientasi objek berbasiskan UML adalah sebagai berikut:
II.7.1. Use Case Diagram
Use Case Diagram merupakan permodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu
atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan Use Case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Use Case Diagram yaitu:
Tabel II.1 Diagram Use Case
Gambar Keterangan
Use Case menggambarkan fungsional
yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukar pesan antar unit dengan aktor, biasanya diyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal nama Use Case.
Actor1
Actor atau aktor adalah abstraction dari
orang atau sistem yang lain yang mengatifkan fungsi dari target sistem. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol terhadap use case.
Asosiasi antara aktor dan use case, di gambarkan dngan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukannya mengindikasikan aliran data.
Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengindikasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem.
<<include>>
Include, merupakan di dalam use case lain
(required) atau pemanggilan use case oleh
use case lain, contohnya adalah pemanggilan sebuah fungsi program.
Extend merupakan perluasan dari use case
lain kondisi atau syarat terpenuhi.
(Sumber :Urva, Fauzi Siregar ; 2015 : 94)
II.7.2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Activity diagram mengambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram, yaitu:
Tabel II.2. Diagram Aktivitas
Gambar Keterangan
Start point diletakkan pada pojok kiri atas
dan merupakan awal aktifitas.
End point, akhir aktifitas
Activities, menggambarkan suatu
proses/kegiatan bisnis.
Fork (percabangan), digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu.
join (penggabungan) atau rake, digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi.
Decision points, menggambarkan pilihan
untuk pengambilan keputusan, true atau
false.
Swimlame, pembagian activity diagram
untuk menunjukkan siapa melakukan apa.
II.7.3. Diagram Kelas (Class Diagram )
Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasn detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Class diagram juga menunjukan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan. Class diagram secara khas meliputi: kelas (Class), relasi, associations, generalization dan aggregation, atribut (attributes), operasi (operations/method), dan visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atribut. Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan Multiplicity atau kardinaliti.
Tabel II.4. multiplicity Class Diagram
Multiplicity Penjelasan
1 Satu dan hanya satu
0..* Boleh tidak ada atau 1 atau lebih
1..* 1 atau lebih
0..1 Boleh tidak ada, maksimal 1
n..n Batasan antara contoh: 2..4 mempunyai arti minimal 2 maksimum 4
II.7.4. Diagram Urutan (Squence Diagram)
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam Sequence Diagram, yaitu:
Tabel II.3. Diagram Urutan
Entity Class, merupakan bagian dari sistem
yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data.
Boundary Class, berisi kumpulan kelas
yang menjadi interface atau interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem, seperti tampilan formentry dan form cetak.
<
Control Class, suatu objek yang berisi
logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas, contohnya adalah kalkulasi dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek. Control objek mengkoordinir pesan antar boundary dengan entitas.
Message, simbol mengirim pesan antar
Recursive, menggambarkan pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri.
Activation, activation mewakili sebuah
eksekusi operasi dari objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi kotak aktivasi sebuah operasi.
Lifeline, garis titik-titik yang terhubung
dengan objek, sepanjang lifeline terdapat activation.
(Sumber :Urva, Fauzi Siregar ; 2015 : 95)
II.8. Microsoft Visual Studio 2010
Menurut Prinyanto Hidayatullah (2012: 5) Visual Basic .Net adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk digunakan pada platform .NET sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual Basic .NET dapat berjalan pada sistem komputer apapun, dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apapun asalkan terinstal .NET Framework.
Pada tahun 1991 Microsoft mengeluarkan visual Basic, pengembangan dari Basic yang berubah dari sisi pembuatan antarmukanya. Visual Basic sampai sekarang masih menjadi salah satu bahasa pemograman terpopuler di dunia.
Pada tahun 1999, Teknologi .NET diumumkan. Microsoft memosisikan teknologi tersebut sebagai flatform untuk membangun XML Web Service
memungkinkan aplikasi tipe apapun dapat berjalan pada sistem komputerdengan tipe manapu dan dapat mengambil data yang tersimpan pada server dengan tipe apapun melalui internet.
Berikut adalah perkembangan Visual Basic .NET : 1. Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)
2. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1) 3. Visual Basic .NET 2005 (VB 8.0) 4. Visual Basic .NET 2008 (VB 9.0)
5. Visual Basic .NET 2010 (VB 10.0) (Hidayatullah, 2012 : 4-5)
II.9. Microsoft SQL
SQL adalah bahasa basis data standar untuk DBMS bertipe relasion. SQL ini merupakan bahasa yang bertipe DDL (Data Definition Language bahasa yang dipergunakan untuk mendefinisikan tabel-tabel beserta isinya dalam suatu basis data) serta DML (Data Manipulas Language bahasa yang dipergunakan untuk menambah, memodifikasi, serta menghapus data yang memenuhi kriteria tertentu dalam basis data) (Neti, dkk, 2013 : 5).
Sebuah ekspresi SQL dasar terdiri atas tiga klausa yaitu :
1. Klausa Select, yang dugunakan untuk menetapkan daftar atribut (field) yang diinginkan sebagai hasil query.
2. Klausa Form, yang digunakan untuk menetapkan tabel atau gabungan tabel yang akan ditelusuri selama query data dilakukan.
3. Klausa Where, yang bersifat opsional,digunakan sebagai predikat atau kriteria yang harus dipenuhi dalam memperoleh hasil query.
Dengan demikian digunakan ekspresi dasar SQL (Select, Form, Where), maka hasil query ditampilkan dengan urutan yang sesuai dengan struktur penyimpanan yang diterapkan pada tabel query (Neti, dkk, 2013 : 5).