• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

30 5.1 Kondisi Jaringan Jalan

Peta jaringan jalan Kota Blitar dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.

Sumber ; Dinas Perhubungan Kota Blitar, 2015

(2)

ini.

Tabel 5.1 Kinerja Jaringan Jalan Kota Blitar

NO NAMA JALAN PANJANG

(M)

LEBAR

(M) PERKERASAN V/C

A. NASIONAL

1 BALI 1,450 9 ASPAL 0.75

2 IMAM BONJOL 1,200 8 ASPAL 0.65

3 KALIMANTAN 1,530 8 ASPAL 0.75 4 KENARI 2,233 8 ASPAL 0.75 5 CEMARA 1,450 8 ASPAL 0.60 6 PALEM 572 8 ASPAL 0.55 7 S.SUPRIYADI 1,765 8 ASPAL 0.75 B. PROVINSI 1 BALI 350 8 ASPAL 0.75 2 CEMARA 3,125 9 ASPAL 0.75 3 CEMPAKA 385 9 ASPAL 0.65 4 TANJUNG 2,321 8 ASPAL 0.75 C. JALAN LOKAL 1 A.YANI 395 10.0 ASPAL 0.60

2 ABDUL JAMAL 560 6.0 ASPAL 0.30

3 ANJASMORO 480 9.0 ASPAL 0.75

4 ARUM DALU 140 4.0 ASPAL 0.45

5 BARITO 398 6.0 ASPAL 0.35 6 BERANTAS 1,226 7.0 ASPAL 0.45 7 BROMO 180 13.0 ASPAL 0.40 8 CAKRANIGRAT 500 5.0 ASPAL 0.45 9 CILIWUNG 1,000 7.0 ASPAL 0.35 10 CIMANUK 300 5.5 ASPAL 0.30 11 CIPUNEGARA 740 5.5 ASPAL 0.40 12 CITARUM 2,557 7.0 ASPAL 0.30 13 CITARUM Gg. I 900 4.0 ASPAL 0.45 14 CITARUM Gg. II 400 4.0 ASPAL 0.20

15 CITARUM Gg. III 500 4.0 ASPAL 0.30

16 CITARUM Gg. IV 500 4.0 ASPAL 0.40

17 COKROAMINOTO 297 13.0 ASPAL 0.30

18 CUT NYAK DIEN 700 4.0 ASPAL 0.35

19 DEWI SARTIKA 500 5.0 ASPAL 0.20

20 DI. PANJAITAN 1,381 6.0 ASPAL 0.30

21 DR. CIPTO 398 9.0 ASPAL 0.20

22 DR. WAHIDIN 1,152 5.0 ASPAL 0.45

23 DR.WAHIDIN 1,152 5.0 ASPAL 0.25

(3)

NO NAMA JALAN PANJANG (M)

LEBAR

(M) PERKERASAN V/C

25 KALI BRANTAS 340 7.0 ASPAL 0.45

26 KAPUAS 883 7.0 ASPAL 0.35

27 KASAN SUBARI 1,000 4.0 ASPAL 0.20

28 KELUD 730 9.0 ASPAL 0.25

29 KENANGA 1,168 12.0 ASPAL 0.55

30 KOMBES DURIAT 500 5.0 ASPAL 0.28

31 LAWU 475 7.0 ASPAL 0.48

32 MASJID 467 12.0 ASPAL 0.35

33 MAYJEN. SUNGKONO 675 10.0 ASPAL 0.20

34 MELATI 1,000 8.0 ASPAL 0.50

35 MERAPI 400 5.0 ASPAL 0.45

36 MERDEKA 1,050 12.0 ASPAL 0.80

37 MUSI 200 5.0 ASPAL 0.25

38 PEMANDIAN 1,226 7.0 ASPAL 0.30

39 RA. KARTINI 488 9.0 ASPAL 0.75

40 RAUNG 202 6.0 ASPAL 0.45

41 SEDAP MALAM 160 4.0 ASPAL 0.45

42 SEMERU 230 8.0 ASPAL 0.75

43 SENTOTO PRAWIRODIRJO 500 5.0 ASPAL 0.20

44 SERAYU 800 7.0 ASPAL 0.25

45 SERUNI 272 6.0 ASPAL 0.45

46 SLAMET RIADI 3,680 6.0 ASPAL 0.34

47 SUMANTRI BROJONEGORO 500 5.0 ASPAL 0.33

48 TERATE 154 7.0 ASPAL 0.20

49 TGP 539 9.0 ASPAL 0.45

50 TROWULAN 710 4.0 ASPAL 0.34

51 UNTUNG SUROPATI 500 5.0 ASPAL 0.30

52 VETERAN 715 9.0 ASPAL 0.65

53 WILIS 265 9.0 ASPAL 0.75

54 WOLTER MONGINSIDI 500 5.0 ASPAL 0.45

55 A. YANI 1,516 10.0 ASPAL 0.75

56 AKASIA TIMUR 1,000 4.0 ASPAL 0.20

57 AKS. TUBUN 1,350 6.0 ASPAL 0.25

58 AKS. TUBUN UTARA MASJID 400 4.0 ASPAL 0.32

59 ALOR 425 7.0 ASPAL 0.26

60 AMD 400 5.0 ASPAL 0.25

61 ARU 750 5.0 ASPAL 0.28

62 BRIGJEN KATAMSO 1,553 7.0 ASPAL 0.45

63 BRIGJEN KATAMSO Gg. I TMR 350 5.0 ASPAL 0.45 64 BRIGJEN KATAMSO Gg. II BRT 200 4.0 ASPAL 0.43 65 BRIGJEN KATAMSO Gg. II TMR 150 4.0 ASPAL 0.41

66 DIPONEGORO 900 8.0 ASPAL 0.43

67 DR. SOETOMO 995 6.0 ASPAL 0.45

68 DR. SOETOMO Gg. BUNTU 200 4.0 ASPAL 0.35

(4)

NO NAMA JALAN PANJANG (M) LEBAR (M) PERKERASAN V/C 70 GUNUJOYO 300 5.0 ASPAL 0.26 71 HALIR 250 5.0 ASPAL 0.25 72 HALMAHERA 1,025 7.0 ASPAL 0.28 73 HASANUDIN 529 4.0 ASPAL 0.29

74 JAGUNG SUPRAPTO 500 8.0 ASPAL 0.20

75 KARYO 340 5.0 ASPAL 0.25

76 KASTOMO 300 5.0 ASPAL 0.30

77 KEMUNING 1,000 4.0 ASPAL 0.30

78 KESATRIAN 750 7.0 ASPAL 0.24

79 KI AGENG SENTONO 395 4.0 ASPAL 0.25

80 KINA 292 4.0 ASPAL 0.29

81 KIPRAH 400 4.0 ASPAL 0.28

82 LAMTOROGUNG 985 4.0 ASPAL 0.29

83 MADURA 390 6.0 ASPAL 0.33

84 MASJID 340 4.0 ASPAL 0.35

85 MAYJEN SOENGKONO 675 10.0 ASPAL 0.34

86 MOERADI 475 4.0 ASPAL 0.25

87 MOJOPAHIT 1,418 7.0 ASPAL 0.33

88 NATUNA 150 4.0 ASPAL 0.35

89 NIAS 820 5.0 ASPAL 0.33

90 PATIMURA 1,356 5.0 ASPAL 0.45

91 PEMUDA SEMPONO 1,647 7.0 ASPAL 0.40

92 PIERE TENDEAN 300 5.0 ASPAL 0.33

93 PRAMBANAN 770 5.0 ASPAL 0.35

94 PRAMUKA 269 6.0 ASPAL 0.39

95 RIAU Gg. II 200 4.0 ASPAL 0.20

96 SELAYAR 750 5.0 ASPAL 0.25

97 SINGOLODRO 680 5.0 ASPAL 0.25

98 SUDANCO SUPRIYADI 920 8.0 ASPAL 0.75

99 SULTAN AGUNG 750 7.0 ASPAL 0.35

100 SURYAT 1,065 7.0 ASPAL 0.35

101 TEGAL REJO 450 5.0 ASPAL 0.25

102 TERNATE 1,000 7.0 ASPAL 0.45

103 TOYO REJO 490 4.0 ASPAL 0.35

104 VETERAN 1,350 9.0 ASPAL 0.35

105 WR. SUPRATMAN 902 4.0 ASPAL 0.45

106 ANGGREK 493 9.0 ASPAL 0.55

107 ARYO BLITAR 400 4.0 ASPAL 0.45

108 ASAHAN 1,050 4.0 ASPAL 0.47

109 BENGAWAN SOLO 2,100 7.0 ASPAL 0.49

110 DELIMA 725 4.0 ASPAL 0.50

111 JATI 175 7.0 ASPAL 0.50

112 JATI 1,013 7.0 ASPAL 0.51

113 JATI Gg. I,II,III,IV 390 4.0 ASPAL 0.50

(5)

NO NAMA JALAN PANJANG (M)

LEBAR

(M) PERKERASAN V/C

115 KALI PORONG 920 9.0 ASPAL 0.38

116 KALIMAS 200 7.0 ASPAL 0.45 117 KALIMAS Gg. I 320 4.0 ASPAL 0.35 118 KALIMAS Gg. II 390 4.0 ASPAL 0.25 119 KAMPAR 600 4.0 ASPAL 0.35 120 KERANTIL 842 6.0 ASPAL 0.30 121 LEKSO 350 6.0 ASPAL 0.33 122 MAHAKAM 1,025 7.0 ASPAL 0.36 123 MANGGA 450 4.0 ASPAL 0.28 124 MAWAR 525 9.0 ASPAL 0.75 125 MAYANG 329 6.0 ASPAL 0.20 126 MENUR 72 6.0 ASPAL 0.33 127 MUSI 480 4.0 ASPAL 0.24

128 RARAS WUYUNG 700 4.0 ASPAL 0.35

129 RAYUNG WULAN 1,300 4.0 ASPAL 0.39

130 WIDURI 816 8.0 ASPAL 0.20

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Blitar, 2015 5.2 ANALISIS PERJALANAN 5.2.1 Pembagian Zona Lalu Lintas

Tahap awal dalam melakukan analisis perjalanan adalah dengan menentukan zona lalu lintas. Pembagian zona lalu lintas Kota Blitar dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2 Pembagian Zona Lalu Lintas Kota Blitar

Zona Kelurahan Dominasi Penggunaan Lahan Keterangan

Zona

1 Kepanjenkidul Alun-alun, Kantor Walikota, Stasiun, Kantor

Pos, Pemukiman, Perkantoran, Pendidikan Internal 2 Kepanjenlor,

kauman

Perkantoran, Pesanggrahan, Perdagangan,

Pendidikan, pemukiman Internal 3 Tanggung,

Ngadirejo Pemukiman, Pendidikan,Pertanian Internal 4 Sentul, bendo Pemukiman, Pemakaman, Pertanian Internal 5 Bendogerit Pemukiman, Pendidikan, Perkantoran,

(6)

Zona Kelurahan Dominasi Penggunaan Lahan Keterangan Zona

6 Gedog Pemukiman, Pendidikan, Perkantoran,

Pemakaman Internal

7 Sananwetan Pemukiman, Pendidikan, Perdagangan dan

Jasa, Perkantoran Internal

8 Karangtengah, Klampok

Pemukiman, Pendidikan, Perkantoran,

Pemakaman Internal

9 Rembang, Plosokerep

Pemukiman, Pendidikan, Terminal,

Perkantoran, Pertanian Internal 10 Tlumpu, Turi,

Karangsari Pemukiman, Pendidikan, Perkantoran Internal 11 Sukorejo Pemukiman, Pendidikan Internal 12 Tanjungsari Pemukiman, Pendidikan, Perkantoran Internal 13 Blitar, Pakunden pemukiman, pendidikan Internal Sumber ; Hasil Analisis

(7)

5.2.2 Bangkitan Perjalanan

Model bangkitan perjalanan ini digunakan untuk memperkirakan atau memprediksi jumlah perjalanan yang dibangkitkan di Kota Blitar di masa yang akan datang atau sesuai dengan tahun target. Dari hasil analisis terhadap hasil survai wawancara rumah tangga, persamaan regresi yang diperoleh untuk peramalan bangkitan perjalanan Kota Blitar adalah sebagai berikut.

Y = 2,70 + 1,13X1 + 0,24X2 (5.1) Keterangan:

Y = jumlah perjalanan yang dibangkitkan X1 = ukuran keluarga

X2 = kepemilikan kendaraan

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan di Kota Blitar adalah jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan. Jadi untuk memprediksi bangkitan perjalanan yang terjadi untuk tahun peramalan dapat digunakan jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan sebagai variabel bebasnya.

5.2.3 Distribusi Perjalanan

Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan. Untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut digunakan matriks asal tujuan. Matriks asal tujuan perjalanan orang per hari di Kota Blitar dapat dilihat pada Tabel 5.3, dan matrik asal tujuan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum dalam satuan orang per hari dapat dilihat pada Tabel 5.4. Besarnya perjalanan orang per hari yang menggunakan angkutan umum di Kota Blitar juga dapat digambarkan pada peta desire line yang ditunjukkan pada Gambar 5.3.

(8)

Tabel 5.3 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Orang/Hari Tahun 2015 di Kota Blitar O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pi 1 0 760 480 400 1500 240 2720 320 1640 4400 3940 240 520 17160 2 3400 0 860 2200 2100 840 2800 760 1860 2400 4060 2120 2940 26340 3 2680 960 0 2720 2400 1280 2560 1440 1120 1200 1060 1280 1840 20540 4 3180 2200 2040 0 2800 2920 1980 1560 2100 2000 2540 1880 2100 27300 5 2800 1920 920 2120 0 2560 3560 940 980 2600 2340 980 1840 23560 6 2740 1160 1240 2080 2800 0 2980 2000 1720 1660 1440 1420 1840 23080 7 3660 1920 1240 1040 3100 2440 0 2080 3220 2400 2600 1360 2740 27800 8 2940 1240 1440 1280 1200 2200 2620 0 4000 1600 2520 1440 1460 23940 9 2660 680 620 800 660 880 1920 2400 0 3400 2820 880 2220 19940 10 3520 920 720 760 1600 1080 2280 920 3560 0 5140 840 4680 26020 11 3860 2360 800 1160 2640 840 1720 1560 2580 5600 0 3200 5120 31440 12 2720 1760 1120 1160 1000 1000 1560 1160 1360 1200 2700 0 2640 19380 13 2940 1520 1440 1600 1600 1680 2460 1360 2460 4800 5240 3800 0 30900 Ai 37100 17400 12920 17320 23400 17960 29160 16500 26600 33260 36400 19440 29940 317400

(9)

Tabel 5.4 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Orang/Hari Menggunakan Angkutan Umum Tahun 2015 di Kota Blitar O/D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pi 1 0 182 115 96 358 57 650 76 392 1051 941 57 124 4100 2 812 0 205 526 502 201 669 182 444 573 970 506 702 6293 3 640 229 0 650 573 306 612 344 268 287 253 306 440 4907 4 760 526 487 0 669 698 473 373 502 478 607 449 502 6522 5 669 459 220 506 0 612 850 225 234 621 559 234 440 5628 6 655 277 296 497 669 0 712 478 411 397 344 339 440 5514 7 874 459 296 248 741 583 0 497 769 573 621 325 655 6641 8 702 296 344 306 287 526 626 0 956 382 602 344 349 5719 9 635 162 148 191 158 210 459 573 0 812 674 210 530 4764 10 841 220 172 182 382 258 545 220 850 0 1228 201 1118 6216 11 922 564 191 277 631 201 411 373 616 1338 0 764 1223 7511 12 650 420 268 277 239 239 373 277 325 287 645 0 631 4630 13 702 363 344 382 382 401 588 325 588 1147 1252 908 0 7382 Ai 8863 4157 3087 4138 5590 4291 6966 3942 6355 7946 8696 4644 7153 75827 Sumber: Hasil Analisis

(10)

Gambar 5.3 Peta Desire Line Perjalanan Menggunakan Angkutan Umum Ketebalan garis pada gambar di atas menunjukkan besarnya perjalanan dari zona asal ke zona tujuan. Semakin tebal garis, semakin besar pula jumlah perjalanan. Sebaliknya semakin tipis garis, semakin kecil pula jumlah perjalanan. Dari gambar tersebut diketahui jumlah perjalanan orang/hari dengan menggunakan angkutan umum terbesar berasal dari zona 11 ke zona 10 sebesar 1.338 orang/hari.

5.2.4 Pemilihan Moda

Survai home interview juga menghasilkan informasi penggunaan moda di Kota Blitar. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan moda yang paling banyak adalah sepeda motor dengan prosentase sebesar 76,11%, sedangkan moda yang paling sedikit digunakan adalah ojek dengan prosentase sebesar 0,39%. Prosentase penggunaan moda selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut.

(11)

Gambar 5.4 Prosentase Penggunaan Moda 5.2.5 Pembebanan Perjalanan

Pembebanan dilakukan dengan pembebanan perjalanan orang/hari dari tiap zona asal menuju zona tujuan melalui link terpendek. Dari hasil pembebanan tersebut dapat diketahui pembebanan tiap link dari masing-masing alternatif jaringan koridor, dimana hasil pembebanan tersebut akan menjadi demand angkutan umum untuk menentukan koridor utama. Pembebanan ini dilakukan secara manual. Peta pembebanan tiap link di Kota Blitar dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Dari hasil analisis juga didapatkan pembebanan masing-masing ruas jalan dengan klasifikasi pembebanan lalu lintas tertinggi hingga terendah. Koridor-koridor BRT akan melewati ruas jalan dengan pembebanan lalu lintas tinggi. Pembebanan lalu lintas ruas jalan di Kota Blitar selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.5. 76.11% 5.28% 1.03% 3.22% 6.76% 0.39% 7.21%

PROSENTASE MODA YANG DIGUNAKAN

SM Mobil Bus Sekolah / Angkot Becak Sepeda Ojek Jalan Kaki

(12)

Gambar 5.5 Peta Pembebanan Ruas Jalan Keterangan: Arah Kab.Blitar Arah Malang Arah Kediri Arah Tulungagung

(13)

Tabel 5.5 Pembebanan Lalu Lintas Ruas Jalan di Kota Blitar Tahun 2015

No Nama Jalan Pergerakan

Orang/hari 1 Merdeka Barat 104860 2 S.Supriadi 78880 3 Kenari 76600 4 Mawar 70760 5 Arterial Road 67820 6 veteran 62440 7 Wahidin 62340 8 Tanjung 60840 9 Pattimura 49380 10 Jd Sudirman 45260

11 Jaksa Agung Suprapto 38620

12 Cepaka 37200 13 Ciliwung 33218 14 A.Yani 32440 15 Bali 32400 16 Cemara 32340 17 Imam Bonjol 30120 18 Ir. Soekarno 28840 19 Kartini 23700 20 Wilis 19900 21 Kalimantan 19720 22 Semeru 18920 23 Cokroaminoto 18920 24 Sumbing 18920 25 Hasanuddin 15780 26 Borobudur 15780 27 Kelud 11700 28 Raung 9740 29 M Hatta 9160 30 Melati 6900 31 Tentaraganiepelajar 4720 32 Anggrek 2040

(14)

5.3 Penentuan Koridor Bus Rapid Transit (BRT)

Dari matriks asal tujuan, besarnya pembebanan masing-masing ruas jalan, kinerja ruas jalan serta memperhatikan konektivitas wilayah di Kota Blitar, maka dapat ditentukan usulan koridor BRT untuk melayani permintaan angkutan umum di Kota Blitar. Usulan koridor BRT di Kota Blitar terdiri dari 4 trayek utama dan 4 trayek cabang, yang dijelaskan pada Gambar 5.6, Gambar 5.7, Gambar 5.8, Gambar 5.9, Gambar 5.10 dan Tabel 5.6 berikut.

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 5.6 Peta Usulan Koridor BRT di Kota Blitar Koridor I

Koridor II Koridor III

(15)

Gambar 5.7 Peta Rute BRT Koridor I

(16)

Gambar 5.9 Peta Rute BRT Koridor III

(17)

Tabel 5.6 Usulan Koridor dan Rute yang Dilewati

No Koridor Usulan

Rute yang Dilewati

Berangkat Kembali

1 Koridor I

S.Supriadi Tanjung

Jend.Sudirman Mawar

A.Yani Merdeka Barat

Merdeka Wilis Mawar Semeru Tanjung Anjasmoro Kartini Supriadi 2 Koridor II Kenari Pasar Palem Mawar Cemara Cepaka Cepaka Cemara Mawar Palem Pasar Kenari 3 Koridor III Kenari Mawar

Veteran Merdeka barat

Merdeka Anggrek Kenanga Mastrip Mastrip Veteran Anggrek Kenari Cempaka Mawar 4 Rencana Koridor IV

Imam Bonjol Kenari

Kalimantan Bali

Bali Kalimantan

Kenari Imam Bonjol

Sumber: Hasil Analisis 5.4 Analisis Permintaan Angkutan

Dari pembebanan pada tiap link suatu trayek dapat ditentukan demand terbesar suatu trayek. Demand terbesar inilah yang menjadi dasar perhitungan jumlah armada angkutan umum yang diperlukan untuk melayani suatu koridor. Hasil analisis potensial permintaan menunjukkan jumlah permintaan akan

(18)

angkutan umum dari tiap koridor baik koridor I, II, III dan IV. Jumlah permintaan angkutan di tiap koridor dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Jumlah Permintaan Angkutan Umum Koridor Rencana Jumlah Permintaan AU

Koridor I 16614

Koridor II 10300

Koridor III 7462

Koridor IV 6800

Sumber: Hasil Analisis

Sementara itu, permintaan potensial angkutan umum di tiap koridor dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Koridor I

Koridor 1 melewati beberapa zona lalu lintas di wilayah Kota Blitar. Pergerakan yang berasal dari zona-zona tersebut merupakan input dari jumlah kebutuhan pergerakan koridor 1. Kantung penumpang koridor 1 terletak di zona VI, V, II, I, XI, XIII yang dijelaskan pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Rencana Koridor I OD 6 5 2 1 11 13 Demand Potensial 6 0 669 277 655 344 440 2385 170 5 612 0 459 669 559 440 2739 196 2 201 502 0 812 970 702 3187 228 1 57 358 182 0 941 124 1662 119 11 201 631 564 922 0 1223 3541 253 13 401 382 363 702 1252 0 3100 221 1472 2542 1845 3760 4066 2929 16614 Sumber: Hasil Analisis

2. Koridor II

Koridor II melewati beberapa zona lalu lintas di wilayah Kota Blitar. Pergerakan yang berasal dari zona-zona tersebut merupakan input dari jumlah

(19)

kebutuhan pergerakan koridor II. Kantung penumpang koridor II terletak di zona IX, X, I, XI dan dapat dijelaskan pada Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Rencana Koridor II OD 9 10 1 11 Demand Potensial 9 0 812 635 674 2121 152 10 850 0 841 1228 2919 209 1 392 1051 0 941 2384 170 11 616 1338 922 0 2876 205 1858 3201 2398 2843 10300 Sumber: Hasil Analisis

3. Koridor III

Koridor III melewati beberapa zona lalu lintas di wilayah Kota Blitar. Pergerakan yang berasal dari zona-zona tersebut merupakan input dari jumlah kebutuhan pergerakan koridor III. Kantung penumpang koridor III terletak di zona IX, VIII, I, XI sebagaimana terlihat pada Tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Rencana Koridor III OD 9 8 1 11 Demand Potensial 9 0 573 635 674 1882 134 8 956 0 702 602 2260 161 1 392 76 0 941 1409 101 11 616 373 922 0 1911 137 1964 1022 2259 2217 7462 Sumber: Hasil Analisis

4. Koridor IV

Koridor IV melewati beberapa zona lalu lintas di wilayah Kota Blitar. Pergerakan yang berasal dari zona-zona tersebut merupakan input dari jumlah

(20)

kebutuhan pergerakan koridor IV. Kantung penumpang koridor IV terletak di zona VI, VII, VIII, IX yang dijelaskan pada Tabel 5.11 berikut.

Tabel 5.11 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Pengguna Angkutan Umum Rencana Koridor IV OD 6 7 8 9 Demand Potensial 6 0 712 478 411 1601 114 7 583 0 497 769 1849 132 8 526 626 0 956 2108 151 9 210 459 573 0 1242 89 1319 1797 1548 2136 6800 Sumber: Hasil Analisis

5.5 Penentuan Jenis Armada

Dari hasil jumlah permintaan angkutan umum disimpulkan bahwa jenis kendaraan yang digunakan untuk BRT koridor I, II, III dan IV adalah jenis bus sedang, hal ini mempertimbangkan kondisi jaringan jalan yang berada pada keempat koridor. Jenis kendaraan yang direncanakan akan digunakan untuk koridor utama yaitu bus sedang berkapasitas 30 tempat duduk. Sedangkan trayek cabang akan dilayani dengan angkutan kota berkapasitas 12 tempat duduk. Jenis kendaraan ini harus disesuaikan dengan lebar jalan yang ada. Kota Blitar memiliki ruas-ruas jalan yang cukup lebar. Lebar jalur efektif ruas jalan di Kota Blitar yang paling sempit adalah 3,7 m dan yang paling lebar adalah 10-12 m.

5.6 Penentuan Waktu Siklus dan Kebutuhan Kendaraan 5.6.1 Koridor I

Rencana koridor I dengan rute yang dilewati dan jaraknya dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut.

(21)

Tabel 5.12 Rute dan Jarak Koridor I

Berangkat Jarak (Km) Pulang Jarak (Km)

Koridor 1 S.Supriadi 6.3 Koridor 1 Tanjung 5.1 Jend.Sudirman Mawar

A.Yani Merdeka Barat

Merdeka Wilis

Mawar Semeru

Tanjung Anjasmoro

Kartini

Supriadi

Sumber: Hasil Analisis

Hasil perhitungan analisis waktu siklus dan kebutuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.13 Usulan Waktu Siklus dan Kebutuhan Kendaraan Koridor I

Jarak (Km) Panjang Jarak (Km) Kecepatan Rencana (Km/Jam) Waktu Tempuh (menit) CTABA (menit) Jumlah Kendaraan (K) Load Factor Rata-rata (%)

A-B B-A A-B B-A

Koridor I 6,30 5,10 11,40 40 19,45 17,65 42,7 9 55

Sumber: Hasil Analisis

Tabel di atas merupakan perhitungan analisis waktu tempuh pada Koridor I dengan memperhitungkan panjang jarak (A-B-A). Waktu sirkulasi perjalanan dari A ke B kembali ke A adalah sebagai berikut.

CTABA = (TAB + TBA) + (δ AB + δ BA) + (TTA + TTB)

CTABA = (19,45+17,65) + (5% x 19,45 +5% x 17,65) +(10%x19,45+10%x17,65)

CTABA = 42,7 menit

Jadi waktu tempuh yang diperlukan BRT pada Koridor I dari A ke B dan kembali ke A adalah 42,7 menit.

Waktu antar kendaraan: H =

(22)

H =

H = 5 menit

Jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah: K =

K = K = 9 unit

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui waktu tempuh kendaraan Koridor I dengan kecepatan rencana 40 km/jam, waktu sirkulasi selama 42,7 menit dengan headway 5 menit sehingga jumlah kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 9 unit kendaraan.

5.6.2 Koridor II

Rencana koridor II dengan rute yang dilewati dan jaraknya dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut.

Tabel 5.14 Rute dan Jarak Koridor II

Berangkat Pulang Jarak (Km)

Koridor 2 Kenari Pasar 4,3 Palem Mawar Cemara Cepaka Cepaka Cemara Mawar Palem Pasar Kenari Sumber: Hasil Analisis

Hasil perhitungan analisis waktu siklus dan kebutuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.15 berikut.

(23)

Tabel 5.15 Usulan Waktu Siklus dan Kebutuhan Kendaraan Koridor II Jarak Panjang Jarak (Km) Kecepatan Rencana (Km/Jam) Waktu Tempuh (menit) CTABA (menit) Jumlah Kendaraan (K) Load Factor Rata-rata (%)

A-B B-A A-B B-A

Koridor II 4,3 4,3 8,6 40 16,45 16,45 37,8 6 61

Sumber: Hasil Analisis

Tabel di atas merupakan perhitungan analisis waktu tempuh pada Koridor II dengan memperhitungkan panjang jarak (A-B-A). Waktu sirkulasi perjalanan dari A ke B kembali ke A adalah sebagai berikut.

CTABA = (TAB + TBA) + (δ AB + δ BA) + (TTA + TTB)

CTABA = (16,45+16,45) + (5% x 16,45 +5% x 16,45) +(10%x16,45+10%x16,45)

CTABA = 37,8 menit

Jadi waktu tempuh yang diperlukan BRT pada Koridor II dari A ke B dan kembali ke A adalah 37,8 menit.

Waktu antar kendaraan: H =

H =

H = 6 menit

Jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah: K =

K = K = 6 unit

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui waktu tempuh kendaraan Koridor II dengan kecepatan rencana 40 km/jam, waktu sirkulasi selama 37,8 menit dengan headway 6 menit sehingga jumlah kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 6 unit kendaraan.

(24)

5.6.3 Koridor III

Rencana koridor III dengan rute yang dilewati dan jaraknya dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut.

Tabel 5.16 Rute dan Jarak Koridor III

Berangkat Jarak (Km) Pulang Jarak (Km)

Koridor 3

Kenari

5,3 Koridor 3

Mawar

4,1

Veteran Merdeka barat

Merdeka Anggrek Kenanga Mastrip Mastrip Veteran Anggrek Kenari Cempaka Mawar

Sumber: Hasil Analisis

Hasil perhitungan analisis waktu siklus dan kebutuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut.

Tabel 5.17 Usulan Waktu Siklus dan Kebutuhan Kendaraan Koridor III

Jarak Panjang Jarak (Km) Kecepatan Rencana (Km/Jam) Waktu Tempuh (menit) CTABA (menit) Jumlah Kendaraan (K) Load Factor Rata-rata (%)

A-B B-A A-B B-A

Koridor III 5,3 4,1 9,4 40 17,95 16,15 39,2 5 59

Sumber: Hasil Analisis

Tabel di atas merupakan perhitungan analisis waktu tempuh pada Koridor III dengan memperhitungkan panjang jarak (A-B-A). Waktu sirkulasi perjalanan dari A ke B kembali ke A adalah sebagai berikut.

CTABA = (TAB + TBA) + (δ AB + δ BA) + (TTA + TTB)

CTABA = (17,95+16,15) + (5% x 17,95 +5% x 16,15) +(10%x17,95+10%x16,15)

(25)

Jadi waktu tempuh yang diperlukan BRT pada Koridor III dari A ke B dan kembali ke A adalah 39,2 menit.

Waktu antar kendaraan: H =

H =

H = 8 menit

Jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah: K =

K = K = 5 unit

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui waktu tempuh kendaraan Koridor III dengan kecepatan rencana 40 km/jam, waktu sirkulasi selama 39,2 menit dengan headway 8 menit sehingga jumlah kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 5 unit kendaraan.

5.6.4 Koridor IV

Rencana koridor IV dengan rute yang dilewati dan jaraknya dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut.

Tabel 5.18 Rute dan Jarak Koridor IV

Berangkat Pulang Jarak (Km)

Koridor 4

Imam Bonjol Kenari

5,7 Kalimantan Bali

Bali Kalimantan

Kenari Imam Bonjol

Sumber: Hasil Analisis

Hasil perhitungan analisis waktu siklus dan kebutuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut.

(26)

Tabel 5.19 Usulan Waktu Siklus dan Kebutuhan Kendaraan Koridor IV Jarak Panjang Jarak (Km) Kecepatan Rencana (Km/Jam) Waktu Tempuh (menit) CTABA (menit) Jumlah Kendaraan (K) Load Factor Rata-rata (%)

A-B B-A A-B B-A

Koridor IV 5,7 5,7 11,4 40 18,55 18,55 42,7 5 54

Sumber: Hasil Analisis

Tabel di atas merupakan perhitungan analisis waktu tempuh pada Koridor IV dengan memperhitungkan panjang jarak (A-B-A). Waktu sirkulasi perjalanan dari A ke B kembali ke A adalah sebagai berikut.

CTABA = (TAB + TBA) + (δ AB + δ BA) + (TTA + TTB)

CTABA = (18,55+18,55) + (5% x 18,55 +10% x 18,55) +(10%x18,55+10%x18,55)

CTABA = 42,7 menit

Jadi waktu tempuh yang diperlukan BRT pada Koridor IV dari A ke B dan kembali ke A adalah 42,7 menit.

Waktu antar kendaraan: H =

H =

H = 8 menit

Jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah: K =

K = K = 5 unit

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui waktu tempuh kendaraan Koridor IV dengan kecepatan rencana 40 km/jam, waktu sirkulasi selama 42,7 menit dengan headway 8 menit sehingga jumlah kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 5 unit kendaraan.

(27)

5.7 Analisis Tingkat Pelayanan Bus Rapid Transit (BRT)

Tingkat pelayanan BRT yang direncanakan berupa jarak rute (L) dalam kilometer, waktu tempuh (WT) dalam menit, waktu putar (RTT) dalam menit, kecepatan komersial (Vc) dalam km/jam, headway (H) dalam menit dan frekuensi (f) dalam kend/jam. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.20 berikut.

Tabel 5.20 Tingkat Pelayanan BRT di Kota Blitar

Jarak (Km) Panjang Jarak (Km) Kecepatan Rencana (Km/Jam) Waktu Tempuh (menit) CTABA (menit) Demand Demand Potensial C H K (Unit) F

A-B B-A A-B B-A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 Koridor I 6.30 5.10 11.40 40 19,45 17,65 42,7 16614 253 30 5 9 12 Koridor II 4.30 4.30 8.60 40 16,45 16,45 37,8 10300 209 30 6 6 10 Koridor III 5.30 4.10 9.40 40 17,95 16,15 39,2 7462 161 30 8 5 8 Koridor IV 5.70 5.70 11.40 40 18,55 18,55 42,7 6800 151 30 8 5 7

Sumber: Hasil Analisis

5.8 Analisis Kebutuhan Tempat Henti

Penentuan kebutuhan tempat henti berdasarkan jarak sesuai dengan SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 271/HK.105/DRJD/96, seperti terlihat pada Tabel 5.21 berikut.

Tabel 5.21 Rencana Kebutuhan Tempat Henti Masing-Masing Koridor

Koridor Usulan Panjang Jalan (km)

Kebutuhan Tempat Henti

Rencana Koridor I 11,4 10

Rencana Koridor II 8,6 9

Rencana Koridor III 9,4 10

Rencana Koridor IV 11,4 11

Total Kebutuhan Tempat Henti 40

Sumber: Hasil Analisis

(28)

Contoh perhitungan penentuan kebutuhan tempat henti adalah sebagai berikut.

Koridor II

Lokasi : Kota

Tata guna lahan : pusat kegiatan padat Standar tempat henti : 300-500 meter Panjang segmen : 3583 meter

Jarak minimal tempat henti dari pesimpangan : 50 meter Farside & Nearside : 50 x 2 = 100 meter

Kebutuhan shelter ideal = = = 9

Jadi kebutuhan ideal untuk tempat henti di koridor II adalah 9, hal ini berarti bahwa nilai tersebut tetap disesuaikan dengan tata guna lahan disepanjang ruas jalan tersebut.

5.9 Rencana Pengembangan Jaringan Trayek Cabang

Rencana pengembangan jaringan trayek cabang berdasarkan data jumlah volume lalu lintas skala sedang (263-848 smp/jam) yang terdiri dari 4 rute yang dilayani oleh angkutan umum dengan kapasitas ±12 orang adalah seperti dijelaskan pada Tabel 5.22 dan Gambar 5.11 berikut.

Tabel 5.22 Rencana Trayek Cabang

No Rute Lokasi Rencana Trayek Cabang

1 Rute I Jl. Ciliwung -Jl. Wahidin - Jl. Veteran

2 Rute II Jl. Pattimura - Jl.S.Supriadi - Jl. Borobudur - Jl. Sukarno - Jl. Sudirman -Jl. Mastrip - Jl. Kacapiring

3 Rute III Jl. Ciliwung - Jl. Brantas - Jl. Bengawansolo - Jl. Tanjung - Jl. Jati 4 Rute IV Jl. Merdeka (Pasar) - Jl.Ahmad Yani - Jl. AK.Satsuit Tubun - Jl. Bali -

Jl. Veteran - Jl.Melati - Jl.Anggrek - Jl.Merdeka

(29)

Gambar 5.11 Rute Trayek Cabang

Keseluruhan rute trayek utama dan rute trayek cabang dapat dilihat pada Gambar 5.12 berikut. Trayek Cabang 1: Jl. Ciliwung Jl. Wahidin Jl. Veteran Trayek Cabang 3: Jl. Ciliwung Jl. Brantas Jl. Bengawan solo Jl. Tanjung Jl. Jati Trayek Cabang 2: Jl. Pattimura Jl. S.Supriadi Jl.Borubodur Jl. Ir.Soekarno Jl. Sudirman Jl. Mastrip Jl. Kacapiring Trayek Cabang 4: Jl. Merdeka (Pasar) Jl. Ahmad Yani Jl. AK Satsuit Tubun Jl. Bali Jl. Veteran Jl. Melati Jl. Anggrek Jl. Merdeka

(30)

Gambar 5.12 Rute Trayek Utama dan Trayek Cabang Trayek Cabang 2 Trayek Cabang 3 Trayek Cabang 1 Trayek Cabang 4 Koridor I Koridor IV Koridor III Koridor II

Gambar

Tabel 5.1 Kinerja Jaringan Jalan Kota Blitar
Tabel 5.2 Pembagian Zona Lalu Lintas Kota Blitar
Gambar 5.2 Pembagian Zona Lalu Lintas Kota Blitar
Tabel 5.3 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Orang/Hari Tahun 2015 di Kota Blitar  O/D  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  Pi  1  0  760  480  400  1500  240  2720  320  1640  4400  3940  240  520  17160  2  3400  0  860  2200  2100  840  2800  760  18
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persekitaran yang kondusif, kemudahan dan perkhidmatan berkualiti, layanan staf dan Ahli Jawatankuasa Mahasiswa profesional, pentadbiran pejabat pengurusan cekap, pengalaman

Hingga saat ini belum ada sumber-sumber baik secara lisan maupun tertulis yang secara lengkap dapat memberikan informasi tentang keberadaan kesenian Bali di Kota

Gambuh merupakan dramatari klasik berbentuk total teater karena di dalamnya terpadu dengan baik dan harmonis elemen-elemen tari, vocal/dialog, musik, drama, sastra dan seni rupa

Pada penelitian ini akan dikaji sumber air baku dari Sungai Ambawang interbasin Sungai Landak dan pengembangan SPAM sebagai strategi yang adaptif terhadap

SD Muhammadiyah Karangwaru yang berbasis agama dalam penanaman rasa cinta pada negara kepada siswanya tetap menggu- nakan standar kurikulum yang telah ditetapkan oleh

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan antara lain berat badan lahir rendah dan bayi prematur yaitu faktor keturunan, trauma atau penyakit selama

Sedangkan untuk melihat pemicu terjadinya konflik yang tidak lain sebenarnya adalah persoalan kesadaran keagamaan, penulis mengadopsi pemikirannya Amin Abdullah untuk

Penilaian kinerja merupakan proses di mana organisasi berupaya memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja para anggotanya.Penilaian kinerja karyawan yang