• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding dengan Robot di Housing Assembly Line Menggunakan Sistem Kendali PLC Mitsubishi Q-Series, Robot Controller OTC AX-26, dan CC-Link

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding dengan Robot di Housing Assembly Line Menggunakan Sistem Kendali PLC Mitsubishi Q-Series, Robot Controller OTC AX-26, dan CC-Link"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding 127

Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding dengan Robot di

Housing Assembly Line Menggunakan Sistem Kendali PLC

Mitsubishi Q-Series,

Robot Controller

OTC AX-26, dan CC-Link

Syahril Ardi, Febrika Tasiawati

Program Studi Teknik Produksi & Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta 14330, Jakarta

Email: syahril.ardi@polman.astra.ac.id

Abstrak -- PT BCD merupakan perusahaan industri manufaktur yang memproduksi rear axle, propeller shaft, front axle, dan transmission assembly. Pada housing assembly (bagian komponen rear axle) line manufaktur PT BCD mendapat tambahan pesanan produk dari customer yaitu produk housing assembly tipe D01N. Terdapat beberapa proses yang tidak dapat dijalankan apabila tidak mengganti pekerjaan pada proses tersebut. Salah satunya adalah proses pemasangan bracket small part dengan menggunakan welding penuh yang terdiri dari 2 proses, yaitu proses pada station welding manual dan proses pada station M14 yang menggunakan mesin saddle spring ard by auto. Kondisi inilah yang menyebabkan diperlukannya sebuah mesin yang dapat menjalankan proses pada station M14, proses manual, dan proses untuk model D01N. Mesin yang dapat mengerjakan ketiga proses tersebut adalah mesin welding arc by robot. Rancang bangun sistem kontrol mesin welding arc by robot yang sesuai dengan sequence yang diinginkan juga dibutuhkan untuk menunjang proses pemasangan bracket small part pada produk-produk yang diproduk-produksi di line ini. Mesin welding arc by robot dapat mengatasi permasalahan yang ada, yaitu menunjang proses produksi di housing assembly line khususnya pada proses pemasangan bracket small part, kapasitas produksi tipe D01N meningkat dari 0 menjadi 2000 produk.

Kata kunci: bracket small part, saddle spring arc by auto, housing assembly, arc welding by robot

Abstract -- PT BCD is a manufacturing company that produces rear axle, propeller shaf , front axle and transmission assembly. In the housing assembly (rear axle component parts) manufacturing line PT BCD obtain additional product orders from customers that the product type D01N housing assembly. There are several processes that cannot be executed if it does not change jobs in the process. One is a small part of the installation bracket using the full welding which consists of two processes, namely the processes in the manual and the welding station at station M14 engine that uses a spring saddle ard by auto. This condition causes the need for a machine that can run the process at station M14, manual processes, and processes for the model D01N. Machine that can do these three processes is arc welding machine by a robot. Design of arc welding machine control system by a robot in accordance with the desired sequence is also needed to support the process of mounting brackets small part on the products that are produced in this line. Arc welding machine by a robot can overcome the existing problems, which support the production process in the housing assembly line, especially on small parts of the installation bracket, D01N type production capacity increased from 0 to 2000 products.

Keyword: bracket small part, saddle spring arc by auto, housing assembly, arc welding by robot

1. PENDAHULUAN

PT BCD merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi

under body part seperti: propeller shaft, rear axle, front axle, transmission assembly.

Pada rear axle terdapat beberapa bagian yaitu differential carrier, drum brake, bearing, dan housing assembly. Housing assembly

merupakan part yang digunakan untuk melindungi bagian-bagian dari rear axle. PT. BCD memiliki 5 line yang memproduksi housing

assembly yaitu housing assembly line A, housing assembly line B, housing assembly line C, housing assembly line D, housing assembly line E.

Saat ini PT BCD sedang menambah jumlah mesin dan meningkatkan kualitas mesin sehubungan dengan adanya project capacity up ix yaitu penambahan permintaan produk D01N dari customer dan salah satunya line

yang menjalankan project ini adalah housing assemby line A. Salah satu mesin yang akan

(2)

128 Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding ditambahkan pada line tersebut adalah mesin

arc welding by robot yang akan diberi kode proses M-16. Mesin ini nantinya akan menggantikan fungsi mesin saddle spring arc by auto dengan kode proses M-14. Sebelumnya M-14 digunakan untuk mengelas

saddle spring pada housing model CJ dan L300, dan proses M-16 akan mengelas saddle spring

juga bracket small part lainnya yang terdapat pada produk housing D01N.

Ada beberapa alasan mengapa proses M-16 harus diadakan dalam proses di housing assembly line A:

1. Masuknya produk D01N pada housing assembly line A yang sebelumnya hanya memproduksi model CJ dan L300.

2. Kondisi mesin yang ada pada saat ini tidak mendukung untuk mengelas bracket small part pada produk D01N ditambah pada produk CJ dan L300 ada beberapa pengelasan penuh bracket small part yang dilakukan manual oleh operator.

3. Dibutuhkan mesin yang dapat mencangkup proses pada station M14, proses manual, dan proses untuk model D01N.

Untuk itu pada project capacity up di housing assembly line A, membutuhkan penambahan dan perbaikan beberapa mesin, salah satunya pengadaan mesin arc welding by robot (M-16).

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem kontrol mesin arc welding by robot yang dapat mengelas penuh bracket small part pada tipe CJ dan tipe L300 serta produk baru tipe D01N serta membuat sistem kontrol yang dapat mengintegrasikan anatara PLC dengan I/O yang ditambahkan sistem CC-Link dan robot controller.

2. PERANCANGAN

Arc Welding Robot

Arc welding robot adalah mesin yang berfungsi melakukan proses pengelasan dengan ketentuan koorndinat posisi robot, nilai parameter arus (A), tegangan (V), speed (cm/min) yang diberikan. Hal yang menyangkut dengan pemberian parameter ini tergantung dengan kebutuhan produk yang ingin dilas, baik jenis logam, jumlah, dan teknik pengelasan. Robot Controller

Robot controller adalah sebuah controller yang digunakan untuk mengontrol pergerakan suatu manipulator berupa robot dengan perintah-perintah tertentu. Robot controller

dapat berupa PLC, microcontroller atau sistem yang terintegrasi (embedded system). Robot controller digunakan sebagai jembatan antara PLC mesin dengan welding robot yang umunya

dilakukan dengan komunikasi point to point

(Bayindir dan Cetincevic, 2011), (Swider

et al.,

2005), (Valencia-Palomo dan Rossiter, 2011), (Rullan, 1997), (Wang et al., 2011) dan (Yves, 2009). Pada penelitian sebelumnya, kami suda melalukan penelitian untuk beberapa studi kasus yang berbeda-beda (Ardi, 2012-2013).

Permasalahan pada Proses Pemasangan

Bracket Small Part

Pada housing assembly line A terdapat sub proses pemasangan bracket small part,

dan pada sub proses ini terapat mesin yang sudah tidak dapat dipakai lagi sehubungan dengan adanya project capacity up. Mesin yang tidak dapat digunakan adalah mesin saddle spring arc by auto, sesuai dengan namanya mesin ini hanya dapat mengelas bracket saddle spring, sedangkan untuk produk baru pada line

ini mesin harus dapat mengelas bracket-bracket D01N yang memiliki titik pengelasan yang rumit. Sebelumnya bracket selain saddle spring dilas pada station welding manual.

Berdasarkan urutan kerja proses pemasangan bracket small part dengan welding

penuh, ditemukan beberapa masalah pada

station welding manual maupun station M14 yang dapat dilihat pada Gambar 1.

(a)

(b)

Gambar 1. (a) Permasalahan pada proses pemasangan bracket small part di station weldingmanual (b) Permasalahan pada proses

pemasangan bracket small part di station M14

Gambar 1 (a) memperlihatkan bahwa masalah pada stationweldingmanual adalah: 1. Penyangga housing assembly yang berupa

shooter, shooter sendiri tidak dirancang untuk dijadikan sebuah station.

(3)

Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding 129 2. Proses mengelas masih dilakukan oleh

operator dimana setiap operator memiliki kondisi fisik yang berbeda. Ditambah lagi jika produk D01N mulai diproduksi di line ini maka proses pengelasan yang dilakukan operator bertambah sehubungan dengan banyaknya bracket small part yang harus dipasang pada housing assembly tipe D01N.

Sedangkan Gambar 1 (b) memperli-hatkan bahwa masalah pada station M14 adalah:

1. Posisi torch pada station M14 tidak flexible

karena hanya dapat diubah pada pengaturan di awal.

2. Jika meminimalisir pekerjaan operator dengan melakukan proses pengelasan

bracket small part dari housing assembly

D01N pada station M14, maka station M14 tidak mampu melakukan pengelasan, karena titik las pada housing assembly tipe D01N sulit dicapai oleh station M14.

Penanggulangan dan Hasil yang Diharapkan

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibutuhkan sebuah mesin welding

dengan torch yang flexible, yang mampu mengelas dengan posisi torch yang dapat diubah sesuai kebutuhan (dibutuhkan welding robot), juga mampu melakukan pengelasan yang sebelumnya dilakukan oleh operator. Kebutuhan mesin yang diharapkan saat ini terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2. Beberapa komponen produk D01N yang harus dilas penuh

Gambar 2 memperlihatkan beberapa komponen produk D01N yang harus dilas penuh oleh mesin welding. Mesin M-14 yang semula dipergunakan khusus untuk mengelas

saddle spring pada produk CJ dan L300 tidak mampu untuk mengelas komponen-komponen yang terdapat pada produk D01N. Jika dipaksakan menggunakan mesin M-14 tidak akan efisien karena posisi torch harus selalu diatur seiring dengan perpindahan pengelasan dari komponen satu ke komponen yang lainnya. Oleh karena itu diperlukan aktuator untuk mengelas yang flexible seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Desain welding robot yang akan digunakan sebagai aktuator mesin welding

Gambar 3 memperlihatkan disain aktuator mesin welding yang berupa welding robot. Robot digunakan sebagai aktuator karena lebih flexible dibanding torch yang digunakan pada mesin M-14 juga robot dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan (tidak perlu setting torch manual). Dalam pembuatan sistem kontrol baru pada mesin welding harus disesuaikan dengan konsep yang diharapkan dan mampu memenuhi kebutuhan mesin tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem kontrol menggunakan perangkat kontrol berupa PLC yang dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin welding

secara auto serta penambahan sistem

manual yang langsung dikendalikan oleh PLC dan melalui HMI.

2. PLC yang digunakan adalah yang sering digunakan di perusahaan PT BCD, yaitu PLC Mitsubishi.

3. Membutuhkan jig yang dapat indexing

dengan sudut yang presisi untuk produk CJ dan L300 pada sudut 45°, 135° dan 270°, sedangkan pada produk D01N pada sudut 45°, 90°, 270° dan 315°.

4. Membutuhkan welding robot yang dapat mengelas sesuai posisi bracket small part

yang akan di las.

5. Membutuhkan sistem clamping yang hanya

mengclamp di bagian housing end agar dapat menjangkau batas pergerakan pada robot.

6. Terdapat sistem poka yoke untuk jig dan

stopper karena operator seringkali salah mengambil jig atau stopper pada saat

dandori ditambah lagi ada 1 produk, hal ini agar tidak terjadi defect pada produk, karena mesin tidak dapat memproses apabila salah mengambil jig atau stopper. 7. Membutuhkan mesin yang memiliki

sequence yang dimulai dengan meringankan pekerjaan operator saat

loading produk, proses clamping, proses

welding dengan robot, selesai.

Beberapa komponen produk D01N yang harus dilas penuh

(4)

130 Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding

3. HASIL DAN ANALISIS

Perancangan elektrik pada sistem kontrol mesin arc welding by robot ini dibagi menjadi perancangan diagram distribusi daya, perancangan input, perancangan Input/Output dan program pada PLC serta perancangan

output seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Perancangan elektrik pada sistem kontrol mesin

Gambar 4 memperlihatkan sumber listrik 380 VAC dihubungkan ke NFB untuk mem- proteksi ketika terjadi gangguan arus beban lebih dan hubungan arus singkat. Setelah itu, daya listrik dibagi kembali, yang pertama ke trafo step down 380/200 V yang nantinya akan digunakan sebagai sumber untuk robot controller, dan yang kedua yaitu trafo 380/100 V yang sebelumnya diamankan oleh NFB untuk menjaga main panel ketika terjadi gangguan arus beban lebih dan hubungan arus singkat. Trafo dihubungkan dengan CP yang juga berfungsi untuk menjaga saat beban berlebih atau hubungan arus singkat, CP dihubungkan dengan PS (Power Supply) yang digunakan untuk sumber tegangan bagi beberapa komponen input, relay, dan beberapa komponen output.

Blok diagram penggunaan perangkat yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 5.

Input HMI Switches Proses PLC Robot Controller Inverter Solenoids Valve Cylinders Sensors Motor Induksi Encoder Welding Robot Output Relay Lampu Indikator Buzzer Area Sensor

Gambar 5. Perancangan elektrik pada sistem kontrol mesin

Gambar 5 memperlihatkan penggunaan perangkat-perangkat pada mesin arc welding by robot.

Pembuatan Program PLC

Pembuatan program dilakukan apabila sudah mengetahui prinsip kerja mesin, dan prinsip-prinsip kerja mesin.

Prinsip Kerja Mesin

Realisasi program yang dilakukan pertama kali adalah menentukan prinsip kerja dari mesin. Prinsip kerja dari mesin berkaitan dengan urutan kerja yang akan dilakukan oleh operator. Berikut urutan kerja yang dilakukan oleh operator mesin arc welding by robot yang digambarkan dalam bentuk flowchart pada Gambar 6. MULAI AKTIFKAN MCB AKTIFKAN AIR PRESSURE POWER ON MASTER ON PILIH MODE PADA SELECTOR SWITCH AUTO MANUAL

Gambar 6. Flow proses urutan kerja operator mesin Arc welding by robot

Berdasarkan Gambar 6, prinsip kerja mesin dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kerja

manual dan kerja auto. Kerja manual digunakan hanya untuk proses perbaikan atau pengaturan

reed switch, cylinder dan jig. Sedangkan kerja

auto digunakan untuk proses produksi. Hal pertama yang harus dilakukan operator untuk memulai proses pada mesin adalah mengaktifkan MCB, selanjutnya mengaktifkan

air pressure switch, setelah itu menekan tombol

power on, dan master on. Setelah hal tersebut dilakukan, selanjutnya operator memilih mode manual atau auto pada selector switch.

Sementara itu untuk kerja manual dan auto

akan dibahas pada pembahasan di bawah ini.

Prinsip Kerja Mesin dengan Manual mode

Berdasarkan flow proses kerja mesin dengan manual mode, diawali dengan proses

loading produk. Pada HMI terdapat tampilan

Source 3Ø NFB Trafo 380/200V Trafo 380/100V NFB CP PS PS

INPUT PLC RELAY OUTPUT

Peranca ngan diagram distribusi daya Perancang an input, PLC, dan output

(5)

Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding 131 pengaturan manual operation, disitu kita dapat

mengoperasikan secara manual aktuator yang diinginkan, tidak harus sesuai dengan

sequence mesin. Gambar 7 memperlihatkan flow proses kerja mesin dengan manual mode.

MANUAL LOADING PRODUK TEKAN TOMBOL MANUAL SCREEN PADA HMI TEKAN TOMBOL EJECTOR MID SOLENOID EJECTOR 2 RETURN SOLENOID EJECTOR 1 ADVANCE LIMIT SWITCH EJECTOR MID SOLENOID ESCAPE ADVANCE LIMIT SWITCH ESCAPE ADVANCE SOLENOID EXPAND ADVANCE LIMIT SWITCH EXPAND ADVANCE SOLENOID CENTERING RH A OPERATOR MESIN TEKAN TOMBOL ESCAPE ADVANCE TEKAN TOMBOL EXPAND ADVANCE TEKAN TOMBOL CENTERING LH ADVANCE TEKAN TOMBOL CENTERING LH TEKAN TOMBOL INDEX STOPPER OPEN SOLENOID INDEX STOPPER RET. LIMIT SWITCH INDEX STOPPER RET. MOTOR INDEXING BERPUTAR SESUAI PERINTAH POSISI YANG DIINGINKAN MOTOR CURTAIN MEMBUKA TIRAI LIMIT SWITCH CURTAIN DOWN PROSES WELDING OPERATOR MESIN TEKAN TOMBOL INDEX JOG SAMPAI POSISI YANG DIINGINKAN TEKAN TOMBOL BLACKOUT CURTAIN DOWN A LIMIT SWITCH CENTERING RH SOLENOID CENTERING LH LIMIT SWITCH CENTERING LH FINISH

Gambar 7. Flow Proses kerja mesin dengan

Manual mode

Ada beberapa syarat, yaitu:

a. Jika index stopper sedang dalam keadaan close maka indexingjig tidak dapat berputar b. Jika shutter dalam keadaan close maka

silinder escape tidak dapat bergerak naik.

Prinsip Kerja Mesin dengan Auto mode

Gambar 8 memperlihatkan flow proses kerja mesin arc welding by robot dengan auto mode. Setiap pengecekan semua aktuator apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan, terdapat 2 pilihan, Yes atau No. Jika aktuator Yes atau mencapai tujuan yang diharapkan maka akan berlanjut ke proses selanjutnya. Namun bila No atau aktuator tidak mencapai tujuan yang diharapkan, maka akan mengaktifkan alarm seperti pada Gambar 9.

Jika alarm aktif maka akan mengaktifkan sistem alarm seperti pada Gambar 10.

Pemrograman

Sequence utama yang dibutuhkan adalah program dengan mode auto, sebelum membuat program pada software GX Works2 harus dibuat flowchart terlebih dahulu. Berikut

flowchart dari program pada sistem kontrol mesin arc welding by robot dengan Auto mode

pada Gambar 11 dan Gambar 12.

AUTO LOADING PRODUK PRESS FOOT SWITCH SOL. ESCAPE MOVE UP SOL. EJECTOR MOVE DOWN LS ESCAPE UP LS EJECTOR DOWN PRESS PB AUTO START SOL. EXPAND ADV LS EXPAND ADV. CENTERING RH LS CENTERING RH CENTERING LH LS CENTERING LH A YES YES YES OPERATOR MESIN SOL. EXPAND RET. SOL. ESCAPE DOWN LS EXPAND RET. LS ESCAPE DOWN SOL. SHUTTER CLOSE LS SHUTTER CLOSE MOTOR CURTAIN DOWN LS CURTAIN DOWN PROSES WELDING END PROSES YES YES YES OPERATOR MESIN A ALL CENTERING BACK TO HOME POST. YES YES HOME POST

Gambar 8. Flow Proses kerja mesin dengan

auto mode INDIKATOR AKTUATOR NEXT PROSES > 5 S SETELAH AKTUATOR DIAKTIFKAN MAKA ALARM AKTIF YES NO A

(6)

132 Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding A TEKAN TOMBOLL BUZZER RESET RESET BUZZER TEKAN TOMBOL HOME POST. TEKAN TOMBOL AUTO START AUTO OPERATOR MESIN

Gambar 10. Flow Proses sistem alarm

START MODEL SETUP CAR TYPE MODEL SELECT ORIGINAL POSITION FOOT SWITCH SOL. EJECTOR 1 ADVANCE SOL. EJECTOR 2 RETURN LS EJECTOR MID SOL. EJECTOR 1 RETURN LS EJECTOR DOWN 1 NO ESCAPE UP LS ESCAPE ADV. > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO SOL. EJECTOR 2 RETURN > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO YES YES YES SS AUTO MODE #1 #2 > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO 1 PB START SOL. EXPAND ADVANCE RS EXPAND ADVANCE SOL. CENTERING LH ADVANCE > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO YES RS CENTERING LH ADV. > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO YES TIMER COUNT 1,1 SEC SOL. CENTERING RH ADVANCE RS CENTERING RH ADVANCE YES TIMER COUNT 0,5 SEC > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION SOL. EXPAND RETURN RS EXPAND RETURN NO YES NO 2

Gambar 11. Flowchart Program mesin arc welding by robot mode auto

RS ESCAPE DOWN > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION TIMER COUNT 0,1 SEC SOL. SHUTTER CLOSE SOL. ESCAPE DOWN MOTOR CURTAIN FORWARD & MOTOR BRAKE LS CURTAIN DOWN END YES NO NO RS SHUTTER CLOSE REQUEST JIG POSITION TIMER COUNT 1 SEC JIG POSITIONING POSITION COMPLETE CYCLE WELDING ROBOT 1 CYCLE WELDING ROBOT 2 3 REQUEST JIG. POST. COMPLETE SOL. EJECTOR 1 ADVANCE SOL. EJECTOR 2 RETURN LS EJECTOR MID SOL. CENTERING LH RETURN SOL. CENTERING RH RETURN RS CENTERING LH RETURN RS CENTERING RH RETURN SOL. EJECTOR 1 RETURN & EJECTOR 2 ADVANCE LS EJECTOR UP SOL. SHUTTER OPEN RS SHUTTER OPEN FINISH WELDING ON YES NO UNCLAMP A A #3 WELD MODE SELECT > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION NO YES CYCLE WELDING COMPLETE > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION > 5 SEC THEN ALARM NOTIFICATION 2

Gambar 12. Flowchart Program mesin arc welding by robot mode auto

4. KESIMPULAN

Sistem kontrol yang mengendalikan mesin arc welding by robot telah mampu mengelas bracket small part pada produk lama tipe CJ, tipe L300, dan produk baru tipe D01N yang semula tidak dapat mengelas bracket small part pada produk D01N. Hal ini karena adanya keterbatasan gerak torch mesin. Sistem control juga mampu mengerjakan proses pengelasan penuh pada pemasangan bracket small part tanpa harus ada station welding manual. Pembuatan sistem kontrol pada mesin

arc welding by robot telah mampu membantu meningkatkan kapasitas produksi Housing assembly line A dari 0 menjadi 2000 produk.

(7)

Syahril A., Disain Sistem Kontrol Mesin Arc Welding 133 Program PLC menggunakan bahasa ladder

diagram dengan software GX Works2 telah berfungsi sesuai dengan urutan kerja yang diinginkan, yaitu adanya mode manual, mode otomatis, program origin return, program untuk sistem alarm, dan program indexing. Line stop

yang diakibatkan oleh control fault yang terjadi, dapat ditangani oleh mesin yang baru. Berdasarkan data, line stop akibat control fault

pada main assembly line pada bulan Februari hingga Mei 2013 menjadi 0 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, S., Pratama, R. A., Power Saving on Piston washing Machine Modification by Utilizing Air Pressure and Programmable Logic Controller, Prosiding Seminar Nasional SciETec 2012, ISBN 978-602-97961-1-7, pp. TE15-1 – TE15-5.

Ardi, S., Agus Ponco, Adli Fadli Kurnia, Design Control System of the Out Diameter Finish Machine Based on Programmable Logic Controller, Proceeding ICICI-BME 2013. Ardi, S., Alfan Subiantoro, Design Control

System for Radio Battery Function Checking using Programmable Logic Controller, AICST 2012, Page: 185 – 194, Proceeding The 2nd ACIKITA International Conference on Science and Technology (AICST), 2012, ISBN: 978-602-18102-1-7.

Ardi, S., Hirotsugu Minowa, and Kazuhiko Suzuki, “Failure Detection Algorithm Based on Intelligent Monitoring of Safety Components”, Proceeding of the 2008 International Joint Conference in Engineering, IJSE2008, August 4-5, Jakarta, Indonesia, 2008.

Ardi, S., Lin Prasetyani, Reza Guntur Budianto, “Pokayoke Control System Design using Programmable Logic Controller (PLC) on Station Final Check Propeller Shaft”, Halaman: C-74 – C-80, Proceeding Annual Engineering Seminar 2013, ISBN: 978-602-98726-2-0

Ardi, S., Nuryani, M, “Design of Gasket Loading and Crimping Machine Control System for Oxygen Sensor Products 2 Wheel Vehicle Based PLC” Page: 79-85; Proceeding ISSTIN 2012; ISBN: 978-602-19043-0-5 Ardi, S., Rini Riyanti, “Alat Penghilang Burry

dengan Sistem Pneumatik dan PLC pada Mesin Centerless Grind Rough NTV – 624”, Prosiding RIMTEK 2013.

Ardi, S., Siamdani, C., "Control System Design of the Machine Pump Inspection using PLC-LG Glofa G7M DR60A in PT XYZ"; Technologic Vol.3 No.1; ISSN: 2085-8507; pp. 38-43

Ardi, S., Suhartinah, “Otomatisasi Pergerakan

Table Slide GW (Grinding Wheel) Seat Grinder NTV-618 Dengan Menggunakan

Induction Motor Brake”, Halaman: 381-388,

Prosiding Seminar Nasional Industrial Services, SNIS 2013.

Bayindir, R., Cetincevic, Y., A Water pumping control system with a programmable logic controller (PLC) and industrial wireless modules for industrial plants-an experimental setup, ISA Transaction 50 (2011), pp. 321-328.

Rullan, A., Programmable Logic Controllers versus Personal Computers for Process Control, Computers ind. Engineering, Nos 1-2, pp. 421-424, 1997.

Swider, J., G. Wszolek, W. Carvalho, Programmable controller designed for electro-pneumatic systems, Journal of Materials Processing Technology 164-165 (2005), pp. 1459-1465.

Valencia-Palomo, G., J.A. Rossiter, Programmable logic controller implementation of an auto-tuned predictive control based on minimal plant information, ISA Transactions 50 (2011), pp. 92-100. Wang, R., Song, X., Zhu, J., Gu, M., Computers

in Industry 62 (2011), pp. 23-31.

Yves, Fiset J, 2009, Human Machine Interface Design for Process Control Applications, ISA.

Gambar

Gambar  1. (a) Permasalahan pada proses  pemasangan bracket small part di station  welding manual (b) Permasalahan pada proses
Gambar 2. Beberapa komponen produk D01N  yang harus dilas penuh
Gambar 4. Perancangan elektrik pada sistem  kontrol mesin
Gambar 7. Flow Proses kerja mesin dengan  Manual mode
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari studi kasus 7 langkah varney dan SOAP yang digunakan untuk proses penyelesaian masalah kebidanan, dapat disimpulkan bahwa pada bayi Ny

Secara umum pegertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang

(2) Hambatan dalam implementasi manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 1 Karanganyar adalah hambatan Sumber Daya Manusia terdiri dari (a)

Hibridisasi pada umumnya menghasilkan genotipe dan fenotipe yang berada pada pertengahan antara kedua sifat spesies induknya atau bahkan individu hibrida yang mewarisi

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi kegiatan ekstrakurikuler dan analisis data kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

Adanya program ini diharapkan dapat dihasilkan produk jajanan baru, yang nantinya diharapkan dapat bersaing dengan produk makanan lain, karena es krim jamur

Hasil wawancara dari beberapa pihak yang terkena sanksi karena melakukan pelanggaran adat mengenai upaya-upaya mereka dalam mewujudkan keluarganya menjadi keluarga

ISO 9001:2008 hanya merupakan suatu sistem manajemen mutu sehingga perusahaan yang mengimplementasikan dan memperoleh sertifikat ISO dapat menyatakan bahwa sistem