• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bgn.1. ج اء ر ج ل ر ا ي ت ر ج لا م ر ر ت ب ر ج ل : Contoh. Sedangkan Ilmu Shorof adalah, Ilmu yeng mempelajari perubahan bentuk kata.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bgn.1. ج اء ر ج ل ر ا ي ت ر ج لا م ر ر ت ب ر ج ل : Contoh. Sedangkan Ilmu Shorof adalah, Ilmu yeng mempelajari perubahan bentuk kata."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Bgn.1

Ketika para ahli bahasa Arab merasa khawatir akan tersia-sianya ilmu bahasa Arab setelah terjadinya percampuran mereka dengan orang-orang selain Arab, maka mereka

membukukannya di dalam kamus, dan kemudian mengklarifikasikan menjadi beberapa ilmu bahasa arab, sehingga tidak akan terjadi kekeliruan di dalamnya. Adapun ilmu ilmu bahasa arab itu dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya :

-  Ilmu Nahwu, adalah Ilmu yang membahas tentang perubahan akhir kalimat. -  Ilmu Sharaf, adalah Ilmu yang membahas tentang perubahan bentuk kata. -  Ilmu Arudh, adalah Ilmu yang membahas tentang aturan bait syair.

-  Ilmu Lughoh, adalah Ilmu yang membahas tentang tata bahasa arab. -  Ilmu Insya, adalah Ilmu yang membahas tentang mengarang.

-  Ilmu Khot, adalah Ilmu yang membahas tentang seni tulis-menulis huruf arab. -  Ilmu Bayan, adalah Ilmu yang membahas tentang kata yang zhahir dan yang tersembunyi.Ilmu ini juga membahas tentang kiasan dan permisalan kata.

-  Ilmu Ma'ani, adalah Ilmu yang membahas tentang susunan kalimat. -  Ilmu Badi', adalah Ilmu yang membahas tentang keindahan bahasa arab.

-  Ilmu Qofiyah, adalah Ilmu yang membahas tentang kata yang terakhir (wazan) dalam bait syair

Hanya saja di sini kita hanya akan mempelajari ilmu nahwu dalam kitab Alfiyyah karya Abdullah Jamaluddin Muhammad Ibnu Malik At Tha’iy Al Jayyaniy, karena di antara semua ilmu-ilmu bahasa Arab, dan yang paling penting dan paling luas manfaatnya dalam mempelajari bahasa Arab.

Dalam kitab ini, Ibnu Malik khusus membahas tentang kaidah kaidah Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof secara detail yang berbentuk nadzhom ringkas yang terdiri dari 1000 nadzhom dan terdiri dari 81 Bab. Adapun Qowaid al Lughotul 'Arobiyah, meliputi ilmu Nahwu dan Shorof. Ilmu Nahwu adalah, Ilmu yang mempelajari tentang hukum akhir dari suatu kata atau Ilmu yang membahas tentang perubahan akhir kalimat.

Contoh : ٍﻝُﺝَﺭِﺏ ُﺕْﺭَﺭَﻡ ـ ًﺎﻟُﺝَﺭ ُﺕْﻱَﺃَﺭ ـ ٌﻝُﺝَﺭ َءاَﺝ

(2)

Contoh : ٌﺭْﻭُﺹْﻥَﻡ ـ ٌﺭِﺺاَﻥ ـ َﺭَﺹَﻥ MUQODDIMAH َﻕِﻙِﻞاَﻡ َﺭْﻱَﺥ َﻩَّﻞﻠا ﻱِّﺏَﺭ ُﺩَﻡْﺡَﺃ  #ِﻙِﻞاـَﻡ ُﻦﺒا َﻭُﻩ ﺩَّﻡَﺡُﻡ َﻞاـ Muhammad Ibnu Malik berkata: Aku memuji kepada Allah Tuhanku sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Memiliki.

َﻦﻳِﻝِﻡْﻙَﺖــْﺱُﻡْﻞا ِﻪـــِﻞآَﻭ # ﻯَﻑَﻁْﺹُﻡْﻞا ِّﻱِﺏَّﻦﻠا ﻯَﻝَﻉ ًﺍَﻱِّﻝَﺹُﻡ ﺍَﻑَﺮــَّﺵْﻞا

Dengan bersholawat atas Nabi terpilih dan atas keluarganya yang mencapai derajat kemulyaan.

ْﻩَّﻱِﻭْﺡَﻡ ﺍَﻩِﺏ ِﻭْﺡَّﻥْﻞا ُﺩِﺺاَﻕَﻡ # ْﻩَّﻲــِﻑْﻞأ ْﻱِﻑ َﻪﻠﻠا ُﻥْﻱِﻊـَﺕْﺲأَﻭ Juga aku memohon kepada Allah untuk kitab Alfiyah, yang dengannya dapat mencakup seluruh materi Ilmu Nahwu..

ِﺯَﺝْﻥُﻡ ٍﺩْﻉَﻭِﺏ َﻝْﺫَﺏْﻞا ُﻂـُﺱْﺏَﺕَﻭ # ِﺯَﺝْﻭُﻡ ٍﻅْﻑَﻝِﺏ ﻯَﺹْﻕَﺄﻠا ُﺏِّﺭَﻕُﺕ Mendekatkan pengertian yang jauh dengan lafadz yang ringkas serta dapat menjabar perihal

detail dengan janji yang cepat.

ِﻁْﻉُﻡ ِﻥْﺐا َﺓَّﻲــــِﻑْﻝَﺃ ًﺓَﻕِﺊاـَﻑ # ِﻁْﺥُﺱ ِﺭْﻱَﻍِﺏ ًﺍَﺽِﺭ ﻱِﺽَﺕْﻕَﺕَﻭﻱ Kitab ini mudah menuntut kerelaan tanpa kemarahan, melebihi kitab Alfiyahnya Ibnu Mu’thi..

(3)

Beliau lebih memperoleh keutamaan karena lebih awal. Beliau behak atas sanjunganku yang indah..

ْﻩَﺭِﺦآﻠا ِﺖاَﺝَﺭَﺩ ﻱِﻑ ُﻩَﻝَﻭ ﻱِﻝ # ْﻩَﺭِﻒاَﻭ ٍﺖاـَﺏِﻩِﺏ ﻱِﺽْﻕَﻱ ُﻩَّﻞﻠاَﻭ Semoga Allah menetapkan karunianya yang luas untukku dan untuk beliau pada derajat-derajat tinggi akhirat..

ُﻩْﻥِﻡ ُﻑَّﻞأَﺕَﻱ ﺍَﻡَﻭ ُﻡَﺎﻟَﻙْﻞا

BAB KALAM DAN SESUATU YANG KALAM TERSUSUN DARINYA

PENGERTIAN KALAM, KALIM, KALIMAT, QOUL

ٌﻑْﺭَﺡ َّﻡُﺙ ٌﻝْﻉِﻑَﻭ ٌﻡْﺲاَﻭ # ْﻡِﻕَﺖــْﺲاَﻙ ٌﺩْﻱِﻑُﻡ ٌﻆــْﻑَﻝ ﺍَﻦــُﻡَﺎﻟَﻙ ْﻡِﻝَﻙْﻞا

Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.

ْﻢؤُﻱ ْﺩَﻕ ٌﻡَﺎﻟَﻙ ﺍَﻩِﺏ ٌﺓَﻡْﻝَﻙَﻭ # ْﻡَﻉ ُﻝْﻭَﻕْﻞاَﻭ ٌﺓَﻡِﻝَﻙ ُﻩُﺩِﺢاَﻭ Tiap satu dari (personil Kalim) dinamakan Kalimat. Adapun Qaul adalah umum. Dan dengan menyebut Kalimat terkadang dimaksudkan adalah Kalam.

(4)

BENTUK KALIMAT-KALIMAT DAN CIRI-CIRINYA

ٌﺯْﻱِﻱْﻡَﺕ ِﻡْﺲإﻟِﻝ ٍﺩَﻥْﺱُﻡَﻭ # ْﻝَﺍَﻭ ﺍَﺩِّﻦﻠاَﻭ ِﻥْﻱِﻭْﻥّﺖﻠاَﻭ ِّﺭَﺞﻠاِﺏ ْﻝَﺹَﺡ

Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.

ٌﻞـــْﻉِﻑ َّﻥَﻝِﺏْﻕَﺃ ِﻥْﻭُﻥَﻭ # ﻱِﻝَﻉْﻒا ﺍَﻱَﻭ ْﺕَﺕَﺃَﻭ َﺕْﻝَﻉَﻑ ﺍَﺕِﺏ ﻱِﻝَﺝْﻥَﻱ

Dengan tanda Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun pada Lafadz Aqbilanna, Kalimat Fi’il menjadi jelas.

ْﻡَﻝ ﻱِﻝَﻱ ٌﻉِﺮاــَﺾـُﻡ ٌﻞـــْﻉِﻑ # ْﻡَﻝَﻭ ﻱِﻑَﻭ ْﻝَﻩَﻙ ُﻑْﺭَﺡْﻞا ﺍَﻡُﻪاَﻭِﺱ ْﻢﺷَﻲـَﻙ

Selain keduanya (ciri Kalimah Isim dan ciri Kalimah Fi’il) dinamaan Kalimah Huruf, seperti lafadz Hal, Fi, dan Lam. Ciri Fi’il Mudhori’ adalah dapat mengiringi Lam, seperti lafadz Lam Yasyam.

ْﻥِﺇ ِﺭْﻡَﺄﻠا َﻝْﻉِﻑ ِﻥْﻮـــُّﻦﻠاِﺏ # ْﻡِﺱَﻭ ْﺯِﻡ ﺍَّﺖﻠاِﺏ ِﻞاَﻉْﻑَﺄﻠا َﻱِﺾاَﻡَﻭ ْﻡِﻩُﻑ ٌﺭْﻡَﺃ

Dan untuk ciri Fi’il Madhi, bedakanlah olehmu! dengan tanda Ta’. Dan namakanlah! Fi’il Amar dengan tanda Nun Tauqid (sebagi cirinya) apabila Kalimah itu difahami sebagai kata perintah.

ْﻩَﺹ ُﻭْﺡَﻥ ٌﻡْﺲا َﻭُﻩ ِﻩْﻱِﻑ # ْﻝَﺡَﻡ ِﻥْﻭّﻦﻟِﻝ ُﻙَﻱ ْﻡَﻝ ْﻥِﺇ ُﺭْﻡَﺄﻠاَﻭ ْﻝَﻩَّﻱَﺡَﻭ

Kata perintah jika tidak dapat menerima tempat untuk Nun Taukid, maka kata perintah tersebut dikategorikan Isim, seperti Shah! dan Hayyahal!

(5)

ٌﺯْﻱِﻱْﻡَﺕ ِﻡْﺲإﻟِﻝ ٍﺩَﻥْﺱُﻡَﻭ # ْﻝَﺍَﻭ ﺍَﺩِّﻦﻠاَﻭ ِﻥْﻱِﻭْﻥّﺖﻠاَﻭ ِّﺭَﺞﻠاِﺏ ْﻝَﺹَﺡ

Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.

Tanda Kalimat Fi’il: Ta’ Fail, Ta’ Ta’nits Sukun, Ya’ Fail, Nun Taukid.

ٌﻞـــْﻉِﻑ َّﻥَﻝِﺏْﻕَﺃ ِﻥْﻭُﻥَﻭ # ﻱِﻝَﻉْﻒا ﺍَﻱَﻭ ْﺕَﺕَﺃَﻭ َﺕْﻝَﻉَﻑ ﺍَﺕِﺏ ﻱِﻝَﺝْﻥَﻱ

Dengan tanda Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun pada Lafadz Aqbilanna, Kalimah Fi’il menjadi jelas.

ﻱِﻥْﺏَﻡْﻞاَﻭ ُﺏَﺭْﻉُﻡْﻞا

BAB MU’RAB DAN MABNI

KALIMAH-KALIMAH YANG MU’RAB DAN YANG MABNIY

ﻱِﻥْﺩُﻡ ِﻑْﻭُﺮــُﺡْﻞا َﻥِﻡ ٍﻪـــَﺏَﺵِﻝ # ﻱِﻥْﺏَﻡَﻭ ٌﺏَﺭْﻉُﻡ ُﻩْﻥِﻡ ُﻡْﺲاﻠاَﻭ Diantara Kalimat Isim ada yang Mu’rab, dan ada juga yang Mabni karena keserupaan dengan kalimah Huruf secara mendekati

(6)

ﺍَﻦـــــــُﻩ ﻱِﻑَﻭ

Seperti keserupaan bangsa wadh’iy didalam contoh dua Isimnya lafadz Ji’tana. Dan keserupaan bangsa Ma’nawiy di dalam contoh Mata, dan Huna.

ﺎﻟِّﺹُﺃ ٍﺮاَﻕِﺖــْﻒاَﻙَﻭ ٍﺮــــُّﺙَﺃَﺕ # َﺎﻟِﺏ ِﻝْﻉِﻑْﻞا ِﻥَﻉ ٍﺓَﺐاَﻱِﻥَﻙَﻭ Dan keserupaan bangsa Niyabah (pengganti) dari Fi’il tanpa pembekasan I’rob (Isim Fi’il). Dan keserupaan bangsa Iftiqor/kebutuhan yang dimustikan (yakni, isim maushul musti

membutuhkan shilah).

ﺍَﻡَﺱَﻭ ٍﺽْﺭَﺃَﻙ ِﻑْﺭَﺡْﻞا ِﻩَﺏَﺵ ْﻥِﻡ # ﺍَﻡِﻝَﺱ ْﺩَﻕ ﺍَﻡ ِءاَﻡْﺱَﺄﻠا ُﺏَﺭْﻉُﻡَﻭ Adapun Mu’rabnya Kalimah-kalimah Isim, adalah Kalimah yang selamat dari keserupaan

dengan Kalimah Huruf, seperti contoh Ardhin dan Sumaa.

ﺍَﻱِﺭَﻉ ْﻦإ ًﺍَﻉِﺮاَﺽُﻡ ﺎوُﺏَﺭْﻉَﺃَﻭ # ﺍَﻲـِﻥُﺏ ٍّﻱِﺽُﻡَﻭ ٍﺭْﻡَﺃ ُﻝْﻊـــِﻑَﻭ Fi’il Amar dan Fi’il Madhi, keduanya dihukumi Mabni. Dan mereka Ulama Nahwu sama

menghukumi Mu’rab terhadap Fi’il Mudhori’ jika sepi…..

ْﻥَﻡ َﻥْﻉُﺭَﻱَﻙ ٍﺚاــَﻦإ ِﻥْﻭُﻥ # ْﻥِﻡَﻭ ٍﺭِﺶاَﺏُﻡ ٍﺩْﻱِﻙْﻭَﺕ ِﻥْﻭُﻥ ْﻥِﻡ ْﻥِﺖـــُﻑ

Dari Nun Taukid yang mubasyaroh (bertemu langsung) dan Nun Ta’nits, seperti lafadz: Yaru’na Man Futin.

ْﻥَﺃ ِّﻱِﻥْﺏَﻡْﻞا ﻱِﻑ ُﻝْﺹَﺄﻠاَﻭ # ﺍَﻥِﺏْﻝِﻝ ٌّﻕِﺢــَﺕْﺱُﻡ ٍﻑْﺮـَﺡ ُّﻝُﻙَﻭ ﺍَﻥَّﻙَﺱُﻱ

Semua Kalimah Huruf menghaki terhadap Mabni.   Asal didalam Kemabnian adalah dihukumi Sukun.

ُﺙْﻱَﺡ ِﺱْﻡَﺃ َﻥْﻱَﺃَﻙ # ُّﻡَﺽَﻭ ٍﺭْﺱَﻙ ﻭُﺫَﻭ ٍﺡْﺕَﻑ ﻭُﺫ ُﻩْﻥِﻡَﻭ ْﻡَﻙ ُﻥِﻚاــــَّﺱْﻞاَﻭ

Diantara hukum Mabni adalah Mabni Fathah, Mabni Kasroh dan Mabni Dhommah. Seperti lafadz: Aina, Amsi, Haitsu, dan Mabni Sukun seperti Lafadz Kam.

(7)

MACAM-MACAM I’RAB ُﻮـْﺡَﻥ ٍﻞــْﻊــِﻑَﻭ ٍﻢــْﺲاﻟ # ﺍَﺐاَﺭْﻊإ ْﻥَﻝَﻉْﺞا َﺏْﺹَّﻥْﻞاَﻭ َﻉْﻑَّﺭْﻞاَﻭ ﺍَﺐاـــــَﻩَﺃ ْﻥَﻝ

Jadikanlah Rofa’ dan Nashab sebagai I’rab (sama bisa) untuk Isim dan Fi’il, seperti lafadz Lan Ahaba.

ْﻥَﺃِﺏ ُﻞـْﻉِﻑْﻞا َﺹِّﺹُﺥ ْﺪــَﻕ # ﺍَﻡَﻙ ِّﺭَﺝْﻞاِﺏ َﺹِّﺹُﺥ ْﺩَﻕ ُﻡْﺲاﻠاَﻭ ﺍَﻡِﺯَﺞـْﻥَﻱ

Kalimah Isim dikhususi dengan I’rab Jarr, sebagaimana juga Fi’il dikhususi dengan dii’rab Jazm.

TANDA ASAL I’RAB

ِﻩَّﻞﻠا ُﺭْﻙِﺬــَﻙ ًﺍَﺮــــــْﺱَﻙ # ْﺭُﺝَﻭ ًﺍَﺡْﺕَﻑ ْﻥَﺏِﺹْﻦاَﻭ َﻡَﺽِﺏ ْﻉَﻑْﺮاَﻑ ْﺮـُﺱَﻱ ُﻩَﺪــْﺏَﻉ

Rofa’kanlah olehmu dengan tanda Dhommah, Nashabkanlah! Dengan tanda Fathah, Jarrkanlah! Dengan tanda Kasrah. Seperti lafadz Dzikrullahi ‘Abdahu Yasur.

ﻱِﻥَﺏ ﻮــْﺥَﺃ ﺍَﺝ ُﻭْﺡَﻥ ُﺏْﻮــُﻥَﻱ # ْﺭِﻙُﺫ ﺍَﻡ ُﺭْﻱَﻍَﻭ ٍﻥْﻱِﻙْﺱَﺕِﺏ ْﻡِﺯْﺞاَﻭ ْﺮــِﻡَﻥ

(8)

Dan Jazmkanlah! Dengan tanda Sukun. Selain tanda-tanda yang telah disebut, merupakan penggantinya. Seperti lafadz: Jaa Akhu Bani Namir.

TANDA I’RAB ASMAUS SITTAH

َﻥِﻡ ﺍَﻡ ٍءاَﻱِﺏ ْﺭُﺭْﺞاَﻭ # ْﻑِﻝَﺄﻠاِﺏ َّﻥَﺏِﺹْﻦاَﻭ ٍﻮاَﻮــِﺏ ْﻉَﻑْﺮاَﻭ ْﻑِﺹَﺃ ﺍَﻡْﺱَﺄﻠا

Rofa’kanlah dengan Wau, Nashabkanlah dengan Alif, dan Jarrkanlah dengan Ya’, untuk Isim-Isim yang akan aku sifati sebagai berikut (Asmaus Sittah):

ُﻩْﻥِﻡ ُﻡْﻱِﻡْﻞا ُﺙْﻱَﺡ ُﻢــــــَﻑْﻞاَﻭ # ﺍَﻦاَﺏَﺃ ًﺓَﺏْﺡُﺹ ْﻥِﺇ ﻭُﺫ َﻚاَﺫ ْﻥِﻡ ﺍَﻦاَﺏ

Diantara Isim-Isim itu (Asmaus Sittah) adalah Dzu jika difahami bermakna Shahib (yg memiliki), dan Famu sekiranya Huruf mim dihilangkan darinya.

ُﻥَﺱْﺡَﺃ ِﺭْﻱِﺥَﺄﻠا ﺍَﺬﻫ ﻱِﻑ ُﺹْﻕَّﻥْﻞاَﻭ # ُﻦـــَﻩَﻭ َﻚاَﺬـــَﻙ ٌﻢـــَﺡ ٌﺦآ ٌﺏَﺃ Juga Abun, Akhun, Hamun, demikian juga Hanu. Tapi dii’rab Naqsh untuk yang terakhir ini

(Hanu) adalah lebih baik.

ُﺭَﻩْﺵَﺃ َّﻥِﻩِﺹْﻕَﻥ ْﻥِﻡ ﺍَﻩُﺭْﺹَﻕَﻭ # ُﺭُﺪـــْﻥَﻱ ِﻩْﻱَﻱِﻞاـَﺕَﻭ ٍﺏَﺃ ﻱِﻑَﻭ Dan untuk Abun berikut yang mengiringinya (Akhun dan Hamun) jarang diri’rab Naqsh,

sedangkan dii’rab Qoshr malah lebih masyhur daripada I’rab Naqshnya.

َﻚـــْﻱِﺏَﺃ ﻮــْﺥَﺃ ﺍَﺞــَﻙ ﺎــَﻱْﻝِﻝ # َﺎﻟ َﻥْﻑَﺽُﻱ ْﻥَﺃ ِﺐاَﺭْﻊإﻠا ﺍَﺫ ُﻁْﺭَﺵَﻭ َﺎﻟِﺖـــْﻊا ﺍَﺫ

(9)

Syarat I’rab ini (Rafa’ dg wau, Nasha dg Alif, dan Jarr dg Ya’ pada Asmaus Sittah) harus Mudhaf kepada selain Ya’ Mutakallim. Seperti: Jaa Akhu Abiika Dza-’tilaa.

TANDA I’RAB ISIM TATSNIYAH DAN MULHAQNYA

َﺎﻟِﺹُﻭ ًﺍَﻒاــَﺽُﻡ ٍﺭَﻡْﺾـــُﻡِﺏ ﺍَﺬإ # َﺎﻟِﻙَﻭ ﻯَّﻥَﺙُﻡْﻞا ﻉَﻑْﺮا ِﻑِﻝَﺄﻠاِﺏ Rafa’kanlah! dengan Alif terhadap Isim Mutsanna, juga lafadz Kilaa apabila tersambung

langsung dengan Dhomir, dengan menjadi Mudhof.

ِﻦــْﻱَﺕَﻥْﺐاَﻭ ِﻥْﻲــَﻥْﺐاَﻙ # ِﻦاَﺕَﻥْﺚاَﻭ ِﻦاَﻥْﺚا َﻚاَﺫَﻙ ﺍَﺕْﻝِﻙ ِﻦاَﻱِﺮــْﺝَﻱ

Juga (Rofa’ dg Alif) lafadz Kiltaa, begitupun juga lafadz Itsnaani dan Itsnataani sama (I’rabnya) dengan lafadz Ibnaini dan Ibnataini keduanya contoh yang dijarrkan.

َﺩْﻉَﺏ ًﺍَﺐـــْﺹَﻥَﻭ ﺍًّﺮــــَﺝ # ْﻑِﻝَﺄﻠا ﺍَﻩِﻉْﻱِﻡَﺝ ﻱِﻑ ﺍَﻱْﻞا ُﻑُﻝْﺥَﺕَﻭ ْﻑِﻝُﺃ ْﺩَﻕ ٍﺢـــْﺕَﻑ

Ya’ menggantikan Alif (tanda Rofa’) pada semua lafadz tsb (Mutsanna dan Mulhaq-mulhaqnya) ketika Jarr dan Nashabnya, terletak setelah harkat Fathah yang tetap dipertahankan.

TANDA I’RAB JAMAK MUDZAKKAR SALIM  DAN MULHAQNYA

(10)

ِﻉْﻡَﺝ َﻡِﻞاــــــــَﺱ # ِﺏِﺹْﻦاَﻭ ْﺭُﺭْﺞا ﺍَﻱِﺏَﻭ ٍﻮاَﻭِﺏ ْﻉَﻑْﺮاَﻭ ِﺏِﻥْﺫُﻡَﻭ ٍﺭِﻢاــــــــَﻉ

Rofa’kanlah dengan Wau!, Jarrkan dan Nashabkanlah dengan Ya’! terhadap Jamak Mudzakkar Salim dari lafadz “‘Aamir” dan “Mudznib”

َﻖــِﺡْﻝُﺃ ُﻪـــُﺐاَﺏَﻭ # ﺍَﻥْﻭُﺭْﺵِﻉ ِﻩِﺏَﻭ ِﻥْﻱَﺫ ِﻩْﺏِﺵَﻭ ﺍَﻥْﻭُﻞــــْﻩَﺄﻠاَﻭ

….dan yang serupa dengan keduanya ini (“Aamir” dan “Mudznib”, pada bait sebelumnya). Dan lafadz “‘Isyruuna dan babnya”, dimulhaqkan kepadanya (I’rab Jamak Mudzakkar Salim). Juga lafadz “Ahluuna”

ﺍَﻥْﻭُﻦـِّﺱْﻞاَﻭ َّﺫَﺵ َﻥْﻮـــُﺽْﺭَﺃَﻭ # ﺍَﻦوّﻱِّﻝِﻉ َﻥْﻭُﻡَﻞاَﻉَﻭ ﻭُﻝْﻮأ Juga lafadz “Uluu, ‘Aalamuuna, ‘Illiyyuuna dan lafazh Aradhuuna adalah contoh yang syadz (paling jauh dari definisi Jamak Mudzakkar Salim). Juga Lafadz “sinuuna….

ٍﻡْﻭَﻕ َﺩْﻥِﻉ َﻭْﻩَﻭ ُﺐاَﺏْﻞا ﺍَﺫ # ْﺩِﺭَﻱ ْﺪـَﻕ ٍﻥْﻱِﺡ َﻝْﺙِﻡَﻭ ُﻩُﺐاَﺏَﻭ ْﺩِﺭَّﻁَﻱ

…dan babnya”. Terkadang Bab ini (bab sinuuna) ditemukan dii’rab semisal lafadz “Hiina”

(dii’rab harkat, dengan tetapnya ya’ dan nun) demikian ini ditemukan pada suatu kaum (dari Ahli Nawu atau orang Arab)

ْﻥَﻡ َّﻞــَﻕَﻭ ْﺡَﺖــْﻒاَﻑ # ْﻕَﺡَﺕْﻞا ِﻩِﺏ ﺍَﻡَﻭ ٍﻉْﻭُﻡْﺝَﻡ َﻥْﻭُﻥَﻭ ْﻖــَﻁَﻥ ِﻩِﺭْﺲــَﻙِﺏ

Fathahkanlah! harakah “Nun”nya Kalimat yang dijamak Mudzakkar Salim dan Mulhaqnya. Ada segelintir orang bercakap-cakap dengan mengkasrahkannya.

ُﻩْﻭُﻝَﻡْﻉَﺕْﺲا َﻚاَﺫ ِﺱْﻚـــَﻉِﺏ # ْﻩِﺏ ِﻕَﺡْﻝُﻡْﻞاَﻭ َﻱِّﻥُﺙ ﺍَﻡ ُﻥْﻭُﻥَﻭ ْﻩِﺏَﺕْﻦاَﻑ

Adapun “Nun”nya Kalimat yang ditatsniyahkan dan Mulhaqnya, adalah terbalik (Harakah Nun dikasrahkan). Semuanya mengamalkan demikian, maka perhatikanlah!

(11)

TANDA I’RAB JAMAK MU’ANNATS SALIM  DAN MULHAQNYA

ﻱِﻑَﻭ ِّﺭَﺝْﻞا ﻱِﻑ ُﺭَﺱْﻙُﻱ # ﺍَﻊــِﻡُﺝ ْﺪــَﻕ ٍﻒــِﻝَﺃَﻭ ﺎـــَﺕِﺏ ﺍَﻡَﻭ ﺍَﻉَﻡ ِﺏْﺹَّﻦﻠا

Setiap Kalimah yang dijamak dengan tambahan Alif dan Ta’ (Jamak Muannats Salim) tanda Jarr dan Nashabnya sama dikasrohkan.

ﺍَﺫ ِﻩْﻲــِﻑ ٍﺖاــَﻉِﺭْﺫَﺄــــَﻙ # ْﻝِﻉُﺝ ْﺩَﻕ ًﺍَﻡْﺲا ﻱِﺫَّﻞاَﻭ ُﺕَﺎﻟْﻭُﺃ ﺍَﺫَﻙ ْﻝِﺐــُﻕ ًﺍَﺾــْﻱَﺃ

Begitu juga (Dii’rab seperti Jamak Muannats Salim) yaitu lafadz “Ulaatu”. Dan Kalimah yang sungguh dijadikan sebuah nama seperti lafadz “Adri’aatin” (nama tempat di Syam) yang demikian ini juga diberlakukan I’rab seperti Jamak Mu’annats Salim.

TANDA I’RAB ISIM YANG TIDAK MUNSHORIF

ْﻝَﺃ َﺩْﻉَﺏ ُﻙَﻱ ْﻭَﺃ ْﻑَﺽُﻱ ْﻡَﻝ ﺍَﻡ # ْﻑِﺭَﺹْﻥَﻱ َﺎﻟ ﺍَﻡ ِﺓَﺡْﺕَﻑْﻞاِﺏ َّﺭُﺝَﻭ ْﻑِﺩَﺭ

Setiap Isim yang tidak Munshorif dijarrkan dengan Harakah Fathah, selama tidak Mudhof atau tidak jatuh sesudah AL.

(12)

TANDA I’RAB AF’ALUL KHOMSAH

َﻥْﻲــِﻉْﺩَﺕَﻭ ًﺍَﻊـــْﻑَﺭ # ﺍَﻥْﻭُّﻥْﻞا ِﻥَﺎﻟَﻉْﻑَﻱ ِﻭْﺡَﻥِﻝ ْﻝَﻉْﺞاَﻭ ﺍَﻦوُﻝَﺄـــــْﺱَﺕَﻭ

Jadikanlah! Nun sebagai tanda Rofa’ untuk contoh Kalimah-kalimah yang seperti lafadz yg ‘Mudhori il‘Fi) ﻦﻴﻌدﺗ  lafadz dan (Tatsniyah Alif dg disambung yg ‘Mudhori il‘Fi)ﻦاﻠﻌﻔﻳ disambung dg Ya’ Mu’annats Mukhatabah) dan lafadz ﻦوﻠأﺴﺗ (Fi’il Mudhori’ yg disambung dg Wau Jamak).

ﻱِﻡْﻭُﺭَﺕِﻝ ﻱِﻥْﻮــــُﻙَﺕ ْﻡَﻞــَﻙ # ْﻩَﻡِﺱ ِﺏْﺹَّﻥْﻞاَﻭ ِﻡْﺯَﺝْﻝِﻝ ﺍَﻩُﻑْﺫَﺡَﻭ ْﻩَﻡَﻝْﻆـــَﻡ

Sedangkan tanda Jazm dan Nashabnya, yaitu dengan membuang Nun. seperti contohْﻢﻟَ  ْﻩَﻡَﻝْﻆـــَﻡ ﻱِﻡْﻭُﺭَﺕِﻝ ﻱِﻥْﻮــــُﻙَﺕ

TANDA I’RAB ISIM MU’TAL (ISIM MAQSHUR DAN ISIM MANQUSH)

(13)

ﻱَﻕَﺕْﺭُﻡْﻞاَﻭ ﻯَﻑَﻁْﺹُﻡْﻞاَﻙ # ﺍَﻡ ِءاَﻡْﺱَﺄﻠا َﻥِﻡ ًّﺎﻟَﺕْﻉُﻡ ِّﻡَﺱَﻭ ﺍَﻡِﺮاَﻙَﻡ

Namailah! Isim Mu’tal, terhadap Isim-Isim yang seperti lafadz ﻞاْﻡُﺹْﻁَﻑَﻯ (Isim yang berakhiran huruf Alif) dan seperti lafadz ﻞاْﻡُﺭْﺕَﻕَﻱ ﻡَﻙَﺮاِﻡَﺍ (Isim yang berakhiran huruf Ya’).

ْﺩَﻕ ﻱِﺫَّﻞا َﻭْﻩَﻭ ُﻩُﻊـْﻱِﻡَﺝ # ﺍَﺭِّﺩُﻕ ِﻩْﻱِﻑ ُﺐاَﺭْﻉِﺈﻠا ُﻝَّﻭَﺄﻠاَﻑ ﺍَﺭِﺹُﻕ

Contoh lafadz yang pertama (ﻞاْﻡُﺹْﻁَﻑَﻯ) Semua tanda I’rabnya dikira-kira, itulah yang disebut Isim Maqshur.

ﺍَﺫَﻙ ﻯَﻮــْﻥُﻱ ُﻩُﻊـْﻑَﺭَﻭ # ْﺭَﻩَﻅ ُﻩُﺏْﺹَﻥَﻭ ٌﺺوُﻕْﻥَﻡ ِﻦاَّﺙْﻞاَﻭ ْﺭَﺝُﻱ ًﺎــــَﺽْﻲأ

Contoh lafadz yang kedua (ﻞاْﻡُﺭْﺕَﻕَﻱ) dinamakan Isim Manqush, tanda Nashabnya Zhohir. Tanda Rofa’ dan juga Jarrnya sama dikira-kira.

TANDA I’RAB FI’IL MU’TAL

ْﻑِﺭُﻉ ًّﺎﻟَﺕْﻉُﻡَﻑ ٌءاَﻱ ْﻮأ ٌﻮاَﻭ ْﻮأ # ْﻑِﻝَﺃ ُﻩْﻥِﻡ ٌﺭِﺦآ ٍﻞــْﻉِﻑ ُّﻱَﺃَﻭ Setiap Kalimah Fi’il yang akhirnya huruf illat Alif , Wau atau Ya’, maka dinamakan Fi’il Mu’tal.

ﻭُﻉْﺩَﻱَﻙ ﺍَﻡ َﺏْﺹَﻥ ِﺪـــْﺏَﺃَﻭ # ِﻡْﺯَﺝْﻞا َﺭْﻱَﻍ ِﻩْﻱِﻑ ِﻭْﻦا َﻑِﻝَﺄﻠاَﻑ ﻱِﻡْﺭَﻱ

Kira-kirakanlah! I’rab untuk Kalimah Fi’il yang berakhiran Alif pada selain Jazmnya. Dan

(14)

danﻱَﺭْﻡِﻱ (Berakhiran huruf Ya’)…

ﺎــَﻢﻛُﺡ ِﺾــــﻗَﺕ َّﻥُﻪـــَﺚاﻠــﺛ # ﺍَﻡِﺰاﺟ ْﻑِﺬﺤاو ِﻭْﻦا ﺎﻤﻬﻴﻓ َﻊﻓَّﺮﻠاو ﺎــــَﻡِﺰاﻟ

dan kira-kirakanlah! tanda Rofa’ untuk kedua lafadz (ﻱَﺩْﻉُﻭ dan ﻱَﺭْﻡِﻱ ). Buanglah

(huruf-huruf illat itu) jika engkau sebagai orang yang menjazmkan ketiga Kalimah Fi’il Mu’tal tsb, maka berarti engkau memutuskan dengan Hukum yang benar.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat upaya penangkapan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tertinggi dicirikan oleh F msy dan hasil tangkapannya dicirikan oleh MSY (Maximum

Program ini dilaksanakan bertempat di posko dengan sasaran anak- anak. Program penyuluhan kesehatan ini tentang PHBS seperti pentingnya mejaga kebesihan, sikat gigi

Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan.. 13 bermakna antara kepercayaan ibu

Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (IPPLH) diberikan kepada setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah beroperasi, IPPLH yang diberikan oleh BPLH

Untuk mendukung kelancaran rencana program Unpad menjadi WCU, Unpad sebagai bagian dari pelayanan publik dalam bidang pendidikan perlu menyiapkan berbagai hal

Setelah memahami jaminan kemudahan dari Allah Swt dalam mempelajari bacaan al-Qur’an dan isi kandungannya, maka langkah selanjutnya adalah memahami tatacara membaca

Hal inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kasus perkawinan laki-laki dalam masa Idah talak raj‟i lebih dalam dan dasar hukum kasus ini jika terjadi di

Tampak jelas bahwa banyak bersujud dalam hal ini terkait dengan ” banyak melaksanakan shalat sunah.” Dengan amal perbuatan shalat sunah itulah, maka Allah SWT