• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR SUKABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR SUKABUMI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PEISISR KABUPATEN SUKABUMI 3.1. Karakteristik. Sumberdaya. Pesisir. Dan. Laut. Kawasan. Teluk. Palabuhanratu Wilayah Pesisir. yang dilakukan pendataan adalah wilayah sempadan. pantai. Wilayah Pendataan yang dimaksud adalah wilayah sempadan pantai yang merupakan bagian dari wilayah pesisir sepanjang pantai dari garis surut terendah sampai selebar 200 m dari garis pasang air laut tertinggi sesuai batas wilayah administrasi terkecil atau berupa aksesibilitas jalan, sungai, atau aksesibilitas lainnya dan dalam ruang lingkup kegiatan pendataanya tidak boleh memotong bidang tanah. Ruang lingkup pendataan ini dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini:. 

(2)   

(3)  .   

(4)  .  .

(5) 

(6) . V    

(7) . Wilayah Kabupaten Sukabumi secara geografis berada pada 60 57' - 7025' Lintang Selatan dan 1060 49' - 1070 00' Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah secara administratif : D Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor D Sebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur D Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia D Sebelah Barat dengan Kabupaten Lebak dan Samudera Hindia. Luas Wilayah Kabupaten Sukabumi adalah 4.162 Km (416.173,50 Ha) atau 10,77 % dari luas Jawa Barat atau 3,01 % dari luas Pulau Jawa dan merupakan Kabupaten dengan wilayah terluas di Pulau Jawa dan Pulau Bali.. c  .

(8) cc . Panjang garis pantai 128,43 km. Kabupaten Sukabumi terdiri dari 47 (empat puluh tujuh) Kecamatan yang terbagi menjadi 349 (tiga ratus empat puluh sembilan) Desa dan 3 (tiga) Kelurahan. Ibukota Kabupaten Sukabumi saat ini berada di Kota Palabuhanratu dan memiliki jarak fisik dengan Ibukota Negara ± 140 km, dengan Ibukota Propinsi Jawa Barat ± 153 km dan dengan Kota Sukabumi ± 60 km. Bentuk permukaan tanah (morfologi) Kabupaten Sukabumi pada umumnya bervariasi dari datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sukabumi mulai dari 0 sampai dengan 2.958 m dpl (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah datar umumnya terdapat di daerah pantai dan kaki gunung yang sebagian besar merupakan persawahan, sementara daerah selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar 300-1000 m dpl, dengan lereng sebagian besar antara 15 ± 25 %. Dari tiga puluh kecamatan, hanya 9 (Sembilan) kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan dengan luas total 141.130 Ha. Luas kecamatan pesisir di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:. Tabel Lokasi Pendataan Pesisir Kabupaten Sukabumi No. 1.. Kecamatan Kecamatan Cisolok. Desa / Kelurahan Desa Pasir Baru, Desa Cikahuripan, Desa Cisolok, Desa Karangpapak. 2.. Kecamatan Cikakak. Desa Cimaja, Desa Cikakak. 3.. Kecamatan Plabuhan Ratu. Desa Citepus, Kelurahan Plabuhan Ratu, Desa Citarik. 4.. Kecamatan Simpenan. Desa Loji, Desa Kertajaya. 5.. Kecamatan Ciemas. Desa Girimukti, Desa Ciwaru, Desa Mandrajaya. 6.. Kecamatan Ciracap. Desa Pangumbahan, Desa Ujung Genteng , Desa Purwasedar. 7.. Kecamatan Surade. Desa Pasiripis, Desa Cipendeuy, Desa Buniwangi, Desa Sukatani. 8.. Kecamatan Cibitung. Desa Cidahu, Desa Cibitung. 9.. Kecamatan Tegalbuled. Desa Tegal Buleud, Desa Buniasih. Sumber : Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2007.  .

(9) c . PETA ADMINISTASI WIL PESISIR.  .

(10) c . A. Tipologi Pantai Dan Perairan Wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi merupakan pantai berpasir yang tersusun oleh sedimen berukuran pasir halus sampai sangat kasar, berwarna putih keabuan dan abu-abu kehitaman sampai hitam, pemilahan yang buruk dengan bentuk butir menyudut sampai membundar tanggung. Garis pantainya lurus, paras muka pantai sempit berkisar 5 15 meter dengan kemiringan 5 100. Di belakang garis pantai berpasir umumnya memiliki morfologi yang terjal sebagai ciri khas pantai pegunungan dengan relief dari sangat kasar sampai halus. Jenis pantai berpasir dijumpai di Pelabuhan Ratu dan Ujung Genteng. Umumnya pantai berpasir ini dijadikan sebagai objek wisata pantai seperti di Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng. Pantai bertebing merupakan jenis pantai agak mendominasi pantai selatan Jawa Barat yakni hampir 37,61 % dari total panjang pantai. Hal ini disebabkan karena jenis pantai selatan merupakan ×     bentukan dari proses geologi yang sedang dan telah terjadi. Jenis pantai ini tersusun oleh jenis batuan masif (batuan beku) dan sangat sulit dimanfaatkan untuk lahan apapun kecuali ditumbuhi oleh padang ilalang serta jenis tanaman keras seperti pohon ketapang. Pantai dengan dasar terumbu karang atau pantai berterumbu dijumpai di Kecamatan Ciemas, Ujung Genteng. Umumnya jenis terumbu pada pantai berterumbu adalah jenis karang tepi

(11) 

(12)     memanjang sepanjang garis pantai.. No.. Jenis Pantai. Tabel Tipologi Pantai di Kabupaten Sukabumi Panjang Garis Prosentase Pantai (km) (%). Lokasi. 1.. Pantai Berpasir. 58,26. 45,36. Desa Cisolok, Desa Karangpapak, Kecamatan Plabuhan Ratu, Desa Loji. 2.. Pantai Bertebing. 47,16. 36,72. Desa Pasirbaru, Desa Girimukti. 3.. Berterumbu. 23,01. 17,92. Kecamatan Ciemas Kecamatan Ciracap. 128,43. 100,00. JUMLAH. dan. × 

(13)  

(14) 

(15)   

(16)  

(17) 

(18)   .  .

(19) c .  ! .  .

(20) c" . PETA TIPOLOGI PANTAI WILAH SUKABUMI.  .

(21) c# . B. Kemiringan Tanah Kemiringan tanah di wilayah pesisir Sukabumi didominasi oleh kemiringan antara 15-25 % sebesar 43,06% dari seluruh wilayah pesisir. Hal ini menunjukan bahwa kondisi wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi merupakan kawasan yang berbukit-bukit dan sedikit landai dibagian bibir pantai. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng antara 15-25% dan > 40% sebaiknya menjadi kawasan lindung, mengingat daerah dengan kemiringan tersebut rawan terjadi longsor. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi kemiringan tanah pesisir Kabupaten Sukabumi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :. Tabel Kemiringan Tanah di Pesisir Kabupaten Sukabumi Klasifikasi Kemiringan Luas No. Tanah (Ha) 1.. 0 -2%. 869,254. 2.. 2 - 8%. 592,176. 3.. 15 - 25%. 4.. > 40%. 5.. Sungai/Danau/Telaga. 1.191,347 12,114. Jumlah × 

(22)  . 101,947 2831,415. !.  .

(23) c$ .  ! .  .

(24)  . r. Pasang Surut Dan Iklim Dari data yang diperoleh mengenai ramalan pasang surut untuk wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi dilakukan pengukuran di Ujunggenteng diperoleh bahwa Tunggang Saat Purnama Tertinggi setinggi 117 cm dan Tunggang Saat Perbani Terendah setinggi 48 cm. Sehingga tipe pasang surut perairan adalah semidiurnal, yaitu naik turunnya muka air laut dua kali sehari dan karena tunggang pasut di daerah kajian cukup besar, sehingga perlu dipertimbangkan untuk usaha budidaya. Kondisi iklim tropis di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh musim angin Barat yang bertiup dari Barat ke Timur, dan musim angin Timur yang bertiup dari Timur ke Barat. Musim angin Barat bertiup dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan musim angin Timur berlangsung antara Juni sampai September. Curah hujan tahunan di kawasan Pelabuhanratu dan sekitarnya berkisar antara 2.500 - 3.500 mm/tahun dengan hari hujan antara 110 170 hari/tahun.  3.2Potensi Sumber daya Alam.   p  p  

(25)   §isiografi wilayah Jawa Barat menurut VanBemmelen (1949) terbagi kedalam 4 zona yaitu zona Jakarta, zona Bogor, zona Bandung dan Zona pegunungan selatan. Zona Jakarta meliputi Pantai Utara Jawa Barat mulai dari Serang hingga Cirebon, Zona Bogor meliputi pantai Barat Pandeglang; Zona Bandung meliputi Pantai Barat Pandeglang ke arah selatan hingga Pantai Pelabuhan Ratu (wilayah pegunungan Bayah); serta Zona pegunungan selatan meliputi semua pantai selatan Jawa Barat. Tipe pantai di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi yang meliputi Pantai Karang Buleud di sebelah timur hingga di Muara Cibareno. Di sebelah Barat umumnya adalah pantai karang, pantai berbatu, dan pantai berpasir dengan panjang pantai 130,860 km. Satuan morfologi penyusun pantai Sukabumi terdiri dari perbukitan dan dataran. Perbukitan merupakan ciri utama pantai selatan dengan pantai terjal dan perbukitan bergelombang dengan kemiringan mencapai 40 % dan disusun oleh sedimen tua..  .

(26) % . Sedangkan satuan morfologi dataran berkembang disekitar muara sungai dengan susunan terdiri atas pasir dan kerikil yang berasal dari endapan limpahan banjir. Wilayah pantai mulai dari Tegal Buleud hingga Ujung Genteng batuan geologinya merupakan Endapan permukaan berupa aluvium seperti lempung, lanau, kerikil dan kerakal. Khusus di sekitar Ujung Genteng batuannya berupa gamping terumbu koral yang mengandung bongkah andesit dan kuarsa. Sedangkan sekitar Cimandiri hingga Cisolok berupa endapan sedimen breksi gunung api. Karena geomorfologi pantai berupa pantai terjal dengan batuan sedimen tua, maka pantai Sukabumi relatif tidak berpotensi terjadinya abrasi pantai. Sedangkan proses sedimentasi akibat erosi di lahan atas terjadi di sekitar muara sungai besar seperti Cimandiri. Proses sedimentasi yang besar terjadi selama musim penghujan. î  

(27) î  p  Sumberdaya geologi pantai Barat dan Selatan Jawa Barat umumnya adalah bahan galian golongan C berupa batu pecah, Bentonit, kerakal, kerikil, pasir, lignit dan pasir besi. Di Kabupaten Pandeglang endapan pasir pantai mencapai luas 70.000.000 m dengan ketebalan rata-rata 3 meter atau memiliki cadangan 210.000.000 m. Sedangkan sumberdaya geologi pantai utara umumnya adalah bahan galian golongan C berupa pasir halus sampai pasir kasar, lempung, endapan pasir dan lempung. Endapan pasir terutama dijumpai dari bekas alur sungai purba, yang dapat dipakai sebagai bahan bangunan. Di beberapa tempat lempung dataran banjir dipergunakan juga sebagai bahan pembuat batu bata.      Pantai Barat dan Selatan Jawa Barat merupakan daerah patahan paparan sunda juga sebagai daerah tektonik aktif Selat Sunda. Pergeseran patahan geologi ini dapat menyebabkan gempa. Selain itu gempa bumi juga dapat terjadi akibat letusan gunung api Di Selat Sunda yaitu gunung Krakatau yang memiliki potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Berbeda dengan Pantai Barat dan Selatan, Pantai Utara Jawa Barat relatif tidak berpotensi terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami. Proses geologi yang terjadi di Pantai Utara adalah sedimentasi dan abrasi..  .

(28)   . Sedimentasi terutama terjadi di muara-muara sungai sedangkan abrasi terjadi di beberapa lokasi pantai yang tidak memiliki zona penyangga seperti area mangrove. Proses sedimentasi dan abrasi dipengaruhi pula oleh sistem arus laut.    Menurut Pariwono et.al (1988) Salinitas di perairan Pelabuhan Ratu berkisar antara 32,33 /oo-35,96 /oo dengan tingkat tertinggi terjadi pada bulan Agustus, September, dan Oktober dan terendah terjadi bulan Mei, Juni dan Juli. Kisaran suhu pada perairan Pelabuhan Ratu berkisar antara 27. C 30 C (Sugiarto. dan Birowo , 1975). Tinggi Gelombang di Pelabuhan Ratu dapat berkisar antara 1 3 meter (Pariwono et. al., 1988). Kondisi kualitas air perairan laut di Kabupaten Sukabumi, tergolong bagus yang tercermin dari penampakan air yang bening dan kecerahan (cahaya matahari yang dapat menembus perairan mencapai 6 7 meter), meskipun demikian dibeberapa muara sungai besar perairannya terlihat coklat terutama pada musim hujan.. e) Klimatologi Kondisi iklim tropis di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh musim angin barat yang bertiup dari timur ke barat, dan musim angin timur yang bertiup dari barat ke timur. Musim angin barat bertiup dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan musim angin timur berlangsung antara bulan Juni sampai bulan September. Curah hujan tahunan di kawasan Pelabuhan Ratu dan sekitarnya berkisar antara 2.500 3.500 mm/tahun dan hari hujan antara 110 170 hari/tahun.   

(29)   Penggunaan lahan di wilayah pesisir kabupaten Sukabumi bervariasi mulai dari daerah pertanian dan perkebunan, pelabuhan perikanan, kawasan wisata pantai, pemukiman dan daerah konservasi. Daerah pertanian dan perkebunan terdapat di lahan atas ( up land ) sekitar Pelabuhan Ratu, Ciemas, Cisolok dan Surade. Di Pelabuhan Ratu terdapat beragam penggunaan lahan yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pemukiman, daerah Wisata di sekitar Citepus, dan Karang.  .

(30) c. a t    

(31) ii Cit i  Cit    i t  t i l i   t t i t i      i t i     Ci   i i l t t   

(32) i  it t  tl  l   t  

(33)  

(34). &. & c&. & c&. &. . p         

(35)    . '   (    )

(36) * '    

(37)  '    '     "& '      + * , '   *  '    -   '   

(38)      + +   c&.  Sumber: Has

(39)  pengoahan daa, ahun 2010. ½  3   ½    i   i      i   t   t     l t     B  t  i       i      i     i   i i   t   l              i    l t      t    t    i  i i il    t   t       i ii t      B  t      t     t i       i    ii  l   i        it l ti  i j   i          i    l i    t i       t        li  i ti i  j   i  i   lii  t  i   i t il t t t  i    i   i    lii   t  ii t     l   iCi ii   iCit i i   ii itl i ! t   i j  l    lj      3 

(40)  [ Ô it"t i#ti l "t i t i   t t i #l   l   t i t     l  andanus sp, Bambusa sp, Sercoe

(41) a oe

(42) da, dan Term

(43) na

(44) a caappa. "t i i i  l i i     i    iCi  .

(45) .           .     .   [ Ô itM 

(46) . at  M 

(47)  i il   ii   t   i t t i  it  Ci         i M 

(48)    it  Vh

(49) "ophora sp ,Brugu

(50) era. sp,. Sonnera

(51) a aba , Av

(52) cen

(53) a. sp,.  l . Caophyum.

(54) nophyum , Nypa ruc

(55) cans, Bar

(56) ngon

(57) a as

(58) a

(59) ca.. .  .     . .    . [ Ô itR tl t Ô it  t l t        t t i t i $j . % t    t    i     t i       t  tl tit t  i ij l. .

(60)  . &   i i  i    t t i #l   l   t j  t t  l    it i i     j i  t l t    l  Ô. Sp

(61) nosum  Grac

(62) ar

(63) a sp..          Ô  . . .  [ Ô it#   Ô itt  i ii i it i it  $j  % t t   j i  t i    ii             tt       i '(    i   t   l i   l    t      j      t  il   #l   l   t  ii l    i t  i !  i t t      it t   &   i i  i    j i   t t i  l                 ½. . . . Ô   .

(64)  .  [ Bi t ii t .  t i Ô. i ti .  t i i  i   t  i     jl  i    i  t  i l      t    )*   t t i +   t   itCi Ci.  l  R t Ci l M t t i . i   i i    B  t  . lt  i    l l t  B. ),,,*  t i    )M *   t   i.  l   . ,',++' /t    ti  t  ! t  it  ,,,  '' ( B     t  i  i    t   i l  i    il i     ill  i   t  tt   t   ,,  i ''- t   il i R  ..+,,,'''    t i t  i il   i l   R t  i   -+/,' t   il i '+''' a l i i i i   i l   R t t t l   & t     ili i ! ilit  l      t     l l     i i  it  l  R t   i tit i l  i   ii   i tt  i     i  i  l  j ij i: C l  ) t  l i* C t  ji )iti  ii t*  t  til )   l ii*    ) t  *     )ti  . i t li* t  )M i   *   )#i i *    )Ci  t  *# ) i ll  *#  l)0it 1 *# )#  *          .    ½    . . . . .

(65) " . . Penyu Laut. Terdapat 7 (tujuh) jenis penyu yang ada di alam, 6 (enam) diantaranya hidup diperairan Indonesia, antara lain : Penyu Belimbing (Dermochelys coriache), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricat), Penyu Tempayan (Caretta carett a), Penyu Lekang (Lepidochelys olivace a), dan Penyu Pipih (Natator depresu s). Penyebaran penyu. loggerhead ditemukan. tersebar di seluruh Indonesia. Penyu hijau makan rumput laut di laut dangkal, hawksbill makan invertebrata laut di terumbu karang, olive ridley makan kepiting dan udang di laut dangkal, loggerhead makan crustacea dan moluska, dan leatherback makan uburubur dan invertebrata plankton lainnya di laut dalam. Sementara itu, penyu yang bertelur di pantai selatan Jawa Barat sebagian besar adalah Penyu Hijau yang juga merupakan satwa yang dilindungi. Salah satu ciri dari kawasan tempat bertelur penyu tersebut adalah adanya vegetasi pandan di pantai, kemungkinan besar perteluran penyu di pantai yang ditumbuhi vegetasi pandan ini merupakan strategi perlindungan bagi telur penyu. Oleh karena itu, pengambilan daun pandan oleh masyarakat yang digunakan sebagai bahan baku anyaman merupakan gangguan bagi perteluran penyu hijau tersebut. Tempat bertelur penyu hijau di Pesisir Jawa Barat bagian Selatan ditemukan di Pantai Ujung Genteng, Sukabumi. Di Pantai Ujung Genteng ditemukan juga tempat perburuan penyu jenis Chelonia mydas dan tempat bertelur dan pengumpulan telur penyu jenis Eretmochelys imbricata (Hawksbill Turtle). Selain. itu. tempat. penyu. bertelur. ditemukan. juga. di. muara. Cikaso. Kec.Tegalbuleud, Pangumbahan, Kec. Ciracap, Sukabumi dengan jumlah 800 ekor (tahun 1999) dimana terjadi penurunan jumlah penyu yang menetas dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan di Cikepuh jumlah penyu yang menetas adalah 300 ekor pada tahun 1999..  .

(66) # .          

(67)  .   . . M l  #i .  ij i  l       t    i t titi  i .   i  ilt    l tii i j i itj i      t   l i  ti  )2t* i i  ) ll * i )a  l *      )Bl.  i*   i i t   l i  i i ) i*  t ) ttl!i* it ) t *  i      t t i   i    i  i   i    l  i i  j   l   i i   i  l  i i t   j i  it       i l    ii il i ti i     it   i  .        l i  t t    $ t .  i  i  l tt l il    l l   ! t         i    l   t l    ti   l l    i   l     t     t ii  #i     l   t    i       i i i . i  ti       t i l  t  i       i  iti    ti      il 

(68) i    ti   il         ti  t       i  t  i   i i

(69) l     il i       it  /' j i ti      i       +j i t      i il i. i  ti  it +j i  iti    i i  l   a l ti  # l  ti     i M l    #i    it  i   i  t   l i  : /#i i )Cl *   /#  il ti  )Ô  i l # * #  M   t )% ll*   ti  /i t    . . .

(70) $ . Pectinidae, Lucinidae, Kepala kambing/Cassis cornuta (Hornet Heimetsheil), Kepiting Mangrove/Scylla serrata, Udang karang, Teripang/ dan Cypraecassis ruta. Jenis yang ditemukan di Pantai Jawa Barat bagian Selatan adalah teripang/ Holothuriodea. (Sea cucumbers). Dimana tempat berkembangnya ditemukan di. sekitar Pangandaran, Ciamis dan di Kabupaten Sukabumi.. Selain itu di. Kecamatan Cimerak juga ditemukan jenis Susu bundar/ Trochus niloticus (Ecommercial Trochus) dan Udang Karang/ Palinuriade (Spring Lobsters). . Ikan Hias. Perairan pantai merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan karang, dan daerah karang merupakan tempat hidup bagi sebagian besar ikan hias laut. Perairan Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan merupakan daerah pertemuan antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hal ini menyebabkan wilayah laut Indonesia menjadi kedung dan ladang atau penghasil ikan hias laut yang kaya raya. Suku Pomacentridae (ikan Betok/biru). Lokasi penangkapan jenis ikan karang ditemukan di Ujung Genteng, Sukabumi; sekitar Sindangbarang, Cianjur; di antara Tasikmalaya dan Ciamis dan dekat Pangandaran, Ciamis. . Burung Laut dan Burung Musiman. Burung laut merupakan berbagai jenis burung yang makan di laut. Banyak spesies yang ada di laut selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun tanpa kembali ke daratan. Kebanyakan spesies burung laut bersarang dalam koloni besar.. Nilainya sangat tinggi, hal ini diketahui oleh pelaut yang mengikuti. kelompok burung tern, booby dan frigate untuk menentukan kelompok ikan tuna (cakalang). Burung pantai berpindah termasuk yang khusus berhenti untuk makan dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanannya. Burung ini tersebar di seluruh Indonesia dan memilih substrat (batu kecil, pasir dan lumpur) yang sesuai dengan kebiasaan makan mereka. Tempat bertelur dan sarang burung jenis S. Sumatrana (Black- naped tern) dan Streing anaetheta (Bridled tern) ditemukan di perairan Pantai Ujung Genteng, Sukabumi. Disamping itu juga terdapat sarang burung Walet di Karangbolong, Ranca Buaya, Garut..  .

(71)  .    

(72) î  

(73)  Jumlah penduduk yang berada di sekitar Teluk Palabuhanratu secara umum menggambarkan seberapa banyak potensi keanekaragaman hayati dari sisi sumberdaya manusia ( human resources ). Selain itu, jumlah penduduk juga dapat mengindikasi seberapa padat dan seberapa besar tekanan yang mungkin ditimbulkan pada kondisi sumberdaya alam. Masyarakat pesisir pantai Selatan umumnya menggantungkan sumber mata pencahariannya kepada sumberdaya alam yang ada di sekitarnya, termasuk perikanan. Ketergantungan masyarakat akan sumberdaya ikan dapat ditemui di Pelabuhan Ratu, Cisolok, Simpenan, dan Cikakak. Dilihat dari kecenderungan pola usaha, Kabupaten Sukabumi di pantai Selatan lebih mengarah kepada pengembangan potensi perikanan laut dan pengembangan potensi pariwisata. Kabupaten Sukabumi mempunyai garis kebijakan untuk memanfaatkan potensi pesisir dan laut yang dimiliki dalam kerangka pengembangan perikanan laut, bahan galian, dan wisata. Dari hasil pengamatan lapangan, kecenderungan masyarakat pesisir belum memanfaatkan potensi wilayah pesisir dan lautannya secara optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih sedikitnya masyarakat yang berorientasi di bidang usaha perikanan (kecuali daerah Pelabuhan Ratu dan daerah-daerah yang telah ada pangkalan pendaratan ikannya). Daerah pantai Selatan Jawa Barat pada umumnya mempunyai potensi pariwisata pesisir yang jika dikelola dengan baik akan mendatangkan sumber pendapatan bagi daerah yang berimplikasi dengan penyerapan tenaga kerja.. Potensi wisata tersebut. umumnya berupa pemandangan alam pesisir pantai dan laut yang didukung dengan keadaan pantai yang sarat dengan hamparan karang yang membentang hampir di sepanjang pantai Selatan dan pantai Barat Propinsi Jawa Barat. Masyarakat Teluk Palabuhanratu umumnya tidak begitu paham dengan upaya-upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam. Namun demikian, umumnya masyarakat patuh terhadap peraturan yang secara tidak langsung mendukung upaya-upaya pelestarian sumberdaya alam, seperti penghormatan terhadap daerah-daerah yang dikonservasi. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sumberdaya alam dapat dilihat dari adanya upacara-.  .

(74) % . .    t l t     ti  l   i i i   i  l  t.    t   t  i       Ô½       i   i ji         l i  l   i     l  i i   i   i    i ) t l*    ii    B  t  i  l t   l     t t i  ti! i     i     t i i       i  l   il  t i  i    t i t  ti     t     ii l t     B  t  l i i  i  t j l    i ti!    B  t    i l     ii t i     t  i  i    Ci l   t i i  j i  t    i  i   t it          .       . .     ii  t i  i  t i t  ili i        i  l      t i l B   % li    t t i  j    ii  i  tl i ! t   l :    /#  i t   l  i     ili    ji     i ! t   i    t ti   t t    i i il    l i    i       ti      li    ij i      t i    j  li   i. . .

(75)  . .  B t Bl  ) lit*   l  i  t    ) it i it    it* it  i     it         ti   tlt  i   i   t Ci l    i Bi      t t   i i l  t  i ii l t   B  ti t   i Cit i   Ci l          .     

(76)      .      ½½   t i i t  t i il   ii   t   i t t i l   R t Ci l  $j  % t               3i t  t iil  R t ii Cit  il ++,  ilit    ti  li ti  tl  l i  i ti  l   i    tl i t  )     a tl*  i i t     t i     l  t t      i  ti i    l   ti i Cit     a        $ t . ti

(77) it  i t    i  ti l .  l      li  i t i l t    il     t  ti ti    titi    !i t i l t                 c cY il ii  i   i ! t t   iil   ii i  l   i i t:   . . .

(78) c .     l   i     )* i    Ci t   t l  R t  t  i        . .    

(79) .  .       i    l t  i   t  l   R t  t  i        .     . 

(80)   

(81) .  .       i   il   ii  l   t    l    t j  t   t  i          .   

(82) .  .

(83)  .  -  ! t t  t     i t   ti t t  i     ilit       l i       t  t   i       .  

(84) 

(85) .  +  ! t t     i       t  t   i        .   . /     l   t j i  t    i     il   ii  i  l   i l   i  t t ll  i    l  t    i$j % t        . . 

(86)    . . .

(87)  . PETA POTENSI SUMBERDAYA.  .

(88)  . 3.4Isu dan Permasalahan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kawasan Teluk Palabuhanratu Permasalahan pengembangan potensi pesisir selatan Kabupaten Sukabumi adalah karena topografi wilayah pantai selatan yang berbukit-bukit sehingga sarana jalan untuk mencapai lokasi tersebut relatif masih terbatas. Permasalahan klasik ini cukup menghambat dalam pergerakan orang dan barang yang diproduksi maupun yang dibutuhkan di kawasan ini. Selain itu karakteristik oseanografi pesisir Selatan yakni Samudera Indonesia adalah perairan laut lepas dengan arus dan ombak yang besar serta pengaruh perbedaan musim barat dan timur yang sangat berperan terhadap pola pemanfaatan sumberdaya perikanan. Isu dan permasalahan wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu secara umum dikelompokkan menjadi beberapa bidang, yaitu bidang sumberdaya alam, bidang sumberdaya manusia, bidang hukum dan kelembagaan. a) Bidang Sumberdaya Alam Secara umum, berdasarkan pemantauan singkat yang dilakukan di lapangan serta didukung oleh beberapa literatur yang ada, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas sumberdaya pesisir dan laut, diantaranya:  Terjadinya abrasi di beberapa daerah pantai serta erosi di daerah hulu,. terutama dengan adanya hutan-hutan yang gundul akibat penebangan liar, sehingga secara langsung dan tidak langsung dapat mengancam keberadaan ekosistem sumberdaya yang ada di wilayah pesisir.  Terjadinya penurunan jumlah hasil tangkapan ikan di beberapa daerah. yang diakibatkan oleh semakin menurunnya kualitas ekosistem pendukung yang selama ini menjadi daerah pemijahan ( spawning ground ), asuhan (nursery ground), tempat mencari makan ( feeding ground ) maupun sebagai habitat ikan dan biota lainnya.  Aktivitas pembangunan yang cukup pesat di sekitar Pelabuhan Ratu. dengan rencana pemindahan ibukota kabupaten dari kota Sukabumi ke Pelabuhan Ratu menyebabkan perubahan penggunaan lahan terutama dari.  .

(89) " . daerah pertanian menjadi kawasan perkotaan dan wisata.  Penetapan daerah sempadan pantai di Kabupaten Sukabumi selebar 100 m. dari garis pantai, pada beberapa lokasi telah dilaksanakan, tetapi terdapat juga lokasi-lokasi sempadan pantai yang digunakan masyarakat untuk mendirikan bagunan seperti rumah, tempat menjual makanan, hotel dan sebagainya. Akibat dari dilanggarnya batas sempadan pantai ini adalah berbahaya bagi keselamatan pengguna lahan, juga pada lokasi dengan batuan geologinya yang kurang kuat, dapat menyebabkan abrasi.  Penggunaan lahan di sekitar wilayah aliran sungai umumnya adalah. kawasan pertanian, perkebunan dan pemukiman, sehingga potensi pencemaran terhadap pesisir adalah pencemaran bahan organik melalui sedimentasi.  Potensi Perikanan laut Kabupaten Sukabumi sebesar 9.019.585,01. kg/tahun, dan pada tahun 1997 tingkat pemanfaatan perikanan laut telah mencapai 116,39 % (Dinas Perikanan Jabar dan §PIK-IPB, 1998) yang berarti telah tejadi gejala tangkap lebih ( overfishing ).. Untuk itu. pengembangan perikanan laut di Kabupaten Sukabumi sebaiknya diorientasikan ke perikanan lepas pantai (perairan Zona Ekonomi Exclusive), karena umumnya nelayan Sukabumi menangkap ikan di sekitar perairan dangkal pesisir pantai.. Maka program yang harus. diterapkan untuk optimalisasi potensi perikanan laut adalah melengkapi armada perikanan dengan alat tangkap, tonase kapal dan prasarana pendukung lainnya.  Terjadinya penurunan kualitas ekosistem akibat adanya pencemaran baik. yang berasal dari area sekitar pelabuhan maupun muatan sedimen yang diangkut oleh aliran sungai-sungai besar yang bermuara ke perairan teluk. Selain itu, penurunan kualitas ekosistem ini juga disebabkan oleh adanya penerapan teknologi penangkapan yang merusak, seperti dengan potassium, racun dan bahan peledak.  Terjadinya penurunan jumlah penyu yang bertelur di sekitar pantai. Sukabumi akibat adanya perburuan yang tidak terkendali yang dilakukan, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar..  .

(90) # .  Penurunan size ikan hasil tangkapan yang mungkin saja disebabkan oleh. adanya penggunaan alat tangkap dengan ukuran all size , atau oleh adanya penangkapan yang berlebihan di atas kapasitas dan daya dukung lingkungan yang ada. b) bidang sumberdaya manusia Untuk bidang sumberdaya manusia, berdasarkan pemantauan singkat yang dilakukan di lapangan serta didukung oleh beberapa literatur yang ada, dapat disimpulkan beberapa isu dan permasalahan wilayah pesisir, diantaranya:  Sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat pesisir Teluk Palabuhanratu. masih di level pendidikan dasar sembilan tahun (SD-SLTP), walaupun tidak jarang pula yang mempunyai tingkat pendidikan SLTA bahkan pada level diploma dan sarjana.. Akan tetapi jumlahnya masih relatif lebih. sedikit dibandingkan yang tingkat pendidikannya antara SD SLTP.  Adanya kepercayaan bahwa Laut Selatan mempunyai misteri dan cerita. mistik sedikit memberikan insentif bagi pengelolaan perikanan, sehingga tradisi masyarakat Teluk Palabuhanratu dipengaruhi oleh cerita dan misteri tersebut.. Dan hal ini, pada waktu-waktu tertentu menjadi salah satu. keanekaragaman aktivitas yang memberikan daya tarik bagi wisatawan untuk melilhat dan menikmati atraksi-atraksi yang biasanya turut disertakan dalam acara-acara tertentu, seperti misalnya pesta laut/nelayan, dan sebagainya.  Masih banyak masyarakat nelayan yang tidak memperhatikan aspek. keberlanjutan dalam melakukan penangkapan hal ini mungkin saja diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang arti penting untuk turut serta dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Disamping itu, tidak adanya pencaharian lain yang mampu memberikan manfaat yang sama juga menjadi salah satu penyebab semakin maraknya penangkapan ikan dengan menggunakan cara-cara yang merusak..  .

(91) $ .  Minimnya kuantitas pegawai pemerintah yang seharusnya menjadi. lembaga yang memberikan pelayanan terhadap masyarakat ( service arranger ) baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan disinsentif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan nelayan terhadap apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan serta berusaha mencari alternatif pencaharian lain yang lebih produktif dan minimal memberikan keuntungan yang sama seperti sekarang ini. c) bidang hukum dan kelembagaan Belum ada peraturan daerah yang memberikan payung terhadap upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, termasuk keanekaragaman hayati, sehingga dalam penerapan upaya penegakan hukum berdasarkan kebijakan lokal masih belum dapat dilakukan secara optimal. Penegakan hukum saat ini lebih mengandalkan peraturan perundangan dari pusat, seperti UU NO.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No.9/1985 tentang Perikanan dan sebagainya..  .

(92)

Referensi

Dokumen terkait

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui, Mana Adil, lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat, taufik

1) Siswa dapat ikut serta dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan sepak bola untuk meningkatkan kelincahan menggiring bola. 2) Siswa dapat

Sifat hubungan tersebut: (a) yang berhubungan dengan latar belakang sosial adalah unsur kesatuan, (b) latar belakang yang dimaksud adalah pandangan dunia suatu kelompok sosial

Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan dengan angka- angka di rumah sakit lain melalui komparasi data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan

Semakin baik kinerja dari sistem yang diterapkan.Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, dukungan

Penelitian ini dibuat untuk melihat kemampuan siswa dalam memproduksi dan mempersepsikan suara Triftong. Dengan mempelajari Triftong, dipercaya dapat membantu siswa

Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sosiologi Kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017,

Jpr/3/2016 Tanggal 17 Maret 2016 paket pekerjaan “Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Tinggi Jayapura Tahap IV (Finishing)”