• Tidak ada hasil yang ditemukan

desinfektan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "desinfektan"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar belr belakanakangg

Obat sterilisasi saluran akar merupakan obat atau medikasi intrasaluran Obat sterilisasi saluran akar merupakan obat atau medikasi intrasaluran akar sebagai tindakan desinfeksi saluran

akar sebagai tindakan desinfeksi saluran akar (proses pembinasaan mikrorganismeakar (proses pembinasaan mikrorganisme   pato

  patogenik pada genik pada perawatperawatan an endodendodonsi)onsi). . SterilSterilisasi itu isasi itu sendisendiri ri merupmerupakan akan suatsuatuu   p

  proroseses s memembmbuauat t ststerieril l susuatu atu bebendnda a agagar ar terterbebebabas s dadari ri kukumaman. n. (W(Walaltoton n dadann Torabinejad, 1998)

Torabinejad, 1998) Dim

Dimana ana adaadanya nya bakbakterteri i padpada a makmakhluhluk k hidhidup up ini ini dapdapat at berberkolkolonionisassasi,i, ko

kololoninisasasi si inini i dadapapat t teterjrjadadi i apapababilila a adadananya ya kokondndisisi i fifisisik k dadan n bibiokokoioimimiawawii memungkinkan untuk pertumbuhan (faktor penghambat tidak cukup kuat untuk  memungkinkan untuk pertumbuhan (faktor penghambat tidak cukup kuat untuk  memusnahkan mikroorganisme tersebut). Organisme dibagi menjadi dua yaitu, memusnahkan mikroorganisme tersebut). Organisme dibagi menjadi dua yaitu, or

orgaganinismsme e memengngununtutungngkakan n dadan n ororgaganinismsme e opoporortutuninis s papatotogegen n yayang ng bibilala menginfeksi dapat

menginfeksi dapat menimbulkan penymenimbulkan penyakit akit pulpa dan pulpa dan periapeks bila berada periapeks bila berada dalamdalam lingkungan rongga mulut. Infeksi tersebut dapat terjadi bila organisme merusak  lingkungan rongga mulut. Infeksi tersebut dapat terjadi bila organisme merusak  lin

lingkugkungangan n seksekitar itar ronrongga gga mulmulut ut dan dan meimeinmbnmbulkulkan an tantanda da serserta ta gejgejala ala kliklinisnis.. Patogenesistas adalah kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit Patogenesistas adalah kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit   pada

  pada inanginang, , sedansedangkan gkan virulvirulensi ensi adalah derajat adalah derajat patogpatogenesitenesitas as mikromikroorganorganismeisme tersebut. Tahap-tahap infeksi pada penyakit endodonsi meliputi invasi mikroba, tersebut. Tahap-tahap infeksi pada penyakit endodonsi meliputi invasi mikroba, kolonisasi, multiplikasi, dan aktvitas patogenitasnya. (Taringan, 1994)

kolonisasi, multiplikasi, dan aktvitas patogenitasnya. (Taringan, 1994) In

Invavasi si babaktktereri i ke ke pupulplpa a dadapapat t memelallalui ui titiga ga carcara a yayaititu u sesebabagagai i ininvavasisi langsung melalui dentin (karies, fraktur mahkota atau akar, terbukanya pulpa pada langsung melalui dentin (karies, fraktur mahkota atau akar, terbukanya pulpa pada saat preparasi, kavitas atrisi, abrasi dan erosi), invasi melalui pembuluh darah saat preparasi, kavitas atrisi, abrasi dan erosi), invasi melalui pembuluh darah limfatik terbuka (berhubungan dengan penyakit periodontal, infeksi gingiva atau limfatik terbuka (berhubungan dengan penyakit periodontal, infeksi gingiva atau scalling gigi) dan invasi melalui pembuluh darah (selama penyakit infeksius atau scalling gigi) dan invasi melalui pembuluh darah (selama penyakit infeksius atau  bakteriemie transien). (Taringan, 1994)

 bakteriemie transien). (Taringan, 1994) 1.2

1.2 RumusRumusan masan masalahalah 1.

1.2.2.11 BaBagagaimimanana a sysyararat-at-sysyararat at obobat at yayang ng didigugunanakakan n ununtutun n ststerierililisasasisi saluran akar?

(2)

Obat sterilisasi saluran Obat sterilisasi saluran akar

akar

Klasifikasi Klasifikasi 1.2

1.2.2 .2 Apa sApa saja fuaja fungngsi dasi dari obri obat stat sterilerilisaisasi sasi salurluran akan akar?ar? 1.

1.2.2.33 MiMikrkroboba a apapa a sasaja ja yayang ng terterdadapapat t papada da sasaluluraran n akakar ar yayang harung haruss segera dimusnahkan?

segera dimusnahkan? 1.2.

1.2.44 Apa saja jenApa saja jenis-jenis-jenis obat unis obat untuk sterituk sterilisaslisasi saluran aki saluran akar beserta siar beserta sifat,fat, kelebihan, kekurangan, indikasi dan dosisnya?

kelebihan, kekurangan, indikasi dan dosisnya? 1.3

1.3 TujTujuanuan 1.

1.3.3.11 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tetentntanang g sysyararatat-s-syayararat t obobat at yayangng digunakan

digunakan untun untun sterilisasi saluran sterilisasi saluran akar.akar. 1.

1.3.3.22 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tententatang ng fufungngsi si dadari ri obobat at ststereriliilisasasisi saluran akar.

saluran akar. 1.

1.3.3.33 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tetentntanang g mimikrkroboba a yayang terdng terdapapat at papadada saluran akar yang harus segera

saluran akar yang harus segera dimusnahkan.dimusnahkan. 1

1.3.3.4.4 MeMenngegetatahuhui i dadan n mememmahahamami i tetenntatang ng jejeniniss-j-jenenis is oobabat t uuntntuuk k  st

sterierililisasasi si sasaluluraran n akakar ar bebesesertrta a sisifatfat, , kekelelebibihahan, n, kekekukuranrangagan,n, indikasi dan dosisnya.

indikasi dan dosisnya. 1 1..44 MMaappppiinngg Antiseptik Antiseptik Antibiotik Antibiotik Syarat Syarat Desinfektan Desinfektan

(3)

Obat sterilisasi saluran Obat sterilisasi saluran akar

akar

Klasifikasi Klasifikasi 1.2

1.2.2 .2 Apa sApa saja fuaja fungngsi dasi dari obri obat stat sterilerilisaisasi sasi salurluran akan akar?ar? 1.

1.2.2.33 MiMikrkroboba a apapa a sasaja ja yayang ng terterdadapapat t papada da sasaluluraran n akakar ar yayang harung haruss segera dimusnahkan?

segera dimusnahkan? 1.2.

1.2.44 Apa saja jenApa saja jenis-jenis-jenis obat unis obat untuk sterituk sterilisaslisasi saluran aki saluran akar beserta siar beserta sifat,fat, kelebihan, kekurangan, indikasi dan dosisnya?

kelebihan, kekurangan, indikasi dan dosisnya? 1.3

1.3 TujTujuanuan 1.

1.3.3.11 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tetentntanang g sysyararatat-s-syayararat t obobat at yayangng digunakan

digunakan untun untun sterilisasi saluran sterilisasi saluran akar.akar. 1.

1.3.3.22 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tententatang ng fufungngsi si dadari ri obobat at ststereriliilisasasisi saluran akar.

saluran akar. 1.

1.3.3.33 MeMengngetetahahui ui dadan n mememamahahami mi tetentntanang g mimikrkroboba a yayang terdng terdapapat at papadada saluran akar yang harus segera

saluran akar yang harus segera dimusnahkan.dimusnahkan. 1

1.3.3.4.4 MeMenngegetatahuhui i dadan n mememmahahamami i tetenntatang ng jejeniniss-j-jenenis is oobabat t uuntntuuk k  st

sterierililisasasi si sasaluluraran n akakar ar bebesesertrta a sisifatfat, , kekelelebibihahan, n, kekekukuranrangagan,n, indikasi dan dosisnya.

indikasi dan dosisnya. 1 1..44 MMaappppiinngg Antiseptik Antiseptik Antibiotik Antibiotik Syarat Syarat Desinfektan Desinfektan

(4)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Obat Srerilisasi Saluran Akar 2.1 Pengertian Obat Srerilisasi Saluran Akar

Obat sterilisasi Saluran Akar adalah obat atau medikamen intrasaluran Obat sterilisasi Saluran Akar adalah obat atau medikamen intrasaluran akar sebagai tindakan pelengkap pada tindakan disinfeksi saluran akar. Disinfeksi akar sebagai tindakan pelengkap pada tindakan disinfeksi saluran akar. Disinfeksi salur

saluran an akar akar adalah Pembinasaadalah Pembinasaan an mikromikroganisganisme me patogpatogenik enik yang mensyaratkyang mensyaratkanan   pe

  pembembersirsihan han terlterlebiebih h dahdahulu ulu padpada a jarijaringangan n pulpulpa pa dan dan debdebris ris yanyang g memmemadaiadai,,   pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan   pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan

is

isininya ya dedengngan an iriirigagasisi. . DiDisisinfnfekeksi si sasaluluraran n akakar ar adadalalah ah tatahahap p pepentntining g dadalalamm  perawatan endodontik. (Walton dan Torabinejad, 1998)

 perawatan endodontik. (Walton dan Torabinejad, 1998) Ob

Obat at sasaluluraran n akakar ar memempmpununyayai i fufungngsi si memembmbanantu tu memengngeleluauarkrkanan mi

mikrkrogogananisismeme, , memengngururanangi gi rarasa sa sasakikit, t, memengnghihilalangngkakan n ekeksusudadat t apapikikalal,, memp

mempercepat ercepat penypenyembuhembuhan an dan dan pembepembentukantukan n jaringjaringan an keras keras dan dan mengomengontrolntrol reosrnsi peradangan akar. (Walton dan

reosrnsi peradangan akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)Torabinejad, 1998) Ad

Ada a dudua a titipe pe dadasasar r obobatat-o-obabatatan n yayang ng didigugunanakakan n ununtutuk k memembmbanantutu memb

membersihkersihkan an bakterbakteri i sisa antibiotik dan sisa antibiotik dan antisantiseptikeptik. . KelebiKelebihan han dari dari antibantibiotik iotik  adalah antibiotik mempunyai indeks terapeutik yang luas, tetapi kekurangannya adalah antibiotik mempunyai indeks terapeutik yang luas, tetapi kekurangannya ada

adalah lah efekefeknya nya hanhanya ya menmengengenai ai orgorganianism sm terbterbatasatas. . AntAntiseiseptiptik k memmempunpunyaiyai sp

specectrutrum m akaksi si yayang ng lelebibih h luluas as tettetapapi i umumumumnynya a lelebibih h totoksksik ik teterhrhadadap ap hohostst.. (Taringan, 1994)

(Taringan, 1994)

2.2 Jenis Bakteri Dalam Saluran Akar 2.2 Jenis Bakteri Dalam Saluran Akar Tabel 1: Jenis bekteri di dalam

Tabel 1: Jenis bekteri di dalam saluran akarsaluran akar

Mikroba saluran akar patogen Mikroba saluran akar patogen

(5)

N

Noo.. SSppeessiiees s BBaakktteerrii KKaarraakktteerriissttiik  k   1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 Eubacterium pp Eubacterium pp Peptostreptococcus sp Peptostreptococcus sp Phorphiromonas spp Phorphiromonas spp Prevotella spp Prevotella spp Streptococcus Streptococcus Lactobacillus spp Lactobacillus spp Wolinella spp Wolinella spp Prevotella spp Prevotella spp Actinomyces spp Actinomyces spp Propionibacterium spp Propionibacterium spp Capnocytophaga achracea Capnocytophaga achracea Vellonella parvula Vellonella parvula Selenomonas sputigena Selenomonas sputigena Spp lain Spp lain

Batang gram positif tidak bergerak  Batang gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Batang gram positif tidak bergerak  Batang gram positif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Fusiformis gram negatif tidak bergerak  Fusiformis gram negatif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Kokus gram positif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak  Batang gram negatif tidak bergerak 

(Walton dan Torabinejad, 1998) (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.3 Syarat Obat Sterilisasi Saluran Akar 2.3 Syarat Obat Sterilisasi Saluran Akar

Menurut Walton dan Torabinejad (1998) syarat dari obat sterilisasi saluran Menurut Walton dan Torabinejad (1998) syarat dari obat sterilisasi saluran akar adalah

akar adalah harus efektif dalam harus efektif dalam membmembunuh mikroorunuh mikroorganisganisme me dalam saluran akar,dalam saluran akar, tidak mengiritasi saluran akar, tidak toksik, anodyne (obat pereda sakit), tidak  tidak mengiritasi saluran akar, tidak toksik, anodyne (obat pereda sakit), tidak  menodai struktur gigi, tidak mengganggu jaringan perapikal, tidak menginduksi, menodai struktur gigi, tidak mengganggu jaringan perapikal, tidak menginduksi, stabi

stabil dalam larutan, l dalam larutan, harus memharus mempunypunyai tegangan permuai tegangan permukaan yang rendkaan yang rendah, efek ah, efek  microbialnya lama dan dapat menyerang microorganisme dengan baik 

microbialnya lama dan dapat menyerang microorganisme dengan baik 

2.4 Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar 2.4 Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar 2.4.1 Antibiotik 

2.4.1 Antibiotik  Me

Merurupapakakan n gogololongngan an sesenynyawaawa, , babaik ik alalamami i mamaupupun un sisintntetetikik, , yayangng mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. Jenis- jenisnya, antara lain:

 jenisnya, antara lain: 2.4.1.1 Penisilin 2.4.1.1 Penisilin

Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob (

anaerob (  Porphyromo  Porphyromonas, nas, PrevotelPrevotella, la, PeptostrePeptostreptococcus, Fusobacterium, ptococcus, Fusobacterium, dandan  Actinomyces

(6)

 Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap  penisilin

Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per  oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegah terjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)

2.4.1.2 Eritromisin

Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap   bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal. Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

2.4.1.3 Klaritomisin

Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

2.4.1.4Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)

Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)

(7)

Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram   positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat

didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir  sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilin-amoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah 150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

2.4.1.6 Metronidazol

Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap  bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi

endodonsi yang berat dengan dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

2.4.2 Antiseptik  2.4.2.1 Minyak Atsiri

Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.1.1 Eugenol

Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai  bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.

2.4.2.2 Berbasis fenol. 2.4.2.2.1 Fenol

(8)

Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau  bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1  bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan

lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998) 2.4.2.2.2 Para-Klorofenol

Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorin menggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.2.3 Para-klorofenol berkamfer

Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian  berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatu  pengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluran akar gigi dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.

2.4.2.2.4 ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)

Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyai spectrum anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Para-klorofenol. Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorofenol murni. Selain itu memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan mengurangi rasa sakit.

Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua

(9)

  perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.2.5 Cresophene

Terdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan   periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over 

instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.2.6 Cresatin

Juga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih,   berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan

meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial cresatin lebih kecil dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak begitu mengiritasi   jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan

kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.3 Aldehid

2.4.2.3.1 Formokresol

Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar.

Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapat menimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf  gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)

(10)

2.4.2.3.2 Glutaraldehid

Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.4 Kalsium hidroksida

Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan   pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida  paling baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan

yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.5 Nitrogen

Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik   borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.6 Halogen

Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah:

2.4.2.6.1 Sodium Hipoklorit.

Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat

(11)

iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali.

Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila dalam jumlah besar. Bahan ini bisa juga digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.4.2.6.2 Yodida

Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk  garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme.

Kompond yodida terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian antiseptik yodida, dan 94 bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998) 2.4.2.7 Komponen Amonium Kuartener

Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.5.3 Desinfektan

Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada  benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-macam desinfektan yang digunakan da

lam

bidang kedokteran gigi :

2.5.3.1 Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan  pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap

tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005) 2.5.3.2 Aldehid

(12)

kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk  mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora  baru alan mati setelah 10 jam. (Hermanto, 2005)

2.5.3.3Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak  (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)

2.5.3.4 Senyawa halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)

2.5.3.5 Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk  membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)

2.5.3.6 Klorsilenol

(13)

digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan  penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). (Hermanto, 2005)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Syarat – Syarat Obat Sterilisasi Saluran Akar

Menurut Walton dan Torabinejad (1998) syarat dari obat sterilisasi saluran akar adalah harus efektif dalam membunuh mikroorganisme dalam saluran akar, tidak mengiritasi saluran akar, tidak toksik, anodyne (obat pereda sakit), tidak  menodai struktur gigi, tidak mengganggu jaringan perapikal, tidak menginduksi,

(14)

stabil dalam larutan, harus mempunyai tegangan permukaan yang rendah, efek  microbialnya lama dan dapat menyerang microorganisme dengan baik 

3.2 Fungsi Obat Sterilisasi Saluran Akar

Obat sterilisasi akar berfungsi untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme, mengurangi rasa sakit, menghilangkan eksudat apikal, mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras dan mengontrol rearbsorpsi peradangan akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.3 Mikroorganisme yang Akan Dimusnahkan

Sekitar 350 spesies bakteri yang dikenal sebagai flora normal rongga mulut, hanya sebagian kecil saja yang dapat di isolasi dari pulpa terinfeksi, terutama bakteri anaerob sejati, beberapa anaerob fakultatif dan seddikit sekali anaerob. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.3.1 Batang gram positif tidak bergerak 

Eubacterium pp (bakteri anaerob yang masuk ke tubuh manusia lewat mulut dan kolon), Prevotella spp (anaerob), Lactobacillus spp (anaerob yang masuk ketubuh manusia lewat vagina), , Actynomyces spp (anaerob yang masuk  ketubuh manusia lewat mulut), dan Propionibacterium spp (anaerob yang masuk  ketubuh manusia melalui kulit).

3.3.2 Batang gram neatif tidak bergerak 

Porphiromonas spp berpigmen hitam (anaerob)yang dapat menyebabkan infeksi didaerah gingival, perapical, payudara, perianal dan genetal pria.

3.3.3 Batang gram negatif bergerak 

Selemonas sputigena, Wollinella spp (anaerob) yang menyebabkan infeksi didaerah mulut kerongkongan dan usus.

3.3.4 Coccus gram positif tidak bergerak 

Peptosreptococcus spp (anaerob) yang masuk ketubuh manusia melalui usus besar 

Streptococcus spp (fakultatif) yang berbentuk bulat dan berantai, flora normal, dan penyebab infeksi. Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yaitu

(15)

sreptokinase, streptodornase, hialuronidase, toksin dan terogenetik. Serta dapat menghemolisis darah dan mempunyai antigen. Bakteri ini diklasifikasikan   berdasarkan morfologi koloni, hemolisis pada lempeng agar, biokimia,

imunologik, ekologi.

3.3.5 Coccus gram negatif tidak bergerak 

Vollounala parvula. Tanda – tanda klinis infeksi anaerob yaitu sekret yang  bau, infeksi yang ada didekat permukaan selaput lendir, gas, adanya kultur negatif 

anaerob

Media yang biasa digunakan untuk bakteri antara lain: trypticasesoy gram, schaedler blood agar, blucela agar, brain heart, infusion agar.

3.4 Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar 1.4.1 Antibiotik 

Merupakan golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. Jenis- jenisnya. Berdasarkan sifat kerjanya terhadap bakteri, antibiotik dibagi menjadi 2

golongan: Antibiotik bersifat bakterisida (Dapat membunuh bakteri merupakan Derivat Penisilin) dan Antibiotik bersifat bakteriostatik (Dapat menghambat

 pertumbuhan bakteri, contohnya : Derivat Tetrasiklin, Kloramfenikol, Eritromisin, dan Sulfonamide). Jenis-jenis antibiotik:

3.4.1.1 Penisilin

Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob (  Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan  Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan  Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap  penisilin

(16)

Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per  oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegah terjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)

3.4.1.2 Eritromisin

Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap   bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal. Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

3.4.1.3 Klaritomisin

Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

3.4.1.4 Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)

Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)

(17)

Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram   positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat

didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir  sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilin-amoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah 150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

1.4.1.6 Metronidazol

Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap  bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi

endodonsi yang berat dengan dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

3.4.2 Antiseptik  3.4.2.1 Minyak Atsiri

Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak  terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang   berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga

memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.1.1 Eugenol

Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai  bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.

3.4.2.2 Bagian dari fenol. 3.4.2.2.1 Fenol

(18)

Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau  bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1  bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan

lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998) 3.4.2.2.2 Para-Klorofenol

Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorin menggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.2.3 Para-klorofenol berkamfer

Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorin menggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.2.4 ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)

Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyai spectrum anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Para-klorofenol. Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorofenol murni. Selain itu memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan mengurangi rasa sakit.

Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua   perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan

Torabinejad, 1998) 3.4.2.2.5 Cresophene

Terdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan

(19)

  periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over  instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.2.6 Cresatin

Juga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih,   berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan

meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial cresatin lebih kecil dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak begitu mengiritasi   jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan

kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998) 3.4.2.3 Aldehid

3.4.2.3.1 Formokresol

Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar.

Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapat menimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf  gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.3.2 Glutaraldehid

Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.4 Kalsium hidroksida

Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan

(20)

  pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida  paling baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan

yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.5 Nitrogen

Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik   borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.6 Halogen

Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah:

3.4.2.6.1 Sodium Hipoklorit.

Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.4.2.6.2 Yodida

3.4.2.8 Komponen Amonium Kuartener

Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound

(21)

antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.5.3 Desinfektan

Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada  benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-macam desinfektan yang digunakan da

lam

bidang kedokteran gigi :

3.5.3.1 Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan  pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap

tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005) 3.5.3.2 Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk  mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora  baru alan mati setelah 10 jam. (Hermanto, 2005)

3.5.3.3Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak  (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi

(22)

geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)

3.5.3.4 Halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)

3.5.3.5 Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk 

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)

2.5.3.6 Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak  digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan  penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). (Hermanto,

(23)

BAB IV KESIMPULAN

4.1Syarat obat sterilisasi saluran akar meliputi: harus efektif dalam membunuh mikroorganisme dalam saluran akar, tidak mengiritasi saluran akar, tidak toksik, anodyne (obat pereda sakit), tidak menodai struktur gigi, tidak mengganggu jaringan perapikal, tidak menginduksi, stabil dalam larutani, harus mempunyai tegangan permukaan yang rendah, efek  mikrobialnya lama dan dapat menyerang mikroorganisme dengan baik 

4.2Fungsi obat sterilisasi saluran akar: membantu mengeluarkan mikroorganisme, mengurangi rasa sakit, menghilangkan eksudat apikal, mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras, Mengontrol rearbsorpsi peradangan akar.

4.3Mikroganisme saluran akar meliputi: batang gram positif tidak bergerak,  batang gram neatif tidak bergerak, batang gram negatif bergerak, coccus gram  positif tidak bergerak, coccus gram negatif tidak bergerak 

4.4 Jenis obat setrilisasi saluran akar adalah: antibiotik, antiseptik, dan disinfektan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mandacutie, 2008. Tentang Antibiotik . Jakarta: Mind & Heart.htm.

Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.

Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa:  Narlan Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates

Hermanto, Eddy. 2005. Manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat  proses penyembuhan luka. Surabaya. Diakses tanggal 12 Maret 2011

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pengisi saluran akar merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam saluran akar setelah dipreparasi dan diirigasi, dimana pengisian saluran akar ini merupakan tahap terpenting sesudah sterilisasi saluran akar.

Saluran akar yang sudah di sterilisasi harus segera mungkin diisi supaya dapat mencegah re infeksi, mencegah masuknya eksudat perapikal ke dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Dalam penelitian menunjukkan bahwa 58% pengisian saluran akar gagal karena pengisian yang tidak sempurna menjadi salah satu penyebab utamanya. Pengisian yang tidak sempurna menyebabkan cairan masuk ke dalam ruangan kosong sehingga hal tersebut merupakan media yang baik bagi pertubuhan mikroorganisme yang merupakan penyebab kegagalan dalam pengisian saluran akar. Keberhasilan tergantung pada penutupan apikalnya oleh karena itu diperlukan apical seal yang hermetis atau dapat menutup dengan konsistensi yang rapat agar mikroorganime tidak dapat masuk dengan mudah ke dalam ruangan kosong tadi. Apical seal yang baik didukung juga oleh lingkungan biologis yang  baik pula untuk mendukung proses kesembuhan yang nantinya dapat mengisolasi

kuman yang terdapat pada tubuli dentin agar tidak berkembangbiak. (Taringan, 1994)

(26)

Tujuan pengisian saluran akar ini pada umunya untuk mengganti jaringan  pulpa dengan suatu bahan pengisi yang innert dimana pengisian saluran akar ini memiliki fungsi sebagai pengisi saluran akar yang kosong, menghindari mikroorganisme atau cairan tubuh masuk sehingga merangsang jaringan perapikal serta sebagai pengganti jaringan pulpa. (Taringan, 1994)

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa saja syarat bahan pengisi saluran akar yang baik?

1.2.2 Apa saja macam-macam bahan pengisi saluran akar berikut juga komposisi, sifat, kelebihan dan kekurangan serta indikasinya?

1.2.3 Bagaimana cara menentukan indikator keberhasilan dalam pengisian saluran akar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami syarat-syarat bahan pengisi saluran akar yang  baik.

1.3.2 Mengetahui dan memahami macam-macam bahan pengisi saluran akar   berikut juga komposisi, sifat, kelebihan dan kekurangan ser ta indikasinya. 1.3.3 Mengetahui dan memahami cara menentukan indikator keberhasilan dalam

 pengisi saluran akar.

1.4 Mapping

---25 Bahan pengisi saluran akar

Syarat

Sifat Komposisi

Macam

(27)

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1Syarat – Syarat Bahan Pengisi Saluran Akar

Anusavice (2003) dan Tarigan (1994) Syarat bahan pengisi saluran akar  Mudah dimasukkan kedalam saluran akar, harus menutup saluran akar lateral maupun apikal, tidak mengerut setelah dimasukkan, tidak dapat ditembus oleh air  atau kelembapan, radiopak, harus bersifat bakteriostatik atau sedikitnya tidak  merangsang pertumbuhan bakteri, harus tidak mengisi jaringan periradikuler, harus tidak menimbulkan respon imun dalam jaringan periradikuler, harus tidak    bersifat mutagenik atau karsinogenik, tidak mewarnai struktur gigi, tidak 

mengiritasi jaringan periapikal,steril atau mudah disterilkan, tidak larut dalam cairan jaringan dan bukan penghantar panas, pada saat dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid lalu sesudahnya menjadi keras dan dapat dengan mudah diambil dari saluran akar gigi bila diperlukan.

2.2 Macam – Macam Bahan Pengisi Saluran Akar 2.2.1 Bahan Pengisi Padat

Bahan pengisi padat adalah Cone Perak , Cone perak popular pada 1950-1960 karena sesuai dengan ukuran dan bentuk file. Cone ini dibuat dari perak  murni dengan bentuk dan ukuran standar (Walton & Johnson, 1996).

(28)

Dumsha dan Gutmann (2000) tidak menganjurkan pemakaian cone perak  untuk mengisi saluran akar.

2.2.2 Bahan Pengisi Pasta

Pasta yang dapat diresopsi diharapkan agar dapat dibawa melalui foramen apical untuk mempengaruhi penyembuhan atau perbaikan suatu lesi periapikal, terdiri dari bahan zinc oksida dan kalisium hidroksida. Keuntungan pemakaian pasta yaitu tekniknya cepat dan relative mudah dilakukan walaupun hanya menggunakan satu bahan. Alat yang diperlukan paling tidak dengan teknik  dengan jarum lentulo, relative sederhana hanya dengan menggunakan jarum dan  bor khusus. Namun kerugiannya lebih banyak dari pada keuntungannya. Pertama,

masalah umum yang dihadapi dengan material inti tidak padat adalah  pengendalian panjang pengisian. Sangat sulit untuk mencegah pengisian berlebih

atau berkurang. Teoritis, radiograf harus dibuat beberapa kali selama obturasi untuk mengetahui panjang dan kepadatan bahan yang disuntikkan. Hal ini akan memakan waktu dan pasien akan menerima radiasi yang tidak perlu. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.3.1 Bahan Dasar Zinc Oksida

Zinc oksida dibagi menjadi dua tanpa modifikasi (contohnya zinc oksida eugenol) dan dengan modifikasi (contohnya kalzinol, grosman sealer). Zinc oksida mengandung serbuk amorf yang halus. Zinc Oksida bersifat higroskopis ,   berwarna kuning muda atau putih, mudah rapuh, mudah larut dalam asam,

merupakan antiseptik ringan, tidak berbau, tidak larut dalam air atau alkohol dan toksisitas rendah. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.3.2 Zinc Oksida Eugenol (tanpa modifikasi)

Oksida seng dapat dicampur dengan eugenol membentuk campuran murni (tanpa aditif) yang kental. Formula lain berupa campuran oksida eugenol (OSE) dengan berbagai aditif. Tipe yang umum dikenal adalah N2 atau RC2B. Jenis ini merupakan derifat dari formula Sargenti dan mengantung opaker, oksida metalik  (timah) atau klorida (mercuri), steroid (sekali-kali), plasticizers, paraformaldehid, dan berbagai bahan lainnya. Formula ini diklaim memiliki aktifitas trapi biologis dan keunggulan, tetapi tidak ada bukti yang menyatakan bahwa formula ini

(29)

memberi aspek yang mengutungkan untuk obturasi. Dan kenyataanya hampir  semua adiftif yang digunakan bersifat toksik. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.3.2 Grossman Sealer 

Grossman memiliki komposisi yaitu powder dan liqiud. Powder terdiri dari ZnO, Staybellite resin, bismuth subcarbonate, sodium borate anhydrous sedang liquid terdiri dari Eugenol. Grossman membuat kriteria ideal untuk semen saluran akar. Tidak ada satupun semen saluran akar yang dapat memenuhi kriteria tersebut walaupun memiliki kelebihan. Kriteria tersebut yaitu toleransi jaringan   bahan tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan maupun kematian sel,

memiliki dimensi yang stabil, tidak mengerut sewaktu pengerasan, memiliki waktu pengerasan yang lama agar waktu kerja lama dan hasilnya baik, tidak  mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya, tidak larut dalam cairan rongga mulut,   bersifat bakteriostatis dan memiliki daya adhesif yang kuat. (Walton dan

Torabinejad, 1998)

2.3.4 Bahan Dasar Kalsium Hidroksida

Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2,

  berwarna bubuk putih atau kristal dan terjadi oleh karena reaksi pencampuran antara kalsium oksida dengan air. Kalsium hidroksida juga bisa didaptkan dari reaksi antara larutan kalium dengan sodium hidroksida.

Kalsium hidroksida pertama kali digunakan pada perawatan pulpa vital dan pulpotomi pada gigi sulung. Bahan ini dapat merangsang penyembuhan dengan mendorong terbentuknya dentin sekunder dan merangsang aktivitas odontoklas sehingga sering terjadi internal resorbsi pada dentin.

Produk sederhana dari tipe ini hanya mengandung larutan kalsium hidroksida dalam air. Bahan tersebut tidak cukup kuat menerima tekanan sewaktu pengisian  bahan tambal seperti amalgam. Selain bahan ini juga mengandung adanya larutan metil selulosa atau resin dalam pelarut yang mudah menguap seperti kloroform. (Walton dan Torabinejad, 1998)

2.2.3 Bahan Pengisi Plastis

Gutta Percha merupakan bahan pengisi plastis yaitu lateks koagulasi dari sejumlah pohon tropis. Secara kimia merupakan transisomer karet. Gutta percha

(30)

merupakan suatu bahan alami yang terdiri dari eksudat koagulasi yang telah dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha) yang berasal dari archipelago Melayu atau Amerika Selatan. Gutta percha mentah mengandung 20-30% resin dan 70-80% karbohidrat getah. Gutta percha yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk α dan bentuk β. Bentuk α   biasa digunakan untuk produk-produk yang diinjeksikan karena memiliki sifat

aliran yang lebih baik. Sedangkan bentuk β biasa digunakan untuk batangan gutta  percha atau gutta percha cone. Gutta percha bentuk β memiliki sifat yang lebih

rapuh daripada gutta percha bentuk α.

Biokompabilitas dari bahan ini relative baik, walaupun sitotoksik. Plastisnya dianggap sangat menguntungkan. Baru-baru ini terbukti bahwa gutta   percha mempunyai aktivitas antibakteri. Aktivitas ini berhubungan dengan

komponen zinc okside. Gutta percha dapat digunakan untuk cone saluran akar  serta berisi gutta percha (19-22%), zinc oksid(59-75%) dan malam, bahan  pewarna, bahan antioksidasi dan bahan opak (2-17%), bervariasi dari merek satu ke yang lain. Karena gutta percha digunakan dengan pemanasan atau pelarut organic, gutta percha (bila perlu) dapat dikeluarkan dengan mudah dari saluran.

Gutta percha cone bersifat fleksibel pada temperatur ruangan, menjadi   plastis pada suhu sekitar 60oC, dan memiliki volume konstan dalam kondisi

rongga mulut.

Keuntungan gutta percha cone sebagai bahan pengisi saluran akar. Pertama, karena gutta percha cone bersifat plastis; kedua, manipulasinya mudah meskipun untuk teknik pengisian saluran akar yang kompleks; ketiga, mudah dikeluarkan dari saluran akar misalnya pada pembuatan pasak dan perawatan ulang; terakhir, toksisitasnya kecil dan relative stabil bila berkontak dengan  jaringan.

Gutta percha merupakan suatu bahan pengisi yang sangat diperlukan karena tidak mengerut setelah insersi kecuali kalau dibuat plastis dengan suatu  pelarut atau pemanasan. Bahan tersebut mudah disterilkan sebelum dimasukkan dan tidak mendorong pertumbuhan bakteri. Gutta percha bersifat radiopak, tidak  menodai struktur gigi, dan tahan terhadap uap lembab.

(31)

Gutta percha dapat dengan mudah dikeluarkan dari saluran akar bila perlu. Gutta percha mungkin merupakan bahan yang paling kurang toksik dan paling sedikit mengiritasi jaringan periapikal dari semua bahan pengisi saluran akar. Sebaliknya, gutta percha sukar dimasukkan ke dalam saluran akar sempit, dan tidak menutup saluran di bagian lateral dan apikal kecuali jika dikombinasi dengan semen saluran akar atau sealer.

Komposisi kerut gutta percha bervariasi menurut tiap pengusaha pabrik. Friedman dkk menggambarkan kira-kira komposisinya sebagai 20% gutta percha (matriks), 66% senyawa oksida (pengisi), 11% sulfat logam berat (radiopacifier), dan 3% malam atau resin (penyebab plastis). Para peneliti ini melaporkan bahwa  perbedaan dasar sifat mekanis pada jenis individual adalah fungsi gutta percha dan konsentrasi seng oksida. Karena sifat menutup gutta percha yang tidak baik, tanpa melihat tekniknya, gutta percha harus dikombinasi dengan semen saluran akar atau sealer, untuk menjamin pengisian dan penutupan saluran akar yang tepat.

Sedangkan kekurangan gutta percha cone adalah tidak melekat pada dentin dan sedikit elastic, sehingga menjauhi dinding saluran akar. Gutta percha pada suhu tubuh berada pada fase 0 bila dipanaskan pada 42oC-49oC berubah menjadi

fase a. setelah dingin gutta percha kembali pada fase P dan terjadi penyusutan. Gutta percha mempunyai ketahanan hidup terbatas; menjadi rapuh dengan  bertambahnya umur, suatu proses yang dipercepat dengan panas dan diperlambat  bila dimasukkan lemari es. Sorin dan Oliet menggambarkan proses menua ini dan

memperkenalkan suatu teknik untuk meremajakan gutta percha yang menua dan rapuh ini dengan mencelupkannya sebentar dalam air leding panas (55oC) diikuti oendinginan seketika dalam air leding dingin.

Selain itu dengan kloroform dan eukaliptol akan menyusut waktu pelarut menguap, karena itu harus digunakan semen saluran akar untuk menutup celah antara gutta percha cone dan dinding saluran akar. Penelitian membuktikan bahwa gutta percha cone tanpa semen saluran akar tidak akan rapat, cone yang kecil kurang kaku dan kadang-kadang sulit dimasukkan ke saluran yang sempit dan  berkelok-kelok. Gutta percha tidak mempunyai kualitas adhesive terhadap dentin

(32)

tanpa tergantung pada teknik yang digunakan; namun cone biasanya dimasukkan  bersama semen saluran akar, atau pada beberapa teknik bersama dengan pelarut yang dapat melunakkan permukaannya. Ada berbagai macam teknik pengisian yang menggunakan cone gutta percha, misalnya teknik cone tunggal, kondensasi lateral dari gutta percha, kondensasi vertical dari gutta percha hangat, teknik  seksional cone dan pemadatan termomekanis. Baru-baru ini, teknik suntikan gutta  percha panas juga sudah diperkenalkan.

Keuntungan pemakaian gutta percha antara lain mudah ditekan, mudah dirawat ulang, adaptasi pada dinding saluran akar baik, dimensi stabil dan tidak  mewarnai struktur gigi. Sedangkan kerugiannya antara lain sulit mengisi saluran akar yang sangat bengkok serta apeks terbuka. Sayangnya mudah patah dan bila terlalu banyak ditekan secara vertical dapat masuk ke jaringan periapikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

(33)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Syarat – Syarat Bahan Pengisian Saluran Akar

Anusavice (2003) dan Tarigan (1994) Syarat bahan pengisi saluran akar  Mudah dimasukkan kedalam saluran akar, harus menutup saluran akar lateral maupun apikal, tidak mengerut setelah dimasukkan, tidak dapat ditembus oleh air  atau kelembapan, radiopak, harus bersifat bakteriostatik atau sedikitnya tidak  merangsang pertumbuhan bakteri, harus tidak mengisi jaringan periradikuler, harus tidak menimbulkan respon imun dalam jaringan periradikuler, harus tidak    bersifat mutagenik atau karsinogenik, tidak mewarnai struktur gigi, tidak 

mengiritasi jaringan periapikal,steril atau mudah disterilkan, tidak larut dalam cairan jaringan dan bukan penghantar panas, pada saat dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid lalu sesudahnya menjadi keras dan dapat dengan mudah diambil dari saluran akar gigi bila diperlukan

3.2 Macam – Macam Bahan Pengisi Saluran Akar 3.2.1 Bahan Pengisi Padat

Bahan pengisi padat adalah Cone Perak , Cone perak popular pada 1950-1960 karena sesuai dengan ukuran dan bentuk file. Cone ini dibuat dari perak  murni dengan bentuk dan ukuran standar (Walton & Johnson, 1996).

(34)

Cone perak mempunyai keuntungan yaitu mudah digunakan dan dapat disesuaikan dengan panjang kerja, kekakuan dan fleksibelitasnya memungkinkan  pengisian saluran akar yang bengkok dan sempit, silver cone fleksibel tetapi tidak 

resilien sehingga mudah mengadaptasi kurvatur saluran, dibuat sesuai dengan ukuran alami saluran akar standar, silver cone sesuai dengan bagian apical bila saluran dipreparasi ke bentuk standar, tanpa pelebaran servikal saluran dengan aksi reaming, silver cone sangat populer karena mudah dimasukkan ke saluran yang sempit atau berkelok-kelok karena cone terkecil sekalipun mempunyai kekakuan yang baik, dapat dimasukkan ke saluran pada panjang yang tepat, dapat terlihat pada radiograf dan mudah disterilisasikan seketika.

Metode reaming dan preparasi standart mempunyai kekurangan yaitu   penyimpangan antara binding saluran akar dan cone cukup besar sehingga diperlukan sejumlah semen saluran akar yang dapat meningkatkan kebocoran,  bila berkontak dengan cairan jaringan, sebagian semen saluran akar akan porus, sehingga cone perak akan berkarat, toksik dan merusak jaringan periapikal. Pada situasi tertentu silver cone sulit dikeluarkan dari saluran akar. Namun pada saluran yang sangat sempit dan banyak berkelok-kelok, silvercone sangat bermanfaat bila dokter gigi tidak dapat melebarkan saluran ini. Pada saluran yang sangat bengkok  kadang-kadang pengisian terpisah dilakukan dengan bahan sealer. Kekakuan cone  perak menyebabkan tidak dapat beradaptasi secara baik dengan dinding saluran akar yang tidak teratur, sehingga memerlukan semen saluran akar lebih banyak. Sulit untuk dikeluarkan kembali dari saluran akar. Keberhasilan jangka pendeknya  baik, tetapi rawan bocor untuk jangka panjang. (Goldberg, 1981; Guttuerez dkk,

1982).

Dumsha dan Gutmann (2000) tidak menganjurkan pemakaian cone perak  untuk mengisi saluran akar.

3.2.2 Bahan Pengisi Pasta

Pasta yang dapat diresopsi diharapkan agar dapat dibawa melalui foramen apical untuk mempengaruhi penyembuhan atau perbaikan suatu lesi periapikal, terdiri dari bahan zinc oksida dan kalisium hidroksida. Keuntungan pemakaian   pasta yaitu tekniknya cepat dan relative mudah dilakukan walaupun hanya

(35)

menggunakan satu bahan. Alat yang diperlukan paling tidak dengan teknik  dengan jarum lentulo, relative sederhana hanya dengan menggunakan jarum dan  bor khusus. Namun kerugiannya lebih banyak dari pada keuntungannya. Pertama,

masalah umum yang dihadapi dengan material inti tidak padat adalah  pengendalian panjang pengisian. Sangat sulit untuk mencegah pengisian berlebih

atau berkurang. Teoritis, radiograf harus dibuat beberapa kali selama obturasi untuk mengetahui panjang dan kepadatan bahan yang disuntikkan. Hal ini akan memakan waktu dan pasien akan menerima radiasi yang tidak perlu.

Kerugian utamanya adalah kemampuan kerapatannya. Dengan teknik ini kerapatan tidak konsisten, kadang baik dan kadang buruk. Keadaan yang sulit diduga mungkin ada hubungan dengan tiga faktor yaitu adanya udara terjebak  atau rongga didalam material atau diantara material dengan dinding saluran akar,  pengerutan OSE selama mengeras meninggalkan celah kebocoran dan kelarutan  pasta oleh cairan jaringan atau cairan mulut.

Tambahan lagi, alat suntik akan sulit untuk dibersihkan. Perlu pelarut khusus dan pembersih yang segera.

Tujuan penggunaan pasta yaitu mengisi celah atau ruang antara dinding saluran akar dan bahan mengisi, sebagai perekat sementara bahan pengisi saluran akar denga dinding saluran akar dan mengisi saluran akar lateral serta tubuli dentin sebelum mengeras. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.2.2.1 Bahan Dasar Zinc Oksida

Zinc oksida dibagi menjadi dua tanpa modifikasi (contohnya zinc oksida eugenol) dan dengan modifikasi (contohnya kalzinol, grosman sealer). Zinc oksida mengandung serbuk amorf yang halus. Zinc Oksida bersifat higroskopis ,   berwarna kuning muda atau putih, mudah rapuh, mudah larut dalam asam,

merupakan antiseptik ringan, tidak berbau, tidak larut dalam air atau alkohol dan toksisitas rendah. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.2.2.2 Zinc Oksida Eugenol (tanpa modifikasi)

Oksida seng dapat dicampur dengan eugenol membentuk campuran murni (tanpa aditif) yang kental. Formula lain berupa campuran oksida eugenol (OSE) dengan berbagai aditif. Tipe yang umum dikenal adalah N2 atau RC2B. Jenis ini

(36)

merupakan derifat dari formula Sargenti dan mengantung opaker, oksida metalik  (timah) atau klorida (mercuri), steroid (sekali-kali), plasticizers, paraformaldehid, dan berbagai bahan lainnya. Formula ini diklaim memiliki aktifitas trapi biologis dan keunggulan, tetapi tidak ada bukti yang menyatakan bahwa formula ini memberi aspek yang mengutungkan untuk obturasi. Dan kenyataanya hampir  semua adiftif yang digunakan bersifat toksik. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Fungsi zinc oksida eugenol yaitu untuk perawatan pulpektomi, untuk pasta saluran akar, campuran tumpatan sementara dan periodontal pack.

Tabel 1: Komposisi ZOE

Manipulasi ZOE Semen dicampur denga cara menambahkan sejumlah  puder ke dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan  jumlah puder/cairan berkisar dari 4/1 dan 6/1 (satuan berat) akan menghasilkan semen dengn sifat-sifat yang dikehendaki. Berdasarkan pengalaman, suatu konsistensi yang baik dapat diperoleh tanpa menimbang. Pencampuran dapat dilakukan pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang tahan karat.

Menurut Craig (2002) rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai setting adalah 4-10 menit. Namun bila ingin digunakan sebagai tumpatan sementara atau sebagai basis maka lebih baik mencapai waktu setting yang lebih cepat yaitu kurang lebih 2 menit.

3.2.2.3Grossman Sealer 

Grossman memiliki komposisi yaitu powder dan liqiud. Powder terdiri dari ZnO, Staybellite resin, bismuth subcarbonate, sodium borate anhydrous sedang liquid terdiri dari Eugenol. Grossman membuat kriteria ideal untuk semen

Komposisi Persentase (%) Bubuk  Zinc oxide 69,0 White rosin 29,3 Zinc stearate 1,0 Zinc acetate 0,7 Larutan Eugenol 85,0

(37)

saluran akar. Tidak ada satupun semen saluran akar yang dapat memenuhi kriteria tersebut walaupun memiliki kelebihan. Kriteria tersebut yaitu toleransi jaringan   bahan tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan maupun kematian sel,

memiliki dimensi yang stabil, tidak mengerut sewaktu pengerasan, memiliki waktu pengerasan yang lama agar waktu kerja lama dan hasilnya baik, tidak  mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya, tidak larut dalam cairan rongga mulut,   bersifat bakteriostatis dan memiliki daya adhesif yang kuat. (Walton dan

Torabinejad, 1998)

3.2.2.4 Bahan Dasar Kalsium Hidroksida

Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2,

  berwarna bubuk putih atau kristal dan terjadi oleh karena reaksi pencampuran antara kalsium oksida dengan air. Kalsium hidroksida juga bisa didaptkan dari reaksi antara larutan kalium dengan sodium hidroksida.

Kalsium hidroksida pertama kali digunakan pada perawatan pulpa vital dan  pulpotomi pada gigi sulung. Bahan ini dapat merangsang penyembuhan dengan mendorong terbentuknya dentin sekunder dan merangsang aktivitas odontoklas sehingga sering terjadi internal resorbsi pada dentin.

Produk sederhana dari tipe ini hanya mengandung larutan kalsium hidroksida dalam air. Bahan tersebut tidak cukup kuat menerima tekanan sewaktu   pengisian bahan tambal seperti amalgam. Selain bahan ini juga mengandung

adanya larutan metil selulosa atau resin dalam pelarut yang mudah menguap seperti kloroform. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.2.2.5 Teknik Aplikasi Bahan Pengisi Saluran Akar Jenis Pasta

Berbagai cara dan instrumen telah dibuat dan dimodifikasi untuk  memasukkan pasta ke daalm saluran akar. Dua metode yang populer adalah metode penyuntikan dan penggunaan jarum lentulo.

 Penyuntikan dilakukan dengan cara menggunakan jarum semprit dengan tabung dan jarum khusus. Pasta dicampur dan dimasukkan dalam tabung, tangkai yang disekrup dipasang dan diputar, pasta akan keluar melalui jarum khusus. Jarum dimasukkan sejauh mungkin dalam saluran akar dan pasta disuntikkan

(38)

sambil jarum ditarik perlahan-lahan. Cara ini diklalim dapat mengisi seluruh saluran akar dari apeks sampai orifis.

 Peletakan dapat dilakukan dengan jarum lentulo. Pasta dicampur, diletakkan   pada jarum lentulo kemudian dimasukkan dan diputar didalam saluran akar.

Seperti halnya dengan suntikan, saluran akar akan terisi dengan memutar lentulo dan menarikanya perlahan-lahan. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.2.3 Bahan Pengisi Plastis

Gutta Percha merupakan bahan pengisi plastis yaitu lateks koagulasi dari sejumlah pohon tropis. Secara kimia merupakan transisomer karet. Gutta percha merupakan suatu bahan alami yang terdiri dari eksudat koagulasi yang telah dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha) yang berasal dari archipelago Melayu atau Amerika Selatan. Gutta percha mentah mengandung 20-30% resin dan 70-80% karbohidrat getah. Gutta percha yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk α dan bentuk β. Bentuk α   biasa digunakan untuk produk-produk yang diinjeksikan karena memiliki sifat

aliran yang lebih baik. Sedangkan bentuk β biasa digunakan untuk batangan gutta  percha atau gutta percha cone. Gutta percha bentuk β memiliki sifat yang lebih

rapuh daripada gutta percha bentuk α.

Biokompabilitas dari bahan ini relative baik, walaupun sitotoksik. Plastisnya dianggap sangat menguntungkan. Baru-baru ini terbukti bahwa gutta   percha mempunyai aktivitas antibakteri. Aktivitas ini berhubungan dengan

komponen zinc okside. Gutta percha dapat digunakan untuk cone saluran akar  serta berisi gutta percha (19-22%), zinc oksid(59-75%) dan malam, bahan  pewarna, bahan antioksidasi dan bahan opak (2-17%), bervariasi dari merek satu ke yang lain. Karena gutta percha digunakan dengan pemanasan atau pelarut organic, gutta percha (bila perlu) dapat dikeluarkan dengan mudah dari saluran.

Gutta percha cone bersifat fleksibel pada temperatur ruangan, menjadi   plastis pada suhu sekitar 60oC, dan memiliki volume konstan dalam kondisi

(39)

Keuntungan gutta percha cone sebagai bahan pengisi saluran akar. Pertama, karena gutta percha cone bersifat plastis; kedua, manipulasinya mudah meskipun untuk teknik pengisian saluran akar yang kompleks; ketiga, mudah dikeluarkan dari saluran akar misalnya pada pembuatan pasak dan perawatan ulang; terakhir, toksisitasnya kecil dan relative stabil bila berkontak dengan  jaringan.

Gutta percha merupakan suatu bahan pengisi yang sangat diperlukan karena tidak mengerut setelah insersi kecuali kalau dibuat plastis dengan suatu  pelarut atau pemanasan. Bahan tersebut mudah disterilkan sebelum dimasukkan dan tidak mendorong pertumbuhan bakteri. Gutta percha bersifat radiopak, tidak  menodai struktur gigi, dan tahan terhadap uap lembab.

Gutta percha dapat dengan mudah dikeluarkan dari saluran akar bila perlu. Gutta percha mungkin merupakan bahan yang paling kurang toksik dan paling sedikit mengiritasi jaringan periapikal dari semua bahan pengisi saluran akar. Sebaliknya, gutta percha sukar dimasukkan ke dalam saluran akar sempit, dan tidak menutup saluran di bagian lateral dan apikal kecuali jika dikombinasi dengan semen saluran akar atau sealer.

Komposisi kerut gutta percha bervariasi menurut tiap pengusaha pabrik. Friedman dkk menggambarkan kira-kira komposisinya sebagai 20% gutta percha (matriks), 66% senyawa oksida (pengisi), 11% sulfat logam berat (radiopacifier), dan 3% malam atau resin (penyebab plastis). Para peneliti ini melaporkan bahwa  perbedaan dasar sifat mekanis pada jenis individual adalah fungsi gutta percha dan konsentrasi seng oksida. Karena sifat menutup gutta percha yang tidak baik, tanpa melihat tekniknya, gutta percha harus dikombinasi dengan semen saluran akar atau sealer, untuk menjamin pengisian dan penutupan saluran akar yang tepat.

Sedangkan kekurangan gutta percha cone adalah tidak melekat pada dentin dan sedikit elastic, sehingga menjauhi dinding saluran akar. Gutta percha pada suhu tubuh berada pada fase 0 bila dipanaskan pada 42oC-49oC berubah menjadi

(40)

Gutta percha mempunyai ketahanan hidup terbatas; menjadi rapuh dengan  bertambahnya umur, suatu proses yang dipercepat dengan panas dan diperlambat  bila dimasukkan lemari es. Sorin dan Oliet menggambarkan proses menua ini dan

memperkenalkan suatu teknik untuk meremajakan gutta percha yang menua dan rapuh ini dengan mencelupkannya sebentar dalam air leding panas (55oC) diikuti

oendinginan seketika dalam air leding dingin.

Selain itu dengan kloroform dan eukaliptol akan menyusut waktu pelarut menguap, karena itu harus digunakan semen saluran akar untuk menutup celah antara gutta percha cone dan dinding saluran akar. Penelitian membuktikan bahwa gutta percha cone tanpa semen saluran akar tidak akan rapat, cone yang kecil kurang kaku dan kadang-kadang sulit dimasukkan ke saluran yang sempit dan  berkelok-kelok. Gutta percha tidak mempunyai kualitas adhesive terhadap dentin

tanpa tergantung pada teknik yang digunakan; namun cone biasanya dimasukkan  bersama semen saluran akar, atau pada beberapa teknik bersama dengan pelarut yang dapat melunakkan permukaannya. Ada berbagai macam teknik pengisian yang menggunakan cone gutta percha, misalnya teknik cone tunggal, kondensasi lateral dari gutta percha, kondensasi vertical dari gutta percha hangat, teknik  seksional cone dan pemadatan termomekanis. Baru-baru ini, teknik suntikan gutta  percha panas juga sudah diperkenalkan.

Keuntungan pemakaian gutta percha antara lain mudah ditekan, mudah dirawat ulang, adaptasi pada dinding saluran akar baik, dimensi stabil dan tidak  mewarnai struktur gigi. Sedangkan kerugiannya antara lain sulit mengisi saluran akar yang sangat bengkok serta apeks terbuka. Sayangnya mudah patah dan bila terlalu banyak ditekan secara vertical dapat masuk ke jaringan periapikal.

3.2.4 Semen Saluran Akar

Semen saluran akar digunakan bersama dengan bahan pengisi saluran akar. Semua teknik modern menggunakan semen saluran akar yang memberikan daya lekat tinggi untuk menunjang keberhasilan perawatan endodontik. Demmer(1997) menyatakan semen saluran akar dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Pertama, untuk menyemen bahan pengisi saluran akar, kedua untuk  menumpat atau melapisi saluran akar tambahan dan kelainan perorpsi, serta

Gambar

Tabel 1: Komposisi ZOE

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penjumlahan dengan aturan jajargenjang yaitu dengan memperte mukan kedua awal vektor, kemudian membuat vektor kembarannya pada masing- masing ujung kedua

Faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah unsur-unsur atau hal-hal yang mendorong siswa melakukan kegiatan senam aerobik di SMK Negeri Se

Ketika user masuk sebagai admin dan menekan login telah disetujui dari masuk pakar, maka akan tampil halaman yang berisi input penyakit, input gejala, input relasi, ubah

Yayasan ini diberi nama panca jaya berasal dari dua kata yaitu panca yang artinya lima, dan jaya yang artinya makmur. Jadi makna dari kata tersebut lima

Prestasi yang tinggi dalam olahraga dapat dicapai dengan cara latihan ……... Dalam posisi berdiri kemudian melakukan cium lutut merupakan test untuk

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Free

Kegiatan meliputi Subdirektorat Data dan Kelembagaan, Subdit Pengendalian OPT Serealia, Subdit Pengendalian OPT Akabi, Subdit Penanggulangan DPI, dan Tata Usaha

Berita Acara Pemeriksa-an yang ditandatanga ni oleh petugas kehutanan yang berwenang untuk penerimaan kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil