LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Preparasi
DISUSUN OLEH :
NAMA : RADEN MUHAMMAD RAZY K NIM : 225100907111050
KELOMPOK : ME4 ASISTEN :
Raka Agung Octavernando Achmad Zaini Eka A. S.
Firli Maulida Maharani Zhafran Kamal Sulthani Muhamad Abidzar Alghifari Valencia F.
Arie Winda Puspitaningrum Nathan Philio S.
Kania Maharani Muhammad Luthfi Hafidh Athiyya Nasywa Kirana
LABORATORIUM REMEDIASI DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...2
DAFTAR LAMPIRAN...3
DAFTAR GAMBAR...4
BAB I PENDAHULUAN...5
1.1 Latar Belakang...5
BAB II DASAR TEORI...6
2.1 Pengertian Teknik Preparasi dan Fungsinya...6
2.2 Pengertian Sterilisasi dan Macamnya...6
2.3 Pengertian Inokulasi dan Inokulum...6
2.4 Tahapan Teknik Inokulasi...7
2.5 Pengertian Desinfeksi dan Desinfektan...7
2.6 Tempat Penyimpanan Isolasi...7
2.7 Pengertian Alat...8
2.7.1 Autoclave...8
2.7.2 Cawan Petri...8
2.7.3 Tabung Reaksi...9
2.7.4 Alkohol...9
2.7.5 Bunsen... 10
2.8 Pengertian Nutrient Agar...10
2.9 Pengertian Nutrient Broth...10
BAB III METODOLOGI...11
3.1 Tool Materials and Functions...11
3.2 How it Works...17
3. 2.1 Physical Equipment Sterilization...17
3. 2.2 Chemical Sterilization of Tools...18
3. 2.3 Preparation of Nutrient Agar Media...19
3. 2.4 Preparation of Nutrient Broth Media...20
BAB IV PENUTUP...21
4.1 Conclusion...21
4.2 Suggestion...21
DAFTAR PUSTAKA...22
LAMPIRAN... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1 Pengertian Teknik Preparasi dan Fungsinya………23
Lampiran 2.2 Pengertian Sterilisasi dan Macamnya……….25
Lampiran 2.3 Pengertian Inokulasi dan Inokulum……….27
Lampiran 2.4 Tahapan Teknik Inokulasi………..29
Lampiran 2.5 Pengertian Desinfeksi dan Desinfektan……….30
Lampiran 2.6 Tempat Penyimpanan Isolasi………32
Lampiran 2.7 Pengertian Alat………..33
Lampiran 2.8 Pengertian Nutrient Agar………38
Lampiran 2.9 Pengertian Nutrient Broth………..42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1………..…..6
Gambar 2.2……….6
Gambar 2.3………....7
Gambar 2.4………..…..7
Gambar 2.5……….8
Picture 3. 1 Alkohol…..……….11
Picture 3. 2 Aquades...11
Picture 3. 3 Autoklaf...11
Picture 3. 4 Bulb...12
Picture 3. 5 Bunsen dan kaki tiga...12
Picture 3. 6 Cawan petri...12
Picture 3. 7 Corong...13
Picture 3. 8 Erlenmeyer...13
Picture 3. 9 Gelas arloji...13
Picture 3. 10 Gelas ukur...14
Picture 3. 11 Hot plate stirrer...14
Picture 3. 12 Kulkas...14
Picture 3. 13 Nutrient agar...15
Picture 3. 14 Nutrient broth...15
Picture 3. 15 Pipet ukur...15
Picture 3. 16 Plastic warp...15
Picture 3. 17 Rak tabung reaksi...16
Picture 3. 18 Tabung reaksi...16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan entitas kecil yang memerlukan mikroskop untuk pengamatannya dan merupakan bagian penting dalam ekosistem sebagai komponen biotik.
Mikroorganisme juga memiliki kemampuan untuk tumbuh, memproduksi energi, dan berkembang biak secara independen. Namun, belakangan ini, mikroba telah menimbulkan berbagai permasalahan terutama terkait dengan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai mikroba menjadi semakin penting.
Sebelum memulai penelitian, langkah pertama adalah mempersiapkan sampel mikroba yang akan menjadi objek penelitian. Sampel ini harus mewakili secara akurat sifat-sifat populasi mikroba yang sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang tepat agar sampel tersebut benar-benar mencerminkan populasi dan dapat dianalisis dengan akurat, sehingga menghasilkan data yang valid. Oleh karena itu, penting untuk melakukan studi lebih lanjut tentang persiapan sampel mikroba untuk memastikan bahwa sampel yang diuji memenuhi syarat agar hasil penelitian akurat.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui teknik preparasi alat dan bahan yang akan digunakan di dalam praktikum.
b. Mahasiswa mengetahui cara sterilisasi glassware yang akan dilakukan dalam praktikum.
c. Mahasiswa mampu memahami prosedur yang benar dalam praktikum mikrobiologi Lingkungan.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Teknik Preparasi dan Fungsinya
Proses persiapan sampel, yang juga dikenal sebagai tahap preparasi, merupakan langkah awal dalam menganalisis sebuah sampel. Preparasi adalah langkah yang dilakukan sebelum sampel dimasukkan ke dalam sistem pengujian. Efektivitas proses persiapan sampel dapat diukur melalui nilai recovery atau tingkat perolehan kembali dari sampel tersebut, dengan nilai yang dianggap baik jika mendekati ±100%. Semakin tinggi nilai recovery, maka persiapan sampel dianggap semakin baik. Selain itu, tujuan dari persiapan sampel adalah untuk mengurangi keberadaan komponen-komponen yang dapat mengganggu dalam sampel, yang dapat mengakibatkan hasil analisis menjadi tidak akurat (Widyanti, 2020).
Tahap persiapan adalah salah satu tahap yang sangat penting dalam analisis, karena tahap ini memiliki potensi untuk memengaruhi kesuksesan penelitian. Jika sampel yang sedang dianalisis mengalami perubahan selama proses ini, ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan data karena kemungkinan kontaminasi oleh zat-zat lain yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih metode persiapan yang sesuai. Pemilihan metode ini bergantung pada bentuk dan karakteristik sampel yang akan diuji. Contoh-contoh metode persiapan yang dapat digunakan meliputi distilasi, ekstraksi cair, dan ekstraksi fase padat (Rizalina et al., 2018).
2.2 Pengertian Sterilisasi dan Macamnya
Sterilisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengeliminasi berbagai jenis mikroorganisme, seperti protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus, yang mungkin ada pada suatu objek atau bahan. Tujuan dari sterilisasi ini adalah untuk menjaga agar objek atau bahan tersebut tetap steril dan bebas dari kontaminasi sebelum digunakan. Cara sterilisasi dapat beragam tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis bahan yang akan disterilkan dan kondisi penggunaannya. Beberapa metode utama yang sering digunakan dalam proses sterilisasi termasuk sterilisasi fisik, sterilisasi kimia, dan sterilisasi mekanik. Sterilisasi ini umumnya digunakan dalam berbagai sektor, termasuk industri, bidang medis, dan pertanian (Istini, 2020).
Salah satu bentuk sterilisasi yang umum digunakan adalah sterilisasi kimia. Sterilisasi kimia melibatkan penggunaan senyawa kimia tertentu, baik dalam bentuk gas maupun cairan, untuk membunuh mikroorganisme yang ada pada objek tertentu. Salah satu metode yang sering digunakan adalah dengan merendam objek atau peralatan yang akan disterilisasi ke dalam larutan desinfektan. Selain itu, terdapat juga metode fumigasi, di mana gas disemprotkan langsung ke objek yang akan disterilisasi. Pemilihan metode sterilisasi ini bergantung pada karakteristik objek dan bahan yang akan disterilisasi, serta hasil yang diinginkan (Pangestu, 2021).
2.3 Pengertian Inokulasi dan Inokulum
Inokulasi adalah salah satu tindakan yang dilakukan terhadap mikroorganisme yang akan dikulturkan. Inokulasi dapat diartikan sebagai langkah mengalihkan bakteri dari medium sebelumnya ke medium yang baru. Tujuan dari inokulasi adalah untuk membersihkan, mengidentifikasi, meregenerasi, dan menjaga mikroorganisme dalam kondisi steril. Oleh karena itu, sebelum melakukan inokulasi, penting bahwa semua peralatan dan medium yang digunakan dalam keadaan steril (Putra et al., 2016).
Dalam proses inokulasi, terjadi transfer mikroba dari medium sebelumnya ke medium baru.
Mikroba yang melakukan perpindahan ini disebut inokulum. Inokulum ini digunakan dalam inokulasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi sebelum proses pembiakan. Biasanya, inokulum ini masih aktif dalam fase pertumbuhan dan tetap hidup. Untuk mentransfer inokulum ini, seringkali digunakan alat seperti jarum yang telah melalui sterilisasi sebelumnya (Funome, 2016).
2.4 Tahapan Teknik Inokulasi
Teknik inokulasi ini melibatkan beberapa langkah. Langkah awal adalah melakukan sterilisasi terhadap semua peralatan dan medium yang akan digunakan untuk mencegah kemungkinan kontaminasi. Setelah itu, cairan nutrien dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan hingga mengeras. Selanjutnya, sampel bakteri diambil dan dipindahkan ke dalam media nutrien menggunakan ose. Setelah media tersebut ditutup rapat, langkah berikutnya adalah melakukan inkubasi selama dua kali 24 jam. Kemudian, hasil pertumbuhan koloni pada media tersebut diamati dan dicatat (Fibriana dan Andin, 2016).
2.5 Pengertian Desinfeksi dan Desinfektan
Desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme yang memiliki potensi untuk menyebabkan infeksi. Proses desinfeksi ini efektif dalam membunuh mikroorganisme dalam bentuk sel vegetatif, tetapi tidak mampu menghancurkan spora.
Desinfeksi umumnya menggunakan zat-zat seperti fenol, formaldehyde, klorin, dan sejenisnya.
Desinfeksi dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, ada berbagai metode desinfeksi yang dapat digunakan, termasuk metode pengepelan, pengkabutan, dan ozonisasi. Biasanya, proses desinfeksi ini diarahkan kepada benda mati (Dewi, 2018).
Desinfektan adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh mikroorganisme mikroskopis, terutama pada benda mati. Proses desinfeksi dapat mengurangi jumlah mikroorganisme hingga sekitar 60% - 90%. Penggunaan desinfektan umumnya meluas dalam bidang sanitasi, termasuk di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit. Ciri-ciri yang dianggap ideal dalam sebuah desinfektan adalah kemampuannya untuk bekerja dengan cepat dalam menonaktifkan mikroorganisme pada suhu kamar, memiliki cakupan yang luas, tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, suhu, atau kelembaban, aman dan tidak beracun bagi manusia dan hewan, tidak merusak permukaan, mudah terurai secara alami, mampu menghilangkan bau yang tidak sedap, tidak meninggalkan residu, stabil, mudah digunakan, dan terjangkau secara ekonomis (Marbun, 2014).
2.6 Tempat Penyimpanan Isolasi
Media merujuk pada substrat yang mengandung campuran nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan mereka. Media isolasi adalah jenis media yang sering digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme tertentu menjadi kultur murni. Biasanya, tempat untuk mengisolasi mikroorganisme ini dapat berupa cawan petri, media cair, atau media isolasi sel tunggak. Dalam media isolasi, semua kebutuhan yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka sudah tersedia. Nutrisi yang ada dalam media isolasi akan digunakan oleh mikroorganisme untuk berkembang biak dengan optimal.
Penggunaan media pertumbuhan ini bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme menjadi kultur murni yang akan diamati lebih lanjut (Hafsan, 2014).
2.7 Pengertian Alat 2.7.1 Autoclave
Gambar 2.1 Autoclave Sumber: Hartono et al., 2016
Autoklaf adalah perangkat pemanas yang tertutup yang digunakan untuk melakukan sterilisasi pada benda dengan menggunakan uap pada suhu antara 121 C⁰ hingga 134 C dan tekanan maksimum sekitar 2 bar. Mekanisme sterilisasi yang terjadi⁰ dalam autoklaf ini terjadi melalui penurunan tekanan yang menyebabkan peningkatan suhu di dalamnya, yang pada akhirnya akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf sederhana biasanya menggunakan uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam perangkat tersebut (Hardono dan Supriyadi, 2020).
2.7.2 Cawan Petri
Gambar 2.2 Cawan Petri Sumber : Susanti, 2017
Cawan petri adalah salah satu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca dan digunakan untuk budidaya mikroorganisme. Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bawah yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung media, dan bagian atas yang berfungsi sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai ukuran diameter yang berbeda. Sebagai contoh, cawan petri dengan diameter 15 cm mampu menampung sekitar 15 - 20 ml media, sementara yang berdiameter 9 cm mampu menampung sekitar 10 ml media (Hafsan, 2014).
2.7.3 Tabung Reaksi
Gambar 2.3 Tabung Reaksi Sumber: Nazali, 2016
Tabung reaksi adalah salah satu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca yang memiliki beragam kegunaan. Tabung reaksi mampu menampung berbagai jenis media, mulai dari yang berbentuk padat hingga cair. Beberapa contoh penggunaannya termasuk sebagai wadah untuk mengadakan reaksi kimia, untuk mengkultivasi mikroorganisme, menyimpan bahan kimia yang telah bereaksi, serta mengadakan reaksi kimia dalam jumlah kecil. Tabung reaksi juga biasanya memiliki karakteristik yang dapat menahan suhu panas (Hartutik, 2013).
2.7.4 Alkohol
Gambar 2.4 Alkohol Sumber : Wijaya, 2019
Dalam konteks kimia, istilah "alkohol" merujuk pada senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Penggunaan alkohol sebagai antiseptik sangat efisien dan efektif dalam membunuh mikroorganisme. Salah satu karakteristik utama alkohol adalah memiliki titik didih yang relatif tinggi karena adanya ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya. Sebagai contoh, etanol adalah salah satu jenis alkohol yang sering digunakan sebagai antiseptic (Berlian et al., 2016).
2.7.5 Bunsen
Gambar 2.5 Bunsen Sumber: Nazali, 2016
Bunsen adalah salah satu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca dan memiliki bentuk mirip dengan labu. Alat ini umumnya digunakan dalam proses pemanasan di laboratorium. Bunsen biasanya diisi dengan cairan spirtus yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk pembakaran. Selain itu, Bunsen juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi jarum ose. Penggunaan Bunsen melibatkan pembakaran bagian ujungnya dengan bantuan korek api (Hartutik, 2013).
2.8 Pengertian Nutrient Agar
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu jenis media yang sangat sering dipakai di laboratorium. Media ini dibuat dengan mencampur berbagai ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai agen pengental. Nutrient Agar memiliki bentuk serbuk yang berwarna putih hingga kekuningan dan termasuk dalam kategori media padat. Komponen utama dalam media ini adalah pepton, yang berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan nutrisi lainnya yang diperlukan oleh mikroorganisme yang dibiakkan pada media ini (Fatmariza et al., 2017).
2.9 Pengertian Nutrient Broth
Nutrient Broth (NB) adalah media yang umumnya digunakan untuk kultivasi mikroba. NB terbuat dari ekstrak daging dan asam amino yang berfungsi sebagai sumber karbon dan nitrogen bagi mikroorganisme. Salah satu perbedaan yang mencolok antara NB dan NA adalah wujud fisiknya; NB berbentuk cair sedangkan NA adalah media padat. Selain itu, NB juga cocok digunakan untuk menyimpan stok mikroba (Wahyuningsih dan Zulaika, 2018).
BAB III METODOLOGI
3.1 Tool Materials and Functions No
.
Tools and Materials Pictures Functions
1. Alkohol
Picture 3. 1 Alkohol Source: Personal documentation, 2023
Untuk mensterilkan tempat
2. Aquades
Picture 3. 2 Aquades Source: Personal documentation, 2023
Untuk membersihkan alat
3. Autoklaf
Picture 3. 3 Autoklaf Source: Personal
Untuk mensterilkan alat yang akan digunakan pada
praktikum
documentation, 2023
4. Bulb
Picture 3. 4 Bulb Source: Personal documentation, 2023
Untuk mengambil larutan dengan bantuan pipet ukur
5. Bunsen dan kaki tiga
Picture 3. 5 Bunsen dan kaki tiga
Source: Personal documentation, 2023
Untuk mensterilkan alat
6. Cawan petri
Picture 3. 6 Cawan petri Source: Personal documentation, 2023
Sebagai tempat perkembangbiakkan
bakteri
7. Corong
Picture 3. 7 Corong Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat bantu untuk memasukkan larutan ke tempat
yang memiliki lubang masuk yang
kecil
8. Erlenmeyer
z
Picture 3. 8 Erlenmeyer Source: Personal documentation, 2023
Sebagai tempat penghomogenan
larutan
9. Gelas arloji
Picture 3. 9 Gelas arloji Source: Personal documentation, 2023
Sebagai wadah untuk bahan
perlakuan
10. Gelas ukur
Picture 3. 10 Gelas ukur Source: Personal documentation, 2023
Sebagai wadah larutan
11. Hot plate stirrer
Picture 3. 11 Hot plate stirrer Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat penghomogenan
12. Kulkas
Picture 3. 12 Kulkas Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat perlakuan pada
praktikum
13. Nutrient agar
Picture 3. 13 Nutrient agar Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat bahan praktikum
14. Nutrient broth
Picture 3. 14 Nutrient broth Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat bahan praktikum
15. Pipet ukur
Picture 3. 15 Pipet ukur Source: Personal documentation, 2023
Untuk mengambil larutan
16. Plastic warp
Picture 3. 16 Plastic warp Source: Personal
Untuk menutup semua celah pada
cawan petri saat bakteri melakukan perkembangbiakkan
documentation, 2023 17. Rak tabung rekasi
Picture 3. 17 Rak tabung reaksi
Source: Personal documentation, 2023
Sebagai wadah atau tempat tabung
reaksi
18. Tabung reaksi
Picture 3. 18 Tabung reaksi Source: Personal documentation, 2023
Sebagai alat perlakuan
3.2 How it Works
3. 2.1 Physical Equipment Sterilization
Gambar 3.1 Diagram alir cara kerja sterilisasi alat secara fisik Sumber: Data diolah, 2023
Alat dan bahan
Siapkan
Hasil
1. Ditutup dengan rapat 2. Disterilkan selama 30
menit pada suhu 121 oC Dimasukkan ke
dalam autoklaf Alat yang sudah
dibungkus
1. Ditutup ujungnya dengan kapas dan aluminium foil
2. Dibungkus dengan kertas coklat
3. Diikat dengan karet
Autoklaf
1. Dibungkus kembali dengan plastik warp
2. Diikat lagi dengan karet Tabung reaksi
1. Diletakkan cawan petri yang besar di bawah dan yang kecil di atas
2. Dibungkus dengan kertas coklat
3. Diikat dengan karet Cawan Petri
Cawan Petri
3. 2.2 Chemical Sterilization of Tools
Gambar 3.2 Diagram alir cara kerja sterilisasi alat secara kimiawi Sumber: Data diolah, 2023
Meja kerja
Alkohol 70%
Alat dan Bahan
Alkohol 70%
disingkirkan semua barang yang tidak diperlukan
Disemprotkan ke meja hingga merata
Diletakkan kembali ke meja kerja
1. Disemprotkan ke seluruh telapak tangan 2. Disemprotkan ke seluruh alat dan bahan
kerja Alat dan Bahan
Dibiarkan beberapa saat Alkohol 70%
Disemprotkan ke seluruh telapak tangan saat akan mulai bekerja
Bunsen
Dinyalakan dan diletakkan di lingkungan kerja
Hasil
3. 2.3 Preparation of Nutrient Agar Media
Gambar 3.3 Diagram alir cara kerja pembuatan media nutrian agar Sumber: Data diolah, 2023
Aquades
Autoclave
Hasil Erlenmeyer Erlenmeyer Aquades Nutrient Agar Alat dan Bahan
Disiapkan dan disterilisasi lingkungan kerja
Dituang ke gelas ukur sebanyak 60 ml
1. Ditimbang sebanyak 1,68 gr 2. Dimasukkan ke erlenmeyer
Dituangkan dari gelas ukur ke Erlenmeyer dan dijadikan larutan
1. Dihomogenkan larutan yang ada didalamnya
2. Diletakkan di hot plate stirrer dan dipanaskan
1. Ditutup dengan kapas dan dilapisi kertas coklat
2. Dimasukkan kedalam autoklaf
Dinyalakan selama 30 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 2 atm
3. 2.4 Preparation of Nutrient Broth Media
Gambar 3.4 Diagram alir cara kerja pembuatan media nutrient broth Sumber: Data diolah, 2023
Disiapkan Aquades
Aquades 100 ml Nutrient Broth Alat dan Bahan
Dituang ke gelas ukur sebanyak 100 ml
1. Ditimbang sebanyak 13 gr dengan timbangan analitik
2. Dimasukkan ke erlenmeyer
1. Dituangkan juga ke larutan Erlenmeyer 2. Diaduk hingga tercampur
Larutan Broth
Dihomogenkan menggunakan hot plate stirrer dan dipindahkan ke erlenmeyer
Erlenmeyer
1. Disumpal dengan kapas dan dibungkus kertas coklat
2. Dimasukkan kedalam autoklaf Autoclave
Dinyalakan selama 30 menit dengan tekanan 2 atm dan suhu 121oC.
Hasil
BAB IV PENUTUP 4.1 Conclusion
Praktikum ini bertujuan untuk memahami berbagai teknik dalam persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen, mempelajari langkah-langkah sterilisasi glassware yang diperlukan selama praktikum, dan memahami prosedur yang benar dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi lingkungan. Proses persiapan sampel merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa sampel-sampel siap untuk dianalisis menggunakan peralatan yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengurangi adanya komponen-komponen yang bisa mengganggu hasil analisis dan mengakibatkan ketidakakuratan. Sterilisasi adalah suatu metode untuk menghilangkan segala jenis mikroorganisme seperti protozoa, fungi, bakteri, dan virus dari suatu objek, sehingga objek tersebut tetap steril dan bebas dari kontaminasi.
Sterilisasi dapat dilakukan melalui tiga cara utama, yaitu metode mekanik dengan penyaringan menggunakan alat saring berpori kecil untuk bahan yang tidak tahan panas, metode kimiawi dengan menggunakan senyawa kimia tertentu, dan metode fisik dengan pemanasan dan pemijaran. Selain sterilisasi, beberapa jenis persiapan sampel lainnya mencakup desinfeksi, yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi, serta inokulasi, yang melibatkan pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru untuk tujuan pemurnian, identifikasi, regenerasi, dan penyimpanan mikroorganisme dalam kondisi steril.
4.2 Suggestion
Semoga kedepannya praktikum dapat berjalan dengan lancar dan ilmu yang didapatkan menjadi barokah.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian Z, Aini F, Resti U. 2016. Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota. 2(1): 106-111.
Dewi AK. 2018. Penggunaan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) pada Berbagai Jarak Paparan terhadap Penurunan Angka Kuman Udara di Puskesmas Sewon II Bantul.
Skripsi. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Fatmariza M, Inayati N, dan Rohmi R. 2017. Tingkat Kepadatan Media Nutrient Agar terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) 4(2): 69 – 73.
Fibriana F dan Andin VA. 2016. Potensi Kitchen Microbiology untuk Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-on dalam Pembelajaran Mikrobiologi. Unnes Science Education Journal 5(2):1210-1216.
Funome H. 2016. Pengaruh Volume Inokulum Pada Produksi Bioetanol dari Kulit Pisang Kepok Kuning Dengan Metode Solid State Fermentation (SSF). Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Hafsan H. 2014. Mikrobiologi Analitik. Alauddin University Press, Makassar.
Hardono T dan Supriyadi K. 2020. Modifikasi Autoclave Berbasis Atmega328 (Suhu). Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia 1(2): 59-65.
Hartono DF, Pudji A, Prastawa MAT. 2016. Incubator Bakteri Bacillus Stearothermophillus berbasis Mikrokontroller untuk tes Mikrobiologi pada Autoclave. Seminar Tugas Akhir 1(2) : 1 – 10.
Hartutik. 2013. Metode Analisis Mutu Pakan. Universitas Brawijaya Press, Malang.
Ibrahim AM, Ihsan S, Heny H. 2018. Optimasi Teknik Preparasi Sampel Pada Penentuan Kadar Etilena di Dalam Kopolimer Blok Polipropilena. Jurnal ITEKIMA 3(1): 87-104.
Istini, I. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch sebagai Salah Satu Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal of Laboratory 2(3): 41-46.
Marbun RAT. 2014. Penentuan Koefisien Fenol Produk Desinfektan Yang Dipasarkan Di Beberapa Supermarket Kota Medan. Skripsi. Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra Utara.
Nazali BH. 2016. Pengembangan Ensiklopedia Alat Laboratorium Kimia Berbasis Android untuk Peserta Didik SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nurrobifahmi, Iswandi A, Yadi S, Ishak. 2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma co-60 dan Autoklaf terhadap Bahan Pembawa, Viabilitas Spora Gigaspora Margarita dan Ketersediaan Fe, Mn, dan Zn. Jurnal Tanah dan Iklim 41(1): 1-8.
Pangestu AB. 2021. Perbedaan Jumlah Angka Jamur Udara Sebelum dan Sesudah Penyinaran Lampu Ultraviolet 144 watt dengan Variasi Jarak Dua dan Tiga Meter. Skripsi. Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Putra IGMS, Lutfi M, Kadarisman D. 2016. Daya Tahan Tanaman Jagung Terhadap Serangan Penyakit Bulai Pada Benih jagung Hibrida Varietas P31 dan Varietas P35 di PT. DuPont Pioneer. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 4(1): 28-59.
Susanti RS. 2017. Pengembangan Ensiklopedia Peralatan Laboratorium Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa SMA Negeri 10 Pontianak. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Wahyuningsih N dan Zulaika E. Perbandingan Pertumbuhan Bakteri Selulolitik pada Media Nutrient Broth dan Carboxy Methyl Cellulose. Jurnal Sains dan Seni ITS 7(2): 2337- 3520.
Widiyanti FD. 2020. Kajian Metode Preparasi Sampel dan Deteksi Karbamazepin dan Karbamazepin-10,11-Epoksida dalam Cairan Hayati Menggunakan KCKT. Skripsi.
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Yogyakarta.
Wijaya L. 2019. Pengukur Kadar Alkohol dalam Tubuh Manusia Melalui Hembusan Nafas untuk Pengemudi Mobil. Skripsi. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
LAMPIRAN
Lampiran 2.1 Pengertian Teknik Preparasi dan Fungsinya
Lampiran 2.2 Pengertian Sterilisasi dan Macamnya
Lampiran 2.3 Pengertian Inokulasi dan Inokulum
Lampiran 2.4 Tahapan Teknik Inokulasi
Lampiran 2.5 Pengertian Desinfeksi dan Desinfektan
Lampiran 2.6 Tempat Penyimpanan Isolasi
Lampiran 2.7 Pengertian Alat
Lampiran 2.8 Pengertian Nutrient Agar
Lampiran 2.9 Pengertian Nutrient Broth