• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kimia Terapan Ilmu Lingkungan Tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kimia Terapan Ilmu Lingkungan Tentang "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi industri maupun domestik yang berdampak negatif bagi kehidupan masyakat jika tidak dikelola dengan baik. Jenis-jenis limbah berdasarkan bentuk yaitu limbah padat, limbah gas, dan limbah cair. Limbah padat merupakan limbah yang berwujud padat atau sering disebut sampah. Limbah gas merupakan limbah yang berwujud gas seperti gas CO2. Limbah

cair merupakan limbah yang berwujud cairan berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.1

Pembagian limbah berdasarkan jenisnya yaitu :2

1. Limbah organik, yaitu limbah yang berasal dari makhluk hidup dan mudah membusuk/diuraikan mikroorganisme. Contoh : sisa makanan, sisa sayuran, bangkai binatang, dll.

2. Limbah anorganik, yaitu limbah yang tidak berasal dari makhluk hidup dan sulit membusuk/sulit diuraikan mikroorganisme. Contoh : plastik, logam, kaca, dll.

3. Limbah khusus (B3), yaitu sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan, maupun manusia. (PP RI No. 18/1999).

Jenis-jenis limbah berdasarkan bentuk:3

1. Limbah padat merupakan limbah yang berwujud padat atau sering disebut sampah.

2. Limbah gas merupakan limbah yang berwujud gas seperti gas CO2.

3. Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cairan berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

1 http://www.anneahira.com/limbah-cair.htm l, diunduh pada 9 Desember 2013. 2 http://789science.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-limbah.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(2)

Berikut adalah klasifikasi limbah cair:4

1. Limbah cair domestik (domestic waste water), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana sejenis. Contoh : air deterjen sisa cucian.

2. Limbah cair industri (industrial waste water), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh : air sisa cucian daging, buah dan sayur dari industri pengolahan makanan, cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.

3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap, pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan. d. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkan. Semakin besar konsentrasi bahan pencemar dalam air semakin terbatas penggunaan air. Karakteristik kimia terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik. Secara umum sifat air ini dipengaruhi oleh kedua macam kandungan bahan kimia tersebut.5

(3)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1) Pengertian

Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. 6

a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)

Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity. Konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. 7

b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18 Tahun 1999

B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun gasyang mempunya potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.8

2) Sifat limbah B3

Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal sampah spesifik, yaitu sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :9

1. Mudah meledak (explosive) 6. Bersifat mengiritasi (irritant) 2. Pengoksidasi (oxidizing)

3. Beracun (moderately toxic) 4. Berbahaya (harmful) 5. Korosi

6 http://www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(4)

3) Macam - macam limbah B3

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi :10

a) Primary sludge b) Chemicial sludge c) Excess actived sludge d) Digested sludge

Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a) Limbah mudah meledak b) Limbah mudah terbakar c) Limbah reaktif

d) Limbah beracun

e) Limbah yang menyebabkan infeksi f) Limbah yang bersifat korosif

4) Senyawa B3

Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan lain sebagainya.11

(5)

5) Limbah B3 dalam rumah tangga

Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut :12

a) Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun tikus, dan bubuk pembersih.

b) Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan pencelup, dan pembuka sumbat saluran air kotor.

c) Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut, pembersih toilet, dan medicated shampoo.

d) Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan pembersih. e) Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax, pembesih

karburator, cat dan tiner, lem, pembunuh tikus, semir sepatu, dan genteng asbes. f) Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih perabotan,

pembersih kaca, pengharum ruangan. g) Taman : pupuk dan insektisida. h) Ruang makan : bumbu dan obat.

Keasaman Air

Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan tidak dapat hidup, Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif terhadap bahan konstruksi seperti besi. 13

Alkalinitas

Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida, kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air membuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan air yang mempunyai kesadahan rendah karena zat tersebut dalam konsentrasi tinggi menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam ketel maupun

12 http://blogspot--id.blogspot.com/2013/10/pengertian-karateristik-dan-jenis-jenis.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(6)

pada pipa pendingin. Oleh sebab itu untuk menurunkan kesadahan air dilakukan pelunakan air. 14

Besi dan Mangan

Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Air yang mengandung padatan larut mempunyai sifat mengantarkan listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi.15

Chlorida

Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi desinfektans, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi.16

Phosphat

Kandungan phosphat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya. Phosphat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung senyawa phosphat. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel ini menjadi sumber phosphat. Pengukuran kandungan phosphat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phosphat sehingga tidak merangsang pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan airakan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dan kesuburan tanaman lainnya.17

14 http://blogspot--id.blogspot.com/2013/10/pengertian-karateristik-dan-jenis-jenis.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(7)

Sulfur

Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat terjadi secara proses alamiah. Sulfur dioxida dibutuhkan pada sintesa. Pada industri kaustik soda ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri direduksi menjadi sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida diubah menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana aerob hidrogen sulfida teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfat. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk.

Pada proses digester lumpur gas H2S yang bercampur dengan metan CH4 dan

CO2 akan bersifat korosif. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang bila terikat

dengan senyawa besi membentuk Fe2S.18

Nitrogen

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Nitrat dapat digunakan oleh algae dan tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan. Perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakan hasil reaksi dan menjadi amoniak ataudioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai sebagai nitrogen nitrit.19

Logam Berat dan Beracun

Logam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel. Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt, mangan dan aluminium. Cadmium ditemukan dalam buangan industri tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom valensi tiga.

18 http://blogspot--id.blogspot.com/2013/10/pengertian-karateristik-dan-jenis-jenis.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(8)

Chrom valensi enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan keramik.20

Fenol

Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5 – OH)

tapi bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol. Sumber fenol terdapat pada industri pengolahan minyak, batubara, pabrik kimia, pabrik resin, pabrik kertas, dan tekstil.21

Biochemical Oxigen Demand (BOD)

Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri, dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik. Pada akhirnya kadar oksigen dalam air buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau. Pengukuran terhadap nilai Biochemical Oxigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu pada temperatur 20°C dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dinyatakan dalam mg perliter atau kg.22

Chemical Oxigen Demand (COD)

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organik yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam.

20

(9)

Nilai BOD selalu lebih kecil daripada nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat diuraikan maupun senyawa organik yang tidak dapat berurai.23

Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak ditemukan mengapung di atas permukaan air meskipun sebagian terdapat di bawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari turunan alkohol yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen.

Lemak sukar diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga membentuk senyawa sabun yang mudah larut. Minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi dipakai dalam pabrik dan terbawa air cucian ketika dibersihkan. Sebagai alat pencuci Bering Pula digunakan minyak pelarut. Adanya minyak dan lemak di atas permukaan air merintangi proses biologi dalam air sehingga tidak terjadi fotosintesa.24

Karbohidrat dan Protein

Karbohidrat dalam air buangan diperoleh dalam bentuk sellulosa, kanji, tepung dextrim yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen dan oksigen, baik terlarut maupun tidak larut.

Pada protein yang berasal dari bulu binatang seperti sutra dengan unsur persenyawaan yang cukup kompleks mengandung unsur nitrogen. Baik protein maupun karbohidrat mudah rusak oleh mikroorganisme dan bakteri.25

Zat Warna dan Surfaktan

Timbulnya dalam air buangan adalah karena adanya senyawa organik yang larut dalam air. Zat aktif permukaan ini (surfaktan) sangat sukar berurai oleh aktivitas mikroorganisme.

23

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/karakteristik-kimia-limbah-cair/, diunduh pada 9 Desember 2013. 24 Ibid

(10)

Demikian juga zat warna yang merupakan senyawa aromatik sukar berurai. Di antara zat warna ini ada yang mengandung logam berat seperti chrom atau tembaga.26

Bahaya Limbah Cair

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut antara lain sebagai berikut:27

1) Gangguan kesehatan

a) Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera.

b) Typhus abdominalis adalah penyakit yang menyerang usus halus yang disebabkan bakteri salmonella typi.

c) Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A.

d) Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica. 2) Penurunan kualitas lingkungan

Bahan organik yang terdapat dalam air limbah jika dibuang langsung kesungai dapt menyababkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen yang terlarut di dalam sungai tersebut.

Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan didalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.

3) Gangguan terhadap keindahan

Air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada bahan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.

26

(11)

http://ariexsdelpotro.blogspot.com/2011/05/dampak-limbah-cair-terhadap-4) Gangguan kerusakan benda

Ada kalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2C. Gas ini dapat mempercepat

proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi dan bangunan air kotor lainnya. Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.

Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.28

Proses Pengolahan/Penanggulangan

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.29

A. Penyaringan (Screening)

Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.30

B. Pengolahan Awal (Pretreatment)

28 http://ariexsdelpotro.blogspot.com/2011/05/dampak-limbah-cair-terhadap-kesehatan.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

(12)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar.

Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. 31

C. Pengendapan

Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki.

Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).32

D. Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan).

(13)

Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya. 33

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons). 34

A. Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob.

Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.

Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.35

33 http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/%E2%80%9Cinstalasi-pengolahan-air-limbah-ipal%E2%80%9D/, diunduh pada 9 Desember 2013. 34 Ibid

(14)

B. Metode Activated Sludge

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.

Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.36

C. Metode Treatment ponds/ Lagoons

Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 37

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.

(15)

Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.38

4. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :39

a) Daya racun zat

b) Waktu kontak yang diperlukan c) Efektivitas zat

d) Kadar dosis yang digunakan

e) Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan f) Tahan terhadap air

g) Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (Klorinasi), penyinaran dengan Ultraviolet (UV), atau dengan Ozon (Oз). Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

(16)

5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).40

Pengertian IPAL

IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan.41

Manfaat IPAL

IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain:42

a) Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing.

b) Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar. c) Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati.

Tujuan IPAL

Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.43

Cara Kerja IPAL

40 http://rian-rifqhy.blogspot.com/2013/05/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal.html, diunduh pada 9 Desember 2013.

41 Ibid 42 Ibid

(17)

http://rian-rifqhy.blogspot.com/2013/05/instalasi-pengolahan-air-limbah-Pada bagian yang satu ini, saya akan menjelaskan tentang proses air limbah domestik ataupun dari industri, akan diolah menjadi air bersih. berikut penjelasannya:44

1. Air Limbah tersebut di alirkan ke tempat instilasi.

2. Kemudian, ari limbah tersebur akan melalui 4 tahap proses.

3. Air limbah itu akan di tampung pada tampungan yang berisi pasir, yang dimana fungsi pasir tersebut, utnuk mengendapakan air.

4. Air limbah tersebut akan mengalir ke tampungan yang berisi kerikil, fungsi kerikil sama saja dengan fungsi pasir, yaitu untuk mengendapkan air tersebut. 5. Pada tahap pada satu ini, air limbah akan mengalir di tampungan yang berisi banyak enceng gondok.Enceng gondok tersebut berfungsi sebagai penyerap zat-zat kimia terutama amonia dan fosfat.

6. Setelah zat kimia air limbah tersebut diserap oleh enceng gondok, maka air tersebut di saring.

7. Dan terakhir air limbah yang sudah bersih akan di tampung, ke tampungan yang ke empat, dimana tampungan keempat tersebut diisi oleh ikan, yang fungsinya sebagai indikator. Jika Ikan tersebut mati dalam jangka waktu tidak lama, berarti air limbah tersebut belum benar-benar bersih.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ndang+undang !I Nomor %& tahun ,- tentang Guru dan .osen/ mem0ersyarat1an guru untu1$ (i) memili1i 1uali2i1asi a1ademi1 minimum S%#.&3/ (ii)3

Beranjak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana gambaran umum

Strategi Tujuan 1 3 Sasaran Pengembangan komoditi rempah dan penyegar Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Strategi : Peningkatan 2 Pengembangan Kelembagaan petani dan

bergerak di suatu fluida berpermukaan bebas pada kondisi tenang tidak terganggu, maka pada saat  tidak terganggu, maka pada saat  bergerak akan menimbulkan gelombang sehingga

“strategi berusaha untuk mengoptimalkan kesesuaian antara misi organisasi, apa yang sedang terjadi, atau direncanakan untuk terjadi didalam lingkungan.. eksternal dan

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

Dalam penelitiannya Adham (2005) mengungkapkan bahwa klien hemodialisa yang telah lama menjalani hemodialisa cenderung memiliki kepatuhan cairan yang lebih tinggi