LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI STERILISASI
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:
1. BETRA ZELIANA YULIZAR (21330023) 2. KHANSA ADIBYA (21330025) 3. KAYSA SAFARA (21330026) 4. SHAKINAH NABILAH AZHARA (21330027) 5. ANDINI WINDA KHAIRANI (21330032) 6. MUHAMMAD ALIF AKBAR (21330054) 7. ADITYA HELMIANSYAH (21330056)
KELAS B
DOSEN:
FATHIN HAMIDA, M.Si.
SAIFUL BAHRI, M.Si.
DESI MULIANA WENAS, M.Si.
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL TA. GENAP 2022/2023
ABSTRAK
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran kecil/ mikroskopik. Dari segi bahasa mikrobiologi berasal dari kata micro yang artinya kecil, bios yang artinya makhluk hidup dan logos yang artinya ilmu. Mikroorganisme hidup di lingkungan bahkan ada juga yang di dalam tubuh. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Suatu alat atau bahan disebut steril apabila bahan tersebut bebas dari mikroorganisme.
Metode yang kami pakai untuk sterilasasi alat dan media adalah metode sterilisasi basah dengan menggunakan autoklaf. Hasil akhir dari proses sterilisasi setelah menginkubasi alat dan media ke dalam autoklaf pada suhu 121℃ selama 15 – 20 menit yaitu alat dan media tersebut menjadi steril.
Prinsip kerja dari autoklaf yaitu dengan memanfaatkan panas dari uap air bertekanan tinggi yang dapat membunuh seluruh vegetatif dan generatif dari mikroorganisme yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan tinggi yang ada pada alat dan bahan yang akan kita sterilkan.
Kata kunci : autoklaf, sterilisasi, mikrobiologi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran kecil/ mikroskopik. Dari segi bahasa mikrobiologi berasal dari kata micro yang artinya kecil, bios yang artinya makhluk hidup dan logos yang artinya ilmu. Mikroorganisme hidup di lingkungan bahkan ada juga yang di dalam tubuh
Jasad hidup yang ukurannya kecil dikenal dengan istilah mikroorganisme (jasad renik/ mikroba). Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron (µ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.
Suatu tahapan penting yang harus dilakuan selama melakukan pratikum mikrobiologi adalah sterilisasi, Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Suatu alat atau bahan disebut steril apabila bahan tersebut bebas dari mikroorganisme.
Dalam praktikum mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia maupun secara mekanik, pemilihan cara sterilisasi tergantung dari alat yang akan disterilkan ataupun bentuk bahan/sediaan yang akan disterilkan. Berikut metode sterilisasi yang umum dilakukan :
A. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang panjang gelombangnya pendek.
B. Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti alkohol, desinfektan, larutan formalin.
C. Sterilisasi mekanik
Sterilisasi dengan menggunakan filter atau saringan.
Selain sterilisasi alat dan media, prosedur kerja mikrobiologi lainnya dikenal dengan teknik aseptis. Teknik aseptis bertujuan untuk mengurangi keberadaan mikroba kontaminan. Teknik aseptis dilakukan setiap kegiatan/pekerjaan yang berhubungan dengan mikroba, yaitu dengan menyemprot seluruh bagian dalam LAF dengan alkohol 70%, memijarkan jarum Ose di atas api Bunsen, memutar cawan petri saat dibuka dan mulut tabung reaksi saat dibuka sebelum atau sesudah digunakan di dekat api Bunsen.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tujuan dilakukannya sterilisasi
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengenal jenis jenis sterilisasi 3. Diharapkan mahasiswa dapat memahamu metode sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Suatu alat atau bahan disebut steril apabila bahan tersebut bebas dari mikroorganisme. Dalam praktikum mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia maupun secara mekanik, pemilihan cara sterilisasi tergantung dari alat yang akan disterilkan ataupun bentuk bahan/sediaan yang akan disterilkan.
Berikut contoh sterilisasi yang biasa digunakan : A. Sterilisasi Kering
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langsung melewatkan di atas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven).
1. Api
Api digunakan untuk mensterilisasi peralatan seperti jarum inokulasi, kaca objek, pinset, mulut tabung biakan, spatel, dan lain-lain. Sesudah dipijarkan atau kemudian dibakar kembali untuk menghilangkan sisa alkoholnya.
Tindalisasi cara ini dipakai untuk mensterilkan bahan- bahan yang tidak tahan suhu tinggi. Dalam cara ini, bahan dan alat dipanaskan selama 30 menit pada suhu 100℃, dan diulang sebanyak 3 kali berturut-turut, dengan selang waktu 1 hari. Bahan dan alat disimpan pada suhu kamar pada saat tidak dipanaskan.
2. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering memerlukan suhu 160℃ selama 2 jam. Sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai mencapai suhu sterilisasi. Sterilisasi tersebut umumnya digunakan untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi, cawan petri, dan kurang efektif dalam membunuh mikroorganisme.
B. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab dapat diterapkan dengan cara pemanasan dengan membuat uap air dengan tekanan (autoklaf) pada suhu yang tinggi. Pelepasan energi uap pada sterilisasi basah bertekanan mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel mikroba sehingga melemahkan aktivitas mikroba.
Sterilisasi menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel- sel mikroba menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba. Sterilisasi ini digunakan untuk alat yang terbuat dari kaca dan bahan/media, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, media PDA dan NA.
C. Sterilisasi Uap
Steriliasasi dengan alat ini dilakukan pada suhu 100℃ dan harus diulang 3 kali berturut turut dengan selang waktu satu hari. Cara ini disebut juga dengan sterilisasi diskontiu atau sterilisasi bertingkat.
D. Penyaringan (Filtrasi)
Cara ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas atau termolabil yang akan rusak atau terurai oleh suhu tinggi. Contohnya antibiotik, enzim, asam amino, vitamin, senyawa gula, dan lain-lain.
Sterilisasi secara mekanik tersebut dilakukan penyaringan menggunakan filter yang mempunyai pori sangat halus (0,22-0,45 µm), dan pompa vakum digunakan untuk menyedot sehingga larutan akan melalui filter dengan lancar.
Selain sterilisasi alat dan media, prosedur kerja mikrobiologi lainnya dikenal dengan teknik aseptis. Teknik aseptis bertujuan untuk mengurangi keberadaan mikroba kontaminan. Teknik aseptis dilakukan
setiap kegiatan/pekerjaan yang berhubungan dengan mikroba, yaitu dengan menyemprot seluruh bagian dalam LAF dengan alkohol 70%, memijarkan jarum Ose di atas api Bunsen, memutar cawan petri saat dibuka dan mulut tabung reaksi saat dibuka sebelum atau sesudah digunakan di dekat api Bunsen.
BAB III METODE
3.1.Alat dan Bahan A. Alat
1. Cawan petri 2. Erlenmeyer 3. Tabung reaksi 4. Kertas HVS
5. Plastik tahan panas 6. Karet
7. Autoklaf
B. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Media PDA 3. Kapas steril 4. Alumunium foil
3.2.Prosedur Kerja Sterilisasi
Metode yang kami pakai untuk sterilasasi alat dan media adalah metode sterilisasi basah dengan menggunakan autoklaf.
A. Sterilisasi Alat
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam sterilisasi.
2. Bersihkan meja kerja dan tangan menggunakan alkohol 70%.
3. Selanjutnya bungkus masing-masing cawan petri dan alat lainnya dengan kertas HVS kemudian masukkan ke dalam plastik tahan panas.
4. Masukkan alat alat yang akan disterilisasikan ke dalam autoklaf.
5. Isilah autoklaf dengan aquadest setinggi batas sarangan.
6. Sebelum menghidupkan autoklaf pastikan lubang uap dalam keadaan tertutup.
7. Aturlah suhu sebesar 121oC dan aturlah waktu yang akan digunakan yaitu 15-20 menit.
8. Lalu hidupkan autoklaf dengan menekan tombol ON, apabila lampu hijua menyala maka dapat dipastikan autoklaf dalam keadaan bekerja. Waktu sterilisasi dihitung ketika suhu sudah mencapai 121oC.
9. Setelah alarm berbunyi, matikan autoklaf dengan menekan tombol OFF kemudian turunkan suhu dengan membuka lubang uap, diamkan sampai suhu turun dan autoklaf dalam keadaan tidak panas
10. Jika sudah turun suhu nya selanjutnya buka autoklaf dengan arah berlawanan dengan muka.
11. Lalu keluarkan alat alat yang telah steril.
B. Sterilisasi Media
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam sterilisasi.
2. Bersihkan meja kerja dan tangan menggunakan alkohol 70%.
3. Setelah itu buatlah media yang akan digunakan.
4. Masukkan media yang sudah dibuat kedalam erlemeyer, Lalu tutup erlemeyer dengan kapas yang sudah dibuat.
5. Setelah itu masukkan media yang telah dimasukkan ke erlemeyer kedalam plastik anti panas lalu ikat.
6. Masukkan media yang akan disterilisasikan ke dalam autoklaf.
7. Isilah autoklaf dengan aquadest setinggi batas sarangan.
8. Sebelum menghidupkan autoklaf pastikan lubang uap dalam keadaan tertutup.
9. Aturlah suhu sebesar 121oC dan aturlah waktu yang akan digunakan yaitu 15-20 menit.
10. Lalu hidupkan autoklaf dengan menekan tombol ON, apabila lampu hijua menyala maka dapat dipastikan autoklaf dalam keadaan bekerja. Waktu sterilisasi dihitung ketika suhu sudah mencapai 121oC.
11. Setelah alarm berbunyi, matikan autoklaf dengan menekan tombol OFF kemudian turunkan suhu dengan membuka lubang
uap, diamkan sampai suhu turun dan autoklaf dalam keadaan tidak panas
12. Jika sudah turun suhu nya selanjutnya buka autoklaf dengan arah berlawanan dengan muka.
13. Lalu keluarkan media yang telah steril.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Hasil akhir dari proses sterilisasi setelah menginkubasi alat dan media ke dalam autoklaf pada suhu 121℃ selama 15 – 20 menit yaitu alat dan media tersebut menjadi steril.
Gambar 1. proses sterilisasi alat dan media menggunakan autoklaf
4.2.Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan 2 sterilisasi yaitu sterilisasi alat dan sterilisasi media menggunakan autoklaf, autoklaf merupakan alat untuk sterilisasi yang paling umum yang digunakan untuk mensterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan di laboratorium mikrobiologi yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi yaitu 121 ⁰C (250 ⁰F) dan 2 atm (15 Psi) selama 15–20 menit.
Prinsip kerja dari autoklaf yaitu dengan memanfaatkan panas dari uap air bertekanan tinggi yang dapat membunuh seluruh vegetatif dan generatif dari mikroorganisme yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan tinggi yang ada pada alat dan bahan yang akan kita sterilkan.
Sterilisasi dilakukan dengan memasukkan alat dan media yang akan dipakai untuk praktikum ke dalam autoklaf. Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf hal yang harus dilakukan yaitu membungkus rapat alat praktikum menggunakan kertas HVS atau kertas yellow page.
Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat alat yang akan
disterilisasikan tidak pecah, karena pada umumnya alat alat yang dipakai untuk praktikum terbuat dari kaca.
Setelah dibungkus menggunakan kertas HVS atau kertas yellow page, selanjutnya yaitu masukkan alat yang sudah dibungkus ke dalam plastik anti panas lalu diikat dengan karet. Selanjutnya masukkan alat dan media yang akan disterilkan ke dalam autoklaf, sebelum melakukan sterilisasi cek terlebih dahulu air yang ada di dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah air tersebut. Gunakan air hasil destilasi (aquadest) yang bertujuan untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
Selanjutnya masukkan alat dan media ke dalam autoklaf, lalu tutup rapat autoklaf dan kencangkan pengaman agar tidak ada udara yang keluar. Atur suhu dan waktu 15 – 20 menit pada suhu 121℃
kemudian nyalakan autoklaf. Perhitungan waktu dimulai pada saat suhu sudah mencapai 121℃. Jika alarm sudah berbunyi maka proses sterilisasi sudah selesai. Matikan autoklaf kemudian turunkan suhu dengan membuka lubang uap, diamkan sampai suhu turun dan autoklaf dalam keadaan tidak panas hal ini bertujuan agar uap yang ada didalam autoklaf keluar, jika suhu masih tinggi dan uap masih ada didalam dan ketika autoklaf dibuka maka akan menyebabkan meledaknya autoklaf.
BAB V KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
1. prinsip dasar yang dilakukan pada saat sterilisasi adalah suatu proses mematikan mikroorganisme yang mungkin ada pada suatu benda agar terhindar dari kontaminasi.
2. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilkan.
3. Dilakukannya pembungkusan pada alat yang akan di sterilisasi bertujuan agar alat alat yang akan disterilisasikan tidak pecah, karena pada umumnya alat alat yang dipakai untuk praktikum terbuat dari kaca.
4. Ketika proses sterilisasi menggunakan air destilasi (aquadest) untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
5. Pada saat ingin membuka autoklaf harus memastikan suhu telah turun dan sudah tidak dalam keadaan panas untuk menghindari terjadinya meledak pada autoklaf.
DAFTAR PUSTAKA
UHAMKA. 2023. Pengenalan & Sterilisasi Peralatan Umum Laboratorium Mikrobiologi
Ulfayani Mayasari, M. Si. 2020 “Buku Ajar Mikrobiologi” Media sains Indonesia,
Bandung.
Prof. Dr. Hj. Yani Suryani M,Si. Opik Taupiqurrahman, M.Biotek, 2021
“Mikrobiologi Dasar” Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati, Bandung.
I N. Sujaya, 2017 “Petunjuk Praktikum Mikrobiologi” Universitas Udayana.
Apt. Ainun Wulandari, M.Sc., dkk. 2023 “Panduan Praktikum Mikrobiologi”
Fakultas Farmasi - Institut Sains Dan Teknologi Nasional, Jakarta.
Dra. Yusmaniar, M.Biomed., Apt, dkk. 2017 “Mikrobiologi dan Parasitologi”
Kementerian Kesehatan Rebuplik Indonesia.