• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian

N/A
N/A
Super InC

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN

Oleh:

MUHAMMAD FAJAR IHSANI 12280211212

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke Hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mikrobiologi.

Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu

‘alaihi wa sallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syukria Ihsan Zam, M.Si. dan Bapak Ir. Mokhamad Irfan,M.Sc. sebagai dosen pembimbing pengampu matakuliah Mikrobiologi yang telah banyak memberikan ilmu khusunya pada matakuliah Mikrobiologi.

Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Arbi Darmawan dan Agus Tina Siwayuni yang telah memberikan banyak bimbingan, petunjuk dan motivasi dalam menyusun laporan praktikum ini. Kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyusunan laporan praktikum ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menghadapi kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk masa mendatang.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR SINGKATAN ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang ...

1.2. Tujuan ...

1.3. Manfaat ...

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikoskop ...

2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi ...

2.3. Kergaman Mikroorganisme di Alam ...

2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme ...

2.5. Pewarnaan Sederhana ...

2.6. Perhitungan Populasi Mikroba ...

2.7. Jamur ...

2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman ...

III. METODE PELAKSANAAN ...

3.1. Tempat dan Waktu ...

3.2. Alat dan Bahan ...

3.2.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikoskop ...

3.2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi ...

3.2.3. Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam ...

3.2.4. Memisahkan Campuran dan Menyimpan Mikroorganisme ...

3.2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana ...

3.2.6. Perhitungan Populasi Mikroba ...

3.2.7. Pemeriksaan Jamur ...

3.2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman ...

3.3. Cara kerja ...

3.3.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikoskop ...

3.3.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi ...

3.3.3. Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam ...

3.3.4. Memisahkan Campuran dan Menyimpan Mikroorganisme ...

3.3.5. Teknik Pewarnaan Sederhana ...

3.3.6. Perhitungan Populasi Mikroba ...

3.3.7. Pemeriksaan Jamur ...

3.3.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman ...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...

4.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop ...

4.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi ...

(4)

4.3. Kergaman Mikroorganisme di Alam ...

4.4. Memisahkan Campuran dan Menyimpan Mikroorganisme ...

4.5. Teknik Pewarnaan Sederhana ...

4.6. Menghitung Populasi Mikroba ...

4.7.Pemeriksaan Jamur ...

4.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman ...

V. PENUTUP ...

5.1. Kesimpulan ...

5.2. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN...

(5)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis.Dunia mikroroganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri,Protozoa,Virus serta algar dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga

dianamakan mikroba atau protista).

Kendatipun Antony van leeuwenhoek, seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alamberkebangsaan belanda,agaknya bukanlah orang pertama melihat mikroba yang disebut bakteri dan protozoa,namun dialah yang disebut pertama-tama dalam melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar- gambar yang teliti. Leeuwenhoek melakukan pengamatan ini selama ia memburu hobinya mengasah lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak; kekuatan pembesaran tertinggi 200 sampai 300 kali.

Mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk yang ada sekarang, yang menggunakan dua lensa atau lebih dalam sistem yang dapatmemperbesar 1000 sampai 2000 kali. Tetapi lensa-lensa mikroskop leeuwenhoek dibuat dengan baik, dan leewenhoek mempunyai jiwa terbuka yang merupakan syarat amat penting bagi setiap peneliti.

Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan smeua aktivitas kehidupan dan sebagian reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk memepertahnakan kehidupan berlangsung didalam sel. Sel-sel pada Organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri.Sel yang sama dikelompokna menjadi jaringan,yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk

tubuh Organisme tersebut.

Pada praktikum acara 2 ini akan membahas mengenai Kalibrasi mikormeter okuler dan pengukuran sel,dengan ini diharapkan dapat dijelaskan bagaimana cara menggunakan mikrometer okuler dan bagaimana pengukuran sel.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakan praktikum pengenalan alat dan bahan mikrobiologi antara lain : 1) Mengenal dan mengetahui macam-macam alat dan bahan dalam pemeriksaan

mikrobiologi,

2) Mengetahui cara menggunakan alat-alat laboratorium dalam pemeriksaan mikrobiologi,

3) Mempelajari cara menyiapkan alat dan bahan dalam pemeriksaan mikrobiologi, 4) Mengetahui metode aseptis yang harus dilakukan saat melakukan pemeriksaan

mikrobiologi, dan

5) Memiliki keterampilan dasar bekerja secara aseptis.

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop

Teknik dasar penggunaan mikroskop merupakan teknik yang wajib dikuasai oleh mahasiswa dalam praktikum epidemiologi. Hal ini diakrenakan setiap pengujian akan memerlukan mikroskop sebagai alat bantu untuk melihat sampel.

Tata cara penggunaan mikroskop adalah sebagai berikut : 1. Ambil mikroskop dari tempat penyimpanan

2. Buka penutup mikroskop, cek kelengkapan mikroskop.

3. Buka gulungan kabel mikroskop dan hubungkan stacker ke sumber listrik.

4. Nyalakan mikroskop dengan menekan tombol “ON” atau tanda “|”, kemudian atur pencahayaan, kembali lakukan pengecekan dengan cara mengamati dari lensa okuler, baik kebersihan lapangan pandang maupun cukup tidaknya pencahayaan serta

berfungsi atau tidaknya penggeser lensa maupun penggeser sampel.

5. Letakkan sampel (preparat pada objek glass) pada meja obyek dan jepit dengan penjepit, usahakan daerah yang akan diperiksa tepat berada di bawah lensa objektif.

6. Gunakan lensa objektif mulai dari pembesaran rendah (4x10) ke tinggi (100x10).

7. Untuk pembesaran 1000x (100x10), gunakan minyak emersi.

8. Geser penggeser meja objektif (makrometer) ke atas dan ke bawah, kombinasikan dengan putaran fokus lensa (mikrometer), untuk memfokuskan pandangan pada daerah yang akan diperiksa.

9. Gunakan penggeser samping dan atas bawah untuk mengamati lapangan pandang yang lain.

10. Matikan lampu mikroskop bila dalam waktu ± 15 menit, mikroskop tidak digunakan.

11. Jangan sekali-kali memindahkan mikroskop saat lampu menyala “ON”.

12. Pindahkan mikroskop dengan cara diangkat, jangan memindahkan dengan cara digeser.

13. Setelah pemakaian, matikan lampu mikroskop, kemudian cabut stacker dari sumber listrik

14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol terutama pada pembesaran 1000x yang memakai minyak emersi.

15. Gulung kabel dan kembalikan mikroskop ke tempat semula

2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi

Sebelum disterilkan dengan autoklaf, pipet dibungkus dengan kertas.

Kertas A4 bekas di bagi menjadi empat bagian sama panjang. Ujung kertas dilipat menjadi segitiga siku-siku. Ujung pipet dimasukkan ke dalam segitiga tersebut.

Kertas diputar ke arah badan pipet hingga menutupi seluruh pipet. Pipet yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam autoklaf.

Cawan petri yang akan disterilkan dibungkus dengan kertas A4 bekas.

Cawan petri diletakkan terbalik di atas kertas. Kertas dilipat menjadi dua bagian yang sama hingga menutupi seluruh cawan petri. Ujung kertas yang masih tersisa dilipat hingga menyerupai segitiga kemudian ditekuk ke bagian bawah cawan petri. Setelah itu cawan petri yang sudah dibungkus dimasukkan dalam autoklaf.

Pembuatan medium agar pada cawan petri dikerjakan secara aseptik di atas api bunsen. Sebelum melakukan penuangan media ke dalam petri, meja tempat kerja dan tangan praktikan disemprot terlebih dahulu menggunakan alkohol 70%.

(7)

2.3. Keragaman Mikroorganisme di Alam

Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti di dalam tanah, lingkungan akuatik, atmosfer, dibawa arus udara dari permukaan bumi ke lapisan atmosfer, dari puncak gunung dan di dasar lautpun mungkin dijumpai.

Mikroorganisme hidup jika berada pada kondisi yang sesuai, yaitu mendapatkan cukup makanan, kelembaban, dan suhu. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan abiotik dan biotik dari suatu ekosistem karena perannya sebagai pengura.

Mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah misalnya bakteri, jamur, Algae, Actinomycetes, dan Protozoa. Semula mikrobia dianggap organisme yang bersifat merugikan namun tidak sedikit mikrobia yang menguntungkan, misalnya bakteri pengikat nitrogen bebas (N2) dan Algae yang dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah yaitu mengikat N2 serta Actinomycetes yang menghasilkan antibiotic.

Kandungan dan jenis mikrobia yang ditemukan dalam tanah tergantung pada jenis tanahnya. Populasi bakteri meningkat bila dilakukan penambahan

bahan organik. Faktor abiotik yang

menentukan jenis dan keragamaan mikrobia adalah komposisi tanah, pH, kelembaban, dan kedalaman tanah. Tanah yang ber-pH asam populasi fungi dominan, sedangkan pada tanah yang digenangi air, mikrobia anaerob lebih dominan.

Antibiotik adalah subtansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dalam konsentrasi rendah mampu menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.

Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, Actinomycetes, fungi dan beberapa mikrobia lain. Tujuh puluh (70%) antibiotik dihasilkan oleh Actinomycetes, 20% fungi, dan 10% oleh bakteri.

2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme

Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan. Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media. Untuk itu harus dipahami jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu, supaya mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka alat-alat harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan, penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formal dehida dan glutaraldehida alkalin).

Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk

(8)

mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali 2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.

Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.

Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

2.6. Perhitungan Populasi Mikroba

Pengukuran kuantitatif populasi mikroba dalam suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan dan tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Ada berbagai cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count), dan hitungan tidak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan. Keterampilan dalam penghitungan jumlah bakteri sangat untuk menghitung jumlah bakteri dalam suatu ukuran tertentu. Pengetahuan jumlah bakteri dapat memberikan informasi keadaan habitat asal bakteri tersebut.

2.7. Pemeriksaan Jamur

Jamur atau cendawan adalah organisme yang termasuk ke dalam kingdom Fungi dan tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah

(9)

itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Beberapa jamur dari genus Psilocybe terkenal dapat menyebabkan halusinasi dan sekarang dilarang di Indonesia..

2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman

Sterilisasi merupakan tingkat pemrosesan ulang yang diperlukan saat memproses peralatan/perangkat medis dengan menghancuran semua bentuk kehidupan mikroba termasuk bakteri, virus, spora dan jamur.

Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 – 10 menit. Namun spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 120 °C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia.

Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin banyak yang termos resisten sehingga di perlukan waktu pemanasan yang lebih lama

III METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Pelaksaan

Praktikum Mikrobiologi Pertanian dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Praktikum Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Praktikum ini dilaksanakan selama + 1 bulan, dimulai pada 29 September sampai 1 November 2022.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang dingunakan : Mikroskop, kaca objek, dan pipet tetes.

Bahan yang digunakan : Imersional oil, specimen mikroorganisme, dan matilen blue.

3.2.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop

Pada persiapan membuat preparat, pertama ialah mensterilkan object glass dan deck glass dengan alkohol 70%. Alkohol adalah zat disinfektan yang dapat membunuh

(10)

mikroorganisme pada object glass dan deck glass sehingga deck glass dan object glass menjadi steril dan tidak ada kontaminan lain. Kemudian diberi aquadest yang sudah disterilkan dengan tujuan agar bakteri tidak membentuk koloni sehingga memudahkan pengamatan nantinya di mikroskop. Selanjutnya mengambil sedikit bakteri dengan loop inokulasi kemudian meletakan pada object glass. Object glass kemudian ditutup dengan deck glass. Proses pengambilan mikroorganisme yang akan diamati, serupa dengan proses inkoluasi, dimana dilakukan secara aseptic di dalam in case.

Setelah membuat preparat, preparat pertama (Lactobacillus plantarum) dijepitkan denganpenjepit preparat pada mikroskop kemudian memulai pengamatan dengan perbesaran 100 kali (10kali objektif dan 10 kali okuler),penggunaan pembesaran 100 kali adalah agar lebih mudah mengidentifikasi lokasi dari mikroba yang diamati, setelah didapatkan, pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400 kali, dan 1000 kali hingga didapat bayangan mikroorganisme yang dimaksud. Bayangan terbaik yang didapat pada saat mengamati preparat pertama yaitu pada pembesaran 400 kali. Pengamatan dilanjutkan pada preparat kedua (Aspergillus niger). Dengan langkah yang serupa dengan pengamatan pertama, namun pada pengamatan ini, bayangan terbaik didapatkan pada perbesaran 1000 kali.

3.2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur, erlenmeyer, timbangan digital, kertas timbang (alumunium foil), sprayer, spatula atau sendok, batang pengaduk, pemanas air, tabung reaksi dan cawan petri steril, kapas, pipet volumetrik, keranjang tabung reaksi, tissu, dan kertas bekas. Bahan- bahan yang digunakan adalah medium TSA, aquades, dan alkohol

.

3.2.3. Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam

Sampel praktikum (tanah,air parit, makanan, pasir, dan air cucian tangan), NaCl fisiologis (larutan 0.85% NaCl steril), alcohol 70%, medium agar, kertas label, dan kertas padi.

Lampu Bunsen, pipet volume, pipet tetes, cawan petridis, incubator, autoclave, atau alat lainnya yang memiliki fungsi yang sama, batang kaca penyebar, kertas label, erlemeyer dll.

3.2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme

Biakan organisme dari praktek sebelumnya, alcohol, dan kertas label. Kawat ose, lampu Bunsen, dan incubator.

3.2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Alat-alat : Mikroskop, Jarum ose, Cawan petri, Bunsen, Kapas, Pipet tetes, Botol, Beaker gelas, Gelas piala, Cover glass, Kertas saring, Pinset, Objek glass,

Gunting.

Bahan-bahan : Alkohol 95%, Aquades, Carbol Fuchsin, Crystal Violet, Nigrosin, Tinta cina.

3.2.6. Menghitung Populasi Mikroba

(11)

Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, sumbat kapas, cawan petri, tabung reaksi, sprayer, bunsen, korek api, pipet 1 ml, rak tabung reaksi, dan batang penyebar. Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, suspensi bakteri Pseudo alteromonas, media SWC cair dengan suhu 50oC, dan larutan fisiologis (0,85%)

3.2.7. Pemeriksaan Jamur

Bahan yang digunakan: medium PDA (potato dextrose agar) , sample jamur dan berbagai bahan tanaman atau makanan yang berjamur, aquades steril, kertas saring, alcohol 70%

Alat yang digunakan: kawat ose, lampu Bunsen, cawan Petridis, gelas objek, penutup gelas objek,(deck glass), mikroskop, pipet tetes, autoclave, timbangan, pinset, dan cutter.

3.2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman

Alat : botol kultur, Autoclave, laminar air flow, glass jam, botol kultur, scapel, petridist,pinset, gelas ukur, dan cawan petri

Bahan : aquades, alkohol, betadin, aquades, deterjen, bakterisida dan fungisida, sodium hypoclorit, alumunium foil, wraping plastic, eksplan embrio padi varietas fatmawati, dan tunggul hideung.

3.3. Cara kerja

3.3.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop Medan Terang

1) Pegang gagang mikroskop dengan benar. Kemudian miringkan pada sudut yang nyaman untuk menggunakannya. Jika objek yang akan diperiksa berbentuk cair, biarkan mikroskop dalam keadaan tegak.

2) Dengan menggunakan jari, buka control diafragma separuh terbuka.

3) Atur cermin dari sumber cahaya, sehingga didapat cahaya yang terang.

4) Putar kontrol condenser dan naikkan ke tingkat yang paling hampir dengan permukaan objek (pentas).

5) Ambil slaid kaca (gelas objek) yang telah berisi specimen dan jepit dengan penjepit yang telah ada di meja objektif.

6) Turunkan turret sedekat mungkin dengan gelas objek dengan melihat dari samping.

7) Kemudian periksa specimen dengan menaikkan perlahan-lahan lensa objektiif sampai didapat gambar yang jelas. Kalau bayangan masih tidak jelas, teteskan immersion oil dan amati.

8) Untuk pembesaran yang lebih tinggi, putas lensa objektif 40 kali sampai terdengar

“klik” serta atur cahaya dan pengontrol fokus halus dan bandingkan pembesaran yang rendah dengan pembesaran yang tinggi.

3.3.2 Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik Dan Proses Sterilisas

1) Timbang 10,5 gram medium agar untuk bakteri + 120 mL aquades, masukkan kedalam erlenmeyer. Lalu panaskan supaya media homogen. Dengan cara yang sama timbang 10 gram medium agar untuk jamur + 100mL aquades.

(12)

2) Setelah homogen, tutup dengan kapas dan alumunium foil untuk disterilkan dalam presto dalam suhu 121 ˚C selama 20 menit.

3) Setelah waktu sterilisasi tercapai, dinginkan. Keluarkan mediium dari presto, kemudia tuang ke cawan petridish yang sebelumnya telah disterilkan dalam oven dengan suhu 160˚C selama 1 jam.

4) Untuk menghindari adanya kontaminasi, cuci tangan dan meja dengan alkohol 70%. Biasakan amalan ini senantiasa dikerjakan sebelum memulai dan mengakhiri kerja.

5) Setelah medium mengeras, siap digunakan atau disimpan di dalam kulkas pada suhu 4˚C.

3.3.3 Melihat Keragaman Mikroorganisme Di Alam

1) Timbang medium sesuai dengan anjuran pakai, kemudian homogenkan lalu sterilkan dalam autoclave dalam waakti 20 menit dengan suhu 20˚C.

2) Dalam waktu yang sama, buat larutan NaCl fisiologis sebanyak 150 mL. pipet sebanyak 9,2mL dan masukkan kedalam tabung reaksi kemudian tutup dengan kapas dan sterilkan.

3) Timbang sampel sebanyak 1 gram atau 1 mL. masukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan fisiologis steril. Buat pencairan berisi sampai 10−2 untuk sampel yang diduga mempunyai beban mikroorganisme tinggi.

4) Tuang medium agar steril kedalam cawan petridis steril. Setelah dingin, masukkan 1 mL sampel kedalam cawan petridis dan sebarkan dengan batang penyebar.

Kemudian inkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam dalam inkubator dalam keadaan terbalik.

5) Hitung jumlah mikroba yang terdapat pada sampel dan amati. Setelah diamati, simpan dalam kulkas.

3.3.4 Memisahkan Campuran (Isolasi) Dan Menyimpan Mikroorganisme 1) Memisahkan Mikroorganisme

a. Sebelum memulai kerja, meja tempat kerja dan tangan disemprot dengan alkohol, sedangkan kawat ose disterilkan dengan penyalaan diatas api bunsen sampai merah bata.

b. Bila kawat ose sudah merah bata, dinginkan sebentar. Untuk memastikan sudah dingin, sentuhkan kawat ose pada medium. Selanjutnya sentuhkan kawat ose pada mikroorganisme yang akan dipisahkan dari campuran mikroorganisme.

c. Buat goresan diatas medium agar dengan membentuk segilima, dimana setiap akan menyambung coretan, kawat ose disterilkan dengan membakar diatas nyala api bunsen. Usahakan medium jangan sampai rusak tergores.

d. Inkubasi cawan petridis dalam inkubator dengn suhu 37˚C selama 24-48 jam denggan posisi terbalik.

2) Menyimpan Mikroorganisme

a. Agar miring telah dibuat sebelumnya dalam tabung reaksi.

b. Sterilkan kawat ose diatas nyala api bunsen sampai merah batta. Biarkan sebentar kawat ose sampai benar-benar dingin.

(13)

c. Sentuhkan kawat ose pada salah satu mikroorganisme, kemudian goreskan secara zig-zag pada agar miriing tadi. Kemudia tutupkan kembali kapas, dan inkubasi dalam inkubator dengan suhu 37˚C selama 24-48 jam dengan posisi berdiri.

3.3.5 Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

1) Teteskan 2 tetes aquades menggunakan kawat ose ditengah-tengah gelas objek.

Kemudian oleskan sedikit mikroorganisme dari kultur stok pada tetesan air di gelas objek.

2) Selanjutnya ratakan dan biarkan sampai campuran tersebut kering udara.

3) Lakukan fiksasi dengan melakukan di atas lampu bunsen agar lapisan film melekat dengan baik.

3.3.6 Menghitung Populasi Mikroba

1) Siapkan larutan fisiologis steril dalam tabung reaksi, masing-masing kelompok 3 tabung reaksi. Bersamaan dengan itu, sterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam inkubator pada suhu 160˚ selama 1 jam.

2) Setelah medium dituangkan kedalam cawan petriidis dan alat-alat dingin dari proses sterilisasi, buat pengenceran berseri pada pengenceran 1 : 100.

3) Selanjutnya inkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam.

4) Kemudian hitung jumlah mikroba yang erdapat di tanah atau air.

3.3.7 Pemeriksaan Jamur

1) Gunting kertas saring sebesar cawan petridis. Kemudian masukkan kedalam cawan petridis dan sterilkan dalam ovven, sedangkan gelas objek sterilkan dengan merendam dalam larutan alkohol.

2) Buat medium PDA sesuai kebutuhan. Setelah agak dingin, tuang kecawan petridis sampai membeku. Potong medium PDA dengsn citter secara aseptic dengan ukuran lebih kurang 0,5 x 1 x 1,5 cm.

3) Kemudian ambil potongan medium agar PDA dengan pinset secara aseptic dan letakkan kedalam cawan petridis + kertas saring yang telah dibasahi dengan aquades steril.

4) Kulturkan jamur dari sampel kemedium agar PDA secara aseptic. Selanjutnya inkubasi pada suhu kamar selama ± 48 jam dengan posisi biasa.

5) Pengamatan morfologi jamur dilakukan setelah ada tanda-tanda pertumbuhan jamur dengan melihat langsung dibawah mikroskop.

3.3.8 Sterilisasi Jaringan Tanaman

1) Pembuatan medium agar. Timbang media nutrien agar 3 gram. Masukkan kedalam erlenmeyer kemudian homogenkan menggunakan hot plate.

2) Setelah merata, tutup kapas dan alumunium foil. Sterilkan dengan autoclave pada suhu 121˚C selama 15 menit.

3) Medium yang steril dituang kedalam cawan petriidis steril (dioven pada suhu 170˚C selama minimal 2 jam) dalam ruangan laminar air flow. Biarkan media membeku dalam ruangan laminar air flow.

4) Pensterilan bahan tanaman. Pilih bahan tanaman yang mudah dibersihkan dan mempunyai daya hidup yang lama bersihkan bahan tanaman dari kotoran yang ada.

(14)

5) Bilas dengan larutan dettol pada konsentrasi 10%, 5%, 1% masing-masing selama 1 menit dengan menggoncangkan di atass vorteks. Berikutnya bilas dengan aquades steril sebanyak 2 kali.

6) Pindahkan secara aseptik menggunakan pinset, jaringan tanaman yang steril kedalam cawan petridis yang mengagndung NA.

7) Inkubasi pada suhu kamar selama 7 hari.

8) Perhatikan jaringan tanaman media tersebut selama masa inkubasi, bagian mana yang ditumbuhi mikroba.

9) Lakukan evaluasi terhadap cara kerja anda.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop

Cara menggunakan mikroskop tak boleh sembarangan. Cara menggunakan mikroskop yang benar membuat kinerja mikroskop lebih efektif dan tidak merusak instrumen. Mikroskop adalah instrumen ilmiah yang mahal. Maka dari itu, cara menggunakan mikroskop harus benar- benar diperhatikan.

Selain cara menggunakan mikroskop yang benar, penting juga mengetahui cara perawatannya. Mikroskop adalah instrumen berkualitas tinggi dan bisa bertahan 25-30 tahun jika dirawat dengan benar dan hati-hati.

Mikroskop terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsinya sendiri. Berikut bagian mikroskop dan fungsinya:

Lensa okuler: Sebagai kaca pembesar dan membentuk bayangan maya, tegak, diperbesar.

Lensa Objektif: Membentuk bayangan cahaya kedalam lubang diafragma.

Diafragma: Mengatur banyak sedikitnya cahaya

Cermin/Reflektor: Memantulkan cahaya kedalam lubang diafragma Meja Objek: Untuk meletakkan objek pengamatan

Pemutar Kasar (makrometer): Menggerakkan tabung keatas dan kebawah dengan pergeseran kasar

Pemutar halus (mikrometer): Menggerakkan tabung keatas dan kebawah dengan pergeseran halus

Revolver: Tempat lensa objektif yang akan digunakan Tabung: Penghubung lensa objektif dan lensa okuler Penjepit Objek: Menjepit kaca objek supaya tidak bergeser Kaki Mikroskop: Menjaga mikroskop agar tetap tegak berdiri

Lengan Mikroskop: Sebagai pegangan mikroskop ketika mikroskop diangkat atau dipindahkan.

Cara menggunakan mikroskop

1. Pegang lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain menyangga kaki mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di hadapanmu. Lalu, lensa dan cermin di bersihkan dengan menggunakan kertas tisu.

Setelah dibersihkan, pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.

2. Agar didapat medan penglihatan yang baik, putar revolver sehingga diperoleh perbesaran terkecil pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.

3. Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat melalui lensa okuler sehingga diperoleh medan yang terang tanpa bayangan benda lain.

(15)

4. Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya sehingga cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda.

Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini.

5. Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali.

Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa okuler sambil memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.

6. Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan perbesaran 60 kali sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca preparat (objek), kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai hampir menyentuh kaca penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.

7. Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa objektif dengan menggunakan xylol

4.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi Pembuatan Medium

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkanmedium yang mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaituseperti senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin).Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau nonmotil.

Adapun medium yang digunakan pada praktikum ini adalah: NA dan PDA Nutrien Ager

(NA) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. NA di buat dengan komposisi agar-agar yang sudah dipadatkansehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untukmenumbuhkan bakteri. Fungsi agar-agar hanya sebagai pengental namun bukan zatmakanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar-agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 95 C (Sandra, 2013).

Gambar 4.1: Penggunaan Mikroskop

(16)

Potato Dextrose Agar

(PDA) merupakan media yang sangat umum yangdigunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar.Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber

makanan untuk jamur. juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah

mikroorganisme pada sample mereka. Untuk memaksimalkan pertumbuhan

bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah(sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

Teknik Dasar Aseptic

Teknik aseptik/asepsis adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati. Metode aseptis terdiri dari dua jenis, yaitu aseptis diri danlingkungan. Aseptis diri dilakukan dengan menggunakan alkohol 70%

sedangkan aseptislingkungan menggunakan alkohol 70% serta pemanasan api bunsen pada alat-alat yangdigunakan dalam percobaan.

Proses Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yanghidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi berlangsungsempurna, maka spora jamur yang merupakan bentuk paling berpengaruhbagikehidupan mikroba tak akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yangdirancang untuk membersihkan

mikroorganisme, atau sengaja untuk

menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdap at berbagai macam agen antimikroba (Suriawiria, 2005).

Sterilisasi menggunakan oven

1. Hubungkan alat oven laboratorium ke sumber listrik.

2. Letakkan alat alat laboratorium yang akan disterilisasi.(Untuk peralatan kaca sebaiknya dibungkus terlebih dahulu dengan koran supaya tidak rentan langsung terpapar panas) 3. Susunan sebaiknya jangan terlalu penuh, karena dikhawatirkan pemanasan tidak akan

merata.

4. Setelah itu pastikan pintu oven tertutup rapat.

5. Nyalakan oven laboratorium dengan menekan tombol ‘ON’.

6. Setelah itu atur suhu yang dibutuhkan 140°C selama 3 jam.

7. Buka lubang udara atau ‘air shaft’ untuk menurunkan suhu di dalamnya.(Jangan membuka pintu untuk menurunkan suhu, bisa merusak sensor)

8. Setelah selesai, alat alat yang ada di dalamnya jangan langsung diambil, karena masih panas, sebaiknya tunggu dulu sampai suhu turun.

9. Sebaiknya peralatan segera dipakai setelah dilakukan sterilisasi.

Sterilisasi menggunakan autoclave/presto

1. Masukkan air pada wadah penampung air autoclave. Sesuaikan volumenya dengan indikator penunjuk pada wadah.

(17)

2. Nyalakan mesin.

3. Tempatkan objek yang akan disterilkan. Pastikan objek disusun rapi. Jika memungkinkan, gunakan rak autoklaf

4. Bungkus alat (cawan petri) dengan kertas alumunium dengan rapat tanpa ada lubang.

5. Tutup autoclave dengan baik dan rapat. Pastikan safety clamp autoclave terkunci dengan rapat sebelum memulai sterilisasi.

6. Atur waktu dan suhu sterilisasi sesuai kebutuhan, lalu tekan tombol start (mulai).

7. Tunggu hingga proses sterilisasi selesai dan suhu autoklaf menjadi dingin.

8. Selanjutnya, pindahkan alat (cawan petri) dari autoclave ke luar.

Tiap kali selesai digunakan, kosongkan autoclave dari alat apa pun yang sudah disterilisasi.

9. Terakhir, cabut autoklaf dari sumber listrik.

4.3 Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya

Mikroorganisme terdapat didalam tanah, air,udara maupun pada mahluk hidup termaksud pada jarinagan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lendir).Mikroorganisme mampu tumbuh dengan baik bila tersedia media atau makanan sebagai substratnya

Mikroba juga dapat digunakan untuk membuat pupuk organik. Di samping itu, proses fermentasi mikroba dengan bantuan enzim dapat juga dimanfaatkan untuk konversi bioetanol sebagai bahan bakar alternatif maupun proses pembuatan bahan pangan fungsional, seperti tepung mocaf, tempe, dan tapai. Aplikasi yang sudah dilakukan dalam skala besar tentunya adalah industri yoghurt, keju, cuka, kecap, dan sari kelapa yang telah memanfaatkan peranan mikroba sebagai aktor utama dalam proses produksi komoditas tersebut.( R Haryo Bimo Setiarto, 2013).

Proses pengenceran bakteri dari tanah akar pisang

1) Akar tanah pisang dicampur dengan aquades 90 ml didalam tabung erlenmeyer dan ujung erlenmayer di tutup menggunakan kertas alumunium dan di isolasi menggunakan plastik wrap.

2) Tabung erlenmeyer diletakkan diatas orbital shaker agar tanah akar pisang dan aquades nya bercampur.

3) Hidupkan orbital shaker dan mengatur kecepatan nya 100 rpm dan waktunya 30 menit.

4) Memindahkan sample dari erlenmayer ke tabung reaksi menggunakan mikro pipet dengan ukuran 1000mikroliter.

5) Pengenceran dilakukan sampai tabung reaksi -5 sama -6,setiap sample yang dipindahkan dari tabung reaksi ke tabung reaksi yang lain harus diganti ujung mikro pipet atau mikro tub.

6) Setiap tabung reaksi diaduk menggunakan alat yang bernama vortex.

7) Setelah sampai tabung reaksi -5 dan -6,pindahkan sample ke cawan petri dengan mikropipet dengan ukuran 0,2 atau 0,1.

8) Batang L kita sterilkan menggunakan alhoko 70% dan panaskan memakai lampu bunsen,gunanya untuk meratakan sample di cawan petri.

9) Setelah rata,cawan petri di sterilkan dengan lampu bunsen dan di isolasi menggunakan plastik wrap.

10) Cawan petri di inkubasi kan di inkubator bakteri dengan cara terbalik(tutup cawan petri berada dibawah) dan suhu 37 derajat celcius dan waktu 1 sampai 2 hari.

(18)

4.4 Memisahkan Campuran Dan Menyimpan Mikroorganisme

Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat- syarat lain untuk pertumbuhannya. Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni.

Kebanyakan merupakan campuran bermacam-macam spesies mikroba. Macam-macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia adalah :

1. Tebar/Sebar

Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung

2. Tabur

Dasar dari metode ini yaitu menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada

temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.

3. Gores

Metode gores umumnya digunakan mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang benar-benar kering permukaannya.

4.5 Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Mikroorganisme dari kelompok bakteri memliki ukuran sangat kecil dan tak kasat mata, sehingga sangat sulit diamati secara langsung dengan mata telanjang. Diperlukan perangkat khusus seperti mikroskop untuk memperbasar ukurannya dan mengetahui bagian-bagiannya.

Namun dalam praktiknya, sel bakteri hanya akan tampak jernih/transparan dibawah mikroskop, dan cukup sulit untuk menggambarakan keseluruhan dari struktur morfologinya. Untuk mengatasinya, para ahli mikrobiologi menggunakan suatu teknik khusus yang disebut teknik pewarnaan. Salah satu teknik pewarnaan yang mudah dan sering digunakan adalah teknik pewarnaan sederhana.

Cara teknik pewarnaan sederhana

1) Membersihkan kaca objek dengan menggunakan aquades dan dilap menggunakan tisu agar tidak ada debu yang lengket.

2) Membersihkan kaca objek dengan menggunakan aquades dan di bakar diatas lampu bunsen hingga kering.

3) Membersihkan kaca objek menggunakan alkohol 70% dan dibakar diatas lampu bunsen hingga kering.

4) Ambil bakteri koloni tunggal dari cawan petri dengan menggunakan kawat ose yang sudah

(19)

disterilkan oleh lampu bunsen.

5) Letakkan diatas kaca objek yang sudah diberi 1 tetes aquades dan diratakan menggunakan kawat ose hingga kering.

6) Tuang biru metilen menggunakan mikropipet hingga merata dan tunggu 1-2 menit.

7) Bilas kaca objek menggunakan aquades dan lap dengan tisu kaca objek yang dibawah.

4.6 Menghitung Populasi Mikroba

Ada 4 teknik dasar yang perlu dipahami dalam analisis mikrobiollogi pangan yaitu, yang pertama pengambilan sampel, yang kedua penghomogenan, ketiga yaitu pencairan berseri dan yang terakhir yaitu penentuan beban mikroba.

Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak random), sampel yang diambil harus representative dan mencukupi.

1. Penghomogenan sampel, sebelum ujian mikrobiologi dilakukan sampel harus dalam keadaan homogen agar sebaran mikroba dalam sampel merata. Alat yang biasa digunakan untuk menghomogenkan sampel disebut “colworth stomacher”. Penghomogenan dilakukan dengan mengikuti kadar pencairan 1 : 10 (1 mL/bagian sampel + 9 mL larutan pengencer).

Larutan pengenceran yang biasa digunakan adalah larutan NaCl fisiologis steril, larutan ringer, larutan peptone bakteriologis 0,1% atau air suling steril.

2. Pencairan bersiri, didevinisikan sebagai suatu pencairan berulang mengikuti deret decimal berurutan, dengan melakukan pengurungan jumlah cairan yang mengandung mikroba secara berurutan dalam satu seri pencairan, 1:10, 1:100, 1:1000, 1:10.000 dan seterunya seperti pada gambar dibawah ini.

3. Penentuan beban mikroba, untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan petridis yang dipilih untuk pperhitungan koloni adalah yang mengandung antara 30-300 koloni. Jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengenceran pada cawan.

4.7 Pemeriksaan Jamur

Jamur atau fungi merupakan kelompok mikroba eukariotik heterotrof yang tersebar luas dialam. Jamur disebut mikroba eukariotik karena memiliki membran inti pada sel penyusunnya, disebut heterotroofik karena jammur tidak dapat melakukan fotosintesis. Jamur juga disebut memilii sifat saprofit karena mendapat nutrisi dari penguraian bahan organik sisa jasad hidup serta tidak memiliki klorofil.

Jamur memiliki peran yang penting dalam industri fermentasi misalnya dalam pebuatan minuman anggur, antibiotik, bir serta dalam pembuatan roti. Namun, selain beberapa peran penting jamur tersebut, beberapa jenis jamur juga dapat bersifat sangat merugikan bagi inangnya yang hidup lalu tumbuh menjadi parasit. Jamur parasit adalah jamur yang mendapatkan nutrisinya dari makhluk hidup. Jamur parasit menyerang organisme hidup, menembus pertahanan mereka, dan memperoleh makanan dari sitoplasma hidup. Sehingga, jamur parasit kerap menimbulkan berbagai penyakit pada inangnya. Contoh dari jamur parasit adalah Pneumonia carinii (parasit pada paru-paru penderita AIDS), Epidermophhyton floocosum (penyebab penyakit kaki atlet), dan Ustilago maydis (jamur parasit pada tanaman jagung).

4.8 Sterilisasi Tanaman

Teknik aseptik disebut juga dengan teknik steril. Dalam istilah steril, tidak ada istilah agak steril atau setengah steril melainkan benar-benar steril (bebas mikroorganisme) baik bagian vegetatif maupun generatif. Tujuan dari teknik adalah untuk mencegah masuknya

(20)

mikroorganisme yang tidak dikehendaki ke dalam medium atau biakan mikroorganisme. teknik aseptic dapat dilakukan dengan penyalaan, menggunakan bahan kimia (desinfektan, alkohol 70%, fenol 0,5%, lison 3%), menggunakan lampu UV, filtrasi dll.

Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan penyalaan (pemijaran), pembakaran atau dipanaskan dalam oven pada suhu 160˚C selama 1 jam atau suhu 140˚C selama 2 – 3 jam. Sedangkan sterilisasi medium dapat dilakukan dengan panas lembab menggunakan autovlave dengan suhu 121˚C selama 20 menit atau 126˚C selama 15 menit atau 134˚C selama 8 menit.

Sterilisasi bahan tanaman, dalam sterilisasi bahan tanaman, hal yang penting harus mendapat perhatian adalah bahwa sel tanaman dan kontaminan adalah sama-sama benda benda hidup.

Kontaminan harsu dihilangkan tanpa mematikan sel tanaman, karena bahan disenfektan umumnya bersifat toksid terhadap jaringan tanaman. Berikut beberapa proses sterilisasi jaringan tanaman menggunakan disinfektan.

NO Bahan Disinfektan Konsentrasi Waktu perendaman

1. Kalsium hipoclorid (kaporit) 1-10% 5-30 mneit

2. Hidrogen peroksida 1-2% 7-15 menit

3. Bethadine 2-10% 5-10 menit

4. Alkohol 70% 1-10 menit

5. Bayclin/sunclin 1-30% 5-25 menit

6. Fungisida 50-100 mg/L 20-30 menit

7. Bakterisida 50-100 mg/L 20-30 menit

8. Detergen Sebagai penurun tegangan permukaan

kontaminan.

9. Dsb.

Prosedur kerja sterilisasi jaringan tanaman dapat dilakukan sesuai kebutuhan, sebagai berikut:

1.Air bersih – alkohol 70% - bayclin – aquades steril 2 kali.

2.Alkohon 70% - kaporit – bayclin – aquades steril 2 kali.

3.Detergen – bethadin – bayclin – aquades 2 kali.

4. Air bersih- bakterisida – aquades 2 steril 2 kali.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mikrobiologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang berada dimana saja. Mikrobiologi ini juga mempelajari bagaimana menggunakan mikroskop denggan baik dan benar, teknik sterilisasi yang baik, menghitung populasi mikroba, pewarnaan pada bakteri dan juga ada pemeriksaan jamur. Untuk menghitung populasi mikroba dengan menggunakan rumus tertentu, dalam pemeriksaan jamur harus menggunakan mikroskop dan juga teknik pewarnaan pada bakteri yang bertujuan agar bakteri tampat jelas bila diamati dengan mikroskop.

(21)

5.2 Saran

dalam kegiatan praktikum selanjutnya harap lebih teliti dengan data-data yang ada, melengkapi alat serta bahan yang akan di uji dan juga tetap menjaga kebersihan didalam laboratorium baik itu alat-alat maupun barang yang ada didalam laboratorium.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

ALAM. (n.d.). PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN MAKALAH. MIKROBIOLOGI “sterilisasi”.

Respati, s. (2008). Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Majalah Ilmiah MOMENTUM, 2.

Drs. Lestanto Unggul Widodo, M. (2017). Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi, 1-5.

Mahdiyah, Dede. Isolasi Bakteri Dari Tanah Gambut Penghasil Enzim Protease, Jurnal Pharmascience Vol 2, No 2 (2015):9

Lay dan Hatowo, 1992, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lay dan Hatowo, 2009. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.

Gambar

Gambar 4.1: Penggunaan Mikroskop

Referensi

Dokumen terkait

alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium mikrobiologi farmasi..

Laporan praktikum Avometer diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum pengukuran listrik dan

Laporan praktikum mata kuliah Machine

Laporan praktikum ini membahas tentang fermentasi substrat cair dalam mikrobiologi industri, termasuk latar belakang, kelebihan, kekurangan, dan contoh

Dokumen ini adalah laporan praktikum Mekanika Tanah yang disusun oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh sebagai syarat mata

Laporan praktikum Alat dan Mesin Pertanian dari Rhafles Anugrah Avhisa Pati, lengkap dengan pengesahan dan ucapan terima kasih, untuk memenuhi tugas kuliah di Universitas Sebelas

Laporan praktikum mikrobiologi bakterio dan mikologi veteriner belajar penanaman, morfologi koloni, dan pewarnaan bakteri Escherichia