• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum mikrobiologi 3

N/A
N/A
Avokado no PGman

Academic year: 2023

Membagikan "Laporan praktikum mikrobiologi 3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN SEMESTER GANJIL 2022-2023

ACARA KE 3

Pengaruh Pemanasan Terhadap Aktivitas Mikroorganisme

Nama Lengkap : Adithya Krisna Wira Yudha NIM : 211710101080

Kelas THP : B

PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER OKTOBER 2022

Nilai : Penilai :

▸ Baca selengkapnya: laporan praktikum memasak

(2)

PENDAHULUAN

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik (Apriyanto dkk., 2022). Mahluk hidup yang tergolong dalam mikroorganisme antara lain virus, bakteri, protozoa, ganggang/alga mikroskopis, dan jamur mikroskopis. Semua mikroorganisme memiliki kisaran suhu tertentu dimana mereka tumbuh, yaitu suhu minimum, maksimum, dan optimal.

Hubungan antara suhu dan konstanta laju pertumbuhan bervariasi secara signifikan antar kelompok mikroorganisme. (Kustyawati, 2020). Berdasarkan kemampuan adaptasi terhadap suhu lingkungannya, bakteri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu termofilik, mesofilik, dan psikrofilik.

Mesofilik adalah jenis bakteri yang pertumbuhannya optimal pada suhu 20-45⁰C, psikrofilik adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu dingin, dan sedangkan termofilik adalah bakteri yang mampu bertahan di lingkungan beruhu tinggi atau sekitar 41-122⁰C (Handoyono, 2021).

Proses pemanasan banyak digunakan untuk mengurangi dan menekan jumlah mikroba pada pangan. Pemanasan dilakukan bertujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme atau membunuhnya yang ada di dalam bahan pangan. Perlakuan pemanasan sering dikombinasikan dengan perlakuan lainnya untuk mencegah rekontaminasi oleh adanya mikroorganisme (Mardiyah, 2018).

ALAT

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain:

1. Tabung reaksi 2. Labu ukur 3. Inkubator 4. Pipet pump 5. Pipet ukur 5 mL 6. Pipet ukur 10 mL 7. Water bath 8. Cawan petri 9. Bunsen

10. Rak tabung reaksi 11. Colony counter

BAHAN

Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum ini, antara lain:

1. Nutrient Broth (NB) 2. Nutrient Agar (NA) 3. E. coli

4. Larutan garam 2%

5. Larfis (Larutan fisiologis) 6. Aquades

7. Alkohol 8. Tisu

(3)

PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Mengukur Laju Kematian Sel Karena Pemanasan

Gambar 1. Diagram alir mengukur laju kematian sel karena pemanasan

Pertama, meja kerja praktikum disterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70%. Setelah itu, bunsen dinyalakan untuk menjaga kesterillan dari area praktikum. Setelah itu, lakukan pengambilan 5 mL suspensi biakan E.coli di dalam media NB ke masing-masing empat tabung reaksi dengan menggunakan pipet ukur. Empat tabung reaksi ini nantinya akan diberlakukan empat perlakuan waktu pemanasan yang berbeda. Pemanasan akan dilakukan menggunakan water bath pada suhu pemanasan 60℃. Perbedaan waktu pemanasan yang diberlakukan yaitu tanpa

E coli dalam media NB

Pengambilan suspensi 5 ml pada tabung reaksi kosong

Pemanasan 60oC t: 0 menit

Pemanasan 60oC t: 5 menit

Pemanasan 60oC t: 10 menit

Pemanasan 60oC t: 20 menit

Pengambilan suspensi 5ml

Pengenceran pertama larfis 45ml (10-1)

Pengenceran 10-2, 10-3 (larfis 9ml)

Plating (metode tuang, duplo) Media

NA

Inkubasi 30oC, 48jam

Pengamatan

(4)

pemanasan, pemanasan selama 5 menit, pemanasan 10 menit dan pemanasan 20 menit. Kemudian, lakukan pengambilan suspensi dari tabung reaksi ke dalam Erlenmeyer yang berisi 45 mL larfis, sehingga menjadi pengenceran 10-1. Setelah itu, ambil 1 mL suspense dari pengenceran 10-1 , lalu masukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 mL larfis, sehingga menjadi pengenceran 10-2. Setelah itu, lakukan kembari hingga terbentuk pengenceran 10-3. Pengenceran dilakukan agar dapat mempermudah pada saat melakukan pengamatan jumlah mikroba. Setelah itu, lakukan platting dari semua pengenceran pada masing-masing dua cawan petri, lalu tambahkan media NA ke dalamnya. Setelah itu, masukkan cawan petri tersebut ke dalam incubator untuk dilakukan proses inkubasi dengan suhu 30℃ selama 48 jam. Setelah 48 jam, dilakukan pengamatan jumlah koloni yang tumbuh pada cawan petri dengan colony counter.

B. Pengaruh Suhu Pre-Inkubasi Terhadap Ketahanan Sel pada Pemanasan

(5)

Gambar 2: Diagram alir pengaruh suhu pre-inkubasi terhadap ketahanan sel terhadap pemanasan Pertama, siapkan bakteri E. coli dalam media NB. Setelah itu, diambil 5 ml. suspensi bakteri E. coli ke dalam empat tabung reaksi. Selanjutnya, dilakukan dua perlakuan, yaitu pra-inkubasi dan inkubasi selama 15 menit pada suhu 30°C. Setelah itu, pada masing-masing perlakuan tersebut akan dilakukan dua perlakuan yang berbeda lagi. Pada perlakuan yang pertama, diambil

E coli dalam media NB

Pengambilan suspensi 5 ml pada tabung reaksi kosong

Pra-Inkubasi Inkubasi 30oC, 15

menit

Suspensi 5ml Suspensi 5ml Suspensi 5ml Suspensi 5ml Larfis 45ml

(10-1)

Pemanasan 60oC t: 15 menit

Larfis 45ml (10-1)

Pemanasan 60oC t: 15 menit

Pengenceran 10-2,10-3 (larfis 9 mL)

Pendinginan suhu kamar

Pengenceran 10-2,10-3 (larfis 9 mL)

Pendinginan suhu kamar Pengenceran

10-2,10-3 (larfis 9 mL) Pengenceran

10-2, 10-3 (larfis 9 mL) Platting

(duplo, + media NA)

Platting (duplo, + media NA)

Inkubasi 30⁰C, 48 jam

Platting (duplo, + media NA)

Platting (duplo, + media NA) Inkubasi

30⁰C, 48 jam

Inkubasi 30⁰C, 48 jam Inkubasi

30⁰C, 48 jam Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

(6)

5 mL suspense, lalu diencerkan ke dalam 45 mL larfis, sebagai pengenceran 10-1. Di sisi lain, pada perlakuan yang kedua dilakukan pengambilan 5 mL suspensi yang kemudian dipanaskan menggunakan waterbath pada suhu 60 °C selama 15 menit. Setelah itu, dilakukan pendinginan pada suhu kamar, lalu diencerkan ke dalam 45 ml larfia sebagai pengenceran 10-1. Perbedaan perlakuan tersebut dilakukan supaya praktikan dapat mengetahui pengaruh pra-inkubasi dan inkubasi serta pemanasan dan non pemanasan pada ketahanan E. coli. Setelah itu, keempat tabung reaksi yang telah melewati prosesnya masing-masing, dilanjutkan pengenceran dengan laris 9 mL.

sebagai pengenceran 10-2, lalu diulangi lagi hingga pengenceran 10-3. Pengenceran dilakukan untuk mempermudah praktikan dalam menghitung jumlah mikroba. Setelah itu. dilakukan platting pada cawan petri dan penambahan media NA pada cawan petri. Media NA berfungsi sebagai media pembiakan atau pertumbuhan bakteri. Selanjutnya, dilakukan inkubasi dalam incubator pada suhu 30°C selama 48 jam. Setelah itu, dilakukan perhitungan jumlah mikroba dengan colony counter

C. Pengaruh Medium Pemanas Terhadap Ketahanan Panas Sel

(7)

Gambar 3. Diagram alir Pengaruh Medium Pemanas Terhadap Ketahanan Panas Sel

Pertama, siapkan bakteri E, coli yang sudah dibiakkan dalam media NB. Setelah itu, diambil 5 mL suspensi ke dalam empat media pengenceran yang berbeda yaitu 45 mL aquades steril dan 45 mL larutan garam 2% sebagai pengenceran 10-1. Hal ini dilakukan agar dapat

E. coli dalam media NB Pengambilan suspensi

sebanyak 5 mL

Erlenmeyer berisi 45 mL aquades steril (10-1)

Erlenmeyer berisi 45 mL larutan garam 2%

(10-1) Erlenmeyer

berisi 45 mL aquades steril (10-1)

Erlenmeyer berisi 45 mL larutan garam 2%

(10-1) Pengambila

n suspensi 1 mL

Pemanasan 60⁰C T=15 menit

Pengambila n suspensi 1

mL

Pemanasan 60⁰C T=15 menit

Pengenceran 10-2,10-3 (larfis 9 mL)

Pendinginan suhu kamar

Pengenceran 10-2,10-3 (larfis 9 mL)

Pendinginan suhu kamar Pengenceran

10-2,10-3 (larfis 9 mL) Pengenceran

10-2, 10-3 (larfis 9 mL) Platting

(duplo, + media NA)

Platting (duplo, + media NA)

Inkubasi 30⁰C, 48 jam

Platting (duplo, + media NA)

Platting (duplo, + media NA) Inkubasi

30⁰C, 48 jam

Inkubasi 30⁰C, 48 jam Inkubasi

30⁰C, 48 jam Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

(8)

mengetahui pengaruh medium pemanas yang digunakan terhadap ketahanan sel. Di kedua media pengenceran tersebut dilakukan dengan pemanasan dan non pemanasan. Pada suspensi pemanasan akan dilakukan dengan menggunakan water bath pada suhu 30℃ selama 15 menit, kemudian dilakukan pendinginan dan akan dilakukan pengenceran bertahap 10-2 dan 10-3. Jika pada media non pemanasan langsung dilakukan pengenceran 10-2 dan 10-3 yang kemudian dicampukan dengan 9 mL larfis. Fungsi dari pengenceran bertahap ini yaitu untuk dapat mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Setelah itu dilakukan platting ke dalam cawan petri dengan menggunakan media NA dengan metode tuang sebanyak dua kali ulangan pada setiap pengenceran. Adanya penambahan media NA yaitu untuk tempat pertumbuhan bakteri. Lalu masukkan cawan petri tersebut ke dalam incubator untuk dilakukan proses inkubasi dengan suhu 30℃ selama 48 jam. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan bakteri.

Dan langkah terakhir yaitu melakukan pengamatan terhadap koloni bakteri yang sudah diinkubasi dan perhitungan terhadap jumlah mikroba dengan menggunakan colony counter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

1. Mengukur Laju Kematian Sel Karena Pemanasan

Tabel 1. Data pengamatan mengukur laju kematian sel karena pemanasan

Perlakuan Pengenceran Ulangan Total E. coli Pemanasan t= 0

menit

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 1500

U2 1596

Pemanasan t= 5 menit

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 2104

U2 2500

Pemanasan t= 10 menit

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 4540

U2 4032

Pemanasan t= 20 menit

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 4040

(9)

U2 5000 2. Pengaruh Suhu Pre-Inkubasi Terhadap Ketahanan Sel Pada Pemanasan

Tabel 2. Data pengamatan pengaruh suhu pre-inkubasi terhadap ketahanan sel pada pemanasan Perlakuan Pengenceran Ulangan Total E. coli

Pra Inkubasi Non Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 2248

U2 1952

Pra Inkubasi Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 1284

U2 2700

Inkubasi Non Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 2540

U2 2224

Inkubasi Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 634

U2 680

3. Pengaruh Medium Pemanas Terhadap Ketahanan Panas Sel

Tabel 3. Data pengamatan pengaruh medium pemanas terhadap ketahanan panas sel Perlakuan Pengenceran Ulangan Total E. coli Aquades steril

Non Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 2524

U2 1352

Aquades steril Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 2404

10-3 U1 1428

U2 2048

Larutan garam 2%

Non Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

(10)

10-3 U1 1.080

U2 3.640

Larutan garam 2%

Pemanasan

10-1 U1 TBUD

U2 TBUD

10-2 U1 TBUD

U2 TBUD

10-3 U1 3.712

U2 400

B. Hasil Perhitungan

1. Mengukur Laju Kematian Sel Karena Pemanasan

Tabel 4. Hasil perhitungan mengukur laju kematian sel karena pemanasan

Perlakuan Jumlah Total E. coli

Pemanasan t = 0 menit 1,5 X 106* koloni/ml

Pemanasan t= 5 menit 2,3 X 106* koloni/ml

Pemanasan t = 10 menit 4,3 X 106* koloni/ml

Pemanasan t = 20 menit 4,5 X 106* koloni/ml

2. Pengaruh Suhu Pre-Inkubasi Terhadap Ketahanan Sel Pada Pemanasan

Tabel 5. Hasil perhitungan pengaruh suhu pre-inkubasi terhadap ketahanan sel pada pemanasan

Perlakuan Jumlah Total E. coli

Pra Inkubasi Non Pemanasan 2,1 X 106 koloni/ml

Pra Inkubasi Pemanasan 2 X 106 koloni/ml

Inkubasi Non Pemanasan 2,4 X 106* koloni/ml

Inkubasi Pemanasan 6,6 X 105* koloni/ml

3. Pengaruh Medium Pemanas Terhadap Ketahanan Panas Sel

Tabel 5. Hasil perhitungan pengaruh medium pemanas terhadap ketahanan panas sel

Perlakuan Jumlah Total E.coli

Aquades Steril Non Pemanasan 1,9 X 106* koloni/ml

Aquades Steril Pemanasan 1,7 X 106* koloni/ml

Larutan Garam 2% Non Pemanasan 2,4 X 106* koloni/ml

Larutan Garam 2% Pemanasan 2,1 X 106* koloni/ml

C. Pembahasan

Bakteri yang diuji dalam praktikum ini adalah bakteri E. coli. Menurut Manto dan Hilal (2017), Escherichia coli termasuk bakteri Mesofilik dengan kemampuan untuk hidup disuhu maksimum 40-45⁰C. Pada praktikum ini, E. coli diberi perlakuan pemanasan pada selama 0, 5, 10, dan 20 menit; pra-inkubasi non pemanasan, pra-inkubasi pemanasan, inkubasi non pemanasan, dan inkubasi pemanasan; Aquades steril non pemanasan, aquades steril pemanasan, larutan garam 2% non pemanasan, dan larutan garam 2% pemanasan. Proses pemanasan dilakukan pada suhu 60⁰C. Hasil yang didapat yaitu perbedaan banyaknya E. coli yang tumbuh

(11)

pada tiap-tiap perlakuan. Hasil perhitungan banyaknya mikroba yang tumbuh untuk tiap perlakuan tertera pada tabel 4, tabel 5, dan tabel 6.

Pada tabel 4, tertera jumlah total bakteri E. coli untuk perlakuan perbedaan lama pemanasan. Terlihat bahwa semakin lama waktu pemanasan, maka semakin banyak jumlah E.coli yang tumbuh. Hal ini tidak sejalan dengan Saimah dkk. (2016) yang menjelaskan bahwa perlakuan pemanasan pada suhu 70⁰C selama 3,5 detik efektif untuk dekontaminasi E. coli pada sarang burung wallet. Jadi, seharusnya semakin lama waktu pemanasan maka akan semakin sedikit atau bahkan tidak akan ada bakteri E. coli yang tumbuh, karena pada dasarnya E. coli termasuk bakteri mesofilik yang hanya dapat hidup pada suhu sedang atau 20-45⁰C.

Pada tabel 5, tertera jumlah total bakteri E. coli untuk perlakuan perbedaan pra-inkubasi dan inkubasi, serta pemanasan dan non pemanasan. Terlihat pada tabel 5, pada perlakuan pra- inkubasi non pemanasan memiliki jumlah E. coli yang tumbuh lebih banyak daripada perlakuan pra-inkubasi pemanasan. Terlihat juga bahwa perlakuan inkubasi non pemanasan memiliki jumlah E. coli yang tumbuh lebih banyak daripada perlakuan inkubasi pemanasan. Hal ini sejalan dengan Saimah dkk. (2016) yang menjelaskan bahwa perlakuan pemanasan pada suhu 70⁰C selama 3,5 detik efektif untuk dekontaminasi E. coli pada sarang burung wallet. Selain itu, dapat terlihat juga bahwa secara rata-rata, perlakuan pra-inkubasi memiliki jumlah bakteri E. coli tumbuh lebih banyak daripada perlakuan inkubasi. Perbedaan antara kedua perlakuan ini yaitu perlakuan pra- inkubasi tidak menggunakan inkubator sebelum dipanaskan, sedangkan perlakuan inkubasi menggunakan inkubator sebelum dipanaskan. Inkubator dalam praktikum biologi adalah berfungsi untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi (Ayuni dkk., 2018). Sehingga, seharusnya bakteri yang tumbuh pada perlakuan inkubasi lebih banyak daripada perlakuan pra-inkubasi.

Pada tabel 6, tertera jumlah total bakteri E. coli untuk perlakuan perbedaan media pemanas, yaitu aquades steril dan larutan garam 2%, serta perlakuan non pemanasan dan pemanasan. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa perlakuan aquades steril cenderung memiliki jumlah mikroba yang lebih sedikit daripada perlakuan larutan garam 2%. Hal ini tidak sejalan dengan Aristyan dkk.

(2014) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi kadar garam semakin tinggi nilai kenampakan dan tekstur tetapi semakin rendah nilai Aw, total bakteri S. aureus dan total bakteri Halofilik. Jadi, semakin besar kadar garam, maka semakin sedikit bakteri E. coli yang akan tumbuh.

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, dapat diambil beberapa kesimpulan. semakin lama waktu pemanasan pada suhu tinggi pada bakteri mesofilik, maka akan semakin sedikit atau bahkan tidak

(12)

ada bakteri yang tumbuh. Selain itu, bakteri dapat tumbuh lebih cepat pada inkubator, sehingga bakteri akan semakin banyak. Terakhir, semakin besar kadar garam, maka semakin sulit bakteri untuk tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Aristyan, I., R. Ibrahim, dan L. Rianingsih. 2014. Pengaruh Perbedaan kadar garam terhadap mutu organoleptic dan mikrobiologis terasi rebon (Acetes sp.). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 392): 60-66.

Ayuni, N. P. B, M. Zuaena, R. D. Oktaviani, N. Kristinah, dan S. Yuliyati. Pengetahuan mahasiswa Pendidikan Biologi tentang peralatan Laboratorium Biologi. Nectar: Jurnall Pendidikan Biologi. 1(1):1-7.

Azara, R., dan I. A. Saidi, 2020. Buku Ajar Mikrobiologi Pangan. Sidoarjo: UMSIDA Press.

Manto, S. I., dan N. Hilal. 2017. Tinjauan kandungan bakteri E. coli pada susu kedelai di Pasar Kliwon Karang Lewas tahun 2016. Buletin Keslingmas. 36(2): 143-146.

Handoyono, A. T. 2021. Klasifikasi Bakteri dengan Metode Deep Learning. Skripsi. Makassar:

Departemen Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Mardiyah, S. 2018. Pengaruh lama pemanasan terhadap kadar alkohol pada nira siwalan (Borassus flabellifer). The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 1(1): 9-15.

Saimah, M. B. Sudarwanto, dan H. Latif. 2016. Dekontaminasi bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada sarang burung walet dengan perlakuan pemanasan. Jurnal Kedokteran Hewan. 10(2): 143-147.

(13)

LAMPIRAN PERHITUNGAN

BAB I

1. Pemanasan t= 0 menit Tingkat pengenceran : 10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-3 U1 : 1500

U2 : 1596 Syarat 4

Jumlah : 1500+1.596

2 𝑋 10−3 : 1.548 x 103

: 1,5 x 106∗koloni/ml

2. Pemanasan t= 5 menit Tingkat pengenceran : 10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-3 U1 : 2104

U2 : 2500 Syarat 4

Jumlah : 2104+2500

2 𝑋 10−3 : 2302 x 103

: 2,3 x 106∗koloni/ml

3. Pemanasan t= 10 menit Tingkat pengenceran : 10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

(14)

U2 : TBUD 10-3 U1 : 4540 U2 : 4032 Syarat 4

Jumlah = 4540+ 4032

2 𝑋 10−3 = 4286 x 103

= 4,3 x 106∗koloni/ml

4. Pemanasan t= 20 menit Tingkat pengenceran :

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-3 U1 : 4040 U2 : 5000 Syarat 4

Jumlah = 4040+ 5000

2 𝑋 10−3 = 4520 x 103

=4,5 x 106∗koloni/ml

BAB II

1. Pra inkubasi non pemanasan Tingkat pengenceran:

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : TBUD 10-3: U1 : 2.248

U2 : 1.952 Syarat

Jumlah = 2.248+1.952 2 𝑋 10−3

= 2.100 x 103

= 2,1 X 106* koloni/ml

(15)

2. Pra inkubasi pemanasan Tingkat pengenceran:

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : TBUD 10-3: U1 : 1.284

U2 : 2.700 Syarat

Jumlah = 1.284+2.700 2 𝑋 10−3

= 1.992 x 103

= 2 X 106* koloni/ml

3. Inkubasi non pemanasan Tingkat pengenceran : 10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-3 U1 : 2540

U2 : 2224 Syarat 4

Jumlah = 2.540+2.224 2 𝑋 10−3

= 2.382 x 103

= 2.382.000

= 2,4 X 106

4. Inkubasi pemanasan Tingkat pengenceran : 10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD U2 : TBUD

(16)

10-3 U1 : 634 U2 : 680 Syarat 4

Jumlah = 634+680

2 𝑋 10−3

= 657 x 103

= 6,6 X 105

BAB III

1. Aquades steril non pemanasan Tingkat pengenceran :

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : TBUD 10-3: U1 : 2524

U2 : 1352 Syarat 4

Jumlah = 2524+1352

2 𝑋 10−3 = 1.938 x 103 = 1,9 X 106

2. Aquades steril pemanasan Tingkat pengenceran:

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : 2.404 10-3: U1 : 1.428

U2 : 2048 Syarat 4

Jumlah = 1428+2048

2 𝑋 10−3 = 1.738 x 103

= 1,7 X 106 koloni/ml

(17)

3. Larutan garam 2% non pemanasan Tingkat pengenceran:

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : TBUD 10-3: U1 : 2.524

U2 : 1.352 Syarat

Jumlah = 1080+3640

2 𝑋 10−3

= 4720 𝑋 103

2

= 2360 X 103

= 2,4 X 106 koloni/ml

4. Larutan garam 2% pemanasan Tingkat pengenceran:

10-1: U1 : TBUD U2 : TBUD 10-2: U1 : TBUD

U2 : 2.404 10-3: U1 : 1.428

U2 : 2.048 Syarat

Jumlah = 1428+2048

2 𝑋 10−3

= 1738 X 103

= 2,1 X 106 koloni/ml

(18)

LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN

BAB 1

Perlakuan Gambar

Pemanasann t=0 menit

Pemanasan t = 5 menit

Pemanasan t = 10 menit

Pemanasan t = 20 menit

(19)

BAB 2

Perlakuan Gambar

Pra Inkubasi Non Pemanasan

Pra Inkubasi Pemanasan

Inkubasi Non Pemanasan

Inkubasi Pemanasan

(20)

BAB 3

Perlakuan Gambar

Aquades Steril Non Pemanasan

Aquades Steril Pemanasan

Larutan Garam 2% Non Pemanasan

Larutan Garam 2% Pemanasan

(21)

LAMPIRAN DOKUMENTASI

No. Gambar Keterangan

1. Alat – alat yang digunakan pada praktikum

2. Media Nutrient Agar (NA)

3. Proses pemanasan pada bakteri E. coli

4. Pengambilan E. coli untuk pengenceran

5. Pengenceran E. coli dalam 45 mL larfis (10-1)

6. Pengenceran 10-2, 10-3 dalam larfis 9 mL

7. Proses plating pengenceran 10-2, 10-3 ke dalam

cawan petri

(22)

No. Gambar Keterangan

8. Proses penuangan media NA dalam cawan

petri yang berisi suspensi

9. Cawan petri berisi suspensi + media NA

sebelum diinkubasi

Proses peletakan pada inkubator

11. Perhitungan mikroba menggunakan colony

counter

Referensi

Dokumen terkait

Productivity Analysis of Original Character OC Research in Open Access Journal Indexed 2 by Scopus, Novida Nur Miftakhul Arif Productivity Analysis of Original Character OC Research