• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum mikrobiologi 2

N/A
N/A
Avokado no PGman

Academic year: 2023

Membagikan "Laporan praktikum mikrobiologi 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN SEMESTER GANJIL 2022-2023

ACARA KE 2

Uji Penggunaan Bumbu dan Rempah Sebagai Antimikroba

Nama Lengkap : Adithya Krisna Wira Yudha NIM : 211710101080

Kelas THP : B

PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER OKTOBER 2022

Nilai : Penilai :

▸ Baca selengkapnya: laporan praktikum memasak

(2)

PENDAHULUAN

Bahan pangan terutama hasil pertanian mudah mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah factor mikrobiologis. Kerusakan mikrobiologis adalah Suatu kerusakan yang disebabkan oleh adanya mikrobia yang dapat merombak komponen dalam bahan pangan atau menghasilkan suatu metabolit, yang dapat mengubah komposisi kimia dalam bahan pangan tersebut, misalnya jenis bakteri, ragi dan jamur (Mushollaeni, 2012). Kerusakan akibat mikroba dapat menyebabkan masalah kesehatan jika makanan yang terkontaminasi dikonsumsi oleh manusia.

Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat mikroba, terlah digunakan cara-cara untuk mengurangi dan menghilangkan mikroba dari pangan dan bahan pangan. Cara-cara ynag dilakukan yaitu dengan memberi perlakuan-perlakuan khusus pada bahan pangan mulai setellah dipanen hingga menjadi makanan yang siap dikonsumsi. Contoh umum yang biasa dilakukan adalah dengan penyimpanan suhu rendah. Penyimpanan bahan pangan pada suhu rendah dapat memperlambat reaksi metabolism dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakan atau kebusukan bahan pangan (Mushollaeni, 2012). Selain pendinginan, penyimpanan suhu rendah bahan juga sering diiringi dengan penambahan bahan khusus untuk mmeperpanjang umur simpannya, atau biasa disebut dengan penambahan bahan pengawet.

Sebelum ditemukan bahan kimia untuk mengawetkan bahan pangan, masyarakat sudah menemukan cara tradisional untuk mengawetkan atau memperpanjang umur simpan pangan dan bahan pangan. Salah satu caranya yaitu dengan penambahan rempah dan bumbu masakan.

Menurut Evizal (2013), tanaman rempah yang biasa digunakan sebagai bumbu dalam makanan dan minuman memiliki khasiat obat atau baik bagi kesehatan. Selain terkait makanan, rempah- rempah sejak lama juga digunakan sebagai jamu, kosmetik dan antimikroba (Hakim, 2015). Oleh sebab itu, praktikum ini dilakukan untuk menunjukkan pengaruh rempah dan bumbu masakan terhadap pertumbuhan mikroba.

ALAT

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:

1. Kertas cakram 2. Tabung reaksi 3. Erlenmeyer 4. Cawan petri 5. Botol kecil

BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:

1. Bubuk bawang putih 2. Media NA

3. Padatan NaCl 4. E. coli

(3)

6. Pipet ukur 7. Pipet pump 8. Penggaris 9. Spreader 10. Bunsen 11. Inkubator

12. Rak tabung reaksi

5. Aquades

(4)

PROSEDUR PRAKTIKUM

Gambar 1. Diagram alir prosedur penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba

Suspen -si E.coli 0,1 mL

Bubuk bawang putih/

minyak sereh/ sari bawang putih

Kertas cakram D =1

cm

Pencampuran sesuai perlakuan Perendaman 10 menit

Pendiaman hingga media memadat

Perataan dengan spreader

Pembuatan konsentrasi 1%, 2%, dan 3%

Padatan NaCl

Pembuatan konsentrasi 1%, 2%, dan 3%

Medi a NA

Penuangan pada cawan petri steril

Penuangan suspensi ke dalam cawan petri (spread

plate)

Pembagian cawan petri menjadi 4 area

Peletakan kertas cakram untuk uji anti mikroba di tiap area cawan

Inkubasi 30°C selama 48 jam

Pengukuran diameter zona hambat

Penuangan media ke cawan petri (pour plate)

Pendiaman hingga memadat Suspensi

E.coli l mL

Penuangan pada cawan petri

Homogenisasi suspensi dan media

Media NA

(5)

Hal pertama yang dilakukan dalam praktikum pengaruh bumbu dan rempah sebagai antimikroba yaitu menyiapkan sampel dan padatan NaCl. Setelah itu, sampel dibuat konsentrasi 1%, 2%, dan 3%. Tujuan perbedaan tersenut yaitu membandingkan pengaruh kadar konsentrasi rempah terhadap pertumbuhan mikroba. Setelah itu, sampel dan NaCl dicampur sesuai perlakuan konsentrasi yang telah dibuat. Setelah itu, kertas cakram dengan diameter 1 cm dimasukkan ke dalam larutan dan direndam selama 5 menit. Perendaman ini bertujuan agar kertas cakram menyerap larutan / campuran bawang putih dengan NaCl. Setelah 5 menit, tahap berikutnya yaitu proses platting dengan dua perlakuan yang berbeda, yaitu metode spread plate dan pour plate.

Metode spread plate dimulai dengan penuangan media NA pada cawan petri. Setelah itu, media ditunggu hingga memadat. Setelah memadat, E.Coli ditambah sebanyak 0,1 mL Lalu, suspensi tersebut diratakan dengan spreader. Di sisi lain, metode pour plate dilakukan dengan penuangan E.coli pada cawan petri sebanyak 1 mL terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan media NA pada cawan petri. Setelah penuangan, cawan petri yang berisi E.coli dan media NA dihomogenisasi agar pertumbuhan E.coli merata, lalu tunggu hingga media NA memadat. Media NA di sini sebagai media pertumbuhan mikroba. Setelah kedua metode selesai, seluruh cawan petri dibagi menjadi empat bagian dengan spidol. Lalu, letakkan kertas cakram pada masing masing bagian di dalam cawan petri. Lalu, seluruh cawan petri diinkubasi selama 48 jam pada suhu 30℃. Setelah 48 jam, dilakukan pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram dan dilakukan pencatatan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Data Pengamatan

Tabel 1. Data pengamatan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba Metode Kelompok Komposisi

NaCl : Bubuk bawang putih

(%)

Diameter kertas cakram (cm)

Diameter zona hambat + kertas cakram

(cm)

Diameter zona hambat

(cm)

Spread

plate 1

0:0 1 1,1 0,1

0:1 1 1,2 0,2

0:2 1 1,3 0,3

0:3 1 1,2 0,2

1:0 0,9 1 0,1

1:1 1 1,13 0,13

1:2 0,9 1 0,1

(6)

Metode Kelompok Komposisi NaCl : Bubuk

bawang putih (%)

Diameter kertas cakram (cm)

Diameter zona hambat + kertas cakram

(cm)

Diameter zona hambat

(cm)

Spread

plate 1

1:3 1 1,1 0,1

2:0 0,9 1,3 0,4

2:1 0,9 1,1 0,2

2:2 0,9 1,1 0,2

2:3 0,9 1 0,1

3:0 1 1,1 0,1

3:1 1 1,1 0,1

3:2 0,9 1 0,1

3:3 1 1,1 0,1

Spread

plate 2

0:0 0,9 1,2 0,3

0:1 0,9 1,4 0,5

0:2 0,9 1,1 0,2

0:3 0,9 1,1 0,2

1:0 1 1,1 0,1

1:1 1 1,2 0,2

1:2 0,9 1,1 0,2

1:3 0,9 1 0,1

2:0 1 1,1 0,1

2:1 1 1,075 0,075

2:2 1 1,1 0,1

2:3 1 1,075 0,075

3:0 1,1 1,2 0,1

3:1 0,9 1,3 0,4

3:2 1 1,2 0,2

3:3 1 1,4 0,4

Spread

plate 3

0:0 0,95 1,05 0,10

0:1 1 1,15 0,15

0:2 1 1,1 0,10

0:3 1 1,1 0,10

1:0 1 1,1 0,10

1:1 0,80 1,15 0,35

1:2 0.85 1 0,15

1:3 1 1,15 0,15

2:0 1 1,15 0.15

2:1 0,95 1,4 0,45

2:2 1 1,1 0,10

2:3 1 1,1 0,10

3:0 0,90 1,3 0,40

3:1 0,85 1,2 0,35

3:2 0,90 1,2 0,30

3:3 0,90 1 0,10

Pour Plate

4 0:0 0,98 1,1 0,3

0:1 0,98 1,1 0,3

(7)

Metode Kelompok Komposisi NaCl : Bubuk bawang putih (%)

Diameter kertas cakram (cm)

Diameter zona hambat + kertas cakram

(cm)

Diameter zona hambat

(cm)

Pour

plate 4

0:2 1 1,2 0,2

0:3 1 1,3 0,1

1:0 1 1,1 0,1

1:1 0,95 1 0,05

1:2 1,08 1,1 0,02

1:3 0,98 1,05 0,07

2:0 1 1,3 0,3

2:1 1 1,2 0,2

2:2 1 1,1 0,1

2:3 1 1.1 0,1

3:0 1 1,3 0,3

3:1 1 1,3 0,3

3:2 1,1 1,4 0,3

3:3 1 1,2 0,2

3:2 1 1,2 0,2

3:3 0,9 1,1 0,2

3:0 0,9 1 0,1

3:1 0,8 1,3 0,5

3:2 1 1,1 0,1

3:3 1 1,1 0,1

Pour

Plate 5

0:0 1 1,1 0,1

0:1 0,9 1 0,1

0:2 1 1,1 0,1

0:3 0,9 1,1 0,2

1:0 0,96 1 0,04

1:1 0,9 0,985 0,085

1:2 0,955 1 0,045

1:3 0,855 0,9 0,045

2:0 1 1,1 0,1

2:1 0,9 1 0,1

2:2 0,9 1,2 0,3

2:3 1 1,2 0,2

3:0 1 1,2 0,2

3:1 1 1,1 0,1

3:2 1 1,2 0,2

3:3 0,9 1,1 0,2

Pour

Plate 6

0:0 0,9 1,1 0,2

0:1 1 1,1 0,1

0:2 0,9 1,155 0,255

0:3 0.95 1,075 0,125

1:0 0,9 1 0,1

1:1 1 1,1 0,1

1:2 1 1,1 0,1

(8)

Metode Kelompok Komposisi NaCl : Bubuk bawang putih (%)

Diameter kertas cakram (cm)

Diameter zona hambat + kertas cakram

(cm)

Diameter zona hambat

(cm)

1:3 1 1,1 0,1

2:0 0,9 0,93 0,03

Pour

Plate 6

1:3 1 1,1 0,1

2:0 0,9 0,93 0,03

2:1 0,97 1,02 0,05

2:2 1 1,2 0,2

2:3 1 1,3 0,3

3:0 0,9 1 0,1

3:1 0,8 1,3 0,5

3:2 1 1,1 0,1

3:3 1 1,1 0,1

b. Hasil Perhitungan

Tabel 2. Hasil perhitungan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba

Metode Kelompok Komposisi

NaCl : Bubuk bawang putih (%)

Diameter zona hambat (cm)

Spread

plate 1

0:0 0,1

0:1 0,2

0:2 0,3

0:3 0,2

1:0 0,1

1:1 0,13

1:2 0,1

1:3 0,1

2:0 0,4

2:1 0,2

2:2 0,2

2:3 0,1

3:0 0,1

3:1 0,1

3:2 0,1

3:3 0,1

Spread

plate 2

0:0 0,3

0:1 0,5

0:2 0,2

0:3 0,2

1:0 0,1

1:1 0,2

1:2 0,2

1:3 0,1

2:0 0,1

2:1 0,075

2:2 0,1

2:3 0,075

3:0 0,1

(9)

Metode Kelompok Komposisi

NaCl : Bubuk bawang putih (%)

Diameter zona hambat (cm) Spread

plate 2

3:1 0,4

3:2 0,2

3:3 0,4

Spread

plate 3

0:0 0,10

0:1 0,15

0:2 0,10

0:3 0,10

1:0 0,10

1:1 0,35

1:2 0,15

1:3 0,15

2:0 0.15

2:1 0,45

2:2 0,10

2:3 0,10

3:0 0,40

3:1 0,35

3:2 0,30

3:3 0,10

Pour Plate 4

0:0 0,3

0:1 0,3

0:2 0,2

0:3 0,1

1:0 0,1

1:1 0,05

1:2 0,02

1:3 0,07

2:0 0,3

2:1 0,2

2:2 0,1

2:3 0,1

3:0 0,3

3:1 0,3

3:2 0,3

3:3 0,2

3:2 0,2

3:3 0,2

3:0 0,1

3:1 0,5

3:2 0,1

3:3 0,1

Pour Plate 5

0:0 0,1

0:1 0,1

0:2 0,1

0:3 0,2

1:0 0,04

1:1 0,085

1:2 0,045

1:3 0,045

(10)

Metode Kelompok Komposisi

NaCl : Bubuk bawang putih (%)

Diameter zona hambat (cm)

2:0 0,1

Pour Plate 5

2:1 0,1

2:2 0,3

2:3 0,2

3:0 0,2

3:1 0,1

3:2 0,2

3:3 0,2

Pour Plate 6

0:0 0,2

0:1 0,1

0:2 0,255

0:3 0,125

1:0 0,1

1:1 0,1

1:2 0,1

1:3 0,1

2:0 0,03

2:1 0,05

2:2 0,2

2:3 0,3

3:0 0,1

3:1 0,5

3:2 0,1

3:3 0,1

c. Pembahasan

Praktikum kali ini menggunakan rempah bubuk bawang putih dan NaCl yang dicampur dengan perbedaan perlakuan konsentrasi. Masing-masing diberi perlakuan konsentrasi 1%, 2%

dan 3%. Selain Perbedaan konsentrasi, dilakukan juga perlakuan Perbedaan metode platting, yaitu pour plate dan spread plate. Bubuk bawang putih dan NaCl memiliki peranan yang sama dalam praktikum ini, yaitu sebagai antimikroba. Menurut Moulia (2018), bawang putih dapat berfungsi menjadi antibakteri dan antijamur. Sementara itu, NaCl memiliki kandungan iodium yang mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri (Marsela dkk., 2015).

Data hasil perhitungan diameter zona hambat tertera pada tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut, pada metode spread plate, diameter zona hambat kelompok 2 memiliki nilai diameter tertinggi, yaitu 0,5 cm. Pada perbandingan 0:0, diameter zona hambatnya yaitu 0,3 cm, lalu pada data 0:2 didapat diameternya 0,2 cm. Dari data tersebut, terlihat bahwa terjadi kenaikan dan penurunan zona hambat yang terjadi pada setiap penambahan konsentrasi. Hal ini tidak sejalan dengan Aini (2018) yang menyatakan bahwa peningkatan nilai konsentrasi ekstrak bawang putih akan berbanding lurus dengan besarnya zona hambat yang terbentuk. Sehingga, semakin meningkat konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar pula zona hambat yang

(11)

terbentuk. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kesalahan oleh praktikan dalam melakukan praktikum. Sehingga hal ini tidak sejalan dengan pendapat.

Dari tabel 2, juga terlihat bahwa diameter zona hambat pada metode pour plate. Pada metode pour plate, kelompok 4 dan kelompok 6 dengan perlakuan NaCl:bubuk bawang putih sebesar 3:1 menghasilkan diameter zona hambat terbesar, yaitu 0,5 cm. Terlihat bahwa selain bubuk bawang putih, NaCl juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini telah sejalan dengan Rimbiyastuti (2016) yang menjelaskan bahwa kemampuan antimikroba dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi zat uji, semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin tinggi pula daya hambat antimikroba yang dihasilkan. Namun, diameter zona hambat kelompok dengan perlakuan 3:1 seperti kelompok 4 dan 5 bernilai beda. Menurut Amalisa dkk, (2016), adanya perbedaan hasil yang telah diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperature yang digunakan, waktu, kelembapan, oksigen, pH, dan cahaya. Selain itu juga dapat terjadi karena adanya ketidaktelitian pada saat melakukan praktikum.

Terdapat juga perbedaan hasil dari penggunaan spread plate dan pour plate. Perbedaannya yaitu zona hambat yang dari pour plate cenderung lebih kecil daripada spread plate. Pada metode pour plate koloni bakteri yang tumbuh terlihat menumpuk dan lebih rapat, sedangkan metode spread plate persebaran koloni bakterinya lebih merata. Perbedaan metode yang ketika platting tenyata mempengaruhi pertumbuhan suatu koloni bakteri yang dihasilkan. Menurut Damayanti (2020), penggunaan metode yang berbeda dapat menghasilkan pertumbuhan koloni bakteri yang berbeda-beda.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dan hasil praktikum, kesimpulan yang diperoleh antara lain: :

1. Bumbu bawang putih dan NaCl dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Semakin tinggi konsentrasi bawang putih dan NaCl maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan.

2. Metode platting yang digunakan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba pada cawan petri. Metode pour plate cenderung menghasilkan zona hambat yang lebih kecil daripada metode spread plate.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, S. Q. 2018. Studi awal pemanfaatan bawang putih yang dihitamkan sebagai antibakteri.

Disertasi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

(12)

Amalisa, Dwiyanti, dan Haitamal. 2016. Daya Hambat NaCl Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Medical Laboratory Technology Journal. 2(2) : 42-45.

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Hakim, L. 2015. Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat: Keragaman, Sumber Fitofarmaka, dan Wisata Kesehatan-Kebugaran. Depok: Diandra Creative.

Marsela, S., Probosari, N., dan Setyorini, D. 2015. Pengaruh mengonsumsi buah nanas (Ananas comosus l. merr) dan buah pir (Pyrus bretschneideri) terhadap jumlah koloni Streptococcus sp. dalam saliva anak usia 10–12 tahun. Jurnal Kedokteran Gigi. 12(1) : 11-15.

Mushollaeni, W. 2012. Penanganan dan Rekayasa Produk Hasil Pertanian. Malang: Penerbit Selaras.

Moulia, M. N. 2018. Antimikroba ekstrak bawang putih. Jurnal Pangan, 27(1) : 55-66.

Referensi

Dokumen terkait

Vanderburgh County Upon notification that they had been selected as a pilot program site, the personnel at the parole district and community corrections agency scheduled a series of

Sedangkan tahapan sterilisasi alat yaitu pertamatama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, membungkus cawan petri dengan kertas buram lalu memasukkannya ke dalam plastik tahan