LAPORAN PRAKTIKUM 1 AVOMETER
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Praktikum Pengukuran Listrik dan Elektronika Dosen Pengampu : Agus Heri Setya Budi, S.T., M.T.
Asisten dosen : Tari Pramanik S.Pd
Disusun Oleh :
Egi Krismawan Permana (1905696) TE-02
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL. Dr. Setia Budhi No.229 Bandung 40154
2021
PERTANYAAN 1. Apa itu AVO-Meter?
2. Bagaimana cara pengukuran hambatan?
3. Bagaimana cara pengukuran tegangan?
4. Bagaimana cara pengukuran arus?
5. Bagaimana cara pembacaan skala dalam AVO-Meter?
JAWABAN
1. Avometer berasal dari kata AVO dan meter. Yang artinya, ‘A’ ampere untukmengukur arus listrik. ‘V’ voltase untuk mengukur voltase atau tegangan, dan ‘O’ untukmengukur ohm atau hambatan, dan yang terakhir adalah meter yaitu satuan dari ukuran,maka itu disebut avometer.Avometer merupakan instrumen alat ukur yang berfungsi mengukur bermacam-macam besaran listrik seperti: Amperemeter (kuat arus), Voltmeter (tegangan), dan Ohmmeter (hambatan/resistansi). Avometer merupakan kombinasi alat ukur berupa ampere, volt, dan ohm meter, fungsi dari avometer atau multimeter berdasarkan kegunaan dari ketiga jenis alat ukur yang ada di dalamnya. Amperemeter berfungsi mengukur kuat arus listrik. Voltmeter berfungsi mengukur tegangan atau beda potensial listrik. Ohmmeter berfungsi mengukur hambatan atau resistansi listrik. Semua fungsi itu seluruhnya
mencakup fungsi AVOmeter atau multimeter. Multimeter ada dua jenis, yaitu multimeter analog dan digital
a. Avometer Analog
Avometer analog disebut sebagai jenis manual, di mana cara membaca skalanya ditunjukkan dengan jarum agar Anda bisa mengetahui hasilnya. Ketepatan pengukuran analog ini dipengaruhi oleh cara pengguna dalam membaca hasilnya.Jenis avometer ini mempunyai tingkat pengukuran maksimum hanya sebatas skala pointer saja, sehingga dibilang sangat terbatas.
Gambar AVO meter Analog
b. Avometer Digital
avometer digital ini akan menunjukkan hasil pengukuran dalam bentuk angka yang langsung muncul. Alat ini mempunyai tingkat keakuratan lebih tinggi, jadi Anda tidak perlu membaca angka berdasarkan petunjuk jarum yang bisa berpotensi tidak akurat.
Gambar AVO meter digital
2. Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai
Resistansinya.Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat,hitam, merah dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masihdiantara +/-5% dari 1000 ohm, atau antara 950 sampai 1050 ohm.
Gambar contoh posisi Avometer pada pengukuran Tegangan
Pada dasarnya baik pada Avometer digital dan analog sama saja namun pada Avometer analog kita harus menghitung terlebih dahulu agar mendapatkan hasil sedangkan pada digital kita langsung melihat hasilnya.
1) Atur selector switch pada posisi ohm.
2) Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000(sesuaikan dengan nilai resistor).
3) Hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan range yang dipakai.
4) Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel.
5) Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur menggunakan x 100, maka nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm.
3. Pengkuran tegangan pada Avometer dapat dibedakan menjadi dua ada tegangan DC dan AC
Gambar contoh posisi Avometer pada pengukuran Tegangan a . C a r a m e n g u k u r T e g a n g a n D C
1) Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DCV.
2) Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan tegangan yang akan diukur 6.5V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 10V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena apabila jarum penunjuk bergerak melewati batas maksimum akan dapat merusak moving coil.
3) Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitan disambungkan pada bagian negative. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan pararel.Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.
4) Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul.
b . C a r a M e n g u k u r T e g a n g a n A C
1) Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan ACV.
Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 atau 300). Batas u kur yangdipilih harus yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan di ukur, Misalkan tegangan yang akan diukur 220V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh
memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.
2) Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel.U n t u k t e g a g a n A C k a b e l m e r a h d a n h i t a n d a p a t b e b a s disambungkan kepada sumber tegangan positif atau negatif, karena tegangan AC tidak mempunyai polaritas.
3) Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum pen unjuk berhenti.Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul.
4. Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan,dimana rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara seri dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu atau lainnya.Berikut adalah bagaimana cara mengukur Arus DC:
Gambar contoh posisi Avometer pada pengukuran Tegangan Caranya
1 ) A t u r s e l e c t o r p a d a p o s i s i A r u s D C .
2) Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak meter.
Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.
3) Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diseri pada kabel negatif atau pada kabel positif (sesuai gambar). Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.
4) Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC sesuai posisi jarum.
5. Cara pembacaan SKALA pada AVOMETER pada tiap pengukuran a. Tegangan & Arus
Sama saja namun hanya menggati beberapa variabel yang berkaitan dengan pengukuran arus
1) Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC.
2) Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.
3) Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0- 250. Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4) Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5) Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih akurat.
6) Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV.
Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar.
Saat saklar Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0- 50 atau 0-250.
Multimeter Over, Awas Rusak
7. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:
9.Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:
Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15 Nilai Tegangan Terukur = 15
b. Mengukur tegangan listrik (volt / voltage) ac
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
c. Pada pembacaan Resistansi
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26 Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
DAFTAR PUSTAKA
[1] tidak ada nama. Diakses pada tanggal 11-10-2021 pada pukul 22.00 https://dokumen.tips/documents/makalah-avometer1doc.html
[2] Zhonniwa, wina. MAKALAH AVO METER ANALOG , diakses pada tanggal 11-10-2021 pukul 21.45
https://www.academia.edu/7674834/MAKALAH_AVO_METER_edited