TANAMAN JAGUNG (Zea Mays) Oleh :
SONGLI SIHOMBING 204110002
Laporan Praktikum Ini Dibuat Sebagai Syarat Mendapatkan Nilai Mata Kuliah Dasar-dasar Agroteknogi
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU
2022
TANAMAN JAGUNG (Zea Mays)
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : SONGLI SIHOMBING
NPM : 204110002
KELAS : 4 A
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
Menyetujui
Dosen Pengampu Asisten Dosen
Ir. Sulhaswardi, MP Agaus Albani
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pengendalian hama penyakit dan gulma pada tanaman jagung.
Laporan pengendalian hama penyakit dan gulma pada tanaman jagung disusun guna memenuhi tugas. Ir. Sulhaswardi, MP pada pengendalian hama penyakit dan gulma pada tanaman jagung di Universitas Islam Riau. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pengendalian hama penyakit dan gulma pada tanaman jagung.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada.Ir. Sulhaswardi, MP selaku dosen pengendalian hama penyakit dan gulma. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
20 Januari 2022
Songli sihombing
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
DAFTAR TABEL...iv
DAFTAR GAMBAR...v
DAFTAR LAMPIRAN...vi
I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan...3
II.TINJAUAN PUSTAKA...4
2.1 Jagung Manis...4
2.2 Karakteristik Umum Jagung Manis...5
2.3 Syarat Tumbuh Jagung...6
2.4 Hama Penyakit Dan Gulma Yang Terdapat Pada Tanaman Jagung...7
2.5 Penggunaan Pupuk pada tanaman jagung...10
2.6 Aplikasi Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma...12
III BAHAN DAN METODE...14
3.1 Tempat dan Waktu...14
3.2 Bahan dan Alat...14
3.3 Pelaksanaan praktikum...14
IV HASIL DAN PEMBAHASAN...16
4.1 Persentase Serangan Penyakit Pada Tanaman Jagung...16
4.2 Persentase Serangan hama...16
4.3 Gulma Dominan...17
V PENUTUP...18
5.1 Kesimpulan...18
5.2 Saran...19
DAFTAR PUSTAKA...20
LAMPIRAN...21
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persntase Serangan Penyakit Pada Tanaman Jagung...16 Tabel 2. Persentase Serangan hama...17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembukaan lahan jagung...24
Gambar 2. Bedengan tanaman jagung...24
Gambar 3. Pemupukan ...24
Gambar 4. Benih jagung paragon...25
Gambar 5. Penanaman bibit jagung...25
Gambar 6. Pertumbuhan jagung pada minggu ke dua...25
Gambar 7. Pengukuran tanaman jagung...26
Gambar 8. Pemupukan tanaman dengan pupuk NPK 16 : 16: 16...26
Gambar 9. Pengendalian hama dengan pestisida...27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Praktikum...21 Lampiran 2. Deskripsi Tanaman...21
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays L. Saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama Sweet corn merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling populer di Amerika Serikat dan Kanada. Jagung manis mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1970-an (Syukur, 2013). Jagung manis semakin digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum dan kandungan gizi yang lebih tinggi. Jagung manis biasanya disajikan dalam bentuk jagung rebus, jagung bakar, gula jagung, susu jagung, perkedel dan keripik jagung.
Jagung manis juga sangat baik dikonsumsi penderita diabetes karena mengandung kadar gula dan lemak yang rendah. Biji jagung manis kaya akan kandungan gula dan kalori dibandingkan dengan sayuran lainnya. Dalam 100 gram biji jagung manis segar mengandung 86 gram kalori, 2 gram serat atau sekitar 5% kebutuhan serat makan harian dan sekitar 6% kebutuhan vitamin harian. Jagung manis banyak mengandung gula bebas dan pati. Kandungan gula pada jagung manis bukan merupakan glukosa atau sukrosa, namun dalam bentuk fruktosa, sejenis polimer gula yang dikenal dengan gula buah (Dongoran, 2009) Semakin luasnya pengetahuan masyarakat akan tanaman jagung manis tersebut, maka semakin meningkat pula permintaan masyarakat akan tanaman jagung manis ini. Meningkatnya jumlah permintaan akan jagung manis tidak diimbangi oleh produksi dari jagung manis tersebut.
Produktivitas jagung manis di Indonesia rata-rata 8,31 ton per ha. Sementara potensi hasil jagung manis untuk 2 varietas Kumala F1 dapat mencapai 13-15 ton per ha dan varietas Bonanza F1 dapat mencapai 33-34,5 ton per ha. Produksi jagung manis di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 18.506.287 ton mengalami penurunan sekitar 670.743 ton dibandingkan dengan produksi jagung manis pada tahun 2012 yaitu 19.377.030 ton (Soegianto, 2014). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, pada tahun 2008-2010 ekspor jagung manis mengalami penurunan sebesar 17,25 % per tahun, sedangkan impor jagung manis
mengalami peningkatan sebesar 6,26 % per tahun. Hal ini menandakan bahwa produksi jagung manis nasional belum dapat mencukupi permintaan pasar (Paramita, 2013). Salah satu penyebab penurunan produktivitas tersebut adalah karena selama ini penggunaan pupuk dan pestisida anorganik menjadi pilihan utama petani dalam usaha meningkatkan produksi. Pada umumnya pupuk yang digunakan dalam budidaya jagung manis adalah pupuk anorganik. Pemakaian pupuk anorganik atau kimia selain dapat meningkatkan produksi tanaman namun juga dapat merusak sifat fisik dan kimia tanah serta menurunkan populasi mikroorganisme dalam tanah (Lingga, 2007). Usaha yang dapat ditempuh untuk memperbaiki kerusakan fisik dan kimia tanah adalah dengan penambahan bahan organik. Manfaat bahan organik secara fisik memperbaiki struktur dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air, secara kimiawi meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH dan secara biologi merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan pelepasan unsur hara dalam ekosistem tanah (Lingga, 2007). 3 Nasaruddin dan Rosmawati (2011) mengemukakan bahwa pemberian bahan organik yang berasal dari gamal baik dalam bentuk kompos maupun pupuk organik cair dapat memperbaiki kandungan kesuburan tanah maupun pertumbuhan tanaman semusim dan tahunan. Gamal merupakan tanaman sejenis perdu dari famili fabaceae (leguminosa). Kandungan dari tanaman gamal segar adalah protein kasar 6,16 %,lemak 1,18%, Ca 1,55%, P 0.06 %, serat kasar 10,27 %, abu 2.30 % dan air 74,56% (BPTU Sembawa, 2009). Selain pemberian bahan organik berupa kompos gamal, upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan menggunakan pupuk cair organik yang dapat berasal dari limbah rumah tangga, limbah pasar, dan limbah industri. Salah satu limbah industri yang dapat digunakan adalah limbah cair industri pembuatan tahu.
Produksi tahu menghasilkan limbah cair yang cukup banyak yaitu 43,5 liter 45 liter air untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai yang digunakan. Salah satu upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah cair tahu adalah sebagai pupuk cair karena dalam limbah cair tersebut masih memiliki bahan organik yang tinggi seperti karbohidrat 0,11 %, protein 0,42 %, lemak 0,13%, besi 4,55%, fosfor 1,74% (Pohan, 2008). Berdasarkan uraian diatas bahwa tanaman gamal dan limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik yang dapat
memperbaiki kondisi tanah dan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemanfaatan kompos gamal dan limbah cair tahu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hama penyakit, gulma pada tanamanjagung
2. Untuk mengetahui pestisida nabati yang digunakan dalam pengendalian hama, penyakit, gulma pada tanaman jagung.
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung Manis
Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies Zea mays Saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut. Produk utama jagung manis adalah buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Koswara , 2009).
Tanaman jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari setelah tanam atau pada saat masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi pati sehingga biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar pati lebih rendah.
Sifat ini ditentukan oleh gen sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung menjadi 4 – 8 kali lebih manis dibandingkan dengan tanaman jagung biasa, kadar gula yang tinggi menyebabkan biji menjadi berkeriput (Rifianto, 2010).
Jagung manis termasuk dalam keluarga rumput–rumputan, tanaman jagung manis dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaeae
Genus : Zea Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L. (Rukmana, 2010).
Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim. Akar tanaman jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung sangat banyak. Sementara pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas. Batang tanaman jagung bulat silindris, tidak berlubang, dan beruas – ruas (berbuku – buku) sebanyak 8 – 20 ruas. Jumlah ruas tersebut bergantung pada varietas yang ditanam dan umur tanaman. Tanaman jagung tingginya sangat bervariasi, tergantung pada jenis varietas yang ditanam dan kesuburan tanah. Struktur daun tanaman jangung terdiri atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Jumlah daun setiap tanaman jagung bervariasi antara 8 – 48 helai, namun pada umumnya berkisar antara 18 - 12 helai tergantung pada varietas dan umur tanaman daun jagung berbentuk pita atau garis dengan letak tulang daun di tengah- tengah daun sejajar dengan daun, berbulu halus, serta warnanya bervariasi (Rukmana, 2010). Daun tanaman jagung keluar dari buku – buku batang. Daun terdiri dari tiga bagian yaitu kelopak daun, 6 lidah daun dan helai daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang (Purwono dan Hartono, 2006).
Pada saat jagung berkecambah, akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping. Akar adventatif merupakan bentukan akar lain yang tumbuh dari pangkal batang di atas permukaan tanah kemudian menembus dan masuk kedalam tanah ( Suprapto dan Marzuki, 2005).
2.2 Karakteristik Umum Jagung Manis
Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt L.) termasuk famili graminae sub famili panacoidae. Jagung manis termasuk tanaman monokotiledonus.
Berdasarkan tipe pembungaannya jagung manis termasuk tanaman monoecius yang memiliki bunga yang terpisah pada satu tanaman. Berdasarkan tipe penyerbukannya, jagung manis termasuk tanaman yang menyerbuk silang. Jagung manis sulit dibedakan dengan jagung biasa. Perbedaannya terletak pada warna
bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan pada jagung manis berwarna putih, sedangkan jagung biasa berwarna kemerahan. Jagung manis siap dipanen ketika tanaman berumur antara 60-70 hari (Admaja, 2006).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam. Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003). 7 Idham (2004) menyatakan bahwa berimbangnya antara pertumbuhan vegetatif dan generatif pada awal fase generatif dapat memperbaiki organ reproduktif secara keseluruhan.
2.3 Syarat Tumbuh Jagung
1. Iklim
Tanaman jagung merupakan tanaman C4, dapat tumbuh baik pada daerah yang beriklim sedang hingga subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-500 LU hingga 0-400 LS. Untuk pertumbuhannya, tanaman jagung dapat hidup baik pada suhu antara 26,5 – 29,5°C. Bila suhu diatas 29,5°C maka air tanah cepat menguap sehingga mengganggu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. Sedangkan suhu dibawah 26,5°C akan mengurangi kegiatan respirasi (Budiman, 2016). Jagung dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah pegunungan) dengan ketinggian 1000 meter atau lebih dari permukaan air laut (dpl). Jagung yang ditanam di daerah ketinggian kurang dari 800 meter dari permukaan air laut dapat memberikan hasil tinggi.
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan saat pengisian biji. Curah hujan yang dikehendaki 100-200 mm/bulan dengan curah hujan yang optimal adalah 1200-1500 mm/tahun (Barnito, 2009).
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Intensitas sinar matahari sangat penting bagi tanaman, terutama dalam masa pertumbuhan. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung, dengan demikian, hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat atau merana, produksi biji yang dihasilkan pun kurang baik (Bakkara, 2010).
2. Tanah
Tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus (bahan organik), bertekstur lempung atau lempung berdebu sampai lempung berpasir, struktur gembur, kaya akan humus karena tanaman jagung menghendaki aerase dan drainase yang baik. Tanah yang kuat menahan air tidak baik untuk ditanami jagung karena pertumbuhan akarnya kurang baik atau akar-akarnya akan busuk (Wirosoedarmo, 2011).
Tanah yang baik mempunyai derajat keasaman tanah (pH) 5,0 – 7,5 serta kemiringan tanah kurang 8% (Rukmana dan Yudirachman, 2010). Penggunaan pupuk berlebihan secara terus-menerus dapat menyebabkan kesuburan tanah semakin rendah. Kesuburan tanah yang rendah menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan menurunkan pH tanah.
Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan olahnya (top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman berkembang dengan baik, untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting bagi suburnya tanaman. Pada pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat padat, cair dan udara di dalam lapisan olah menjadikan tanah gembur dan menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman (Bintoro et al., 2000).
Tanaman jagung menghendaki tanah kaya unsur hara. Tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Wirosoedarmo, 2011).
2.4 Hama Penyakit Dan Gulma Yang Terdapat Pada Tanaman Jagung
1. Hama Pada Tanaman Jaguung
a. Lalat bibit (Atherigona sp.)
Lalat bibit berukuran kecil, telur berbentuk memanjang dan diletakkan pada daun termuda (hypocoty). Setelah 48 jam telur menetas pada waktu malam, tempayak keluar dari telur lalu bergerak cepat menuju titik tumbuh yang merupakan makanan utamanya. Hama ini mulai menyerang tanaman semenjak tumbuh sampai tanaman berumur sekitar satu bulan. Tempayak lalat bibit menggerek pucuk tanaman dan masuk sampai ke dalam batang. Lalat bibit menyukai tanaman muda yang berumur antara 6 sampai 9 hari setelah tanam (HST) untuk meletakkan telurnya. Pada saat itu tanaman baru berdaun 2–3 helai dan pada umumnya telur lalat terbanyak diletakkan pada daun pertama (Soejitno et al. 1989). Pada kedalaman tertentu biasanya tempayak ini bergerak lagi kebagian atas tanaman setelah menggerek batang, selanjutnya keluar untuk berpupa di dalam tanah (Iqbal et al. 1988). Pada serangan berat, tanaman jagung dapat menjadi layu ataupun mati dan jika tidak mati pertumbuhannya terhambat (Kalshoven 1981)
Lalat bibit cepat berkembang biak dengan pada kelembaban tinggi, oleh karena itu di musim hujan lalat ini merupakan hama utama jagung. Siklus hidupnya berkisar 15–25 hari. Seekor lalat bibit betina mampu bertelur 20–25 butir (Kalshoven 1981).
b. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hwfn.)
Ngengat Agrotis ipsilon meletakkan telur satu persatu dalam barisan atau diletakkan rapat pada salah satu permukaan daun pada bagian tanaman dekat dengan permukaan tanah. Seekor ngengat betina dapat bertelur ± 1800 butir.
Stadia telur 6–7 hari. Larva muda bersifat fototaksis, sedang larva yang lebih tua bersifat geotaksis sehingga pada siang hari bersembunyi di dalam tanah dan muncul kembali untuk makan pada malam hari. Satu generasi dapat berlangsung 4–6 minggu.
c. Lundi (uret) (Phyllophaga hellen)
Kumbang muncul atau terbang setelah ada hujan pertama yang cukup lebat sehingga menyebabkan tanah cukup lembab. Telur diletakkan satu persatu di
dalam tanah. Stadium telur 10 -11 hari. Stadium larva aktif ± 5,5 bulan dan larva tidak aktif sekitar 40 hari. Larva menyerang tanaman jagung dibagian perakaran, sehingga mengakibatkan tanaman menjadi layu dan dapat rebah atau mati
d. Penggerek batang (Ostrinia furnacalis Guenee)
Pada umumnya telur Ostrinia furnacalis yang mencapai 90 butir diletakkan pada tulang daun bagian bawah dari tiga daun teratas. Ulat yang keluar dari telur menuju bunga jantan dan menyebar bersama angin. Ada pula yang langsung menggerek tulang daun yang telah terbuka, kemudian menuju batang dan menggerek batang tersebut serta membentuk lorong mengarah ke atas. Setelah sampai dibuku bagian atas, ulat segera turun kebuku bagian bawah. Ulat berpupa di dalam batang. Seekor ngengat betina mampu bertelur 300– 500 butir. Siklus hidup 22–45 hari. Batang tanaman jagung biasanya patahpatah kemudian tanaman mati karena terhentinya translokasi hara dari akar tanaman ke daun (Kalshoven 1981)
e. Ulat grayak (Spodoptera litura F., Mythimna separata)
Ulat ini muncul dipertanaman setelah 11 – 30 HST. Serangan pada tanaman muda dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat mematikan tanaman. Serangan berat pada pertanaman dapat mengakibatkan tinggal tulang-tulang daun saja. Ngengat betina meletakkan kelompok- kelompok telur yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna merah sawo pada permukaan bawah daun. Setiap kelompok telur terdiri dari 100 – 300 butir. Seekor ngengat betina mampu bertelur 1000 – 2000 butir. Masa telur 3 – 4 hari, ulat 17 – 20 hari, kepompong 10 – 14 hari. Siklus hidupnya 36 – 45 hari (Kalshoven 1981).
2. Penyakit Pada Tanaman Jagung
a. Penyakit bulai (Peronosclerospora sp.)
Di Indonesia ada 2 jenis cendawan yang dapat menyebabkan 499 Seminar Nasional Serealia 2011 penyakit bulai yaitu P. maydis dan P. philippinensis (Semangun 1973) Namun pada tahun 2003 telah ditemukan P. sorghi di Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara (Wakman dan Hasanuddin 2003). Gejala penyakit bulai ini, daun berklorosis sebagian atau seluruh daun, bila tanaman terinfeksi lebih awal akan menyebabkan tanaman kerdil, tidak berbuah, tetapi bila bertongkol, tongkolnya tidak normal dan dapat pula menyebabkan tanaman mati.
b. Penyakit bercak daun (Bipolaris maydis)
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Helminthosporium turcicum Pass. atau Helminthosporium maydis Nisik. Gejala serangan menurut Semangun (1991), tanaman jagung yang terserang cendawan ini menampakkan 501 Seminar Nasional Serealia 2011 gejala berupa bercak coklat kelabu seperti jerami pada permukaan daun dengan ukuran panjang 4 cm dan lebar 0,6 cm untuk Bipolaris maydis, dan untuk H. turcicum mempunyai ukuran panjang 5 – 15 cm dan lebar 1 – 2 cm
c. Penyakit Hawar/Upih Daun (Rhizoctonia solani Kuhn.)
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia solani Kuhn. Gejala bercak melebar pada daun juga pada pelepah berwarna merah keabuabuan, terlihat adanya butiran berwarna putih (sclerotia) yang dapat berubah warna menjadi kecoklatan yang menempel pada permukaan daun/pelepah yang terinfeksi.
Umumnya menyerang pada musim hujan.
3. Gulma Pada Tanaman Jagung
a. Golongan Rumput
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae.
Dengan ciri batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun
biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Gulma golongan ini yang terdapat pada tanaman jagung yaitu : Cynodon dactylon (rumput kakawatan/suket grinting); Echinochloa colona (jajagoan leutik); Eleusine indica (kelangan); dan Imperata cylindrica (alang-alang).
b. Golongan Teki
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
Gulma golongan ini yang terdapat pada tanaman jagung yang yaitu Cyperus rotundus (teki).
2.5 Penggunaan Pupuk pada tanaman jagung
1. Pupuk Organik
Pupuk merupakan substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanaman untuk memberikan nutirisi tanaman.Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik (Susanti, 2016)
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak, seperti sapi, kuda, kambing, ayam, dan domba yang mempunyai fungsi, antara lain menambah unsur hara tanaman, menambah kandungan humus dan bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki jasad renik tanah (Sutedjo, 2010).
Pupuk kandang ayam. Selain mengandung unsur hara mikro dan makro pupuk kandang ayam juga menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah berkisar antara 20-30 ton/ha (Cahyono, 1998).
Pupuk kandang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk anorganik, yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, menambah unsur hara, menambah kandungan humus dan bahan organik, memperbaiki kehidupan jasad renik yang hidup dalam tanah (Samadi dan Cahyono, 2005).
Pupuk kandang ayam mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi seperti Nitrogen 2,10%, Posfor 1,46%, Kalium 1,07% dan air 55%. (Musnawar, 2003 ; Soedijanto 1980). Tanaman jagung manis sebagai tanaman penghasil biji- bijian, membutuhkan unsur hara yang cukup terutama pupuk Nitrogen.
Menurut Subroto (2009), bahwa pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat memperkuat akar tanaman jagung manis. Itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat tumbuh dengan baik. Dari kenyataan yang ada bahwa banyak masyarakat yang berpendapat khususnya petani bahwa kotoran ayam sangat baik jika diberikan pada tanaman jagung manis namun harus menggunakan dosis dan tata cara tertentu. Menurut banyak orang, selain manfaatnya yang besar kotoran ayam sangat mudah diperoleh karena tidak sebanyak orang yang memelihara sapi ataupun kambing yang kotoranya sama-sama dijadikan pupuk organik.
2. Pupuk Anorganik
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang dibuat dengan mencampurkan unsur-unsur pupuk yaitu N, P, dan K. Untuk mengurangi biaya pemupukan sering digunakan pupuk majemuk sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal.
Kebutuhan unsur hara untuk satu jenis tanaman tergantung dari umur tanaman, jenis tanaman dan iklim (Hasibuan, 2006).
N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman karena berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman. Nitrogen digunakan sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan klorofil.
Fosfor digunakan sebagai pembangun asam nukleat, fosforlipid, bioenzim, protein, senyawa metabolic yang merupakan bagian dari ATP penting dalam transfer energy. Kalium digunakan sebagai pengatur keseimbangan ion-ion sel
yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme metabolik seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk N, P dan K akan memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (Firmansyah et al., 2017)
Pupuk NPK mutiara merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan nitrogen sebesar 16%, fosfor sebesar 16%, dan kalium sebesar 16%. Menurut penelitian (Fiolita et al., 2017)
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman, namun pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi usahatani (Tuherkih & Sipahutar, 2008)
2.6 Aplikasi Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini di laksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Jalan Kaharudin Nasution No.113. kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru praktium ini dilaksankan selama tiga bulan, terhitung mulai dari bulan November sampai januari.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung varietas paragon F1, pupuk kandang ayam dan NPK Mutiara 16:16:16 sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cangkul, gembor peralatan tulis handsprayer papa nama, kayu, paku, palu, meteran, tali raffia.
3.3 Pelaksanaan praktikum
Pembukaan lahan dilaksanakan pada tanggal 04 november 2021 pada jam 09:00 wib di lahan percobaan universitas islam riau. Pembukaan lahan ini dilakukan secara bersama oleh kelas A. Dalam pembersihan lahan ini kami menggunakan cangkul agar gulma tercabut dan melakukan pengelolaan tanah agar tanah kembali gembur. Gulma yang sudah tercabut dibuang menggunakan angkong.
Pengukuran lahan dan bedengan, pengukaran ini dilakukan setelah lahan bersih dari gulma-gulma yang menyebabkan adanya hama atau penyakit. Untuk ukuran bedengan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu panjang 5 m dan lebar 1 m untuk 24 tanaman jagung
Pembagian bedengan dibantu oleh asisten dosen dimana pembagian tersebut sesuai dengan abjad
Pemberian pupuk kandang, pemberian pupuk kandang ini menggunakan pupuk kandang sapi. Untuk satu bedengan memerlukan pupuk kandang sapi sebanyak 1 karung yang berukuran 20kg. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara ditanam dalam tanah agar pupuk yang sudah di berikan tidak jatuh atau terbuang begitu saja.
Penanaman, sebelum melakukan penanaman kami terlebih dahulu melakukan sanitasi atau pembersihan bedengan dari gulma-gulma yang tumbuh.
Setelah itu membuat lubang tanam atau jarak tanam sebesar 30 cm x 40 cm .
Pemeliharaan, pemeliharaan dilakukan setiap pagi dan sore hari seperti penyiraman, sanitasi, dan melakukan pengamatan pada tanaman jagung yg tidak tumbuh
Penyisipan atau penyulaman, kegiatan ini dilakukan apabila ada nya benih jagung yg tidak tumbuh dikarenakan benih jagung busuk atau kedalaman saat menanam benih jagung
Pemupukan susulan 1, pupuk yang digunakan yaitu pupuk npk mutiara 16:16:16 dengan takaran 2gr/tanaman dengan cara memberi 3 lubang disetiap tanama dengan jarak 5 cm dari tanaman jagung.
Penyiraman, penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari.
Penyemprotan pestisida, penyemprotan pestisida ini menggunakan pestisida
……….. terhindar dari hama dan penyakit
Pemupukan susulan 2, pupuk yang digunakan sama dengan pupuk yg dugunakan saat pemupukan susulan 1, Pemupukan kedua dengan takaran 2gr/tanaman
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persentase Serangan Penyakit Pada Tanaman Jagung.
Untuk menentukan persentase penyakit di sini jumlah tanaman yang terserang penyakit di bagi dengan jumlah tanaman jagung yang kita tanam.
Rumus : Jumlah Tanaman Yang Terserang
Jumlah Tanaman : ×100 % : 2
6 ×100 %
: 33 %
Tabel 1.Persentase Serangan Penyakit Pada Tanaman Jagung
Jumlah tanaman Persentasi serangan penyakit
24 8 %
Jadi, setelah di hitung menggunakan rumus diatas persentase serangan yang menyebabkan jagung menjadi kerdil dapat kita peroleh sebesar 8 % . Untuk jenis penyakit yang menyarang ialah Virus Maize Dwarf mosaic. Untuk pengendalian penyakit pada tanaman jagung di lakukan pencabutan tanaman yang terinfeksi seawal mungkin agar tida menjadi sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang.
4.2 Persentase Serangan hama
Untuk menentukan persentase hama di sini jumlah tanaman yang terserang hama di bagi dengan jumlah tanaman jagung yang kita tanam.
Rumus : Jumlah Tanaman Yang Terserang
Jumlah Tanaman ×100 %
: 3
24 ×100 % : 12 %
Tabel 2. Persentase Serangan hama
Jumlah Tanaman Persentasi serangan hama
6 33%
Jadi, setelah di hitung menggunakan rumus diatas persentase serangan hama dapat kita peroleh sebesar 33 % . Untuk jenis hamayang menyerang pada tanaman jagung adalah hama ulat grayak.
4.3 Gulma Dominan
Gulma yang sering tumbuh di sekitar bedengan tanaman jagung ialah di dominasi oleh gulma jenis :
1. Golongan Teki
Rumput teki banyak di temui dilokasi lahan pertanian dikarenakan pola penyebaran rumput teki sangat luas di lahan pertanian. Distribusi yang luas dipengaruhi oleh kemampuan Teki dalam berkembang biak. Organ perbanyakan Teki dapat berasal dari biji ataupun umbi.
Cara mengatasi rumput teki dengan cara manual yaitu dengan mencabut menggunakan tangan atau tajak.
V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Varietas jagung yang di gunakan dalam praktikum ini menggunakan varietas jagung paragon F1
Pupuk yang digunakan ialah Pupuk kandang ayam. Selain mengandung unsur hara mikro dan makro pupuk kandang ayam juga menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah berkisar antara 20 kg/bedengan
Hama yang sering menyerang tanaman jagung antara lain. Lalat bibit ( Atherigona sp. ), ulat tanah ( Agrotis ipsilon Hwfn ), Lundi ( uret ) ( Phyllophago hellen ), penggerek batang ( Ostrinia furnacalis Guenee ), ulat grayak ( Spodoptera litura F,. Myhimna Separata ), wereng jagung ( Peregrinus Maidis Ashm ),
Berdasarkan hasil penelitisn pengendalian hama penyakit pada tanaman jagung dapat disimpulkan.Persentasi hama yang menyerang mencapai 33 % serangan ini di sebabkan oleh hama ulat grayak
5.2 Saran
Sebaiknya pembukaan lahan di lakukan dengan menggunakan traktor, peggunaan traktor sangat lah penting untuk penggemburan tanah lebih maksimal dikarenakan penggunaan traktor dapat meminimalisir gulma yang meningkat dan sisa sisa akar dari tanaman selepas panen dapat terangkat dan harus memerhatikan areal lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh jagung manis.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, S. (2019). Pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap tingkat serangan hama utama pada tanaman jagung. Buletin Penelitian Tanaman Serealia, 3(1), 9-14.
Baco, Djafar, and Johanis Tandiabang. "Hama utama jagung dan pengendaliannya." Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Diakses pada tanggal 15 (1998): 185-204.
Fitriani, Fifit. "Hama dan penyakit jagung manis [Zea mays sccharata Sturt.] di Desa Benteng, Cibanteng dan Nagrog, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat." (2009).
Jatnika, Wiwik, Abdul Latief Abadi, and Luqman Qurata Aini. "Pengaruh aplikasi Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. terhadap perkembangan penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur patogen Peronosclerospora maydis pada tanaman jagung." Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan 1.4 (2014): pp-19.
Nonci, Nurnina. "Biologi dan musuh alami penggerek batang Ostrinia furnacalis Guenée (Lepidoptera: Pyralidae) pada tanaman jagung." Jurnal Litbang Pertanian 23.1 (2004): 8-14.
Rohman, S. (2017). Kajian Kebutuhan Air Tanaman dan Kesesuaian Syarat Tumbuh Tanaman Berdasarkan Iklim Pada Sistem Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) dan Kedelai (Glycine max L.) Di Arjasari (Doctoral dissertation).
Subekti, Nuning Argo, Roy Efendi Syafruddin, and Sri Sunarti. "Morfologi tanaman dan fase pertumbuhan jagung." Di dalam: Jagung, Teknik Produksi dan Pengembangan. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2007).
Sudjono, M. S. (1988). Penyakit jagung dan pengendaliannya. Dalam Subandi, M.
Syam, dan A, Widjoyo. Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor, 381- 394.
LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Praktikum
No Kegiatan Bulan
November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pembersihan lahan X
2. Pembuatan bedeng X 3. Pemberian pupuk
dasar X
4. Pengukuran dan pembuatan lubang tanam
X
5 Penanaman X
6.
Pemeliharaan X
a. Penyiraman X X X X X X X X
b. Penyulaman X
c. penyiangan dan
pembumbunan X
d. Pemupukan susulan
X
e. Pengendalian hama penyakit gulma
X X X X
7. Parameter
Pengamatan X X X X X X X X
9. Laporan X
Lampiran 2. Deskripsi Tanaman
DESKRIPSI JAGUNG MANIS VARIETAS PARAGON
Asal : Dalam negeri
Silsilah : JMP 07 F x JMP 07 M
Golongan varietas : Hibrida silang tunggal
Tinggi tanaman : 185,0 – 215,7 cm
Bentuk penampang batang : Bulat
Diameter batang : 2,16 – 2,17 cm
Warna batang : Hijau (Green Group RHS 143 A)
Bentuk daun : Panjang agak melengkung
Ukuran daun : Panjang 87,7 – 88,2 cm;
Lebar 9,11 – 9,19 cm
Warna daun : Hijau tua (Yellow Orange Group RHS 14 B)
Bentuk malai (tassel) : Tegak bersusun
Warna malai (anther) : Hijau (Green Group RHS 143 B)
Warna rambut : Hijau kekuningan (Green Yellow Group RHS 1 C)
Umur berbunga : 53 – 55 hari setelah tanam
Umur panen : 67 – 67 hari setelah tanam
Bentuk tongkol : Silindris ujung tumpul
Ukuran tongkol : Panjang 16,18 – 20,17 cm;
Diameter 5,09 – 5,23 cm
Warna tongkol : Hijau (Green Group RHS 143 A)
Bentuk biji : Seperti gigi
Warna biji : Kuning muda (Yellow Group RHS 13 C)
Baris biji : Lurus rapat
UKuran biji : Panjang 14,08 mm;
Lebar 11,24 – 11,27 mm
Rasa biji : Manis
Kadar gula : 11,47 – 11,77 obrix
Jumlah baris biji : 14 – 16
Berat 1.000 biji : 129,20 – 131,30 gram
Berat per tongkol : 371,31 – 431,49 gram
Jumlah tongkol per tanaman : 1
Berat tongkol per tanaman : 294,17 – 433,81 gram
Daya simpan pada suhu ruang : 3 hari setelah panen
Hasil tongkol per hektar : 19,61 – 28,77 ton
Populasi per hektar : 66.666 tanaman
Kebutuhan benih per hektar : 9,474 – 9,628 kg
Penciri utama : Terdapat daun tongkol, warna rambut hijau
kekuningan, warna kelobot hijau agak tua
Keunggulan varietas : Hasil tinggi, diameter tongkol besar, ukuran biji besar
Wilayah adaptasi : Sesuai di dataran rendah
Pemohon : PT. Agri Makmur Pertiwi
Pemulia : Moedjiono
Peneliti : Puji Winarko, Galob Darmawan, Dwianto Nugroho
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pembukaan lahan jagung
Gambar 2. Bedengan tanaman jagung
Gambar 3. Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang
Gambar 4. Benih jagung paragon
Gambar 5. Penanaman bibit jagung
Gambar 6. Pertumbuhan jagung pada minggu ke dua
Gambar 7. Pengukuran tanaman jagung
Gambar 8. Pemupukan tanaman dengan pupuk NPK 16 : 16: 16
Gambar 9. Pengendalian hama dengan pestisida nabati daun serai wangi
BIODATA DIRI
Nama Lengkap : Songli sihombing
NPM :204110002
Tempat / Tanggal Lahir : Kandis, 02 April 2001
Alamat Kos : Jln. Air dingin
Alamat Sekarang : Simpamg IV Belilas
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Telp/HP : 082273438044
Fakultas – Jurusan : Pertanian - Agroteknologi
Status : Mahasiswa