• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Praktikum Teknik Sampling Migas

N/A
N/A
Melanesia Kemong

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Akhir Praktikum Teknik Sampling Migas"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR (14)

JUDUL PRAKTIKUM (12)

Disusun Oleh:

Muhammad Arya Rizky Pradana Kelompok

Anggota Kelompok : Nama Anggota (NIM) Nama Anggota (NIM) Nama Anggota (NIM)

Kelas : Logistik

Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Oksil Venriza, S.Si., M. Eng. IPU.

Asisten laboratorium :

PROGRAM STUDI LOGISTIK MINYAK DAN GAS (14) POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS (14

Cepu, Bulan Tahun

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas rahmat karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal tentang Teknik Sampling Migas. Selain itu, tujuan dari dibuatnya laporan awal ini adalah sebagai syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Teknik Sampling dan Dipping Migas.Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini, penulis mendapatkan banyak sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibnu Lukman Pratama, M.Si., selaku dosen pada mata kuliah Praktikum Teknik Sampling dan Dipping Migas

2. Aryobismo widyanto, selaku asisten laboratorium

3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pembentukan laporan ini

4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu Demikian Laporan Awal Praktikum Teknik Sampling dan Dipping Migas ini telah dibentuk. Tentu dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun laporan akhir praktikum ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi tambahan informasi untuk pembelajaran kita semua.

Kelompok 3

Melanesia kemong

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 1

1.2 Tujuan praktikum...1

1.3 Manfaat praktikum...1

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Ty5rytfu...2

2.2 Khfbjabfjhf... 2

2.3 kehfiewfbwiufh... 2

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat... 3

3.2 Alat dan Bahan...3

3.3 Prosedur Kerja...3

3.4 Rumus...3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...4

4.2 Pembahasan... 4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...5

5.2 Saran...5 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengukuran volume minyak merupakan aspek yang sangat penting dalam industri minyak dan gas (migas), terutama dalam pengelolaan logistik, persediaan, dan distribusi. Keakuratan dalam pengukuran volume minyak tidak hanya mempengaruhi efisiensi operasional, tetapi juga berperan penting dalam memastikan kepatuhan terhadap standar industri dan peraturan keselamatan.

Pengukuran volume minyak pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi, terutama karena minyak adalah zat cair yang sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan, seperti suhu dan tekanan.

Variasi suhu misalnya, dapat mempengaruhi volume minyak secara signifikan, sehingga penting untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut ketika melakukan pengukuran. Selain itu, fluktuasi yang terjadi pada permukaan minyak dan keberadaan air di dasar tangki penyimpanan juga menjadi tantangan dalam mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, teknologi sensor modern seperti ultrasonik, radar, dan level gauge elektronik, semakin diadopsi untuk meningkatkan presisi dan efisiensi pengukuran minyak secara real-time.

Di samping metode manual seperti penggunaan dipstik dan roll meter, teknologi otomatis berbasis sensor kini telah menjadi pilihan utama di berbagai industri yang membutuhkan akurasi tinggi dalam pengukuran cairan. Sensor ultrasonik, radar, kapasitif, hidrostatis, dan optik adalah contoh dari teknologi yang digunakan untuk memantau level cairan secara otomatis. Teknologi- teknologi ini memungkinkan pengukuran yang lebih cepat, lebih akurat, dan dapat terhubung langsung dengan sistem kontrol otomatis yang memantau stok minyak di berbagai titik penyimpanan.

Dengan demikian, pengukuran volume minyak tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga memiliki dimensi strategis yang luas, mencakup manajemen persediaan, perencanaan produksi, pemenuhan peraturan, hingga perhitungan pajak yang tepat. Perkembangan teknologi yang semakin maju di

(5)

bidang sensor dan alat ukur otomatis memberikan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengukuran volume minyak, sehingga industri migas dapat beroperasi lebih efisien dan memenuhi standar regulasi yang berlaku.

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Dapat memahami pemahaman tentang prinsip dasar dipping 2. Dapat aplikasi metode dipping pada berbagai bahan bakar 3. Dapat mempelajari alat – alat yang digunakan saat praktikum 1.3 Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang prinsip dasar dipping 2. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang metode – metode dipping

3. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang alat – alat yang digunakan saat praktikum

(6)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Teknik dipping

Teknik dipping merujuk pada proses mencelupkan alat atau sensor ke dalam minyak atau fluida untuk melakukan pengukuran atau pengujian. Di industri migas, alat yang sering digunakan untuk teknik ini adalah dipstick, yang memungkinkan operator untuk mengukur ketinggian minyak dalam tangki penyimpanan secara manual.

Penggunaan dipstick masih umum dan andal untuk mengukur volume minyak dengan akurasi. Pada beberapa aplikasi, sensor digital mulai menggantikan metode ini. Teknik dipping dalam industri minyak dan gas (migas) digunakan untuk operasional seperti pengukuran, pengujian, dan pemantauan produk minyak bumi. Teknik ini sering digunakan untuk mengukur volume minyak dalam tangki penyimpanan.

Dalam melakukan proses tersebut, alat yang disebut sebagai dipstick digunakan untuk dicelupkan ke dalam tangki guna mengukur tinggi minyak. Informasi ini penting untuk memastikan volume minyak yang tersimpan atau dipindahkan sesuai dengan perhitungan. Selain itu, informasi ini membantu menghindari kesalahan produksi atau distribusi.Selain untuk mengukur volume, teknik dipping juga digunakan untuk mengambil sampel minyak mentah dari tangki atau jalur distribusi untuk dilakukan pengujian kualitas. Sample ini kemudian dianalisis untuk mengetahui berbagai sifat fisik dan kimia, seperti viskositas, kandungan air, atau tingkat kontaminasi yang mungkin ada dalam minyak tersebut. Analisis ini penting untuk menjaga standar kualitas minyak yang diproduksi atau disuling. Teknik ini bisa dipakai untuk memonitor perubahan volume minyak akibat fluktuasi suhu atau kondisi penyimpanan yang mempengaruhi sifat fisik minyak mentah.

2.2 Fungsi utama Teknik dipping

 Pengukuran volume minyak

Teknik dipping biasanya digunakan untuk mengukur jumlah minyak mentah dalam tangki penyimpanan, baik di situs produksi maupun di lokasi distribusi. Pengukuran ini penting untuk memastikan kesesuaian stok minyak dan mengurangi risiko

(7)

kehilangan volume selama penyimpanan atau distribusi. Data tersebut kemudian dimanfaatkan dalam laporan stok, perhitungan produksi, dan perencanaan logistik.

• Pengambilan Sampel Minyak

Di beberapa situasi, metode dipping digunakan untuk mengambil sampel minyak mentah dari tangki atau pipa distribusi. Sampel ini diproses di laboratorium untuk menilai kualitas minyak, termasuk viskositas, kandungan sulfur, dan kontaminan lainnya. Informasi ini penting dalam menentukan harga jual minyak, kelayakan pengolahan, dan potensi dampak terhadap lingkungan.

• Pemantauan Fluktuasi Volume

Karena minyak mentah dapat mengalami perubahan volume akibat fluktuasi suhu, teknik dipping digunakan secara berkala untuk memantau kondisi minyak di tangki.

Suhu tinggi dapat menyebabkan ekspansi, sedangkan suhu rendah dapat menyebabkan penyusutan volume minyak. Karena itu, penggunaan dipstick secara berkala dapat membantu operator mengelola penyimpanan minyak dengan lebih efisien.

2.3 Penggukuran volume minyak

Pengukuran volume minyak merupakan proses penting dan rumit dalam logistik minyak dan gas (migas) untuk menjamin keakuratan dan efisiensi operasional. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai hasil yang akurat dan konsisten.

Pengukuran volume minyak adalah hal yang sangat penting dalam berbagai industri, termasuk industri perminyakan dan distribusi bahan bakar. Metode tradisional, seperti penggunaan dipstik atau tongkat ukur, masih sering digunakan tetapi memiliki keterbatasan dalam keakuratan dan efisiensi. Seiring perkembangan teknologi,metode pengukuran modern seperti sensor ultrasonik, radar, dansistem level gauge elektronik

semakin populer Metode ini menawarkan pengukuran yang lebih presisi, real-time, dan dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol otomatis. Tantangan utama dalam pengukuran volume minyak adalah fluktuasi suhu yang dapat mempengaruhi volume cairan dan adanya interfase antara minyak dan air pada tangki penyimpanan. Faktor- faktor seperti bentuk dan ukuran tangki, perubahan suhu, dan jenis minyak harus diperhitungkan dalam proses pengukuran. Pengukuran volume minyak yang akurat

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

(8)

memiliki peran penting dalam pengelolaan stok, perencanaan produksi, dan perhitungan pajak energi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai prosedur pengukuran volume minyak dan penerapan teknologi yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap peraturan industri yang berlaku.

2.4 keuntungan dan keterbatasan dipping

Teknik dipping menawarkan beberapa keuntungan yang membuatnya masih digunakan secara luas, antara lain:

(9)

1. Simpel dan Ekonomis: Teknik ini tidak memerlukan peralatan yang kompleks, dan pelaksanaannya bisa dilakukan oleh tenaga kerja terlatih tanpa memerlukan perangkat canggih.

2. Keandalan dalam Kondisi Sulit: Pada lingkungan yang keras atau terpencil, teknologi otomatis mungkin tidak dapat diandalkan.

Dalam situasi ini, dipping manual menjadi metode yang lebih praktis dan aman.

Namun, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:

1. Ketidakakuratan: Teknik manual ini rentan terhadap kesalahan manusia, seperti pengukuran yang tidak konsisten, terutama jika operator tidak berpengalaman.

2. Keterbatasan Penggunaan dalam Volume Besar: Pada tangki atau fasilitas dengan volume besar, teknik dipping manual menjadi tidak efisien dan berisiko menyebabkan keterlambatan dalam proses pengukuran dan pelaporan.menyebabkan keterlambatan dalam proses pengukuran dan pelaporan.

(10)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : -

Tanggal : -

Tempat : Laboratorium Quality and Quantity PEM Akamigas 3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Dipstick 2. Dip Roll Meter 3. Pasta minyak atau Air 4. Kain Lap

5. ADP 3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu produk migas.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengukuran Level Minyak di Tangki Timbun Teknik Pengukuran Minyak di Tangki:

1. Pengukuran dengan cara innage 2. Pengukuran dengan cara outage

(11)

Pembacaan Pengukuran Outage / Unnage

Pembacaan dan pelaporan hasil pengukuran level cairan secara manual di perlukan 3 kali pembacaan (pengukuran), yang mana setiap hasil pengukuran tersebut tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm (1/8 inch = 0,125 inch)

Jika dua dari tiga hasil pembacaan pengukuran adalah sama, maka dua pembacaan ini harus dilaporkan :

Untuk pengukuran sistem metric :dilaporkan sampai 1 mm terdekat.

Contoh hasil pengukuransbb :

20 meter 60 cm 55,3 mm--- maka di laporkan 20 meter 60 cm 55 mm

20 meter 60 cm 55, 8 mm --- maka dilaporkan 20 meter 60 cm 56 mm

20 meter 60 cm 55, 5 mm ---- maka dilaporkan 20 meter 60 cm 55 mm

Untuk pengukuran dengan ukuran terkecil inch : dilaporkan sampai 1/8 inch (0,125 in) terdekat

Jika diharuskan dari 3 pengukuran (pembacaan) harus dilaporkan semua sebagai hasil tunggal, maka 3 hasil pengukuran ini harus di rata-rata.

Hasil rata-rata dari 3 pengukuran (pembacaan) inidilaporkan sampai 1 mm terdekat atau 1/8 inch terdekat

Untuk tangki minyak yang nominal kapasitas 1000 bbls atau lebih kecil, maka hasil pengukuran harus dilaporkan sampai 5 mm terdekat (atau ¼ inch),

contoh:

20 meter 60 cm 55 mm maka di laporkan 20 meter 60 cm 50 mm

(12)

3.3.2 Pengukuran Level Air Bebas di Tangki Timbun Teknik Pengukuran Minyak di Tangki:

1. Pengukuran dengan cara innage 2. Pengukuran dengan cara outage

Pembacaan Pengukuran Outage / Ullage

 Pembacaan dan pelaporan hasil pengukuran level cairan secara manual di perlukan 3 kalipembacaan (pengukuran), yang mana setiap hasilpengukuran tersebut tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm (1/8 inch = 0,125 inch)

 Jika dua dari tiga hasil pembacaan pengukuranadalah sama, maka dua pembacaan ini harus dilaporkan :

Untuk pengukuran sistem metric :dilaporkan sampai 1 mm terdekat. Contoh hasil pengukuransbb :

20 meter 60 cm 55,3 mm---maka di laporkan 20 meter 60 cm 55 mm

20 meter 60 cm 55, 8 mm---maka dilaporkan 20 meter 60 cm 56 mm

20 meter 60 cm 55, 5 mm---maka dilaporkan

(13)

20 meter 60 cm 55 mm

Untuk pengukuran dengan ukuran terkecil inch : dilaporkan sampai 1/8 inch (0,125 in) terdekat

Jika diharuskan dari 3 pengukuran (pembacaan) harus dilaporkan semua sebagai hasil tunggal, maka 3 hasil pengukuran ini harus di rata-rata.

Hasil rata-rata dari 3 pengukuran (pembacaan) inidilaporkan sampai 1 mm terdekat atau 1/8 inch terdekat

Untuk tangki minyak yang nominal kapasitas 1000 bbls atau lebih kecil, maka hasil pengukuran harus dilaporkan sampai 5 mm terdekat (atau ¼ inch), contoh:

20 meter 60 cm 55 mm ---- maka di laporkan 20 meter 60 cm 50 mm

3.3.3 Pengukuran Temperature Minyak di Tangki

1. Turunkan termometer pada titik spot pengukuran suhu minyak ditangki sesuai dengan tabel berikut ini :

(14)

3. Diamkan termometer didalam tangki selama beberapa waktu sesuai tabel 4A disamping ini:

• Jika perbedaan temperatur antara titik spot satu dengan lainnya kurang dari 5oF (3oC) maka lama perendaman termometer mengikuti tabel 4 B berikut :

4. Setelah lama perendaman termometer di tangki,angkatlah termometer sampai batas di bawahlubang gauge hatch, kemudian bacalah suhupenunjukkan di termometer sesegera mungkin,dan catatlah.

• Selama pembacaan suhu termometer, pastikanmangkuk

(15)

woodcup termometer terisi penuhdengan minyak.

• Laporkan hasil pengukuran suhu sampai 1,0 oF(0,5 oC) terdekat, atau bisa dilaporkan kurangdari 1 oF (0,5 oC) terdekat

• Jika disetiap titik spot terdapat perbedaan suhulebih dari 5 oF (3 oC), maka hasil pengukuransuhu di rata rata, dan hasil rata ratanya dibulatkan sampai 1,0 oF (0,5 oC) terdekat, ataubisa dilaporkan kurang dari 1 oF (0,5 oC)terdekat, atau sesuai kesepakatan.

• Untuk tangki simpan, tangki jual atau tangki sewa :

• Jika atap tangki tegak memiliki dua lubang pengukuran, maka p engukuran suhu di lakukan di kedua lubang tersebut.

Hasilpengukuran di rata rata.

• Untuk Tangki Kapal :

• Pengukuran suhu minyak di lakukan di seluruh kompartemenkapal

• Jika OBQ di kompartemen kurang dari 4 in, atau temperaturminyak di bawah pour pointnya, maka diasumsikan minyakberada pada suhu 15 oC (atau sesuai kesepakatan).

• Pengukuran pada ROB atau OBQ di lakukan pada mid level.

3.3.3 Menghitung Volume Minyak Standard di Tangki Timbun Data yang diperlukan untuk menghitung volume minyak standard

1. Densitas 15oC

2. Temperatur minyak di tangki

3. Hasil pengukuran (observed) level minyak di tangki 4. Tabel tangki (vol. Obs)

5. Tabel VCF (table 54A/B atau 24A/B) 6. Data BSW dan Free Water

A. Penentuan Volume Tangki / Kompartemen

• Penentuan volume minyak di tangki di hitung dengan urutan sebagai berikut:

(16)

Jika minyak yang ada ditangki atau yang diangkut oleh kapal tanker diyakini tidak terdapat endapan dan air maka harga GSV= NSV

B. Volume Correction Factor

Volume Correction Factor adalah faktor koreksi yangdigunakan bila volume observed dari suatu tangki telahdiketahui/didapatkan dari pengukuran level minyak dantabel kapasitas tangki kemudian dikoreksi dengan volumecorrection factor

Menentukan VOLUME CORRECTION FACTOR dapat dilakukan antara lain :

 Dengan dasar density standard 15oC/SG standard 60/60oF (VCF) dan hasil pengukuran temperature minyak di tangka.

 Dengan dasar Densitystandard 15oC/SG standard 60/60oF(VCF) dan hasil pengukuran temperatur minyak ditangki GUNAKAN TABEL (UNTUK CRUDE OIL ATAU 54B UNTUK PRODUKNYA CRUDE OIL)

 Dengan dasar temperatur dinding tangki (Ctl)—DENGAn

MENGGUNAKAN PERSAMAAN KOEFISIEN

THERMAL EXPANSION DARI DINDING TANKI

(17)

DAFTAR PUSTAKA

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Praktikum Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Pemrograman Komputer.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mesin Fluida. Disusun Oleh:

Laporan ini disusun untuk memenuhi Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik Assisten Dosen : Alry Purwariyadi. Disusun

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM OSILATOR JEMBATAN WEIN Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Praktikum Elektronika Telekomunikasi Semester 3 Pembimbing : Lis Diana Mustafa,

Laporan praktikum tanaman jagung yang disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Dasar-dasar

Laporan praktikum modul 1 mata kuliah Perancangan Teknik Industri mengenai dasar-dasar gambar

Dokumen ini adalah laporan praktikum Mekanika Tanah yang disusun oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh sebagai syarat mata

Laporan praktikum sistem saluran dan pembuangan sebagai tugas mata kuliah Teknik Sipil, lengkap dengan landasan teori dan laporan