LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM TEKNIK SAMPLING DAN DIPPING MIGAS TEKNIK SAMPLING DAN DIPPING MIGAS
Ibnu Lukman Pratama, M.Si.
Disusun oleh:
Melanesia Yuliana Florensia Kemong
NIM : 231450060
Kelompok : III (3) Kelas : Logistik 2B
Asisten : 1. Muhammad Rafwa 2. Aryobismo Widyanto Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Cepu,November 2024
LOGISTIK MINYAK DAN GAS ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir tentang
“Teknik sampling dan Dipping Migas”. Adapun tujuan dari disusunnya laporan akhir ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum Teknik Sampling dan Dipping Migas”.
Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini penulis mendapat banyak sekali bimbingan dan dukungan dari berabgai pihak. Dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih pada:
1. “Ibnu Lukman Pratama, M.Si.selaku dosen pada mata kuliah” Praktikum Teknik Sampling dan Dipping Migas” .
2. “Muhammad Rafwa dan Aryobismo Widyanto”, selaku asisten laboratorium.
3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pembentukan laporan ini
4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu Demikian laporan Akhir Praktikum ini telah dibuat. Tentunya masih ada banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun agar laporan akhir ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Kelompok 3
Melanesia Kemong
LOGISTIK MINYAK DAN GAS iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... 1
BAB I PENDAHULUAN ... 2
1.1 Latar belakang ... 2
1.2 Tujuan praktikum ... 3
1.3 Manfaat praktikum ... 3
BAB II TINJAUN PUSTAKA ... 4
2.1 Teknik Dipping ... 4
2.2 Teknik Sampling ... 4
2.3 Penggukuran volume minyak ... 6
2.4 Metode Pengukuran ... 6
2.5 Istilah dalam metode pengukuran ... 8
BAB III METODOLOGI ... 10
3.1 Waktu dan Tempat ... 10
3.2 Alat dan Bahan ... 10
3.3 Prosedur Kerja ... 10
3.3.1 Pengukuran Level Minyak Di Tangki Timbun ... 10
3.3.2 Pengukuran Level Air Bebas Di Tangki Timbun ... 12
3.3.3 Pengukuran Temperatur Minyak Di Tangki Timbun ... 14
3.3.4 Menghitung Volume Minyak Standard Di Tangki Timbun ... 15
3.4 Rumus ... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
4.1 Hasil ... 18
4.2 Perhitungan ... 18
4.3 Pembahasan ... 24
4.3.1 Sampling ... 24
4.3.2 Dipping ... 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
5.1 Kesimpulan ... 27
5.2 Saran ... 27
LOGISTIK MINYAK DAN GAS iv
DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN ... 30
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Teknik Sampling ... 5 Gambar 1 2 Metode Pengukuran Innage ... 7 Gambar 1 3 Metode Pengukuran Outage ... 7
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengukuran volume minyak merupakan aspek yang sangat penting dalam industri minyak dan gas (migas), terutama dalam pengelolaan logistik, persediaan, dan distribusi. Keakuratan dalam pengukuran volume minyak tidak hanya mempengaruhi efisiensi operasional, tetapi juga berperan penting dalam memastikan kepatuhan terhadap standar industri dan peraturan keselamatan.
Pengukuran volume minyak pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi, terutama karena minyak adalah zat cair yang sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan, seperti suhu dan tekanan.
Variasi suhu misalnya, dapat mempengaruhi volume minyak secara signifikan, sehingga penting untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut ketika melakukan pengukuran.
Selain itu, fluktuasi yang terjadi pada permukaan minyak dan keberadaan air di dasar tangki penyimpanan juga menjadi tantangan dalam mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, teknologi sensor modern seperti ultrasonik, radar, dan level gauge elektronik, semakin diadopsi untuk meningkatkan presisi dan efisiensi pengukuran minyak secara real-time.Di samping metode manual seperti penggunaan dipstik dan roll meter, teknologi otomatis berbasis sensor kini telah menjadi pilihan utama di berbagai industri yang membutuhkan akurasi tinggi dalam pengukuran cairan. Sensor ultrasonik, radar, kapasitif, hidrostatis, dan optik adalah contoh dari teknologi yang digunakan untuk memantau level cairan secara otomatis.
Teknologi-teknologi ini memungkinkan pengukuran yang lebih cepat, lebih akurat, dan dapat terhubung langsung dengan sistem kontrol otomatis yang memantau stok minyak di berbagai titik penyimpanan.Dengan demikian, pengukuran volume minyak tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga memiliki dimensi strategis yang luas, mencakup manajemen persediaan, perencanaan produksi, pemenuhan peraturan, hingga perhitungan pajak yang tepat. Perkembangan teknologi yang semakin maju di bidang sensor dan alat
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 3
ukur otomatis memberikan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengukuran volume minyak, sehingga industri migas dapat beroperasi lebih efisien dan memenuhi standar regulasi yang berlaku.
1.2 Tujuan praktikum
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Dapat memahami pemahaman tentang prinsip dasar dipping 2. Dapat aplikasi metode dipping pada berbagai bahan bakar 3. Dapat mempelajari alat – alat yang digunakan saat praktikum 1.3 Manfaat praktikum
1. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang prinsip dasar dipping 2. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang metode – metode dipping
3. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang alat – alat yang digunakan saat praktikum
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 4
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Teknik Dipping
Teknik dipping merujuk pada proses mencelupkan alat atau sensor ke dalam minyak atau fluida untuk melakukan pengukuran atau pengujian. Di industri migas, alat yang sering digunakan untuk teknik ini adalah dipstick, yang memungkinkan operator untuk mengukur ketinggian minyak dalam tangki penyimpanan secara manual. Penggunaan dipstick masih umum dan andal untuk mengukur volume minyak dengan akurasi. Pada beberapa aplikasi, sensor digital mulai menggantikan metode ini. Teknik dipping dalam industri minyak dan gas (migas) digunakan untuk operasional seperti pengukuran, pengujian, dan pemantauan produk minyak bumi. Teknik ini sering digunakan untuk mengukur volume minyak dalam tangki penyimpanan.
Dalam melakukan proses tersebut, alat yang disebut sebagai dipstick digunakan untuk dicelupkan ke dalam tangki guna mengukur tinggi minyak.
Informasi ini penting untuk memastikan volume minyak yang tersimpan atau dipindahkan sesuai dengan perhitungan. Selain itu, informasi ini membantu menghindari kesalahan produksi atau distribusi.Selain untuk mengukur volume, teknik dipping juga digunakan untuk mengambil sampel minyak mentah dari tangki atau jalur distribusi untuk dilakukan pengujian kualitas. Sample ini kemudian dianalisis untuk mengetahui berbagai sifat fisik dan kimia, seperti viskositas, kandungan air, atau tingkat kontaminasi yang mungkin ada dalam minyak tersebut. Analisis ini penting untuk menjaga standar kualitas minyak yang diproduksi atau disuling. Teknik ini bisa dipakai untuk memonitor perubahan volume minyak akibat fluktuasi suhu atau kondisi penyimpanan yang mempengaruhi sifat fisik minyak mentah.
2.2 Teknik Sampling
Sampling dalam tangki timbun adalah proses pengambilan sebagian kecil dari suatu bahan atau produk yang tersimpan di dalam tangki timbun sebagai representasi dari keseluruhan isi tangki. Sampel ini kemudian akan diuji di laboratorium untuk menentukan kualitas, komposisi, atau karakteristik dari
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 5
bahan tersebut. Sampling dalam tangki timbun merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas produk dan meminimalkan risiko. Dengan melakukan sampling secara teratur dan mengikuti prosedur yang benar, perusahaan dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan dan aman untuk digunakan.
Sampling dapat dilakukan secara manual atau secara Automatic, sampel diambil dari berbagai tempat dengan bermacam cara pengambilan yang disesuaikan dengan penggunaan peralatan, sampel yang diambil harus memberikan hasil yang mewakili dari sejumlah Minyak yang terdapat didalam tanki timbun/kapal maupun didalam containe. Prinsip dasar sampling meliputi representativitas, keacakan, ukuran sampel, dan kesalahan sampling.Sampel yang baik haruslah mencerminkan karakteristik populasi secara proporsional, sehingga kesimpulan yang diambil dari sampel dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi. Keakrakan dalam pemilihan sampel sangat penting untuk menghindari bias. Selain itu, ukuran sampel yang memadai akan meningkatkan keandalan hasil penelitian. Namun, perlu diingat bahwa kesalahan sampling tidak dapat dihindari sepenuhnya, meskipun dapat diminimalkan dengan teknik sampling yang tepat
gambar 1 1 teknik sampling
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 6
2.3 Penggukuran volume minyak
Pengukuran volume minyak merupakan proses penting dan rumit dalam logistik minyak dan gas (migas) untuk menjamin keakuratan dan efisiensi operasional. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai hasil yang akurat dan konsisten. Pengukuran volume minyak adalah hal yang sangat penting dalam berbagai industri, termasuk industri perminyakan dan distribusi bahan bakar. Metode tradisional, seperti penggunaan dipstik atau tongkat ukur, masih sering digunakan tetapi memiliki keterbatasan dalam keakuratan dan efisiensi. Seiring perkembangan teknologi,metode pengukuran modern seperti sensor ultrasonik, radar, dansistem level gauge elektronik
semakin populer Metode ini menawarkan pengukuran yang lebih presisi, real-time, dan dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol otomatis. Tantangan utama dalam pengukuran volume minyak adalah fluktuasi suhu yang dapat mempengaruhi volume cairan dan adanya interfase antara minyak dan air pada tangki penyimpanan. Faktor-faktor seperti bentuk dan ukuran tangki, perubahan suhu, dan jenis minyak harus diperhitungkan dalam proses pengukuran.
Pengukuran volume minyak yang akurat memiliki peran penting dalam pengelolaan stok, perencanaan produksi, dan perhitungan pajak energi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai prosedur pengukuran volume minyak dan penerapan teknologi yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap peraturan industri yang berlaku.
2.4 Metode Pengukuran 1. Innage
Innage mengacu pada ketinggian atau volume cairan yang ada di dalam tangki timbun pada suatu waktu tertentu.Pengukuran Innage biasanya diukur dari dasar tangki hingga permukaan cairan. Pengukuran innage penting untuk mengetahui berapa banyak cairan yang masih tersisa di dalam tangki, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan produksi, pengiriman, atau pengisian ulang Dengan kata lain, metode innage ini adalah pengukuran langsung tinggi cairan yang ada di tangki Yang lebih baik
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 7
dilakukan adalah pengukuran innage, karena pengukuran ini akan mengurangi efek perubahan terhadap titik referensi tangki
gambar 1 2 metode pengukuran innage
2. Outage
Outage adalah kebalikan dari innage. Outage mengacu pada ruang kosong atau volume yang tidak terisi cairan di atas permukaan cairan dalam tangki.Pengukuran Outage diukur dari permukaan cairan hingga bagian atas tangki.Pengukuran outage penting untuk mengetahui kapasitas kosong tangki yang masih tersedia untuk menampung cairan tambahan Jika pengukuran outage selalu dilakukan maka sebaiknya titik tinggi referensi tangki harus selalu di verifikasi secara periodic(Anon n.d.-a).
gambar 1 3 metode pengukuran outage
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 8
2.5 Istilah dalam metode pengukuran 1. Reference Gauge Point
Titik di gauge hatch dari suatu tangki yang menunjukkan posisi dimana pengukuran level cairan dilakukan. Pengukuran di titik reference gauge point ini sangatlah penting untuk mencapai repeatibility (keterulangan seseorang melakukan pengukuran cenderung menghasilkan angka yang konstan). Titik ini bisa merupakan tanda yang berupa cat, plat yang di mounting/dilekatkan di dalam gauge hatch, sebuah sayatan horizontal di sisi dalam dari gauge hatch, atau logam yang dilekatkan di atas gauge hatch tapi tidak menyentuh gauge hatch.
2. Reference Gauge Height
Jarak standar/jarak referensi dari datum plate atau bottom tangki sampai ke titik reference gauge point. Jarak ini harus secara jelas tertanda di bagian atas tangki dekat gauge hatch.
3. Observed Gauge Height
Jarak yang ada dari datum plate atau bottom tangki sampai ke titik reference gauge point.
4. Datum Plate
Datum Plate adalah plat datar yang terletak di bagian bawah tangki yang posisinya lurus tepat dibawah reference gauge point , untuk pengukuran innage ujung bandul harus menyentuh datum plate.
5. Cut
Cut adalah garis demarkasi (batas cairan yang nempel di pita ukur) pada skala alat ukur dengan cairan yang akan diukur.
6. Innage Gauge (Dip Gauge)
Level cairan di tangki yang diukur dari datum plate/bottom tangki sampai dengan permukaan cairan.
7. Outage Gauge (ullage)
Jarak dari permukaan cairan di dalam tangki sampai dengan titik referensi gauge point.
8. Opening Gauge
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 9
Pengukuran innage atau outage yang dilakukan sebelum adanya transfer cairan baik yang masuk ataupun yang keluar tangki.
9. Closing Gauge
Pengukuran innage atau outage yang dilakukan setelah adanya transfer cairan baik yang masuk ataupun yang keluar tangki. Pengukuran innage atau outage yang dilakukan setelah adanya transfer cairan baik yang masuk ataupun yang keluar tangki.
10. Free Water
Free water adalah air yang berada di tangki tidak dalam bentuk suspensi maupun dalam bentuk terlarut. Air bebas ini diukur dengan pengukuran innage yang prosedurnya akan di jelaskan kemudian. Air bebas bisa juga di ukur dengan pengukuran outage jika reference gauge height belum berubah dari saat kondisi opening sampai dengan closing. Jika refernce gauge height telah berubah maka harus digunakan pengukuran innage.
11. Critical Zone
Perbedaan jarak antara titik dimana saat floating roof dalam keadaan diam (atau dalam keadaan normal) dengan titik dimana floating roof dalam keadaan mengambang bebas.
12. Suspended Sediment and Water
Suspended Sediment and Water adalah endapan dan air yang tersuspensi di bahan baku/produk. Untuk mengetahui besarnya sediment dan air yang tersuspensi digunakan metode uji ASTM D 4007.
13. Tank Capacity Table (Tank Gauge Table)
Tank Capacity Table adalah tabel yang menunjukkan kapasitas atau volume cairan di dalam tangki yang diukur dari datum plate atau dari reference gauge point pada berbagai level ketinggian cairan di tangki.
14. Trim
Kondisi dimana tangki kapal mengalami miring ke depan atau ke belakang sehingga tidak lurus di garis referensinya
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 10
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : 08.00 -11.00 Tanggal : 28 Agutust 2024
Tempat : Laboratorium Quality and Quantity PEM Akamigas 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Dipstick 2. Dip Roll Meter
3. Pasta Minyak Atau Air 4. Kain Lap
5. ADP
6. Botol Sampel(All Level,Running) 7. Core Thief
8. Termometer 3.2.2 Bahan
1. Pasta Air 2. Pasta Minyak 3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengukuran Level Minyak Di Tangki Timbun Teknik Pengukuran Minyak di Tangki:
1. Pengukuran dengan cara innage
2. Pengukuran dengan cara outage(Anon n.d.-b)
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 11
Pembacaan Pengukuran Outage / Ullage
• Pembacaan dan pelaporan hasil pengukuranlevel cairan secara manual di perlukan 3 kalipembacaan (pengukuran), yang mana setiap hasilpengukuran tersebut tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm (1/8 inch = 0,125 inch)
• Jika dua dari tiga hasil pembacaan pengukuranadalah sama, maka dua pembacaan ini harus dilaporkan :
− Untuk pengukuran sistem metric :dilaporkan sampai 1 mm terdekat.
Contoh hasil pengukuransbb :
20 meter 60 cm 55,3 mm--- maka di laporkan 20 meter 60 cm 55 mm
20 meter 60 cm 55, 8 mm ----maka dilaporkan 20 meter 60 cm 56 mm
20 meter 60 cm 55, 5 mm ----maka dilaporkan
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 12
20 meter 60 cm 55 mm
− Untuk pengukuran dengan ukuran terkecil inch : dilaporkan sampai 1/8 inch (0,125 in) terdekat
− Jika diharuskan dari 3 pengukuran (pembacaan) harus dilaporkan semua sebagai hasil tunggal, maka 3 hasil pengukuran ini harus di rata-rata.
− Hasil rata-rata dari 3 pengukuran (pembacaan) inidilaporkan sampai 1 mm terdekat atau 1/8 inch terdekat
− Untuk tangki minyak yang nominal kapasitas 1000 bbls atau lebih kecil, maka hasil pengukuran harus dilaporkan sampai 5 mm terdekat (atau ¼ inch), contoh:
20 meter 60 cm 55 mm--- maka di laporkan 20 meter 60 cm 50 mm
3.3.2 Pengukuran Level Air Bebas Di Tangki Timbun Teknik Pengukuran Minyak di Tangki:
1. Pengukuran dengan cara innage 2. Pengukuran dengan cara outage
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 13
Pembacaan Pengukuran Outage / Ullage
• Pembacaan dan pelaporan hasil pengukuran level cairan secara manual di perlukan 3 kali pembacaan (pengukuran), yang mana setiap hasil pengukuran tersebut tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm (1/8 inch = 0,125 inch)
• Jika dua dari tiga hasil pembacaan pengukuranadalah sama, maka dua pembacaan ini harus dilaporkan :
− Untuk pengukuran sistem metric :dilaporkan sampai 1 mm terdekat. Contoh hasil pengukuransbb :
20 meter 60 cm 55,3 mm--- maka di laporkan 20 meter 60 cm 55 mm
20 meter 60 cm 55, 8 mm ----maka dilaporkan 20 meter 60 cm 56 mm
20 meter 60 cm 55, 5 mm ----maka dilaporkan 20 meter 60 cm 55 mm
− Untuk pengukuran dengan ukuran terkecil inch : dilaporkan sampai 1/8 inch (0,125 in) terdekat
− Jika diharuskan dari 3 pengukuran (pembacaan) harus dilaporkan semua sebagai hasil tunggal, maka 3 hasil pengukuran ini harus di rata-rata.
− Hasil rata-rata dari 3 pengukuran (pembacaan) inidilaporkan sampai 1 mm terdekat atau 1/8 inch terdekat
− Untuk tangki minyak yang nominal kapasitas 1000 bbls atau lebih kecil, maka hasil pengukuran harus dilaporkan sampai 5 mm terdekat (atau ¼ inch), contoh:
20 meter 60 cm 55 mm--- maka di laporkan 20 meter 60 cm 50 mm
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 14
3.3.3 Pengukuran Temperatur Minyak Di Tangki Timbun
1. Turunkan termometer pada titik spot pengukuran suhu minyak ditangki sesuai dengan tabel berikut ini :
2. Diamkan termometer didalam tangki selama beberapa waktu sesuai tabel 4A disamping ini :
3. Jika perbedaan temperatur antara titik spot satu dengan lainnya kurang dari 5oF (3oC) maka lama perendaman termometer mengikuti tabel 4 B berikut :
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 15
4. Setelah lama perendaman termometer di tangki,angkatlah termometer sampai batas di bawahlubang gauge hatch, kemudian bacalah suhupenunjukkan di termometer sesegera mungkin,dan catatlah.
5. Selama pembacaan suhu termometer, pastikanmangkuk woodcup termometer terisi penuhdengan minyak.
6. Laporkan hasil pengukuran suhu sampai 1,0 oF(0,5 oC) terdekat, atau bisa dilaporkan kurangdari 1 oF (0,5 oC) terdekat
7. Jika disetiap titik spot terdapat perbedaan suhulebih dari 5 oF (3 oC), maka hasil pengukuransuhu di rata rata, dan hasil rata ratanya dibulatkan sampai 1,0 oF (0,5 oC) terdekat, ataubisa dilaporkan kurang dari 1 oF (0,5 oC)terdekat, atau sesuai kesepakatan.
8. Untuk tangki simpan, tangki jual atau tangki sewa :
9. Jika atap tangki tegak memiliki dua lubang pengukuran, makapengukuran suhu di lakukan di kedua lubang tersebut.
Hasilpengukuran di rata rata.
10. Untuk Tangki Kapal :
11. Pengukuran suhu minyak di lakukan di seluruh kompartemenkapal 12. Jika OBQ di kompartemen kurang dari 4 in, atau temperaturminyak di
bawah pour pointnya, maka diasumsikan minyakberada pada suhu 15 oC (atau sesuai kesepakatan).
13. Pengukuran pada ROB atau OBQ di lakukan pada mid level 3.3.4 Menghitung Volume Minyak Standard Di Tangki Timbun
Data yang diperlukan untuk menghitung volume minyak standard 1. Densitas 15oC
2. Temperatur minyak di tangki
3. Hasil pengukuran (observed) level minyak di tangki 4. Tabel tangki (vol. Obs)
5. Tabel VCF (table 54A/B atau 24A/B) 6. Data BSW dan Free Water
Penentuan volume tangki / kompartemen
• Penentuan volume minyak di tangki di hitung dengan urutan sebagai berikut:
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 16
Jika minyak yang ada ditangki atau yang diangkut oleh kapal tanker diyakini tidak terdapat endapan dan air maka harga GSV = NSV Volume Correction Factor
• Volume Correction Factor adalah faktor koreksi yangdigunakan bila volume observed dari suatu tangki telahdiketahui/didapatkan dari pengukuran level minyak dantabel kapasitas tangki kemudian dikoreksi dengan volumecorrection factor
• Menentukan VOLUME CORRECTION FACTOR dapat dilakukan antara lain :
− Dengan dasar Density standard 15oC/SG standard 60/60oF(VCF) dan hasil pengukuran temperatur minyak di tangki---GUNAKAN TABEL 54A (UNTUK CRUDE OIL ATAU 54B UNTUK PRODUKNYA CRUDE OIL)
− Dengan dasar temperatur dinding tangki (Ctl)---DENGAN
MENGGUNAKAN PERSAMAAN KOEFISIEN
THERMAL EXPANSION DARI DINDING TANKI
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 17
MENGKONVERSI VOLUME KE BERATLONG TON
• Menghitung dan menentukan angka Weight Conversion Factor (WCF) berdasarkan angka density 15oC yang telah diperoleh dengan menggunakan tabel 57 ASTM D1250 pada setiap tangki.
• Menghitung berat dalam Long Ton :
=Volume KL 15oC X Weight Conv. Factor
MENGKONVERSI VOLUME KE BERAT METRIC TON
• Menghitung dan menentukan angka Weight Conversion Factor (WCF) berdasarkan angka density 15oC yang telah diperoleh dengan menggunakan tabel 56 ASTM D1250 pada setiap tangki.
• Menghitung berat dalam Metric Ton :
Atau
• Menggunakan angka WCF dari LT ke Metric Ton dengan menggunakantabel 1 ASTM IP D1250
3.4 Rumus Sampling
Upper = ullege +
16
level cairan Lower = ullege +
16
level cairan
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Roll Meter
Tinggi minyak : 22,3 cm
Air : 6,7 cm
Suhu Tangki : 34 C Suhu Sampel : 24,3 C Density Observed : 0,835
BSW : 0 %
Dipstick
Tinggi minyak : 21,3 cm
Air : 6,56 cm
Suhu Tangki : 34 C Suhu Sampel : 34,9 C Density Observed : 0,840
BSW : 0 %
4.2 Perhitungan
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 19
Dipping
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 20
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 21
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 22
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 23
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 24
4.3 Pembahasan 4.3.1 Sampling
Terdapat dua metode pengukuran yang digunakan: menggunakan dip roll dan dipstick. Hasil pengukuran kemudian diolah untuk mendapatkan nilai-nilai seperti tinggi ullege, upper ullege, dan lower ullege. Satuan sentimeter (cm) dikonversi menjadi meter (m) untuk keseragaman.Terdapat faktor pengali (1/6 dan 2/6) yang digunakan dalam perhitungan upper ullege dan lower ullege..)Fungsi dari faktor pengali ini belum jelas tanpa konteks yang lebih lengkap. Kemungkinan, faktor ini berkaitan dengan skala atau pembagian pada alat ukur yang digunakan.
Dengan membandingkan nilai upper ullege dan lower ullege dari kedua
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 25
metode pengukuran (dip roll dan dipstick), dapat dinilai akurasi dan presisi dari masing-masing metode. Jika pengukuran dilakukan secara berkala, maka perubahan nilai upper ullege dan lower ullege dapat menunjukkan laju perubahan volume cairan.Jika pengukuran dilakukan secara berkala, maka perubahan nilai upper ullege dan lower ullege dapat menunjukkan laju perubahan volume cairan.
Jika diketahui luas penampang wadah, maka volume cairan dapat dihitung dengan mengalikan luas penampang dengan tinggi cairan.pertama kita menentukan Ketinggian cairan diukur dalam satuan sentimeter dan kemudian diubah menjadi meter untuk keseragaman.Kemnudian Ullege dihitung dengan mengurangi tinggi cairan dari tinggi reference.Di sini, dilakukan penambahan ullege dengan sebagian dari tinggi cairan. Bagian yang ditambahkan ini ditentukan oleh faktor 1/6 dan 2/6. Artinya, upper ullege adalah ullege ditambah 1/6 dari tinggi cairan, sedangkan lower ullege adalah ullege ditambah 2/6 dari tinggi cairan.Fungsi pasti dari faktor 1/6 dan 2/6 ini agak sulit ditentukan tanpa informasi konteks yang lebih lengkap. Namun, kemungkinan besar faktor ini berkaitan dengan Bisa jadi alat ukur yang digunakan memiliki skala yang dibagi menjadi 6 bagian yang sama.
Mungkin ada cara khusus dalam mengkalibrasi alat ukur sehingga digunakan faktor-faktor tersebut.Nilai upper ullege menunjukkan batas atas dan lower ullege menunjukkan batas bawah dari ketinggian cairan.Dengan membandingkan hasil pengukuran menggunakan dip roll dan dipstick, kita bisa melihat apakah kedua metode memberikan hasil yang konsisten. Jika pengukuran dilakukan secara berkala, kita bisa melihat bagaimana ketinggian cairan berubah dari waktu ke waktu.Ada dua metode yang digunakan untuk mengukur ketinggian cairan ini, yaitu menggunakan "dip roll" dan "dipstick".Dengan menggunakan nilai-nilai upper ullege dan lower ullege, kita bisa menganalisis berbagai aspek terkait ketinggian cairan tersebut.Secara garis besar, perhitungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang ketinggian air
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 26
4.3.2 Dipping
Ada dua metode yang kita lakukan ada dipstick dan roll meter.Pada dipstick unutuk tinggi minyak saya mendapatkan 21,3 cm ,dan air 6,56 cm ,suhu tangki 34 deraja C,Suhu sampel 34,9 derajat C,densitity observed 0,840 dan BSW 0 % dan melakukan perhitungan dengan yang pertama mencari tinggi minyak dan air dengan bantuan tabel tangki,yang kedua mencari factor koreksi tangaki untuk mendapatkan suhu tangka,yang ketiga mencari volume observed minyak dan air ,yang ke empat mencari GOV hasil dari minyak dikurangi dengan hasil dari air,kemudian lanjut ke lima mencari Density 15 C dengan bantuan Tabel 53,yang ke enam mencari volume correction factor (VCF) dengan bantuan tabel 54,yang ketujuh mencari Gress Standard Valve (GSV) dengan mengalikan hasil dari (VCF) dan GSV).
Yang kedelapan kita mencari Net standard volume NSV dengan mengukurangkan hasil dari NSV dan BSW yang ke Sembilan mencari Barrel 60 F dengan bantuan Tabel 52,yang ke sepuluh mencari Long Ton dengan bantuan Tabel 57 dan yang terakhir mencari Metrik Ton dengan bantuan Tabel 56.Begitu pula dengan metode pengukuran yang kedua yaitu dengan roll meter istilah yang digunakan untuk proses pengambilan sampel cairan dari dalam tangki penyimpanan, khususnya untuk cairan seperti minyak bumi, bahan bakar, atau cairan kimia lainnya. Proses ini melibatkan pencelupan alat pengambil sampel (dip tube atau thief) ke dalam cairan hingga mencapai kedalaman tertentu, kemudian sampel ditarik ke atas untuk dianalisis.
Dengan melakukan dipping secara berkala, perubahan kualitas cairan dari waktu ke waktu dapat dipantau. Ini penting untuk memastikan bahwa cairan tersebut masih memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Sampel yang diambil harus mewakili keseluruhan cairan dalam tangki, sehingga analisis yang dilakukan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kualitas dan karakteristik cairan tersebut.perubahan kualitas cairan dari waktu ke waktu dapat dipantau. Ini penting untuk memastikan bahwa cairan tersebut masih memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.Data yang diperoleh dari analisis sampel dapat digunakan untuk mengontrol proses produksi atau pengolahan cairan.
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis awal, data yang diberikan menunjukkan hasil pengukuran tingkat cairan menggunakan dua metode yang berbeda.
Perhitungan yang dilakukan relatif sederhana, namun interpretasi hasil akhir memerlukan konteks yang lebih lengkap.
2. Secara garis besar, perhitungan tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang ketinggian air
3. Ada dua metode yang digunakan untuk mengukur ketinggian cairan ini, yaitu menggunakan "dip roll" dan "dipstick".
4. Dengan menggunakan nilai-nilai upper ullege dan lower ullege, kita bisa menganalisis berbagai aspek terkait ketinggian cairan tersebut.
5. Tujuan utama dari perhitungan ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang ketinggian cairan tersebut, seperti rentang ketinggian dan perubahannya.
6. perhitungan yang dilakukan adalah untuk menentukan volume suatu cairan dalam sebuah wadah (mungkin tangki) dan melakukan koreksi terhadap volume tersebut berdasarkan suhu.
7. Dipping merupakan teknik yang penting dalam pengambilan sampel cairan dari tangki penyimpanan. Dengan mengikuti prosedur yang benar dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sampel, kita dapat memperoleh data yang akurat untuk mengontrol kualitas dan karakteristik cairan.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum, buatlah rencana yang detail, termasuk tujuan, prosedur, dan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan teknisi yang melakukan sampling telah terlatih dengan baik.
3. Gunakan peralatan yang sesuai dengan jenis cairan dan volume sampel yang akan diambil.
LOGISTIK MINYAK DAN GAS 28
4. Catat semua data pengukuran, kondisi lingkungan, dan prosedur yang dilakukan serta dokumentasi untuk membuat laporan.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang berlaku untuk menilai kualitas cairan.
6. Setelah praktikum selesai, lakukan evaluasi terhadap prosedur yang telah dilakukan untuk mencari perbaikan di masa mendatang
DAFTAR PUSTAKA
66de4814b9b0d (1). (n.d.).
BAB I METODE SAMPLING MANUAL MINYAK DI TANGKI TEGAK DAN HORIZONTAL. (n.d.).
DESAIN SISTEM MONITORING VOLUME CAIRAN TANGKI. (n.d.).
Modul Praktikum Sampling Dipping Logistik 2023. (n.d.).
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2