LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI UNIVERSITAS PERTAMINA
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
GP 11304 - PRAKTIKUM METODE GAYABERAT DAN MAGNETIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2023/2024
ULUL AZMI RAIS 101121024 TEKNIK GEOFISIKA
MODUL 1 PENGENALAN ALAT DAN AKUISISI METODE GAYABERAT
TANGGAL PRAKTIKUM JUMAT, 13 OKTOBER 2023
JAKARTA – INDONESIA
© 2023 – TEKNIK GEOFISIKA
Nama : Ulul Azmi Rais NIM : 101121024
Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2023
I. PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum modul 1 dengan judul “Pengenalan Alat dan Akuisisi Metode Gayaberat” adalah sebagai berikut.
1. Menentukan koordinat lintsan dan titik pengukuran gayaberat.
2. Membuat pemetaan akuisisi data metode gayaberat menggunakn software QGis.
3. Membuat peta desain survey gaya berat menggunakan software QGis.
4. Menentukan dan memahami manfaat dari peta desain survei.
1.2. BATASAN MASALAH
Menentukan titik koordinat menggunakan microsoft exel
Membuat pemeetaan titik akuisisi memotong struktur sesar, sehingga tegak lurus
Penentuan titik koordinat menggunakan fungsi triginometri
Strike sesar sebesar N120E, sehingga sudut azimut dalam lintasan sebesar 25 derajat.
Luas area akuisisi sebesar 8 km x 8 km
Jarak antar lintasan sebesar 800 meter, dan jarak anatra titik pada lintasan sebesar 500 meter.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode gaya berat merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang berdasarkan pada variasi medan gaya berat di permukaan bumi pada setiap titik pengamatan. Pada metode gaya berat, struktur bawah permukaan bumi dapat diselidiki berdasarkan variasi medan gaya berat bumi yang ditimbulkan dari variasi densitas batuan bawah permukaan bumi[1] . prinsip dasar yang digunakan dalam metode gaya berat adalah hukum gravitasi newton. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Dengan , F = gaya tarik menarik (Newton), G = konstanta gravitasi
NILAI
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2, r = jarak antar pusat massa.
Untuk gravitasi untuk benda bermassa m dengan bumi bermassa M, adalah :
Dengan R adalah jari-jari bumi[1].
Survei gravity dengan menggunakan sistem looping, dimana akuisisi data dimulai dan diakhiri di titik yang sama di base. Ukuran dari looping biasanya digunakan untuk mengetahui drift atau pertambahan nilai gravity akibat kelelahan alat. Yang biasanya looping dilakukan dua jam sekali. Untuk base yaitu nilai gravity referensinya harus diketahui sehingga digunakan untuk meminimalisir kesalahan akuisisi data. Pada biasanya titik pengukuran ada yang langsung berbentuk grid dan acak. Untuk susunan pengukuran dipilih tempat yang bebas ari gangguan penyebab noise[2].
Gambar 2.1. Sistem Pengukuran Looping
1. Land Survei yaitu survei di darat dengan menggunakan titik base sebagai referensi dengan membuat titik pengukuran dengan acak ataupun grid.
2. Survei Marine yaitu penggunakan lokasi stasiun, yang bekerja pada permukaan dengan kapal dan menggunakan radionavigasi sistem seperti soran dan sistem kontrol.
3. Survei Airborn yaitu survei yang paling sulit dengan pengukuran area yang sangat luas dengan perubahan ketinggian dan kecepatan linear yang akan dikoreksi dengan pesawat akibat percepatan dan pelambatannya[5].
Akuisisi data gravitasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran secara absolut dan relative.
Pengukuran secara absolut dilakukan dengan mengukur langsung besar medan gravitasi yang mempengaruhi titik pengukuran[3].
Pengukuran secara relative dilakukan dengan membandingkan medan gravitasi pada satu titik terhadap satu titik acuan. Pengukuran relatif biasa digunakan dalam penentuan struktur dalam eksplorasi. Hal yang paling mendasar dan utama yang harus diperhatikan
dalam pengukuran relatif adalah looping pengukuran di base. Alat alat yang digunakan dalam penggukuran gravity relative sebagai berikut[3].
Gambar 2.2. Scientrex Gravimeter
Gambar 2.3. LaCoste Romberg Relatiive Gravimetri
Gambar 2.4. Pengukuran Absolute dan Relative Gravity
III. METODOLOGI
3.1. DATA PENELITIAN
Gambar 3.1. Data dan parameter peta desain survei
3.2. PENGOLAHAN DATA
3.2.1. Penentuan area survey pada google eart dan koordinat pada micrsoft exel
1. Area survey ditentukan pada google eart dengan membuat polygon kota pada area yang mau diukur
2. Tentukan titik awal sebagai acuan koordinat pengukuran
3. Microsoft exel dibuka dan masukan titik koordinat awal sebagai acuan
4. Buat lintasan yang berisi titik koordinat 120 derajat dari arah utara mengikuti titik acuan
5. Buat koordinat linsatan pengukuran lainnya dengan ketentuan jarak antar lintasan sebesar 800 meter dan jarak antar titik sebesar 500 meter. Penentuan untuk nilai pada sumbu X menggunakan Sin dan pada sumbu Y menggunakan Cos.
6. Beri nama pada titik-titik koordinat tersebut sesuai dengan lintasan dan urutan titik.
7. Seluruh titik-titk koordinat yang dibuat seluas area 8 km x 8 km diploting dengan scatter plot untuk visualisasi titik-titik pengukuran pada area survey.
8. File tersebut disimpan dalam format csv.
3.2.2. Membuat peta desain survey pada Qgis 1. Aplikasi Qgis dibuka
2. Lakukan pengaturan system koordinat yang disesuaikan berdasarkan pada zona target wilayah desain survey yang diinginkan. Pada pengolahan ini berada pada zona WGS 84/UTMZ ZONE 48S.
3. Peta geologi area survei yang telah di download dimasukan
4. File titik koordinat yang sebelumnya telah di save csv di masukan ke dalam aplikasi QGis
5. Penamaan titik-titik koordinat ditambahkan sesuai yang telah dibuat di microsoft exel
6. Layout untuk membuat peta desain survey di buat dengan menggunkan tools >
new print layout.
7. Membuat kotak pada layout agar lebih rapi dalam penempatan map dan properti lainnya.
8. Map titik-titik koordinat survei ditambahkan ke dalam layout dengan klik add map pada tools bagian kiri
9. Atur zoom map agar titik terlihat lebih jelas (zoom in atau zoom out) 10. Frame zebra ditambahkan kebagian sisi map.
11. Koordinat ditambahkan ke dalam map dan diatur agar lebih rapi.
12. Grid ditambahkan kedalam map
13. Peta inset area pengukuran ditambahkan kedalam layout.
14. Arah mata angin, skala, dan ketengan temapt lainnya ditambahkan kedalam layout peta desain survei.
15. Peta desain survei siap digunakan.
3.3. DIAGRAM ALIR
Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Membuat Peta Desain Survei
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1. Koordinat titik pengukuran dan visualisasi desain survei
Gambar di atas merupakan proses untuk menentukan titik koordinat pengukuran data graviti. Titik koordinat tersebut merupakan hasil dari proses perhitungan dengan bantuan koordinat awal yang ditandai dengan lingkaran merah, koordinat tersebut yaitu pada sumbu x
= 794103 dan sumbu y = 9240200. Sebelum melakukan desain survei, terlebih dahulu harus mengetahui strktur yang terdapat di area akuisisi. Pada area akuisisi tersebut, terdapat suatu sesar dengan strike sebesar N120oE, sehingga dalam melakukan desain survei harus memotong struktur seasr tersebut yaitu tegak lurus dengan struktur sesar. Agar tegak lurus, maka desain survei harus dibuat dengan jurus 25o dari arah utara (azimut).
Dalam menentukan titik-titik koordint pengukuran tersebut, terlebih dahulu membuat titik acuan sejajar dengan struktur sesar yaitu N120oE dengan jarak antar titik sebesar 800 meter (sesuai jarak lintasan karena arah arah strike East-west). setelah membuat titik acuan tersebut, kita dapat melakukan perhitungan titik lainnya dengan memmanfaat triginometri.
Perhitungannya seperti berikut.
𝑥2 = 𝑥1+ 500 sin (25°)
Dan untuk sumbu y yaitu : 𝑦2 = 𝑦1+ 500 cos (25°)
Perhitungan tersebut berlaku untuk nilai x dan y seterusnya hingga mencapai luas area yang diinginkan.
Luas area dalam akusisi tersebut sebesar 64 km2 dengan lintasan dari Nort-South, jarak antar lintasan sebesar 800 meter dan pada masing-masing lintasan terdapat titik-titik dengan jarak 500 meter, sehingga dengan parameter tersebut maka terdapat 11 lintasan dan pada tiap lintasan terdapat 17 titik pengukuran, sehingga total titik pengukuran sebanyak 187 titik.
Penggunaan azimuth sebesar 25o tersebut bertujuan agar desain survei yang kita buat memtong secara tegak lurus terhadap struktur sesar yang terdapat di area tersebut. Desain survei yang memotong struktur sesar penting karena sesar adalah batas antara dua blok batuan yang bergerak secara relatif terhadap satu sama lain. Sesar ini sering kali terjadi di perbatasan antara lempeng-lempeng tektonik yang berbeda dan merupakan tempat di mana terjadinya deformasi atau pergeseran di kerak bumi. Daerah deformasi tersebut akan menjadi anomali dalam pengukuran data karena pada struktur tersebut biasanya terdapat potensi geohazard dan sumber daya alam berupa migas dan mineral lainnya yang bermanfaat[2].
Gambar 4.2. Hasil Peta Desain Survei menggunakan Qgis
Gambar tersebut merupakan peta desain survei yang di buat menggunakan software Qgis. Petsa desain survei tersebut memuat nilai grid yang menunjukan koordinat lokasi penelitian, kemudian terdapat titik-titik yang menjadi titik pengukuran dalam akuisisi dan arah mata angin sebagai penunjuk arah. Titik-titik pengukuran pada peta desain tersebut terlihat miring sebesar 25o karena pengukuuran yang dilakukan harus memotong struktur sesar pada daerah tersebut. pada peta desain survei, terdapat peta inset yang menunjukan area yang lebih luas dari daerah akuisisi agar lebih mudah dalam mengidentifikasi daerah akusisi tersebut. beberapa manfaat peta desain survei sebagai berikut[4].
1. Penempatan Titik Pengukuran yang Optimal : Peta desain akuisisi membantu dalam menentukan lokasi titik pengukuran gravitasi. Dengan memahami struktur geologi, sesar, dan target eksplorasi, kita dapat menempatkan titik pengukuran pada lokasi-lokasi yang paling relevan dan informatif untuk mendapatkan data yang sesuai.
2. Optimalkan Penggunaan Sumber Daya : Dengan merencanakan dan mengatur titik pengukuran menggunakan peta desain akuisisi, kita dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dan peralatan. Ini membantu mengurangi pemborosan waktu, tenaga kerja, biaya serta mengoptimalkan efisiensi dalam proses akuisisi.
3. Menghindari Daerah Gangguan : Peta desain akuisisi memungkinkan mengidentifikasi dan menghindari daerah yang mungkin mengalami gangguan seperti gedung, pohon, atau air yang bisa memengaruhi akurasi pengukuran.
4. Memastikan Kepadatan Pengukuran yang Cukup : Peta desain akuisisi membantu dalam menilai dan memastikan kepadatan pengukuran yang diperlukan. Daerah dengan variasi geologi yang kompleks mungkin membutuhkan kepadatan pengukuran yang lebih tinggi untuk menggambarkan dengan baik struktur bawah permukaan.
5. Penempatan Kontrol atau Referensi : Peta desain akuisisi membantu dalam menentukan lokasi pengukuran kontrol atau referensi yang diperlukan untuk memastikan koreksi yang akurat terhadap data gravitasi.
6. Dukungan untuk Analisis dan Interpretasi Data : Data yang diperoleh dari akuisisi yang direncanakan dengan baik melalui peta desain akuisisi memberikan dasar yang solid untuk analisis dan interpretasi data gaya berat. Hal ini memungkinkan peneliti atau ahli geofisika untuk membuat kesimpulan yang akurat tentang struktur bawah permukaan dan geologi daerah tersebut[4].
V. PENUTUP 5.1. SIMPULAN
1. Penentuan koordinat lintasan dan titik pengukuran gayaberat dapat dilakukan menggunakan acuan titik awal paad mc. Exel, langkah-langkahnya dapat dilihat pada pengolahan data dna pembahasan.
2. Membuat peta desain survei dapat dilakukan menggunakan software QGis dengan langkah-langkah seperti pada pengolahan data.
3. Manfaat dari peta dasain survei sangat banyak dalam melakuakn akuisisi, maanfaat tersebut dapat dilihat pada bagian pembahasan.
5.2. MANFAAT
Praktikum kali ini sangat bermanfaat bagi para geofisikawan dalam melakukan akuisisi. Membuat peta desain survei meruapakan tahap awal yang sangat penting dalam proses akuisisi agar tepat sasaran dan meningkatkan efisiensi serta mengurangi gangguan dalam proses akuisisi.
REFERENSI
[1]
A, L.P.I.,M. Musta’in, Mukhtashor, dan S.Bachry. 2012. Eksplorasi Parameter Fisik Cekungan Migas di Perairan Blok Ambalat Dengan Metode Gravitasi. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 1 (1) : 1-2.[2]
Handayani, L dan Dadan, D.W. 2017. Eksplorasi Gayaberat Untuk Airtanah Dan Topografi Batuan Dasar Di Daerah Serang, Banten. Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan. Vol. 27 (2) : 159.[3]
Panjaitan, S dan Subagio. 2014. Pola Anomali Gayaberat Daerah Taliabu Mangole Dan Laut Sekitarnya Terkait Dengan Prospek Minyak Bumi dan Gas. Jurnal Geologi Kelautan. Vol. 12 (2) : 67.[4]
Kearey, Brooks, and Hill. 2002. An Introduction to Geophysical Exploration. 3rd ed.Blackwell Publishing.