i
Disusun Oleh :
Nama : Rhafles Anugrah Avhisa Pati
NIM : H0222105
Coass : Eno Nugraini Wijaya
PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian yang telah diterima, disetujui, dan disahkan oleh Dosen dan Co Assisten mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian pada :
Hari : Senin
Tanggal : 04 Desember 2023
Disusun oleh:
Nama : Rhafles Anugrah Avhisa Pati
NIM : H0222105
Program Studi : Ilmu Tanah
Mengetahui,
Dosen Koordinator Praktikum Alat dan Mesin Pertanian
Komariah STP, M.Sc., Ph.D NIP. 197805232008122001
Co Assisten
Alat dan Mesin Pertanian
Eno Nugraini Wijaya NIM. H0221042
iii
memenuhi syarat nilai mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian sekaligus diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Alat dan Mesin Pertanian. Sebelum laporan ini disusun, penulis telah melakukan praktikum secara offline dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang telah membimbing dan memberi masukan guna terselesaikannya laporan ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimaksih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta, Bapak Prof. Dr. Samanhudi, S.P., M.Si., yang telah membantu dalam pengadaan praktikum ini.
3. Dosen pengampu mata kuliah Alat dan mesin Pertanian, Ibu Komariah, ST.P, M.Sc., Ph.D. dan Ir. Sumani, M.Si. yang telah membimbing penulis.
4. Orang tua penulis yang telah memberikan semangat dan doa.
5. Tim Co-Asisten Alat dan Mesin Pertanian yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Teman-teman dan pihak lain yang telah mendukung penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan praktikum dan laporan praktikum Alat dan Mesin Pertanian ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.
Surakarta, 04 Desember 2023
Penulis
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
1. Acara 1 ... 2
2. Acara 2 ... 2
3. Acara 3 ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian di Indonesia ... 3
B. Traktor Roda 2 dan Traktor Roda 4 ... 4
C. Alat Penanam Padi (Rice Planter) ... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ... 7
A. Acara 1: Operasional Traktor Roda 4 ... 7
1. Waktu dan Tempat praktikum ... 7
2. Cara Kerja ... 7
B. Acara 2: Operasional Traktor Roda 2 ... 7
1. Waktu dan Tempat praktikum ... 7
2. Cara Kerja ... 7
C. Acara 3: Operasional Alat Penanam Padi (Rice Planter) dibandingkan dengan Tanam Manual ... 8
1. Waktu dan Tempat praktikum ... 8
2. Cara Kerja ... 8
BAB IV PEMBAHASAN ... 10
A. Operasional Traktor Roda 4... 10
B. Operasional Traktor Roda 2... 12
C. Operasional Alat Penanam Padi (Rice Planter) dibandingkan dengan Tanam Manual ... 14
BAB V PENUTUP ... 17
A. Kesimpulan ... 17
B. Saran ... 18 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
Gambar 4.4 Alat Penanam Padi Rice Transplanter ... 14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengembangan dan peningkatan produktivitas pertanian gencar dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satu upaya peningkatan produktivitas pertanian adalah adanya mekanisasi pertanian menggunakan alat dan mesin pertanian atau alsintan. Mekanisasi pertanian melalui alsintan muncul karena adanya faktor untuk meningkatkan produksi, kualitas dan efisiensi kegiatan tani, selain itu semakin berkurangnya ketersediaan tenaga kerja bidang pertanian turut menjadi faktor hadirnya alsintan.
Alat dan mesin pertanian atau yang lebih dikenal dengan Alsintan merupakan berbagai macam alat mulai dari kelas berat hingga kelas ringan yang digunakan dalam mempermudah kegiatan pertanian. Alsintan mencakup berbagai alat dalam berbagai kegiatan pertanian, seperti pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan dan penyemaian, perawatan dan pengairan hingga kegiatan pemanenan hasil tani. Penggunaan alsintan telah menjadi bagian penting dari modernisasi pertanian dan berperan dalam mendukung ketahanan pangan dan pengembangan pertanian yang berkelanjutan.
Perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia bermula pada abad ke 20 terutama saat masa penjajahan Belanda, di mana Belanda memanfaatkan perkebunan besar di Indonesia lalu memperkenalkan alat-alat pertanian modern. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, perkembangan mekanisasi pertanian terus berlanjut tetapi sebagian besar petani masih menggunakan alat-alat tradisional. Masa orde baru atau masa pemerintahan Presiden Soeharto menjadi masa di mana pemerintah mengambil langkah- langkah konkret. Langkah tersebut seperti program Intensifikasi Pengelolaan Lahan dan Pengembangan Pertanian, subsidi dan kredit alat-alat pertanian modern dan lain-lain.
B. Tujuan
Praktikum mengenai Alat dan Mesin Pertanian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Acara I
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengoperasikan alat mesin pertanian berupa traktor roda 4.
b. Mahasiswa dapat menghubungkan kondisi perkembangan alat dan mesin pertanian traktor roda 4 dengan realisasi penggunaan alat tersebut di kalangan petani.
2. Acara II
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengoperasikan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda 2.
b. Mahasiswa dapat menghubungkan kondisi perkembangan alat dan mesin pertanian traktor roda 2 dengan realisasi penggunaan alat tersebut di kalangan petani.
3. Acara III
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengoperasikan alat dan mesin pertanian berupa rice planter.
b. Mahasiswa dapat menghubungkan kondisi perkembangan alat dan mesin pertanian rice planter dengan realisasi penggunaan alat tersebut di kalangan petani.
c. Mahasiswa dapat membandingkan penanaman menggunakan rice planter dan penanaman manual.
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian di Indonesia
Perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia bermula pada abad ke 20 terutama saat masa penjajahan Belanda. Masa orde baru atau masa pemerintahan Presiden Soeharto menjadi masa di mana pemerintah mengambil langkah-langkah seperti program Intensifikasi Pengelolaan Lahan dan Pengembangan Pertanian, subsidi dan kredit alat-alat pertanian modern dan lain-lain. Implementasi alat dan mesin pertanian telah dikenal di Indonesia mulai era tahun 50-an hingga saat ini. Banyak pihak yang terlibat selama kurun waktu perkembangan tersebut demikian pula perjalanan proses adopsinya.
Beberapa kelembagaan (pemerintah, swasta, petani/pengguna) di Indonesia yang banyak terlibat selama ini (Fatmawaty dan Bijaksana, 2023).
Perkembangan mekanisasi alsintan ditandai atau dihitung melalui indeks mekanisasi pertanian. Indeks mekanisasi pertanian Indonesia pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,1 hp atau meningkat 236% sejak tahun 2015. Peningkatan indeks mekanisasi pertanian tersebut tidak lain dikarenakan adanya bantuan alat dan mesin pertanian gratis maupun subsidi harga alsintan dari pemerintah.
Bantuan tersebut sangat membantu petani dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usaha tani mereka. Tanpa mekanisasi para petani akan kesulitan melanjutkan aktivitas usaha taninya, dan mereka akan kalah bersaing dengan petani lain yang lebih maju. Tampaknya para petani benar-benar memahami hal itu sehingga saat ini mekanisasi pertanian berkembang pesat di perdesaan.
Bukan hanya traktor pembajak sawah dan thresher perontok padi, para petani juga sudah mulai akrab dengan mesin penanam dan pemanen padi (Dewi dan Prasetyo, 2021).
Peran pemerintah dalam pembangunan mekanisasi pertanian sebagai pendukung alat mesin pertanian yang dibutuhkan oleh petani dalam menjalankan kegiatan pertaniannya. Penggunaan alat dan mesin pertanian pada pertanian modern memiliki prinsip pemanfaatan teknologi secara keseluruhan
meliputi komponen perubahan: (1) dari pengolahan tanah dengan ternak menjadi penggunaan traktor, (2) dari alat menumbuk padi menjadi penggilingan padi, (3) dari penggunaan pupuk kandang menjadi pupuk kimia buatan, (4) dari penggunaan bibit lokal menjadi bibit unggul, dan (5) penerapan irigasi modern (Tarigan, 2018).
B. Traktor Roda 2 dan Traktor Roda 4
Traktor adalah sebuah kendaraan atau mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan berbagai tugas pertanian seperti pengolahan tanah, penanaman, dan pengangkutan. Traktor merupakan salah satu alat dan mesin budidaya pertanian yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Traktor merupakan mesin pertanian yang sangat penting karena dapat membantu petani meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kualitas hasil panen mereka (Murti dan Useng, 2016).
Traktor pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu traktor roda dua dan roda empat. Traktor roda dua merupakan traktor yang dioperasikan dengan dua tangan yang dilengkapi dengan dua roda penggerak di posisi depan, traktor ini umumnya hanya digunakan untuk membajak tanah atau dapat digunakan sebagai trailer dengan tambahan beberapa bagian modifikasi. Traktor roda dua umum digunakan oleh petani di Indonesia, baik di lahan sawah (wetlands) maupun lahan kering. Hal ini karena cocok untuk kegiatan pertanian di tanah air yang umumnya memiliki bidang tanah yang relatif kecil. Selain itu, dari sudut pandang ekonomi, relatif lebih murah untuk membeli, mengoperasikan, dan memelihara dibandingkan dengan jenis traktor lainnya. Traktor roda dua sebenarnya tidak hanya ditujukan untuk pengolahan lahan tetapi juga digunakan untuk keperluan lain ketika beberapa bagian disesuaikan dan ditambahkan.
Misalnya, digunakan dalam proses pemupukan, dengan menyesuaikan lebar roda dan kopling pupuk, serta proses penyemprotan. Selain itu, digunakan sebagai alat transportasi produk pertanian (Dhafir et al., 2021).
5
Traktor roda empat merupakan alat pengolah tanah yang umumnya hadir dalam kelas sedang sampai berat. Penggunaan traktor roda empat umunya lebih difokuskan pada lahan perkebunan yang relatif luas. Traktor roda empat merupakan mesin di bidang pertanian yang dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, bajak rotari garu piring dan implemen lainnya. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan penggerak dari motor diesel yang mempunyai empat buah roda. Traktor ini dimanfaatkan untuk bekerja di lahan kering bukan untuk lahan sawah.
Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor mini, menengah dan traktor besar (Zulfakri, 2019).
C. Alat Penanam Padi (Rice Planter)
Mekanisasi pertanian tidak hanya sebatas perlu dilakukan pada kegiatan olah tanah dan pemanenan saja. Proses penanaman juga merupakan hal krusial yang juga harus mendapatkan perhatian khusus. Penanaman dapat dilakukan secara manual dan secara mekanis. proses penanaman secara manual biasa disebut dengan nama tandur atau tanam mundur, di mana prosesnya dilakukan dengan berjalan mundur sambil menancapkan padi pada lahan yang telah diolah. Sedangkan penanaman mekanis adalah penanaman yang dilakukan dengan mengunakan mesin, salah satu mesin tanam padi adalah rice transplanter (Setiawan, 2018).
Rice transplanter merupakan alat dan mesin pertanian yang dirancang khusus untuk mempermudah proses penanaman padi sawah. Sejak beberapa tahun terakhir ini telah diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice transplanter). Mesin penanam padi adalah mesin yang digunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus (menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan efisien (Saferi et al., 2022).
Alat rice transpalnter tentunya memiliki banyak kelebihan dibanding penanaman manual. Penerapan mekanisasi pertanian untuk penanaman padi
dapat dilakukan dengan penggunaan penanam bibit padi atau Rice Transplanter. Penggunaan Rice Transplanter dapat menghemat waktu dan tenaga petani atau buruh tani dalam melaksanakan penanaman padi (Setiawan dan Afrizal, 2019).
7 BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM A. Acara 1: Operasional Traktor Roda 4
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Alat dan Mesin Pertanian acara 1 mengenai Operasional Traktor Roda 4 dilaksanakan pada tanggal 6 November 2023 di SMKN 1 Mojosongo, Boyolali.
2. Cara Kerja
Cara kerja dan pengoperasian traktor roda 4 antara lain:
a. Memastikan perseneling berada pada kondisi netral.
b. Menyalakan mesin traktor.
c. Memanaskan mesin selama kurang lebih 5 menit.
d. Menurunkan implement berupa bajak singkal/bajak rotari yang berada di belakang traktor.
e. Meng-on kan pedal kopling.
f. Memasukkan persneling sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
g. Menginjak pedal gas dan menjalankan traktor sesuai dengan alur lahan yang diinginkan.
B. Acara 2: Operasional Traktor Roda 2 1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Alat dan Mesin Pertanian acara 2 mengenai Operasional Traktor Roda 2 dilaksanakan pada tanggal 6 November 2023 di SMKN 1 Mojosongo, Boyolali.
2. Cara Kerja
Cara kerja dan pengoperasian traktor roda 2 antara lain:
a. Menyalakan mesin traktor dengan memutar pedal dan menekan tuas kompresi.
b. Menaikkan penyangga depan traktor dibantu dengan tenaga kerja lain.
c. Menyesuaikan implemen dengan kondisi tanah di lahan.
d. Jalankan traktor sesuai dengan alur lahan yang diinginkan, tanah yang dilewati akan diolah oleh implemen bajak tersebut.
e. Menarik pedal kopling kiri untuk belok kiri, menarik pedal kopling kanan untuk belok kanan, dan menarik kedua pedal untuk berhenti.
C. Acara 3: Operasional Alat Penanam Padi (Rice Planter) dibandingkan dengan Tanam Manual
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Alat dan Mesin Pertanian acara 3 mengenai Operasional Alat Penanam Padi (Rice Planter) dibandingkan dengan Tanam Manual dilaksanakan pada tanggal 6 November 2023 di SMKN 1 Mojosongo, Boyolali.
2. Cara Kerja
Cara kerja dan pengoperasian alat penanam padi (rice transplanter) antara lain:
a. Atur/ rencanakan pola (track) pengoperasionalan rice transplanter sebelum dilakukan penanaman di lahan.
b. Posisikan tuas gas dalam kondisi netral dan tempatkan kopling utama pada posisi mati.
c. Turunkan pelampung dalam kondisi turun/down (siap untuk penanaman).
d. Atur kedalaman tanam bibit, rendah/dangkal/shallowness atau dalam/deepness.
e. Atur tuas pengambilan jumlah bibit.
f. Atur jarak tanam dalam baris.
g. Posisikan knop kunci (contact) dalam kondisi hidup/running (bila perlu tarik choke).
h. Mengatur gas pada posisi stasioner.
i. Tarik tali starter untuk menghidupkan motor penggerak/engine.
j. Posisikan tuas gas dalam kondisi maju.
k. Tarik tuas kopling utama dalam kondisi hidup/connection untuk menjalankan rice transplanter.
9
l. Segera posisikan tuas menanam dalam kondisi hidup/connection.
m. Pertahankan kelurusan track saat menjalankan rice transplanter sehingga barisan/ alur tanam lurus, dan ikuti pola (track) pengoperasian rice transplanter ketika di lahan dalam proses penanaman sesuai dengan yang telah direncanakan.
10 BAB IV PEMBAHASAN A. Operasional Traktor Roda 4
Traktor roda empat merupakan alat dan mesin pertanian yang tergolong mesin kelas menengah sampai berat. Traktor roda empat memiliki empat buat roda, dua roda besar di bagian belakang dan dua roda kecil di bagian depan traktor. Sumber tenaga utama traktor roda empat adalah mesin diesel berbahan bakar solar yang dapat mengeluarkan tenaga 40 hp sampai 110 hp tergantung spesifikasi dan kelas traktor itu sendiri. Penggunaan traktor roda empat sebagai alat pengolah tanah dapat dilengkapi dengan tambahan alat bantu bajak. Bajak yang digunakan bervariasi, tergantung pada proses pengolahan tanah yang dilakukan. Pada proses olah tanah primer bajak yang digunakan adalah bajak singkal, bajak piringan, bajak rottary dan masih banyak lagi. Pada proses olah tanah sekunder umumnya menggunakan alat bantu garu.
Gambar 4.1 Traktor Roda 4
Bagian-bagian utama dari traktor roda empat adalah roda, mesin, ruang kemudi dan implemet tambahan berupa bajak. Mesin penggerak traktor roda empat menggunakan bahan bakar solar yang dapat menghasilkan tenaga 40- 110 horse power. Tenaga besar yang dihasilkan mesin traktor dihubungkan ke roda melalui gardan, pada traktor roda empat sendiri menggunakan sistem
11
double gardan karena penggunaannya yang luas dan medan yang dilalui cukup berat. Ruang kemudi digunakan untuk tempat duduk pengendara traktor itu sendiri. Pada ruang kemudi terdapat beberapa bagian-bagian lain yang digunakan untuk mengoperasikan traktor. Bagian-bagian yang terdapat di ruang kemudi antara lain setir untuk mengatur arah jalan traktor, pedal gas untuk menggerakkan traktor, pedal rem untuk menghentikan traktor, pedal kopling untuk memutus dan menyambungkan tenaga saat mengoper gigi dan beberapa tuas. Tuas yang terdapat pada ruang kemudi antara lain tuas persneling untuk mengatur maju mundur traktor, tuas persneling untuk mengatur percepatan tenaga, tuas hand rem/rem tangan dan terakhir tuas pengatur hidrolik implement bajak.
Gambar 4.2 Traktor Roda 4
Pengoperasian traktor roda empat meliputi beberapa tahapan. Tahapan pertama dan terpenting adalah pengecekan kondisi traktor, pengecekan berfungsi untuk memastikan kondisi traktor benar-benar baik dan aman untuk digunakan. Selanjutnya pengemudi atau operator bisa menaiki traktor melalui sisi kanan traktor, sebelum traktor dihidupkan pastikan semua tuas perseneling berada pada kondisi netral. Traktor dapat dihidupkan apabila semua tuas sudah berada pada kondisi netral dengan cara memutar kontak satu kali lalu diputar lagi hingga traktor hidup. Sebelum digunakan traktor harus dipanaskan terlebih dahulu untuk memastikan seluruh mesin siap digunakan. Setelah mesin dirasa
panas dan siap digunakan, traktor dapat digerakkan dengan cara menginjak penuh kopling, melepaskan rem tangan, memasukkan gigi persneling dengan percepatan yang diinginkan, lalu memilih gerak maju atau mundur, jika sudah kopling dapat dilepaskan dengan perlahan dibarengi dengan penginjakan gas.
Proses menghentikan traktor juga dapat dilakukan melalui beberapa tahap, pertama operator harus mengurangi kecepatan traktor. Kedua, setelah traktor mulai melambat injak rem dan kopling hingga traktor berhenti. Ketiga, jika traktor telah berhenti hubungkan kembali pengunci pedal kiri kanan dan mengaktifkan rem tangan, apabila traktor tidak digunakan lagi traktor dapat dimatikan dengan memutar kunci kontak sampai mesin mati.
B. Operasional Traktor Roda 2
Traktor roda dua merupakan alat yang sudah sangat populer dan lama sekali digunakan oleh petani untuk mengolah tanah mereka. Traktor roda dua umunya digunakan dalam pengolahan tanah primer maupun sekunder dengan bantuan bajak dan garu, selain itu traktor roda dua juga banyak digunakan sebagai alat transportasi hasil panen petani. Penggunaan traktor roda dua fleksibel, dapat digunakan pada lahan basah maupun kering. Traktor roda dua sering juga disebut dengan traktor tangan/hand tractor karena pengoperasiannya menggunakan dua tangan dan operator berjalan mengikuti arah traktor.
Gambar 4.3 Traktor Roda 2
Traktor roda dua terbagi menjadi beberapa bagian utama. Bagian pertama adalah mesin penggerak bermesin diesel dengan bahan bakar solar yang dapat
13
menghasilkan tenaga 8,5-11hp. Selain itu, terdapat juga traktor yang lebih kecil berbahan bakar bensin yang dapat menghasilkan tenaga hingga 6,5hp. Bagian lain dari traktor roda dua adalah kerangka, pada kerangka ini juga terdapat bagian lain seperti gardan penghubung tenaga dari mesin ke roda dan beberapa tuas dan belt untuk menghubungkan dan mengatur mesin.
Tenaga dari mesin diesel dihubungkan ke gardan melalui belt yang terhubung dengan roda gila dan beberapa pully. Tuas pengoperasian traktor juga bermacam-macam. Tuas pertama adalah tuas kopling utama yang digunakan untuk memutus dan menyambung tenaga dari mesin, kedua tuas kopling kanan dan kiri, tuas gas dan penggerak bajak atau garu (hanya ada pada beberapa jenis saja), tuas gas di samping mesin dan tuas pengatur kompresi.
Pada traktor roda dua biasa bajak dan kerangka dihubungkan dengan pengait di depan operator, sedangkan di beberapa jenis traktor terdapat garu yang dapat dikontrol oleh operator.
Pengoperasian traktor roda dua dapat dikatakan cukup mudah namun berat (karena bobot traktor yang harus disangga). Langkah pertama untuk mengoperasikan traktor roda dua tentu saja mengecek kondisi keseluruhan traktor. Traktor yang sudah dipastikan dalam kondisi prima lalu dapat dihidupkan dengan menggunakan engkol pada bagian samping mesin, sebelum di engkol pedal gas harus diatur ke posisi stasioner dan operator menekan tuas kompresi, jika saat engkol dirasa sudah ringan alat engkol lalu dilepas berbarengan dengan tuas kompresi. Langkah selanjutnya operator memegang pegangan traktor dan menekannya ke bawah sampai traktor lurus, sebelum dijalankan penyangga depan traktor harus dikaitkan ke bawah mesin. Langkah terakhir tuas kopling utama ditekan ke bawah dan traktor akan berjalan perlahan. Traktor tentu saja tidak hanya berjalan lurus, jika ingin membelokkan traktor ke kanan dapat dengan menekan tuas kopling kanan, dan sebaliknya untuk berbelok ke kiri dengan menekan kopling kiri. Setelah selesai membajak, jika ingin menghentikan traktor dapat dengan menekan tuas kopling kanan dan kiri dengan bersamaan lalu traktor akan berhenti, jika traktor akan dimatikan naikkan kembali tuas kopling utama dan kendurkan gas ke posisi stop.
C. Operasional Alat Penanam Padi (Rice Planter) dibandingkan dengan Tanam Manual
Rice transplanter atau alat penanam padi merupakan alat yang dibuat dan dikembangkan khusus untuk memudahkan petani dalam menanam padi di sawah. Alat penanam padi menggunakan mesin penggerak utama motor mesin bertenaga 6-8 hp. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin dibagi ke dua bagian mesin, yaitu roda penggerak dan alat penanam padi, tenaga tersebut disambungkan ke bagian-bagian tersebut menggunakan v-belt. Bagian pengendali dari alat ini kurang lebih hampir sama dengan traktor roda dua.
Pengendali gerak terbagi menjadi tuas gas, tuas kopling utama, tuas koping kanan dan kiri, tuas pengendali pelampung dan saklar. Pengendali lain pada mesin ini adalah pengendali tanam, terdiri atas pengendali jumlah bibit, pengendali kedalaman tanam dan kopling penanam. Terdapat satu bagian utama lain dari alat ini, yaitu tempat penampung bibit yang berada di depan tuas pengendali gerak.
Gambar 4.4 Alat Penanam Padi Rice Transplanter
Mesin rice transplanter dirancang beroperasi pada lahan dengan kedalaman lumpur kurang dari 40 cm. Cara kerja mesin ini adalah dengan menancapkan bibit padi ke tanah menggunakan picker, dan garpu penanam akan menancapkan pada setiap satu titik tanam dalam 4 baris. Komponen
15
utama dari rice transplanter yaitu penggerak, dengan menggunakan bensin.
Kemudian, ada rangka dan transmisi, di mana kerangka berfungsi untuk melekatkan setiap mesin-mesin yang ada, sedangkan transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga. Lalu, ada pengendali yang berupa tuas-tuas pada mesin rice planter.
Pengoperasian alat penanam padi terbagi menjadi beberapa tahap, pertama memastikan seluruh tuas berada pada posisi netral. Langkah kedua pastikan semua tuas penanaman sudah berada pada posisi yang diinginkan, seperti tuas kedalaman, tuas jumlah bibit dan pelampung, pastikan juga bibit sudah diletakkan di tempat penampung bibit. Langkah ketiga putar saklar ke posisi
“on”, atur gas ke posisi stasioner lalu tarik tali starter, jika mesin dirasa susah hidup tuas choker dapat ditarik untuk mempermudah. Langkah keempat pindahkan tuas pengendali ke mode jalan penanaman dan naikkan kopling utama ke posisi nyala. Langkah kelima hidupkan tuas penanaman untuk memulai penanaman. Jalannya alat penanam padi dapat diatur dengan tuas kopling, jika akan berbelok ke kanan dapat menekan tuas kopling kanan dan jika ingin berbelok ke kiri dapat menekan tuas kopling kiri, jika ingin berhenti tekan kopling kanan dan kiri secara bersamaan. Ketika penanaman sudah selesai, tekan kedua tuas kopling untuk menghentikan alat, turunkan kembali tuas kopling utama dan matikan tuas penanam.
Rice transplanter memiliki banyak keunggulan dibanding dengan metode penanaman padi manual atau disebut tandur (tanam mundur). Rice transplanter memiliki keunggulan seperti dapat menghemat biaya jasa tenaga kerja penanam, dapat menghemat waktu penanaman, dapat menanam padi dengan skala yang lebih besar dan luas lahan yang lebih luas dan dengan jarak tanam yang dapat diatur maka jarak tanam akan lebih rapi dan teratur. Penggunaan alat ini juga dapat membantu meningkatkan indeks mekanisasi pertanian Indonesia.
Kekurangan alat ini dibanding dengan metode tandur adalah lokasi penanaman yang tidak dapat dilakukan di daerah berlereng dan sempit, selain itu alat penanam padi membutuhkan ruang yang luas untuk manuver, sehingga
terdapat sisa bagian di ujung petak sawah yang tidak dapat ditanam karena digunakan untuk manuver. Kekurangan lain adalah jika operator yang menggunakan alat kurang profesional maka hasil tanam akan tidak rapi dan berkelok. Bibit padi yang digunakan juga harus menggunakan bibit khusus, terutama pada ukuran, kepadatan bibit dan ketinggian bibit, jika bibit tidak sesuai maka alat penjepit akan eror. Selain itu penyemaian benih padi juga harus dilakukan pada nampan khusus, sehingga cukup sulit dilakukan dan memerlukan banyak nampan untuk wilayah tanam luas, berbeda dengan tandur yang menggunakan wilayah sawah untuk penyemaian bibit. Persoalan harga juga dapat mempengaruhi penggunaan dan distribusi alat ini, tetapi pemerintah juga telah mengambil upaya pemberian bantuan alat penanam kepada petani- petani seluruh Indonesia.
17 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Alat dan Mesin Pertanian yang telah di lakukan di SMKN 1 Mojosongo Boyolali, dapat ditarik kesimpulan berupa:
1. Perkembangan alat dan mesin pertanian sudah berjalan sejak zaman penjajahan Belanda, era orde baru hingga era modern saat ini yang dikenal dengan mekanisasi pertanian.
2. Tujuan utama dari mekanisasi pertanian melalui alsintan adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mencapai ketahanan pangan.
3. Traktor roda empat adalah alat mesin pertanian yang tergolong kelas menengah sampai berat. Traktor roda empat ditenagai dengan mesin diesel bertenaga solar yang dapat menghasilkan tenaga 40-110hp.
4. Penggunaan utama traktor roda empat adalah sebagai alat pengolah tanah yang digunakan pada lahan basah dan kering dengan cakupan lahan yang luas, selain itu traktor roda empat juga dapat digunakan untuk transportasi hasil panen.
5. Traktor roda dua juga sering disebut dengan traktor tangan. Traktor roda dua ditenagai oleh mesin diesel berbahan bakar solar yang dapat menghasilkan tenaga 8,5-11 hp.
6. Penggunaan utama traktor roda dua adalah sebagai alat pengolah tanah dengan bantuan bajak dan garu yang dapat digunakan pada lahan basah dan kering dengan cakupan lahan yang lebih kecil daripada traktor roda empat, selain itu traktor roda empat juga dapat digunakan untuk transportasi hasil panen.
7. Alat rice transplanter merupakan mesin yang digunakan untuk menanam padi dengan lebih cepat, lahan lebih luas dan efisien. Rice transplanter ditenagai dengan mesin motor bensin yang dapat menghasilkan tenaga sampai 6,5 hp.
8. Keunggulan rice transplanter dibanding metode tandur adalah lebih hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya jasa tenaga kerja dan dapat digunakan untuk lahan yang luas.
9. Kekurangan rice transplanter adalah tidak bisa digunakan di lahan berlereng dan sempit, membutuhkan wilayah luas untuk manuver dan menyisakan ruang kosong yang tidak tertanami, membutuhkan bibit khusus dan tempat penyemaian bibit khusus dan terakhir memiliki harga yang sangat mahal untuk petani.
B. Saran
Berdasarkan praktikum Alat dan Mesin Pertanian yang telah di lakukan di SMKN 1 Mojosongo Boyolali, dapat ditarik kesimpulan berupa:
1. Jika lokasi praktikum cukup jauh mungkin dapat menggunakan akomodasi tambahan untuk meminimalisir risiko saat perjalanan, mengingat jalanan yang penuh kendaraan besar, ramai dan jauh.
2. Diharapkan co-ass dapat lebih mengawasi saat berada dijalan/di perjalanan baik berangkat maupun pulang.
3. Diharapkan co-ass juga turut aktif saat penyampaian materi saat kunjungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R., & Prasetyo, W. B. (2021). Respon Petani terhadap Mekanisasi Pertanian pada Pertanian Padi di Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan, 6(2), 85-95.
Dhafir, M., Idkham, M., & Munawar, A. A. (2021). Work Motion Study Of Pivot Type Trailer Operation On Two Wheel Tractors. INMATEH-Agricultural Engineering, 65(3).
Murti, U. Y., Iqbal, I., & Useng, D. (2016). Uji Kinerja dan Analisis Biaya Traktor Roda 4 Model AT 6504 dengan Bajak Piring (Disk Plow) pada Pengolahan Tanah. Jurnal Agritechno, 9(1): 63-69.
Saferi, R., Yanto, A., & Bintarnel, A. (2022). Design Development of Rice Transplanter with Quality Function Deployment Method. Jurnal Teknik Mesin, 12(1), 51-60.
Setiawan, A., & Afrizal, A. (2019, February). Analisis Penentuan Keseimbangan Beban pada Mesin Rice Transplanter Indo Jarwo 2: 1. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).
Setiawan, D. (2018). Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Potensi Alat dan Mesin Pertanian Kabupaten Lampung Tengah.
St Fatmawaty, A., & Bijaksana, A. A. (2023). Implementasi Alat dan Mesin Pertanian dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia. JNSTA ADPERTISI JOURNAL, 3(1), 30-33.
Tarigan, H. (2018). Mekanisasi Pertanian dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Forum Penelitian Agro Ekonomi, 36(2) 117-128.
Zulfakri, Z., Fachruddin, F., & Defrian, A. (2019). Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan Kapur Terhadap Kapasitas Kerja Dan Efisiensi Traktor Pada Lahan Kering. Rona Teknik Pertanian, 12(2), 64-72.
LAMPIRAN
21
Pengoperasian Alat Traktor Roda 4
Traktor Roda 4
Traktor Roda 2
Traktor Roda 2
23
Alat Rice Transplanter
Pengoperasian Alat Rice Transplanter