• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Mikrobiologi Bakteri dan Mikologi Veteriner

N/A
N/A
Qori Nurul Husnaida

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktikum Mikrobiologi Bakteri dan Mikologi Veteriner"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BAKTERIOLOGI & MIKOLOGI VETERINER

Praktikum I

Acara 1: Penanaman Bakteri Pada Berbagai Media dan Morfologi Koloni Bakteri Acara 2 : Morofologi Sel dan Pewarnaan/Staining Bakteri (Sederhana & Gram)

disusun oleh :

Nama : Qori Nurul Husnaida NIM : 20/461925/KH/10760 Kelompok : 8

Asisten : Jasmine Amadea Lintang Amandagi

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2021

(2)

HASIL PRAKTIKUM Escherichia coli Media

Keterangan Sebelum

Inkubasi

Sesudah Inkubasi Media Agar Tegak

(Tumbuh di bekas tusukan)

Tujuan : Penggunaan media agar tegak ini digunakan untuk menguji toleransi bakteri terhadap tingkat oksigen yang rendah (Leboffe dan Pierce, 2011).

Sebelum Inkubasi : Media agar masih terlihat jernih, dan bakteri belum tumbuh.

Sesudah Inkubasi : Terdapat koloni bakteri yang tumbuh pada bekas tusukan 2/3 media.

Interpretasi Hasil : Bakteri Escherichia coli akan tumbuh pada penanaman dalam media agar tegak di bekas tusukan ose yang seperti jarum yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan literatur Leboffe dan Pierce (2011) bahwa bakteri akan tumbuh ke bagian atas agar jika merupakan aerob dan kebalikannya jika anaerob obligat. Pada hasil praktikum, bakteri Escherichia coli tumbuh hingga kedasar agar menandakan jenis bakteri anaerob fakultatifyang memiliki ciri bakteri memiliki sifat aerotolerance yang meyebabkan bakteri dapat hidup ada atau tanpa oksigen.

Media Agar Miring

(Tumbuh)

Tujuan : Penggunaan media agar miring ini digunakan untuk menyimpan stok kultur pada bakteri (Leboffe dan Pierce, 2011).

Sebelum Inkubasi : Media agar masih jernih dan belum terlihat penumbuhan bakteri pada media agar.

Sesudah Inkubasi : Terdapat bagian keruh atau bintik-bintik dibagian permukaan bekas goresan zig- zag menggunakan ose pada media.

(3)

Interpretasi hasil : Bakteri Eschericia coli tumbuh pada permukaan media agar miring yang telah digores secara zig-zag menggunakan ose dan berwarna pucat. Menurut literatur Leboffe dan Pierce (2011) bahwa bakteri sering menunjukkan morfologi warna dan tekstur pada media agar miring.

Media Kaldu (Broth)

Keruh

Tujuan : penggunaan media kaldu (broth) sering digunakan untuk memproduksi kultur baru pada bakteri (Leboffe dan Pierce, 2011).

Sebelum Inkubasi : Media masih jernih dan belum terdapat endapan bakteri yang tumbuh.

Sesudah Inkubasi : Media menjadi keruh, terdapat endapan, dan terdapat bakteri yang tumbuh.

Interpretasi hasil : Bakteri Escherichia coli tumbuh pada penanaman dengan media kaldu (broth).

Menurut literatur Elrod dan Stansfield (2007) bahwa bakteri bisa ditumbuhkan dalam suatu kaldu (broth) atau medium kultur cair atau medium yang dipadatkan dengan penambahan agar.

Media Agar Plat

(Tumbuh koloni)

Tujuan : Penggunaan media agar plat digunakan untuk mengisolasi bakteri atau organisme lain dari kultur yang tercampur dengan metode penanaman streak T Method (Leboffe dan Pierce, 2011).

Sebelum Inkubasi : Media masih jernih dan belum terdapat bakteri.

Sesudah Inkubasi : Pada cawan petri tumbuh bakteri dan terbentuk koloni bakteri terpisah.

Interpretasi hasil : Terdapat koloni bakteri berwarna putih yang dimana menurut literatur Quinn, dkk.

(2011) hasil inkubasi dengan media agar plat menghasilkan koloni yang berwarna putih.

(4)

Morfologi koloni Eschericia coli diujung bagian bakteri berbentuk hemispherical memiliki flagela untuk bergerak atau disebut juga motil (Berg, 2004).

Media Agar Tuang (pour plate)

(Tumbuh koloni)

Tujuan : Penggunaan media agar tuang digunakan untuk menghitung bakteri sel secara kuantitatif dengan cara membuat bakteri tersebar (Markey, dkk, 2013)

Sebelum Inkubasi : Media masih jernih dan bakteri belum tumbuh.

Sesudah Inkubasi : Terdapat koloni bakteri yang tumbuh menyebar pada media da terdapat bintik- bintik pada cawan petri.

Interpretasi hasil : Terdapat koloni bakteri Escherichia coli yang berbentuk bulat dan tumbuh menyebar pada penanaman dengan media agar tuang (pour plate). Menurut literatur Markey dkk. (2013) koloni akan dihasilkan ssepanjang agar dan permukaannya berkisar 30 sampai 300 koloni per plat. Menandakan bakteri tumbuh tersebar dan dapat dihitung jumlahnya.

Staphylococcus sp.

Media Keterangan

Sebelum Inkubasi

Sesudah Inkubasi Media Agar Tegak

(Tumbuh di bekas tusukan)

Sebelum inkubasi : media solid, bidang tegak dan belum ada koloni.

Sesudah : media solid, bidang tegak dan terdapat koloni bakteri yang tumbuh di bekas tusukan 2/3 media.

Interpretasi hasil : terdapat bakteri yang tumbuh dari bekas tusukan ose yang seperti jarum yang berwarna putih. Menurut literatur Leboffe dan Pierce (2011)

(5)

bahwa bakteri akan tumbuh ke bagian atas agar jika merupakan aerob dan kebalikannya jika anaerob obligat. Pada hasil praktikum, bakteri Staphylococcus sp. tumbuh hingga kedasar agar menandakan jenis bakteri anaerob fakultatif.

Media Agar Miring

(Tumbuh)

Sebelum inkubasi : media solid, bidang miring, goresan zig-zag dan belum ada koloni.

Sesudah inkubasi : terdapat koloni bakteri di dasar bekas olesan usa.

Interpretasi hasil : bakteri yang tumbuh pada agar miring menunjukan pertumbuhannya pada lokasi goresan di dasar kemiringan (Angelina, dkk., 2015), sehingga pada hasil praktikum menunjukan Staphylococcus sp. dapat tumbuh dalam media miring.

Media Kaldu (Broth)

(Keruh)

Sebelum inkubasi : media cair, masih jernih dan belum terdapat koloni.

Sesudah inkubasi : media menjadi keruh karena terdapat koloni bakteri yang tumbuh.

Interpretasi hasil : menurut Leboffe dan Pierce (2011) beberapa bakteri akan menghasilkan kekeruhan pada media kaldu dan Staphylococcus sp.

berubah menjadi keruh karena menjadi sedimen didasar tabung. Dapat disimpukan bahwa hasil praktikum berubah menjadi keruh dan menandakan adanya pertumbuhan bakteri.

Media Agar Plat

(Tumbuh koloni)

Sebelum inkubasi : media dibagi menjadi 3 kuadran (Metode T-Streak), media solid dan belum terdapat koloni.

Sesudah inkubasi : terdapat koloni bakteri yang tumbuh terpisah.

(6)

Interpretasi hasil : menurut Quinn, dkk. (2011) akan menghasilkan koloni yang berwarna putih kekuningan. Pada hasil praktikum terdapat warna putih pada garis paralel yang menandakan pertumbuhan koloni hasil budidaya baru. Morfologi koloni Staphylococcus sp. berbentuk coccus, bertekstur halus, dengan warna kekuningan (Quinn, dkk., 2011).

Media Agar Tuang (pour plate)

(Tumbuh Koloni)

Sebelum inkubasi : media masih jernih dan belum ada bakteri.

Sesudah inkubasi : koloni bakteri mulai tumbuh dan terdapat titik-titik bakteri kecil yang tersebar.

Interpretasi : menurut literatur Markey dkk. (2013) koloni akan dihasilkan sepanjang agar dan permukaannya berkisar 30 sampai 300 koloni per plat. Menandakan bakteri tumbuh tersebar dan dapat dihitung jumlahnya.

Hasil Pengecatan Keterangan

Staphylococcus aureus

Pengecatan Sederhana Tujuan : mengetahui dan menguji ada atau tidaknya bakteri dan mengidentifikasi morfologi dari bakteri (Tivani dkk, 2019)

Prinsip : Pewarna sederhana yaitu suatu teknik pewarnaan pada bakteri dengan cara mewarnai apusan bakteri yang sudah difiksasi dengan satu jenis zat pewarna sederhana yang bersifat basa.

Fiksasi panas membunuh sebagian besar bakteri, membuatnya menempel pada kaca, dan menggumpalkan protein sitoplasma agar lebih terlihat. Pewarna sederhana tertarik pada muatan negatif di permukaan sebagian besar sel bakteri. Dengan demikian, sel menjadi berwarna. Pewarna sederhana yang umum

(7)

termasuk methylene blue, Crystal violet, dan safranin (Jiwintarum dkk, 2016).

Interpretasi:

Koloni bakteri Staphylococcus aureus berbentuk coccus seperti buah anggur dan berwarna ungu. Berdasarkan literatur Mutmainah, dkk. (2018) disebutkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan bakteri berkoloni bulat dengan diameter koloni 5-9 mm, sel berbentuk coccus elevasi cembung, tepian licin, gram positif dan susunan sel bergerombol.

Pengecatan Gram Tujuan : pewarnaan ini bertujuan untuk melihat sifat gram pada bakteri, apakah itu positif atau negatif, serta mengidentifikasi morfologi bakteri tersebut (Hayati dkk, 2019).

Prinsip : sebelum dilakukan pewarnaan, sel terlihat transparan, kemudian pengecatan diawali dengan menggunakan crystal violet, lalu didiamkan 1-2 menit. Sisa zat warna kemudian dibuang, kemudian dibilas dengan air dan ditetesi dengan lugol. Setelah itu, Preparat dilunturkan dengan alkohol 96% sampai semua zat warna luntur, dan segera cuci dengan air mengalir. Teteskan dengan zat warna safranin, biarkan selama 2 menit lalu bilas dengan air mengalir kemudian dibiarkan kering (Hayati dkk,2019)

Interpretasi:

Staphylococcus aureus berbentuk bulat seperti untaian buah anggur, memiliki diameter 0,5-1,0 μm, memiliki tepi rata dan elevasi cembung.

Bakteri ini merupakan golongan bakteri gram positif yang berwarna ungu, Warna ungu disebabkan karena bakteri mempertahankan warna pertama, yaitu Kristal violet. Perbedaan

(8)

sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan pada dinding sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan peptidoglikan lebih tebal jika dibanding dengan Gram negatif (Karimela dkk,2017).

Escherichia coli

Pengecatan Sedehana Tujuan : mengetahui dan menguji ada atau tidaknya bakteri, dan mengidentifikasi morfologi dari bakteri (Tivani dkk, 2019).

Interpretasi:

Escherichia coli berbentuk kapsul silindris atau seperti batang (bacillus) diujung bagian bakteri berbentuk hemispherical memiliki flagela untuk bergerak (motil) (Berg, 2004). Menandakan bakteri ini memiliki morfologi bacillus. dengan panjang sekitar 2 mikrometer dan diameter 0,5 mikrometer (Sutiknowati, 2016).

Pengecatan Gram Tujuan : pewarnaan ini bertujuan untuk melihat sifat gram padaa bakteri, apakah itu positif atau negatif, serta mengidentifikasi morfologi bakteri tersebut (Hayati dkk, 2019).

Interpretasi:

Escherichia coli memiliki morfologi sel bakteri bacillus atau batang lurus (straight-rods) dengan panjang 2-6 μm dan diameter 1-1,5μm (Markey, dkk., 2013). Sifat bakterinya berupa gram negatif karena berwarna merah karena tidak memiliki warna dan berwarna merah jika di lakukan decolorization. Menurut lieratur Rogers (2011) Escherichia coli memiliki dinding sel peptidoglikan yang tipis (hanya selapis hingga dua lapis sel) sehingga pewarna biru dapat luntur dengan mudah, kemudian kembali diwarnai dengan pewarna merah yang lebih lemah sehingga bakteri berwarna merah.

(9)

KESIMPULAN

Penanaman bakteri pada media agar tegak dapat digunakan untuk identifikasi kebutuhan oksigen bakteri dengan cara penanaman bakteri adalah ditusuk 2/3 bagian dari permukaan. Bakteri Escherichia coli memberikan hasil bahwa bakteri tumbuh pada media sehingga menandakan bakteri adalah anaerob fakultatif (dapat hidup ada atau tanpa oksigen).

Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus memberikan hasil bahwa bakteri dapat tumbuh pada media dan menandakan jenis bakteri anaerob fakultatif pula.

Penanaman bakteri pada media agar miring dapat digunakan untuk menyimpan stok kultur pada bakteri dengan cara penanaman menggunakan pola zig-zag pada media menggunakan ose. Bakteri Escherichia coli memberikan hasil bahwa bakteri tumbuh pada permukaan media agar miring yang telah digores secara zigzag ose dan berwarna pucat. Begitu juga untuk uji bakteri Staphylococcus sp. pertumbuhannya pada lokasi tusukan pada media miring.

Penanaman bakteri pada media kaldu (broth) dapat digunakan untuk memproduksi kultur baru pada bakteri dengan cara penanaman diaduk. Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus sp. dapat merubah warna kaldu menjadi keruh, meskipun untuk Staphylococcus sp. terdapat endapan. Perubahan warna kaldu menjadi keruh menandakan adanya pertumbuhan bakteri.

Penanaman bakteri pada media agar plat dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri atau organisme lain dari kultur yang tercampur dengan metode penanaman streak T Method.

Bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus sp. sama sama menghasilkan koloni baru pada garis pararel berwarna putih atau putih kekuningan yang menandakan adanya pertumbuhan koloni hasil budidaya baru. Escherichia coli berbentuk silindris atau seperti batang (bacillus) sedangkan Staphylococcus sp. berbentuk coccus.

Penanaman bakteri pada media agar tuang (pour plate) dapat digunakan untuk menghitung bakteri sel secara kuantitatif dengan cara persebaran koloni bakteri. Pada bakteri Escherichia coli terdapat persebaran koloni pada agar walau tidak nampak jelas. Sedangkan pada bakteri Staphylococcus sp. tumbuh pada permukaan agar dan nampak jelas sehingga dapat dilakukan perhitungan dengan benar.

Pengecatan sederhana bertujuan untuk menghasilkan warna pada sel bakteri sehingga dapt diamati bentuk selnya melalui mikroskop. Bakteri Staphylococcus aureus berbentuk coccus seperti buah anggur dan berwarna ungu. Sedangkan bakteri Escherichia coli berbentuk kapsul silindris atau seperti batang (bacillus).

Pengecatan gram bertujuan untuk membedakan bakteri gram positif dan negatif dengan memanfaatkan perbedaan struktur dinsing sel melalui proses pelarutan lipid (decolorization). Staphylococcus aureus tergolong bakteri gram positif karena dinding selnya sebagian besar tersusun atas peptidoglikan yang dapat menahan pewarna biru (crystal violet)

(10)

tetap di dalam sel bakteri. Sedangkan bakteri Escherichia coli berupa gram negatif karena dinding selnya terdapat peptidoglikan yang tipis sehingga pewarna biru dapat luntur dengan mudah saat dilakukan decolorization.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, M., Turnip, M., Khotimah, S. 2015. Uji aktivitasn Ekstrak Etanol Daun Kemangi Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Jurnal Protobiont. 4(1): 184-189.

Berg, H. C. 2004. Escherichia coli in Motion. USA: Springer-Verlag New York, Inc.

Elrod, S. L., Stansfield, W. D. 2007. Schaum’s Outlines of Theory and Problems of Genetics.

Jakarta : Erlangga.

Hayati, L.N., Tyasningsih, W., Praja, R.N., Chusniati, S., Yunita, M.N., dan Wibawati, P.A.

2019. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus pada Susu Kambing Peranakan Etawah Penderita Mastitis Subklinis di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. Vol 2(2) : 76-82

Jiwintarum, Y., Rohmmi, dan Prayuda, I.D.P.M. 2016. Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri. Jurnal Kesehatan Prima. Vol 10(2) : 1726-1734

Karimela, E,J, Frans,G,I, & Henry,A,D. (2017). Karakteristik Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Ikan Asap Pinekuhe Hasil Olahan Tradisional Kabupaten Sangihe.

JPHPI, 20(1):188-198

Leboffe, M,J., Pierce, B. E. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory 4th Edition. USA : Morton Publishing Company.

Markey, B., Leonard, F., Archambault, M., Cullinane, A., Maguire, D. 2013. Clinical Veterinary Microbiology 2nd Edition. UK : Elsevier Health Sciences.

Mutmainah, B., Supnawadi dan Ni’matuzzaroh. 2018. Efektivitas Ekstrak Etanol Mimosa pudica L. terhadap Pembentukan Biofilm Staphylococcus aureus. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 2 (8) : 835-839.

Quinn, P., Markey, B., Leonard, F., Patrick, F., Fanning, S. and Hartigan, P. 2011.Veterinary Microbiology and Microbial Disease Second edition. 912pp. Oxford, Wiley- Blackwell.

Rogers, K. 2011. Bacteria and Viruses. New York : Britannica Educational Publishing

Sutiknowati, L. (2016). Bioindikator Pencemar, Bakteri Escherichia coli. Oseana, 41(4):63- 71 Tivani, I., Amananti, W., & Sunardi,A. (2019). Uji Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Jamu Gendong Kunyit Asem di Kabupaten Tegal. Jurnal Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal, 8(1) : 31-35

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan, pada percobaan pewarnaan gram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli didapatkan bahwa bakteri Staphylococcus

Pada praktikum sebelum nya bakteri koloni 1 merupakan bakteri yang berbentuk basil, dan saat dilakukan pewarnaan dengan larutan malakit hijau sel vegetative

Hal ini berarti bahwa bakteri koloni 2 termasuk bakteri gram positif karena sel bakteri dapat mempertahankan warna dasar dari pewarnaan larutan amonium oksalat

• Escherichia coli pada transfer bakteri dari media Agar pada cawan petri (agar plate) ke Agar miring.. Bakteri ini sedikit tumbuh di atas permukaan media dengan warna putih

10 BAB V PENUTUP KESIMPULAN Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang

Makalah ini berisi tentang laporan praktikum mikrobiologi sterilisasi, yang disusun oleh kelompok 1 kelas

Laporan praktikum mengenai alat-alat yang digunakan dalam bidang mikrobiologi

Laporan praktikum ini membahas tentang fermentasi substrat cair dalam mikrobiologi industri, termasuk latar belakang, kelebihan, kekurangan, dan contoh