• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR “STERILISASI”

Disusun Oleh:

Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B

Kelompok 6

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

(2)

I. Judul Praktikum : Sterilisasi II. Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2012, tempat di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.

III. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini ialah praktikan dapat mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, dan tyndalisasi, juga diharapkan praktikan dapat melakukan kerja aseptis.

IV. Dasar Teori

Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda atau daerah. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah lama menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. (Anonym, 2012).

Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu pembersihan, sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar-x, sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air bertekanan (autoklaf), dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan). (Indan, 2003).

Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologi dan pengawetan bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau dalam stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Jika suatu larutan tidak steril atau yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh

(3)

mikroorganisme, peristiwa ini disebut dengan kontaminasi atau pencemaran. (Hans, 1994).

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa :

a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas digunakan alat “bejana/ ruang panas” (oven dengan temperatur 170°C - 180°C dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas. b. Sterilisai secara kimia (misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, dan larutan formalin.).

c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan msalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba). (Suriawira, 2005).

d. Sterilisasi dengan panas lembab

Sterilisasi dengan panas lembab biasanya dilakukan dalam suatu bejana logam yang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air jenuh bertekanan 15 lb/in2 (15 Psi/ Pound square inch) selama + 15 menit pada suhu 121°C. Suhu tersebut merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk bahan-bahan yang akan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Hubungan antara tekanan dan suhu tersebut hanya berlaku bagi tempat pada permukaan laut. Untuk tempat-tempat diatas permukaan laut diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mencapai suhu yang sama.

Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang dapat ditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa merusaknya. Contoh bahan yang dapat disterilkan dengan autoklaf adalah media biakan, larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antara uap air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi. Penataan muatan didalam autoklaf harus agak longgar sehingga memungkinkan tekanan uap air menembus ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan tersebut.

(4)

Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialah mengkoagulasikan protein-protein mikroba dan mengaktifkannya secara searah tak terkebalikan. Proses sterilisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalam autoklaf hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara yang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoklaf tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu mencapai 121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12 menit untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain kepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai. Umumnya bahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan pemanasan yang lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai melebihi dua pertiga dari tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakin baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan lima labu yang masing-masing berisi satu liter media daripada menggunakan satu labu berisi lima liter media. Volume yang lebih kecil memerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya siklus sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.

Hal yang harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlalu ketat sehingga kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang kemudian dilindungi dengan kertas atau alumumium foil supaya kapas tidak terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan sumbat karet, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan tekanan harus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus dibiarkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka. (Suriawira, 2005).

(5)

V. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Cawan petri Gelas ukur Aquadest Kertas koran

Jarum inokulum Gelas kimia Alkohol 70%

Autoklaf Oven Spirtus

Tabung reaksi Pinset Kapas

Labu erlenmeyer Pipet ukur Alumunium foil

Bunsen burner Korek api

VI. Prosedur Kerja

A. Sterilisasi dengan cara pembakaran Bunsen Burner

Dinyalakan dan diatur besar api nya

Jarum Inokulum (ose)

Dibakar hingga menyala dari ujung hingga pangkalnya

Jarum ose yang telah dipanaskan

Didiamkan hingga dingin

(6)

B. Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf

a. Tabung Reaksi

b. Cawan Petri Tabung Reaksi

Lubang tabung reaksi di tutup (disumbat) dengan kapas sekuat mungkin

Tabung yang sudah disumbat

Cawan Petri

Dibungkus rapi dengan kertas koran

(7)

C. Sterilisasi dengan Autoklaf

Alat-alat yang akan disterilisasi yang telah disiapkan

Dimasukkan kedalam autoklaf

Autoklaf

Sumber panas (Kompor) dinyalakan lalu simpan autoklaf diatasnya. Tunggu hingga semua udara keluar (hanya uap yang memenuhi ruangan autoklaf

Autoklaf

Setelah keluar uap air, dan suhu mencapai 121°C dan tekanan 15 Psi hitung timer selama 15 menit

Autoklaf Setelah 15 menit

Dimatikan sumber panasnya (kompor) dan tunggu hingga tekanan dalam autoklaf sama dengan tekanan udara di lingkungan ( diluar )

Alat-alat

Alat-alat siap digunakan

(8)

VII. Hasil Pengamatan

A. Persiapan alat sebelum di sterilisasi dengan autoklaf Tabung Reaksi

Cawan Petri

Sebelum tabung rekasi di tutup dengan kapas siapkan kapas yang telah digulung.

Cawan Petri disimpan diatas koran

Kertas koran dilipat menutupi cawan petri Kapas dimasukkan kelubang tabung reaksi

(disumbatkan) sepadat mungkin, tapi kapas masih dapat ditarik keluar.

Kertas koran menutupi seluruh permukaan cawan

Tabung rekasi siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf

Cawan Petri siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf

(9)

B. Sterilisasu pada autoklaf

Gambar ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf keterangan

Gambar ketika proses pemanasan Autoklaf di atas kompor sebagai sumber panas.

Pada proses ini dibutuhkan waktu selama 15 menit (dihitung sejak suhu mencapai 121°C dan tekanan mencapai 15 Psi.

Dan tutup uap keluar dibuka sekali-kali untuk mendapatkan suhu dan tekanan yang tetap yaitu 121°C dan tekanan 15 Psi.

Gambar pada saat Autoklaf selesai

mensterilisasi benda-benda di dalam nya. Autoklaf boleh dibuka pada saat tekanan dan suhu mencapai angka nol pada alat pengukur suhu dan tekanan yang terdapat pada Autoklaf ini.

(10)

VIII. Pembahasan

Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan atau alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora).

Sebelum melakukan percobaan atau praktikum mikrobiologi khususnya pada praktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada penelitian-penelitian lainnya mengenai mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari maikroba atau zat-zat lain yang menempel pada bahan atau alat yang akan digunakan. Adapun metode sterilisasi yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sterilisasi pemanasan basah, yaitu dengan menggunakan autoklaf.

Adapun pembahasan pada praktikum kali ini adalah :

1. Persiapan alat yang akan di sterilisasi dengan autoklaf, yaitu pertama perlakuan pada tabung reaksi yaitu dengan menyumbat lubang tabung reaksi dengan menggunakan kapas sepadat mungkin tetapi masih dapat dibuka (kapasnya, tidak menyumbat selamanya). Lalu kedua perlakuan pada cawan petri yang akan di sterilisasi juga menggunkan autoklaf yaitu dengan membungkusnya menggunakan kertas koran pada seluruh permukaan cawan petri dengan rapi. Lalu alat-alat tersebut pun siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf.

2. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan uap air bertekanan untuk mensterilisasikan suatu benda dengan mengkoagulasikan protein pada bakteri sehingga bakteri akan mati.

Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas basah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men-steril-kan benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu

(11)

yang berkisar antara 110°C dan 121°C. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. (Anonym, 2012)

Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah, yaitu :

a. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator).

b. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.

c. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabel terhadap uap.

d. Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012).

XI. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme baik yang patogen atau pun yang tidak. Baik yang vegetatif maupun yang non-vegetatif (spora).

2. Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekamik. 3. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi

fisik yang menggunakan pemanasan basah ( menggunakan uap air bertekanan) yang dilakukan pada suhu 121°C dan tekanan 15 Psi selama 15 menit.

4. Alat dan bahan yang disterilisasi dengan autoklaf ini harus dapat ditembus dengan uap air (bukan alat atau benda yang menolak uap air/hidrofobik).

(12)

Daftar Pustaka/ Daftar Acuan

Anonym. 2012. Jurnal Pengenalan Alat dan Sterilisasi.

http://www.farmasiq.blogspot.com/feeds/comment.default

. [04

Oktober 2012].

Anonym. 2012. Sterilisasi secara kimia.

http://www.blogcatalog.com/directory/educationnad_training/se

condary

. [04 Oktober 2012].

Indan. 2003.

Mikrobiologi dan Parasitologi

. PT. Citra Aditya

Bakti; Bandung.

Suriawira. 2005.

Pengantar Mikrobiologi Umum

. Angkasa.

Bandung.

Yusriani, dr. 2008.

Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.

UIT;

Makassar.

Gambar

Gambar ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf  keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Cawan petri, berisi nutrien Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA) steril, koloni yang akan dimurnikan, 10 ml

Syarat penyimpanan: suhu ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api dan panas termasuk loncatan api, listrik dan bara rokok, jauhkan dari bahan-bahan cairan

perubahan suhu maka semakin besar pula kalor yang diserap atau diterima oleh suatu zat.Sisa kalor yang dilepaskan oleh air panas diserap oleh kalorimeter.Pada percobaan pencampuran

Menentukan jumlah koloni yang tumbuh dalam media padat pada media padat dalam cawan petri, menggunakan jarum ose dengan teknik streak, air keran menggunakan batang L

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan

Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. DAFTAR PUSTAKA 

KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengujian sifat kimia kadar ekstraktif larut dalam air panas dilakukan dengan menguji serbuk kayu yang