• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Perjanjian Kerjasama Penggaduhan Kambing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surat Perjanjian Kerjasama Penggaduhan Kambing"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA PENGGADUHAN

KAMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini: 1

.

Nama :SEPTIAN ENGGAR

FRIYANTIKO……….. Pekerjaan : PARAMEDIS……… …….. Alamat Lengkap :DSN WARINGIN RT/RW 005/003 KEL SAMBIJAJAR KEC SUMBERGEMPOL KAB TULUNGAGUNG….…..

Dalam hal ini bertindak atas nama pribadi yang selanjutnya disebut PEMILIK 2 . Nama : ……… ….. Pekerjaan : ……… ….. Alamat Lengkap : ……… …..

Dalam hal ini bertindak atas nama pribadi yang selanjutnya disebut PENGGADUH

Kedua belah pihak telah bermufakat untuk mengadakan ikatan perjanjian kerjasama penggaduhan hewan ternak kambing jenis PE, dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam 22 ( dua puluh dua) pasal, sebagai berikut :

Pasal 1

Objek penggaduhan dalam perjanjian ini adalah hewan ternak kambing jenis PE yang sekurang kurangnya berumur … (……) tahun, dimana kambing tersebut dalam keadaan bunting, sehat dan tidak cacat.

(2)

Kedua belah pihak mengetahui harga pembelian kambing selaku obyek penggaduhan tersebut, yaitu sebesar Rp…….,00 (..jumlah uang dalam huruf…)

Pasal 3

Kambing yang menjadi obyek penggaduhan tersebut sepenuhnya milik PEMILIK. Pasal 4

PEMILIK menyerahkan kambing sebanyak … (…..) ekor kepada PENGGADUH dengan disaksikan 2 orang saksi yang turut menandatangani perjanjian ini.

Pasal 5

Perjanjian penggaduhan ini dilangsungkan selama … (…..) bulan, terhitung sejak tanggal (… tanggal, bulan, tahun..) hingga tanggal (…tanggal, bulan, tahun…)

Pasal 6

PENGGADUH menyediakan sarana dan prasarana dalam penggaduhan kambing. Sarana dan prasarana yang dimaksud berupa:

1. Kandang dan perlengkapannya.

2. Saluran dan tempat pembuangan kotoran yang memadai. Pasal 7

PENGGADUH bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan memelihara kambing selama masa penggaduhan dengan sebaik – baiknya.

Pasal 8

PENGGADUH bertanggung jawab untuk memberi makan kambing dan menjaga kesehatan kambing sebaik-baiknya.

Pasal 9

PENGGADUH bertanggung jawab melakukan pembuangan kotoran kambing dengan baik sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.

Pasal 10

PEMILIK atau orang yang diberi kuasa oleh PEMILIK akan selalu memberikan bimbingan dan petunjuk serta saran yang bersifat teknis selama diperlukan atau jika dipandang perlu oleh PEMILIK mengenai pemeliharaan kambing tersebut dan PENGGADUH bersedia menerima

(3)

bimbingan petunjuk, dan saran tersebut dan bersedia pula menyesuaikan semua saran, petunjuk serta bimbingan demi mengarah pada meningkatnya kualitas hasil pemeliharaan.

Pasal 11

Jika hewan ternak sakit, PENGGADUH berkewajiban melaporkan pada pemilik dan kedua belah pihak mencari jalan untuk pengobatan dan penyembuhannya, dimana biaya pengobatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PEMILIK.

Pasal 12

Jika terjadi kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian PENGGADUH dalam pengawasannya, hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab PENGGADUH sehingga PENGGADUH berkewajiban mengganti kambing yang hilang tersebut dengan kambing dengan kondisi yang sama seperti saat kambing tersebut pertama kali diserahkan dari PEMILIK kepada PENGGADUH.

Pasal 13

Jika dikehendaki oleh kedua belah pihak, penggaduhan dapat diteruskan jika PENGGADUH telah mengganti kambing yang hilang sesuai pasal 12 tersebut di atas.

Pasal 14

Jika kambing yang dipelihara mati karena berbagai sebab, maka PENGGADUH berkewajiban untuk melaporkan kematiannya, baik melalui lisan secara langsung, melalui sarana komunikasi lain, atau secara tertulis dengan menyebutkan alasan penyebab kematian dan menyerahkan bangkainya. Dengan matinya obyek penggaduhan, maka secara otomatis perjanjian penggaduhan ini berakhir.

Pasal 15

Tidak ada tuntutan ganti rugi dari pihak PEMILIK kepada PENGGADUH karena kematian kambing dan begitu pula tidak ada tuntutan ganti rugi pula dari pihak PENGGADUH kepada PEMILIK.

Pasal 16

Kambing akan dijual setelah masa penggaduhan berakhir, dimana harga penjualan tersebut ditentukan PEMILIK dan PENGGADUH diperkenankan memberi saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan PEMILIK dalam penjualan.

(4)

Penjualan kambing tersebut harus diikuti oleh pihak PENGGADUH atau orang yang ditunjuk selaku wakil PENGGADUH.

Pasal 18

Jika disetujui PEMILIK, PENGGADUH diperbolehkan mencari dan mendapatkan calon pembeli.

Pasal 19

Bagi hasil penggaduhan akan dilakukan sesuai perhitungan sebagai berikut:

1. Hasil usaha penggaduhan adalah semua hasil dari obyek penggaduhan (obyek penggaduhan tidak termasuk di dalamnya), yang meliputi hasil limbah dan non limbah.

2. Hasil limbah yang dimaksud dalam poin pertama adalah meliputi hasil kotoran, urine, dll, dapat dibagi sesuai kesepakatan bersama.

3. Hasil non limbah, yang dimaksud di sini dapat berupa susu, anak kambing atau yang lain, yang selanjutnya akan dilakukan penjualan terhadapnya kemudian hasil dari penjualan tersebut akan dibagi dengan perbandingan 60 %(enam puluh persen) PENGGADUH dan 40% (empat puluh persen) PEMILIK.

4. Sistem pembagian hasil tidak bersifat permanen, dalam artian dapat dirubah sesuai dengan kesepakatan dari pihak PEMILIK dengan pihak PENGGADUH.

Pasal 20

Kedua belah pihak akan menyelesaikan perselisihan yang terjadi secara kekeluargaan atas dasar musyawarah untuk mufakat.

Pasal 21

Apabila ada hal yang masih belum jelas mengenai perjanjian ini, maka satu atau kedua belah pihak berhak mengajukan revisi atau memberikan tambahan yang dirasa perlu sesuasi kesepakatan keduanya, dan pengesahannya di saksikan oleh 2 (dua) orang saksi yang juga akan menandatangani perjanjian baru yang telah disepakati.

Pasal 22

Perjanjian ini dapat diputus ditengah masa kontrak tanpa ada kewajiban melakukan ganti rugi dari dan kepada pihak manapun, dengan jeda waktu sekurang kurangnya satu bulan sebelum waktu yang diinginkan,dan telah menyelesaikan pembagian hasil penggaduhan terlebih dahulu.

Di buat di : (tempat)

Tanggal : (tanggal, bulan, dan tahun)

(5)

(………. ) (……….) SAKSI - SAKSI (………. ) (……….)

Aturan yang Menjadi Ikatan Kelompok

Sebagai bahan pertimbangan dalam ikatan kerja sama bidang penggaduhan ini telah disepakati aturan main oleh kedua belah pihak. Aturan main ternak kambing bergulir BKM Pamitran Sejahtera dengan KSM Mitra 1

1. Tiap anggota KSM berhak atas 1 ekor kambing betina produktif untuk menjadi miliknya. 2. KSM berhak menerima 1 ekor anak kambing usia 7 bulan dari anggota KSM dan anak

kambing tersebut adalah anak pertama.

3. Apabila terjadi permasalahan pada hewan ternak, misalnya; o Sakit ringan agar di laporkan ke kepada UPS dan BKM

o Sakit berat yang bisa mengakibatkan kematian ternak dapat di potong dan dapat di laporkan kepada UPS dan BKM dengan adanya bukti

o Apabila terjadi hilang atau mati, bisa di laporkan kepada UPS dan BKM dengan adanya bukti yang otentik dan dilakukan investivigasi tim dari UPS, BKM dan pemerintah kelurahan.

o Bila kondisi (a, b, dan c) terbukti dilakukan dengan sengaja maka yang bersangkutan wajib mengganti hewan ternak tersebut, sesuai dengan hewan ternak yang digulirkan.

(6)

4. Untuk pembelian hewan ternak, KSM dan UPS bersama sama dengan pembeli hewan ternak, agar terjadi keterbukaan dalam pembelian hewan ternak.

5. Pemeliharaan hewaan ternak dilakukan oleh anggota KSM yang di monitoring dari UPS, BKM dan pemerintah kelurahan.

6. Bila terbukti anggota KSM dalam pemeliharaan hewan ternak kurang baik, yang bisa mengakibatkan hewan ternak tersebut sakit atau mati, maka UPS atau BKM berhak mengambil lagi ternak tersebut untuk digulirkan lagi ke anggota KSM lain.

7. Pengawasan dan monitoring dilaksanakan satu minggu sekali oleh UPS, BKM, dan pemerintah kelurahan.

8. PERJANJIAN KERJASAMA USAHA PETERNAKAN KAMBING

9.

10. Pada hari ini, ... tanggal ... bulan ... tahun 2011 bertempat di ... kami yang bertanda tangan di bawah ini: 11. Nama :

12. Tempat/Tanggal Lahir : 13. Alamat : 14. Nomor KTP : 15.

16. Yang bertindak untuk dan atas nama investor/penanam modal untuk usaha kambing, selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA;

17. Nama : Aditya Nugroho

18. Tempat/Tanggal Lahir : Purbalingga, 15 Oktober 1986 19. Alamat : Jl. Lenteng Agung

20. Nomor KTP : 31.7409.151086.1001 21. Selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA;

22. Kedua belah pihak, yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat mengadakan perjanjian yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut;

23. Pasal 1

24. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk melakukan hubungan kerjasama berupa usaha peternakan kambing, yang akan didanai oleh Pihak Pertama dan dikelola dengan penuh tanggungjawab oleh Pihak Kedua.

25. Pasal 2

26. Usaha yang dilakukan adalah usaha peternakan kambing dengan sistem bagi hasil berdasarkan jumlah investasi kambing yang diternakan oleh Pihak Pertama dan dikelola oleh Pihak Kedua dan akan diperhitungkan keuntungan untuk kedua belah pihak berdasarkan harga jual kembali pada saat kambing yang diternak dijual.

27. Pasal 3

28. Usaha peternakan kambing yang disepakati adalah usaha pembesaran kambing selama sembilan bulan terhitung mulai bulan Maret 2011 hingga bulan November 2011 atau pada saat hari-hari menjelang hari Idul Adha.

(7)

30. Jumlah investasi setiap kambing adalah sebesar Rp.600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) yang akan digunakan untuk pembelian satu ekor kambing dan dikelola sampai dengan sembilan bulan, dan hasil dari penjualan akan dibagi keuntungan menjadi dua, 50% untuk Pihak Pertama dan 50% untuk Pihak Kedua. Dengan contoh, pembelian Rp.600.000,00 kemudian pada saat dijual kambing dibeli dengan harga Rp.1.400.000,00 maka modal awal Rp.600.000,00 dikeluarkan dulu kemudian sisa dari pengurang tersebut Rp.800.000,00 dibagi dua antara Pihak Pertama 50% dan Pihak Kedua 50% menjadi Rp.400.000,00 : Rp.400.000,00

31. Pasal 5

32. Pihak Pertama menginvestasikan uang sebesar Rp ...,00 (... rupiah) yang akan digunakan oleh Pihak Kedua untuk pembelian dan pembesaran ...ekor kambing sampai dengan sembilan bulan, terhitung Maret 2011 sampai dengan November 2011.

33. Pasal 6

34. Kambing yang diternak akan dikelola oleh Pihak Kedua di Leuwiliyang, Bogor oleh Pihak Kedua yang memiliki Tim yang telah berpengalaman di bidang pembibitan, ternak kambing/pembesaran, hingga penjualan yang memiliki jaringan telah tersebar di seluruh penjuru Jabodetabek. Tim tersebut telah berpengalaman dalam bidang ini dan terlatih secara profesional dalam pembesaran kambing termasuk pemberian nutrisi agar kambing sehat/gemuk, menangani penyakit kambing, dsb.

35. Pasal 7

36. Keseluruhan kambing yang diternak akan dijual melalui tim/jaringan yang berpotensi untuk menerima penjualan dalam jumlah sangat besar dan menjadi penampung dari hasil ternak kambing tersebut dengan garansi bahwa kambing yang diternak akan bisa dipastikan terjual semua, sehingga tidak menjadi kekhawatiran bahwa kambing yang diternak tidak akan terjual.

37. Pasal 8

38. Dalam hal terjadi ternak yang mati karena banyak hal, maka penjualan adalah sejumlah kambing yang hidup. Hasil dari keuntungan penjulan dikeluarkan dulu modal sejumlah keseluruhan kambing yang menjadi total investasi sehingga investasi awal Pihak Pertama balik modal, kemudian keuntungan sisa dibagi menjadi dua antara Pihak Pertama 50% dan Pihak Kedua 50%.

39. Pasal 9

40. Apabila terdapat kambing hilang dikarenakan kelalaian dalam pengelolaan, maka pengelola atau Pihak Kedua wajib untuk mengganti dengan kambing lain yang sama sejumlah kambing yang hilang.

41. Pasal 10

42. Hasil dari penjualan kambing beserta keuntungannya akan diberikan kepada Pihak Pertama maksimal dua minggu setelah Hari Raya Idul Adha dan bisa lebih cepat dari itu. 43. Pasal 11

44. Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku dan mengikat Kedua Belah Pihak terhitung sejak ditanda tangani oleh Kedua Belah Pihak, dan berakhir apabila keseluruhan modal yang diberikan oleh Pihak Pertama telah dikembalikan oleh Pihak Kedua beserta bagi hasilnya/atau dinyatakan telah dikembalikan secara tertulis dari Pihak Pertama.

(8)

46. Apabila dalam kurun waktu pembesaran kambing hingga penjualan kambing terjadi hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama Usaha Peternakan Kambing ini, maka kiranya Pihak Pertama dan Pihak Kedua dapat menyelesaikannya dengan cara musyawarah dan kekeluargaan.

47. Pasal 13

48. Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama. Rangkap pertama dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan rangkap kedua dipegang oleh PIHAK KEDUA.

49. Ditandatangani di Jakarta

50. Pada tanggal, ... 2011 51.

52. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA 53.

54.

55. ... ADITYA NUGROHO

Pada hari ini, tanggal ... bulan ... tahun ..., bertempat di Yogyakarta telah dibuat dan ditandatangani perjanjian pendampingan usaha antara:

1. ..., yang beralamatkan di ... ... ..., yang selanjutnya disebut Pihak Penggaduh. 2. ..., yang beralamat

di ... ... ... selanjutnya dalam perjanjian ini disebut Pihak

Investor.

Para pihak baik Penggaduh dan juga Investor memiliki kesamaan tujuan, yaitu berusaha untuk saling meningkatkan jalinan silaturahim dan peningkatan kesejahteraan perekenomian bagi keluarga dan masyarakat Jama’ah Masjid Istiqomah Kayu Gerit, Terbah, Pathuk Gunung Kidul melalui usaha penggaduhan ternak kambing.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Para Pihak telah bersepakat dan saling mengikatkan diri untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama Pendampingan Usaha dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

(9)

Ruang lingkup Perjanjian ini adalah kerjasama antara PIHAK PENGGADUH dan PIHAK INVESTOR untuk melakukan penggaduhan ternak kambing, yang akan diambil hasilnya pada Hari Raya Idul Qurban 1433 H

Pasal 2 Modal Usaha

2.1. Untuk modal yang diberikan, PIHAK Investor berkewajiban untuk memberikan dana modal usaha senilai Rp... (sesuai dengan pilihan penggaduh dan pendamping Insan Berbagi yang tertulis kriterianya pada akad ini) 2.2. Kriteria hewan kambing yang akan dibesarkan adalah jantan, jenis jawa, muda

yang nantinya telah mencapai umur untuk kurban dan atau telah berumur kurban yang berpotensi untuk dibesarkan

2.3. Pihak Penggaduh berkewajiban untuk melakukan pembelian hewan kambing dan kemudian menimbang beratnya setelah mendapatkan dana modal usaha dari Pihak Investor (dalam hal ini didampingi oleh rekan Insan Berbagi)

2.4. Selain sejumlah uang, modal usaha dapat berupa hewan kambing dengan kondisi sehat atau sesuai dengan yang diinginkan Pihak Penggaduh yang secara bersama dapat disepakati nilai nominal rupiahnya.

Pasal 3

Teknis Pelaksanaan

Para Pihak sepakat bahwa teknis pelaksanaan pendampingan usaha penggaduhan kambing adalah sebagai berikut:

3.1. Pihak Penggaduh telah mempunyai / melakukan penyediaan sarana untuk kandang kambing yang sehat dan bersih

3.2. Pihak Penggaduh berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kambing gaduhan tersebut dengan baik dan mempraktekkan hasil pelatihan sesuai dengan arahan dari pendamping Insan Berbagi.

3.3. Hal – hal terkait dengan biaya penjagaan dan pemeliharaan tersebut menjadi tanggung jawab pihak penggaduh.

Pasal 4 Bagi Hasil Usaha

4.1. Pada usaha pembesaran ini, Pihak Penggaduh berkewajiban untuk mengembalikan modal awal setelah kambing berhasil dijual

4.2. Bagi hasil usaha untuk penggemukan adalah 30:70 (30% bagi investor dan 70% bagi penggaduh) dari keuntungan penjualan hewan kambing tersebut

4.3. Apabila penggaduh berhasil membesarkan kambingnya lebih dari 3kg/bulan, maka porsi bagi hasil berubah menjadi 20:80

(10)

Pasal 5

Saat Dimulainya Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.2 Perjanjian ini dimulai setelah Pihak Investor memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2.1 Perjanjian ini (diharapkan selambat-lambatnya minggu ke 3 Bulan Juni 2012)

Pasal 6

Addendum

Segala perubahan atau hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan dibicarakan secara musyawarah oleh Para Pihak dan akan dituangkan dalam suatu addendum yang menjadi suatu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 7

Penyelesaian Permasalahan

Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan segala perselisihan yang timbul di antara Para Pihak sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Pasal 8 Ketentuan Lain

8.1 Jika dalam perjalanannya, kambing yang dipelihara tersebut mati dengan alasan

yang dapat diterima oleh pendamping Insan berbagi, maka pihak penggaduh tidak berkewajiban untuk mengganti kambing tersebut, dan pihak investor tidak mempunyai hak untuk mendapatkan kembali modal awalnya

8.2 Insan Berbagi selaku fasilitator/pendamping dari kegiatan usaha ini sama sekali

tidak perlu untuk mendapatkan keuntungan yang berupa uang dari kedua belah pihak.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Yogyakarta dalam rangkap 2 (dua) dan dinyatakan mulai berlaku pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut pada awal Perjanjian ini.

PIHAK PENGGADUH, PIHAK INVESTOR,

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Segala bentuk resiko atau hal yang dapat ditimbulkan dari pelimpahan wewenang ini, dengan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab pemberi wewenang. Demikian Surat ini dibuat

Pihak Pertama menjamin dan bertanggung jawab sepenuhnya apabila terjadi claim dan tuntutan dari pihak manapun atas dokumen·Besi Scrap dengan tidak melibatkan Pihak Kedua

Bendahara dinyatakan tidak sepenuhnya bersalah, sehinga tanggung jawab kekurangan perbendaharaan sebagian menjadi tanggung jawab Bendahara untuk mengganti dan sebagian lainnya

Segala akibat yang timbul sehubungan dengan pemberian kuasa ini menjadi tanggung jawab Pemberi Kuasa sepenuhnya dan dengan ini Pemberi Kuasa membebaskan BCA dari segala macam

Segala resiko yang timbul dari kegiatan dimaksud sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami selaku oran tua / wali. Demikian kiranya surat ini kami buat dengan sesungguhnya dan

(6) Bila sebelum tiga (3) bulan pertama evaluasi kinerja terlaksana, anggota Direksi menunjukkan nyata tidak dapat melaksanakan tugas, tanggung jawab dengan

Bilamana telah terjadi kehilangan atau kekurangan atas barang/dokumen yang dikirim, dengan catatan kerusakan atau kehilangan ini disebabkan karena kelalaian REX, karyawan, cabang, dan

Selama jangka waktu kerjasama, Pihak Kedua berkewajiban untuk: ● Mengelola modal usaha yang telah diterima dari Pihak Pertama untuk suatu kegiatan usaha yang telah ditetapkan,