• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Uraian Kegiatan Galian C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 Uraian Kegiatan Galian C"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

URAIAN KEGIATAN

2.1

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1.1 Jenis Usaha/Kegiatan :

Rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ±10 Ha, di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat.

CV. JAUHAR ILAHI adalah suatu perusahaan/kontraktor yang bergerak pada bidang, pertambangan batu, pasir dan kerikil yang meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :

¾ Penggalian dan pengerukan ¾ Pengangkutan lokal

¾ Penumpukan / Pengumpulan

¾ Pemecahan, pencucian dan pemisahan ¾ Pengiriman antar pulau

‰ Jenis Perijinan yang Dimiliki :

a. Surat dukungan masyarakat Desa Gunung Sari tertanggal 6 Oktober 2011. b. Rekomendasi Kepala Desa Gunung Sari No. 470/352/VIII/11/DG tertanggal 10

Oktober 2011.

c. Berita Acara Survey Lokasi Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. JAUHAR ILAHI oleh Tim Teknis Terpadu Dinas ESDM Kabupaten Mamuju Utara. d. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) CV. JAUHAR ILAHI, oleh Sekretaris Daerah An.

Bupati Mamuju Utara No. 145/SITU/IV/2007 tertanggal 13 April 2007.

e. Tanda Daftar Perusahaan Komanditer (TDP), CV. JAUHAR ILAHI No. 330234500056 tertanggal 05 JULI 2005.

f. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), CV. JAUHAR ILAHI No. 2149/20-04/PK/XII/1996 tertanggal 30 Desember 1996.

g. Bukti Pendaftaran Wajib Pajak, An. CV. JAUHAR ILAHI dengan NPWP : 1.704.942.0-802.

h. Permohonan IUP Eksplorasi/Eksploitasi Tambang Golongan Galian Batuan An. CV. JAUHAR ILAHI Di Desa Gunung Sari seluas ±10 Ha No. 002/JHI-PSK/XI/2011, tertanggal 11 Oktober 2011.

(2)

Secara administratif, lokasi proyek rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ±10 Ha termasuk dalam wilayah administrasi yaitu Desa Gunung Sari, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ±10 Ha (dengan kapasitas < 250.000 m3/tahun, atau jumlah material penutup yang dipindahkan < 1.000.000 ton).

Kegiatan Penambangan Batuan Sirtu ini sebagai upaya untuk mengurangi resiko pendangkalan sungai dengan terbentuknya Delta, yang dapat mengancam rusaknya beberapa fasilitas/infrastruktur seperti jalan dan jembatan sungai Pangiang akibat sedimentasi sungai yang menghalangi laju debit air sungai Pangiang. Karena sumber utama bahan baku/tempat galian (Quarry) adalah di Sungai Pangiang, sehingga akan dapat membantu Pemda Mamuju Utara mempercepat program normalisasi Sungai Pangiang.

Daerah Gunung Sari Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara yang menjadi lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu), terletak di bagian Timur atau arah Timur Laut dari Kota Pasangkayu (ibukota Kabupaten Mamuju Utara) dan berjarak sekitar ±17 Km dari Kota Pasangkayu yang merupakan kawasan dataran rendah (keadaan tanah 75% adalah dataran dan terletak di ketinggian 55-300 m dari permukaan laut).

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan menempati areal yang agak landai dengan ketinggian mencapai 55 – 105 m dpl, dengan batas lokasi sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan lahan perkebunan masyarakat, Hulu sungai Pangiang, hutan sekunder dan wilayah Kecamatan Bambalamotu.

• Sebelah Timur berbatasan dengan sungai/salu Moi, lahan perkebunan masyarakat, dan hutan sekunder.

• Sebelah Barat berbatasan dengan permukiman penduduk, lahan perkebunan masyarakat, wilayah Kecamatan Bambalamotu, Jalan Raya Poros Mamuju-Palu dan Poros Mamuju-Sulawesi Selatan.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan tegalan/perkebunan masyarakat dan jalan produksi/jalan Desa, dan sungai Pangiang ke arah Muara.

(3)

Gambar 2.1 Kondisi Sungai Pangiang dengan Potensi Batuan Tambang (SIRTU) di Desa Gunung Sari, Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara.

Posisi Lokasi pertambangan dengan Sumber Daya kegiatan di sekitarnya;

‰ Hutan : Terdapat Hutan sekunder (terutama di bagian Utara dan Timur, serta sebagian Tenggara dari Lokasi Kegiatan)

‰ Sungai : Pangiang, Desa Gunung Sari

‰ Permukiman : 100 – 750 m di sebelah Barat, Selatan dan Utara ‰ Industri : Usaha Galian C illegal & iIlegal logging

‰ Peruntukan lahan : APL

‰ Ketinggian tapak : 55 – 105 m dpl

‰ Status lahan : Lahan Negara dan Masyarakat.

‰ Poros koordinat :

Aktifitas Quary = 119

o

28’50,4” BT s/d 119

o

29’07,2” BT

01

o

09’13,6” LS s/d 01

o

09’52,0” LS

Instalasi

Pengolahan

= 119

o

28’59,6” BT s/d 119

o

29’02,8” BT

01

o

09’26,4” LS s/d 01

o

09’30,4” LS

(4)

Gambar 2.2. Peta Orientasi Lokasi Rencana Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ± 10 Ha, di Desa Gunung Sari, Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara.

(5)

Secara rinci, informasi Lokasi Rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ±10 Ha oleh CV. JAUHAR ILAHI dapat dilihat pada Peta Situasi Lokasi Kegiatan yang disajikan pada peta Orientasi dan Layout pada Gambar 2.2. dan Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Peta Lokasi dan Layout Rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu), di Desa Gunung Sari, Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara.

2.1.3 Umur Proyek/Rencana Kegiatan

Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) CV. JAUHAR ILAHI, diharapkan berlangsung selama kegiatan pertambangan masih berproduksi yang diperkirakan berlangsung sekitar 10 tahun.

(6)

2.1.4 Skala Usaha dan/atau Kegiatan

Kegiatan Penambangan Batuan Sirtu ini disamping bertujuan untuk memasok bahan baku batuan SIRTU baik untuk kebutuhan lokal dalam Wilayah Kabupaten Mamuju Utara maupun untuk memenuhi kebutuhan antar pulau yaitu wilayah Kota Balikpapan dan Kota Samarinda, juga sebagai upaya untuk mengurangi resiko pendangkalan sungai dengan terbentuknya Delta, yang dapat mengancam rusaknya beberapa fasilitas/infrastruktur seperti jalan dan jembatan di sepanjang sungai Pangiang akibat sedimentasi sungai yang menghalangi laju debit air sungai Pangiang. Karena sumber utama bahan baku/tempat galian (Quarry) adalah di Sungai Pangiang, sehingga akan dapat membantu Pemda Mamuju Utara dalam rangka mempercepat program normalisasi Sungai Pangiang.

 Jenis Bahan Galian : Bahan Galian (Pasir, Perikil dan Kerakal)

 Jumlah Cadangan : 1.500.000 m3

 Produksi : 12.500 m3/bulan

 Pemanfaatan Hasil : Bahan bangunan

 Rencana Umur Kegiatan : ±10 tahun  Sumber energi yang digunakan :

Jenis Sumber Kapasitas Penggunaan (KVA) Kegunaan

PLN 500 Base Camp, Pemecah Batu

Genset Cat 250 Cadangan

 Tenaga kerja yang diperlukan : 98 orang

Tahap Sarjana Sarjana Muda/SLTA Dibawah SLTA Jumlah Pra Konstruksi 2 5 10 17 Konstruksi 2 10 20 32 Operasi 2 10 20 32 Pasca Operasi 2 5 10 17 Jumlah 8 30 60 98

 Ekploitasi/Penambangan Batuan Sirtu di Sungai Pangiang;

 Jalan Tambang : panjang 3,5 Km – 5,0 Km

lebar 8 – 10 m

 Jalan yang dilalui :

ƒ Jalan desa : 3,5 Km

ƒ Daerah Pemukiman : 1,0 Km – 2,0 Km

(7)

 Tanah Penutup (overburden=OB) : dikumpulkan di suatu tempat, dekat dengan instalasi pengolahan Sirtu.  Jarak penambangan dengan Lokasi yang dihijaukan : 100 m – 600 m  Tinggi jenjang teras : 1,5 – 2,5 m

 Jarak Penambangan dari bangunan penting:

 Irigasi : 300 m  Bak air : 550 m  Pemukiman : 400 – 500 m  Jembatan : 5,3 Km  Hutan : 1,5 – 3,0 Km  Tiang Listrik : 3,50 Km  Jalan raya : 3,50 Km.

Penambangan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) CV. JAUHAR ILAHI, memerlukan investasi modal untuk operasionalisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan peralatan, mobilisasi tenaga kerja, kegiatan development, kegiatan produksi, dan pengolahan produksi. Adapun tahapan kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Peralatan.

Untuk melakukan penambangan membutuhkan peralatan terdiri dari :

• 2 unit excavator berfungsi untuk menggali dan memuat ke dalam dump truck • 3 unit dump truk, sebagai alat angkut

• 1 unit Whell Loader Komatsu WA 350 • 1 unit crusher, sebagai alat pengolahan

b. Tenaga Kerja.

Untuk mencapai prosduksi 500 ton/hari dibutuhkan tenaga kerja 15 orang yang terdiri dari tenaga manager, staf dan operator alat berat dan crusher, driver dump truck serta tenaga mekanis.

c. Kegiatan development.

Kegiatan development meliputi :  Pembuatan jalan tambang

Untuk melakukan aktifitas penambangan maka terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pembuatan jalan tambang dengan dengan lebar 15 meter dari permuka kerja menuju crusher dan jalan produksi dari crusher ke jalan yang telah tersedia.

 Pembangunan infrastruktur.

(8)

• Pembuatan jalan produksi selebar 12 meter, pembuatannya dilakukan dengan menggunakan 1 unit excavator

• Kantor lapangan, sarana ini diperuntukan untuk memenuhi aktifitas karyawan bekerja baik yang bekerja bidang administrasi maupun yang bekerja di lapangan untuk kegiatan produksi.

• Pembangunan work shop, pembuatan fasilitas shop dimaksudkan untuk melayani kenderaan yang akan diservis atau kendaraan yang mengalami kerusakan sehingga harus diperbaiki.

• Pembangunan mess karyawan, sarana ini dibuat untuk menampung karyawan sebagai pemondokan dan tempat beristirahat pada jam istirahat baik yang bekerja sebagai staf di kantor maupun karyawan yang bekerja di lapangan untuk kegiatan produksi. Mess ini dilengkapi dengan kantin dan mushallah.

d. Kegiatan Produksi.

Kegiatan produksi meliputi 2 kegiatan utama, yaitu : • Kegiatan penggalian dan pemuatan

• Kegiatan Pengangkutan

Kegiatan Penggalian dan Pemuatan

Alat yang digunakan untuk penggalian dan pemuatan adalah excavator merk KOBELKO tipe KH 200 yang berkapasitas bucket 0,8 LCM. Dengan menggunakan formula :

Dimana :

P = produksi alat muat M3atau ton

Efp = efisiensi pengisian, 85% 60 = jumlah menit dalam 1 jam CT = Waktu edar (cycle time), 20 detik Ek = Efisiensi kerja, 80%

PM = 134,64 ton/jam.

Waktu produktif per hari 6 jam = 6 x 134,64 ton/hari = 807,84 ton/hari

Dengan target produksi 1000 ton per hari, maka alat muat yang digunakan 1 unit, dan 1 cadangan sehingga jumlah seluruhnya 2 unit.

Kegiatan Pengangkutan

Jarak antara permukaan kerja dengan crusher 750 meter, dibutuhkan waktu edar (cycle time) 15 menit. Kegiatan pengangkutan dilakukan untuk mengangkut material yang akan dipindahkan dari tempat permuka kerja ke dalam hopper, pada bagian samping dari hopper terdapat area yang digunakan untuk keperluan

(9)

stock pile dan bila kondisi hopper penuh. Produksi alat angkut dibongkaran dan

ditumpuk pada stock pile yang berada disamping hopper. Kemampuan produksi alat angkut per jam dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

Pa = produksi alat muat (ton/jam) W = Kapasitas alat angkut,18 ton Ep = efisiensi pengisian

60 = jumlah menit dalam 1 jam Ek = Efisiensi kerja, 83%

CT = Waktu edar (cycle time), 20 detik

Dari perhitungan pada lampiran diperoleh produksi alat angkut 345,6 ton/hari. Jumlah alat angkut yang digunakan sebanyak 3 unit.

e. Pengolahan Produksi

Pengolahan dilakukan dengan maksud untuk memperkecil ukuran batu yang telah ditambang untuk digunakan keperluan bangunan beton. Alat yang digunakan 1 unir

crusher jenis jaw crusher yang berkapasitas 70-100 ton/jam. Produksi yang

dihasilkan berukuran 1 x 2 cm, 2 x 3 cm dan debu batu.

Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) CV. JAUHAR ILAHI memungkinkan timbulnya dampak yang diakibatkan. Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang dilaksanakan dalam proses Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu, yaitu :

A. Tahap Pra Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan survey teknis dan lingkungan,

pemetaan dan pembuatan pra-rencana, perijinan, Pembebasan lahan Pengadaan Lahan, pembuatan rencana detail atau teknis (Konstruksi dan tata ruang).

B. Tahap Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja,

Mobilisasi Alat dan Material, Pembangunan Base Camp, Pembangunan Pabrik Pemecah Batu, Pembangunan Fasilitas Pendukung.

C. Tahap Pasca Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan demobilisasi peralatan

dan tenaga kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan, pemanfaatan fasilitas utama dan pemeliharaan pabrik pemecah batu (jaw crusser).

(10)

Gambar 2-4. Penerapan Tambang Galian Sirtu (Mekanis).

2.2

GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA dan/atau KEGIATAN

Komponen-komponen rencana usaha dan atau kegiatan yang akan menimbulkan dampak potensial terhadap komponen lingkungan hidup dapat diuraikan berdasarkan tahap-tahap kegiatan. Berdasarkan hasil pelingkupan, komponen kegiatan yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan akibat adanya Rencana Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) oleh CV. JAUHAR ILAHI di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, adalah sebagai berikut :

2.2.1 TAHAP PRA-KONSTRUKSI

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahap pra-konstruksi rencana kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) dapat dibedakan menjadi beberapa kegiatan yaitu Sosialisasi, pembebasan lahan, survey teknis dan pembuatan rencana detail atau teknis.

a) Survei dan Pengukuran

Survei lapangan terdiri dari kegiatan pengukuran dan pemetaan lokasi penambangan. Untuk kepentingan ini dilakukan penelitian tanah dan geologi. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah alat ukur dan tenaga kerja (tenaga ahli dan

(11)

tenaga kerja kasar).

b) Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) merupakan salah satu bagian pelaksanaan studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup dalam bentuk studi UKL - UPL. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai keberadaan, jadwal, tahapan, serta hal lain yang berkaitan dengan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat rencana usaha dan/atau kegiatan.

Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk menghindari adanya sikap kontra-produktif dari masyarakat, terutama masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha. Bentuk sosialisasi yang diterapkan adalah dengan pengumuman di media massa, pemasangan papan pengumuman rencana usaha di sekitar areal yang diusahakan, dan pertemuan langsung dengan masyarakat di sekitar areal usaha. Untuk pelaksanaan sosialisasi berupa pertemuan secara langsung dengan masyarakat di sekitar areal usaha berkoordinasi dengan instansi terkait dari tingkat kecamatan dan desa, serta melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka adat.

c) Pembebasan Lahan (termasuk pemukiman masyarakat)

Status lahan rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu), di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat adalah meliputi areal seluas ±10 Ha, yang merupakan tumpukan/delta yang berada di sekitar sungai Pangiang. Pada saat dilakukan studi UKL/UPL dilakukan, di lokasi rencana penambangan batuan Sirtu tersebut tidak dijumpai pemukiman penduduk yang berada di sepanjang bantaran sungai Pangiang yang merupakan lokasi tapak proyek tersebut, sedangkan di lokasi tapak proyek tersebut masih terdapat sebagian kecil lahan masyarakat yang belum dibebaskan (sekitar 20-30% dari luasan ±10 Ha), sedangkan areal yang dicanangkan untuk rencana lokasi stockpile dan jetty (seluas 5 Ha) merupakan lahan milik masyarakat yang sebagian besar telah dibebaskan (sekitar 60%) yang terletak di pesisir pantai Desa Pangiang (dekat muara sungai Pangiang) Kecamatan Bambalamotu, berjarak ±15 Km dari Instalasi Pengolahan SIRTU. Prosedur pembebasan lahan dimulai dengan melakukan inventarisasi

(12)

kepemilikan tanah masyarakat yang dibuktikan dengan adanya surat kepemilikan tanah yang sah ataupun surat penetapan penguasaan tanah dari instansi yang berwenang, ataupun berdasarkan keterangan tertulis dari aparat tingkat RT/RW/kelurahan dan saksi-saksi tokoh masyarakat setempat. Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran lapangan bersama-sama dengan pemilik tanah, aparat dari instansi terkait tingkat desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, dan juga melibatkan saksi-saksi dari RT, RW, dan tokoh masyarakat yang ada. Kesepakatan yang dicapai pada proses inventarisasi dan pengukuran lapangan selanjutnya dituangkan dalam berita acara, dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pembayaran ganti rugi dengan harga yang telah disepakati. Pelepasan hak dan penerimaan ganti rugi tanah tersebut nantinya harus disaksikan oleh anggota-anggota panitia pengadaan tanah Kabupaten Mamuju Utara.

Pelepasan hak dan penerimaan ganti rugi tanah tersebut di atas, disertai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Bahwa bidang tanah ini bebas dari pembebanan hak tanggungan serta tanggungan-tanggungan lainnya.

2) Bahwa apabila dikemudian hari terdapat gugatan-gugatan mengenai bidang tanah tersebut, demikian pula berupa tagihan-tagihan yang berupa tunggakan pajak sampai dengan tanggal berita acara tersebut, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pihak yang melepaskan hak dan penerimaan ganti rugi. 3) Bahwa hak atas bidang tanah tersebut dilepaskan haknya dengan maksud

untuk dipergunakan menjadi lokasi rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu).

Pada tahap kegiatan pengadaan lahan ini diprakirakan akan muncul dampak berupa terjadinya perubahan fungsi lahan, perubahan jenis/sumber mata pencaharian penduduk, perubahan pola kepemilikan lahan penduduk. Pengadaan lahan yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan dilakukan dengan cara ganti rugi, maka hal tersebut akan meningkatkan pendapatan/ penghasilan masyarakat setempat. Peningkatan pendapatan dari para pemilik lahan ini akan dapat menimbulkan persepsi positif bagi para pemiliknya, namun sebaliknya apabila dalam kegiatan pengadaan lahan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan, akan berpotensi memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan

(13)

munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan.

d) Desain dan Tata Ruang

Kegiatan ini meliputi penyusunan desain teknis konstruksi dan tata letak bangunan/fasilitas pendukung. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan lapangan dan laboratorium studio. Tapak pabrik pemecah batu yang akan dibangun beserta fasilitasnya secara keseluruhan menempati areal seluas 500 – 1.000 m2.

2.2.2 TAHAP KONSTRUKSI 2.2.2.1 Pekerjaan Persiapan

• Mobilisasi tenaga kerja yaitu kegiatan penyediaan tenaga kerja dari daerah sekitar proyek atau luar untuk pelaksanaan kegiatan proyek.

• Mobilisasi alat dan material untuk kebutuhan persiapan pembangunan pabrik pemecah batu dan fasilitas penunjang lainnya;

• Pembuatan dan pengoperasian base camp, bengkel, gudang, dan sebagainya. 2.2.2.2 Tahap Pelaksanaan

Penambangan Sirtu, akan dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu :

1) Menggunakan Mesin Pompa/Alkon

Karena potensi Batuan Sirtu dalam bentuk Delta di lokasi proyek cukup besar, maka sebagai langkah awal dalam kegiatan penambangan tersebut akan dilakukan dengan penyedotan dengan menggunakan Mesin Pompa/Alkon kapasitas mesin 20 PK (kaps. 50 m3/jam), material hasil sedotan disalurkan dengan menggunakan pipa elastic (uk. Ø=6”) ke tempat penampungan sementara atau langsung di mobil pemuatan dump truk kapasitas 7-10 ton. Selanjutnya material Batuan Sirtu tersebut diangkut ke lokasi stockpile yang terletak sekitar 500 - 1.000 meter dari tempat penampungan sementara.

2) Menggunakan Alat-Alat Berat.

Untuk kegiatan penggalian Batuan Sirtu dalam rangka eksploitasi penambangan ini, akan menggunakan alat-alat berat seperti backhoe, buldozer, dump truck. Sehingga dengan menggunakan alat-alat berat, maka hasil galian material Batuan Sirtu akan lebih produktif dan dapat meningkatkan produktifitas tambang. Selanjutnya hasil galian tambang berupa batuan akan ditampung di suatu tempat

(14)

untuk dilakukan proses pengolahan dengan mesin pemecah batu (stone crusser) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

a) Penyiapan lahan dan sarana kerja di dua lokasi yaitu tempat pembangunan pabrik pemecah batu dan tempat diambilnya tambang Sirtu;

b) Pembangunan Base Camp.

Base camp yang akan dibangun berukuran 300-500 m2 dengan kapasitas tampung ± 50 orang. Bangunan base camp berupa konstruksi non permanen yang materialnya sebagian besar berasal dari lokasi setempat. Pada tahapan ini dilakukan land clearing, membuat lokasi base camp sampai dengan elevasi yang tidak terjangkau oleh kemungkinan adanya banjir dan air pasang tertinggi, membangun base camp yang terdiri dari bangunan-bangunan base camp, gudang kantor kontraktor, dapur umum, kamar mandi/wc, dan rumah genset.

Basecamp ini tidak berfungsi sebagai tempat tinggal tetap melainkan hanya

berfungsi sebagai tempat istirahat pada hari kerja.

Kegiatan ini membutuhkan sejumlah peralatan dan tenaga kerja (tenaga kerja menengah dan tenaga kerja kasar). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan ini diperkirakan 30 orang selama kurun waktu 200 hari.

c) Mobilisasi Tenaga Kerja

Pada kegiatan ini dilakukan rekruitmen dan seleksi tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi. Rencana penerimaan tenaga kerja untuk tahap konstruksi berjumlah 98 orang. Tenaga kerja yang akan direkrut diutamakan berasal dari penduduk lokal untuk tenaga kasar, sedangkan tenaga Engineer dan manager direkrut dari tenaga yang telah berpengalaman.

Sesuai dengan lingkup kegiatan maka tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

• Tenaga Ahli Teknik Tambang (1 orang) • Tenaga Ahli Teknik Pengairan (1 orang) • Tenaga Administrasi (2 orang)

• Tenaga kerja lapangan tetap (4 orang) • Tenaga kerja lapangan tidak tetap (3 orang) • Sopir/kernet truk (3 orang)

• Operator/Helper Excavator/Loader (4 orang) • Operator Alkon (Mesin Pompa) (8 orang) • Operator/Helper Pipa Penyedotan (8 orang)

(15)

Kebutuhan dan distribusi tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan jenis dan tahapan kegiatan.

d) Mobilisasi Alat dan Material a) Pekerjaan persiapan

Pada tahapan pekerjaan persiapan ini meliputi:

• Mobilisasi semua peralatan dan personil inti ke lokasi proyek.

• Pemilihan lokasi base camp utama dan rencana lokasi quarry material yang akan ditambang.

• Pengurusan perijinan

Jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan penambangan material alam ini adalah :

Tabel 2.1. Daftar Peralatan Kerja Yang Dimiliki

No Nama Peralatan Jumlah

A KENDARAAN

1.Dum Truck Toronton 2.Truck Isuzu 4 Unit 4 Unit B ALAT BERAT 1.Exavator PC.200-5 2.Whell Loader WA 420 3.Dozer D85 2 Unit 2 Unit 2 Unit C MESIN – MESIN

1.Stone Cruser kaps 70 ton/jam 1 Unit Washing Sand :

a. Tunnel 7.20 x 2.40 x 1,75 m

b. Vertikal Vibrating Screen 4 x 1.5m x 2 Deck c. Main Conveyor L = 75 cm x 24 cm

d. Conveyor = 40cm x 12m -3/8” (6-9m/m) kerikil e. Conveyor = 40cm x 12m -3/4” (10-20m/m) kerikil f. Conveyor = 60cm x 24m 0,5m/m pasir cuci g. Rotary cap 40 m3/jam pasir cuci

1 Unit

Batu Pecah :

a. Tunnel 7.20 x 2.40 x 1,75 m

b. Vertikal Vibrating Screen 5 x 1.75m x 3 Deck c. Main Conveyor L = 75 cm x 24 cm d. Primary Jaw Crusher 600x900x1 unit e. Secundary Jaw Crusher 250x1200x4 unit f. Conveyor L= 60cm x 27m - Recycle

g. Conveyor L= 40cm x 12m - Debu (0-5 m/m)

h. Conveyor L= 40cm x 12m -3/8” (6-9 m/m) batu pecah i. Conveyor L= 40cm x 12m -3/4” (10-20 m/m) batu pecah j. Conveyor L= 40cm x 12m -1” (20-30 m/m) batu pecah

1 Unit

2.Genset 250 KVA 3.Compresor

1 Unit 1 Unit

(16)

Dokumen UKL‐UPL Penambangan & Pengolahan Batuan SIRTU CV. JAUHAR ILAHI

di Desa Gunung Sari Kec. Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat II - 16

Over Size Scr 20. 0 m 20.0 m 3/4" 3/8" U T S B

No Nama Peralatan Jumlah

D PENYEDOTAN

1. Alkon (Mesin Pompa)

2. Genset 20 PK (Yanmar, Kobuta, Giandom)

8 Unit 8 Unit

b) Pelaksanaan pekerjaan

Adapun jenis dan jumlah material yang akan dimobilisasi disesuaikan kebutuhan: • Pembangunan 1 unit basecamp sebagai tempat istirahat tenaga kerja

lapangan, operator/helper dan sopir/kernet. • Pembangunan dermaga khusus/Jetty.

Dalam mobilisasi ini ruas jalan yang dilalui adalah ruas jalan Provinsi/ Kabupaten yang melewati permukiman dan jalan desa yang melewati perkebunan masyarakat.

Mobilisasi peralatan selain membutuhkan sejumlah alat bantu berupa logging dan dum truck juga dibutuhkan tenaga kerja kelompok menengah dan buruh. Khusus material selain bahan baku sirtu, pengadaannya sebagian didatangkan dari luar lokasi, antara lain bahan bangunan instalasi air dan listrik dan BBM.

e) Pembangunan Dermaga Khusus/Jetty

Pembangunan Jetty di rencanakan akan di bangun di sekitar pesisir pantai Desa Pangiang (dekat Muara sungai Pangiang) seluas ± 5 Ha; yang berjarak ±15 Km dari Instalasi Pengolahan SIRTU. Dermaga/Jetty yang akan dibangun berfungsi sebagai dermaga khusus bagi kapal tongkang pengangkut material tambang yang akan diantar pulaukan. Pembuatan dermaga ini dilakukan dengan menimbun laut (reklamasi) sekitar pantai dengan material (urugan). Kemudian ketiga sisi timbunan (urugan) tersebut diberi tanggul yang seluruhnya terdiri dari batang kelapa yang dipancangkan. Panjang dermaga sekitar 150-200 m dan lebar 25-50 m.

Untuk tahap awal produksi, pemuatan hanya dilakukan sebesar 230 fit atau 2.500 metrik ton, dan selanjutnya meningkat menjadi 5.000 metrik ton.

f) Peralatan Pemecah Batu

Komponen peralatan pemecah batu (stone crusser) sebagaimana tersaji dalam Gambar dan Tabel berikut.

(17)
(18)

Gambar 2-6. Beberapa Type Mesin Pemecah Batu (Jaw Crusher).

Tabel 2.2. Daftar Peralatan Pabrik Stone Crusser

No. Nama Peralatan Jumlah

1 2 3 4 5 Dump hopper Jaw Coon Tunnel Screen 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Setiap peralatan di atas ditempatkan pada jarak sekitar 20 m satu sama lain. Lokasi pabrik pemecah batu membutuhkan lahan sekitar 500 m2. Jadi, pada tahapan ini juga dilakukan land clearing pada lahan seluas sekitar 500-1.000 m2.

g) Pembangunan Sarana Air Bersih

Pengadaan air bersih untuk mendukung aktivitas pabrik dan kegiatan rutin karyawan dan perumahan masyarakat sekitar pabrik bersumber dari air tanah. Pengadaan air bersih tersebut dilakukan dengan sistem pompanisasi yang selanjutnya dialirkan pada reservoar sebelum didistribusi.

h) Pembangunan Sarana Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah yang dimaksud adalah limbah domestik dari aktivitas pabrik dan karyawan.

(19)

Peralatan sanitasi lingkungan yang akan dipergunakan adalah WC. Limbah dari unit ini selanjutnya dikumpulkan pada bak penampung dan dilakukan pengolahan dengan sistem pengendapan dan peresapan.

Adapun limbah organik lainnya akan ditampung pada bak penampungan yang secara terpisah dengan bak penampungan limbah anorganik. Pengelolaan limbah ini dilakukan sesuai dengan prosuder penanganan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang dinilai dapat diterapkan di lokasi tersebut.

i) Pembuatan Lokasi Penampungan Hasil Tambang

Ada 2 jenis lokasi penampungan Hasil Galian Tambang yang disiapkan yakni, penampungan sementara (stock yard stationary), yang letaknya di sekitar bantaran sungai yang jaraknya ±200 meter dari pinggiran sungai; lokasi kedua (stock file) berada di sekitar lokasi jetty pemuatan yaitu pesisir pantai Desa Pangiang untuk tujuan antar pulau (Kalimantan dll.), atau yang siap untuk dikapalkan. Masing-masing lokasi tersebut membutuhkan lahan seluas 250 -500 m2. Jadi, pada tahapan ini juga dilakukan land clearing pada lahan seluas 500 – 1.000 m2.

2.2.3 PASCA KONSTRUKSI (OPERASI TAMBANG)

Komponen kegiatan pada tahap pasca konstruksi memberikan dampak terhadap lingkungan adalah kegiatan operasi penambangan. Secara umum dampak yang terjadi adalah perubahan tata guna lahan dan munculnya jenis usaha lain.

a) Penambangan dan Penggalian

Pelaksanaan penambangan material alam (bahan galian tambang) yang berlokasi di sekitar sungai Pangiang terletak di wilayah Desa Gunung Sari Kec. Pasangkayu dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Kegiatan penambangan dilakukan dengan menggunakan metode tambang terbuka (Open

pit minning) yang kegiatannya langsung ke tahap penggalian (excavation),

pemuatan (Loading), pengangkutan (hauling), pengolahan (pemecah batu) dan penjualan (Marketing). Hasil kerukannya adalah material pasir, kerikil dan

kerakal. Alat yang digunakan adalah clamp shell dredger, excavator, Whell

loader yang berfungsi sebagai alat gali – muat.

Hasil penambangan kemudian ditampung pada lokasi penampungan sementara (stock yard stationary).

(20)

Kegiatan penambangan dilakukan setiap hari, Senin sampai Sabtu. Pada Senin – Jumat dilakukan pada jam 08.00 – 17.00 dan pada Sabtu dilakukan pada jam 08.00 – 12.00.

b) Pengangkutan dan Pengapalan.

Ada 3 jenis pengangkutan dalam kegiatan ini, yaitu:

• Pengangkutan hasil tambang ke lokasi penampungan sementara (stock yard

stationary) termasuk bahan galian batuan yang siap dipecah.

• Pengangkutan hasil tambang yang telah dipecah dari lokasi penampungan ke dermaga dan langsung dimasukkan ke kapal tongkang.

• Pengapalan batu ke lokasi pemesan di luar Pulau Sulawesi. Rute pengapalan di mulai dari perairan laut di Desa Pangiang (selat Makassar), dan seterusnya. Pemuatan dan Pengapalan dilakukan 2 kali seminggu.

Rencana pengapalan akan menggunakan 4 (empat) ponton/tongkang. Setiap tongkang beroperasi sebanyak 8 kali per bulan, dengan kapasitas muat tongkang/ponton sebanyak 2.500 metrik ton.

c) Pemeliharan Pabrik

Pemeliharaan pabrik dan Utilitas dermaga (studi akan dilakukan tersendiri) dilaksanakan secara terus menerus melalui unit-unit kerja. Untuk pemeliharaan pabrik langsung dikordinasi Kepala Produksi. Sedangkan perawatan peralatan penambangan di lapangan berupa alat-alat berat dan Kendaraan operasional lainnya dikordinasikan kepala Bengkel.

2.2.4 PASCA OPERASI TAMBANG

Komponen kegiatan pada tahap pasca operasi tambang memberikan dampak terhadap lingkungan adalah kegiatan rehabilitasi dan reklamasi pasca tambang. Secara umum dampak yang terjadi adalah perubahan tata guna lahan dan munculnya jenis usaha lain.

a) Penutupan Kegiatan penambangan

Setelah selesai pekerjaan penambangan material, maka lokasi quarry material tersebut kondisinya direhabilitasi dan direstorasi yang disesuaikan dengan “Program Normalisasi” sungai Pangiang dari Pemda setempat, sehingga lokasi bekas penambangan tetap terjaga dan ramah lingkungan. Alat yang digunakan

(21)

untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah Buldozer dengan cara menutup kembali lubang-lubang sisa pengambilan material tersebut dan melakukan pekerjaan normalisasi sungai Pangiang sekitar lokasi proyek.

Sehubungan dengan berakhirnya masa operasional penambangan, maka perlu penataan terhadap lahan bekas penambangan dan upaya-upaya untuk alternatif usaha produktif. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa perubahan tataguna lahan seluas ±10 ha dari lahan dan perubahan peruntukkannya untuk kepentingan usaha produktif.

b) Pengangkutan Hasil Pengerukan

Hasil pengerukan dalam rangka normalisasi sungai/lokasi ditempatkan pada lubang-lubang atau tempat rendah yang banyak terdapat di sekitar atau di luar lokasi proyek. Pengangkutan dilakukan dengan truk, atau alat loader jika jarak pengerukan dengan lubang-lubang atau tempat rendah cukup dekat.

c) Demobilisasi Alat dan Material

Dengan berakhirnya izin pengelolaan pertambangan ini maka semua peralatan sesuai yang tercantum dalam Tabel 2.1 dan 2.2 di atas dipindahkan kembali dari lokasi pertambangan.

d) Pengelolaan Lahan Bekas Tapak Proyek Ruang, Lahan dan Tanah

Sehubungan dengan berakhirnya masa operasional penambangan, maka perlu penataan terhadap lahan bekas penambangan dan upaya-upaya alternatif untuk usaha produktif. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa perubahan tataguna lahan seluas ±10 ha dari lahan dan perubahan peruntukkannya untuk kepentingan usaha produktif.

e) Persepsi Masyarakat

Semua dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan dan pengolahan Batuan SIRTU pada tahap pasca operasi akan bermuara pada persepsi masyarakat, khususnya masyarakat desa Gunung Sari. Persepsi yang muncul dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif.

Persepsi masyarakat terhadap kegiatan Penambangan bahan galian golongan C dan fasilitas penunjangnya tetap sangat penting artinya meskipun kegiatan

(22)

operasionalnya telah berakhir. Sumber dampaknya adalah penanganan lokasi setelah berakhirnya masa operasi.

Pembongkaran fasilitas dengan menggunakan tenaga kerja lokal dapat menimbulkan persepsi positif. Namun dapat pula terjadi sebaliknya yaitu terjadi persepsi negatif bila kegiatan tersebut menggunakan tenaga kerja dari luar daerah dan bekas material yang dibongkar dibuang sembarangan. Selain itu proses pemutusan hubungan kerja (PHK) juga dapat menimbulkan persepsi negatif bila tidak dipersiapkan dengan baik atau tidak mengikuti peraturan ketenaga-kerjaan. Kegiatan PHK akan dilakukan sesuai peraturan tenaga kerja dengan memberikan semua hak-hak pekerja.

Seluruh kegiatan tersebut menimbulkan dampak primer sekaligus dampak turunan paling akhir dari adanya kegiatan penambangan bahan galian golongan C (Tambang Golongan Galian Batuan) berupa pembentukan persepsi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan CV. JAUHAR ILAHI.

Gambar

Gambar 2.1 Kondisi Sungai Pangiang dengan Potensi Batuan Tambang (SIRTU) di Desa Gunung Sari, Kec
Gambar 2.2. Peta Orientasi Lokasi Rencana Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu) seluas ± 10 Ha, di Desa Gunung Sari, Kec.
Gambar 2.3. Peta Lokasi dan Layout Rencana Penambangan dan Pengolahan Batuan Sirtu (Pasir dan Batu), di Desa Gunung Sari, Kec
Tabel 2.1. Daftar Peralatan Kerja Yang Dimiliki
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pasal 75 ayat 1 dan 2 ini menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Bea Cukai adalah melakukan pemeriksaan terhadap kapal yang masuk dalam wilayah

Aplikasi pencarian lokasi teman adalah sistem informasi lokasi pada suatu mobile device berbasis sistem operasi.. Android yang memungkinkan pengguna untuk

dasar yang disediakan atau diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan.. pasien atau kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan

Koloid sering disejajarkan dengan darah di dalam tubuh mahluk hidup yang mengangkut segala unsur untuk diedarkan keseluruh bagian tanah, sementara tekstur dan bahan

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2016, yield index telah mengalami penurunan sebesar 40bps, lebih rendah dari penurunan selama periode yang sama di tahun 2016 yang

“Istilah Sains dan teknologi adalah kata atau frasa yang diguna sebagai nama atau lambang atau membawa makna konsep, lambang, proses, keadaan atau sifat yang

Kesemua maklumat ini membuktikan bahawa masyarakat Tamil zaman cangam memiliki amalan kebudayaan dan corak kehidupan yang tersendiri. Setiap amalannya mempunyai