• Tidak ada hasil yang ditemukan

i*r, pengernuangan Jabatan Fungsional;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "i*r, pengernuangan Jabatan Fungsional;"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KATII{GAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR

?O

TAHUN 2OT5

?ENTANG

PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIHL

DILINGKUNGANBADANKEPEGAWAIANDAERAH

&{enimbang :

nrtengingat

KABUPATEN KATINGAN

ilENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN,

a.

bahwa

untuk

mengembangkan

karier

dan profesionalisme

Fegawai

Negeri

-Sipil

dalam

meningftatkan

mrrtrr

pLksanaan

tugas

umun]

pemerintahan,

pemtangunan

i*r,

pelayanai kepada

masyarakat

dibutuhkan

pengernUangan Jabatan Fungsional;

l}.i:ahwadenganadanyaperkembangallbebankerjadal

dalam

.*,gi"

p.ng"*Uurtgan karier

Pegawai Negeri Sipil, perlu dikemUangkan Jabatan Fungsional;

c.

irahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud datam

huruf

a dan

rruruf b

diatas, maka dipandang perlu

menetapkan Peraturan

Bupati

KatiTSan tenfng

penetapan

Jabatan

Fungsiorral Pegawai

Negeri

sipil

DilinglrunganBadanKepegawaianDaera}rKabupaten

Katingan;

1.

undang-Undang Nomor

I

Tahun

1974 tentang

Pokok-trokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

tg74

Nomor

55,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 3041),

sebagaimana telah

diubah

dengan

undang-undang

Nomor

43 Tahun

1999 tectang Perubaha:r Atas Undang-Undang Nomor

I

Tahun

1E74

tentang

Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lertbaran

NegaraRepublikIndonesiaTahunLgggNomor169,

(2)

rl. 4. C. 6" 7. 8.

Murung

Raya,

dan

Kabupaten

Barito Tirqur

di

Frovinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Repubtrik Indonesia

Tahun

2AA2

Nomor

18,

Tambahan Lembarar.

Negara

Republik Indonesia Nomor a18O);

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Uadangan (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2AL1 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara

Republik

Iadonesia Nomor

523a1;

undang-undang

Nomor

5 Tahun 2014

tentang Aparatur

sipil

Negara (Lernbaran Negara Republik indeinesia Tahun

2014 Nomor

6,

Tambahan Lembaran

Negara Republik

Indonesia Nomor 5a9al;

undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2*14

tentang

Pemerintahan

Daerah

{Lernbaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2a14 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

5587i

sebagaimana

telah

diubah

beberapa

kali

terakhir

dengan

undang-Undang

Nomor

2

?ahun 2015

tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor 2

Tahun

Zau

tentang

Perubahan

Atas

undang-undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang Pernerintahan

Daerah

menjad.i

undang-undang

(Lembaran Negara

Republik Ind.onesia

Tahun 2015 Nomor 24,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nornor 5657);

Peraturan Pernerintah Nomor

32

Tahun

1979

tentang

Pemberhentian Pegawai

Negeri

Sipil

{Lembaran Negara

Republik

Ind.onesia

Tahun

1979 Nomor

47

,

Tarr*ahart

Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 31a9);

Peraturan Pemerintah Nornor

16 Tahun

1994

tentang

Jabatan

Fungsional Pegawai

Negeri

sipil

(Lembaran

Negara

Repubiik

Ind.onesia

Tahun

L994

Nomor

22, Tambahan Lerabaran Negara

Republik

Indonesia Nomor 35a7);

Peraturan

Pemerintakr

Nomor

99

Tahun

2O0o

tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri

sipii

(Lembaran Negara

Republik

lndonesia

Tahun 2ooo Nomor

196, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor aAtT|;

Peraturan Pemerintah Nomor

I

Tahun

2OO3 tentang

Wewenang

Pengangkatan,

Pemindahan,

dan Pemberhentian Pegawai

Negeri

sipil

(Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2oo3 Nomor 15,

Tambahan

Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor

4263\

sebagaimana

telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan

(3)

Pemerintah Nomor

g

Tahun

2OO3

teatang

Wewenang

Pengangkatalt, Pemindahan

dan

Pemberhenlian Pegawai Negeri

Sipil

{Lembaran Negara Republik Indonesia ?ahun 2OAg Nomor

l6al;

10.

Perafuran Pemeri*tah Nomor

38

Tahun

2OO7 tentang

Pembagian

un-rsan

Femerintahan

antara

Pemerintah, pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten

/Kota

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO7

Nomor

82,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor a737|;

1 1.

Peraturan Pemerintah Nomor

41

Tahun

2AO7 tentang

organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2AA7 Nomor

89,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor +74L\;

12.

Peraturan Daerah

Kabupaten

Katingan Nomor

3

Tahun

2AAS

tentang

Pembagian

urusan

Pemerintahan

yang

Menjadi

Kewenangan

Pemerintah

Kabupaten

Katinga.n {Lembaran

Daerah Kabupaten

Ka'tingan Tahun 2008 Nomor 3);

13.

Peraturan

Daerah

Kabupaten

Katingan Nomor

4

Tahun

zALl

tentang

Perubahan

Atas Peraturan

Daerah

Kabupaten

Katingan Nomor

6

Tahun

2O0B

tentang

Organisasi

dan Tata Kerja

Inspektorat,

Badan

perencanaan Pernbangunan Daerah

dan

Lembaga Teknis

Daerah

(Lembaran

Daerah

Kabupaten

Katingan Tahun

2)ll

Nomor 4);

14.

Peraturan Daerah

Kabupaten

Katingan Nomor

5

Tahun

Z}rc

tentang

Anggaran

Pendapatan

Belanja

Daerah

Kabupaten

Katingan

Tahun

Anggaran

2014

(Lembaran

Daerah

Kabupaten Katingan

Tahun

2014 Nomcr 43);

15.

Keputusan Presiden

Nomor

87

Tahun

1999

tentang

Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

16.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nornor

4

Tahun

2005

tentang

Pedoman

Analisis Jabatan

Diiingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

17.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Namor

4

Tahun

2OO5

tentang

Pedoman

Analisis Jabatan

Dilingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

18. Peraturan

Menteri Dalam

Negeri

Nomor

12

Tahun

2OOB

tentang

Pedoman

Analisis Beban

Kerja

Dilingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

(4)

Menetapkan

1g. Peraturan

Menteri Daiam

Negeri Nomor 7O

Tahun

2o11

tentang

Pedoman

Jabatan

Fungsional

urnum

di

Lingkungan Pemerintah Daerah;

20. Peraturan

Menteri

PendayagUnaan

Aparatur

Negara dan

Reformasi

Birokrasi

Nomor

40

Tahun

2U-12 tentang

Jabatan

Fungsional

Auditor

Kepegawaian

dan

Angka Kreditnya;

21. Peraturan

Menteri

Pendayagunaan Aparatr.lr Negara dan

Reformasi

Birokrasi

Nomor

4l

Tahun

2QL2

tentang

Jabatan

Fungsional Assessor

sumber Daya

Manusia

Aparatur dan Angka KreditnYa;

22.Keputusan

Menteri

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor:66|KEP/M.PANlTl2affitentangJabatan

Fungsional Pranata Komputer dan Angka Kreditnya;

23. Peraturan Kepaia

Badan

Kepegawaian Negara

Nomor

L6

Tahun 2015

tentang

Pedoman Pelaksanaan

sertifikasi

Profesi Jabatan Fungsional Analis Kepegaw aian;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN

BUPATI

KATINGAN

TENTANG

PENETAPAN

JABATAN

FUNGSIONAL

PEGAWAI

NEGERI

SIPIL

DILINGKUNGAN

BADAN

KEPEGAWAIAN

DAERAH

KABUPATEN KATINGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati

ini,

yang dimaksud

dengan

:

1.

Daerah adalah Kabupaten Katingan'

2.

Pemerintah Daerah adalah

Bupati

dan

Perangkat

Daerah

sebagai

unsur

penyelenggara

Pemerintahan

Daerah

KabuPaten Katingan.

3.

Bupati adalah BuPati Katingan'

4.

Pejabat

Pernbina

Kepegawaian

Daerah adalah

Bupati

Katingan.

5.

Sekretarjs

Daerah

adalah

sekretaris Daerah

Kabupaten

Katingan.

6.

Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Katingan.

T.BadanadalahBadanKepegawaianDaerahKabupaten

(5)

10.

L

9. 11. L2. 14. 15.

Pegawai

Negeri

Sipil

adalah

Pegawai

Negeri

Sipil

dl

Pemerintah Kabupaten Katingan.

Kompetensi

adalah

kemampuan

dan

karakteristik

yang

dimiliki oleh

seorang

Pegawai

l\egeri

Sipil

berupa pengetahuan,

keahlian

dan

sikap perilaku yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan

tugas jabatannya,

sehingga

pegawai

negeri

sipil

tersebut dapat

melaksanakan

tugasnya

secara

profesional, efektif dan efisien serta rnemahami

visi

dan misi pembangunan daerah Kabupaten Katingan.

Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri

Sipii

adalah kedudukan

yang menunjukkan tugas,

tanggung

jawab,

wewenang dan

hak

seorang Pegawai Negeri

Sipil

dalam

suatu

satuan

organisasi

yang dalam

peiaksanaan tugasnya

didasarkan

pad.a

keahlian dan

atati

ketrampilan tertentu serta

bersifat mandiri.

Rumpun

Jabatan

Fungsional

adalah

himpunan

jabatan fungsional keahlian dan

jabatan

fungsional ketrampilan yang mempunyai tugas

dan

fungsi yang

berkaitan erat satu

sama

iain

dalam

melaksanakan

salah

satu

tugas

umum pemerintah.

Jabatan

Fungsional

Keahlian adalah

jabatan

fungsional

kuatifikasi

profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

dibidang

keahliannya.

Tugas utama

jabatan

fungsional

keahlian

meliputi

pengembangan

pengetahllall,

penerapan

konsep

dan teori,

ilmu

dan

seni

untuk

pemecahan masaiah, dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis.

Jabata,n Fungsional

Ketrampilan

adalah

jabatan

fungsional

kualifikasi

profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya

mensyaratkan penguasaari pengetahuan

teknis

di

satu

bidang

ilmu

pengetahuan

atau lebih.

Tirgas

utama

jabatan fungsional ketrarnpilan melipu

ti

pelaksanaan ke

giatal

teknis

yang

berkaitan

dengan

penerapan

konsep

dan

metode

operasionai

di

bidang

ilmu

pengetahuan

tersebut

serta

pemberian pengajaran

ditingkat

pendidikan tertentu.

Bobot

jabatan

adalah

nilai

komulatif

faktor-faktor

yang mempengaruhi

tinggi

rendahnya jenjang

jabatan antara

lain

pendidikan,

pengalaman,

upaya

fisik

dan

mental

yang diperlukan

unt6k

melakukan kegiatan dalam suafu jabatan.

Kualifikasi

Profesional

adalah kualifikasi yang

bersifat

keahlian

yang

didasarkan

pada

ilmu

pengetahuan

yang

didapatkan

dari

pendidikan

yang

berkelanjutan

secara

sistematis yang

pelaksanaan

tugasnya

meliputi

penelitian,

pengembangan

ilmu

pengetahuan, pengembangan

dan

penerapan

konsep,

teori

ilmu

dan

seni

untuk

pemecahan

(6)

masalah

serta

rnemberikan pengajarannya

dan terikat

pada etika profesi.

16.

Kualifikasi

Teknis

atau

Penunjang

Profesional

adalah

kualifikasi

yang bersifat keterampilan yang didasarkan pada

ilmu

pengetahuan

yang didapat

dari

pendidikan

kejunan

dan

peiatihan

teknis

yang

pelaksanaan

tugasnya

meliputi

kegiatan

teknis

operasional

berdasarkan prosedur

standar operasional serta meiatihnya dan terikat pada etika profesi.

L7.

Angka Kredit adalah

nilai

satual}

dari tiap butir

kegiatan dan

atau akumulasi

nilai butir

kegiatan yang

harus

dicapai oleh

pejabat fungsional

dalam

rangka pembinaan

karier

yang

bersangkutan.

18.

Instansi

Pembina

Jabatan

Fungsional

adalah

Insta-nsi

Pemerintah yang bertugas membina suatu jabatan fungsional menurlrt perundang-undangan yar1g berlaku'

19.

Tim

Peniiai

Jabatan

Fungsional

adalah

pejabat

yang

berwenang

dan

diberi

tugas

untuk

melakukan

penilaian, penetapan

angka

kredit

bagi

pemegang

jabatan

fungsional

pada Perangkat Daerah.

2A.

Tlrgas Pokok

adalah

tugas-tugas

yang

tercantum

dalam

uraian tugas pada setiap jabatan fungsionatr'

21.

Tugas Penun"iang adalah kegiatan

jabatan

fungsional

diluar

tugas

pokok

yang pada

Lrmumnya

bersifat

tugas kemasYatakatan.

22. Uraian

TUgas

adalah

suatu

paparan

atas

semua

tugas

jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan

oieh

pemegarrgjabatandalammemprosesbahankerjamenjadi

hasil kerja dalam kondisi

tertentu'

BAB II

PENETAPAN, KEDUDUKAN, TUGAS

PoKoK

DAN FI.JNGSI

Bagian Kesatu

PenetaPan Pasal 2

Dalam

Peraturan

ini

ditetapkan

Jabatan

Fungsional

Pegawai Negeri

sipil

pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Katingan

yang

terdiri dari

:

1.

Jabatan Fungsional

2.

Jabatan Fungsional

3.

Jabatan Fungsional

4.

Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian; Pranata KomPuter; Auditor KePegawaian; Assesor SDM AParatur;

(7)

(1)

{21

Bagian Ketiga

Ttlgas Pokok dan Fungsi

Pasal 4

Kelompok

Jabatan

Fungsional mempunyai

tugas

rnelaksanakan sebagian

tugas

Pemerintah Daerah

sesuai dengan tugas keahlian dan keterampilan.

Untuk

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), kelompok jabatan fungsionai mempunyai fungsi :

a.

Peiaksanaan

teknis

fungsional terhadap

peningkatan kinerja perangkat daerah sesuai dengan bidang tugasnya;

b.

Pelaksana operasional

tugas teknis

fungsional perangkat

daerah sesuai dengan bidang tugasnya;

c.

Pelaksanaan

teknis

fungsional pelayanan

kepada

masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

Dalam meiaksankan

fungsi

sebag:mana

dimaksud

pada ayat

(1)

dan ayat

(21, keiompok

jabatan

fungsionai

berpedonlan

kepada peraturan perundang-undangan yafig berlaku.

Uraian

tugas

pokok dan fungsi

kelompok

jabatan

fungsionai akan

diatur

tersendiri dengan peraturan bupati.

BAB

III

SYA.RAT PENGANGKATAN DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 5

Pengangkatan Pegawai Negeri

Sipil

untuk

menduduki

Jabatan

Fungsional,

harus

memenuhi syarat-syarat

yang

ditentukart sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6

Jenjang

Jabatan daa

Pangkat

Jabatan

Fungsional

pada

Perangkat Daerah Kabupaten

terdiri

dari Jabatan Fungsional

Ahli

dan

Jaba.tan Fungsional

Terampil sesuai

dengan

Peratura'n

Perundang-undangan yang berlaku

-{3}

(8)

Pasal 7

Jenjang Jabatan terendah sarnpai dengan tertinggi

untuk

jabatan fungsional adalah sebagai

berikut

:

1.

Jabatan Fungsional Terampil

a.

Pelaksana Femula, pangkat Pengatur Muda Golongan

II/a

b.

Pelaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat

I

dan

Pengatur Tingkat

I

Golongan

ll

lb-Il I d

c.

Pelaksana

Lanjutan,

pangkat Penata

Muda

dan

Penata

Muda Tingkat

I

Golongan

IiI/a-III/b

d.

Penyelia, pangkat Penata dan Penata Tingkat I

III/c-III/d

2.

Jabatan Fungsional Ahli

a.

Pertarna, pangkat Penata Muda dan Penata Muda Tingkat I Golongan

III/a-IIIlb

b.

IVIuda, pangkat Penata dan Penata Tingkat

I

Golongan

III/c-rrr/d

c.

Madya, pangkat Pembina, Pembina

Tingkat

I

dan

Pembina

Utarna Muda Golongan lV /a'IY

le

d.

Utama, pangkat Pembina Utama Muda Madya dan Pembina

Utama Golongan

IV/d-IV/e.

BAB IV

P&]ABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN

MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL Pasal 8

{1} Kelompeik

jabatan

fungsional diangkat dan diberhentikan oleh

Bupati

sesuai dengan

Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

(2)

Pengangkatan

dalam Jabatan

Fungsional

perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut

:

a. Lingkup fugas pada perangkat daerah dengan

rincian

tugas Jabatan Fungsional;

b. Beban

kerja yang ada pada

perangkat daerah

yang

akan memberikan kemungkinan

untuk

pencapaian angka

kredit

bagi Pejabat Fungsional yang bersangkutan

(3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam Jabatan Fungsional

diberikan tunjangan jabatan

sesuai dengan

ketentuan

yang berlaku.

(9)

{1}

{2t

{4) Pemberhentian Pegawai Negeri

sipit

dari jabatan

fungsional

sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

beriaku-Pasal 9

Pegawai Negeri

sipil

yang diangkat dalam Jabatan

Fungsionai

tidak

dapat menduduki

jabatan

rangkap

baik

dengan jabatan

struktural

maupun jabatan fungsional lainnya.

BAB V

TIM PENILAI, UNSUR YANG DINILAI DAN ANGKA KREDIT DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Bagian Kesatu

Tim Penilai Jabatan Fungsional Pasal 1O

Kompetensi Jabatan

Struktural

Pegawai Negeri Sipil yang Tirn

Peniiai

terdiri

dari

pejabat-pejabat

fungsional serta

dibantu

oleh

pejabat

yang

menangani

bidang

kepegawaian

dan

mempunyai

jabatan

serendah-rendahnya

sama

dengan

pejabat fungsional atau Fegawai Negeri Sipil yang akan diniiai. Susunan dan keanggotaan Tim Peailai sebagaimana dimaksud pada

ayat

(1) ditetapkan dengan Keputusan

Bupati

atas

usul

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Pasal 11

Masa

Kerja

Tim

Penilai selama

5

{lima}

tahun dan

dapat diperpanjang

untuk

1 {satu)

kali

masa jabatan berikutnya. Penilaian terhadap tenaga fungsional

dilakrrkan

2

{dua}

kali

dalam

1

(satu)

tahun,

yaitu

untuk

kenaikan pangkat

bulan

April

dan

Oktober kecuali bagi

Pegawai Negeri

Sipil

untuk

pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional.

Bagian Kedua

Unsur yang

dinilai

dalam Jabatan fungsional Pasal 12

Unsur-unsur

yang

dinilai

dalam memberikan angkat

kredit

dalam jabatan fungsional

terdiri dari

:

t1)

\2\

(10)

1.

Unsur Utama,

meliputi

:

a. Fendidikan;

b. Pelaksanaan tugas pokok;

c" Pengembangan profesi/diklat.

2.

Unsur-unsur Penunjang,

meliputi

:

a. Kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat;

b. Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung tugas pokok.

Bagtan Ketiga

Angka Kredit bagi Jabatan Fr.lngsionai

Pasai 13

(1)

Jumlah

angka

kredit komulatif minimai

yang

harus dipatuhi

oieh setiap

Pegawai Negeri

Sipil

agar dapat diangkat

dalam jabatan fungsional adalah sebagai

berikut

:

a. Sekurang-kurangnya TAyo

-

BO% angka

kredit dari

unsur

utama.

b. Sebanyak-banyaknya Z*a/a

-

30o/o angka

kredit dari unsur

penunjang.

(2) Pejabat Fungsianal

yang mempunyai angka

kredit

melebihi angka

kredit yang ditentukan

untuk

kenaikan

pangkat atau

jabatan

setiagkat

lebih

tinggi, maka

kelebihan

angka

kreditnya dapat diperhitungkan

untuk

kenaikan pangkat atau

.jahatan berikutnya.

{3}

Apabila

beberapa

CIrang

Pejabat atam tenaga

Fr-lngsionai bersarna-sama

membuat

suatu

tuli.san,

maka

pea:bagian angka

kredit

ditetapkan sebagai

berikut

:

a. 50 a/o bagi penuiis utama;

b. 40 % bagi penulis pembanfu.

BAB V

PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PENGANGKATAN KEMBALI DARI DALAM JABATAN

FUNGSIONAI-Pasal 14

Pejabat fungsional dibebaskan sementara dari

jabatan

fungsional, apabila :

(11)

a.

Tidak

dapat

mengurnpulkan angka

kredit

minimal

yang ditentukan;

b.

Ditugaskan ditruar Jabatan Fungsional;

c.

Dijatuhi hukuman disiplin

Pegawai l{egeri

Sipil

sesuai dengan

Peraturan

perundang-undangan

yang

berlaku

kecuali

hukuman

disiplin lingkat

ringan;

d.

Diberhentikan sementara sei:agai

Pegawai

Negeri

Sipil

berdasarkan

peraturan

dan

perundang-undangan

yang berlaku;

e.

Sedang menjalani

cuti diluar

tanggungan Negara, kecuaii

cuti

diluar

tanggungan Negara

karena

melahirkan

anak

ke

4

(empat).

Pasal 15

(1) Pegawai Negeri Sipil yang dibebaskan sementara dari jabatan

fungsional diberllentikan

pembayaran

tunjangan

jabatan terhitung mulai br.:"lan berikr.rtnya dari keputrrsan pembetrasan sementara.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang dibebaskari sernentara dari jabatan fungsional

tidak

dapat diperhitungkan kenaikan

pangkatnya

sebagai pejahat fungsional.

Pasal 16

(1) Pejahrat Fungsional

yang

dibebaskafl sementara

dari

jabatan fungsional karena sebab-seheb sebagaimaaa dimaksud dalam pasal {14}, dapat

diangkat

kembali dalam

jabatan

fungsional

apabila:

a.

Telah

dapat

mengumpulkan angka

kredit

minimal

yang

ditentukan

untuk

kenaikan pangkat dalam

jabatan

fungsional setingkat lebih tinggi.

b.

Telah

selesai

melaksanakan

tugas diluar

jabatan

fungsianal;

c. Telah selesai melaksanakan tugas bela.jar yang lebih

dari

6 (enam) buian;

d. Telah selesai menjalani

cuti diluar

tanggungan Negara; e. Telah menjalani hukuman

disiplin

Pegawai Negeri Sipil;

(12)

t2)

f,

Dinyatakan

tidak

bersaiah

atau

di.jatuhi

hr.rkuman percobaan berdasarkan

keputusan pe*gadilan yang

telah rnempunyai kekuatan

hukum

tetap.

Bagi

Pegawai

Negeri

Sipii

yang

diangkat kembali

dalam jabatan fungsional sebagaimalla dimaksud pada ayat {1} dapat menggunakan

angka

kredit

terakhir yang pernah

dirniliki

dalam jabatan fungsional"

Tata cara

pengajuan

usul dan

penetapan

pengangktan

kembali dalam

jabatan

fungsional dilaksanakan

sesuai dengan peraturan dan perundang*undangan yang berlaku.

Pasal 17

Pejabat fungsional diberhentikan dari jabatan fungsional apabila :

a.

Telah mencapai batas

usia

pensiun dengan berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

b. Tidak dapat

mengumpulkan

angka

kreditnya

yang

dipersyaratkan

dalarn

waktu 3

{tiga}

tahun

setelah pembebasan sementara;

c.

Dijatuhi hukuman

Cisiplin Fegawai Negeri Sipil sesuai dengan

Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

KE?EI{TUAN PERALIHAN

Pasal 18

Bagi Fegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan

ini teiah

menduduki

jabatan

fungsiana}

berdasarkar:.

keputusan pejabat

yang

berwenang

dan

masih

memenuhi

persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

yang

berlakr-1,

maslh

tetap

dinyatakan

seba.gai pejabat

fungsional.

Dalam

rangka

kepentingan d,inas

atau

untuk

pengembangan

karir

Pegawai

Negeri

Sipil,

Pejabat

Fungsional

dapat

dipindahkan

dalam

jabatan

struktural.

atau

jabatan

fungsinnal

iain,

sepanjang ffiemenuhi per*yaratan

sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

{3)

(il

{2}

(13)

(3) Dalarn rangka mreningkatkan profesionalisme

dan prnbinaan

karir

Pegawai

Negeri

srytl serta uEtuk

menunjang pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi

Perangkat Daerah dapat dikembangkan jenis

jabatan

fungsional lainnya sesuai dengan peraturan dan perundang-undamgan yang bed&ku.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Peraturan Bupati

ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengUndangan Peraturan Bupati

ini

dengan penempatannya dalam Berita Daerah

Kabupaten Katirryarl.

Ditetapkan di Kasongan pada tanggal, 3[

-

?

-

zor^r

Diundangkan di Kasongan pada tanggal, Sr

-

t

-'7o$

DAERAH KABUPATEN KATXNGAN,

NIKODEMUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN 2015

NOMOR

ZZI

AHMAD YANTENGLIE

(14)

/la

z

u

z

z

o

J

z

0

z

fr

F (}

z

z

frl \o

i-HP

,!

!- # --> -\ T 5= =ro{ .!'=T f

--*--D-uS

{Ft

d

dli

I t'r<

;a 1 H \-L H

H.E

(=.

A A4 E- a

**

s

E€$

--Hl-Y0Joonp$

o.p"p" dE=

{id d

{riJj d I d

-t

\F

<ri.HE

-a

E?i=

HF.e"T ?\.ii

Dc-,-'

&FsS

{F?;

d d d= E o{---\Lr>

HHH.E

dtsf.-'$'$'HB

E*'sH

t-Yr! OOOO fi.'aS!

o"o,o.o"

dE>r

6j j d'lqj ci.o d "d

?>>

SHY .\T -:,

d=r

d.:Y > f y'ox2(E

d=>

d-s

u ,i H

=

H kI

F

ro t P. d Li (6 li o F E:" ({ Li () F .c

z

=

kl l&

z

F

a

z

+

I: u tu h0 g q) M Hrf 6id qo b0 rE {,)

mz

+J d a 5 d* J4 ,a (U .H Yrd E(n C'I ,t'l d B LU 00 () P Hr-{u id Eb0 tg {J

DZ

Z

4

r;

k

n

a

z. 0.

a

D

t

c) {rj H o t n a d L () a

i

(-.

z

$

E m 1 E

Z

ol a d af a o0 F{ L{ d

..8

^{ (d ij uo dO -O P. .t{ 0)

iM

rd -Lr d tr lJi CS H a n0 t1 F{ Er" I (E1 ual

SE

'ft1 O {\l ti .F, 7 d H a EE trr CS arB Fid ij bo do 'O .r{ 9.0i

-14

z

r-{ F{ CN

Z

z

t-M

z

rd

F

t4

a

u

tjI]

z

ts rd CI" &l 14

z

m

Z

Z

z

-IJ J &

a

u

rd rtr frl

z

B /ta rd 0" J

z

a)

z

D {e

Z

F E H FJi

a

Fl A

z

B

o

r-'t H n H rd rJI

z

,'\

tr

z

tlt L/,

z

-) t// H

g

H J H t-J J O.

a

& fEl

o

rd

Z

F

rh \J

,\

EI & J

Z

o

a

t'\ \./ t lrA l-. O fr.

F

zZ

E

,"

fl6

14

i

<z

L.,

5

OI

ET

ol

z

E

'M

J J !4 -? m-ZrH

3

A?:'H\

t

s

^<E

Y

'1

J

JV*

Eq

Z

r.,

zm

? o

rIr<

d

M

6

p.y

kl l*r at-r

fr

il

=

2

ii \-/ € n \-,/ -h l- Er L./ F

JZFF

(15)

lJ{E

olE?

>T,it

-

\,,

\\ \\

?)==

H!

Eg

r

ii

xE

ts lu !

t

dE>>

ci

Ji

d.d

?

\.- F

o{.H!

E?E=- F,r€{.

ESrI

TD?+

o=,:r>-

--y &t

co

c

cE =

c.ri---\\)

H H

H.E

d=r.;-a d=r.;-a oi tr- rt Q

-X'!'X

X

H

d

XE

TTT

8

H;EE

o.o.o.0,

{>>D

6i

Ji

d

'cj

ci.o

d'ci 'o

=

& \_H

cui.Hc

-o

ETEE

Fr€{.

H

p'F?T

?

>5

>

E--ES

{F?E

cc

o

oE =

o{--f; o{--f;

H

s I)==

a @ oi tr- .s Q

{f;#

S

E€*'E

iiii"ai

b

X

i

HS

o.o-o-o- ^-5EI)

dJa

dd

si.o drc,

B

&

.\

?9nc

-o

E=i)

>.-oq,t

EJ

3T

Fq;i

9>H.O

dJEFT

p.=ir>

ST,k.d

(d (6 (g= i-.i !r\-'\ H E

fi

E

?Fe=

H#H

F

ET$E

.o o o o x.P (r

r0.o.o. {E>=

d-o

dri

ni"o

dti

.q .q P. cl H tr() F P. tr H tu k F P. a4 tr !9 tr t-rl B (l)

*

\l -(d HL cd 'oM(6()

MZ

a o F a k +, a H a t{ +) t, d E a d lr a l.{ F L o a (, (n a

?

L{ a ho= d) Hir

5ir

rLH

s<

E>

in

aa

-

o-bo ti rl 6

6-d

h0 d P. $ \l d +r (L) cd b0 +L{ GO cd! -r fU a 0s _:i tr f& -l E fr t1 H (s Li ,i r.

st

d

s

boo)

-ocg

dCJ(,

""&14

Fi tU obo raH boCg -i 0) rTM a t{ +J a c clj .i: d c6 b0

.oc

do

'f&

v

ro r..

(16)

t

H ? cd \\= d{.HE .o

ETEE

Dr{{.

ESrI

T>ts+

o.Eiv> S" tr

E E

E=

=S}i

$

fi

E#

H=;;

-H{fr

F

E€8.'g

EEEe

&SgS

ai.o

dti

a;"ct

dd

>

?

d \,- H '1

c c*

tFE;

5'"{{.

ESSS

TE++

*i;r_--

>T

cd.d

d d d=! = ":>

fi

H

F

q

?=-L-ii

H

iifi El

o

o

.Hf;-H

h

E.ghE

EEEe

eSgS

d-o

dd

qiJi

d<i

H .fo vL*

+

g;

5,o

_,.,

H !'F? "l --.-)

B">!s

S?Tr

3 $

E:

=Si>

$

E

$#

E=?;

-H-H-H

b

E€E,E

EEEff

&ggg

d-ci

dri

qi.d

dd

'o I od \rts . v Ld (E\ad_" nH!\ fiH !H E

-6.*?

O--H U ^H\U\ BHd d d dE

EEEo

1\) lU !U .d a th oa1rr\/r/V

ttt

t'' -#HHOUOO 0" 0. P. O.

d.o

d rci .t d l{ F tr Fi t4 F d P. H H t-{ O F g. H H (g $< t-a rd 14 +J ?a H H a (! li {) a ti fi tr tr rd a d l< +J o lr H Fr o a NB k t& k aL9 LU Fl (sL', Ll 'fri li O

tm

LU :J I. l-r Fi 1.,( .:t a go'n

6

cu

Il O{

<cd

'+J cd cd drr a4 d \u Ho$ho 6--d

f;

8r8,E

-otrtrP

Efi&#

F..l (E (! a b0 a [d-k l-1 ta .X

ds

HEF,o jj -ii h0

s

ft

sH.

6) qJ

?dX

r{ +-J cd t{ d li

ae

bofrr

d

blE

-5 q.E

I&XS

a#- 3 EH'd i5 irj bO d boo .oCQ, CdOq

a&x

s

01 Fl

(17)

\- .r O =Bd\

TF=?

FT

tq

?Fe=

d-Ha!S!

ENE,H

ii P \g !

piE>P

si.o

d

d

F

t

\\H -E

d-*FgS

En'FT F--i>

5.:{.

0>H-o

d=Fi5

s=*>

>T

orl

gHH?

?;i>

i;

B

BH E-.r

c6

###

h

E€tE

EEEn &S*"

d,o

dd

dri di

,o H T d

oi.HE

,o -.H;\\ \ ,; qj|

asBi

3+ir

E E

E=

=<;i

H H

H.g

4Er,-tf;tE

E{$H

EEEs

&ggs

d.o

d'd

ci

Ji

d <;

>

?

d

d>

-E d*

g>ES t

,re

EE

i?

+q}i

&F-ES

S?TE

E E

g= H{}i

H H H (g d=A;-;i H Uq H- ^i cd

**#

b

E€58

IiEEiE

ESES

d.o

dd

si.a

dd

a''! O" H H d l.{ t t4 O. l-i lr () F & H 6 l-{ (u f1 u d t-r €a H $ lr tl) ,r{ t{ {) (h d t{ +J a li H d 11(E

'ilF

vs

dn'

l{ o

c

sf

da0

.otr

do d tr a h0 rn L.i F( r-\ -r

b.f

a

a

(d .iJ E (dafi

.od

(do

-O.

9c

xd

a=

uot

-q)

ti

P. a d k +J a s FLr i5 cd (dUB

,od

dO tr& r'i (r) +

(18)

rd

-]

o

z

H F.

z

o

=

p T d

eEe

..

?

Eg

Ee:.

Sf;€

.a=-?

;;=

-6{.

H

H.E

;F=

l?

9t

ET

rt

tt r'

g'u*'

ddHt-Y(I)0)oil2(5

p.Ap. d>>

dp o dio u !

?

d

\*

c{-HE

-o

rI.+B

Bs;$

ri*

F

ST

TQ

f;

f;

f;.E

;-L=

'$**B

E*sE

6EE U

p.0.0"0.

h

P

ES

d>>D

dp dTj d.o

dEi .o

=

,f

\\

c{.Hu

-o

EFED

>.*S

EStI

Ti+-r;;

d

Dr

{q

f

fi

H

g

?D==

'$'$'$B

E€sE

668 b

h

5;.9

Atr.o.o.

d>>>

.o

dd

dri

d'c, H & tr H cd k o F A. H (d t{ {u F.

a

tr H d li o F o 6 1{ .t-, o l.{ H H a d Li +J o l.{ i B 0 d t{ o }{ E E a d d cd l-{ o b0 L{ J tL

(*,

Ed

.oJd

ia

cg +J (s c cd t{ O. cd a ao d f& t4

(-,

.o .14

io

EE

BIJ

'6 b!

E'a

d

E'a

FB

xd

ds

A. dS

HE€

{-r (D (II cU h0 b0

.ocd

doo 5&& r,) !-{ 10

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pemberian Pycnogenol oral dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada tikus putih jantan (albino rat) yang dislipidemia.. Untuk mengetahui pemberian

Kredibilitas secara umum didefinisikan oleh Erdem dan Swait (2004) sebagai berikut: “The believeability of an entity’s intentions at a particular time and is posited to have to

- Melaksanakan pembuatan laporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. - Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan tugas pokok Sub Bidang

Contohnya saja untuk menghasilkan jumlah output yang lebih besar perusahaan roti hanya mampu mengambil keputusan dalam hal menambah jumlah pekerja yang digaji tanpa melakukan

Dapat terjadi pengotoran dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu dan lain sebagainya tatapi dalam keadaan murni sangat bersih,

Pada saat ini, untuk kepentingan pembinaan, ilmuwan yang bukan dari Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi seperti Fakultas Farmasi, Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran Hewan dapat

Penelitian ini mengaplikasikan teori strategi program acara menurut Morissan, dimana untuk membuat program acara baru harus memiliki elemen-elemen yang meliputi perencanaan

Fruit Compote adalah menu yang disajikan pada waktu sarapan sebagai makanan pendamping Bircher Muesli atau dapat dimakan dengan yoghurt.. Compote dibuat dengan