• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI PUSAT KOTA TERNATE OPTIMIZATION OF WASTE TRANSPORTATION IN TERNATE CITY CENTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI PUSAT KOTA TERNATE OPTIMIZATION OF WASTE TRANSPORTATION IN TERNATE CITY CENTER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

OPTIMALISASI PENGANGKUTAN SAMPAH

DI PUSAT KOTA TERNATE

OPTIMIZATION OF WASTE TRANSPORTATION

IN TERNATE CITY CENTER

Amrin Amin, Mary Selintung, Josephine Latupeirissa Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi

Amrin Amin

Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar Hp : 085240038090

(2)

2 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji timbulan sampah dan memproyeksi kebutuhan prasarana pengangkutan sampah 15 tahun mendatang serta mengoptimalkan pengangkutan sampah ke TPA. Penelitian ini dilaksanakan di pusat Kota Ternate. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dan mewawancarai yang memahami tentang pelayanan persampahan (key persons). Analisis laju timbulan sampah dan kebutuhan prasaran persampahan dari tahun 2011-2025 menggunakan metode statistik dan standar SNI.S-04-1991-03. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah timbulan sampah di kawasan penelitian adalah sebesar 413 m³/hari, dan yang terangkut sebesar 214 m³/hari, sedangkan tidak terangkut 199 m³/hari atau berkisar 52%. Sedangkan ketersediaan kontainer 15 unit mampu menampung timbulan sampah sampai tahun 2026, dan untuk ketersediaan dump truck saat ini berjumlah 15 unit mampu menampung timbulan sampah sampai tahun 2025, dan untuk ketersediaan arm rool truck 3 unit dapat dioptimalkan pula dengan menggunakan pengangkutan sistim pengosongan kontainer dengan 3 kali ritasi/hari tanpa harus menambah armada sebesar 19 unit di tahun 2012 dan berjumlah 28 unit sampai tahun 2026, namun untuk efisiensi biaya maka hanya menambah TPS batu bata 2 unit di tahun 2012 dan berjumlah 7 unit sampai tahun 2026. Penerapan sistim ini dapat menekan pembebanan anggaran pemerintah Kota Ternate sampai tahun 2026 sebesar 5 milyar rupiah.

Kata kunci : Angkutan, optimalisasi, timbulan sampah

Abstract

The research aimed at axamining the trash heap, projecting the necessity of the trash shuttle infra-structures in the 15 years to come, and optimizing the trash shuttle to the final landfill.The research was carried out in the centre of Ternate City. Method used in the research was a field survey and the key persons who comprehended the trash service were interviewed. Analysis on the trash heap rate and the necessity of the trash heap infra-structures from 2011 to 2025 used the statistic method and the standard of SNI. S-04-1991-03. Thr research result indicates that the amount of the trash heap in the research areas is 413 m³/day, successfully carried is 214 m³/day, 2025 insucessfully transported is 199 m³day or approximately 52%. Whereas the availability 15 units of containers can take the trash heap until the year 2026 and at the moment the dump trucks are available 15 units which can take the trash heap until the yaer 2025, and 3 arm rool trucks can also be optimized by using the shuttle of the container emptiness system with thre times of rotation/day without having to add the armada as many as 19 units in 2012, and they become 26 units until 2026. However, for the expenditure efficiency, the brick landfills will be improved as many as 2 units in the year 2012, and they will become 7 units in the year 2026. The application of the system can decrease the budgeting load of the government of Ternate City until the year 2026 as much 5 billion rupiah.

(3)

3

PENDAHULUAN

Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, Tumpukan sampah yang berada diselokan dan sungai dapat menyebabkan banjir. (Kodoatie, 2003) berpendapat bahwa sampah adalah limbah atau buangan yang besifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Undang-undang No.18 tahun (2008) tentang pengelolaan sampah dinyatakan definisi sampah adalah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat

Peningkatan jumlah timbulan sampah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat, tentu memerlukan pengelolaan dengan baik agar tidak mengganggu pengelolaan sampah secara keseluruhan dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,

Pengangkutan sampah dipengaruhi oleh aksesibilitas atau waktu tempuh, pola pengangkutan, moda pengangkutan, frekuensi pengangkutan, dan tingkat pelayanan pengangkutan. dengan demikian pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat terhadap sampah yang ditimbulkannya sekaligus memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, (Hartanto, 2006).

Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172,559, BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyiasakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA.

Tidak terangkutnya sampah, merupakan indikator bahwa pengelolan pelayanan pengangkutan sampah di Kota Ternate belum berjalan secara optimal. Konsekuensi logis dari penumpukan sampah masyarakat memanfaatkan laut, anak sungai, saluran drainase sebagai alternatif tempat pembuangan sampah.

Salah satu bentuk upaya dalam penanganan masalah tersebut adalah dengan terlebih dahulu menghitung jumlah timbulan sampah dan kebutuhan prasarana yang selama ini turut memperburuk kondisi pengelolaan pelayanan pengangkutan sampah di Kota Ternate sehingga lima misi pemerintah Kota Ternate yang salah satunya “Ternate berwawasan lingkungan” dapat terwujud. Dengan demikian dibutuhkan suatu analisis untuk mengoptimalkan pengangkutan serta proyeksi kebutuhan prasaran 15 tahun mendatang

(4)

4

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli - Agustus 2012 dan dilaksanakan di pusat Kota Ternate yang dibatasi pada satuan wilayah pengembangan tata ruang wilayah Kota Ternate yang ditetapkan dalam RTRW Kota Ternate. Ada dua pendekatan dalam penelitian yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif, data kualitatif menggambarkan dengan kata-kata atau gambar sedangkan kuantitatif berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran. (Sugiyono, 2005).

Kedua penelitian di atas dapat saling dikombinasikan untuk memperkuat hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam upaya mengoptimalkan pengangkutan sampah di Pusat Kota Ternate

Analisis data

Populasi adalah seluruh masyarakat di pusat Kota Ternate, sampel sebanyak 100 orang terdiri 60 sampel untuk domestik dan 40 sampel untuk non domestik atau non perumahan yang dipilih secara proportional stratified random sampling yakni teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, (Sugiyono, 2005) yang memenuhi standar SNI 19-3964-(1994) tentang metode pengambilan dan pengukuran timbulan sampah perkotaan.

Untuk mengukur rata-rata timbulan sampah masyarakat per jiwa pada daerah pelayanan, pengambilan sampel berasal dari rumah permanen, semi permanen, non permanen dan non perumahan digunakan standar (SK-SNI.S-04-1991), Rata-rata timbulan sampah per jiwa digunakan untuk menghitung kebutuhan prasarana pengangkutan sampah baik itu truck, wadah sementara (TPS) atau kontainer, Metode yang digunakan untuk menentukan besaran timbulan sampah masyarakat adalah mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran timbulan sampah perkotaan. Sedangkan untuk menganalisis, peningkatan jumlah penduduk, laju timbulan dan proyeksi kebutuhan prasarana pengangkutan dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan Mathematic Method antara lain Metode Aritmatika (Arithmetika Rate of Growth), Metode Geometri (Geometri Rate of Growth) dan Metode Least Square (Least Square Method). (Santoso, et. Al, 2001).

Data primer difokuskan dokumentasi dan wawancara pada pihak yang berkompeten yang memahami betul tentang pelayanan persampahan (Qey Pearson) pada Dinas Kebersihan dan para pegawai kelurahan yang terlayani maupun yang tidak terlayani oleh pengangkutan sampah tentang pengelolaan persampahan terutama manajemen pengangkutan. Dan dilakukan pula wawancara dengan para sopir untuk mendapatkan gambaran tentang frekuensi

(5)

5 pengangkutan, pola pengangkutan dan jumlah tenaga kerja lapangan. Sedangkan untuk data primer lainnya berupa kondisi pelayanan pengangkutan sampah dan data operasional pengelolaan sampah langsung ditinjau dilapangan. Data sekunder yaitu data yang berhubungan dengan lokasi studi yang diperoleh melalui dinas atau instansi terkait di Kota Ternate yakni Dinas Kebersihan Kota Ternate, BPS Kota Ternate dan Bapeda Kota Ternate, adapun data sekunder yang dibutuhkan adalah peta lokasi studi, jalur pelayanan pengangkutan sampah, jumlah TPS dan armada pengangkutan dan jumlah penduduk.

HASIL

Tabel 1 memperlihatkan proyeksi timbulan sampah di pusat Kota Ternate dari tahun 2012-2026, telah mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, dari total jumlah timbulan sampah pada tahun 2026 adalah sebesar 203,922,763 m³/hari.

Gambar 1 memperlihatkan laju timbulan sampah tahun 2012 sebesar 413,213 m³/hari, kebutuhan kontainer 5 m³ sebanyak 11 unit, arm rool truck 21 unit, dump truck 9 m³ sebanyak 11 unit, dan TPS pasangan batu bata 3 m³ sebanyak 18 unit dan pada tahun 2026 kebutuhan prasarana pengangkutan adalah container 5 m³ sebanyak 15 unit, arm rool truck 28 unit, dump truck 9 m³ sebanyak 16 unit, dan TPS pasangan batu bata 3 m³ sebanyak 24 unit. Dari kondisi existing di lapangan maka ketersediaan pengangkutan berdasarkan proyeksi kebutuhan pada tahun 2026 adalah kontainer 5 m³ tidak terjadi penambahan, dump truck 9 m³ penambahan 1 unit, TPS pasangan batu bata 3 m³ penambahan 8 unit, arm rool truck tidak dilakukan penambahan, akan tetapi di optimalkan jumlah 3 unit dengan membuat 3 blok pelayanan dengan sistim pengangkutan pengosongan kontainer.

Gambar 2 memperlihatkan pengangkutan sistim pengosongan kontainer pada blok 1 yakni Rumah sakit, Mini market, Toko beta, Pasar baru dengan jumlah 5 unit container, gambar 3 memperlihatkan pengangkutan sistim pengosongan kontainer pada blok 2 yakni Benteng orange, Terminal, jembatan tapak 1 plus, Pasar Dufa-dufa, , dengan jumlah 5 unit kontainer, gambar 4 memperlihatkan pengangkutan sistim pengosongan kontainer pada blok 3 yakni Pelabuhan feri, pasar Bastiong, pelabuhan A. Yani, Pasar Kieraha, Mall Jatiland dengan jumlah 5 unit kontainer, dengan 2 sampai 3 kali ritasi perhari.

Penerapan sistim tersebut dapat menghemat biaya pengadaan armada sebesar 18 unit pada tahun 2011, jika harga 1 unit arm rool truck Rp. 200.000.000.- maka 18 x 200.000.000,- = Rp. 3.600.000.000,-. Dan pada tahun 2026 penambahan arm rool truck 25 unit, maka 25 x 200.000.000,- = Rp. 5.000.000.000,-. Jadi pada tahun 2012-2026 pemerintah dapat menghemat biaya sebesar Rp. 5.000.000.000,-

(6)

6

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh pada kebutuhan prasana pengangkutan sampah, penyebaran penduduk pada suatu wilayah kota akan memberikan indikasi timbulan sampah semakin meningkat, artinya semakin meningkat jumlah penduduk maka semakin meningkat pula timbulan sampah. SNI 3242-(2008) tentang pengelolaan sampah di permukiman.

Perkiraan timbulan sampah merupakan langkah awal yang dilakukan dalam perencanaan pengelolaan persampahan. Maka diperlukan data-data timbulan sampah sebagai dasar perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana persampahan. Rata-rata timbulan sampah sangat bervariasi antara satu derah dengan daerah yang lain. Variasi ini disebabkan oleh tingkat hidup, iklim, musim, adat istiadat dan tingkat konsumsi masyarakat, mdgs-dev-bps.go.id/publikasi akses (16/9/2012). Penelitian lain menunjukan bahwa perbedaan timbulan sampah masyarakat yang signifikan diakibatkan oleh faktor ekonomi, (Herawati. B 2005)

Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ketempat pembuangan akhir. Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara berdasarkan pola pengumpulannya yakni pengangkutan sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung (door to door), pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer dan pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap, Badan standarisasi nasional, (2002). Studi lain menunjukan bahwa peningkatan sisitim pengangkutan dengan menggunkan standar normatif merupakan faktor manajemen pengelolaan pengangkutan, (Mayun, 2009). Namun disisi lain pengembangan sistim pengangkutan sampah melakukan optimalisasi dengan simulasi merupakan faktor dalam menentukan optimalnya suatu pengangkutan dari TPS ke TPA, (Made. A, 2001).

Dari hasil hitungan kebutuhan pengangkutan sampah di Pusat Kota Ternate maka ketersediaan kontainer 5 m³ telah memenuhi jumlah timbulan sampah sampai tahun 2026, dan dump truck telah memenuhi kebutuhan jumlah timbulan sampah kota sampai tahun 2025, dan dilakukan penambahan 1 unit tahun 2026, sedangkan TPS pasangan batu bata pada tahun 2012 dibutuhkan 2 unit. namun kebutuhan arm rool truck untuk memenuhi jumlah timbulan sampah 2012 dilakukan penambahan armada sebesar 18 unit.

Maka untuk mengoptimalkan pengangkutan jumlah arm rool truck sebanyak 3 unit yakni dengan membuat 3 blok pelayanan yakni blok 1 Pasar Bastiong, Pelabuhan Fery, Rumah Sakit Umum Busoiri, Pelabuhan Ahmad Yani dengan menyediakan 4 unit kontainer, blok 2 Pasar Kieraha, Terminal Gamalama, Toko Beta, Minimarket, Benteng orange, dengan

(7)

7 ketersediaan 6 unit kontainer dan blok 3 yakni Mall Jatiland, Pasar Baru, Jembatan Tapak I dan Pasar Dufa-dufa dengan ketersediaan 5 unit kontainer dengan 3 kali ritasi per hari

KESIMPULAN DAN SARAN

Kami menyimpulkan bahwa besar timbulan sampah di pusat Kota Ternate atau kawasan penelitian berdasarkan hasil hitungan menunjukan bahwa jumlah timbulan sampah adalah 413 m³/hari dan atau 52% dari total timbulan sampah yang terangkut ke TPA. Sedangkan ketersediaan dump truck volume 9 m³ sebanyak 15 unit dapat melayani timbulan sampah sampai tahun 2025, dan ketersediaan kontainer sebanyak 15 unit volume 5 m³ dapat melayani timbulan sampah sampai tahun 2023. Sedangkan ketersediaan amr rool truck volume 5 m³ oleh dinas kebersihan Kota Ternate hanya 3 unit, jumlah arm rool tersebut tidak mampu mengangkat dan memiliki harga jual yang sangat mahal, maka untuk mengoptimalkan pengangkutan dengan menggunakan arm rool truck digunakan sistim pengangkutan pengosongan kontainer yang ditetapkan dalam 3 blok pelayanan yakni blok 1 Pasar Bastiong, Pelabuhan Fery, Rumah Sakit Umum Busoiri, Pelabuhan Ahmad Yani dengan menyediakan 4 unit kontainer, blok 2 Pasar Kieraha, Terminal Gamalama, Toko Bata, Minimarket, dengan ketersediaan 6 unit kontainer dan blok 3 yakni Mall Jatiland, Pasar Baru, Jembatan Tapak I dan Pasar Dufa-dufa dan Benteng orange dengan ketersediaan 5 unit kontainer dengan 3 kali ritasi per hari. Penerapan pengangkutan sistim pengosongan kontainer ini dapat menekan pembebanan anggaran pemerintah sebesar 3,6 milyar rupiah pada tahun 2012 dan 5 milyar rupiah sampai tahun 2026. Disamping itu perlu ditetapkan daerah pelayanan dan waktu pengangkutan sampah sehingga pelayanan angkutan sampah dapat dioptimalkan dan perlunya penambahan prasarana persampahan yakni pewadahan pasangan batu bata pada pemukiman warga sehingga memudahkan pengangkutan dan mengurangi tumpukan sampah yang terdapat pada laut dan kali di Kota Ternate serta perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut mengenai potensi sampah baik dari sumber timbulan maupun di TPS untuk mengurangi pelayanan persampahan dan beban TPA untuk waktu yang akan datang.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Ternate (2011). Kota Ternate dalam angka.

Badan Standar Nasional Indonesia 19-3964-(1994) tentang metode pengambilan dan pengukuran timbulan sampah perkotaan.

Badan Standar Nasional Indonesia No. 19-2454-(2002). Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan.

Badan Standar Nasional Indonesia 3242- (2008). Tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman

Dinas kebersihan Kota Ternate, (2012). Ketersediaan armada angkutan dan personil.

Hartanto W. (2006). Kinerja Pengelolaan Sampah di Kota Gembong Kabupaten Kebumen, Magister Teknik Pengembangan Wilayah dan Kota, UNDIP, Semarang.

Herawati B. (2005). Prasarana dan Sarana Persampahan di Perumahan RS dan RS Kota Palu. Tesis tidak diterbitkan. Makassar. Program Pascasarjana KPK IPB- UNHAS. Nadiasa Mayun., dkk, (2009). Manajemen Pengangkutan Sampah, Udayana, Denpasar.

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol 13, No 2

I Made. (2001). Optimasi Teknis Operasional Pengumpulan Dan Pengangkutan Sampah Dengan Model Simulasi, Udayana, Denpasar. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol 12, No Kodoatie R. (2003). Manajemen dan Rekayasa Infarstruktur. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Perhitungan Proyeksi Sampah, (Online) (http://www.Mdgs-dev-bps.go.id/ diakses (16

September 2012).

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.

Santoso, S. (2001) Buku latuhan SPSS, Statistic Parametric, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

(9)

9 0 5 10 15 20 25 30

Proyeksi kebutuhan prasaran pengangkutan sampah tahun 2011-2026

Kebutuhan kontainer 5 m³ Kebutuhan arm rool truck (unit)

Kebutuhan dump truck 9 m³ Kebutuhan Ps. Batu bata 3m³

Tabel 1. Proyeksi timbulan sampah dari tahun 2012-2026

No Tahun Jumlah

Penduduk

Timbulan sampah

Laju

Timbulan Total Timbulan

(jiwa) Ltr/org/hari sampah sampah

1 2012 172,559 2.5 431,398 157,460,088 2 2013 176,196 440,490 160,778,850 3 2014 179,833 449,583 164,097,613 4 2015 183,470 458,675 167,416,375 5 2016 187,107 467,768 170,735,138 6 2017 190,744 476,860 174,053,900 7 2018 194,381 485,953 177,372,663 8 2019 198,018 495,045 180,691,425 9 2020 201,655 504,138 184,010,188 10 2021 205,292 513,230 187,328,950 11 2022 208,929 522,323 190,647,713 12 2023 212,566 531,415 193,966,475 13 2024 216,203 540,508 197,285,238 14 2025 219,840 549,600 200,604,000 15 2026 223,477 558,693 203,922,763

Gambar 1. Proyeksi kebutuhan prasarana pengangkutan sampah Kota Ternate tahun 2011 – 2026

(10)

10

Skema Optimalisasi pengangkutan sampah di Kota Ternate

: Arm rool A : Arm rool B : Arm rool C : Kembali ke pool : Jalur angkutan : TPS/Kontainer : Kontainer kosong

Gambar 2. Optimalisasi pengangkutan sampah di Pusat Kota Ternate

X4 X5 X3 X2 X1 X1 POLL Y4 Y1 Y2 Y3 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 TPA 75 M³/HARI X1 X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Z1 Z2 Z2 Z4 Z5

(11)

Gambar

Tabel 1. Proyeksi timbulan sampah dari tahun 2012-2026
Gambar 2.     Optimalisasi pengangkutan sampah di Pusat Kota Ternate

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah membuat Desain Pemodelan 3 Dimensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) menggunakan Program Multimedia AutoCAD 2009, sebagai

Hasil tabulasi data metode penelitian yang digunakan mahasiswa PGSD Penjas untuk menyusun Skripsi pada tahun 2013-2015 disajikan dalam tabel 2 dan diagram batang gambar 1..

Dalam hal APBD diperkirakan defisit, maka pembiayaan pembangunan dapat didanai dengan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari dana cadangan, hasil

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penulis menemukan enam teknik persuasi yang terdapat dalam brosur layanan bimbingan belajar di Bandar

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan ikut berperan dalam penyelesaian skripsi ini.. Penulis mengucapkan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB yang dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai p < 0,05

Berdasarkan uraian diatas akan dikaji bagaimana wujud dari pelaksanaan prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik dan bagaimana tanggung jawab Notaris dalam

dan yang lebih muda harus kita sayangi. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan. Memberi salam jika berjumpa seseorang. Mohom maaf jika melakukan kesalahan. Melakukan