PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM
PEMBUATAN AKTA OTENTIK
TESIS
Oleh
FRANSISKUS SINAGA
107011109/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM
PEMBUATAN AKTA OTENTIK
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FRANSISKUS SINAGA
107011109/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK
Nama Mahasiswa : FRANSISKUS SINAGA
Nomor Pokok : 107011109
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Notaris Dr.Syahril Sofyan,SH,MKn) (Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 21 Juni 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota : 1. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn
2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : FRANSISKUS SINAGA
Nim : 107011109
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :FRANSISKUS SINAGA
i
ABSTRAK
Notaris diharapkan dapat bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hokum Pasal 16 (a) UUJN. Kemandirian itu adalah bahwa dalam menjalankan jabatannya Notaris berada dalam kedudukan yang netral dan tidak memihak. Berdasarkan uraian diatas akan dikaji bagaimana wujud dari pelaksanaan prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik dan bagaimana tanggung jawab Notaris dalam menjunjung tinggi prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik serta bagaimana akibat hukum serta perlindungan hukum apabila terjadi pelanggaran prinsip kemandirian oleh Notaris.
Penelitian ini bersifat preskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta-fakta yang ada dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis, factual dan akurat dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan yuridis yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan “prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik”.
Kemandirian seorang Notaris tercermin dari keahlian yang dimiliki serta didukung oleh ilmu pengetahuan, pengalaman dan memiliki ketrampilan yang tinggi serta memiliki integritas moral yang baik. Notaris harus mengetahui batas-batas kewenangannya dan harus mentaati peraturan hukum yang berlaku serta mengetahui batas-batas sejauh mana ia dapat bertindak apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tanggung jawab Notaris dalam undang-undang jabatan Notaris (UUJN), dimaksudkan sebagai keterikatan Notaris terhadap ketentuan-ketentuan hukum dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Sanksi yang diberikan kepada Notaris adalah sanksi administrasi, perdata maupun pidana, sebagaimana dalam pasal 84 dan pasal 85 UUJN sedangkan sanksi pidana berlaku Pasal 63 ayat (2)KUH Pidana menyebutkan apabila ada suatu perbuatan yang dapat dipidana menurut ketentuan pidana yang khusus disamping pidana umum, maka ketentuan pidana yang khusus itulah yang dipakai, sebaiknya apabila ketentuan pidana khusus tidak mengatur, maka terhadap pelanggaran tersebut akan dikenakan pidana umum yaitu KUH Pidana. Agar perlindungan hukum terhadap Notaris dapat dijalankan secara efektif, maka perlu disediakan upaya hukum yudisial dan non yudisial. Akan tetapi apabila tejadi pelanggaran hukum oleh Notaris, sebisanya dilakukan penyelesaian permasalahan dengan menempuh jalurnon yudisial, yaitu melalui perdamaian atau mediasi. Hal ini dimaksudkan supaya terhindar dari proses panjang dan tidak mencoreng insitusi Notaris itu sendiri.
ii
ABSTRACT
A notary is expected to be honest, accurate, independent, impartial, and able to keep the clients’ interest in legal act of Article 16 (a) of UUJN. What it means by independence is that a notary in doing his notarial duty should be neutral and impartial. Based on the above explanation, the researcher would analyze the realization of the implementation of the principle of independence of a Notary in making authentic deeds, how about his responsibility in respecting the principle of independence of a Notary in making authentic deeds, and how about the legal consequence and the legal protection when the violation ofthe principle of independence of a Notary occurred.
The research was prescriptive which was aimed to describe the existing facts and to analyze the data which were obtained systematically, factually, and accurately, related to judicial provisions in the legal provisions, regulations, and laws, which are in line with the “principle of independence of a Notary in making authentic deeds.”
The independence of a Notary is reflected in the skill and supported by science, experience, sophisticated skill, and good moral integrity. A notary must know the scope of his authority, obey the prevailing regulations, and know what he can do and what he cannot do. The responsibility of a Notary in UUJN (Law on Notarial Position) is a notary’s commitment in legal provisions in performing his duties. The sanctions imposed on a notary are administration sanction, civil sanction, and criminal sanction as it is stipulated in Article 84e and Article 85 of UUJN, while criminal sanction, stipulated in Article 63, paragraph 2 of the Penal Code, states that when there is a criminal act which can be criminalized according to specific crime besides general crime, the specific crime is used. On the other hand, when there is no specific crime, the violation will be imposed on the general crimestipulated in the Penal Code. Judicial and non-judicial remedy should be provided in order to give legal protection to a Notary. However, when a Notary violates the law, the resolution should be taken by non-judicial method, that is, by negotiation or mediation in order to avoid long time process and not to streak the notarial institution with shame.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “PRINSIP
KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK”.
Penulisan Tesis ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh
gelar Magister dalam bidang ilmu Kenotariatan (MKn) Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan
dorongan moril, masukan dan saran, sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis hanturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA (K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Sumatera
Utara yang telah memberikan motivasi, kesempatan, dan kelancaran proses
administrasi pendidikan dan sekaligus selaku anggota Komisi Pembimbing yang
dengan penuh perhatian memberikan dan masukan dan saran demi memperkaya
iv
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin SH, MS, CN selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus
selaku Dosen Penguji yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan
sekaligus selaku Dosen Penguji yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan
tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing
dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukkan
kepada penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.
6. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn, selaku Dosen Pembimbing dengan
penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan kepada
penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.
7. Ibu Chairani Bustami, SH, SpN, MKn, selaku Dosen Penguji dengan penuh
perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran, dan masukkan kepada penulis
demi untuk selesainya penulisan tesis ini.
8. Seluruh Guru Besar beserta Dosen dan Staf Pengajar pada Program Studi
v
memberikan ilmunya dan membuka cakrawala berpikir penulis yang sangat
bermanfaat di kemudian hari.
9. Para Staff Administrasi Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
10. Rekan-rekan dan sahabat-sahabatku seperjuangan yang sangat kusayangi Group C
angkatan 2011 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara dan sahabat yang selalu memberi dorongan Deswita, Angel, Juni.
Suatu rasa kebanggan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut
menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ibunda T.Lumban Gaol serta kakak penulis yakni Marudut, Asmita, Manahan, dan
Rosdiana dan teristimewa istri penulis Agustina Lusiana yang telah memberikan doa
dan perhatian yang cukup besar selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi pada Program Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hari menyadari bahwa tesis ini
tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, baik dari sudut isi maupun dari cara
pengajuannya. Oleh karena itu saran dan masukkan yng membangun sangat
dibutuhkan demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, Juni 2013 Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Fransiskus Sinaga
Tempat/Tanggal lahir : Bulu ujung, 29 September 1983
Status : Menikah
Alamat : Jl. Tangguk Bongkar V No. 68 Medan
II. KELUARGA
Nama Istri : Agustina L.E. Lumbanbatu, SH.,M.Kn
Nama Ayah : Jesman Sinaga (+)
Nama Ibu : Tiar Magdalena Lumban Gaol
Nama Saudara Kandung : 1. Marudut V. Sinaga
2. Asmita Br Sinaga
3. Manahan F. Sinaga
4. Rosdiana Br Sinaga
III. PENDIDIKAN
SD : SD Negeri 030298 Simallopuk (1990-1990)
SLTP : SLTP Negeri IV
Sidikalang (1996-1999)
SMK : SMK TI Darma Bhakti Medan (2000-2003)
S1 : Universitas Darma Agung Medan (2005-2009)
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Keaslian Penelitian... 11
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 11
1. Kerangka Teori ... 11
2. Konsepsi ... 14
G. Metode Penelitian ... 17
BAB II WUJUD PELAKSANAAN PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK... 20
A. Sejarah Notaris di Indonesia ... 20
B. Notaris Sebagai Pejabat Umum ... 30
C. Kekuatan Pembuktian Akta Notaris ... 32
D. Perbedaan Akta Otentik Dan Akta Dibawah Tangan ... 35
E. Wujud dari Pelaksanaan Prinsip Kemandirian Notaris Dalam Pembuatan Akta Otentik ... 37
viii
A. Kode Etik Jabatan Notaris ... 49
B. Batas Pertanggung jawaban Notaris ... 59
C. Tanggung jawab Notaris dalam Menjunjung Tinggi Kemandirian Notaris ... 63
BAB IV AKIBAT HUKUM SERTA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NOTARIS APABILA TERJADI PELANGGARAN PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS... 66
A. Sanksi Keperdataan ... 68
B. Sanksi Administratif ... 70
C. Sanksi Pidana ... 73
D. Perlindungan Hukum Terhadap Notaris... 75
E. Lembaga Pengawas Notaris ... 81
F. Hak Ingkar Notaris ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 97