• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Menggunakan Macromedia Flash pada Jaring - Jaring Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran Menggunakan Macromedia Flash pada Jaring - Jaring Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

PADA JARING - JARING KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII

SMP

M. Dardi, Fauziah M, Agung Hartoyo

FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Email : aa_dardi@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan macromedia flash pada materi jaring-jaring kubus dan balok di kelas VIII SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah One Shot Case Study. Berdasarkan hasil uji rata-rata pada post test kelas eksperimen thitung= 6,30 dan ttabel = 1,84 berarti thitung ttabelmaka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil uji Anava pada jumlah post test dan aktivitas siswa kelas eksperimen Fhitung = 0,32 dengan α = 5% (0,05) Ftabel = 2,92 hal ini berarti Fhitung ≤ Ftabel (0,32 ≤ 2,92). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivitas kelompok setelah diajarkan menggunakan Macromedia Flash pada materi jaring-jaring kubus dan balok di kelas VIII SMP. Kata Kunci : macromedia flash,aktivitas

Abstract: This study aimed to determine the average student learning outcomes and learning activities using macromedia flash on the material webs cubes and beam in class VIII. The research method used was experimental research design used is the One Shot Case Study. yang digunakan adalah One Shot Case Study. Based on the test results of the average post-test experimental class Thitung = 6.30 and Ttable = 1.84 is Thitung Ttable then Ha is accepted and Ho is rejected. Based on the test results Anova post-test on the number and activity of the experimental class students Fhitung = 0.32 with α = 5% (0.05) Ftable = 2.92 this means Fhitung (0.32 ) ≤ Ftable(2.92). It can be concluded that there is no difference in learning outcomes and activities of the group after taught using Macromedia Flash on the material webs cubes and beam in class VIII SMP.

Key word: macromedia flash, activities

alam rangka mencapai tujuan nasional pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting serta menentukan dalam membinaan sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, secara bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum serta kualitas pendidikan di sekolah – sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya pengembangan dan pembaharuan di bidang pendidikan khususnya pembaharuan proses pembelajaran. Sesuai dengan dinamika perkembangan pendidikan pemerintah senantiasa menginginkan peningkatan kualitas pendidikan, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang mana proses belajar mengajar itu sendiri merupakan kegiatan utama di sekolah. Hal

D

(2)

tersebut dapat dipahami karena proses belajar mengajar di sekolah ditentukan berbagai faktor, Salah satu faktornya adalah media pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peranan penting. Karena media dapat menjadi jembatan antara penjelasan guru dengan pemahaman siswa, ketika suatu materi tidak dapat hanya dijelaskan secara verbal. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media (Arsyad: 2006).

Upaya pembaharuan dari segi pendidikan lebih ditekankan ke arah proses belajar mengajar, di samping menata kembali arah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Masalah proses belajar mengajar, jika dahulu ditekankan melalui bentuk kata-kata, sehingga menjurus ke arah verbalisme, kemudian orang mulai berpikir ke arah diperlukannya alat bantu pelajaran yang bersifat audio visual, seperti gambar-gambar, slide, model, pita kaset, film bersuara, radio, televisi, dan yang telah menjadi tren baru di dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir yakni media komputer.

Media komputer yang akhir-akhir ini semakin banyak digunakan memberikan semakin banyak kemudahan bagi guru dan siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Media komputer berperan sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi, latihan atau keduanya. Berbagai software komputer yang ada dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Diantara beberapa software tersebut yang sudah kita kenal dan banyak kita gunakan adalah software Microsoft PowerPoint. Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software yang masuk ke dalam kategori Microsoft Office yang di pergunakan untuk membuat, mengedit sekaligus menampilkan presentasi dalam slide-slide.

Berbagai software komputer yang ada dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Diantara beberapa software tersebut program Macromedia Flash, yaitu sebuah program animasi interaktif berbasis vektor yang sering digunakan pada web design. Sebagai sebuah program animasi, flash memiliki kelebihan dari program animasi lainnya karena ada fasillitas action skript sehingga animasi bisa menjadi lebih interaktif (Janu Media, 2006). Macromedia Flash tentunya dapat menjadi ragam baru bagi pengembangan media. Visual efek dan animasi yang interaktif akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga materi ajar yang ingin disampaikan guru bisa diserap oleh siswa dengan lebih optimal.

Salah satu materi yang diajarkan di kalas VIII SMP yaitu Bangun Ruang. Tujuan dari pembelajaran bangun ruang antara lain agar para siswa dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan bangun ruang. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika SMP N 15 Pontianak pada tanggal 12 November 2011 diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada materi bangun ruang, seperti kesulitan dalam memvisualisasikan terutama pada submateri membuat jaring-jaring pada bangun ruang. Kesulitan siswa diduga disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yang cenderung membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Tresna (2008) mengatakan bahwa kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, kurang melakukan pengajaran bermakna, metode yang

(3)

digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Selain itu kurangnya pemanfaatan media dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok menjadikan pembelajaran bersifat abstrak. Salah satu indikasinya terlihat pada hasil ulangan harian tentang materi bangun ruang yang diberikan oleh guru bersangkutan terhadap 40 siswa kelas VIII A dan 41 siswa kelas VIII B pada tahun ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 15 Pontianak untuk materi bangun ruang, masing-masing diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 5,34 dan 5,18 yang berarti berada dibawah kriteria ketuntasan minimal sekolah tersebut yaitu 6,00.

Menyadari akan kesulitan dan penyebab lemahnya kemampuan siswa pada materi jaring-jaring kubus dan balok, maka perlu dipikirkan alternatif pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai ketuntasan materi secara maksimal. Diantara model pembelajaran yang diperkirakan dapat membantu mengatasi kesulitan siswa pada materi jaring-jaring kubus dan balok yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Macromedia Flash sehingga siswa dapat terbantu untuk memvisualisasikan dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok.

Dari uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok di SMP Negeri 15 Pontianak.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah di ajarkan menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok di SMP Negeri 15 Pontianak di atas KKM, (2) Mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa antar kelompok dalam pembelajaran menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok di SMP Negeri 15 Pontianak.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. (Zain, 2010). Menurut Gerlach dan Ely, media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad, 2010: 3).

Gagne dan Briggs secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk meyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Arsyad, 2010: 4).

Dari bermacam definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan pembelajaran dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Macromedia Flash merupakan sebuah program animasi interaktif berbasis vector yang memiliki fasilitas action script. Action script adalah suatu perintah yang menghasilkan suatu aksi atau gerakan/objek. Perintah action script digunakan untuk membuat animasi yang lebih kompleks. Action script merupakan bahasa pemrograman sederhana (serupa Javascript) yang dibuat untuk memudahkan para flash developer dalam mengontrol timeline, suara, gambar, warna dan elemen-elemen lainnya. Action script memungkinkan animasi menjadi

(4)

lebih interaktif karena file output dari flash dapat berjalan sesuai dengan script yang dimasukkan. Dalam proses pembelajaran Macromedia Flash digunakan sebagai media dalam bentuk presentasi multimedia yang interaktif (Janu Media, 2006).

Selain dapat dimanfaatkan sebagai perangkat ajar, Macromedia Flash merupakan software yang populer digunakan untuk membuat animasi yang biasanya digunakan untuk berbagai keperluan di Internet. Misalnya, untuk membuat situs, banner iklan, logo yang beranimasi, serta animasi pelengkap lainnya. Selain itu flash juga digunakan untuk mengintegrasi video ke dalam halaman web, dan mengembangkan berbagai aplikasi internet. Flash juga dapat digunakan sebagai tool untuk membuat game dan berbagai aplikasi multimedia lainnya.

Berdasarkan jenis-jenis aktivitas dari kajian para ahli, maka dalam penelitian ini aktivitas belajar siswa yang akan diamati disesuaikan dengan model pembelajaran Kooperatif. Adapun kategori jenis aktivitasnya yaitu ada 5 jenis aktivitas sebagai berikut: (1)Aktivitas Bertanya (Kategori 1) yaitu Aktivitas yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari siswa pada saat pembelajaran. (2) Aktivitas Menjawab Pertanyaan (kategori 2) yaitu Aktivitas yang berkaitan dengan menjawab pertanyaan yang berasal dari guru atau temannya sendiri. Dan jawaban siswa tersebut relevan dengan materi yang dipelajari siswa pada saat pembelajaran. (3) Aktivitas Mengemukakan Pendapat (kategori 3) (4) Aktivitas dengan teman sejawat atau diskusi (kategori 4) (5) Aktivitas membaca buku pegangan (kategori 5).

Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar. Karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi dalam belajar siswa harus melakukan kegiatan, dengan kata lain siswa harus beraktivitas.

Menurut Slavin (dalam Mersianti: 2010) mengatakan bahwa pelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Model Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah. Strategi belajar model ini menempatkan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kempuan atau latar belakang yang berbeda. Tiap kelompok tersebut siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Di dalam kelompok tersebut ada tanggung jawab bersama, jadi setiap anggota saling membantu untuk menutupi kekuranganya. Ada proses diskusi, saling bertukar pendapat, menghargai pendapat orang lain, pembinaan teman sebaya sehingga terjalin hubungan yang positif.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2009: 107), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh atau efektifitas perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental Design atau ekperimental yang tidak sebenarnya. Alasan penggunaan desain ini karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (Sugiyono, 2008: 109). Berdasarkan jenis penelitian maka rancangan penelitian yang digunakan adalah One Shot Case Study.

(5)

Menurut Sugiyono (2009: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP 15 Negeri Pontianak yang terdiri empat kelas yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C dan VIII D.

Menurut Sugiyono (2008: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah satu kelas dari empat kelas yang memiliki kemampuan hampir sama dengan uji Homogenitas nilai mid matematika semester ganjil. Setelah dilakukan uji homogenitas nilai mid matematika semester ganjil didapat bahwa kelas – kelas pada populasi adalah homogen. Karna kelas- kelas pada populasi homogen yang menunjukan bahwa kelas mana saja yang diambil sebagai sampel tidak ada bedanya maka pengambilan anggota sampel dari populasi menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. (Arikunto, 2010: 177).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah teknik pengukuran dan teknik observasi. Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan Macromedia Flash dalam setting pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan pemberian skor terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Alat pengumpul data dapat disebut juga dengan instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 147), instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang berbentuk uraian (essay) dan non tes. Menurut Arikunto (1998: 139), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Untuk non tes dalam peneletian ini adalah lembar observasi yaitu observasi langsung, dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui alat bantu yang berstandar (Subana, 2005: 143).

Agar alat pengumpul data dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang objektif dan mampu menguji hepotesa peneliti, maka diperlukan analisis terhadap alat pengumpul data yaitu (1) validitas, (2) reliablitas, (3) tingkat kesukaran, (4) daya pembeda.

Untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 yaitu Apakah rata-rata hasil belajar siswa setelah diajarkan menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok di SMP Negeri 15 Pontianak di atas KKM, maka digunakan rumus rata-rata hitung tes hasil belajar menurut Sugiyono (2010 : 54) sebagai berikut :

x = ∑

(6)

Untuk menjawab rumusan masalah pada no 2 yaitu Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa antar kelompok dalam pembelajaran menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok di SMP Negeri 15 Pontianak, maka digunakan analisis statistik dengan uji Anava satu jalur diawali dengan menghitung skor hasil aktivitas siswa dan jumah skor hasil belajar dan aktivitas siswa.

Menghitung uji normalitas data dapat dihitung menggunakan uji Liliefors dengan 1) Menentukan Hipotesis, 2) Menghitung tingkat signifikansi, 3) Menghitung angka baku dari masing-masing data (X), 4) Menghitung probabilitas angkabaku secara kumulatif F(Zi) = P(Z ≤ Zi), 5) Menghitung S (Zi) =

, 5)Menghitung selisih | ( )− ( )|, 6)Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak (Lo), 7) Membandingkan Lo dengan Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors.

Karena data hasil perhitungan uji normalitas jumlah aktivitas dan Post-test siswa berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan perhitugan uji homegenitas variansinya, yaitu dengan rumus :

Mencari nilai F dengan rumus:

F = dengan: Vb= varians besar Vk= varians kecil

Dengan menggunakan rumus Anava satu jalur untuk menjawab permasalahan 2, maka menggunakan rumus :

Menghitung jumlah kuadrat Antar Group (JkA) dengan rumus:

= ∑ −(∑ )

= (∑ ) +(∑ ) +(∑ ) +(∑ ) − ∑

Menghitung derajat kebebasan Antar group dengan rumus: dbA= A - 1

Menghitung Kuadrat Rerata Antar group (KRA) dengan rumus: KRA=

Menghitung jumlah Kuadrat Dalam antar group (JKD) dengan rumus: JKD=∑ −∑

(∑ )

JKD =(∑ + ∑ + ∑ +∑ )− (∑ ) + (∑ ) +

(∑ )

+(∑ )

Menghitung derajat bebas dalam group dengan rumus: dbD= N – A

Menghitung Kuadrat Rerata dalam antar group (KRD) dengan rumus: KRD =

Mencari dengan rumus: Fhitung = Menentukan taraf signifikansi

(7)

Membuat tabel ringkasan Anova satu jalur.

Krteria pengujian, jika ≥ , maka tolak berarti signifikan.

(Riduwan, 2003: 217-219) HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian ini melibatkan satu kelas dari SMP Negeri 15 Pontianak yaitu kelas VIII B yang berjumlah 40 siswa. Kelas VIII B diberikan perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan Macromedia Flash. Kemudian siswa diberikan post-test berupa tes essay sebanyak 2 soal. Tes tersebut dimaksudkan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan Macromedia Flash.

Adapun hasil data jumlah skor Post-test dan aktivitas siswa Kelas Eksperimen yang telah diolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Uji Anava data jumlah skor Post-testdan aktivitas siswa

Kelas Eksperimen

Sumber Varian (SV) JK DK KR F Taraf signifikan Antar Group (A) 3,27 3 1,09 0,32 <0,05

Ftabel=2,92 Dalam Group (D) 125,7 36 3,49 - -Total 128,97 39 -Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat DK = Derajat Kebebasan KR = Kuadrat Rerata Pembahasan

Beberapa hal yang akan dibahas sesuai temuan penelitian diuraikan berikut ini. Dalam penelitian ini siswa kelas eksperimen diajar oleh guru yang sama yaitu peneliti. Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen adalah jaring-jaring kubus dan balok. Tahapan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen menggunakan Macromedia Flash.

Untuk melihat homogenitas atau tidak dari populasi digunakan data hasil MID semester genap tahun 2010/2011. Hasil perhitungan homogenitas nilai MID tersebut diperoleh ke empat sampel tersebut berkemampuan hampir sama yaitu kelas VIIIA, VIIIB, VIIID dan VIIIE. Selanjutnya untuk menentukan kelas eksperimen, kelas VIIIA, VIIIB, VIIID dan VIIIE dilakukan pengundian. Setelah dilakukan pengundian diperoleh kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen.

Pada penelitian ini, yang diambil menjadi kelas eksperimen adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Pontianak sebanyak 40 orang siswa. Di kelas VIII B terdapat 40 siswa dan semua siswa mengikuti posttest. Pembelajaran model

(8)

kooperatif sebanyak 1 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan untuk posttest dengan jumlah jam yakni 2 x 40 menit.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Setelah memberikan motivasi guru memberikan sedikit apersepsi dan selanjutnya menjelaskan materi menggunakan Macromedia Flash. Kemudian siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 10 orang dengan pendistribusian kelompok memperhatikan hiterogenitas kemampuan siswa. Setelah dikelompokkan, Kemudian guru memberikan LKS untuk didiskusikan jawabannya. Pada saat siswa bekerja dalam kelompok, guru membimbing dan melakukan penilaian pada proses pembelajaran kelompok.

Pada saat presentasi hasil kerja kelompok, guru menyebutkan satu persatu kelompok untuk maju ke depan dan mempresentasikan hasil diskusi sekaligus dua orang perwakilan tiap kelompok memberikan simulasi tentang jaring-jaring kubus dan balok menggunakan Macromedia Flash. Guru mempersilahkan perwakilan setiap kelompok untuk bertanya atau memberi tanggapan atas hasil diskusi kelompok yang presentasi. Didalam presentasi kelompok guru menyelipkan penguatan, penghargaan, memotivasi, dan penilaian kinerja kelompok yang dilakukan oleh obsever. Diakhir diskusi guru mendorong siswa untuk membuat kesimpulan hasil presentasi.

Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen siswa diberikan post test yang dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen. Skor post test terendah dan tertinggi untuk kelas eksperimen yaitu 5 (lima) dan 10 (sepuluh). Rata-rata skor post test kelas eksperimen sebesar 7,45. Jika ditinjau dari segi ketuntasannya, banyaknya siswa yang tuntas pada kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dengan ketuntasan klasikal 85 %, hal ini mungkin disebabkan penggunaan Macromedia Flash di kelas eksperimen yang lebih interaktif sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengecek kebenaran dari ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen digunakan uji rata-rata.

Selanjutnya untuk melihat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan menghitung nilai akhir siswa yaitu jumlah dari skor postest dan skor aktivitas siswa dengan uji anava satu jalur. Sebelumnya nilai akhir siswa dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan uji Liliefors untuk untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan uji varians besar dibagi varians kecil untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Ternyata dari perhitungan uji normalitas diketahui data tersebut berdistribusi normal dari perhitungan homogenitas makavarians-variansnya homogen. Sehingga data bsa dilanjutkan dengan uji Anava satu jalur

Hasil uji Anava untuk data nilai akhir yaitu jumlah dari skor postest dan skor aktivitas siswa diperoleh Fhitung < Ftabel atau 0,32 < 2,92 yang menandakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan (Ho) diterima. Hal ini berarti Tidak terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivatas kelompok siswa yang diajar menggunakan Macromedia Flash pada jaring-jaring kubus dan balok.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil analisis menggunakan uji rata-rata pada kelas eksperimen, dengan taraf signifikan  = 5% diperoleh thitung = 6,30 dan ttabel = 1,84 berarti thitung  ttabel (6,30  1,84). Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika setelah diajarkan menggunakan Macromedia Flash pada materi jaring-jaring kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 15 Pontianak diatas KKM. (2) Hasil analisis jumlah dari data post test dan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan Uji Liliefors, dengan Nilai Lo dibandingkan dengan Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors, dengan taraf signifikan  = 5% diperoleh Lo = 0,126 < 0,886 maka Ho diterima. Ini dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa data jumlah skor post-test dan aktivitas kelas Eksperimen berdistribusi normal. (3) Hasil analisis jumlah dari data post test dan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan Uji varians terbesar dibanding varians terkecil, dengan dengan taraf signifikan  = 5% diperoleh Fhitung = 2,078 dan Ftabel = 3,18 berarti Fhitung ≤ Ftabel (2,078 ≤ 3,18 ). Maka Varians-varians adalah Homogen. (4) Hasil analisis jumlah dari data post test dan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan Anava satu jalur, dengan taraf signifikan  = 5% diperoleh Fhitung= 0,32 dan Ftabel = 2,92 berarti Fhitung ≤ Ftabel (0,32 ≤ 2,92). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar dan aktivitas kelompok setelah diajarkan menggunakan Macromedia Flash pada materi jaring-jaring kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 15 Pontianak diatas KKM. Saran

Beberapa saran-saran yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut (1) Penggunaan Macromedia Flash perlu dipertimbangkan sebagai alternatif pembelajaran agar dapat memotivasi, menimbulkan minat belajar dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal perbandingan trigonometri. (2) Pembelajaran dengan Macromedia Flash media akan lebih efektif jika masing-masing siswa menggunakan satu komputer.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Arief S. Sadiman, dkk. 2000. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya:Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Edukasi net.2010.jaring-jaring kubus (Online).

http://e-/edukasinet/file_storage/pendukung_bse/BSE_152/Flash/JaringKubus_.swf, diakses tanggal 5 April 2012.

Edukasi net.2010.jaring-jaring Balok (Online).

http://e-/edukasinet/file_storage/pendukung_bse/BSE_153/Flash/JaringBalok_.swf, diakses tanggal 5 April 2012.

Ekasari, dian. 2009. Punggunaan Pendekatan Tabel Dalam Pembelajaran Materi Perbandingan Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa kelas VII SMPN 2 Pontianak. Skripsi. Pontianak : FKIP UNTAN.

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin.dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.

Indi-Smart. 2008. Flash Jaring-Jaring Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP. http://www.indismart.com/files/flash/KELAS_VIII_SMP__Kubus_dan_Bal ok1.swf, diakses tanggal 5 April 2012.

Janu Media. 2006. About Flash.(Online).

aboutflash.swf, diakses tanggal 20 Pebruari 2012.

Madyo Ekosusilo. 1985. Dasar-dasar Pendidikan.Semarang: Effehar Publishing. Mersianti, Utin. 2010.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Materi faktorisasi Suku Aljabar Di Kelas VIII SMP N 15 Sanggau. Skripsi. Pontianak: FKIP UNTAN.

Nana Sujana dan Ahmad Rivai. 2003. Teknologib Informasi.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Bandung: CV.Alfabeta.

Oemar, Hamalik. 1986. MediaPendidikan. Bandung: Alumni.

Oemar, Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Paryanti, Sari. 2010. Pembelajaran Dengan Iringan Musik Listrik Pada Materi

Limas DiKelas VII SMP.Skripsi. Pontianak : FKIP UNTAN.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Slavin, Robert E. (1995). Cooperative Learning: Theory Research and Practice. Boston: Allyn and Balon.

Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect. Subana, M. 2005.Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.

http://janumedia.com/classics/ dukasi.net/edukasinet

(11)

Referensi

Dokumen terkait

dimasukkan dalam tray isi 104 lubang, kemudian benih ditanam pada media semai tersebut dengan jumlah 1 benih per lubang.. Lubang tray yang tidak ditanami

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum utuk penelitian ini adalah “ Sejauhmana penelitian LKS berbasis inkuiri terbimbing

Bagaimana prosedur pembelajaran kesenian Terebang Gebes dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Ittihadul Ummat Desa Cikeusal, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten

J.CO Donuts &amp; Coffee dikalangan konsumen terkait dengan variabel- variabel yang dapat mempengaruhi niat pembelian seperti yang sudah di jelaskan diawal,

Adapun hubungan nilai yang dirasa dengan niat pembelian kembali menurut peneliti Choi dan Kim (2013) Tasya Febriani Rambitan (2013:919), yang menunjukkan bahwa nilai yang

Ada fungsi tertentu dari merek yang memiliki pengaruh kuat pada niat pembelian yaitu citra merek , kualitas produk, pengetahuan produk, keterlibatan produk , atribut

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat kecemasan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani

analisisdata dan informasi terkait ketahanan pangan, industri, serta energi baru dan terbarukan dalam bentuk tulisan dilengkapi peta, tabel, dan grafik.. pengetahuan prosedural