• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERCOBAAN SEDERHANA 5 IN 1 YANG TERBUAT DARI BOTOL BEKAS UNTUK PEMBELAJARAN FENOMENA ATMOSFER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERCOBAAN SEDERHANA 5 IN 1 YANG TERBUAT DARI BOTOL BEKAS UNTUK PEMBELAJARAN FENOMENA ATMOSFER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERCOBAAN SEDERHANA

“5 IN 1” YANG TERBUAT DARI BOTOL BEKAS UNTUK

PEMBELAJARAN FENOMENA ATMOSFER

Mujahidin Agus

SMA Negeri 3 Palopo Jln. Andi Djemma No. 52 Kota Palopo

Email: jidint.agus@gmail.com

ABSTRAK

Karya tulis ini memperkenalkan dan membahas satu jenis alat percobaan sederhana yang terbuat dari botol plastik bekas hasil rancangan penulis sendiri. Fenomena alam yang ditampilkan adalah elastisitas udara, tekanan udara terbuka, tekanan udara tertutup, peristiwa angin atau perpindahan kalor secara konveksi, dan peristiwa hujan. Melalui penggunaan alat percobaan ini, guru dapat menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri, yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri substansi pengetahuan yang dipelajarinya. Siswa dapat melihat dan membuktikan langsung proses kejadian fenomena tersebut yang sama dengan kejadian sebenarnya di alam.

Penggunaan alat percobaan pada empat kelas paralel di kelas X menunjukkan hasil yang memuaskan. Alat percobaan tersebut dapat meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar. Semua siswa terlibat dalam pembuatan dan penggunaannya. Di bawah bimbingan guru, mereka belajar secara aktif, menemukan, dan memahami materi ajar secara mandiri melalui eksperimen sendiri. Siswa dapat membiasakan diri bersikap ilmiah melalui kegiatan pengamatan, analisis, dan penetapan kesimpulan terhadap fenomena alam yang diperagakan. Siswa dapat mengerti apa yang dipelajarinya dan tidak sekadar mengingatnya. Selanjutnya, melalui pembuatan laporan dan diskusi siswa dilatih dalam mengemukakan ide dan pendapatnya sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya dapat berkembang secara simultan. Sebagai hasil, penguasaan siswa terhadap materi ajar yang disajikan lebih meningkat. Kata Kunci: Alat percobaan, inkuiri, fenomena alam

1.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan alat percobaan yang baik dan tepat merupakan salah satu aspek penting dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Akan tetapi sudah menjadi permasalahan yang umum dihadapi oleh guru adalah kurang tersedianya alat percobaan yang dibutuhkan.

Seharusnya, permasalahan tersebut dapat diatasi apabila guru mampu berkreasi. Terlebih lagi karena salah satu tugas guru adalah menjadi perancang dan pengguna media pembelajaran, sehingga media dan alat percobaan yang dibutuhkan tidak selamanya harus dibeli. Alternatif yang dapat ditempuh adalah membuat alat percobaan sederhana dengan memanfaatkan barang bekas agar biayanya menjadi ringan.

Alat percobaan maupun alat praktik pembelajaran sangat bermanfaat untuk menyajikan peristiwa nyata ke dalam kelas, khususnya fenomena alam yang sulit diamati secara langsung. Namun karena keterbatasan kemampuan sekolah dalam pengadaannya, maka beberapa materi menjadi sulit disajikan dengan baik. Selain itu, juga karena contoh alami secara langsung di alam nyata sangat sulit diamati tanpa menggunakan alat canggih dan mahal. Contoh materi tersebut adalah perbedaan tekanan udara, peristiwa hujan, dan kejadian angin atau perpindahan kalor secara konveksi pada udara.

Walaupun saat ini media pembelajaran berbasis komputer telah tersedia, namun tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai utamanya di daerah terpencil. Selain itu, media pembelajaran tersebut kurang mendukung untuk meningkatkan kreativitas siswa sebab umumnya hanya menyajikan data dan informasi semata. Media itu juga tidak banyak memberikan peluang aktivitas yang bersifat afektif dan psikomotorik bagi siswa.

Pembuatan dan penggunaan alat percobaan – khususnya bila dibuat sendiri oleh siswa – dapat menumbuhkan daya kreasi, inovasi, dan analisis siswa. Semangat berkompetisi, kerjasama, dan saling

(2)

menghargai juga dapat tumbuh bila kegiatan belajar siswa dirancang dalam persaingan untuk membuat dan menggunakan alat percobaan yang terbaik. Tentu saja, penerapan metode inkuiri dapat pula dilakukan dengan penggunaan alat percobaan. Melalui metode ini siswa dapat belajar, menemukan, mengetahui, dan membuktikan sendiri suatu fenomena alam. Mereka dapat dilatih untuk berpikir analitik terhadap kejadian yang diamatinya.

Dengan demikian, siswa dapat pula dilatih untuk melakukan kegiatan ilmiah, baik berupa penelitian dan eksperimen maupun pembuatan laporan ilmiah berupa hasil observasi, analisis, dan interpretasinya. Semua itu menjadi upaya pengembangan karakter bagi siswa. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan pemicu semangat guru untuk dapat berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan alat percobaan untuk digunakan dalam mengajar. Tentu saja hasil yang diharapkan adalah proses pembelajaran menjadi lebih menarik, mandiri, dan meningkatkan beragam kompetensi siswa.

Terkait dengan pengadaan alat percobaan sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh guru maupun siswa, maka tujuan karya tulis ini adalah mengenalkan sebuah alat percobaan baru untuk mengajarkan beberapa fenomena atmosfer. Selanjutnya akan dibahas pula tingkat efektivitas alat tersebut dalam meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar siswa. Alat percobaan ini merupakan hasil kreasi dan buatan penulis sendiri. Alat ini dipandang cukup penting dan menarik sebab dapat membuktikan gejala alam secara nyata seperti kejadian sebenarnya. Alat sejenis ini belum penulis temukan dalam berbagai buku referensi. Selain itu, biaya pembuataannya pun ringan sebab terbuat dari barang bekas dan mudah dibuat oleh guru maupun siswa. Lebih penting lagi, dengan hanya membuat satu alat percobaan ini, maka sejumlah eksperimen dapat dilakukan, yaitu peragaan fenomena:

1. elastisitas udara/termometer sederhana, 2. tekanan udara terbuka,

3. tekanan udara tertutup,

4. peristiwa angin/perpindahan kalor secara konveksi pada udara, dan 5. peristiwa hujan.

Diharapkan penggunaan alat percobaan ini dapat memudahkan guru dalam menanamkan konsep yang berkaitan dengan pembuktian dan peragaan proses kejadian fenomena alam tersebut. Tulisan ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru untuk dapat merancang, membuat, dan menggunakan alat percobaan lainnya yang lebih sempurna, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih baik dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Diharapkan pula akan dapat menum-buhkembangkan sikap ilmiah, meningkatkan kompetensi dan kemandirian, serta memupuk karakter positif siswa untuk selanjutnya diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.

MODEL, ANALISIS, DESAIN, DAN IMPLEMENTASI

Alat percobaan rancangan dan buatan penulis seperti tampak pada Foto 1.

Foto 1. Alat percobaan siap pakai

2.1.

Cara Pembuatan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat percobaan ini adalah: a. Pisau cutter dan spidol whiteboard.

b. Satu buah botol plastik bening ukuran besar, beserta penutupnya. c. Satu buah botol plastik bening ukuran kecil, beserta penutupnya.

(3)

d. Satu batang sedotan minuman gelas. e. Lem serba guna untuk plastik. f. Sandal jepit bekas.

Proses pembuatan alat percobaan ini adalah:

a. Pertama-tama, gambarlah sketsa lubang berukuran 3 x 9 cm pada dinding botol besar. Buatlah lubang itu memanjang, membulat, dan tidak bersudut. Buat pula lubang yang sama di botol kecil.

b. Setelah lubang pada botol besar selesai dibuat, cocokkanlah bentuk lubang itu dengan bentuk badan botol kecil. Caranya, baringkan botol kecil menutupi lubang botol besar dengan posisi lubang pada botol kecil terletak di atas. Periksalah sekeliling pertemuan tepi lubang pada botol besar dengan sisi botol kecil. Bila pada pertemuan itu terdapat lubang karena tidak saling rapat maka perbesarlah tepi lubang pada botol besar yang menjadi penghalang merapatnya sisi botol kecil ke tepi lubang. Usahakan agar tidak ada lubang yang lebar pada sekeliling pertemuan sisi itu agar mudah direkatkan dengan lem. Botol kecil dapat diubah posisinya searah atau berlawanan arah dengan botol besar, mengikuti arah yang paling cocok dan paling kecil rongga pada sisi pertemuan kedua botol.

c. Berilah lem di sekeliling tepi lubang pada botol besar. Sebelum lem kering, dempetkan botol kecil sesuai posisi yang paling tepat. Selanjutnya angkatlah botol kecil itu lalu berilah lem di sekeliling bekas lem yang terbentuk saat kedua botol didempetkan. Berilah pula lem kembali pada sekeliling tepi lubang pada botol besar tadi. Biarkan lem pada kedua botol hingga agak kering.

d. Setelah lem mengering, rekatkan kedua botol sesuai posisi lem dengan tepat. Berilah lem di sekeliling pertemuan sisi kedua botol. Biarkan hingga kering lalu ulangi lagi mengoleskan lem. Pemberian lem dapat diulangi beberapa kali hingga secara meyakinkan tidak ada kebocoran sedikitpun pada bekas rongga tadi.

e. Ambillah penutup botol kecil lalu buatlah lubang sebesar 1 cm di penutup itu. Pasangkanlah dengan rapat ke botol kecil.

f. Buatlah lubang pada botol besar berjarak 7 cm dari dasar botol. Besar lubang itu sama dengan diameter pipa sedotan air kemasan gelas, tidak longgar. Lubang itu terletak di dekat botol kecil. Masukkanlah sedotan ke dalam lubang itu dari bagian runcingnya hingga ujungnya merapat ke bagian sisi dalam botol besar. Berilah lem di lubang botol besar tadi tepat di sekeliling sedotan. Tunggu hingga kering lalu ulangi lagi pemberian lemnya.

g. Periksalah kebocoran botol besar dengan cara meniupnya melalui mulut botol sedangkan ujung pipa ditutup oleh ujung jari. Tiuplah yang kuat untuk memastikan tidak ada kebocoran. Bila bocor, berilah lem bagian itu lalu keringkan kembali.

h. Alat percobaan dapat diberi dudukan pada bagian sisi bawah botol besar agar mudah untuk dibaringkan dan tidak berguling. Buatlah dudukan itu dari karet sandal jepit bekas. Caranya, potonglah sandal jepit berbentuk segitiga. Salah satu sisi segitiga tersebut dibuat cekung sesuai bentuk badan botol. Buatlah dua buah segitiga yang sama. Baringkan botol itu dengan posisi botol kecil berada di atas. Rekatkan kedua karet sandal itu pada dua sisi yang berlawanan pada badan botol besar.

i. Alat percobaan telah siap untuk digunakan.

2.2.

Cara Penggunaan

Penggunaan alat percobaan ini membutuhkan alat dan bahan berupa: 1. Cangkir plastik, 1 buah.

2. Sendok pengaduk, 1 buah.

3. Mangkuk atau baskom kecil, 2 buah. 4. Air panas sedikitnya satu liter. 5. Air es dan es batu secukupnya.

6. Pewarna makanan (sebaiknya berwarna merah), satu sendok teh. 7. Anti obat nyamuk bakar dan korek api.

Oleh karena alat percobaan ini mempunyai fungsi yang beragam, maka penggunaannya pun dilakukan dengan beragam cara. Hendaknya percobaan dilakukan di ruang kelas agar terhindar dari tiupan angin.

1. Percobaan elastisitas udara dan tekanan udara pada ruang tertutup Cara penggunaan alat percobaan untuk fungsi eksperimen ini adalah:

a. Siapkan air panas di dalam mangkuk lalu masukkan pewarna ke dalamnya dan aduklah hingga rata. Siapkan pula air es di mangkuk lainnya.

(4)

b. Letakkan alat dengan posisi botol berdiri. Tuangkan air panas ke dalam botol besar hingga hampir mencapai selang di dalam botol. Tutuplah botol itu dengan rapat lalu baringkan dengan posisi botol kecil berada di atas.

c. Amatilah apa yang terjadi dengan air di pipa sedotan.

d. Setelah air berhenti memancur, masukkanlah air es ke dalam botol kecil melalui lubang di atasnya. Tinggi air jangan melewati lubang pada penutup botol. Amati apa yang terjadi di dalam botol besar dan pada ujung sedotan di dalam botol besar.

Peristiwa yang terjadi pada percobaan ini adalah air panas akan memancur keluar melalui sedotan. Sesaat kemudian, air akan berhenti memancur lalu secara perlahan sisa air pada pipa sedotan akan turun kembali dan masuk ke dalam botol. Ketika botol kecil diisi air es maka air di sedotan turun lebih cepat, lalu terjadi gelembung udara di ujung bawah sedotan di dalam air di botol besar.

Percobaan ini membuktikan bahwa udara di dalam botol mengalami peningkatan volume (elastis) dan menghasilkan tekanan yang dapat mendorong air tersembur keluar melalui sedotan.

2. Percobaan peristiwa angin, perbedaan tekanan udara pada ruang terbuka, dan perpindahan kalor secara konveksi pada udara

Cara penggunaan alat percobaan untuk fungsi ini sebagai berikut: a. Percobaan ini adalah lanjutan dari percobaan pertama.

b. Bakarlah obat anti nyamuk bakar hingga menghasilkan asap. Pastikan tidak ada tiupan angin di sekitarnya.

c. Sebagai percobaan awal, dekatkan asap tersebut ke lubang pada penutup botol kecil. Amati apa yang terjadi pada gerakan asapnya.

d. Selanjutnya untuk percobaan akhir, gantilah air es dalam botol kecil dengan air panas. Amatilah gerakan asap yang terjadi lalu bandingkan dengan gerakan asap percobaan awal.

e. Percobaan dapat pula dilakukan dengan membuka penutup botol kecil dan asap didekatkan di

lubang besar pada botol kecil atau variasi lainnya.

Peristiwa yang terjadi pada percobaan awal adalah asap obat anti nyamuk bakar akan terdorong keluar. Tidak ada asap masuk ke dalam botol kecil. Sebaliknya, ketika air es diganti dengan air panas lalu asap didekatkan ke mulut botol kecil maka asap akan bergerak masuk ke dalam botol kecil lalu keluar melalui lubang besar di bagian atas botol kecil.

3. Percobaan peristiwa hujan

Percobaan peristiwa hujan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Lakukan proses seperti percobaan sebelumnya, yaitu setelah botol besar diisi air panas dan

dibaringkan, lalu botol kecil diisi dengan air es.

b. Amati secara langsung titik-titik air yang terdapat di dinding dalam botol besar. Amati pula bagian bawah botol kecil yang ada di dalam botol besar.

Peristiwa yang terjadi adalah setelah botol dibaringkan maka akan terbentuk butir-butir air yang melekat di dinding dalam botol besar. Saat air es diisikan ke dalam botol kecil, butir-butir air itu menjadi lebih besar. Saat butir airnya semakin besar maka air itu akan menetes jatuh atau mengalir ke bawah melalui dinding botol. Peristiwa ini dapat dikonotasikan dengan proses kejadian hujan.

4. Peragaan termometer sederhana

Cara penggunaan alat ini untuk peragaan termometer adalah: a. Percobaan ini adalah lanjutan dari percobaan pertama.

b. Setelah suhu di dalam botol besar menjadi normal, gosokkanlah tangan Anda satu sama lain

beberapa lama hingga terasa panas. Kemudian tempelkan kedua tangan ke dinding luar botol besar tanpa menekannya. Amati apa yang terjadi dengan air di dalam pipa sedotan.

c. Bandingkan dengan peragaan berikut. Rendamlah kedua tangan Anda di dalam air es selama

beberapa detik. Selanjutnya peganglah dinding luar botol besar tanpa menekannya. Amati apa yang terjadi di ujung pipa sedotan.

d. Selain menggunakan tangan, dapat pula dilakukan dengan mendekatkan es batu atau api obat anti nyamuk bakar ke bagian bawah botol besar.

(5)

Pada percobaan ini, peristiwa yang terjadi adalah ketika disentuh dengan tangan panas atau api obat anti nyamuk bakar, maka air di dalam pipa sedotan akan naik secara pelan setinggi beberapa milimeter. Sedangkan saat disentuh dengan tangan yang dingin atau es maka akan terjadi gelembung di ujung bawah pipa sedotan. Percobaan ini juga dapat berfungsi untuk pembuktian elastisitas dan tekanan udara akibat perbedaan suhu.

Foto 2. Salah satu contoh percobaan oleh siswa

2.3.

Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Percobaan

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Pembuatan rencana pembelajaran dan pembuatan alat percobaan untuk contoh, dilakukan oleh guru.

2. Pada pertemuan sebelum hari penyajian, siswa diminta membawa alat dan bahan pembuatan alat

percobaan pada tatap muka berikutnya. Siswa dibagi kelompok, maksimal beranggotakan lima orang.

3. Pada hari penyajian, guru memberi contoh dan membimbing siswa untuk membuat alat percobaan.

Guru melakukan penilaian proses terhadap tingkat keterlibatan siswa dalam kerja sama kelompok.

4. Setelah alat percobaan selesai dibuat. Guru menjelaskan tata cara pengunaan alat percobaan atau

membagikan kertas petunjuk penggunaan kepada setiap kelompok.

5. Selanjutnya siswa menggunakan alat percobaan secara berkelompok. Siswa diminta membuat laporan

pengamatan.

6. Guru melakukan penilaian proses pada saat siswa melakukan percobaan.

7. Siswa membuat hasil analisis dan interpretasi atau kesimpulan percobaan secara berkelompok.

8. Guru membimbing siswa untuk diskusi kelas dan menyimpulkan hasil percobaan. Sebaiknya pula

membahas topik tentang manfaat pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

9. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, maka guru melakukan penilaian hasil belajar melalui ulangan harian sesuai jadwal dan menilai laporan praktik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang menggunakan alat percobaan rancangan penulis ini, yaitu:

1. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat alat percobaan ini agak lama karena memerlukan waktu

pengeringan lem. Bila alat peraga belum selesai dibuat maka siswa diminta untuk melanjutkannya di rumah agar pada pertemuan berikutnya alat mereka sudah siap pakai.

2. Jumlah siswa setiap kelompok sebaiknya tidak lebih dari lima orang agar setiap siswa berkesempatan terlibat dalam pembuatan alat, melakukan percobaan, membuat laporan praktik, dan berdiskusi.

3. Sebaiknya dalam melakukan percobaan dan membuat laporan diberikan batas waktu (misalnya 45

menit).

4. Hendaknya guru meminta siswa untuk berhati-hati dalam membuat alat dan melakukan percobaan,

sebab mereka harus menggunakan pisau tajam, air panas, dan api.

5. Sebaiknya setiap siswa diminta untuk membuat laporan pengamatan, analisis, dan kesimpulan secara individu dan langsung dikumpulkan setelah selesai. Selanjutnya siswa diminta melakukan diskusi kelompok untuk menghasilkan laporan kelompok. Hal ini ditujukan agar penilaian yang dilakukan benar-benar otentik. Selain itu, siswa dapat berlatih untuk mengembangkan ide, pikiran, dan kreativitasnya masing-masing.

6. Sebaiknya guru bekerja sama dengan teman sejawat dalam melakukan penilaian proses agar keaktifan siswa dapat terdeteksi dengan baik.

(6)

3.

HASIL DAN DISKUSI

Setelah melakukan pengamatan pada empat kelas paralel di kelas X dengan menggunakan ceklis, diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa (84,5% dari 103 orang) memberikan perhatian tinggi pada saat guru menjelaskan cara pembuatan alat percobaan. Perhatian siswa tersebut juga ditunjukkan dengan tingginya keaktifan mereka dalam membuat alat percobaan. Bahkan siswa berebut untuk membuat alat percobaan, sehingga mereka membagi tugas sekecil apapun di antara anggota kelompok. Jumlah siswa yang tinggi tingkat keaktifannya dalam membuat alat percobaan adalah 98 orang atau 95,2%.

Pada saat guru menjelaskan cara penggunaan alat percobaan, sebagian besar siswa juga memberikan perhatian penuh. Hanya 9,8% siswa yang perhatiannya sedang dan rendah dalam memberikan perhatian. Tingkat perhatian dan keaktifan siswa yang lebih tinggi ditunjukkan dalam penggunaan alat percobaan. Hampir semua siswa (99,0%) melibatkan diri dengan keaktifan tinggi dalam melakukan percobaan, pengamatan, dan pencatatan fenomena yang diamatinya.

Tingkat keaktifan yang tinggi juga ditampakkan pada saat diskusi dan membuat laporan hasil percobaan, yaitu 76,7%. Keaktifan tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyajian materi yang tidak menggunakan alat percobaan. Hasil tabulasi ceklis selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tanggapan Siswa Terhadap Alat Percobaan Bentuk Tanggapan

Siswa

Derajat Tanggapan Siswa Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%) Σ (%)

Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan cara pembuatan alat

84,5 10,6 4,9 100 Keaktifan siswa pada

saat pembuatan alat 95,1 2,9 2,0 100

Perhatian siswa saat guru menjelaskan cara penggunaan alat

90,2 4,9 4,9 100 Keterlibatan siswa

dalam penggunaan alat 99,0 1,0 0,0 100

Keaktifan siswa dalam membuat laporan dan berdiskusi

76,7 18,4 4,9 100 Sumber: Tabulasi hasil ceklis.

Peranan penggunaan alat percobaan sangatlah penting sebagai media pengganti yang dapat menampilkan fenomena atmosfer sesuai yang sebenarnya terjadi di alam nyata. Menurut pengalaman penulis, siswa dapat pula dituntun untuk melakukan penelitian. Mereka dapat belajar bagaimana melakukan observasi dan membedakannya dengan proses analisis maupun interpretasi. Pembiasaan siswa untuk mengamati suatu fenomena, menganalisis, menyimpulkan, dan mengemukakan pendapat sangat bermanfaat dalam pengembangan sikap ilmiah dan kompetensi siswa. Mereka memiliki pengalaman baru yang membangun kualitas intelektual dan kemandirian sehingga karakter bangsa pun dapat dikembangkan. Bersikap dan perilaku kerja keras, rasa ingin tahu, mandiri, kreatif, disiplin, dan toleransi dapat dilatihkan kepada siswa.

Hasil penilaian terhadap prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai harian yang terdiri atas nilai tugas dan nilai ulangan harian yang berkaitan dengan percobaan sesuai topik bahasan yang disajikan. Berdasarkan pengolahan hasil belajar siswa, maka diperoleh gambaran bahwa pembelajaran menggunakan alat percobaan baik secara kelas maupun keseluruhan memberikan hasil lebih baik. Nilai rata-rata siswa lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyajian materi tanpa penggunaan alat percobaan. Tingkat penguasaan mereka pun lebih merata yang dibuktikan dengan Standar Deviasi nilai mereka yang jauh lebih rendah. Melalui Uji-t yang dilakukan, terbukti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti antara penyajian materi dengan penggunaan dan tanpa penggunaan alat percobaan, baik secara kelas maupun keseluruhan. Hasil lebih lengkap tercantum dalam Tabel 2.

(7)

Tabel 2. Nilai Hasil Belajar Siswa Nilai

Kelas X-A Kelas X-B Kelas X-C Kelas X-D Semua Kelas Tanpa alat Dgn Alat Tanpa alat Dgn alat Tanpa alat Dgn Alat Tanpa alat Dgn alat Tanpa alat Dgn alat Rata-rata 69 82 81 84 77 81 76 82 76 82 Tertinggi 85 88 89 91 90 88 90 91 90 91 Terendah 49 71 74 79 63 73 61 71 49 71 SD 10.99 4.61 3.97 3.73 8.02 4.81 7.39 5.50 7.59 4.66 t Hitung (α 0,05) 4.988 2.689 2.187 3.299 7.131 t Tabel (α 0,05) 1.684 1.296 1.296 1.296 1.282

Sumber: Pengolahan nilai tugas dan nilai ulangan harian siswa.

4.

KESIMPULAN

Alat percobaan sangat dibutuhkan dalam pembelajaran sains sebab dapat menyajikan bukti nyata peristiwa alam bagi siswa. Melalui penggunaan alat percobaan “5 in 1” karya penulis ini, diperoleh hasil yang baik. Siswa dapat dibelajarkan melalui metode inkuiri sehingga mereka dapat memeroleh pengetahuan dan pengalaman secara mandiri dan mengembangkan kreativitas dalam berbagai kompetensi. Keterlibatan siswa sangat tinggi dalam proses pembelajaran baik dalam membuat maupun menggunakan alat percobaan serta menyusun laporan dan berdiskusi. Hasil belajar siswa menunjukkan nilai perolehan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyajian materi tanpa menggunakan alat percobaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat percobaan ini sangat efektif dalam membelajarkan siswa tentang beragam fenomena atmosfer yang disajikan.

5.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hestiyanto, Y., 2006. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. [2] Kanginan, M. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. [3] Microsoft Encarta Premium, 2009. Heat transfer: convection (CD).

[4] Sellers, AH. & Robinson, PJ. 1988. Contemporary Climatology. England: Longman group (fe) ltd.

[5] Tanudidjaja, M.M., 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa untuk Sekolah Menengah Umum.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdikbud.

(8)

Gambar

Foto 1. Alat percobaan siap pakai
Foto 2. Salah satu contoh percobaan oleh siswa
Tabel 1. Tanggapan Siswa Terhadap Alat Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan dengan Fusarium sp., didapat hasil bahwa perlakuan AS+HM yaitu Hoagland yang diberi penambahan sulfat menghasilkan kadar harum yang konstan dan lebih

Yang semestinya janin yang dikandung adalah hasil dari perbuatan zina tetapi dengan melakukan kawin hamil, nasab janin tersebut “dicuci” sehingga berubah menjadi

hukum apapun untuk menyerahkan sisa harta warisan almarhum Djuwandi kepada mereka, dan tidak pula dibandingkan dengan anak angkat, karena anak angkat yang sah,

berakhir (disebut evaluasi sumatif). Berbeda dengan model yang pertama dikembangkan, model yang kedua ini ketika melaksanakan evaluasi, evaluator tidak dapat melepaskan

Prosedur pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Provinsi Sulawesi Utara sudah berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan

bahwa Indeks Kemampuan Rutin selama lima tahun pada pemerintahan Kota Makassar masih dalam skala yang kurang, karena masih berada dalam skala interval antara 20,01% -

Rencana awal program ini adalah untuk mengajarkan membaca dan menulis anak- anak usia sekolah dasar tetapi pelaksanaannya antusis anak-nak di Kampung Usili sangat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: (1) langkah-langkah penerapan metode Numbered Heads Together ( NHT ) de- ngan media grafis,