• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK YANBU UL QUR AN ANAK-ANAK KUDUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK YANBU UL QUR AN ANAK-ANAK KUDUS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 60 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR’AN

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

DI PONDOK YANBU’UL QUR’AN ANAK-ANAK KUDUS

Muhammad Aufal Minan1, Eko Suhendro2

1

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

e-mail: 1muhammad.minan@uin-suka.ac.id. 2 eko.suhendro@uin-suka.ac.id

Abstract

Tahfidz al-Qur'an educational institution continues to develop in quantity, but has not had significant implications for children's character. This research is a field research by using the qualitative approach. The data collection techniques are using observation methods, interviews, and documentation. While the data analysis techniques are using data collection, reduction, presentation of data, and conclusions. The technique of checking the validity of data is using observation persistence, triangulation, and checking of data.

The results of this study are (1) Implementation of tahfidz al-Qur'an learning is employed by planning the implementation of learning, then actualized or implemented by the teachers and management with the opening activities, core activities, and closing. After the implementation, there are monitoring or controlling and evaluation efforts monthly to know and measure the results of the learning. (2) Every educational activity in Islamic boarding school of TahfidhYanbu'ul Qur'an for Children must have implications on the character building. Implemented learning includes the character development, involving the religious, hard work, tolerance, and discipline, through the stage of moral action, moral knowing, and moral feeling.

(2)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 61 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Abstrak

Lembaga pendidikan tahfidz al-Qur’an terus mengalami perkembangan secara kuantitas, tetapi belum berimplikasi secara signifikan dalam karakter anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Dan teknik analisis data dengan cara mengumpulkan data, mereduksi data, dan penyajian data serta pengambilan kesimpulan. Teknik pemeriksaaan keabsahan data adalah dengan ketekunan pengamatan, trianggulasi dan pengecekan data.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Pembelajaran tahfidz al-Qur'an dilaksanakan melalui pelaksanaan pembelajaran terencana, kemudian pembelajaran dilaksanakan oleh Asatidz dan pengelola pondok pesantren melalui pembukaan, kegiatan inti dan penutup pembelajaran. Setelah implementasi pembelajaran, maka dilakukan monitoring atau kontrol dan evaluasi bulanan untuk mengetahui dan mengukur hasil dari pembelajaran. (2) Pada tiap kegiatan pendidikan di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak diharapkan berdampak pada pembangunan karakter anak. Pembelajaran tahfidz al-Qur’an sudah include pendidikan karakter meliputi religius, kedisiplinan, kerja keras, dan toleransi melalui tahap moral action, moral knowing, dan moral feeling.

(3)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 62 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya tidak sebatas menyampaikan materi pembelajaran (transfer of knowledge), melainkan yang lebih substansif yaitu menanamkan nilai-nilai kebaikan (transfer of value) kepada peserta didik. Adanya kejadian tindakan para remaja yang notabene adalah siswa atau peserta didik seperti tawuran antar pelajar, praktek porno aksi, narkoba, genk motor, klithih dan lain sebagainya adalah bukti adanya dekandensi moral terjadi pada dunia pendidikan.

Lembaga pendidikan yang dapat memberikan layanan pendidikan yang baik, tidak hanya menjadikan pintar menguasai materi-materi pelajaran saja, namun juga mampu menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak adalah sebuah harapan para orang tua. Lembaga pendidikan Islam yang biasanya mengadakan pembelajaran tahfidz al-Qur‟an ialah Pondok Pesantren. Pondok berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang mempunyai makna suatu tempat tinggal, atau disebut asrama. Pesantren asal mula dari bahasa Tamil, dari kata santri, mendapat imbuhan awalan pe- dan akhiran -an yang mempunyai arti pencari ilmu. Sedangkan pondok pesantren menurut istilah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional untuk memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan mengutamakan pentingnya moral keagamaan menjadi pedoman perilakunya.1

Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak adalah salah satu alternatif lembaga pendidikan yang dapat memberikan solusi atas permasalah pendidikan masa kini. Pondok tersebut dikhususkan bagi anak-anak usia SD yaitu mulai usia 6 atau 7 tahun untuk menghafal al-Qur‟an tanpa mengesampingkan sekolah formalnya. Peneliti pilih pondok ini karena tertarik tentang anak-anak usia SD yang dapat menghafal al-Qur‟an dan juga harus menjalani pendidikan formal. Pondok yang sudah berjalan sekitar 30 tahun yang lalu ini menunjukkan pondok yang unggul baik kualitas maupun kuantitas. Kualitas baik karena setiap tahun mampu mengadakan haflah walimatul hidzaq atau wisuda khataman hafalan al-Qur‟an yaitu bagi santri-santri yang sudah menyelesaikan hafalan al-Qur‟an 30 juz dengan baik dan benar. Untuk membuktikan santri-santri mampu menghafal al-Qur‟an 30 juz dengan baik dan benar yaitu dengan diuji hafalannya oleh ustadz dengan cara disimak sampai selesai 30 juz sebelum diwisuda yang

1 Tika Kartika, “Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Berbasis Metode Talaqqi”, Jurnal Islamic Education Manajemen, Vol. 4, No. 2, Desember 2019 M/1441 H

(4)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 63 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

disaksikan para santri-santri yang lain. Mereka selama mengikuti pendidikan wajib berada di asrama atau mukim di pondok.2

Menghafal Al Qur‟an ialah suatu aktivitas yang mulia sekali di hadapan Allah SWT. Kegiatan menghafal Qur‟an tidak sama dengan menghafal buku atau kamus. Dalam menghafal al-Qur‟an harus tepat sesuai dengan ilmu tajwid dan melafalkannya dengan fasih.3 Salah satu hal yang diaplikasikan dalam pondok ini adalah proses menghafal Qur‟an.

Adapun salah satu keberhasilan dari pondok pesantren tersebut adalah setiap tahun berhasil mewisuda puluhan santri yang berhasil menyelesaikan hafalan Qur‟an 30 juz secara utuh. Estimasi waktu santri-santri dalam menghafalnya bervariasi, ada yang mampu menyelesaikan hafalan 30 juz dalam waktu empat tahun, lima tahun, ada juga yang enam tahun, dan ada santri yang tercepat proses menghafalnya yaitu 1 tahun lebih delapan bulan santri usia kelas 2 SD mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an 30 juz dengan baik.4 Tatap muka antara guru dan murid serta membaca langsung Alquran di hadapan seorang guru merupakan unsur penting dalam sistem pembelajaran tahfizh Alquran5. Inilah yang menjadi kunci pokok keberhasilan di pondok ini.

Peneliti tertarik mengambil objek penelitian Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus dengan memperhatikan beberapa hal berikut yaitu: pertama, Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus telah berhasil menelurkan para pakar dalam bidang tahfidz al-Qur‟an dan menjadi pelopor pondok tahfidz anak-anak di Indonesia. Kedua, Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus sebagai pelopor pondok tahfidz anak di Indonesia. Ketiga, Pondok

2 Hasil wawancara penelitian dengan Ustadz Asyrof selaku Ketua Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, tanggal 2 September 2017.

3 Indra Keswara, “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an (Menghafal Al Qur‟an) Di Pondok Pesantren Al Husain Magelang Management Of Learning Tahfidzul Qur'an (Memorizing Al Quran) In Al Husain Magelang Islamic Boarding School”, Jurnal Hanata Widya, Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017.hlm 63

4 Muhammad Aufal Minan, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus dan Implikasinya terhadap Karakter Santri”, Tesis: Program Magister FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018.

5

Muhammad Sadli Mustafa, “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tahfizh Qur'an Di Madrasah Tahfidz Al-Qur'an Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo, Makassar Implementation of Memorizing Learning Method of Holy Qur 'an at Madrasah Tahfidz Al-Quran Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo, Makassar”, Jurnal "Al-Qalam", Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2012

(5)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 64 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus merupakan salah satu pondok tahfidz khusus anak-anak tertua di Indonesia.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus dan efeknya pada karakter atau akhlak santri, sehingga dapat berpartisipasi untuk menjadi teladan dan berperan dalam dunia pendidikan untuk mencetak anak didik menjadi penghafal Qur‟an dan memiliki karakter yang sesuai dalam nilai-nilai al-Qur‟an dan tetap menjalani pendidikan formalnya dengan baik.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian langsung ke lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan di lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode metode deskriptif analitik. Subjek penelitiannya yaitu para ustadz, santri, dan jajaran pengurus pondok. Lokasi penelitian di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus.

Subjek Penelitian

Sumber primer dari penelitian ini terdiri dari para ustadz, santri, ketua pondok dan jajaran pengurus pondok. Sedangkan sumber data sekunder terdiri dari berbagai dokumen dan data pendukung data primer, seperti data dokumentasi, arsip-arsip, dan laporan-laporan. Subjek riset ini diseleksi dengan memakai metode purposive sampling. Pusposive sampling merupakan metode pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, seperti orang tersebut yang dianggap sangat mengetahui tentang apa yang kita teliti, sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi objek ataupun suasana sosial yang akan diteliti.6

Prosedur

Metode pengumpulan datanya dilakukan melalui; Pertama, wawancara. Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi terkait implementasi pendidikan karakter pada

6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 300.

(6)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 65 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus kepada ketua pondok, jajaran pengurus, para ustadz, serta para santri. Kedua, observasi. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data dalam rangka menguatkan hasil wawancara. Ketiga, dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data sebelumnya yang didapat dari wawancara serta observasi di lapangan.

Analisis Data

Tahap analisis data yang digunakan oleh penulis ialah: Pertama, pengumpulan data. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data diambil dari informan yang menjadi subjek penelitian. Ustadz, pengurus, dan para santri adalah informan kunci (key information), dan masyarakat, dokumen, arsip, dan lainnya adalah informan pendukung. Kedua, reduksi data. Reduksi data yaitu meresume, memilah data-data yang inti, fokus terhadap hal-hal yang inti dan dicari pola dan temanya serta menghapus yang kurang diperlukan.7 Reduksi data dilaksanakan dengan pengkajian tentang metode pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus. Ketiga, penyajian data. Penyajian data dapat dilaksanakan dengan model uraian ringkas, dan sejenisnya.8 Penulis akan mensistematisasikan data dengan jelas dalam guna mengungkapkan metode pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus. Keempat, penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang masih bersifat sementara, diverifikasi melalui cara mencari data yang lebih mendalam dengan menganalisa kembali data yang telah dikumpulkan, menurut Miles dan Huberman ialah pengambilan kesimpulan dan verifikasi.9

Metode atau yang biasa disebut juga cara merupakan hal sangat penting dalam mencapai keberhasilan, karena berhasil tidaknya suatu tujuan ditentukan oleh metode yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Banyak metode yang mungkin bisa dikembangkan

7

Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996),, hal. 338.

8 Ibid., hal. 341. 9

(7)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 66 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal al-Qur‟an, bahkan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi kesulitan menghafal alQur‟an.10

Pembahasan

Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak Kudus Implementasi pembelajaran ialah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci dalam melakukan proses pembelajaran.11 Implementasi pembelajaran bisa dimaknai sebagai pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran. Dan menurut Hamzah, “implementasi pembelajaran adalah menerapkan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi”.12

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran a. Persiapan Pembelajaran

Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tahfidz, ustadz menyiapkan beberapa hal. Beberapa hal tersebut berkaitan dengan tempat belajar santri, yaitu santri yang satu angkatan dibagi dalam halaqoh-halaqoh atau kelompok dan setiap kelompok rata-rata terdiri dari 10 santri. Setiap kelompok dibimbing oleh seorang ustadz yang diberi tugas atau amanah dari pengasuh dan pengurus untuk mendampingi kelompok santri yang ditugaskan pada setiap ustadz. Ustadz akan mendampingi kelompok santri tersebut sampai lulus dari pondok maupun madrasah.

b. Standar Kompetensi

Dalam suatu pembelajaran ada standar kompetensi dan target-target yang harus dicapai oleh peserta didik. Pondok Pesantren Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak mempunyai target setelah lulus dari pondok dan lulus dari MI santri sudah hafal 30 juz secara baik dan lancar. Dalam proses menghafal santri sehingga mencapai 30 juz selama di pesantren dibagi secara bertahap setiap tahunnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:13 a. Santri kelas 1 menghafal juz 29 dan juz 30

10Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail: “Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Kabupaten Kampar”, JURNAL USHULUDDIN, Vol. 24 No. 1, Januari - Juni 2016.hlm 97

11

Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 34. 12 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 2.

13 Hasil wawancara dengan Ketua Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Asyrof, pada tanggal 09 September 2017.

(8)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 67 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

b. Santri kelas 2 menghafal juz 1 samapai juz 6 c. Santri kelas 3 mengahafal juz 7 sampai juz 12 d. Santri kelas 4 menghafal juz 13 sampai juz 18 e. Santri kelas 5 menghafal juz 19 sampai juz 24 f. Santri kelas 6 menghafal juz 25 sampai juz 28. Pelaksanaan Pembelajaran

Adapun agenda kegiatan setiap harinya adalah sebagai berikut:14

No Jam Kegiatan Nama Kegiatan

1 03.45 - 04.15 “Bangun tidur, mandi, dan persiapan jama‟ah sholat subuh”

2 04.15 - 04.30 “Sholat jama‟ah subuh” 3 04.30 - 06.45 “KBM Al-Qur‟an”

4 06.45 - 07.20 “Makan pagi, persiapan sekolah” 5 07.20 - 12.00 “KBM sekolah formal”

6 12.00 - 13.00 “Sholat jama‟ah dhuhur, makan siang” 7 13.00 - 14.30 “Tidur siang”

8 14.30 - 15.15 “Bangun tidur, mandi, persiapan sholat jama‟ah ashar”

9 15.15 - 15.30 “Sholat jama‟ah ashar” 10 15.30 - 16.45 “KBM Al-Qur‟an” 11 16.45 - 17.15 “Makan sore”

14

Hasil dari dokumentasi brosur Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Ibrahim, pada tanggal 09-10 September 2017.

(9)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 68 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

12 17.15 - 17.40 “Istirahat, persiapan sholat jama‟ah maghrib” 13 17.45 - 18.15 “Sholat jama‟ah maghrib”

14 18.30 - 20.15 “KBM Al-Qur‟an” 15 20.15 - 20.30 “Sholat jama‟ah isya‟” 16 20.30 - 21.00 “Persiapan tidur malam” 17 21.00 - 03.45 “Tidur malam”

Kegiatan belajar mengajar tahfidz di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an anak-anak dilaksanakan dari hari sabtu sampai hari kamis, secara rincinya adalah sebagai berikut:15

a. Ba'da Sholat Shubuh : “04.30 – 06.45 WIB = 2 jam 15 menit (Menambah hafalan baru)”

b. Ba‟da Sholat Ashar : “15.30 – 16.45 WIB = 1 jam 15 menit (Melancarkan hafalan)”

c. Ba'da Sholat Magrib : “18.30 – 20.15 WIB = 1 jam 45 menit (Melancarkan hafalan)”

Pelaksanaan pembelajaran tahfidz di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan kegiatan inti dan penutup.

a. Pembukaan

Pembelajaran tahfidz ini setiap ustadz mengajar satu halaqah atau kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 10 santri. Sebelum pembelajaran ustadz mengkondisikan santri agar siap sebelum berdoa serta berdoa bersama-sama dengan ustadz dengan syair tertentu yang sudah umum dibaca di pondok-pondok tahfidz al-Qur‟an pada umumnya. Jika masih ada anak yang bercanda atau bermain-main pada saat berdoa, maka ustadz mengingatkan

15 Hasil observasi dan wawancara dengan Ketua Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Asyrof, pada tanggal 09 September 2017.

(10)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 69 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

anak bahwa Allah tidak mengabulkan do‟a kita bila bermain-main atau bercanda ketika berdoa. Adapun syair do‟a tersebut adalah:16

"

ملاك

ميدق

لا

لمي

هعامس

هزنت

نع

لوق

لعفو

ةينو

هب

يفتشأ

نم

لك

ءاد

هرونو

ليلد

يبلقل

دنع

يلهج

يتريحو

ايف

بر

ينعتم

رسب

هفورح

رونو

هب

يبلق

يعمسو

يتلقمو

لهسو

يلع

هظفح

مث

هسرد

هاجب

يبنلا

للااو

مث

ةباحصلا

"

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada proses belajar mengajar tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an adalah setoran, dengan rincian program setoran harian sebagai berikut:17

1) Setoran binnaẓri (membaca), yaitu santri harus membaca dahulu ayat yang akan dihafal dihadapan ustadz sampai bacaannya sudah baik dan benar. Setelah itu ustadz mengijinkan untuk menghafal ayat yang telah disetorkan secara binnaẓri tersebut. Untuk waktunya kondisional, jika waktu jam pembelajaran masih ada maka dibuat setoran binnaẓri untuk persiapan hafalan berikutnya.

2) Setoran ziyādah (tambahan), yaitu setoran menambah hafalan baru. Setoran ini dilaksanakan setiap ba‟da shubuh. Waktu pelaksanaan menambah hafalan sekaligus setoran tambahan hafalan kepada ustadz mulai jam 04.45 sampai 06.45. Jumlah tambahan hafalannya sekitar setengah halaman bahkan bisa lebih sesuai dengan kemampuan santri. 3) Setoran muraja’ah (ulangan), yaitu setoran mengulang hafalan yang telah dihafalkan saat

pagi ba‟da subuh, dan jika masih ada waktu ditambah mengulang hafalan pada juz yang lain yang telah dihafal oleh santri. Setoran ini dilaksanakan setiap ba‟da asar jam 15.30 sampai jam 16.45 dan ba‟da maghrib jam 18.15 sampai jam 20.15. Jumlah setoran muraja’ahnya sesuai kemampuan anak berbeda-beda, ada yang 2 halaman, 3 halaman,

16 Observasi di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 09 September 2017. 17 Hasil observasi dan wawancara dengan Ustadz Muh. A. Khotim di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 09-10 September 2017.

(11)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 70 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

setengah juz, bahkan sampai satu juz setiap pertemuan. Bagi yang hafalannya sudah diatas 15 juz dianjurkan untuk muraja’ah satu juz setiap pertemuan.

c. Kegiatan Penutup

Pada akhir waktu pembelajaran, Ustadz juga memberikan motivasi agar semua santri lebih semangat dan rajin dalam menghafal al-Qur‟an dan mencontoh teman yang sudah baik dalam akhlak maupun dalam hal mengaji. Hal ini diupayakan agar santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak benar-benar mempunyai tradisi atau kebiasaan tiada hari tanpa mengaji dan mengamalkan apa yang terkandung dalam al-Qur‟an. Dan terakhir, ustadz menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa bersama-sama melantunkan doa Allahummarhamna bil Qur’an. Doa tersebut sebagai berikut:18

ةمحرو ىدهو ارونو امامإ انل هلعجاو نأرقلاب انمحرا مهللا“ هتولات انقزراو انلهج ام هنم انملعو انيسن ام هنم انركذ مهللا "نيملاعلا بر اي ةجح انل هلعجاو راهنلا فارطأو ليلاءانأ

Evaluasi Pembelajaran

Sistem evaluasi hafalan yang digunakan di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak adalah menguji kembali hafalan-hafalan yang telah diperoleh santri sehingga dapat terjaga dan terpelihara. Sistem evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran tahfidz di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak yaitu dengan mengadakan evaluasi harian, evaluasi per semester, dan evaluasi calon khotimin.19

1) Evaluasi Harian

Evaluasi harian yaitu mengulang hafalan yang telah dibuat santri pada setiap hari setelah subuh dari jam 04.45 sampai dengan 06.45. Hafalan yang telah dihafalkan santri pada pagi hari tersebut dan juga semua ayat yang telah dihafalkan santri dievaluasi dan

18 Hasil observasi di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 09 September 2017. 19 Hasil wawancara dengan ustadz Rozin di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 10 September 2017.

(12)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 71 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

ulang lagi bersama ustadz ketika kegiatan belajar mengajar pada sore hari jam 15.30 sampai 16.45 dan setelah maghrib jam 18.15 sampai 20.15.20

Penilaian dari hasil evaluasi tersebut dicatat pada buku harian santri untuk mengetahui perkembangan hasil belajar, sikap dan kepribadian santri setiap harinya. Dalam buku harian santri tersebut tercantum ayat atau juz yang telah disetorkan, keterangan hasil dari ayat yang disetorkan, kelakuan yang menunjukkan kedisiplinan santri, rincian uang saku, dan catatan yang berisi penilaian kumulatif yang dicapai santri selama satu bulan. 2) Evaluasi Semester

Evaluasi per semester yaitu dilaksanakan tiap semester atau dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan ṣafar dan bulan ramaḍan. Penggunaan waktu dalam agenda kegiatan di Pondok Yanbu‟ Anak-Anak ini menggunakan kalender bulan hijriyah dari mulai pembelajaran, liburan akhir, dan lain-lain sampai akhir menjelang lulus dari pondok adalah menggunakan kalender bulan hijriyah kecuali untuk pembukaan pendaftaran santri baru menggunakan kalender masehi karena berhubungan dengan pendidikan formal yang mana semua santri juga harus mengenyam pendidikan formal. Demikian juga dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran tahfidz santri juga menggunakan kalender hijriyah yaitu pada bulan ṣafar dan ramaḍan.21

Santri yang dievaluasi hafalannya per semester yang dilaksanakan pada bulan sofar dan ramadhan tersebut atas rekomendasi dari ustadz dan dikonfirmasikan pada orangtua atau wali santri. Untuk ujiannya maksimal 15 juz yang dapat diangsur dalam waktu 10 hari. Jangka waktu 10 hari semua santri sudah selesai dievaluasi hafalannya, jadi ujiannya dilakukan berkala tiap hari sampai dengan 10 hari dengan sistem berlanjut mulai awal juz yang akan diujikan diangsur sampai akhir juz yang diujikan. Mekanisme pelaksanaan evaluasi semester diatur oleh ustadz masing-masing halaqoh atau kelompok.22

3) Evaluasi Calon Khotimin

Evaluasi calon khotimin yaitu dikhususkan bagi santri yang sudah khatam 30 juz dan siap mengikuti wisuda tahfidz 30 juz atau disebut haflatul hiŻaq. Bagi santri yang sudah

20

Hasil observasi di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 09 September 2017. 21

Hasil wawancara dengan ustadz Asyof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 10 September 2017.

22 Hasil wawancara dengan ustadz Fitroh di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 9 September 2017.

(13)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 72 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

khatam 30 juz dan siap mengikuti wisuda akan diuji hafalannya oleh ustadz al-Qur‟an dengan sistem silang ustadz. Misal ustadz yang menjadi pembimbing santi A, maka tidak bisa menjadi penguji untuk santri A lagi, dan santri A diuji oleh ustadz lain selain pembimbingnya sendiri. Sistem ujiannya adalah disimak hafalannya 30 juz oleh penguji dalam waktu 2 hari, jadi dalam sehari 15 juz.

Untuk khotimin 30 juz syarat kelulusan ujiannya adalah santri calon khotimin pada saat diuji maksimal melakukan salah atau lupa ayat sampai 5 kali pada tiap halaman. Jika santri calon khotimin tidak memenuhi syarat tersebut, artinya salah atau lupa ayatnya sampai lebih dari 5 kali pada tiap halaman, maka santri tersebut gagal atau tidak lulus menjadi khotimin (wisudawan 30 juz), dan akan mengulang lagi pada tahun berikutnya.23

Pendidikan Karakter Di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak

Peningkatan kualitas pendidikan dan karakter siswa di sekolah merupakan tantangan yang dihadapi oleh berbagai negara di era globalisasi dalam bingkai pandemi saat ini, termasuk negara Indonesia. Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah „pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang.24

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang mengandung pengetahuan, kesadaran pribadi, keteguhan hati, dan adanya kemauan dan tindakan untuk mengimplementasikan nilai-nilai, antara lain kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan dan negara, sehingga akan terwujud sebagai Insan Kamil.25

23 Hasil wawancara dengan Ustadz Rozin di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 09 September 2017.

24

Ajat Sudrajat, MENGAPA PENDIDIKAN KARAKTER, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011.Hlm 48

25 Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta: Laksana, 2011), hal.18.

(14)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 73 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Thomas Lickona menyampaikan bahwa terdapat 3 komponen penting dalam membangun pendidikan karakater yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan tentang moral) dan moral action (perbuatan bermoral).26 Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Ketiga komponen tersebut dapat dijadikan rujukan implementatif dalam proses dan tahapan pendidikan karakater.

Menghadapi situasi pandemi covid ini,“Berbagai kebijakan peningkatan kualitas pendidikan dan karakter terus dilakukan mulai dari perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, analisis kebijakan hingga evaluasi kebijakan.Kemajuan teknologi di era digital saat ini membuat siswa hanya mengejar ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan karakter dan sikap yang baik di sekolah dalam penerapan karakter bangsa”27

Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus adalah lembaga pendidikan non formal yang diintegrasikan dengan pendidikan formal yaitu Madrasah Ibtidaiyah Tahfidzul Qur‟an TBS yang merupakan lembaga pendidikan berbasis pesantren yang lebih diunggulkan pada tahfidz al Qur‟an dan akhlaqul karimah, maka dalam proses pendidikan memiliki desain kurikulum yang memuat nilai-nilai Qur‟ani. Pada setiap kegiatan pendidikan yang dilakukan di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus langsung sekaligus include dengan pembentukan karakakter santri, yaitu meliputi nilai-nilai religius, kerja keras, toleransi, tanggung jawab, kemandirian, dan kedisplinan.

Proses pendidikan karakter terhadap santri dijalankan pada setiap kegiatan, baik di sekolah maupun di asrama pondok sekaligus memuat pendidikan karakter secara langsung maupun tidak langsung. Pendidikan karakter pada santri sudah menjadi suatu sistem dalam kurikulum yang secara otomatis seluruh kegaiatan mengandung nilai-nilai karakter yang

26 Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prenada Media, 2011), hal. 29.

27 MMA Minan, E Suhendro, “Pengembangan Kurikulum Berbasis Tahfidzalqur’an Dan Kitab Kuning Pada Madrasah Umum Di Mts Mabdaul Huda Karangaji”, Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 1 No. 02 Januari-Juni 2020.hlm 30

(15)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 74 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

ditanamkan pada siswa. Seperti contoh santri sudah memiliki rasa toleransi dan saling menghargai antar sesama teman walau dengan suku, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda, karena di pondok para siswa berasal dari berbagai daerah, jawa maupun luar jawa. Hal tersebut berjalan alamiah para santri dengan sendirinya memahami dan mengaplikasikan sikap toleransi tersebut.

Para santri Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus terdidik untuk mempunyai kedisiplinan tinggi, kerja keras, dan kesabaran dalam menjalani masa pendidikan di pondok. Menghafal al qur‟an membutuhkan kerja keras dan kedisiplinan waktu, bagaimana harus bisa menambah hafalan ayat dan menjaganya dengan murajaah setiap hari. Kehidupan di pondok juga melatih kedisiplinan dengan wajib sholat berjamaah lima waktu dan juga melatih kesabaran karena banyak dari kegiatan santri yang mengharuskan santri untuk membudayakan antri, seperti ketika akan makan, mandi, dan lain-lain yang membutuhkan kesabaran. Meskipun dengan jadwal kegiatan yang begitu padat, akan tetapi para siswa bahagia tinggal di pondok tersebut. Dari wawancara dengan para siswa, mereka ceria sekali di pondok karena banyak teman, gurunya baik, pokoknya asyik di pondok.

Moral Action

Santri di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus terbiasa dengan disiplin menjalankan kewajiban-kewajiban mereka sebagai santri dan bekerja keras untuk menghafal al-Qur‟an di pondok. Dengan melihat target-target hafalan yang harus dicapai oleh santri, maka target tersebut tidak akan mampu dicapai oleh santri dengan santai-santai. Santri harus dengan kerja keras, disiplin dan sungguh-sungguh untuk mencapai target tersebut.28 Jika ada santri yang kurang kerja keras dan tidak semangat, maka ustadz akan memberikan pemahaman terkait keutamaan-keutamaan al-Qur‟an untuk membangkitkan semangat santri. Hal tersebut juga termasuk penanaman karakter religius kepada santri karena semakin meningkat rasa cinta santri pada al-Qur‟an.29

28

Hasil wawancara dengan santri Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, kamil, pada tanggal 28 Desember 2017.

29 Hasil wawancara dengan Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

(16)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 75 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Proses Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak sudah berjalan optimal yang mana secara tidak langsung nilai-nilai pendidikan karakter telah disisipkan ke dalam pembelajaran tahfidz al-Qur‟an dan juga di luar waktu kegiatan belajar mengajar seperti sholat berjamaah, sholat dluha dan lain-lain.

Santri membiasakan sholat berjamaah lima waktu dan setiap akan memulai dan selesai kegiatan pembelajaran al-Qur‟an dengan berdoa dan ustadz menganjurkan kepada santri setiap melakukan pekerjaan apapun dimulai dengan doa, minimal dengan mengucapkan basmallah, dengan harapan akan semakin menumbuhkan rasa cinta santri terhadap kebaikan terutama cinta terhadap al-Qur‟an.30

Proses pembentukan karakter pada tahap pelaksanaan pembelajaran diantaranya yaitu, sebelum memulai kegiatan pembelajaran, pendidik dan peserta didik atau ustadz dan santri membiasakan diri untuk selalu mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan doa. Seluruh santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak juga diwajibkan melaksanakan shalat wajib 5 waktu dengan berjama‟ah, dan juga sholat dluha. Demikian adalah metode untuk menanamkan nilai karakter religius atau keagamaan pada santri.

Moral Knowing

Dalam kegiatan pembelajaran tahfidz al-Qur‟an, para ustadz menyiapkan beberapa hal. Beberapa hal tersebut berkaitan dengan tempat belajar santri, yaitu santri yang satu angkatan dibagi dalam halaqoh-halaqoh atau kelompok dan setiap kelompok rata-rata terdiri dari 10 santri. Santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak berasal dari hampir seluruh wilayah di Indonesia meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan lain sebagainya.31

Hal di atas sangat penting bagi ustadz untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada santri-santri tentang pentingnya sikap toleransi untuk hidup bersama di pondok dengan menjalin kerukunan dengan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah. Ustadz memberikan

30

Hasil wawancara dengan santri Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Kamil, pada tanggal 28 Desember 2017.

31 Observasi dan wawancara Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

(17)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 76 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

pemahaman tentang pentingnya toleransi pada tiap kesempatan baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran, terutama pada saat melihat ada santri yang sedang tidak rukun, maka semua pihak baik ustadz maupun sesama santri saling mendamaikan. Kerukunan dan kebersamaan tersebut bisa dilihat ketika anak-anak sedang mengaji bersama, makan bersama, dan main bersama. Santri dan juga ustadz yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, setiap pribadi santri di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak sudah bisa menghargai perbedaan baik suku, budaya, etnis, maupun sifat dari sesama santri maupun ustadznya untuk tetap hidup rukun bersama di pondok dalam keadaan apapun.

Selain mengerti dan memahami mengenai sikap toleransi, santri juga harus mempunyai empati atau bisa merasakan apa yang temannya rasakan karena kehidupan di Pondok sangat ditekankan rasa kebersamaan, selalu bersama-sama dalam keadaan suka maupun duka. Setiap ada teman yang bersedih karena rindu dengan orang tuanya, maka teman yang lain menghiburnya dan ikut merasakannya karena semua santri pasti pernah merasakan rindu dengan keluarga di rumah saat di Pondok.32

Santri juga harus mampu untuk mengambil keputusan dan tindakan dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Masalah yang biasa dihadapi oleh santri penghafal Qur‟an adalah mengalami kebuntuan dalam menambah hafalan, dan lupa hafalan yang telah dihafal. Santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an mampu memecahkan masalah itu dengan menambah waktu sendiri di luar jam KBM Qur‟an yaitu pada malam hari setelah kegiatan belajar mengajar al-Qur‟an untuk menambah dan melancarkan hafalannya.33

Santri harus mampu untuk mengetahui dan mengevaluasi diri sendiri. Santri juga diberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya kerja keras dan kedisiplinan santri pada tahap evaluasi, karena pada tahap ini santri diuji kemampuan hafalan santri dengan sangat ketat syarat kelulusannya. Evaluasi yang diterapkan di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak ada evaluasi harian, per semester dan evaluasi bagi yang akan ikut wisuda khataman. Evaluasi

32

Hasil wawancara dengan Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

33 Hasil wawancara dengan Ustadz Mahdi di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 28 Desember 2017.

(18)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 77 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

harian dan per semester wajib bagi semua santri, sehingga jika santri tidak disiplin dan sungguh-sungguh, maka santri tidak bisa lulus dan akan ketinggalan dengan teman yang lain.34

Moral Feeling

Sisi emosional karakter sangat penting untuk ditanamkan pada peserta didik atau santri. Sekedar pengetahuan mengenai hal yang benar tidak menjamin seseorang akan bertindak benar. Seseorang bisa saja sangat pandai menentukan mana sesuatu yang benar dan yang salah, akan tetapi tetap memilih yang salah. Sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar.

Santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak sudah terbiasa antri sehingga antar santri satu dengan yang lain terjalin saling menghargai. Antri merupakan sesuatu yang sudah menjadi budaya di Pondok Yanbu‟ul Qur‟an anak-anak, sehingga anak-anak sudah terbiasa dan merasa senang hidup di pondok karena terlatih kesabarannya untuk antri setiap aktifitas yang membutuhkan antri seperti ketika makan, mandi, dan mengaji.35

Pendekatan yang digunakan adalah pendidikan berbasis nilai. Pendekatan berbasis nilai adalah sebuah pendekatan yang memfokuskan terhadap penanaman nilai-nilai sosial supaya dapat terinternalisasi pada diri anak. Metode pembelajaran yang bisa dipakai ketika menerapkan penanaman nilai pada santri yaitu dengan keteladanan, penguatan sikap positif dan negatif, simulasi, bermain peran, tindakan sosial, dan lain-lain.36

Santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak harus bisa merasakan dan memahami keadaan temannya karena kehidupan di Pondok sangat ditekankan rasa kebersamaan, selalu bersama-sama dalam keadaan suka maupun duka. Setiap ada teman yang bersedih karena

34 Hasil wawancara dengan Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

35

Hasil observasi dan wawancara dengan santri Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Naja, pada tanggal 27 Desember 2017.

36 Muhammad ali ramdani, “Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 08; No. 01; 2014; 28-37

(19)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 78 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

rindu dengan orang tuanya, maka teman yang lain menghiburnya dan ikut merasakannya karena semua santri pasti pernah merasakan rindu dengan keluarga di rumah saat di Pondok.37

Selain itu santri juga harus mampu untuk menyadari dan mengoreksi masalah dan kesalahan yang telah dilakukan. Masalah yang biasa dihadapi oleh santri penghafal Qur‟an adalah mengalami kebuntuan dalam menambah hafalan, dan lupa hafalan yang telah dihafal. Santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an mampu memecahkan masalah itu dengan menambah waktu sendiri di luar jam KBM Qur‟an yaitu pada malam hari setelah kegiatan belajar mengajar al-Qur‟an untuk menambah dan melancarkan hafalannya. Sebagaimana disampaikan oleh Naja, santri Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak, jika santri-santri mengalami hambatan dalam menghafal biasanya kita mencari tambahan waktu sendiri supaya bisa memenuhi target hafalan.38

Santri juga harus mampu untuk mengetahui dan mengevaluasi diri sendiri. Evaluasi yang diterapkan di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak ada evaluasi harian, per semester dan evaluasi bagi yang akan ikut wisuda khataman. Proses evaluasi yang dilaksanakan meliputi tes dan non tes. Pengevaluasian dengan cara tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitifnya dalam proses menghafal al qur‟an, sedangkan pada pengevaluasian non tes bisa dinilai dari keseharian santri di pondok dalam mengikuti kegiatan, aktif atau tidaknya untuk menyetorkan hafalan, dan keseluruhan yang mencakup sikap santri di pondok. Santri yang mempunyai kesalahan dan masalah dalam hafalan, keaktifan, dan sikap di pondok, maka santri dan wali santri diberi pengertian oleh ustadz mengenai hasil evaluasi santri tersebut, sehingga santri segera menyadari dan berusaha untuk memperbaiki diri.39

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, Pembelajaran tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus dilakukan bertujuan untuk mewujudkan mencetak penghafal Qur‟an dan juga berjiwa qur‟ani. Perencanaan pembelajaran adalah awal dari

37 Hasil wawancara dengan Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

38

Hasil wawancara dengan santri Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, Naja, pada tanggal 27 Desember 2017.

39 Hasil wawancara dengan Ustadz Asyrof di Pondok Tahfidz Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus, pada tanggal 27 Desember 2017.

(20)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 79 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

semua proses. Santri dibagi dalam halaqoh-halaqoh atau kelompok dan setiap kelompok rata-rata terdiri dari 10 santri. Kegiatan inti pada proses belajar mengajar tahfidz al-Qur‟an di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an adalah setoran, dengan rincian program setoran harian sebagai berikut: setoran binnaẓri, ziyādah, dan muraja’ah. Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak mengadakan evaluasi hafalan santri, evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran tahfidz, ada evaluasi harian, evaluasi per semester, dan evaluasi calon khotimiin. Kedua, Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak Kudus adalah lembaga pendidikan pesantren yang fokusnya lebih pada tahfidz al-Qur‟an yang dipadukan dengan pendidikan formal, maka dari itu dalam pengelolaan pendidikan memiliki desain kurikulum yang memuat nilai-nilai Qur‟ani. Dalam setiap kegiatan pendidikan di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak berimplikasi pada pembentukan karakter, baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Anak-Anak sudah include dengan pengembangan karakakter, meliputi religius, kerja keras, toleransi, dan kedisplinan melalui tiga komponen penting dalam proses membangun pendidikan karakater yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaan tentang moral) dan moral action (perbuatan bermoral) yang include pada implementasi pembelajaran tahfidz al-Qur‟an (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi).

(21)

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 80 Vol. 2 No. 01 Juli-Desember 2020

Daftar Rujukan

Ajat Sudrajat, “Mengapa Pendidikan Karakter”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011

Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, “Metode Tahfidz Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Kabupaten Kampar”, Jurnal Ushuluddin Vol. 24 No. 1, Januari - Juni 2016

Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

Indra Keswara, “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an (Menghafal Al Qur‟an) Di Pondok Pesantren Al Husain Magelang Management Of Learning Tahfidzul Qur'an (Memorizing Al Quran) In Al Husain Magelang Islamic Boarding School”, Jurnal Hanata Widya, Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017

Muhammad Ali Ramdani, “Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 08; No. 01; 2014; 28-37

Muhammad Sadli Mustafa, “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an Di Madrasah Tahfidz Al-Qur'an Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo, Makassar Implementation of Memorizing Learning Method of Holy Qur 'an at Madrasah Tahfidz Al-Quran Al-Imam 'Ashim Tidung Mariolo, Makassar”, Jurnal Al-Qalam, Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2012

MMA Minan, E Suhendro. “Pengembangan Kurikulum Berbasis Tahfidzalqur‟an Dan Kitab Kuning Pada Madrasah Umum Di Mts Mabdaul Huda Karangaji”, Jurnal Lughoti: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 1 No. 02 Januari-Juni 2020.

Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Rajawali Pers, 2011)

Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta: Laksana, 2011)

Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996),, hal. 338

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 300.

Tika Kartika, “Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Berbasis Metode Talaqqi”, Jurnal Islamic Education Manajemen, Vol. 4, No. 2, Desember 2019 M/1441 H

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, tidak mengherankan, Indra Keteran, sebagai seorang ahli gastronomi Indonesia, kuliner betutu dipandang sebagai kuliner titik pembatas antara jenis

Data Surat Berharga dalam pos penyaluran dana Data surat berharga yang ditampilkan merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pihak ketiga bukan bank.. Data yang ditampilkan

Dari hasil implementasi dan pengujian sistem pemasaran berbasis web pada developer properti Tridjaya Kartika Property, yang meliputi user guest, registered guest,

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Dari 6 orang yang dijadikan sampel seluruhnya mempunyai semangat dam memilih karirnya bahkan sudah mulai melaksanakannya, 3 sample mempersipakan diri untuk menjutkan

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Sehubungan dengan Dokumen Penawaran saudara/I atas paket pekerjaan : Pengadaan Incenerator maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi