• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

IbP BAHAYA NAPZA UNTUK

FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF

Oleh :

Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd, M.Kes/NIP 196904231994031003 Nur Lina, SKM., M.Kes (Epid)/NIDN 0415077601

Lilik Hidayanti, SKM., M.Si / NIDN : 0411037701

Sri Maywati, SKM., M.Kes/NIDN : 0402077701

UNIVERSITAS SILIWANGI

Januari, 2017

(2)

Tasikmalaya, 06-02-2017 1 orang

Nur Lina, S.KM., M.Kes - Rekayasa Sosial

- Artikel dimuat di Jurnal Nasional ber ISSN tidak terakreditas 1 Tabun

Rp. 15,000,000,00

Dr.Asep Suryana Abdurrahmat, M.Kes 0023046905

Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi

BAHA YA NAPZA UNTUK FISIOLOGI OTAK DAN SISTEM SYARAF

LEMBAR PENGESAHAN IPTEKS BAGI PESANTREN (IBP)

.Pd. 5. Jangka Waktu Pelaksanaan 6. Biaya Total

2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Lengkap b. NIDN

c. Program Studi d. Perguruan Tinggi 3. Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota b. Nam.a Anggota 1 4. Luaran yang dihasilkan

(3)

iii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul PPM IbP : Bahaya Napza Untuk Fisiologi dan Sistem Syaraf 2. Tim PPM

No. Nama Jabatan Bidang

Keahlian Instansi Asal Alokasi waktu (jam/minggu) 1. Dr. Asep Suryana A, S.Pd., M.Kes

Ketua PPM Fisiologi FIK Unsil 5 jam /mg

2. Nur Lina, S.KM., M.Kes (Epid).

Anggota Epidemiologi FIK Unsil 4 jam/mg

3. Objek PPM: PPM ini dilakukan pada santri dan termasuk dalam bidang kesehatan masyarakat 4. Masa pelaksanaan PPM: - Mulai : April 2017 - Berakhir : November 2017 5. Usulan biaya : LP2M PMP - Tahun ke-1: Rp. 15.000.000,- - Tahun ke-2: -

6. Lokasi penelitian: Ponpes Ibadurrahman dan Ponpes Sabilul Huda Kota Tasikmalaya 7. Instansi lain yang terlibat: -

8. Target: mitra memahami bahaya Napza

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu: penerapan Iptek di masyarakat 10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran; Jurnal PPM LP2M PMP Unsil

11. Rencana luaran HAKI, buku, purwarupa atau luaran lain yang ditargetkan: Leaflet dan Buku Saku tentang gangguan dan kerusakan otak dan system syaraf akibat penyalahgunaan Napza dan langkah praktis pencegahannya

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………..……… ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ……….…..……….. iii

DAFTAR ISI ……… iv

RINGKASAN………. v

BAB I PENDAHULUAN ……….……… 1

TARGET DAN LUARAN ………..……….. 8

BAB III METODE PELAKSANAAN …………..……… 9

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ……..……… 13

BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ………….……….. 15 LAMPIRAN

Biodata Tim Peneliti

Gambaran Ipteks Yang Akan Ditranfer Kepada Mitra Peta Lokasi

Surat Kesediaan Mitra Justifikasi Anggaran

(5)

v RINGKASAN

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) merupakan senyawa kimia yang sengaja dibuat untuk kepentingan medis dan pengobatan. Tercatat bahwa Indonesia telah menduduki ranking ketiga di dunia dan ranking pertama di Asia sebagai negara dengan penyalahgunaan Napza terbanyak. Data BNN tahun 2013 menunjukan bahwa sebanyak 2,36 % penduduk Indonesia telah terjerat dalam penyalahgunaan Napza. Dari angka tersebut 22 % di antaranya dilakukan oleh kalangan pelajar atau usia remaja.

Siswa Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah yang melaksanakan pendidikan formal di pesantren merupakan bagian dari anak usia remaja. Dengan demikian pesantren dapat menjadi tulang punggung pencegahan keterlibatan remaja terhadap penyalahgunaan dan peredaran Napza. Pesantren dapat memiliki peran ganda yaitu sebagai

center of character building dan juga berperan sebagai youth religion-basic community.

Optimalisasi kedua peran pesantren melalui peningkatan kapabilitas dan aktifitas di dalamnya akan mampu meningkatkan pemahaman tentang bahaya narkoba yang pada akhirnya mampu menekan angka penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kalangan remaja.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka kami akan berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bahaya Napza Untuk Fisiologi Otak dan Sistem Syaraf. Kegiatan ini merupakan model pembinaan bagi remaja dan pengelola pesantren untuk menambah wawasan dan pemahaman remaja tentang bahaya Napza yang ditinjau dari sudut fisiologi otak dan sistem syaraf. Kegiatan ini akan mampu menekan keinginan remaja untuk mencoba menyalahgunakan Napza. Pelaksanaan kegiatan IbP dilakukan bekerjasama dengan 2 (dua) pondok pesantren (Ponpes) di kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya yaitu ponpes Ibadurrahman dan ponpes Sabilul Huda di kecamatan Tawang sebagai mitra. Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra disepakati upaya pemecahan masalah akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi (1) peningkatan pemahaman siswa melalui pemberian materi tentang bahaya Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf, (2) peningkatan kemampuan pengelola pesantren dalam mencegah penyalahgunaan Napza di lingkungannya melalui pembuatan brosur tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf, dan (3) peningkatan keterlibatan perguruan tinggi dalam menyusun buku saku tentang bahaya Napza serta bebebrapa kerusakan fisiologi otak serta sistem syaraf yang diakibatkan penyalahgunaan Napza.

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) merupakan senyawa kimia yang sengaja dibuat untuk kepentingan medis dan pengobatan. Namun demikian, penggunaannya seringkali menyimpang dari tujuan semula. Napza digunakan bukan untuk kepentingan medis tetapi dipakai sebagai alat untuk memperoleh kenikmatan sesaat dengan cara yang instan.

Penyalahgunaan senyawa yang termasuk ke dalam golongan Napza di Indonesia sudah sangat meresahkan dan membahayakan. Tercata bahwa Indonesia telah menduduki ranking ketiga di dunia dan ranking pertama di Asia sebagai negara dengan penyalahgunaan Napza terbanyak. Data BNN tahun 2013 menunjukan bahwa sebanyak 2,36 % penduduk Indonesia telah terjerat dalam penyalahgunaan Napza. Dari angka tersebut 22 % di antaranya dilakukan oleh kalangan pelajar atau usia remaja. Selain itu, banyak di antara para remaja tersebut yang tidak hanya menjadi penyalahguna Napza tetapi justru terlibat dalam peredaran barang tersebut.

Terdapat banyak faktor yang menjadi pemicu bagi para remaja sehingga terjerumus dalam penggunaan dan peredaran senyawa yang tergolong dalam Napza. Horowitz (2011) menjelaskan bahwa terdapat 5 faktor utama yang menjadi akar permasalahan penyalahgunaan Napza, yaitu :

1. Faktor pribadi, biasanya diakibatkan oleh lemahnya mental serta adanya stres yang memicu depresi, selain itu bisa juga terjadi karena pemenuhan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang dirasa cukup menantang, 2. Faktor keluarga, terjadi bila kondisi keluarga tersebut broken home, kurangnya

perhatian orang tua, anak terlalu dimanja atau orang tua terlalu otoriter sehingga kurangnya tercipta komunikasi dalam keluarga

3. Faktor sosial, biasanya akan menjadi pemicu bila seorang anak remaja telah salah memilih teman untuk bergaul dan adanya budaya “ikut-ikutan” dalam pergaulan remaja

(7)

2

4. Faktor kelompok/organisasi tertentu, biasanya terjadi jika dalam kelompok tersebut ada yang menjadi pengguna atau pengedar Napza yang mengiming-imingi teman remajanya atau bahkan memaksa temannya untuk mencoba menggunakan dan bahkan mengedarkan Napza.

5. Faktor ekonomi, biasanya kemiskinan dan kesulitan finansial menjadi alasan seseorang untuk mencoba menuntaskannya dengan cara yang singkat sehingga memilih untuk menjadi pengedar Napza. Namun demikian, sering kali Napza juga digunakan untuk mencoba melupakan segala tekanan kemiskina yang diras sangat menghimpi.

Lebih jauh BNN-RI (2009) telah mengidentifikasi faktor-faktor lain yang menjadi penyebab keterlibatan remaja dalam penyalahgunaan dan peredaran Napza yang merupakan pengembangan dari hasil penyelidikan lembaga tersebut terhadap remaja yang terlibat. Munculnya keinginan remaja untuk mencoba menggunakan Napza dipicu juga oleh kurangnya pengetahuan tentang bagaimana perjalanan senyawa tersebut di dalam tubuh serta bahaya apa yang akan dialami berbagai organ dan sistem tubuh akibat hadirnya senyawa-senyawa berbahaya tersebut. Selama ini remaja hanya mendapatkan gambaran umum tentang Napza dan kerusakan tubuh seorang pengguna oleh senyawa tersebut. Informasi tersebut kurang mencukupi dan menuntaskan rasa keingin-tahuan remaja terhadap sesuatu hal.

Secara umum semua jenis Napza jika disalahgunakan akan memberikan empat dampak sebagai berikut:

1. Depresan, pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri.

2. Halusinogen, pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada).

3. Stimulan, mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan kematian.

4. Adiktif, pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).

(8)

3

Berdasarkan hal tersebut maka penyalahgunaan Napza akan menimbulkan serangkaian gangguan pada tubuh pengguna, yaitu :

1. Bahaya narkoba terhadap fisik, berupa :

a. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis)

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) c. Gangguan pada kulit (dermatologis)

d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner)

e. Gangguan pada sistem pencernaan (digestive)

f. Gangguan terhadap sistem hormon (endokrin) untuk kesehatan reproduksi g. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh (immun)

h. Kematian akibat over dosis

2. Bahaya narkoba terhadap psikologi, di antaranya ialah :  Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah  Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga  Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal  Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak tersebut terjadi dipicu oleh mulai terganggunya fisiologi otak dan sistem syaraf akibat kehadiran berbagai senyawa kimia yang termasuk Napza. Fisiologi otak dan sistem syaraf bekerja melalui 2 sistem yaitu mekanisme fisika dengan penjalaran listrik statis (impuls) melalui sel-sel syaraf dan mekanisme kimiawi melalui senyawa neurotransmitter yang akan melanjutkan impuls dari satu sel syaraf ke sel syaraf lainnya pada celah synaps. Sebagian senyawa Napza akan bertindak sebagai inhibitor dalam mekanisme penjalaran impuls sedangkan sebagian lagi akan mengganggu proses transmisi senyawa kimia di wilayah synaps.

Senyawa-senyawa kimia yang termasuk Napza bekerja dengan menutup (blocking) berbagai reseptor yang ada di dalam otak serta sistem syaraf yang mengakibatkan pengiriman informasi dari reseptor menuju otak dan sistem syaraf pusat lainnya tidak sempurna, demikian juga dengan perintah dari otak dan sistem syaraf pusat lainnya kepada efektor tidak berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan informasi yang ditangkap oleh reseptor (indra) tidak bisa

(9)

4

diolah/diinterpretasikan oleh otak dan pengambilan keputusan/perintah otak kepada efektor tidak sesuai dengan informasi yang diterima reseptor.

Kehadiran senyawa golongan Napza juga seringkali memicu serangkaian reaksi di sistem syaraf tepi melalui penguatan atau pelemahan impuls yang berakibat respon/refleks yang berlebihan atau bahkan sebaliknya yaitu hilangnya respon yang seharusnya dilakukan sebagai proteksi/adaptasi tubuh terhadap ketiadakseimbangan lingkungan.

Pengetahuan yang terperinci tentang fisiologi senyawa Napza dalam otak dan sistem syaraf sudah mutlak diperlukan bagi para remaja. Seyogyanya pengetahuan itu berisi materi yang cukup mendetil, informatif namun dikemas dalam bentuk yang menarik serta mampu menekan keinginan remaja untuk mencoba menyalahgunakan Napza.

Siswa Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah yang melaksanakan pendidikan formal di pesantren merupakan bagian dari anak usia remaja. Dengan demikian pesantren dapat menjadi tulang punggung pencegahan keterlibatan remaja terhadap penyalahgunaan dan peredaran Napza. Pesantren dapat memiliki peran ganda yaitu sebagai center of character building dan juga berperan sebagai youth religion-basic community. Optimalisasi kedua peran pesantren melalui peningkatan kapabilitas dan aktifitas di dalamnya akan mampu meningkatkan pemahaman tentang bahaya narkoba yang pada akhirnya mampu menekan angka penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kalangan remaja.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka kami akan berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bahaya Napza Untuk Fisiologi Otak dan Sistem Syaraf. Kegiatan ini merupakan model pembinaan bagi remaja dan pengelola pesantren untuk menambah wawasan dan pemahaman remaja tentang bahaya Napza yang ditinjau dari sudut fisiologi otak dan sistem syaraf. Kegiatan ini akan mampu menekan keinginan remaja untuk mencoba menyalahgunakan Napza.

Pelaksanaan kegiatan IbP dilakukan bekerjasama dengan 2 (dua) pondok pesantren (Ponpes) di kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya yaitu ponpes Ibadurrahman dan ponpes Sabilul Huda di kecamatan Tawang sebagai mitra. Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra disepakati upaya pemecahan masalah

(10)

5

akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi (1) peningkatan pemahaman siswa melalui pemberian materi tentang bahaya Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf, (2) peningkatan kemampuan pengelola pesantren dalam mencegah penyalahgunaan Napza di lingkungannya melalui pembuatan brosur tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf, dan (3) peningkatan keterlibatan perguruan tinggi dalam menyusun buku saku tentang bahaya Napza serta bebebrapa kerusakan fisiologi otak serta sistem syaraf yang diakibatkan penyalahgunaan Napza.

1.2. Permasalahan Mitra dan Solusi

a. Permasalahan Mitra 1 (Ponpes Ibadurrahman) dan Solusi yang disepakati

Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk Mitra 1

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati 1. Kurangnya

pemahaman tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

Pengetahuan tentang fisiologi Napza di dalam otak dan sistem syaraf yang tidak terperinci

Pemberian materi tentang reaksi fisiologis Napza di dalam otak dan sistem syaraf

2. Kurangnya informasi tentang Napza sebagai pemicu berbagai masalah dalam otak dan sistem syaraf

Tidak tersedianya informasi yang praktis tentang bahaya Napza untuk usia remaja

1. Pembuatan brosur tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

2. Pembuatan buku saku tentang bahaya Napza bagi remaja 3. Penyusunan daftar gangguan otak dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Napza bagi remaja

(11)

6

b. Permasalahan Mitra 2 (Ponpes Sabilul Huda) dan Solusi yang disepakati Tabel 1.2 Permasalahan dan Solusi untuk Mitra 2

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati 1. Kurangnya

pemahaman tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

Pengetahuan tentang fisiologi Napza di dalam otak dan sistem syaraf yang tidak terperinci

Pemberian materi tentang reaksi fisiologis Napza di dalam otak dan sistem syaraf

2. Kurangnya informasi tentang Napza sebagai pemicu berbagai masalah dalam otak dan sistem syaraf

Tidak tersedianya informasi yang praktis tentang bahaya Napza untuk usia remaja

1. Pembuatan brosur tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

2. Pembuatan buku saku tentang bahaya Napza bagi remaja 3. Penyusunan daftar gangguan otak dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Napza bagi remaja

(12)

7

BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi

Pada kegiatan Ipteks bagi Pesantren ini solusi yang ditawarkan oleh tim pengusul adalah sebagai berikut :

1. Pemberian materi tentang fisiologi Napza pada otak dan sistem syaraf. 2. Peningkatan kampanye pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja 3. Penyusunan daftar berbagai gangguan dan kerusakan otak dan sistem

syaraf akibat penyalahgunaan Napza

2.2 Target dan Luaran

Target yang ditetapkan dalam Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bina Santri Sehat adalah :

1. Mitra mampu memahami tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

2. Mitra mampu menyusun informasi yang rinci untuk para remaja tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

3. Mitra mampu menyusun daftar gangguan dan kerusakan otak dan sistem syaraf akibat penyalahgunaan Napza serta langkah praktis pencegahannya

Luaran dari program IbP ini adalah :

1. Brosur tentang tentang bahaya Napza bagi otak dan sistem syaraf

2. Buku saku tentang ganguan dan kerusakan otak dan sistem syaraf akibat penyalahgunaan Napza dan langkah praktis pencegahannya

(13)

8

BAB III

METODE PELAKSANAAN

1.1 Metode Pendekatan Masalah

Penyalahgunaan Napza di kalangan remaja khususnya siswa sekolah menengah seringkali diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan para siswa tersebut tentang fisiologi senyawa narkotika, psikotropika dan zat adiktif yang terperinci. Hal tersebut diakibatkan oleh minimnya informasi yang bersifat fisiologis yang terperinci namun bersifat praktis sehingga mudah difahami oleh para remaja tentang bagaimana senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi di dalam berbagai sistem tubuh khususnya pada otak dan sistem syaraf.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan upaya pemberian informasi secara komprehensif kepada siswa dengan penyajian yang menarik. Pemberian informasi ini akan meningkatkan pengetahuan tentang reaksi fisiologis otak dan sistem syaraf serta sistem tubuh lainnya akibat penyalahgunaan Napza. Pada akhirnya upaya ini akan bertujuan untuk menekan keinginan mereka untuk mencoba mengkonsumsi Napza. Dengan demikian prinsip utama dari kegiatan kemitraan ini adalah menurunkan angka penyalahgunaan Napza di kalangan remaja dan anak sekolah.

Penggunaan prinsip ini memungkinkan mitra mengetahui, menemukan dan menyadari sendiri kekurangan serta kesalahan yang dilakukan, sehingga solusi yang diberikan melalui transfer ilmu merupakan solusi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan oleh mitra. Melalui proses seperti ini diharapkan inovasi yang diberikan memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi dan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh mitra.

Secara garis besar proses yang dilakukan agar mitra tahu, mau dan mampu melaksanaan program bina kelompok santriwati sadar gizi, digambarkan sebagai berikut :

(14)

9

Permasalahn Mitra 1 Permasalahn Mitra 2

1. Kurangnya pengetahuan siswa dan remaja tentang fisiologi Napza di dalam tubuh khususnya otak dan sistem syaraf

2. Kurangnya bentuk promisi praktis tentang bahaya penyalahgunaan Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf

3 Belum tersusun panduan praktis bagi siswa tentang upaya bahaya Napza serta upaya pencegahan penyalah-gunaan Napza dan resiko gangguan serta kerusakan otak dan sistem syaraf

Solusi

1. Pemberian materi tentang fisiologi Napza pada otak dan sistem syaraf

2. Penyusunan brosur tentang bahaya Napza pada otak dan sistem syaraf bagi remaja 3. Penyusunan Buku saku sebagai informasi

dasar tentang bahaya gangguan dan kerusakan otak dan sistem syaraf akibat penyalahgunaan Napza dan panduan praktis pencegahan penyalahgunaan Napza di kalangan siswa dan remaja

Hasil

Menurunnya penyalahgunaan Napza di kalangan remaja dan anak sekolah

1. Kurangnya pengetahuan siswa dan remaja tentang fisiologi Napza di dalam tubuh khususnya otak dan sistem syaraf

2. Kurangnya bentuk promisi praktis tentang bahaya penyalahgunaan Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf

3 Belum tersusun panduan praktis bagi siswa tentang upaya bahaya Napza serta upaya pencegahan penyalah-gunaan Napza dan resiko gangguan serta kerusakan otak dan sistem syaraf

(15)

10

1.2 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang disusun sebagai upaya pencegahan peningkatan penggunaan Napza di kalangan siswa dan remaja meliputi tiga (3) tahapan, yaitu :

1. TAHAP PERTAMA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan peningkatan pemahaman siswa terhadap bahaya penyalahgunaan Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf

Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian materi terhadap siswa dan pengelola pesantren tentang bahaya penyalahgunaan Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf

2. TAHAP KEDUA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan promosi pencegahan penyalahgunaan Napza di kalangan siswa dan remaja

Kegiatan melalui pelatihan penyusunan brosur tentang bahaya Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf bagi pengelola pesantren yang akhirnya nanti mereka bisa menyusun brosur tersebut secara mandiri 3. TAHAP KETIGA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan

untuk memberi pengetahuan praktis yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama tentang bahaya penyalahgunaan Napza terhadap fisiologi otak dan sistem syaraf

Kegiatan dilakukan melalui penyusunan buku saku tentang bahaya penyalahgunaan Napza terhadap kerusakan otak dan sistem syaraf serta upaya pencegahannya

1.3 Kontribusi dan Partisipasi Mitra

Mitra 1 adalah Ponpes Ibadurrahman dan mitra 2 adalah Ponpes Sahibul Huda yang merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tempat para santri tinggal dan belajarbersama. Kedua mitra merupakan pesantren aktif yang memiliki bangunan atau pondok sebagai tempat menginap para santri. Para santri yang merupakan anak usia remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi membutuhkan materi yang cukup terperinci tetapi dikemas dengan model yang praktis dan menarik untuk dipelajari.

(16)

11

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

1.1 Kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan oleh Universitas Siliwangi melalui LPPM antara lain PPM yang dilakukan oleh unit kerja dan dosen dengan sumber dana internal Universitas Siliwangi, DIKTI, maupun PPM KKN tematik dengan sumber dana dari Provinsi Jawa Barat. Kinerja PPM yang dilakukan oleh LPPM UNSIL terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dilihat dari penambahan jumlah PPM. Berikut disampaikan PPM Universitas Siliwangi dalam 1 (satu) tahun terakhir :

Tabel 4.1. Kinerja PPM Universitas Siliwangi

No Judul PPM Sumber

dana 1. Revitalisasi posyandu dalam upaya meningkatkan

kemitraan dan pemberdayaan masyarakat

UNSIL

2. Pemberdayaan masyarakat desa melalui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar 3. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN

tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar 4. KKN kebangsaan (UNHAS)

5. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar 6. Ib-IKK Agribisnis Tanaman Hias Ib-IKK

DIKTI 7. Pelatihan Kesenian Kampung Naga Ds. Neglasari

Kecamatan Salawu Kab. Tasikmalaya

IbM DIKTI 8. IbM Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya

Sunda untuk Guru-guru MIPA SMP Kec. KarangnunggalTasikmalaya

IbM DIKTI

9. IbM Untuk Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya

IbM DIKTI

1.2 Kepakaran Pengusul

Kualifikasi tim pengusul (ketua maupun anggota) dalam melaksanakan kegiatan IbP ini sangat baik, karena memiliki kemampuan yang tepat terkait dengan bidang IbP yang akan dilaksanakan. Ketua tim pengusul adalah dosen

(17)

12

yang memiliki keahlian di bidang fisiologi dan mengajar mata kuliah Biomedis I (Anatomi dan Fisiologi Manusia) dan Metodologi Penelitian Kesehatan, sedangkan anggota tim adalah dosen dengan keahlian di bidang epidemiologi dan mengampu mata kuliah epidemiologi.

Tabel 4.2 Uraian Tugas Tim IbP

No Kedudukan

dalam Tim

Bidang Keahlian Uraian Tugas 1. Dr. Asep Suryana

Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes (Ketua Tim pengusul)

Fisiologi Pemberi Materi Pelatihan Penyusun Buku Saku

2. Nurlina, SKM., M.Kes (epid) (Anggota Tim )

Epidemiologi Membantu Pemberian Materi Pelatihan Pelatihan Penyusunan Brosur

(18)

13

BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1 Anggaran Biaya

Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Program IbM

No Jenis pengeluaran Jumlah Usulan

1. Honorarium (30 %) Rp 4.560.000,00 2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

(49,33 %)

Rp 7.400.000,00 3. Perjalanan (10 %) Rp 1.500.000,00 4. Publikasi, laporan, dll (10,66) Rp 1.540.000,00 Jumlah usulan total Rp 15.000.000,00 Keterangan : Rincian Anggaran Terlampir

5.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan IbP yang akan dilaksanakan terlebih dahulu didiskusikan dan berdasarkan kesepakatan dengan mitra 1 dan mitra 2. Penentuan jadwal disesuaikan dengan kesibukan dan waktu yang dimiliki oleh mitra. Kegiatan IbP Bahaya Napza Untuk Fisiologi Otak dan Sistem Syaraf akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan yang disajikan pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Jadwal Kegiatan IbP

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penyiapan Lokasi

2. Penyusunan Time Schedulle pelaksanaan program IbP

3. Sosialiasi program

4. Pelatihan Penyusunan Brosur 5. Penyusunan dan Sosialisasi Brosur 6. Penyusunan Buku Saku

(19)

14

DAFTAR PUSTAKA

BNN-RI, 2009. Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta, ... BNN-RI, 2011. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja, Jakarta, ... Horowitz, Alfred M., 2011, Drug and National Dissaster, Orlando, Mc Graw-Hill Patton Harry D, 2009, Textbook of physiology.31st edition , Philadelphia: W. B.

(20)

Lampiran 1

Biodata Ketua Tim Pengusul : A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar ) Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd,M.Kes

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan fungsional Lektor Kepala

4. NIP/NIK 196904231994031003

5. NIDN 0023046905

6. Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 23 April 1969

7. e-mail asepfeank@gmail.com

8. Nomor Telepon /HP 081356363677

9. Alamat Kantor Jl Siliwangi no 24 Tasikmalaya 10. Nomor telepon/Faks 0265-324445

11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 30 orang 12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Biomedis

2. Metode Kualitatif B. Riwayat Pendidikan S - 1 S - 2 S - 3 Nama Perguruan tinggi

IKIP Bandung Universitas Padjadjaran

Universitas Airlangga Bidang Ilmu Pendidikan

Biologi Magister Kesehatan (Bidang Kajian Utama Fisiologi Kesehatan) Doktor Ilmu Kesehatan (Kajian Utama Fisiologi Kerja/Ergonomi) Tahun Masuk-Lulus 1988 – 1993 2000 – 2004 2010 – 2013 Judul skripsi /tesis Pengaruh Perendaman Dengan Air Kelapa Muda, Air Sari Tauge dan

Aquades Terhadap Kecepatan

Perkecambahan Biji Jagung (Zea

mays) Varietas Arjuna Efektifitas Penggunaan L-Carnitin Terhadap Penurunan Lemak Tubuh Pada Peserta Senam Body

Language

Model Hubungan Faktor Penyebab Gangguan Otot dan Sendi Pada Operator Komputer Nama Pembimbing Drs. Ruchyi Subekti M,Pd, Drs. Otang Hidayat Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr. MS Dr. Ambrosius Purba, dr, MS. Prof. Dr. Tri Martiana, dr. MS Dr. Arief Kurniawan, dr. MS C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(21)

Sumber Jml (juta Rp)

1. 4

.

2012 Riset Fasilitas Kesehatan (Penanggung Jawab Teknis Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo) Litbang-kes RI 400 2. 5 .

2012 Riset Fasilitas Kesehatan (Penanggung Jawab Teknis Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo) Litbang-kes RI 400 3. 6 .

2013 Model Hubungan Berbagai Faktor Risiko Keluhan Fisik Akibat Gangguan Otot dan Sendi Pada Operator Komputer

Mandiri 20

4. 7

.

2014 Analisis Berbagai Faktor Kelelahan Otot Pada Berbagai Posisi Kerja

Mandiri 10 5. 2016 8 Analisis Faktor Penyebab Keluhan Nyeri

Otot Pada Pengrajin Bordir di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

LP2M Pembina Unsil

17

6. 2016 Manfaat Daun Teh Bagi Penderita Diabetes

Mandiri 6,5

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian pada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml(juta Rp) 1. 2012 Penyuluhan Kesehatan Tentang

Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Tuberko-losis di desa Buhu Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo

Mandiri 1,5

2. 2013 Pelatihan Manajemen

Laboratorium di Sekolah Dasar se Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo

Mandiri 2.5

3. 2016 Peningkatan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Media (Kolaborasi Program)

Dinas Cipta Karya

Tata Ruang dan Kebersihan Tasikmalaya

19

4. 2016 Pelatihan Jumantik Cilik di SD Cilolohan 1

LP2M 10

5. 2016 Pelatihan Jumantik Cilik di SD Cilolohan 2

(22)

Tasikmalaya, 7 Februari 2017 Ketua Tim Pengusul

r».

M~S~

l~~

~K~

NIP. 196904231994031003 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Iptek Bagi Pesantren (IbP).

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari temyata dijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

(23)

Biodata Anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Nur Lina, S.KM., M.Kes (Epid) 2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor 4. NIP/NIK 411220207 5. NIDN 04-1507-7601

6. Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 15 Juli 1976 7. E-Mail nurlina_arifien@yahoo.com 8. Nomor Telephon/HP 08122235388

9. Alamat Kantor Jl Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 10. No Telephon/Faks 0265 324445

11. Lulusan yang telah Dihasilkan

S1=40 orang

12. Mata Kuliah yang diampu 1. Telaah Epidemiologi

2. Dasar Kesehatan Reproduksi 3. Epidemiologi Penyakit Menular 4. Epidemiologi Penyakit Non Menular

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Diponegoro

Universitas Diponegoro

- Bidang Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Epidemiologi Tahun Masuk-Lulus 1995-2000 2005-2008 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Uji Patogenisitas Bti

terhadap larva Nyamuk Aedes aegypti

Faktor Risiko Batu Saluran Kemih Pada laki-Laki

Nama Pembimbing/Promotor Blondine Patipeilohi, Drs., M.Si

Prof. Soeharyo Hadi Sapoetro, Dr., S.Pd

(24)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sember Jml (juta rupiah) 1. 2010 Studi Beberapa

karakteristik Keluarga dalam Penggunaan Susu Formula untuk Balita di Kota Tasikmalaya

Peneliti: Jumli, Lilik, Nur Lina

PA ASIA 5

2. 2010 Faktor- Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Primer pada usia 20-55 Tahun

Pribadi 1

3. 2010 Perbedaan

Karakteristik Wanita yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Follow Up Pemeriksaan Kanker Leher Rahim di Tasikmalaya Leiden University 10 4. 2011 Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Primer Pada Laki – Laki Usia 45 Tahun Ke Atas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2010

Pribadi 2

5. 2011 Faktor Risiko Kejadian Gonore Pada Komunitas Gay

(25)

Di Kota Tasikmalaya 6. 2012 Pengaturan Kebiasaan

Konsumsi Makan (Kariogenik Dan Pencegah Karies) Serta Praktek Kebersihan Gigi Dan Mulut Sebagai Upaya Penurunan Keparahan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar

Pribadi 2

7. 2012 Analisis Determinan Pemilihan Susu Formula Awal Bagi Bayi Umur 0-6 Bulan Di Kota Tasikmalaya PA Asia 5 8. 2014 Analisis Kebiasaan Makan Yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Dosen Dan Tenaga Kependidikan Hibah Dosen Pemula Simlitabmas Dikti 13

9. 2015 Analisis Kadar Asam Urat Dan Risiko Menderita Hipertensi Pada Dosen Dan Tenaga Kependidikan Hibah Dosen Pemula Simlitabmas Dikti 12,6 10. 2016 Analisis Ketidakamanan Streetfood di Sepanjang jalan Siliwangi Jurnal Kesmas Indonesia Unsoed, Januari 2017 10

(26)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

NNo. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2011 Pelayanan Kesehatan Gratis Universitas Siliwangi Rp 7.500.000,- 2. 2013 Promosi Kesehatan Universitas Siliwangi Rp 5.000.000,- 3. 2014 Promosi Kesehatan Universitas Siliwangi Rp 5.000.000,- 4. 2015 Awarenes Penyakit Asam Urat di Desa Setiawargi Universitas Siliwangi Rp 15.000.000,- 5. 2016 Pelatihan Jumantik Cilik di SDN Cilolohan I dan II Universitas Siliwangi Rp 10.000.000,-

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 TahunTerakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1. Studi Beberapa

karakteristik Keluarga dalam Penggunaan Susu Formula untuk Balita di Kota Tasikmalaya

Peneliti: Jumli, Lilik, Nur Lina Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 6 No. 1, Maret 2010 2010

(27)

2. Faktor- Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Primer pada usia 20-55 Tahun Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 6 No. 2, September 2010 2010 3. Perbedaan Karakteristik Wanita yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Follow Up Pemeriksaan Kanker Leher Rahim di Tasikmalaya Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 6 No. 2, September 2010 2010 4. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi primer pada laki – laki usia 45 tahun ke atas di rumah sakit umum daerah kabupaten ciamis tahun 2010 Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 7, No. 1, Maret 2011 2011

5. Faktor Risiko Kejadian Gonore Pada Komunitas Gay Di Kota Tasikmalaya Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 7, No. 2, September 2011 2011 6. Pengaturan kebiasaan konsumsi makan (kariogenik dan pencegah karies) serta praktek kebersihan gigi dan mulut sebagai upaya penurunan keparahan karies gigi pada anak sekolah dasar Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 8, No. 1, Maret 2012 2012

(28)

7. Analisis determinan pemilihan susu formula awal bagi bayi umur 0-6 bulan di kota tasikmalaya

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 8, No. 2, September 2012 2012 8. Analisis Kebiasaan Makan Yang Menyebabkan

Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Dosen Dan Tenaga Kependidikan Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia ISSN 1693-9654 Vol. 9, No. 2, September 2013 2014

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 11. Pelatihan juru pemantau jentik Pelatihan juru pamentau jentik bagi guru SD FIK Universitas Siliwangi 22. Pelatihan juru pemantau jentik Pelatihan juru pamentau jentik bagi guru SMP FIK Universitas Siliwangi

G. Karya Buku dalam 5 tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit -

H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial Lainnya dalm 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang Telah diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat -

(29)
(30)

---

Nur Lina, S.KM., M.Kes (Epid)

Tasikmalaya, 7 Februari 2017

Pengusul,

Semua data yang Saya Isikan dan tercantum dalam Biodata ini adalah Benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara Hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sangsi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Hibah Pengabdian Masyarakat Penelitian Internal Universitas Siliwangi

Jenis Institusi Tahun

0. Penghargaan Pemberi

Penghargaan

1. Do sen Berprestasi Universitas 2005

(Ketiga) tingkat Siliwangi Universitas

2. Piagam Penghargaan Program Pasca 2008

sebagai lulusan terbaik sarjana Universitas Diponegoro Semarang

3. Piagam penghargaan Program Pasca 2008

sebagai lulusan cum sarjana

laude Universitas

Diponegoro Semarang

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi atau institusi

(31)

Lampiran 2

Gambaran Iptek yang akan ditransfer Kepada Mitra 1. Transfer Pengetahuan

Pemberian materi tentang bahaya Napza untuk fisiologi otak dan sistem syaraf kepada para siswa merupakan suatu bentuk transfer ilmu dan pengetahuan kepada remaja yang dibuat secara sistematis sehingga menghasilkan pemahaman yang komprehensif 2. Pelatihan Penyusunan Brosur

Merupakan metode yang digunakan untuk melatih pengelola pesantren dalam meramu bentuk informasi praktis dan menarik tentang bahaya Napza untuk fisiologi otak dan sistem syaraf bagi siswa yang masih berusia remaja.

3. Penyusunan Buku Saku

Merupakan suatu upaya penyediaan informasi yang praktis namun komprehensif tentang bahaya Napza untuk fisiologi otak dan sistem syaraf bagi siswa yang mudah dibawa dan digunakan

(32)

Turmudzi, Le, MA

Dr. Asep Suryana Abdurrahman, S.Pd, M.Kes

Ketua Tim lbP

Tasikmalaya, Januari 2017

Yang membuat pemyataan,

Menyatakan BERSEDIA menjadi mitra dalam program pengabdian lptek bagi Pesantren (lbP) Bahaya Napza Untuk Fisiologi Otak dan Sistem Syaraf. Tujuan dari kerjasama ini aclalah untuk meningkatkan pemahaman santri mengenai kesehatan sehingga santri menjadi tahu, mau clan mampu menerapkan bahaya

napza di tatanan Pesantren. Tahapan kegiatan meliputi pelatihan, pembinaan, clan

pemantauan kesehatan santri. Pekerjaan

: JI. Cisumur, kelurahan Karsamenak

Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

: Ketua Pengurus Ponpes lbadurrohman

Alamat

Yang bertancla tangan di bawah ini :

Nama : KH. Didi M. Turmudzi, Le, MA

(33)

Tasikmalaya, Januari 2017 Yang membuat pemyataan, Ketua Tim IbP

Menyatakan BERSEDIA menjadi mitra dalam program pengabdian Iptek bagi

Pesantren (IbP) Bahaya Napza Untuk Fisiologi Otak dan Sistem Syaraf Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan pemahaman santri mengenai kesehatan sehingga santri menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan bahaya

napza di tatanan Pesantren. Tahapan kegiatan meliputi pelatihan, pembinaan, dan

pemantauan kesehatan santri. Pekerjaan

: Ajengan Ate

: Kp Cicurug Rw 05 Kelurahan Cikalang,

Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya

: Ketua Pengurus Ponpes Sabilulhuda

Nama Alamat

Yang bertanda tangan di bawah ini :

(34)

Lampiran 5.

Justifikasi Anggaran Ipteks Berbasis Pesantren IbP Bina Santri Sehat

1. Honor

Honor Tim Pelaksana Honor /Jam (Rp)

Waktu

(Jam/Mgg) Minggu jumlah

Ketua Rp 12.500 5 32 Rp 2.000.000

Anggota Rp 10.000 4 32 Rp 1.280.000 Asisten administrasi Rp 5.000 4 32 Rp 640.000 Asisten lapangan Rp 5.000 4 32 Rp 640.000

sub Rp 4.560.000

3. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan jumlah

bahan dan peralatan

pelatihan pelaksanaan pelatihan 2 Rp 250.000 Rp 500.000 pencetakan Pembuatan buku saku 100 Rp 12.500 Rp 1.250.000 ATK Kesekretariatan 1 Rp 415.000 Rp 415.000 Pulsa HP koordinasi 4 Rp 100.000 Rp 400.000 konsumsi snak untuk pelatihan 200 Rp 20.000 Rp 4.000.000 Pencetakan pembuatan brosur 500 Rp 175 Rp. 875.000

sub Rp 7.440.000

4. Perjalanan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya per Th

perjalanan dalam kota 3

orgx10 pelaksanaan kegiatan 30 Rp 50.000 Rp 1.500.000

5. Lain-Lain

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya per Th

Laporan Penyusunan dan pengandaan laporan 4 Rp 150.000 Rp 600.000 materi bahaya Napza Pemberian materi Bahaya Napza 1 Rp 150.000 Rp 100.000 materi pelatihan

penyusunan brosur

materi penyusunan brosur bahaya Napza

bagi remaja 1 Rp 150.000 Rp 150.000 materi penyusunan

buku saku

materi penyusunan buku saku bahaya Napza bagi fisiologi otak dan sistem

syaraf 1 Rp 150.000 Rp 150.000 Pubikasi Publikasi hasil IbP 1 Rp 500.000 Rp 500.000

Sub Rp 1.500.000

Gambar

Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk Mitra 1
Tabel 4.1. Kinerja PPM Universitas Siliwangi
Tabel 4.2 Uraian Tugas Tim IbP  No  Kedudukan
Tabel 5.2 Jadwal Kegiatan IbP

Referensi

Dokumen terkait

Adversity Quotient sebagai suatu daya berpikir kreatif yang mencerminkan kemampuan individu dalam menghadapi rintangan serta menemukan cara. mengatasinya sehingga mampu mencapai

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk, brand image

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Seleksi Tilawatil

“Walaupun di dalam file tidak ditemukan data yang sangat sensitif seperti detail kartu kredit, tapi dengan beberapa data pribadi yang ada, maka bagi pelaku penjahat dunia maya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti perlu mengidentifikasi dan membatasi permasalahan apa saja yang hendak diteliti

Pencapaian status identitas achievement pada anggota Dit Sabhara Polda Jateng akan menjadikan anggota berusaha melaksanakan pekerjaan dengan kesungguhan sehingga

Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian loading 500 cc Hidroxylethyl starch 130/0,4 (6%), diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara urine 15 menit

Golongan etnik berhubungan dengan gaya hidup dan kebiasaan dalam masyarakat, yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan (Notoatmodjo, 2011). Terdapat pola