• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT KARWELL INDONESIA Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT KARWELL INDONESIA Tbk"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PT KARWELL INDONESIA Tbk

BIDANG USAHA:

Bergerak dalam bidang industri pakaian dan tekstil

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Keterbukaan Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Mei 2012

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAS RENCANA PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PT KARWELL INDONESIA TBK

ALAMAT

Graha Kirana Lt. 7 Jl. Yos Sudarso No. 88

Jakarta, Indonesia

Telp: (62-21) 65311347 Fax: (62-21) 65311348

INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI PENTING UNTUK DIBACA DAN DIPERHATIKAN OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN MENGENAI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA.

KETERBUKAAN INI DAN INFORMASI YANG TERCANTUM DIDALAMNYA TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN UMUM ATAU ANJURAN UNTUK MEMBELI, BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG ATAS EFEK PERSEROAN.

DIREKSI PERSEROAN BAIK BERSAMA-SAMA MAUPUN SENDIRI-SENDIRI, BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEBENARAN INFORMASI DALAM PENGUMUMAN KETERBUKAAN INFORMASI INI DAN MENEGASKAN BAHWA SETELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN YANG WAJAR DAN SEPANJANG PENGETAHUAN SERTA KEYAKINAN MEREKA TIDAK TERDAPAT FAKTA PENTING LAINNYA YANG TELAH DIABAIKAN SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI DALAM PENGUMUMAN INI MENJADI TIDAK BENAR ATAU MENYESATKAN.

INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI MENGENAI RENCANA PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PT KARWELL INDONESIA TBK (“PERSEROAN”) DARI INDUSTRI PAKAIAN DAN TEKSTIL MENJADI PENGEMBANGAN, PEMBANGUNAN, DAN PENGOPERASIAN PRASARANA LOGISTIK MARITIM. KETERBUKAAN INFORMASI MENGENAI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERSEROAN INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA, DIMANA PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA INI HARUS TERLEBIH DAHULU DISETUJUI OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN ATAU PARA WAKILNYA YANG TELAH DIBERIKAN WEWENANG UNTUK DAPAT MEWAKILI PEMEGANG SAHAM DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PERSEROAN AKAN DIADAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2012 DI HARRIS HOTEL & CONVENTIONS KELAPA GADING – JAKARTA JL. BULEVAR KELAPA GADING BLOK M, JAKARTA 14240, INDONESIA PADA PUKUL 14.00 WIB.

(2)

DAFTAR ISI

DEFINISI DAN SINGKATAN………. 3

I. PENDAHULUAN………. 5

II. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA……….. 5

A. Penjelasan, Pertimbangan, dan Alasan Perubahan Kegiatan Usaha Utama……….. 5

B. Keterangan Ringkas Mengenai Industri Bongkar Muat dan Alasan Pemilihan Kegiatan Usaha Utama Baru………. 5 C. Rencana Perseroan dalam Kegiatan Usaha Yang Baru……….. 6

D. Keterangan Tentang Rencana Perseroan dan Pihak-pihak Yang Terlibat………. 7

E. Ketersediaan Tenaga Ahli Berkaitan Dengan Perubahan Kegiatan Usaha Utama……. 10

F. Pengaruh Perubahan Kegiatan Usaha Utama Pada Kondisi Keuangan Perseroan…… 10

III. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN………. 11

A. Riwayat Singkat ……… 11

B. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham……….. 12

C. Susunan Pengurus……….. 12

D. Ikhtisar Keuangan……… 13

IV. LAPORAN RINGKAS TERKAIT DENGAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA……… 13

A. Laporan Studi Kelayakan………. 13

B. Laporan Penilaian Saham OJA………. 16

C. Laporan Penilaian Aktiva Tetap………. 19

D. Pendapat Kewajaran………. 21

V. PELAKSANAAN RUPSLB SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA….. 24

A. Tanggal-tanggal Penting……….. 24

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan RUPSLB Perseroan……….. 25

VI. PERNYATAAN DIREKSI……….. 25

VII. PIHAK-PIHAK INDEPENDEN……….. 25

(3)

DEFINISI DAN SINGKATAN

Dalam Keterbukaan Informasi ini yang dimaksud dengan :

BAE : berarti kependekan dari Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan pencatatan kepemilikan efek Perseroan berdasarkan kontrak dengan Perseroan, yang dalam hal ini adalah PT Raya Saham Registra, berkedudukan di Jakarta.

Bapepam-LK : berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

BEI : berarti kependekan dari PT Bursa Efek Indonesia.

Direksi : berarti Direksi Perseroan.

Komisaris : berarti Komisaris Perseroan.

DPS : berarti kependekan dari Daftar Pemegang Saham Perseroan.

Kegiatan Usaha Utama : berarti kegiatan usaha sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan dan telah dijalankan.

OJA : berarti PT PBM Olah Jasa Andal.

Pemegang Saham : berarti para pemegang saham Perseroan yang nama-namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada hari Senin, tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Pembelian Aktiva Tetap : berarti pembelian 6 (enam) unit RTGC.

Pengambilalihan Anak Perusahaan

: berarti pengambilalihan (akuisisi) saham OJA.

Peraturan No. IX.E.1 : berarti Peraturan Bapepam – LK tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 November 2009.

Peraturan No. IX.E.2 : berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2, Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep – 614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Peraturan No. IX.I.1 : berarti Peraturan Bapepam-LK tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-60/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

(4)

Peraturan No. X.K.1 : berarti Peraturan Bapepam-LK No. X.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik.

Perseroan : berarti PT Karwell Indonesia Tbk, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia serta berkedudukan di Jakarta.

Perubahan Kegiatan Usaha Utama

: berarti Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan dari semula Industri Pakaian dan Tekstil menjadi Pengembangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Sarana dan atau Prasarana Logistik Maritim serta Jasa-jasa yang terkait.

RTGC : singkatan dari Rubber Tyred Gantry Crane.

RUPSLB : berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2012.

Rp : berarti Indonesia Rupiah.

Transaksi : berarti transaksi-transaksi yang akan dilakukan Perseroan dalam Kegiatan Usaha Utama yang baru, yaitu (i) Pembelian Aktiva Tetap, dan (ii) Akuisisi Anak Perusahaan.

TEUs : singkatan dari Twenty-foot Equivalent Unit, merupakan standar internasional atas kapasitas kontainer.

(5)

I. PENDAHULUAN

Keterbukaan Informasi ini disampaikan kepada Pemegang Saham Perseroan berkaitan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama dari Industri Pakaian dan Tekstil menjadi Pengembangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Sarana dan atau Prasarana Logistik Maritim serta Jasa-jasa yang terkait (“Perubahan Kegiatan Usaha Utama”).

Sesuai dengan Peraturan IX.E.2, maka Perubahan Kegiatan Usaha Utama yang akan dilaksanakan oleh Perseroan ini harus terlebih dahulu disetujui oleh Pemegang Saham Perseroan atau para wakilnya yang telah diberikan wewenang untuk dapat mewakili Pemegang Saham dalam RUPSLB.

Perseroan menyusun Keterbukaan Informasi ini untuk kepentingan Pemegang Saham, dimana Pemegang Saham dapat memperoleh informasi yang cukup mengenai rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama, baik mengenai alasan dan latar belakangnya maupun penjelasan lainnya.

II. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

A. Penjelasan, Pertimbangan, dan Alasan Perubahan Kegiatan Usaha Utama

Sesuai dengan bidang usaha saat ini, kegiatan usaha utama Perseroan adalah produksi pakaian jadi dan tekstil. Namun demikian perubahan peta persaingan usaha terutama dengan produk pakaian jadi dan tekstil dari China, ditambah dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak akhir tahun 2008, telah menyebabkan Perseroan kehilangan daya saing.

Dengan terus menurunnya penerimaan penjualan, maka Perseroan dihadapkan pada skala produksi yang tidak ekonomis. Sehingga pada bulan November 2011, Perseroan telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksi pakaian jadi.

Untuk menyelamatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha, maka Perseroan berencana untuk melakukan restrukturisasi secara menyeluruh dengan merubah kegiatan usahanya dari semula industri pakaian dan tekstil menjadi Pengembangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Sarana dan atau Prasarana Logistik Maritim serta Jasa-jasa yang terkait, baik yang dilakukan secara langsung ataupun melalui Anak Perusahaan yang telah ada dan atau akan dibentuk dan atau diambil alih dikemudian hari.

B. Keterangan Ringkas Mengenai Industri Bongkar Muat dan Alasan Pemilihan Kegiatan Usaha Utama Baru

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana dua pertiga (2/3) wilayahnya terdiri dari area perairan dan terletak pada lokasi yang strategis pada persilangan rute perdagangan dunia. Oleh karenanya, sebagai negara kepulauan yang besar, peran pelabuhan di Indonesia sangat penting dalam menjaga kelancaran arus barang.

Perkembangan industri bongkar muat dan logistik maritim di Indonesia cukup menjanjikan. Berdasarkan data yang dikutip dari Kompas.com tanggal 22 Maret 2012, kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada bulan Februari 2012 telah mengalami

(6)

kenaikan sebesar 20,3% (dua puluh koma tiga persen) dibandingkan dengan volume pada bulan Februari 2011.

Namun demikian, disamping adanya kenaikan volume bongkar muat dan jumlah peti kemas, Indonesia belum memiliki sarana dan prasarana logistik pelabuhan yang baik. Pada tahun 2008, pelabuhan Indonesia berada di urutan 95 di dunia, jauh dibawah Malaysia yang berada pada peringkat 19. Lebih lanjut, pada tahun 2011 peringkat Indonesia turun menjadi peringkat 103 yang disebabkan oleh kurang efisiennya operasional dan kurang memadainya fasilitas bongkar muat pada sejumlah pelabuhan di Indonesia.

ICTSIFE selaku Pemegang Saham mayoritas Perseroan, adalah anak perusahaan yang dimiliki 100% (seratus persen) secara tidak langsung oleh International Container Terminal Services, Inc (“ICTSI”) melalui ICTSI Ltd. ICTSI berdomisili di Manila, Filipina, bergerak dalam bidang investasi, pengembangan, manajemen, pengoperasian terminal peti kemas dan pelabuhan laut di seluruh dunia, dimana sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Filipina. ICTSI merupakan perusahaan ke-5 terbesar di dunia, yang memiliki teknologi maju dalam bidang pengoperasian terminal peti kemas dan logistik maritim.

C. Rencana Perseroan dalam Kegiatan Usaha yang Baru

Rencana Perseroan terkait dengan kegiatan usaha baru adalah untuk melakukan kegiatan jasa prasarana dan logistik maritim. Dimana rencana Perseroan tersebut akan diwujudkan melalui:

1. Pembelian dan Pengoperasian Aktiva Tetap berupa 6 (enam) unit Rubber Tyred Gantry Crane (“RTGC”)

2. Pengambilalihan Anak Perusahaan yaitu 100% (seratus persen) kepemilikan saham dalam PT PBM Olah Jasa Andal (“OJA”).

Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan Anak Perusahaan diatas termasuk dalam pengecualian ketentuan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material yang dilakukan oleh perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih dan ekuitas negatif. Nilai modal kerja bersih dan ekuitas Perseroan dilihat berdasarkan Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan paragraf penjelasan mengenai kesangsian kemampuan Perseroan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, merealisasikan aset dan menyelesaikan pembayaran liabilitas dalam kegiatan usaha normal serta nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasian serta penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan revisi, efektif 1 Januari 2011, secara prosektif maupun retrospektif.

Lebih lanjut, Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan Anak Perusahaan di atas tidak merupakan Transaksi Benturan Kepentingan dan/atau transaksi afiliasi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan No.IX.E.1.

(7)

D. Keterangan Tentang Rencana Perseroan dan Pihak-pihak yang Terlibat 1. Pembelian Aktiva Tetap

RTGC adalah sebuah mesin derek yang memiliki fungsi gabungan untuk mengangkat dan mengangkut peti kemas (kontainer) dari kapal ke darat, atau dari truk pengangkut ke tempat penumpukan, atau sebaliknya. RTGC sangat efektif digunakan dalam kegiatan bongkar muat peti kemas karena fungsinya dalam pengangkutan peti kemas dan kemampuannya untuk dipindah-pindahkan dalam suatu area pelabuhan.

Sebuah RTGC memiliki 3 (tiga) komponen utama yaitu:

Spreader yaitu penjepit yang berfungsi untuk menjepit peti kemas;

Trolley yaitu jembatan tempat bergantungnya spreader dan kabin operator, dimana trolley dilengkapi dengan motor yang berfungsi untuk menggerakkan spreader dan kabin operator ke arah kiri atau kanan serta memudahkan operator untuk memindahkan atau mengangkut peti kemas;

Rubber tired yaitu roda karet yang memungkinkan lokasi gantry crane dapat dipindahkan secara leluasa di area pelabuhan .

Perseroan berencana untuk membeli 6 (enam) unit RTGC, seluruhnya merupakan barang second hand yang akan dibeli dari PT Parvi Indah Persada (“PIP”). PIP adalah perusahaan lokal yang merupakan supplier dan menyediakan jasa perawatan berbagai macam crane untuk jasa bongkar muat.

Perseroan telah menandatangani perjanjian pembelian (“Equipment Supply Agreement”) tanggal 24 Mei 2012, dimana ringkasan dari perjanjian dimaksud adalah sebagai berikut:

Produk : Rubber Tyres Gantry Crane Jumlah unit : 6 (enam) unit

Nilai pembelian : USD 3.630.000 termasuk pajak Cara pembayaran :

- 30% (tiga puluh persen) uang muka dalam 7 (tujuh) hari setelah kepastian pembelian;

- 30% (tiga puluh persen) setelah RTGC sampai di tempat tujuan;

- 25% (dua puluh lima persen) setelah pemeriksaan atas RTGC sepenuhnya dilaksanakan oleh Perseroan;

- 10% (sepuluh persen) setelah penjual menerbitkan Certificate of Inspection and Acceptance;

- 5% (lima persen) akan dibayarkan setelah 6 (enam) bulan sejak penerbitan Certificate of Inspection and Acceptance;

Tempat tujuan :

- Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta

- Maksimum 5 (lima) hari setelah penjual menerima surat intruksi pengiriman dari pembeli, atau maksimum 180 (seratus delapan puluh) hari setelah uang muka dibayar.

(8)

Perseroan merencanakan untuk mengoperasian seluruh RTGC tersebut pada wilayah kerja PT PBM Adipurusa (“Adipurusa”), perusahaan bongkar muat yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dengan sistem kerjasama operasi.

Berikut adalah ringkasan perjanjian kerjasama (Equipment Supply and Operation Agreement) yang ditandantangani oleh Adipurusa dan Perseroan tanggal 24 Mei 2012:

Perseroan bertanggung jawab untuk menyediakan 6 (enam) RTGC yang akan dioperasikan oleh Adipurusa untuk menunjang kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok, Jakarta;

Biaya RTGC yang akan dibayar oleh Adipurusa adalah sebagai berikut:

Kapasitas 20 feet Kapasitas 40 feet

Full container Rp 50.000 Rp 70.000 Empty container Rp 25.000 Rp 35.000

Adipurusa sepakat untuk membayar minimum sewa per tahun dengan minimum volume sebesar 60.000 (enam puluh ribu) TEUs;

Apabila volume bongkar muat lebih dari 300.000 (tiga ratus ribu) TEUs, maka perhitungan biaya sewa akan adalah 60% (enam puluh persen) dari Biaya RTGC; Kenaikan biaya RTGC adalah proporsional mengikuti kenaikan biaya bongkar muat sesuai dengan kesepakatan antara Adipurusa dan Pelindo II;

Perseroan menjamin minimum produktifitas RTGC sebesar 90% (sembilan puluh persen), tidak termasuk service ataupun perawatan besar. Apabila setelah 1 (satu) tahun sejak perjanjian ditandatangani, produktifitas operasi dibawah 90% (sembilan puluh persen) selama 30 (tiga puluh) hari berturut-turut, maka Perseroan sepakat untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) untuk setiap persentasi penurunan dibawah 90% (sembilan puluh persen).

2. Pengambilalihan Perusahaan

Keterangan Mengenai Pengambilalihan Perusahaan

Sebagai bagian untuk mendukung kegiatan usaha utama baru, Perseroan berencana untuk mengakuisisi 100% (seratus persen) kepemilikan saham dalam OJA.

Sehubungan dengan pengambilalihan ini, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan para pemegang saham OJA pada tanggal 18 Mei 2012.

Keterangan Mengenai OJA

OJA adalah perusahaan lokal yang didirikan berdasarkan Akta No. 2 tanggal 6 Januari 1986 yang diubah dengan Akta No. 6 tanggal 27 Februari 1987 yang keduanya dibuat di hadapan Notaris Langgariana Sireger S.H. dan berdomisili di Jl. Tembang No. 51, Tanjung Priok, Jakarta Utara. OJA bergerak dalam industri bongkar muat peti kemas (stevedoring, cargodoring, receiving/delivering), dimana OJA memiliki kontrak dengan Pelindo II untuk kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, khususnya pada dermaga 300 hingga 303.

(9)

Berikut merupakan susunan pengurus OJA per tanggal 31 Desember 2011 :

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Wong Chau Lin Komisaris : Faty Khusumo

Direksi

Direktur Utama : Harto Khusumo Direktur : Sutikno Khusumo Direktur : Hadijaya Khusumo

Berikut merupakan ikhtisar data keuangan penting OJA berdasarkan Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir per tanggal 31 Desember 2011 yang diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) efektif 1 Januari 2011, secara prospektif dan retrospektif dan per tanggal 31 Desember 2010 yang diaudit oleh KAP Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan (dalam Jutaan Rupiah)

Keterangan 31 Desember

2011 2010

Aset Lancar 89.685 93.146

Aset Tidak Lancar 190.561 170.117

Jumlah Aset 280.246 263.263

Liabilitas Jangka Pendek 136.220 147.560

Liabilitas Jangka Panjang 59.147 35.934

Jumlah Liabilitas 195.367 183.494

Jumlah Ekuitas 84.880 79.769

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 280.246 263.263

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam Jutaan Rupiah)

Keterangan 31 Desember

2011 2010

Pendapatan 224.929 148.180

Laba Kotor 34.875 34.625

Laba Usaha 23.992 16.059

(10)

E. Ketersediaan Tenaga Ahli berkaitan dengan Perubahan Kegiatan Usaha Utama

Perseroan memiliki beberapa tenaga ahli terkait dengan Kegiatan Usaha Utama Baru, yaitu sebagai berikut:

1. Lasmar L. Edullantes yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan. Bapak Lasmar L. Edullantes pernah menjabat sebagai Business Development Manager di ICTSI Inc., Manila, Filipina pada tahun 1996-1997 serta menjabat sebagai Business Consultant dan Business Development pada perusahaan yang sama pada tahun 2004-2006. Hingga saat ini, Bapak Lasmar L. Edullantes masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Container Terminal Systems and Solutions Indonesia, sebagai Direktur ICTSI Far East Pte. Ltd, serta Direktur Utama PT Makassar Terminal Services. Bapak Lasmar L Edullantes telah mendapat sertifikat Ahli Kepelabuhanan dari Kementerian Perhubungan, Republik Indonesia dan Diploma in Port Management dari Lloyds Maritime Academy di London, United Kingdom.

2. Rico T. Cruz yang saat ini menjabat selaku Direktur Perseroan. Bapak Rico T. Cruz pernah menjabat sebagai Operations Manager di Manila International Container Terminal pada tahun 1997-1999, lalu menjadi Vice President For Operations di South Cotabato integrated Port Services, Inc. pada tahun 1999-2000 serta menjabat sebagai General Manager pada perusahaan yang sama pada tahun 2000-2003. Selanjutnya, Bapak Rico T. Cruz pernah menjabat sebagai General Manager di Subic Bay International Terminal Corp. pada tahun 2005-2006 dan di PT Makassar Terminal Services pada tahun 2003-2007. Beliau juga pernah menjabat sebagai Terminal Manager di Manila International Container Terminal pada tahun 2007-2009. Hingga saat ini, Bapak Rico T. Cruz masih menjabat sebagai General Manager di New Muara Container Terminal Services dan Direktur ICTSI Far East Pte. Ltd.

F. Pengaruh Perubahan Kegiatan Usaha Utama pada Posisi Keuangan Konsolidasian Ringkasan Perseroan

Proforma Posisi Keuangan Konsolidasian Ringkasan Perseroaan semata-mata disusun untuk mencerminkan dampak keuangan material atas informasi Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan paragraf penjelasan mengenai kesangsian kemampuan Perseroan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, merealisasikan aset dan menyelesaikan pembayaran liabilitas dalam kegiatan usaha normal serta nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasian serta penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan revisi, efektif 1 Januari 2011, secara prosektif maupun retrospektif, apabila diasumsikan Perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut telah terjadi pada tanggal 31 Desember 2011.

Kewajaran Proforma Posisi Keuangan Konsolidasian Ringkasan Perseroan sangat tergantung pada asumsi dan estimasi. Hasil yang sebenarnya mungkin dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.

Berikut adalah Proforma Posisi Keuangan Konsolidasian Ringkasan Perseroan per tanggal 31 Desember 2011 yang telah direviu oleh KAP Tjahjadi & Tamara:

(11)

III. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN A. Riwayat Singkat

Perseroan didirikan di Jakarta dengan nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry sesuai dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970 mengenai penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Soetanto, SH No. 11 tanggal 18 Februari 1978. Akta pendirian Perusahaan Sasaran telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA5/36/17 tanggal 18 Februari 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 78 Tambahan No. 3668 tanggal 28 September 1990. Anggaran dasar Perusahaan Sasaran telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir yaitu Akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 09 tanggal 9 Juli 2008, mengenai perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-86994.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008 dan belum diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Pada tanggal 18 November 1994, Perseroan dengan nama PT Karwell Indonesia telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (seribu Rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 2.900 (dua ribu sembilan ratus Rupiah) per saham. Seluruh saham Perusahaan Sasaran telah dicatat di BEI pada tanggal 19 Desember 1994.

Pada tanggal 19 Agustus 1996, Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 1.000 (seribu Rupiah) per saham menjadi Rp 500 (lima ratus Rupiah) per saham sebagaimana dimaksud dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 178 tanggal 27 Juni 1996 dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta dan memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. C2-8201.HT.01.04.TH’96 tanggal 15 Juli 1996.

Sebelum Setelah

Perubahaan Kegiatan Usaha Utama

Perubahaan Kegiatan Usaha Utama

(Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam Jutaan Rupiah)

ASET

ASET LANCAR 1,246 392,393

ASET TIDAK LANCAR 11,928 450,907

JUMLAH ASET 13,173 843,300

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK 2,580 773,560

LIABILITAS JANGKA PANJANG 63,619 122,766

JUMLAH LIABILITAS 66,199 896,326

DEFISIT MODAL

Defi si t Modal yang Dapat Diatri busi kan

kepada Pemi l i k Enti tas Induk (53,049) (53,049)

Kepenti ngan Nonpengendal i 23 23

JUMLAH DEFISIT MODAL (53,026) (53,026)

JUMLAH LIABILITAS DAN DEFISIT MODAL 13,173 843,300

(12)

Pada tanggal 17 Mei 1997, berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-953/PM/1997 tanggal 15 Mei 1997 mengenai Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu untuk membeli paket efek yang terdiri dari 390.000.000 (tiga ratus sembilan puluh juta) saham dengan harga penawaran Rp 500 (lima ratus Rupiah) per saham dan 78.000.000 (tujuh puluh delapan juta) waran yang diberikan dengan cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham.

Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No. 20 tanggal 3 Mei 2012, dibuat di hadapan notaris Humberg Lie, S.H. di Jakarta., nama Perseroan diubah dari PT Karwell Indonesia Tbk menjadi PT Maharlika Indonesia Tbk dan berkedudukan di Graha Kirana Lt. 7, Jl. Yos Sudarso No. 88, Jakarta.

B. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Susunan Permodalan dan Pemegang Saham berdasarkan DPS yang dibuat oleh BAE PT Raya Saham Registra per tanggal 24 Mei 2012 adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham

Nilai Nominal per lembar saham Rp 500,-

Jumlah Saham (lembar) Jumlah (Rp) Persentase Kepemilikan (%) Modal Dasar 1.200.000.000 600.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor:

- ICTSI Far East Pte. Ltd. 469.722.500 234.861.250.000 80%

- Masyarakat < 5 % 117.430.200 58.715.100.000 20%

Total Modal Ditempatkan dan Disetor 587.152.700 293.576.350.000 100%

Saham Dalam Portepel 612.847.300 306.423.650.000

C. Susunan Pengurus

Berdasarkan Akta Berita Acara RUPST No. 19 tanggal 3 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Edgardo Querijero Abesamis Komisaris : Jose Manuel Mantecon De Jesus Komisaris Independen : Albertus Sumardi

Direksi

Persiden Direktur : Lasmar Lasmarias Edullantes Direktur Independen : Doli Parluhutan Situmeang Direktur : Rico Teodoro Cruz

(13)

D. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Berikut adalah ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang diambil dari Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan paragraf penjelasan mengenai kesangsian kemampuan Perseroan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, merealisasikan aset dan menyelesaikan pembayaran liabilitas dalam kegiatan usaha normal serta nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasian serta penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan revisi, efektif 1 Januari 2011, secara prosektif maupun retrospektif, dengan ikhtisar keuangan per 31 Desember 2010 sebagai pembanding:

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (dalam Jutaan Rupiah)

Keterangan 31 Desember

2011 2010

Aset Lancar 1.245 7.297

Aset Tidak Lancar 11.928 66.351

Jumlah Aset 13.173 73.648

Liabilitas Jangka Pendek 2.580 159.067

Liabilitas Jangka Panjang 63.619 13.381

Jumlah Liabilitas 66.199 172.448

Defisit Modal (53.026) (98.800)

Jumlah Liabilitas dan Defisit Modal 13.173 73.648

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (dalam Jutaan Rupiah)

Keterangan 31 Desember

2011 2010

Penjualan Bersih 25.103 39.220

Beban Pokok Penjualan (30.823) (41.478)

Rugi Bruto (5.720) (2.258)

Laba (Rugi) Usaha 56.456 (3.167)

Laba (Rugi) Sebelum Manfaat Pajak Penghasilan Tangguhan

44.995 (10.165)

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan

45.774 (10.100)

IV. LAPORAN RINGKAS TERKAIT DENGAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

A. Laporan Studi Kelayakan

Sehubungan dengan rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan, maka KJPP Toto Suharto & Rekan telah menerbitkan Laporan Studi Kelayakan dengan No. C.FS.12.00.0011.2 tanggal 25 Mei 2012 tentang studi kelayakan atas rencana Perseroan untuk melakukan

(14)

Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan yang dilakukan untuk mendukung Perseroan dalam Kegiatan Usaha yang Baru.

Berikut adalah ringkasan laporan Studi Kelayakan:

1. Perkembangan Makro Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian dunia pada tahun 2011 adalah sebesar 3,8% (tiga koma delapan persen) dan pada tahun 2012 diperkirakan pertumbuhan perekonomian dunia akan menjadi sebesar 3,3% (tiga koma tiga persen). Lebih lanjut, pertumbuhan perekonomian Indonesia pada triwulan I 2012 diperkirakan sebesar 6,5% (enam koma lima persen). Secara rata-rata nilai tukar rupiah selama triwulan I 2012 melemah sebesar 1,03% (satu koma nol tiga persen) menjadi Rp 9.066,- (sembilan ribu enam puluh enam Rupiah) per dolar Amerika Serikat. Cadangan devisa sampai dengan akhir Maret 2012 mencapai USD 110,5 miliar (seratus sepuluh koma lima miliar dolar Amerika Serikat). Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan I 2012 tercatat sebesar 0,88% (nol koma delapan delapan persen) dan bila dilihat secara tahunan, nilai dari Inflasi IHK tersebut adalah sebesar 3,97% (tiga koma sembilan tujuh persen). Tingkat suku bunga Bank Indonesia adalah sebesar 5,75% (lima koma tujuh lima persen).

2. Prospek Industri

Rata-rata arus lalu lintas peti kemas internasional dan domestik di Pelabuhan Tanjung Priok memiliki pertumbuhan sebesar 26% (dua puluh enam persen) per tahun. Diperkirakan permintaan jangka panjang atas pelabuhan dan pelabuhan bongkar muat dari tahun 2010 hingga tahun 2030 akan terus mengalami peningkatan. Dan diperkirakan pada tahun 2030 nilai permintaan pelabuhan dan pelabuhan bongkar muat akan berkisar 2,0 triliun (dua triliun) TEUs dengan batas rendah sebesar 1,2 triliun (satu koma dua triliun) TEUs dan batas tinggi sebesar 2,5 triliun (dua koma lima triliun) TEUs.

3. Rencana Biaya Investasi

Total investasi yang dibutuhkan oleh Perseroan untuk melakukan Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp. 333,997,323,197 (tiga ratus tiga puluh tiga miliar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta tiga ratus dua puluh tiga ribu seratus sembilan puluh tujuh Rupiah).

4. Sumber Pembiayaan Proyek

Perseroan mendapatkan pinjaman dana dari ICTSI Ltd. berdasarkan Perjanjian Hutang antara Perseroan dengan ICTSI Ltd. tertanggal 24 Mei 2012.

5. Asumsi Perputaran Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan lamanya perputaran modal kerja tersebut kembali menjadi kas. Berikut merupakan perputaran yang dijadikan dasar sebagai perhitungan modal kerja:

(15)

Persediaan : 45 (empat puluh lima) hari. Piutang Usaha : 45 (empat puluh lima) hari. Hutang Usaha : 45 (empat puluh lima) hari.

6. Kebutuhan Modal Kerja

Modal kerja Perseroan diperoleh dari dana internal Perseroan (Perputaran Kas). Berikut merupakan proyeksi kebutuhan modal kerja Perseroan:

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 Dst… Persediaan Akhir 1.308.904 1.645.839 2.070.573 2.606.150 3.281.685 … Piutang Usaha 29.440.261 33.819.313 42.647.171 48.999.493 56.300.189 … Hutang Usaha (1.490.696) (1.710.815) (2.152.423) (2.709.293) (3.411.706) … Jumlah 29.258.468 33.754.338 42.565.321 48.896.350 56.170.168 … Selisih 29.258.468 4.495.869 8.810.984 6.331.028 7.273.818 …

7. Asumsi Asumsi Proyeksi Keuangan

Pertimbangan-pertimbangan yang ditetapkan dalam setiap asumsi ditentukan secara realistis mengikuti setiap tahap perkembangan dari tahun ke tahun.

8. Proyeksi Pendapatan

Proyeksi pendapatan Perseroan diperoleh dari business plan Perseroan, dimana proyeksi pendapatan Perseroan adalah sebagai berikut:

2012 2013 2014 2015 2016 Dst…

Penjualan 238.793.225 274.312.209 345.915.944 397.440.336 456.657.086

9. Struktur Biaya

Struktur biaya Perseroan terdiri dari biaya produksi dan beban usaha. Berikut merupakan proyeksi struktur biaya tersebut:

Biaya Pokok yang terdiri dari Royalti kepada Pemerintah sebesar 50% (lima puluh persen) dari penjualan;

Beban Usaha merupakan beban operasional Perseroan dalam menjalankan usahanya, dimana Beban Usaha Perseroan diasumsikan naik sebesar 5,0% (lima koma nol persen) per tahun.

10. Analisis Kelayakan

Analisis Kelayakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan rencana Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan yang akan dilakukan Perseroan. Lebih lanjut, Analisis Kelayakan ini diuji dengan menggunakan asumsi tingkat discount rate sebesar

(16)

11,00% (sebelas koma nol persen). Berikut merupakan rincian hasil Analisis Kelayakan tersebut di atas:

Parameter Hasil Keterangan

Internal Rate of Return (IRR) 15,06% Layak

Net Present Value (NPV) dalam (Rp. 000) 53.200.801 Layak

Profitability Index (PI) 1,1410 Layak

Payback Period (PP) 6 Tahun & 3 Bulan Break Even Point (BEP) dalam (Rp. 000) 269.509.639 Break Even Point (BEP) terhadap

penjualan 50,82%

11. Analisis Sensitivitas

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa proyek lebih sensitif terhadap penurunan pendapatan dan kenaikan biaya-biaya dibandingkan dengan kenaikan tingkat bunga.

12. Kesimpulan

Berdasarkan kajian, evaluasi, dan analisa keuangan serta proyeksi-proyeksi lainnya dengan menggunakan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan, maka rencana Pembelian Aktiva Tetap dan Pengambilalihan Anak Perusahaan yang akan dilakukan Perseroan akan memberikan kontribusi yang positif dan layak untuk dilaksanakan.

B. Laporan Penilaian Saham OJA

Sehubungan dengan rencana Pengambilalihan, KJPP Toto Suharto & Rekan telah menerbitkan Laporan Penilaian Saham OJA Nomor : C.PS.12.00.0011.1, tanggal 25 Mei 2012 tentang penilaian atas saham OJA yang berkedudukan di Jalan Tembang No. 51, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berikut adalah ringkasan laporan Penilaian Saham OJA:

(17)

1. Obyek Penilaian

Obyek penilaian adalah 100% (seratus persen) saham OJA.

2. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk mengungkapkan pendapat atas Nilai Pasar Wajar dari ekuitas OJA, sehubungan dengan peraturan No. IX.E.2. Penilaian akan dilaksanakan dengan mengacu kepada Standar Penilaian Indonesia yang ditetapkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia, Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia dan International Valuation Standart (IVS).

3. Pemilihan Metode Penilaian

Sesuai dengan Peraturan BAPEPAM–LK No. VIII.C.3 angka 7.a yang menyatakan bahwa bahwa Penilai harus menggunakan paling kurang 2 (dua) pendekatan penilaian untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat dan obyektif, maka pendekatan yang diterapkan untuk memperkirakan Nilai Pasar Wajar Saham OJA adalah Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai Pendekatan Utama dan Pendekatan Asset atau Neraca (Assets Approach) dengan metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value) sebagai pendekatan kedua. Hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan terhadap kondisi OJA dan kondisi makro, seperti:

OJA masih beroperasi dengan menjalankan usaha di bidang industri jasa layanan pelabuhan dan terminal di depot.

Laporan keuangan OJA yang telah diaudit per 31 Desember 2007 sampai 31 Desember 2011.

Business plan OJA

Laporan penilaian aset OJA yang dibuat oleh KJPP Jimmy Prasetyo dan Rekan No. 12-1-A.001/074.1 tanggal 21 Mei 2012.

Transaksi dan penawaran saham perusahaan sejenis dan sebanding dengan OJA tidak terdapat di pasaran terbuka maupun tertutup. Sehinggga Pendekatan Nilai Pasar (Market Approach) tidak dapat digunakan.

4. Asumsi-Asumsi

Proyeksi pendapatan OJA diasumsikan sebagai berikut :

- Volume Penjualan naik 15% (lima belas persen) per tahun.

- Kapasitas Terpasang sebesar 840.000 (delapan ratus empat puluh ribu) TEUs.

- Tarif mengalami kenaikan sebesar 12% (dua belas persen) per 3 (tiga) tahun.

Beban pokok penjualan ditetapkan sebesar 79,35% (tujuh puluh sembilan koma tiga lima persen) dari total penjualan berdasarkan Laporan Keuangan historis OJA.

Biaya administrasi dan umum diasumsikan meningkat sebesar 5% (lima persen). Tingkat bunga yang digunakan sebesar 10,49% (sepuluh koma empat sembilan persen). Perputaran:

- Piutang Usaha : 2 (dua) hari

(18)

5. Nilai Pasar Wajar Ekuitas Perseroan dengan Pendekatan Pendapatan

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dalam rangka menentukan nilai saham dengan menggunakan pendekatan pendapatan, maka diperoleh indikasi nilai pasar wajar 100% (seratus persen) saham OJA per 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut :

Keterangan % Jumlah (Rp 000,-)

Nilai Ekuitas per 31 Desember 2011 100,0% 549.944.614 Discount of Lack Marketability (DLOM) -20,0% (109.988.923)

INDIKASI NILAI SAHAM =======> 439.955.691

Jumlah Lembar Saham Lembar 62.370

Nilai Pasar Wajar Saham per Lembar =======> 7.054

6. Nilai Pasar Wajar Ekuitas Perseroan dengan Pendekatan Aset

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian saham melalui pendekatan aset dengan metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value), maka diperoleh indikasi nilai ekuitas dan nilai pasar ekuitas/saham OJA per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

Keterangan % Jumlah (Rp.000)

Nilai Ekuitas per 31 Desember 2011 100,00% 141.011.473

Discount of Lack Marketability (DLOM) -20% (28.202.295)

INDIKASI NILAI SAHAM ===========> 112.809.178

Jumlah Lembar Saham 62.370

Nilai Wajar Saham Per Lembar ===========> 1.809

7. Kesimpulan Nilai

Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap kedua pendekatan tersebut di atas, maka dilakukan pembobotan terhadap masing-masing metode dalam rangka menentukan nilai sahamnya. Pembobotan yang dilakukan adalah sebesar 60% (enam puluh persen) untuk pendekatan pendapatan dan 40% (empat puluh persen) untuk pendekatan aset. Berikut rincian dari kesimpulan nilai yang diperoleh:

Pendekatan Nilai Ekuitas

(Rp. 000) Bobot

Nilai Pembobot (Rp. 000)

(19)

Income 439.955.691 60% 263.973.415

Nilai Saham Perseroan 100% (Rp) 309.097.086

Jumlah Lembar Saham 62.370

Nilai Saham Perseroan Perlembar Saham (Rp) 4.956

C. Laporan Penilaian Aktiva Tetap

Sehubungan dengan rencana Pembelian Aktiva Tetap Perseroan, maka KJPP Jimmy Prasetyo & Rekan telah menerbitkan Laporan Penilaian Aktiva Tetap No.12-1-A.001/074.2 tanggal 25 Mei 2012 tentang Aktiva Tetap dimaksud.

Berikut adalah ringkasan laporan Penilaian Aktiva Tetap di atas tersebut:

1. Obyek Penilaian

Obyek Penilaian adalah 6 (enam) unit RTGC.

2. Tujuan Penilaian

Maksud dan tujuan dari penilaian adalah untuk mengungkapkan pendapat atas Nilai Pasar dari Obyek Penilaian sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung Perseroan dalam Kegiatan Usaha yang Baru.

3. Asumsi-asumsi dan Kondisi Pembatas

Berikut adalah asumsi-asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam Penilaian:

Status Obyek Penilaian diasumsikan dalam kondisi kepemilikan yang sah dan bebas dari sengketa, perjanjian khusus serta murni dari beban hutang dan hipotik dan diasumsikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Obyek Penilaian tersebut adalah baik dan dapat diperjualbelikan;

Inspeksi fisik atas Obyek Penilaian tidak dilakukan, karena Obyek Penilaian tersebut masih dalam proses pengiriman ke Jakarta;

Penilaian dibuat didasarkan atas spesifikasi teknis dan laporan inspeksi (inspection report) yang diperoleh dari Perseroan;

Semua dokumen yang diperoleh dari Perseroan untuk kepentingan penilaian ini adalah benar;

Laporan Penilaian ini hanya berlaku untuk tujuan penilaian, seperti yang telah dicantumkan sesuai dengan penugasan;

Imbalan jasa penilaian sama sekali tidak tergantung dari besarnya jumlah nilai Obyek Penilaian yang tercantum dalam laporan;

Atas Obyek Penilaian, Penilai tidak mempunyai kepentingan apapun, baik sekarang maupun di kemudian hari;

Mesin-mesin dan peralatannya, didaftar sebagai unit kesatuan kerja yang lengkap, yang berarti termasuk alat-alat dan perlengkapan dari unit tersebut yang secara teknis merupakan satu kesatuan;

(20)

Nilai dalam laporan dinyatakan dalam Rupiah dengan kurs konversi USD 1 (Satu Dollar Amerika Serikat) sama dengan Rp 9.023,- (sembilan ribu dua puluh tiga Rupiah);

Nilai yang disajikan dalam laporan dapat berubah sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi dan keuangan global sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia yang dapat mengakibatkan kondisi pasar tidak menentu.

Jumlah keseluruhan dari nilai Obyek Penilaian yang dihitung dalam laporan ini pada hakekatnya mencerminkan suatu kesatuan nilai atas seluruh Obyek Penilaian yang masuk dalam lingkup penilaian, upaya untuk memisahkan satu atau beberapa nilai Obyek Penilaian dengan maksud dan kepentingan lain akan menjadikan laporan penilaian ini tidak berlaku;

4. Pendekatan dan Metode Penilaian

Berikut adalah pendekatan dan metode penilaian yang digunakan:

a. Pendekatan Biaya (Cost Approach), dengan menghitung:

Biaya Pengganti Baru (Cost of Replacement New) adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk pengganti obyek baru yang dihitung berdasarkan harga pasaran setempat sekarang/pada tanggal penilaiannya untuk bahan/material atau unit, biaya jasa kontraktor/arsitek/konsultan teknik, termasuk keuntungan, biaya instalasi, biaya supervisi, biaya tenaga ahli teknik termasuk semua pengeluaran standar yang berkaitan dengan angkutan, asuransi, bea masuk, pajak, dan biaya bunga selama masa konstruksi, tetapi tidak termasuk biaya upah lembur dan premi/bonus.

 Penyusutan yang dihitung berdasarkan umur efektif dari Obyek Penilaian yang ditentukan sesudah diadakan pemeriksaan fisik atas kondisi dan kapasitas saat ini, meliputi kerusakan fisik, kemunduran fungsional dan kemunduran ekonomis, jikalau ada.

— Kerusakan Fisik

Sehubungan dengan umur dan kondisi Fisik yang ada antara lain retak, lapuk, serta kerusakan pada konstruksinya.

— Kemunduran Fungsional

Adanya perencanaan yang kurang baik, ukuran, model atau bentuk yang kurang serasi, umur dan lain-lain.

— Kemunduran Ekonomis

Akibat pengaruh dari luar yang mempengaruhi seperti perubahan sosial, peraturan-peraturan pemerintah dan peraturan-peraturan lain yang membatasi.

 Diperhatikan pula tentang besarnya manfaat, peran dan kegunaan dari Obyek Penilaian.

b. Pendekatan Data Pasar (Market Approach)

Pendekatan Data Pasar dilakukan dengan cara membandingkan beberapa data jual beli dari properti yang dinilai, yang akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Ini dilakukan dengan menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang ada antara yang dinilai

(21)

dengan data jual beli yang ada. Penyesuaian ini meliputi antara lain faktor-faktor seperti jenis, merek, tahun pembuatan dan kapasitas serta kegunaannya.

5. Kesimpulan Nilai

Nilai pasar wajar dari Obyek Penilaian adalah sebesar Rp 32.988.000.000,- (tiga puluh dua miliar sembilan ratus delapan puluh delapan juta Rupiah) atau setara dengan USD 3.656.000 (tiga juta enam ratus lima puluh enam ribu Dollar Amerika Serikat).

D. Pendapat Kewajaran

Sehubungan dengan rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan, maka KJPP Toto Suharto & Rekan telah menerbitkan Laporan Pendapat Kewajaran No. C.FO.12.00.0011.3 tanggal 28 Mei 2012 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan. Ringkasan laporan Pendapat Kewajaran Perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tanggal Penilaian

Analisis kewajaran dilaksanakan menggunakan parameter dan Laporan Keuangan Konsolidasian per tanggal 31 Desember 2011 yang diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan tambahan paragraf penjelasan mengenai kesangsian kemampuan Perseroan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, merealisasikan aset dan menyelesaikan pembayaran liabilitas dalam kegiatan usaha normal serta nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasian serta penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan revisi, efektif 1 Januari 2011, secara prosektif maupun retrospektif.

2. Pendekatan dan Prosedur Penilaian

Dalam melakukan evaluasi kewajaran atas rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Penilai melakukan analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Analisis kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama serta analisis keterkaitan, analisis perjanjian dan persyaratan, serta analisis manfaat dan risiko rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Analisis kuantitatif berupa uji kewajaran nilai tambah dari rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

3. Hasil Analisis atas Kewajaran Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama

a. Analisis Kualitatif

Berdasarkan kajian Pasar, industri layanan pelabuhan bongkar muat jauh lebih memiliki Prospek dibandingkan dengan industri garmen sehingga akan meningkatkan kinerja Perseroan dimasa yang akan datang. Perseroan akan dapat segera memasuki industri layanan pelabuhan bongkar muat melalui akuisisi OJA. Berdasarkan kajian biaya, Pengambilalihan oleh Perseroan akan dapat menghindari biaya awal (start-up cost) dan pra-biaya operasional.

(22)

Berdasarkan kajian operasional, Perseroan akan mampu mengembangkan usaha lebih cepat karena :

- OJA telah memiliki basis pelanggan.

- Didukung oleh pengalaman dan reputasi pemegang saham utama Perseroan, yaitu ICTSIFE yang merupakan salah satu anak perusahan dari International Container Terminal Services, Inc. (ICTSI), yang memiliki atau menjadi operator dari 22 (dua puluh dua) buah terminal di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis Kewajaran Harga Pengambilalihan

Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Bersyarat tanggal 18 Mei 2012 nilai OJA adalah sebesar USD 55.000.000 (lima puluh lima juta dolar Amerika Serikat) atau sebesar Rp 498.740.000.000,- (empat ratus sembilan puluh lima miliar tujuh ratus empat puluh juta Rupiah) dengan menggunakan kurs Rp 9.068,- (sembilan ribu enam puluh delapan Rupiah) setiap 1 (satu) dolar Amerika Serikat. Harga Pengambilalihan dihitung berdasarkan nilai keseluruhan OJA dikurangi jumlah kewajiban OJA berdasarkan neraca Audit pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp 195.366.676.803,- (seratus sembilan puluh lima miliar tiga ratus enam puluh enam juta enam ratus tujuh puluh enam ribu delapan ratus tiga Rupiah). Sehingga harga Pengambilalihan menjadi Rp 303.373.323.197,- (tiga ratus tiga miliar tiga ratus tujuh puluh tiga juta tiga ratus dua puluh tiga ribu seratus sembilan puluh tujuh Rupiah). Sedangkan Nilai Pasar Wajar Saham OJA adalah sebesar Rp 309.097.086.000,- (tiga ratus sembilan miliar sembilan puluh tujuh juta delapan puluh enam ribu Rupiah). Dengan membandingkan harga Pengambilalihan dan Nilai Pasar Wajar 100% (seratus persen) saham OJA maka harga yang ditetapkan adalah wajar.

Analisis Kewajaran Harga Pembelian Aktiva Tetap

Dengan membandingkan harga pembelian Aktiva Tetap sebesar USD 3.300.000 (tiga juta tiga ratus ribu dolar Amerika Serikat) dengan nilai pasar sebesar USD 3.656.000 (tiga juta enam ratus lima puluh enam ribu dolar Amerika Serikat), maka harga pembelian tersebut adalah wajar.

Analisis Kelayakan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama

Berdasarkan hasil Studi Kelayakan bahwa investasi Perseroan dalam rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama adalah layak dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,06% (lima belas koma nol enam persen), Net Present Value (NPV) sebesar Rp 53.200.801.000,- (lima puluh tiga miliar dua ratus juta delapan ratus satu ribu Rupiah) dan Profitability Index (PI) sebesar 1,1410 (satu koma satu empat satu nol).

Proforma Laporan Keuangan Perseroan

Proforma Laporan Keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2011 menunjukkan dampak positif bagi Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Analisis Profitabilitas

Saldo Laba Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama

(23)

(dalam ribuan Rp) Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata Tanpa Rencana Transaksi (98.803.379) (100.779.491) (101.734.629) (102.196.287) (102.419.426) (101.186.643) Dengan Rencana Transaksi 46.230.970 43.622.893 59.711.824 56.202.869 63.038.391 53.761.389 Peningkatan Laba 145.034.348 144.402.384 161.446.453 158.399.157 165.457.817 154.948.032 % Peningkatan Terhadap Tanpa Rencana Transaksi 147% 143% 159% 155% 162% 153%

Earning After Tax (EAT) Perseroan tanpa Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama memiliki nilai rata-rata minus Rp 101.186.643.000,- (seratus satu miliar seratus delapan puluh enam juta enam ratus empat puluh tiga ribu Rupiah) per tahun dan EAT Perseroan dengan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama memiliki nilai rata-rata sebesar Rp 53.761.389.000,- (lima puluh tiga miliar tujuh ratus enam puluh satu juta tiga ratus delapan puluh sembilan ribu Rupiah) per tahun, sehingga EAT Perseroan dengan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama memiliki nilai rata-rata lebih besar Rp 154.948.032.000,- (seratus lima puluh empat miliar sembilan ratus empat puluh delapan juta tiga puluh dua ribu Rupiah) atau 153% (seratus lima puluh tiga persen) dibandingkan tanpa Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

4. Kesimpulan

Berdasarkan analisa tersebut diatas, Penilai berpendapat bahwa Transaksi adalah WAJAR terhadap pemegang saham Perseroan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Prospek industri layanan pelabuhan bongkar muat adalah baik, dan dalam sisi lain prospek manufaktur garmen dari usaha utama Perseroan kini, adalah dalam keadaan kurang baik.

Pemegang saham utama ICTSIFE adalah ICTSI grup yang memiliki operasi atau menjadi operator di terminal di pelabuhan berbagai negara di dunia. Reputasi ICTSIFE dan ICTSI Grup akan memberikan dukungan penuh terhadap usaha yang direncanakan Perseroan.

Dengan membandingkan harga Pengambilalihan OJA dan Nilai Pasar Wajar 100% (seratus persen) saham OJA, maka harga yang ditetapkan adalah wajar.

Berdasarkan hasil Studi Kelayakan bahwa investasi Perseroan dalam Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama adalah layak.

Berdasarkan Proforma yang telah disusun oleh Perseroan dan telah direviu oleh KAP Tjahjadi & Tamara, Perubahan Kegiatan Usaha Utama menunjukkan dampak positif. Persentase EAT dengan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama terhadap persentase EAT tanpa Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 153% (seratus lima puluh tiga persen).

Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini disusun dengan pelaksanaan Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dan hubungan manajemen Perseroan dengan pelaksana

(24)

Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yang meliputi kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, peraturan Pemerintah Indonesia dan perubahan organisasi dan/atau manajemen Perseroan setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Pendapat Kewajaran atas Rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama mungkin akan berbeda jika setelah tanggal laporan dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut di atas.

V. PELAKSANAAN RUPSLB SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

Berdasarkan Peraturan No. IX.E.2, rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan harus terlebih dahulu disetujui oleh para Pemegang Saham atau para wakilnya yang telah diberi wewenang melalui RUPSLB. Syarat-syarat yang ditetapkan untuk pelaksanaan RUPSLB sehubungan dengan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan adalah sebagai berikut:

RUPSLB Perseroan diselenggarakan dengan tujuan untuk menyetujui Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan dengan kewajiban harus dihadiri atau diwakili paling sedikit (tiga perempat) saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham atau wakilnya dengan Surat Kuasa, dan keputusan RUPSLB Perseroan harus disetujui lebih dari (tiga perempat) dari seluruh saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Perseroan.

Apabila Pemegang saham tidak menyetujui rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama yang telah diusulkan, maka rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal RUPSLB Perseroan.

A. Tanggal-tanggal Penting

Berikut adalah tanggal-tanggal penting atau berkaitan dengan RUPSLB Perseroan sehubungan dengan Perubahan Kegiatan Usaha Utama:

Peristiwa Tanggal

Pemberitahuan RUPSLB Perseroan melalui 2 (dua) surat kabar 28 Mei

Pengumuman ringkasan Keterbukaan Informasi mengenai rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama dalam 1 (satu) surat kabar

28 Mei

Keterbukaan Informasi tersedia untuk pemegang saham 28 Mei

Tanggal DPS 11 Juni

Panggilan RUPSLB melalui 2 (dua) surat kabar 12 Juni

Tanggal RUPSLB 27 Juni

Laporan Kepada Bapepam-LK tentang hasil RUPSLB Perseroan 29 Juni

(25)

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan RUPSLB Perseroan

Pelaksanaan RUPSLB Perseroan akan dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Juni 2012 yang diselenggarakan mulai pukul 14.00 WIB di HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading yang berlokasi di Jl. Bulevar Kelapa Gading Blok M, Jakarta 14240, Jakarta.

VI. PERNYATAAN DIREKSI

Direksi Perseroan, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi yang dimuat dalam Keterbukaan Informasi ini dan menegaskan, bahwa setelah mengadakan pemeriksaan yang cukup dan sepanjang yang diketahui dan diyakini Perseroan, informasi yang dimuat dalam Keterbukaan Informasi ini adalah benar dan tidak terdapat fakta penting lainnya yang tidak diungkapkan dan/atau dihilangkan sehingga menyebabkan informasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini menjadi tidak benar dan/atau memberikan pengertian yang menyesatkan.

VII. PIHAK-PIHAK INDEPENDEN

Dalam mempersiapkan dan melaksanakan rencana Perubahan Kegiatan Usaha Utama sebagaimana dimaksud didalam Keterbukaan Informasi ini, Perseroan dibantu oleh lembaga-lembaga penunjang dan profesi penunjang sebagai berikut:

Kantor Akuntan Publik Perseroan : KAP Tjahjadi & Tamara Konsultan Hukum : Andre Sinaga & Rekan Notaris : Dewi Kusumawati, S.H. Biro Administrasi Efek : PT Raya Saham Registra Penilai Properti : KJPP Jimmy Prasetyo & Rekan Penilai Bisnis : KJPP Toto Suharto & Rekan

VIII. INFORMASI TAMBAHAN

Bagi Pemegang Saham yang memerlukan informasi lebih lanjut, mengenai hal-hal yang tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini, dipersilahkan menghubungi;

PT. Karwell Indonesia Tbk Corporate Secretary

Graha Kirana Lt. 7, Jl. Yos Sudarso No. 88, Jakarta

Atau PT. Raya Saham Registra, BAE yang telah ditunjuk Perseroan dengan alamat:

PT. Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral, Lt. 2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48

Jakarta 12930 Telp: 021-2525666

Referensi

Dokumen terkait

Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2015, yang angka-angkanya bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan

Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Petrosea Tbk dan entitas

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan dasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti

Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika Kelompok Usaha, 1) saat

Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia yang

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Agis Tbk dan perusahaan