SIRKULASI ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN DENGAN
PENDEKATAN MODEL DISKRITISASI OSEANOGRAFI
DI PERAIRAN PANTAI ACEH BESAR
Tahun ke-I dari rencana II tahun
TIM PENGUSUL
Ichsan Setiawan, M.Si (NIDN 0007067804)
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH DESEMBER, 2017
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Yopi Ilhamsyah, M.Si (NIDN 0006048105) Syahrul Purnawan, M.Si (NIDN 0012068401)
Dibiayai oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor:
105/SP2H/LT/DRPM/IV/2017 tanggal 3 April 2017, dan Addendum Kontrak Nomor : 105/ADD/SP2HL/LT/DRPM/VIII/2017
2
RINGKASAN
Perairan Aceh Besar terletak pada perairan Aceh pada koordinat 2 º – 6 º LU dan 95 º – 98 º BT. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah Menjaga dan melestarikan perairan pantai di perairan Aceh Besar sebagai upaya proteksi segala aktifitas pada lingkungan laut. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh Sirkulasi arus (tahun ke-1) dan transpor sedimen (tahun ke-2) di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan laut. Hal ini terkait dengan adanya DAS yang bermuara di perairan pantai. Penelitian ini pada tahun ke-1 dilakukan pengumpulan data batimetri, debit air dan konsentrasi sedimen pada DAS. Metode selanjutnya pengembangan model arus perairan pantai dengan pendekatan diskritisasi dinamika oseanografi. Hasil penelitian tahun ke-1 menghasilkan sirkulasi arus musim timur laut dan musim barat daya. Pada bagian barat Aceh Besar pada musim timur laut, arus mengalir ke utara mengikuti kontur topografi. Kecepatan arus cukup cepat pada lepas pantai dan menurun saat mendekati garis pantai. Kecepatan arus di bagian lepas pantai barat mencapai 0.25 m/s sedangkan di dekat pantai sekitar 0.1 m/s. Pada musim barat daya kecepatan arus lebih cepat di bagian timur laut dibandingkan pada bagian barat. Pada bagian timur laut arus mengalir ke barat laut dengan kecepatan mencapai 0.3 m/s. Arus tersebut terpecah dan mengalami akselerasi akibat keberadaan topografi pulau Sabang.
Keywords: Arus laut, musim timur laut, musim barat daya BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perairan Aceh Besar secara geografis terletak pada perairan Aceh pada koordinat 2 º – 6 º LU dan 95 º – 98 º BT yang berbatasan langsung dengan Pulau Sumatera, Samudera Hindia, Laut Andaman dan Selat Malaka. Penelitian sirkulasi arus telah banyak dilakukan para ahli antara lain di Selat Malaka (Rizal, 2002); studi perairan pantai sederhana (Setiawan, 2009; 2010); serta di Selat Malaka dan Laut Andaman (Rizal et al., 2010; Rizal et al., 2012). Kajian dinamika laut berupa gelombang, arus, sedimen dan transpor sedimen yang pernah dilakukan adalah Setiawan (2005) tentang pemodelan gelombang, arus dan transpor sedimen; Setiawan et al. (2011) tentang karakteristik perairan Sungai Kajhu; Setiawan (2013) tentang ukuran butir sedimen Danau Laut Tawar; Purnawan et al. (2015), kajian terhadap parameter sedimen di Kuala Gigieng, Aceh Besar. Untuk memahami hal tersebut maka sangat penting ditelaah sirkulasi arus dan transpor sedimen di perairan pantai.
3
Rencana capaian tahunan penelitian diperlihatkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Rencana target capaian tahunan
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
TS1) TS+1
1. Publikasi ilmiah
Jurnal Ilmu Kelautan UNDIP
Submitted Accepted Journal of Mathematical
and Fundamental Sciences
tidak ada Submitted
2. Pemakalah dalam temu ilmiah
Nasional terdaftar Sudah
dilaksanakan 3. Invited speaker dalam
temu ilmiah
Internasional/nasional tidak ada tidak ada 4. Visiting Lecturer Internasional tidak ada tidak ada
5. Hak Kekayaan
Intelektual (HKI)
Paten sederhana tidak ada tidak ada
6. Teknologi tepat guna tidak ada tidak ada
7. Model draft Produk
8. Buku Ajar (ISBN) tidak ada tidak ada
9. Tingkat kesiapan teknologi (TKT) Skala 1 Skala 2
1.2. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh Sirkulasi arus dan transpor sedimen di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan laut.
1.3. Urgensi penelitian
Pola sirkulasi arus dan transpor sedimen di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan laut. Hal ini terkait dengan adanya DAS yang bermuara di perairan pantai. Hasil penelitian iniditargetkanmemberikan kontribusi untuk:
1. Mendiskripsikan sirkulasi arus di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya
2. Sebagai data masukan tahun-2 untuk penelitian transpor sedimen yang dapat memberikan upaya kontrol pencemaran lingkungan laut dari aktivitas Pelabuhan Ulee
4
Lheue, Pelabuhan Krueng Raya, PT. SAI Lhoknga, aktivitas limbah rumah tangga dan industri untuk dapat melestarikan kestabilan perairan laut.
Hasil penelitian ini dapat memberikan untuk IPTEK tentang pentingnya ilmu oseanografi khususnya bidang ilmu Oseanografi Fisika yang mempunyai beberapa relevansi untuk: 1. Penelitian survey dan pemodelan oseanografi.
2. Pengembangan staf pada program studi
3. Sebagai peningkatan bidang untuk memberikan konstribusi kepada mahasiswa dan dosen dalam menjalankan pendidikan, penelitian dan pengadian kepada masyarakat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengkajian bidang ilmu oseanografi khususnya pendekatan pemodelan oseanografi fisika sangat penting untuk dilakukan selain efisien dan juga hemat biaya. Untuk memahami dinamika oseanografi secara langsung sulit dilakukan karena kompleksnya proses yang terjadi dilautan sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk diteliti. Seiring dengan kemajuan teknologi komputer untuk kalkulasi dalam pemodelan, model diskritisasi dinamika laut dengan numerik cukup ekonomis dalam menyelesai kasus laut yang kompleks dan sebagai data verifikasi melakukan observasi lapangan.
Beberapa penelitian tentang sedimen arus dan transpor sedimen untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Setiawan et al. (2008), membahas tentang penjalaran gelombang sebelum dan sesudah tsunami di perairan Ulee Lheue
2. Setiawan (2009), melakukan kajian Validasi Model Numerik Arus Sejajar Pantai Dengan Model Analitik Longuet-Higgins
3. Supiyati et al. (2010), melakukan kajian Transport Sedimen Penyebab Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Dengan Model Diskritisasi Dinamika Oseanografidengan studi kasus transport sedimen yang dibangkitkan oleh pasang surut.
5
5. Nazir et al .(2011), tentang hidrodinamika pasang surut di perairan Ulee Lheue Banda Aceh
6. Supiyati et al. (2011), melakukan kajian Transport Sedimen Penyebab Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Dengan Model Diskritisasi Dinamika Oseanografidengan studi kasus transport sedimen yang disebabkan oleh arus yang dibangkitkan gelombang
7. Setiawan (2013), meneliti ukuran butir sedimen di Danau Laut Tawar Aceh Tengah
8. Supiyatiet al. (2014), melakukan kajian perubahan garis pantai di Bengkulu bagian Utara dengan model numerik dan pengukuran lapangan, didapat perubahan garis pantai yang terjadi sebagian besar akibat abrasi pantai
9. Yuni et al. (2014), melakukan kajian Solusi Analitik Perubahan Garis Pantai menggunakan Transformasi Laplace
10. Purnawan et al. (2015), mengkaji statistik parameter sedimen di Kuala Gigieng Aceh Besar
Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan proposal ini dapat melengkapi dan menyempurnakan dari penelitian sebelumnya di perairan pantai Aceh besar. Secara rinci dapat dipetakan pada road map berikut:
6
ROAD MAP PENELITIAN
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian tahun 1 adalah untuk memperoleh Sirkulasi arus di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan laut.
3.2. Manfaat penelitian
Pola sirkulasi arus di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan laut. Hal ini terkait dengan adanya DAS yang bermuara di perairan pantai. Hasil penelitian ini ditargetkan memberikan kontribusi
Tahun 2011
Transport Sedimen Dengan Model Diskritisasi Dinamika Oseanografi
(Disebabkan oleh arus yang dibangkitkan gelombang) Karakteristik ukuran butir sedimen Statistik parameter sedimen Analisis perubahan garis pantai Tahun 2013-2015 Tahun 2010-2011 Tahun 2010 Pemodelan penjalaran gelombang. Analisis Model Numerik Arus sejajar pantai. Tahun 2008-2009 Karakteristik ukuran butir sedimen Pemodelan hidrodinamika pasang surut Tahun 2017 Transport Sedimen Dengan Model Diskritisasi Dinamika Oseanografi
(Disebabkan oleh arus Pasut)
Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen dengan Pendekatan Model Diskritisasi Oseanografi di Perairan Pantai Aceh Besar (Observasi lapangan
dan Pemodelanarus)
Tahun 2018
Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen dengan Pendekatan Model Diskritisasi Oseanografi di Perairan Pantai Aceh Besar (Observasi lapangan dan Pemodelantranspor sedimen serta penanganan proteksi pencemaran lingkungan laut)
7
untuk penelitian transpor sedimen tahun ke-2 yang dapat memberikan upaya kontrol pencemaran lingkungan laut dari aktivitas Pelabuhan Ulee Lheue dan Krueng Raya, PT. Semen Andalas Indonesia (SAI) Lhok Nga, aktivitas limbah rumah tangga dan industri untuk dapat melestarikan kestabilan perairan laut.
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya Aceh Besar pada Gambar 4.1. berikut.
Gambar 4.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian
4.2 Studi Literatur
Dalam studi literatur ini dilakukan penggumpulan bahan-bahan literatur yang menunjang penelitian ini, dalam pengukuran data lapangan (cara dan metode yang digunakan), pengolahan data hasil pengukuran, pendekatan persamaan model, simulasi
8
model yang akan diterapkan dalam penelitian dan analisis hasil simulasi dan hasil pengukuran lapangan.
4.3. Pengukuran Lapangan
Dalam penelitian ini dilakukan survei pengukuran lapangan untuk memperoleh: data arus laut daerah kajian dan Konsentrasi sedimen berupa TSS di DAS sekitar perairan pantai Lhok Nga, Ulee Lheue dan Krueng Raya Aceh. Data hasil pengukuran ini sebagai data input model dan verifikasi hasil pengembangan model.
4.4. Model Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen
Model Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen diselesaikan dengan persamaan Navier-Stokes dengan terdiri atas persamaan momentum, persamaan kontinuitas model transpor sedimen dan keseimbangan neraca sedimen (Setiawan, 2005; Supiyati, 2005; Supiyati et al., 2011 yang dimodifikasi dari Koutitas, 1988 dan Rivera, 1997) yang diselesaikan dengan diskritisasi dinamika oseanografi.
4.5. Verifikasi Hasil
Hasil dari simulasi model arus nantinya akan divalidasi dengan observasi lapangan Sehingga hasil sirkulasi arus tersebut dapat digunakan sebagai input model transpor sedimen.Secara lengkap alur penelitian dapat dilihat pada diagram tulang ikan (fishbone diagram) (Gambar 3.2) berikut:
9
4.6. Diagram Fishbone
Gambar 4.2. Diagram Fishbone Penelitian
Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen dengan Pendekatan Model Diskritisasi Oseanografi di Perairan Pantai Aceh Besar (Observasi lapangan
dan Pemodelan arus) - 2017
Pengukuran lapangan dan pemodelan diskritisasi dinamika osenografi dengan meninjau faktor pembangkitnya arus pasut Observasi lapangan dengan meninjau kondisi perairan pantai
Model Arus Analisis sirkulasi arus dan transpor sedimen
Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen dengan Pendekatan Model Diskritisasi Oseanografi di Perairan Pantai Aceh Besar (Observasi lapangan dan Pemodelan transpor sedimen serta penanganan
proteksi pencemaran lingkungan laut) - 2018
Model Transpor Sedimen Analisis karakteristik
sedimen dan arus
Informasi Sirkulasi Arus dan Transpor Sedimen untuk Proteksi perairan pantai Aceh Besar sebagai upaya pelestarian lingkungan
Pengukuran lapangan dan pemodelan numerik
Pengukuran lapangan dan Pengembangan
model
Observasi lapangan dan pemodelan diskritisasi dinamika oseanografi dengan meninjau faktor pembangkitnya arus dan debit DAS serta
konsentrasi sedimen Tahap Penelitian: 1. Lokasi penelitian 2. Studi literatur
3. Observasi lapangan (Arus & konsentrasi sedimen)
4. Pengembangan model 5. Verifikasi hasil 6. Analisis hasil 7. Kesimpulan 8. Pelaporan Luaran penelitian:
1. Publikasi pada seminar nasional 2. Publikasi pada Jurnal
internasional/nasional terakreditasi 3. Model arus dan transpor sedimen
10
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Sirkulasi Angin
Bulan Februari 2016 dan Agustus 2016 merupakan bulan dalam periode monsoon timur laut dan monsoon barat daya, masing-masing. Pada umumnya tekanan dan pengaruh angin monsoon relative besar pada bulan tersebut. Secara umum sirkulasi angin di perairan utara Aceh sangat bergantung terhadap system monsoon. Pada monsoon timur laut (Gambar 5.1), sirkulasi angin di utara Aceh mengalir dari timur menuju ke barat dengan kecepatan 3-4 m/s. Pada bagian barat dari perairan Aceh, angin cenderung dibelokkan ke barat daya, namun demikian kecepatan angin relative sama dan konstan. Angin terlihat menerpa di sepanjang timur pantai Sabang dan Pulau Breueh dan membentuk kawasan lee angin di sepanjang pantai timur, meliputi pantai Sabang, Pulau Breuh, dan Aceh Besar. Pada pantai Utara Aceh Besar, angin cenderung mengalir menyusuri pantai ke arah timur. Pada monsoon barat daya (Gambar 5.2), sirkulasi angin dominan mengalir dari barat daya menuju ke timur laut dengan kecepatan 4-6 m/s. Pada musim ini, kondisi angin di sepanjang pantai timur terbalik dibandingkan pada musim timur laut. Angin menerpa di sepanjang pantai barat, meliputi pantai Sabang, Pulau Breueh, dan Aceh Besar. Angin tersebut didominasi oleh angin barat daya. Di sisi lain, pada pantai timur meliputi Sabang, Pulau Breuh dan utara Aceh besar dibentuk lee angin. Lees tersebut mengalir ke timur laut menjauhi garis pantai. Fenomena angin pada monsoon barat daya menyebabkan nelayan-nelayan sulit untuk melakukan aktivitas melaut.
11 Gambar 5.1. Wind circulation during Northeast monsoon in the northern of Aceh waters.
Gambar 5.2. Wind circulation during Southwest monsoon in the northern of Aceh waters.
4.2 Sirkulasi Arus
Hasil simulasi arus dua dimensi ditampilkan pada Gambar 5.3 dan Gambar 5.4. Arus laut pada bulan Februari 2016 (Gambar 5.3) mengikuti pengaruh angin dan gaya Coriolis. Hal ini terlihat dari sirkulasi arus yang mengalir ke utara. Pada perairan Sabang arus relative lemah, sedangkan pada perairan lepas di bagian barat Aceh Besar arus relatif cepat. Begitu juga pada timur laut Aceh Besar. Pada bagian barat Aceh Besar, arus mengalir ke utara mengikuti kontur topografi. Kecepatan arus cukup cepat pada lepas pantai dan menurun saat mendekati garis pantai. Kecepatan arus di bagian lepas pantai barat mencapai 0.25 m/s sedangkan di dekat pantai sekitar 0.1 m/s.
Bulan Agustus 2016 kecepatan arus lebih cepat di bagian timur laut dibandingkan pada bagian barat (Gambar 4.4). Pada bagian timur laut arus mengalir ke barat laut dengan kecepatan mencapai 0.3 m/s. Arus tersebut terpecah dan mengalami akselerasi akibat keberadaan topografi pulau Sabang. Selain itu, arus membentuk kawasan lee di pantai barat pulau Sabang, dengan kondisi tekanan arus relative lemah. Sementara pada
12
bagian lepas pantai barat Aceh Besar, arus mengalir ke selatan mengikuti pengaruh angin dan Coriolis.
Berdasarkan perbandingan dengan Wyrtki (1961), Diansky et al. (2006), dan Schoot et al. (2009), model arus ini cukup baik. Pengaruh arus monsoon secara jelas dapat digambarkan khususnya pada bagian barat perairan Aceh. Secara umum northeast monsoon current bekerja pada bulan Februari 2016 sedangkan southwest monsoon current bekerja pada bulan Agustus 2016. Untuk bagian perairan barat, sekilas northeast monsson current sedikit lebih kuat dibandingkan southwest monsoon current. Namun pada bagian timur laut yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Laut Andaman, Southwest monsoon current jelas terlihat lebih besar.
Gambar 5.3. Current circulation during Northeast monsoon in the northern of Aceh waters.
Gambar 5.4. Current circulation during Southwest monsoon in the northern of Aceh waters.
5.3 Luaran Penelitian
1. Prosiding Seminar Nasional Pasca Sarjana 2017:
Setiawan, I., S. M. Yuni, Mariana & Y. Ilhamsyah. 2017. Pemodelan penyebaran konsentrasi limbah PT. Pupuk Iskandar Muda. Proseding seminar Pascasarjana Unsyiah. hal. A70-A74.
13
2. Accepted abstrak publikasi seminar internasional terindeks scopus (The 2nd international conference on Marine Sciences 6-7 September 2017 di Bogor) dengan judul Study of Current Circulation in the Northern Waters of Aceh.
14
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Rencana tahapan penelitian berikutnya adalah memodelkan transpor sedimen tersuspensi dengan skenario musim barat daya dan musim timur laut. Selanjutkan hasil output model dianalisis dan membandingkan dengan beberapa referensi peneliti lain/citra satelit.
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Sirkulasi arus musim timur laut, pada bagian barat arus mengalir ke utara mengikuti kontur topografi.
2. Kecepatan arus di bagian lepas pantai barat mencapai 0.25 m/s sedangkan di dekat pantai sekitar 0.1 m/s pada musim timur laut.
3. Sirkulasi arus musim barat daya, kecepatan arus lebih cepat di bagian timur dibandingkan pada bagian barat.
4. Kecepatan arus di bagian timur arus mengalir ke barat laut dengan kecepatan mencapai 0.3 m/s pada musim barat daya. Selanjutnya arus tersebut terpecah dan mengalami akselerasi akibat keberadaan topografi pulau Sabang.
15
REFERENSI
Diansky, N. A., V. B. Zalesny, S. N. Moshonkin, A. S. Rusakov. 2006. High Resolution Modeling of the Monsoon Circulation in the Indian Ocean. Oceanology, 46(5): 608–628. https://doi.org/10.1134/S000143700605002X
Koutitas, C. G. 1988. Mathematical model in coastal engineering. London.
Nazir, M., I. Setiawan, Irwandi. 2011. Simulasi hidrodinamika 2D resolusi tinggi menggunakan syarat batas tide model driver (TMD) di Perairan Ulee Lheue, Banda Aceh. Jurnal Gradien, 7(1): 612-621.
Purnawan, S., H. A. Haridhi, I. Setiawan, Marwantim. 2015. Parameter statistik ukuran butiran pada sedimen berpasir di Muara Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(1): 15-21.
Setiawan, I. 2005. Pemodelan numerik transport sedimen akibat arus yang dibangkitkan oleh gelombang di perairan Pantai Pulau Baai Bengkulu. Tesis Program Master, Institut Teknologi Bandung.
Setiawan, I. 2009. Validasi model numerik arus sejajar pantai dengan model analitik Longuet-Higgins. Jurnal Dinamika Teknik Sipil, 9(1): 76-83.
Setiawan, I. 2010. Formulasi numerik arus sejajar pantai kasus pantai lurus. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiMantap), 29 November 2010. FMIPA USU Medan, hal. 205-211.
Setiawan, I. 2013. Studi pendahuluan klasifikasi ukuran butir sedimen di Danau Laut Tawar, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Jurnal Depik, 2(2): 92-96.
Setiawan, I., E. Miswar, I. Zulfahmi. 2011. Studi karakteristik sedimen berdasarkan ukuran butir di pesisir pantai Kajhu Kabupaten Aceh Besar. Laporan Penelitian Yayasan Lahan Ekosistem Basah. Aceh Besar.
Setiawan, I., Y. Ilhamsyah, E. Miswar, A. Haddrevi. 2008. A prediction study of wave propagation before and after tsunami in Ulee Lheue Coastal Waters, Aceh, Indonesia. Proceedings of International Symposium Land Use after the Tsunami, Supporting Education, Research and Development in the Aceh Region, Aceh - Indonesia, November 4-6, 2008. p. 249-254.
Supiyati. 2005. Model transport sedimen akibat pasang surut di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Tesis Program Master, Institut Teknologi Bandung.
Supiyati, Suwarsono, I. Setiawan. 2010. transport sedimen penyebab pendangkalan pelabuhan pulau baai bengkulu dengan model diskritisasi dinamika oseanografi. Laporan Hibah Bersaing. Universitas Bengkulu.
Supiyati, Suwarsono, I. Setiawan. 2011. Pola transport sedimen akibat arus yang dibangkitkan gelombang di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Proseding SeminarBidang IlmuMIPA BKS PTN Barat, UNILA, Lampung.
Supiyati, Suwarsono, I. Setiawan. 2014. Analisis perubahan garis pantai di sepanjang jalan lintas barat (jalinbar) bengkulu bagian utara dan teknik penanganannya. Proseding Seminar Nasional Hasil-hasil penelitian Perikanan dan Kelautan, FPIK UNDIP. Semarang.
Rivera, P. C. 1997. Hydrodynamic, sediment transport and light extinction off Cape Bolinao. Dissertation, Philippines.
Rizal, S. 2002. Taylor’s problem-influences on the spatial distribution of real and virtual amphidromes. Continental Shelf Research, 22: 2147-2158.
16
Rizal, S., I. Setiawan, T. Iskandar, Y. Ilhamsyah, M.A. Wahid, M. Musman. 2010. Currents simulation in the Malacca Straits by using three-dimensional numerical model. Sains Malaysiana, 4(39): 519-524.
Rizal, S., P. Damm, M.A.Wahid, J. Sundermann, Y. Ilhamsyah, T. Iskandar, Muhammad. 2012. General circulation in the Malacca Strait and Andaman Sea: A numerical model study. American Journal of Environmental Science, 5: 479-488.
Schott, F. A., S. P. Xie, J. P. McCreary. 2009. Indian Ocean circulation and climate variability. Reviews of Geophysics, 47(1):1-46.
Yuni, S.M., I. Setiawan, O. Maufiza. 2014. Solusi analitik perubahan garis pantai menggunakan transformasi laplace. Jurnal Gradien, 10(2): 1005-1013.
Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of the Southeast Asian waters. Scripps Institution of Oceanography. UC San Diego: Scripps Institution of Oceanography. Retrieved from: http://escholarship.org/uc/item/49n9x3t4.
17