• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019) ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019) ABSTRAK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019) Jurnal Sains, Akuntansi

dan Manajemen

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap tahun banyak mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun masih banyak pengangguran di Indonesia karena dunia usaha tidak mampu menampung seluruh calon tenaga kerja yang ada. Pengangguran itu bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, melainkan akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2014 menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka 7,24 dan mereka yang berpendidikan Diploma/Akademi/dan lulusan Perguruan Tinggi menyumbang 9,5% dari jumlah pengangguran tahun 2014. Kondisi ini akan semakin diperburuk dengan persaingan global yang akan mempertemukan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing.

Rata-rata lulusan dari perguruan tinggi yang ketika lulus lebih menyiapkan diri untuk mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Calon-calon lulusan dari perguruan

PENGARUH MOTIVASI, EFIKASI DIRI, EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

JURUSAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

NI MADE SINTYA email: dhevisari61@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRAK

Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

propotionate stratified random sampling, dimana jumlah populasi yang digunakan adalah 583 mahasiswa

dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 237 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi pustaka. Variabel dependen yang digunakan adalah minat berwirausaha, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan model regresi telah diuji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, efikasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar, sedangkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Kata kunci : Motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, pendidikan

(2)

tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru baik itu dari instansi pemerintah maupun dari perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Oleh karena itu, para mahasiswa perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan atau berwirausaha.

Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), jumlah pengusaha atau wirausaha di Indonesia masih sangat kurang yaitu 2%. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga bahwa jumlah pengusaha di Singapura mencapai 7% (dari jumlah penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3%, sedangkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar hanya 1,65%. Jadi perlunya pembibitan para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan agar jumlah pengusaha di Indonesia meningkat dan angka pengangguran dapat diperkecil.

Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Menurut Kasmir (2011: 19), wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi bisa menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan diharapkan mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan atau berwirausaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Buchori (2011:1) bahwa semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Jika seseorang mempunyai kemauan dan keinginan serta siap berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun pengusaha lain untuk mendapatkan pekerjaan.

Minat berwirausaha dapat dilihat dari kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukanya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan dari belajar yang dialaminya. Dalam mendirikan usaha atau berwirausaha diperlukan modal usaha yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha. Semakin mudah mendapatkan modal usaha, akan membuat seseorang memiliki minat berwirausaha karena dengan kemudahan dalam mendapatkan modal usaha akan memudahkan seseorang dalam membuka usaha, namun sebaliknya jika tidak memiliki modal akan semakin menyulitkan seseorang dalam menyalurkan ide-ide berwirausaha atau membuka usaha.

Penelitian Peppy (2016), menyatakan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha. Motivasi berwirausaha yang tinggi harus ada dalam diri seseorang yang ingin menjadi wirausaha yang sukses, karena dengan adanya motivasi berwirausaha yang tinggi dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada. Motivasi berwirausaha juga menjadi faktor penting dalam membangkitkan minat berwirausaha. Motivasi bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Suatu keberhasilan akan tercapai apabila ada motivasi yang kuat dari siswa yang bersangkutan. Penelitian - penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo (2010), Widianingsih (2015), Paramitasari (2016), Noviantoro (2017) juga menyatakan bahwa motivasi berpengaruh

(3)

positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel motivasi menarik untuk diteliti lagi untuk mengetahui apakah hasilnya masih sama.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2014), Mustofa (2014), Evaliana (2015), Widayoko (2016), Permatasari (2016) variabel self efficacy/efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Percaya pada kemampuan diri dapat menjadi dasar setiap individu untuk memutuskan apakah akan melakukan suatu tindakan ataupun tidak. Kaitannya dengan niat berwirausaha adalah, kepercayaan pada diri sendiri menjadikan seorang individu yakin akan keputusannya menjadi seorang wirausahawan atau bahkan memutuskan untuk tidak menjadi wirausahawan. Menurut Laura (2010 : 152) self efficacy/ efikasi diri adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil bernilai positif dan bermanfaat. Bersikap positif sangat dibutuhkan pada diri setiap orang ketika menghadapi permasalahan. Hal ini juga terjadi pada keinginan berwirausaha, di mana seseorang yang memutuskan menjadi wirausahawan harus bisa berfikir positif ketika menghadapi berbagai masalah, karena menjadi wirausahawan itu tidak mudah dan banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Tanpa pemikiran yang positif seseorang bisa saja berhenti di tengah proses menjadi wirausahawan.

Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang akan pendapatan yang diperolehnya dari kegiatan usaha ataupun bekerja. Menurut penelitian Suhartini (2011), Adhitama (2014), Deskarmen (2016), Setiawan (2017), Peppy (2017) menyatakan variable ekspektasi pendapatan berperngaruh positif terhadap minat berwirausaha. Menjadi seorang wirausaha mengharapkan pendapatan yang tinggi daripada menjadi karyawan perusahaan. Dengan berwirausaha akan mendatangkan pendapatan yang besar dan tidak terbatas, tetapi pendapatan dari berwirausaha tersebut tidak bisa diprediksi, kadang bisa diatas pendapatan yang diharapkanya, kadang pula bisa diluar dari yang pendapatan diharapkanya. Seseorang dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja menjadi karyawan merupakan daya tarik untuk menjadi wirausaha. Berdasarkan hasil observasi awal, masih banyak mahasiswa akuntansi yang beranggapan bahwa pendapatan dari berwirausaha tersebut masih rendah dan tidak menentu padahal tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh dari berwirausaha tergantung usaha yang dilakukan seseorang dalam mewujudkan pendapatan yang tinggi.

Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya. Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam lingkungan keluarga salah satunya orang tua akan mempengaruhi anaknya dalam menentukan masa depannya misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak lepas dari dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta pengaruh positif terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat berwirausaha, namun apabila keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka minat berwirausaha akan semakin kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha. Orang tua yang berwirausaha di bidang tertentu dapat membuat minat anaknya untuk berwirausaha pula (Suhartini, 2011). Dalam penelitiannya, Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Penelitian oleh Hamidah (2014), Adhitama (2014), Mahanani (2014), Evaliana (2015), Widiyaningsih (2015), Ayuningtias (2015), Setiawan (2017), Noviantoro (2017) juga menyatakan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya, semakin mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan.

Berdasarkan observasi awal peneliti, kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi PNS. Dilihat dari pilihan jawaban responden mahasiswa akuntansi yang memilih pekerjaan PNS karena dukungan orang tua. Sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya saja orang tua yang

(4)

berwirausaha, maka dapat menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha. Apabila keluarga mendukung seseorang untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk menjadi

Zimmerer (2002), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan penge-tahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008).

Mahasiswa yang telah memperoleh ilmu dan keterampilan dari bangku perkuliahan, setelah lulus dari perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi wirausaha, menjadi generasi yang bermental menciptakan lapangan kerja dan bukan menunggu lowongan kerja. Perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat harus dapat mendorong budaya berwirausaha dan menciptakan wirausahawan-wirausahawan handal dengan memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk berwirausaha, sehingga minat berwirausaha mahasiswa dapat meningkat. Dalam penelitian Suhartini (2011), Hermina, dkk (2011), Adhitama (2014), Mustofa (2014), Daskerman (2016), Widayoko (2016), Permatasari (2016), Setiawan (2017), Peppy (2017) menyatakan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan menurut Paramitasari (2016) pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel pendidikan kewirausahaan menarik untuk diteliti karena adanya kontradiksi antara pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

Pada kesempatan ini peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Akuntansi. Beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha, yaitu motivasi, efikasi diri, ekspektasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang ada peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh

Motivasi, Efikasi Diri, Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar”

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

2. Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

3. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

4. Apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

5. Apakah pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

(5)

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

2. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

3. Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang Kewirausahaan serta penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha

2) Kegunaan Praktis

a Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan mengetahui fakta dilapangan secara langsung, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan antara teori yang diterima dengan prakteknya. Selain itu juga mengetahui faktor dominan apa saja yang dapat meningkatkan minat mahasiswa berwirausaha.

b Bagi perguruan tinggi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penilaian sejauh mana Pendidikan Kewirausahaan dapat meningkatkan Minat Berwirausaha pada mahasiswa, sehingga kedepannya dapat dilakukan evaluasi baik dari segi sarana dan prasaran terkait dengan adanya Pendidikan Kewirausahaan. c Bagi penelitian selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

d Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dan bahan pertimbangan akan pentingnya berwirausaha sebagai arah menentukan masa depan.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Theory of Planned Behaviour

Theory of Planned Behaviour (TPB) yang telah dikemukan oleh Ajzen dan Fishbein merupakan

pengembangan dari Reason Actin Theory yang telah dikemukan oleh Ajzen sebelumnya. Theory of

planned behavior adalah teori yang menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia juga

pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu. Perilaku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005).

Theory of Planned Behaviour yang dikemukan oleh Ajzen dan Fishbein adalah mengenai

perilaku yang spesifik dari dalam diri manusia. Teori tersebut menjelaskan bahwa suatu perilaku akan dilakukan jika seseorang pada dasarnya memiliki keinginan atau rencana untuk melakukannya. Dengan kata lain, semakin kuat keinginan pada diri seseorang tersebut untuk

(6)

melakukan sesuatu, maka akan semakin kuat pula niat atau motivasi untuk menampilkan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007:29).

TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa TPB is suitable to explain any behavior which

requires planning, such as entrepreneurship (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku apa pun yang

memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan).

Menurut Ajzen (2006) menyebutkan bahwa individu cenderung memiliki minat terlebih dahulu untuk memunculkan perilaku terhadap apa yang diminati, sehingga penting untuk meningkatkan minat atau intensi wirausaha pada masyarakat Indonesia. Menurut Krueger (1993) minat wirausaha adalah komitmen individu dalam memulai usaha baru dan perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha yang baru tersebut. Menurut Priyanto (2008) (dalam Suharti & Sirine, 2009) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan yaitu faktor internal yang berupa sifat personal, sikap dan kemauan pribadi individu dan faktor eksternal berasal dari luar seperti lingkungan sekitar, dunia, lingkungan fisik dan lain-lain. Penelitian Parker (2004) menyebutkan minat dapat diartikan sebagai kecenderungan individu dalam menunjukkan aksi yang berasal dari pikiran sadar yang mempengaruhi perilaku. Pada tahun yang sama Lee & Wong (2004) melakukan penelitian mengenai minat wirausaha (entrepreneurial intention) dimana dalam penelitiannya minat wirausaha dapat diartikan sebagai langkah awal dalam melakukan usaha yang biasanya bersifat jangka panjang.

2.1.2 Motivasi

Ketika manusia akan melakukan suatu kegiatan akan dipengaruhi oleh suatu kondisi psikologis yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut. Kondisi psikologis tersebut berasal dari dalam tubuh manusia dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan dari suatu kegiatan. Kondisi psikologis atau dorongan tersebut dinamakan motivasi. Menurut Suryana & Bayu (2010: 98) motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia. Motivasi berada dalam diri manusia yang tidak terlihat dari luar. Sedangkan menurut Gerungan dalam Suryana & Bayu (2010: 99) motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia tersebut melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak seseorang lahir, tetapi motivasi berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi berwirausaha merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan.

2.1.3 Efikasi Diri

Efikasi diri atau self efficacy merupakan keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal salah satu yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Menurut Jess Greogory (2011: 212) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya.

Self efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan

perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura (2010: 152) self efficacy adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Self efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan

(7)

perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan.

Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.

Menurut Bandura (1986: 78) perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen adalah Magnitude, Strength, dan Generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.

2) Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang.Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak menunjang.

3) Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.

2.1.4 Ekspektasi Pendapatan

Menurut Paulus (2014: 27) Ekspektasi pendapatan merupakan harapan untuk memperoleh penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari suatu aktivitas normal entitas dalam suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (PSAK No. 23, 2009: 3). Pendapatan adalah semua penerimaan seseorang sebagai balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bias berupa upah, bunga, sewa, maupun laba tergantung faktor produksi yang dilibatkan dalam proses produksi

Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 12), menjadi wirausaha akan memperoleh keuntungan yang menakjubkan. Berwirausaha dapat memperoleh penghasilan yang tinggi dan tidak terbatas sesuai harapanya guna memenuhi segala keinnginanya. Besar kecilnya penghasilan yang diterima dari berwirausaha tergantung dari hasil kerja atau usaha yang dilakukan. Keinginan untuk memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat menimbulkan minat berwirausaha. Orang-orang yang bekerja bagi dirinya sendiri memiliki peluang empat kali lebih besar untuk menjadi kaya daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (Serian, 2009: 27).

(8)

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat perbedaan pengertian pendapatan. Secara umum pendapatan adalah uang yang diterima seseorang selama periode tertentu dalam bentuk gaji, upah, sewa, laba, dan sebagainya. Secara akuntansi pendapatan adalah peghasilan yang didapat dari kegiatan operasional perusahaan. Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang atas pendapatan yang diterimanya baik berupa uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya.

Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha. Jika seseorang berharap untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan berwirausaha, seseorang akan memperoleh pendapatan dari posisinya sebagai pemilik usaha dan pendapatan yang diperoleh dari posisinya sebagai manajer.

2.1.5 Lingkungan Keluarga

Menurut Conny Semiawan (2010: 1) lingkungan keluarga adalah media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Lingkungan keluarga merupakan kelompok terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainya. Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Orang tua juga berperan sebagai pengarah bagi masa depanya, artinya secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat anaknya dalam memilih pekerjaan termasuk dalam hal menjadi wirausaha.

Menurut Syamsu Yusuf (2012: 23), lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung, sehingga keluarga menjadi institusi pertama dan utama dalam pembangunan sumber daya manusia (Soerjono, 2004). Dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial dimana seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, saling membantu, disini anak belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulanya dengan orang lain (Syamsu Yusuf, 2012: 23).

Secara umum ciri khas suatu keluarga adalah adanya hubungan berpasangan dalam ikatan pernikahan, adanya pengakuan terhadap adanya anak yang dilahirkan, dan adanya kehidupan ekonomis dalam kehidupan berumah tangga. Menurut Buchari (2011: 8) mengungkapkan bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri memiliki kecenderung anaknya akan menjadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi inspirasi pada anak sejak kecil. Anak yang memiliki orang tua seorang pengusaha atau hidup dalam lingkungan keluarga wirausahawan akan menerima pengetahuan pada masa-masa awal sehingga membentuk sikap dan persepsi mengenai kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat dan merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dorongan, bimbingan dan keteladanan oleh orang tua untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya demi perkembangan dimasa mendatang. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang anak dan pengaruh orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga.

(9)

Minat menjadi wirausaha terbentuk apabila keluarga memberikan dukungan positif terhadap minatnya. Orang tua yang menjadi wirausaha dapat pula menimbulkan minat anaknya untuk menjadi seorang wirausaha. Misalnya orang tua yang memiliki usaha tertentu, maka anak akan tertarik untuk membuka usaha yang sama karena melihat kesuksesan orang tuanya dan dorongan orang tuanya untuk membuka usaha yang sama. Selain itu pola pikir orang tua berpengaruh terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam semangat berwirausaha dan mengetahui pentingnya wirausaha maka akan berpengaruh terhadap anaknya sehingga anak tersebut berkeinginan untuk berwirausaha.

2.1.6 Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan kewirausahaan adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pemilihan karir berwirausaha. Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan (Redja Mudyaharjo: 2012: 10).

Menurut Buchori (2011: 6), pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertumbuh pesat di Eropa dan Amerika Serikat baik ditingkat kursus-kursus ataupun di Universitas. Mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa mata kuliah yang diberikan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

a Mengerti apa peran perusahaan dalam sistem perekonomian. b Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan. c Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan

d Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk

e Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk organisasi kerjasama

f Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber

g Mengerti dasar-dasar marketing, financial, organisasi, produksi h Mampu memimpin bisnis dan menghadapi tantangan masa depan.

Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan baik dalam kegiatan perkuliahan maupun kegiatan seminar dan praktik kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan adalah bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat untuk menjadi wirausaha. Selain pendidikan kewirausahaan, diperlukan pelatihan kewirausahaan seperti seminar wirausaha dan praktik berwirausaha karena dengan seminar tersebut yang mengundang pengusaha-pengusaha sukses akan memberikan motivasi tersendiri bagi seseorang untuk berwirausaha sedangkan praktek berwirausaha akan memberikan pengalaman dan bisa menjadi pendorong minat berwirausaha. Tingginya minat berwirausaha akan semakin melahirkan

(10)

2.1.7 Pengertian Minat

Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Seseorang yang memiliki minat akan suatu aktivitas akan melakukan aktivitas tersebut dengan rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya (Bygrave : 2003).

Sedangkan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2006: 656) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan. Sujanto (2004: 92), minat adalah suatu pemusatan perhatian yang secara tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkunganya. Kemudian menurut Hendro (2011: 30), kewirausahaan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang agar bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup.

Minat tidak akan lepas dari perasaan senang seseorang terhadap sesuatu, karena apabila seseorang berminat terhadap sesuatu maka akan mencurahkan segala rasa senang kepada sesuatu tersebut. Minat berwirausaha timbul karena adanya perasaan senang terhadap kegiatan berwirausaha, mahasiswa yang mempunyai rasa senang dan berminat untuk berwirausaha akan lebih bergairah dan tekun dalam mengikuti kegiatan praktik dan teori, sehingga akan timbul rasa ingin untuk menguasainya (Muchammad, 2014: 14).

Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki minat yang kuat dalam melakukan sesuatu, maka orang tersebut dengan tidak sengaja telah menciptakan sebuah niat atau motivasi untuk bisa melakukan kegiatan tersebut. Niat atau motivasi yang telah ada akan menunjukkan suatu perilaku untuk melakukan kegiatan tertentu.

2.1.8 Pengertian Wirausaha

Seorang wirausaha adalah seseorang yang dapat menciptakan sesuatu hal dan mengolah bahan baku baru. Sejalan dengan pendapat Joseph Schumpeter (Buchari Alma, 2013: 24), “Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw material”. Artinya wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Menurut Marzuki Usman (Suryana, 2014: 13) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, bahan mentah, tenaga kerja, keterampilan, dan informasi.

Seorang wirausaha dalam menangani usahanya harus berani mengambil resiko dan memanfaatkan peluang yang ada. Menurut Machfoedz (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2013: 25) menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha. Menurut Kasmir (2011: 19) “Wirausaha yaitu orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil pengertian bahwa wirausaha adalah orang yang mampu menganalisis keadaan dan melihat adanya suatu peluang yang di ikuti dengan memulai sesuatu bisnis baru.

2.1.9 Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan untuk menjadi seorang wirausaha yang bersedia untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya. Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya (Bygrave : 2003).

(11)

Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama yaitu seberapa kuat upaya seseorang untuk berani mencoba melakukan aktivitas kewirausahaan dan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam mengelola waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). Yuyus (2013:26), mendefinisikan entrepreneur sebagai seseorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani menanggung risiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencari laba dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber serta memodali peluang ini. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Dengan demikian kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif (Yuyus, 2013:29).

Faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave (Buchari, 2011: 11): a Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:

1. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang

2. Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain 3. Dorongan karena faktor usia

4. Keberanian menaggung resiko 5. Komitmen/minat tinggi pada bisnis

b Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan 1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis

3) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis 4) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi 5) Berusaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha.

c Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan sebagainya 1. Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain

2. Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha 3. Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha 4. Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan 5. Adanya pengalaman bisnis sebelumnya

Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Menurut Leonardus Saiman (2009: 26) menyatakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha yaitu laba (laba atau pendapatan yang tinggi sesuai harapan yang dikehendaki seseorang), kebebas (bebas mengatur semua pekerjaan), impian personal (bebas mencapai standar hidup yang diharapkan), dan kemandirian (memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dari berbagai hal). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu:

a Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, motif, harga diri, perasaan senang dan perhatian.

(12)

Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan.

Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 11), menjadi wirausaha akan memiliki kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri dan berpeluang untuk berperan dalam masnyarakat. Dengan memiliki usaha sendiri, seseorang dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi wirausaha juga dapat berperan dalam masyarakat, karena dengan berwirausaha dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha tidak selalu dibawa sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan dengan pendidikan dan pelatihan. Minat merupakan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas dan merasa senang melakukanya. Rasa ketertarikan tersebut bukan karena paksaan tetapi karena keinginan yang tinggi untuk mencapai tujuannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal yang ada di luar dirinya. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Wirausaha merupakan proses menciptakan suatu usaha yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan peluang yang ada guna meningkatkan taraf hidup dan berguna bagi masyarakat. Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan terhadap kegiatan berwirausaha yang menciptakan suatu usaha yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Minat berwirausaha dipengaruhi oleh adanya

soft skills yang tinggi karena menjadi seorang wirausaha dibutuhkan berbagai keterampilan dan

karakter pribadi yang kuat.

Berwirausaha akan membuat seseorang tidak ketergantungan pada orang lain karena menjadi wirausaha memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan. Kebebasan tersebut dapat berupa bebas menentukan bisnis yang diingkinkan, bebas mengatur jadwal operasional, dan tentunya bebas menentukan besarnya laba yang diinginkan. Kebebasan tersebutlah yang akan membuat seseorang tertarik atau berminat menjadi wirausaha. Selain itu, berwirausa dapat membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran karena akan terciptanya lapangan pekerjaan baru yang dapat menampung calon tenaga kerja. Hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat tempat usaha didirikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu harapan pendapatan yang tinggi, dukungan dari lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan yang diterima. Indikator yang digunakan meliputi tidak ketergantungan pada orang lain, membantu lingkungan sosial dan perasaan senang menjadi wirausaha.

2.1.10 Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Berwirausaha

Motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia tersebut melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak seseorang lahir, tetapi motivasi berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi berwirausaha merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan (Gerungan dalam Suryana & Bayu: 2010: 99).

Berdasarkan uraian tersebut, semakin tinggi motivasi dalam diri seseorang dalam melakukan sesuatu khususnya berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha dan jika tidak ada motivasi untuk berwirausaha maka tidak akan memiliki minat untuk berwirausaha.

(13)

Efikasi Diri (Self efficacy) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura: 2010 : 152).

Berdasarkan uraian tersebut, maka jika semakin tinggi tingkat keyakinan atau kepercayaan diri mahasiswa dalam berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha, sebaliknya jika semakin rendah kepercayaan dan keyakinan dirinya maka minat untuk berwirausaha akan semakin sedikit.

2.1.12 Hubungan Antara Ekspektasi Pendapatan dengan Minat Berwirausaha

Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang atas pendapatan yang diterimanya baik berupa uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya. Menurut Paulus (2014: 27) ekspektasi pendapatan merupakan harapan untuk memperoleh penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Berdasarkan uraian tersebut, jika seseorang berharap untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi seorang wirausaha. Keinginan untuk memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat menimbulkan minat berwirausaha.

2.1.13 Hubungan Antara Lingkungan Keluarga dengan Minat Berwirausaha

Lingkungan keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat dan merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang anak dan pengaruh orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga. Selain itu pola pikir orang tua berpengaruh terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam semangat berwirausaha dan mengetahui pentingnya wirausaha maka akan berpengaruh terhadap anaknya sehingga anak tersebut berkeinginan untuk berwirausaha. Minat menjadi wirausaha terbentuk apabila keluarga memberikan dukungan positif terhadap minatnya.

Berdasarkan uraian tersebut, jika semakin tinggi dukungan dan dorongan keluarga untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi minat mahasiswa dalam berwirausaha.

2.1.14 Hubungan Antara Pendidikan Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha

Pendidikan kewirausahaan adalah bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat untuk menjadi wirausaha. Selain pendidikan kewirausahaan, diperlukan pelatihan kewirausahaan seperti seminar wirausaha dan praktik berwirausaha karena dengan seminar tersebut yang mengundang pengusaha-pengusaha sukses akan memberikan motivasi tersendiri bagi seseorang untuk berwirausaha sedangkan praktek berwirausaha akan memberikan pengalaman dan bisa menjadi pendorong minat berwirausaha.

Berdasarkan uraian tersebut, semakin memahami tentang pengetahuan kewirausaan maka akan semakin tinggi minat untuk berwirausaha. Tingginya minat berwirausaha akan semakin melahirkan

entrepreneur muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang.

(14)

Berikut ini disajikan tentang publikasi penelitian sebelumnya yang merupakan hasil pembahasan serta tujuan yang ingin dicapai berkaitan dngan penelitian ini. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh sepuluh orang sebagai berikut :

1. Eko Priyambodo, (2010) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha”. Sumber data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukan motivasi dan mental kewirausahaan berperngaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha.

2. Yati Suhartini, (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam Berwiraswasta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan berpengaruh terhadap tumbuhnya minat berwiraswasta pada mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Dari keempat faktor yang berpengaruh terhadap minat berwiraswasta, faktor pendapatan yang memiliki pengaruh paling tinggi.

3. Utin Nina Hermina, dkk (2011) yang berjudul “Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak”. Penelitian yang dilakukan Utin, dkk ingin mengetahui pengaruh mata kuliah kewirausahaan dilihat dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data primer. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dapat membentuk niat berwirausaha. Mata kuliah kewirausahaan menarik minat mahasiswa untuk berwirausaha. Selain itu pendapatan yang tak terbatas sangat menarik minat mereka untuk menjadi wirausaha.

4. Rano Aditia Putra, (2012) dengan judul “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk Berwirausaha”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi. Penelitian ini mendapat hasil berupa faktor-faktor yang mempengaruhi minat untuk berwirausaha yaitu faktor lingkungan, faktor harga diri, faktor peluang, faktor kepribadian, faktor visi, dan faktor pendapatan dan percaya diri berpengaruh secara signifikan.

5. Aditya Dion Mahesa, (2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi pada mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi mahasiswa dan pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap minat berwirausaha. Adapun faktor-faktor dalam penelitian ini adalah toleransi akan resiko (X1), keberhasilan diri dalam berwirausaha (X2), keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja (X3). Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variable bebas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur.

6. Komsi Koranti, (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk memahami sejauh mana pengaruh faktor eksternal dan faktor internal terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel

(15)

lingkungan eksternal maupun internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma, baik secara parsial maupun simultan. 7. Siti Hamidah, (2014) dengan judul “Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, Dan

Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Jasa Boga”. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian terdapat pengaruh self-efficacy, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap minat berwirausaha.

8. Paulus Patria Adhitama, (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Undip, Semarang)”. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin tinggi pendapatan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin mendukung lingkungan keluarga maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (3) Terdapat pengaruh positif pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin baik pendidikan kewirausahaan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.

9. Muchamad Arif Mustofa, (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self

Efficacy, dan Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha”. Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan, self efficacy, dan karakter wirausaha secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha.

10. Hanum Risfi Mahanani, (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha”. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode regresi, dimana untuk mencapai tujuan yaitu menganalisis pengaruh variabel independen yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, dan inovasi dan kreatifitas dalam faktor internal serta lingkungan sosial dan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teknologi dalam faktor lingkungan eksternal terhadap variabel dependen yaitu minat berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial dan keluarga serta variabel lingkungan teknologi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan untuk variabel baik itu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, inovasi dan kreatifitas, serta lingkungan sekolah tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Dapat disimpulkan bahwa hanya dua variabel independen saja yaitu lingkungan sosial dan keluarga dan lingkungan teknologi yang berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha pada siswa SMA Negeri 1 Semarang.

11. Yulia Evaliana, (2015) yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa”. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri, lingkungan keluarga, minat berwirausaha siswa tergolong baik, efikasi diri dan lingkungan keluarga secara parsial mempengaruhi minat berwirausaha siswa, serta efikasi diri adalah variabel dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa.

(16)

12. Ari Widiyaningsih, (2015) yang berjudul “ Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Uny”. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan keluarga dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

13. Hazirah Amalia Ayuningtias, (2015) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Peneliti menyebarkan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Taruamanagara adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.

14. Dewi Listiyani, (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Wirausaha Dan Mental Wirausaha Terhadap Mahasiswa Menjadi Wirausaha Muda”. Adapun variabel yang diteliti meliputi Motivasi Wirausaha, Mental Wirausaha,dan Jiwa Wirausaha sebagai variabel terikat. teknik penelitian adalah survey (lapangan) menggunakan pendekatan deskriptif analisis dimana alat analisis ini digunakan untuk memahami sejauh mana pengaruh Motivasi Wirausaha dan Mental Wirausaha terhadap Jiwa Wirausaha. Jumlah sampel yang diambil 53 sampel dari 159 populasi, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode Kuesioner atau Angket, dan Dokumentasi,Observasi, Wawancara. Pengujian instrument menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi Wirausaha dan Mental Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha.

15. Ilham Deskarmen, (2016) yang berjudul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi minat Berwirausaha (Studi pada Siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh)”. Variabel- variabel dalam penelitian ini, yaitu: Ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menyebar kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan secara bersama- sama mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMK Negeri 03 payakumbuh.

16. Agung Widayoko, (2016) dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subyektif, Sikap Berperilaku, Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh (1) efikasi diri; (2) norma subyektif; (3) sikap berperilaku; dan (4) pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Analisis regresi linear berganda menjadi teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa. (1) efikasi diri berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha, (2) norma subyektif berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha, (3) sikap berperilaku berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha, (4) pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha.

(17)

17. Agustina Permatasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha. Efikasi diri berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha. 18. Fanny Paramitasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan

Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Smk N 1 Bantul”. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dokumentasi, dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual serta analisis regresi ganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha. pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha.

19. Deden Setiawan, (2016) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha” . Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian menunjukkan ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha.

20. Peppy Puspita Sari, (2017) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Motivasi, Pendidikan Kewirausahaan, Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan analisis regresi linier berganda. Penelitian menunjukkan ekspektasi pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan, dan norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

21. Galih Noviantoro, (2017) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh positif Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (2) Terdapat pengaruh positif Motivasi Berwirausaha terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (3) Terdapat pengaruh positif Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (4) Terdapat pengaruh positif Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha, dan Lingkungan Keluarga secara bersama-sama terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY.

22. Nyoman Metri Wulan Sari, (2018) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan,

Lingkungan Keluarga, Self-Efficacy, Motivasi dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Teknik sampling menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dari variabel ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, self-efficacy, motivasi dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

(18)

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir

Berwirausaha merupakan usaha seseorang dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri baik itu membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko denga penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan.

Dalam memilih karir sebagai wirausaha, akan dipengaruhi beberapa faktor, seperti motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Motivasi menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sebuah tindakan guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi berwirausaha akan muncul dalam diri seseorang karena adanya dorongan untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. (Gerungan dalam Suryana & Bayu, 2010:99). Ketika ada motivasi yang besar dalam diri seseorang, maka tentu orang tersebut pasti akan mempunyai minat tinggi untuk melakukan suatu usaha.

Faktor lain yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa adalah efikasi diri atau keyakinan kepada diri sendiri. Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan, sehingga efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan (Sari, 2018)

Dalam memilih suatu pekerjaan seseorang pasti lepas dari pertimbangan gaji atau pendapatan yang akan diperolehnya guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ekspektasi pendapatan dalam berwirausaha tentu sangat tinggi melebihi apabila hanya menjadi seorang pegawai atau pekerja, sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa (Paulus, 2014:27).

Lingkungan keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seseorang berlangsung, sehingga keluarga menjadi penentu dalam perkembangan seseorang. Dalam keluarga, orang tua akan mengarahkan anaknya untuk kehidupan dimasa depannya. Secara tidak langsung, orang tua dapat mempengaruhi anaknya dalam memilih pekerjaan. Dengan demikian, dukungan keluarga dapat mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha (Sari, 2018).

Pendidikan berperan dalam membentuk perilaku seseorang, sikap dan pola pikir. Dalam berwirausaha juga tidak lepas dari pendidikan dan pelatihan wirausaha yang diterima seseorang. Pengetahuan yang didapat selama kuliah terutama dalam mata kuliah pendidikan kewirausahaan dapat digunakan untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan akan mendorong seseorang untuk memiliki pemahaman berwirausaha dan dengan pemahaman berwirausaha seseorang akan memiliki minat berwirausaha (Suhartini, 2011).

Penelitian ini mempunyai lima variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Motivasi sebagai variabel independen pertama, Efikasi Diri sebagai variabel independen kedua, Ekspektasi Pendapatan sebagai variabel independen ketiga, Lingkungan Keluarga sebagai variabel independen keempat, dan Pendidikan Kewirausahaan sebagai variabel independen kelima. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha.

Berdasarkan pada uraian tersebut maka kerangka pikir teoritisnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran

Motivasi (X1)

(19)

Sumber : hasil Pemikiran Peneliti (2018)

3.2 Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu menurut Siswanto (2003) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Motivasi sangat menentukan tingkah seseorang dalam berwirausaha. Individu dengan motivasi yang tinggi tentunya akan bekerja keras untuk meraih yang terbaik.

Penelitian yang dilakukan oleh Peppy (2017), meneliti tentang pengaruh ekspektasi pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel bebasnya yaitu motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Listyani (2015) meneliti tentang pengaruh motivasi wirausaha dan mental wirausaha terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha muda. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi wirausaha berpengaruh positif terhadap jiwa wirausaha muda.

Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi

3.2.2 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Self efficacy (Efikasi Diri) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki

seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura: 2010 : 152).

Hasil penelitian Mustofa (2014), menyatakan bahwa variabel efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman. Jadi dapat disampaikan bahwa efikasi diri pada siswa perlu ditingkatkan lagi. Berbagai pihak perlu membantu siswa agar dapat meningkatkan keyakinan dirinya. Penanaman nilai-nilai efikasi diri dapat dilakukan dalam proses pembelajaran kewirausahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri maka semakin tinggi minat berwirausaha mahasiswa.

Ekspektasi Pendapatan (X3) Lingkungan Keluarga (X4) Pendidikan Kewirausahaan (X5)

Gambar

Tabel 5.4  Hasil Uji Validitas
Tabel 5.5  Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 5.7  Hasil Uji Normalitas
Tabel 5.12  Uji F           Model  Sum of  Squares  df  Mean  Square  F  Sig.  1.  Regression  Residual     Total   893.957  1098.001 1991.958  5  231 236  178.791 4.753  37.615  .000 a
+2

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi : Mampu memahami peran dan fungsi keluarga di dalam masyarakat, fungsi sosialisasi yang diemban keluarga, memahami masalah-masalah keluarga, penyimpangan

Tesis yang ditulis oleh Denri Kasworo 7 pada tahun 2009 yang berjudul PENERAPAN ASAS TRANSPARANSI PELAYANAN PERIZINAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE ,

Pencarian Interpolation Search mencari katadengan cara menebak (guess) posisi kata yang dicaridengan menggunakan rumus tertentu. PencarianInterpolasi hanya dapat dilakukan

jurusan Multimedia SMK Saraswati Salatiga meningkat dari 46.15% pada siklus I dan dikategori sedang, meningkat pada siklus II menjadi 75.78% dan dikategori tinggi. Kata

Siswa harus melakukan verifikasi nilai yang telah diisikan oleh sekolah.Verifikasi nilai harus dilakukan untuk setiap kelas, setiap semester, dan setiap mata

Thông thường, chúng ta thường được yêu cầu học Kỹ năng ngôn ngữ: kỹ năng đọc, viết,… sau đó sẽ áp dụng các kỹ năng này vào việc học tiếng anh.Tuy

(3) Dalam hal informasi mengenai rencana Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha telah diketahui pihak lain selain orang dalam, Perusahaan Terbuka yang akan melakukan Penggabungan

Sebagai contoh tentang kelangkaan persediaan minyak bumi yang menyebabkan meningkatnya harga bahan bakar dunia, Salah satu proses yang terdapat pada proses produksi adalah