• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA (BANGGA KENCANA) KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA (BANGGA KENCANA) KOTA SAMARINDA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2020

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN

KELUARGA KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

BERENCANA (BANGGA KENCANA) KOTA SAMARINDA

Novitasari1 Aji Ratna Kusuma2, Dini Zulfiani3 Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pelaksanan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) Kota Samarinda faktor penghambat dan faktor pendukung Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA). Jenis penelitian yang dilakukan dengan deskriptif kualitatif. Fokus penelitian terdiri dari: Pelaksanaan Program BANGGA KENCANAdi Kota Samarinda, Grand Design Pembangunan, Evaluasi Program dan Sosialisasi Advokasi dan KIE dengan Key informan yaitu yaitu dari Bagian Data dan Informasi, informanny b. Informannya yaitu bagian Bidang Keluarga Sejahtera Dan Pembangunan Keluarga dan Informannya Nurul mu’minayati bagian Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah Teknik analisis data yang digunakan adalah data model interaktif seperti yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota Samarinda menunjukkan bahwa program BANGGA KENCANA ini melakukan Perubahan Grand Design Pembangunan, dengan melakukan perubahan rebranding logo,tagline jinggle agar program ini dapat dikenal oleh masyarakat terutama kaum generasi millenials dan dapat berkontribusi terhadap prgram ini dan sosialisasi yang di lakukan mengalami sedikit kesulitan di karenakan adanya COVID 19, akan tetapi untuk sosialisasi ini akan tetap dilaksanakan dengan sesuai protokol yang ada, untuk mengenalkan program BANGGA KENCANA yang baru berjalan selama enam bulan, dan dengan waktu enam bulan ini BKKBN melakukan evaluasi terhadap program ini di setiap enam bulan sekali, untuk melihat sejauh sejauh mana program ini berjalan, dan apa saja hambatan pada program ini dan dengan faktor pendukung yaitu banyaknya mitra kerja yang dapat berkontribusi terhadap program ini, dan ini membuat program ini dapat berjalan dengan sebagai mana mestinya dan faktor penghambat yaitu adanya pandemi seperti

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Ilmu Adminisstrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:

2 Dosen Pembimbing 1, Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

(2)

COVID 19 yang membuat program ini atau sosialisasi ini dapat terhambat dikarenakan adanya psycal distancing dan masyarakat untuk tetp dirumah saja, dan ini membuat program ini sempat terhambat, karena adanya larangan untuk berkumpul

Kata Kunci : Sosialisasi, Pelaksanaan dan Program BANGGA KENCANA

Pendahuluan

Program BANGGA KENCANA atau (Pembangunan Keluarga

Kependudukan dan Keluarga Berencana) adalah program yang sudah berjalan dari tahun 2020-2024 atau sudah selama enam bulan atau satu semester selama 2020. Dari gambaran hasil capaian program, khususnya untuk penggerakkan kepesertaan KB baru, jika dibanding bulan yang sama tahun 2019 hampir separuh bedanya. Tapi hal itu dapat dipahami karena kondisi pandemi COVID-19 berbeda dengan kondisi normal sebelum ada COVID-COVID-19. Pada kondisi normal dan pada kondisi pandemi COVID-19 pola pendekatan juga berbeda dikarenakan adanya keterbatasan yang mengharuskan untuk menjaga jarak satu sama lain .

Maka dari itu, diperlukannya langkah strategis untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dengan sisa waktu empat bulan kedepan dilakukan pola pendekatan, kerjaan rutinitas di lapangan tetap berjalan dan tetap terhindar dari penularan COVID-19 tentunya dilakukan pola pendektan yang berbeda pada saat sesudah atau sebelum COVID 19. Oleh karena itu para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan Dokter, Serta Bidan, Puskesmas serta Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersama untuk membantu dalam program ini dalam menentukan sasaran bagi program BANGGA KENCANA ini

BKKBN melalui salah satu program-programnya yaitu BANGGA KENCANA memiliki tujuan untuk merencanakan kehidupan baik dari dalam kandungan, Balita, remaja, memasuki pernikahan dan merencanakan mengatur jarak kelahiran

Adapun tahapan pada program ini yang dilakukan yaitu 1) Grand design pembangunan kependudukan melalui perubahan design logo jingle dan tagline yang dilakukan oleh BKKBN untuk menarik minat bagi kaum generasi millenials ini 2) Sosialisasi advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) melalui penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan tim penyuluh dari BKKBN dalam pengenalan program baru yaitu BANGGA KENCANA agar generani millenials tau bahkan ikut berpartisipas terhadap program BANGGA KENCANA ini 3) Evaluasi program BANGGA KENCANA dimana BKKBN selalu melakukan evaluasi program untuk melihat sejauh mana dan apa saja hambatan pada program ini, demi mencapai sebuah program yang berkualitas

Berdasarkan data dari BKKBN mengenai sasaran dan indikator kinerja program BANGGA KENCANA di kabupaten/kota Samarinda pada tahun 2020 sampai dengan bulan Oktober 2020, diketahui bahwa angka kelahiran total (total

(3)

fertility rate/TFR) per (Wanita Usia Subur) WUS usia 15-49 tahun dengan target 2.17 belum tercapai dan persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi mencapai angka 81,27% dikarenakan program ini masih baru dan belum bisa mencapai target. Evaluasi program ini dilakukan setiap per enam bulan sekali untuk mengetahui hasil yang dicapai. Berikut ini adalah data hasil evaluasi pada bulan Oktober

Program BANGGA KENCANA seharusnya memberikan edukasi yang sangat penting bagi generasi millenials seperti pembelajaran agar generasi sekarang untuk menunda pernikahan dan hanya berfokus kepada pendidikan pekerjaan saja

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksaanaan program BANGGA KENCANA di Kota Samarinda?

2. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan program BANGGA KENCANA di Kota Samarinnda?

Kerangka Dasar Teori

Kebijakan Publik

(dalam Suharno, 2013:4) memberikan definisi “kebijakan sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman ini bisa amat sederhana atau kompleks, bersifat umum atau khusus, luas atau sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci, bersifat kualitatif atau kuantitatif, publik atau privat. Kebijakan dalam maknanya yang seperti ini mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu program, mengenai aktivitas-aktivitas tertetu atau suatu rencana”

Menurut Rose (dalam Suharno, 2013:4) sebagai seorang pakar ilmu politik menyarankan bahwa kebijakan hendaknya domengerti sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan sendiri.

Mustipadidjaja (dalam Tahir, 2014:21) menjelaskan bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya atau kegiatan pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan. Sedangkan menurut Anderson dalam Tahir (2014:21), kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku untuk memecahkan maslah.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk dijadikan pedoman atau arah berindak dalam mengatasi permasalahan di masyarakat.

Implementasi Kebijakan

Salusu (dalam Tahir, 2014:55-56) mengartikan implementasi sebagai operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu dan

(4)

menyentuh seluruh jajaran manajeman mulai manajeman puncak sampai pada karyawan bawah. Sementara itu Grindle (dalam Winarno, 2007:146) mengatakan bahwa secara umum, tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah.

Menurut Indiahono (2009 : 143) mengatakan implementasi kebijakan adalah aktivitas yang menjalankan kebijakan dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan oleh organ pemerintah maupun para pihak yang telah ditentukan dalam kebijakan. Implementasi kebijakan sendiri biasanya ada yang disebut pihak implementor, dan kelompok sasaran. Implementor kebijakan adalah mereka yang secara resmi diakui sebagai individu atau lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program dilapangan. Kelompok sasaran adalah menunjuk para pihak yang dijadikan sebagai objek kebijakan.

Adiwisastra (dalam Tahir, 2014:54), menegaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan sesuatu yang penting. Kebijakan publik yang dibuat hanya menjadi “ macam kertas” apabila tidak dilaksanakan

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dijelaskan bahwa implementasi adalah kegiatan melaksanakan kebijakan yang telah dirumuskan sebelumnya, guna menghasikan dampak dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan Program

Menurut Abdullah (2014:151) pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.sekolah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijakan

Tjokroadmudjoyo (2011:24) mengemukakan definisi pelaksanaan sebagai, keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikin rupa, pada mereka mau bekerja secara ikhlas agar tercapai organisasi dengan efisisen dan ekonomis.

Menurut Supomo (2011:53) program merupakan kegiatan suatu organiasi dalam jangka panjang dan taksiran jumlah sumber yang akan dialokasikn untuk setiap progranya, yang umumnya disusun sesuai dengan jenis atau kelompok produk yang dihasilkan

Teori Pembanguanan Kependudukan

Menurut Riyadi (dalam Soebianto, 2017:3) pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarat serta individu-individu didalamnya yng berkehendak dan melaksanakan pembangunan tersebut.

Definisi lain juga dikemukakan oleh Tjiptoherijanto (2013 : 8) pembangunan kependudukan adalah pembangunan sumber daya manusia, dari berbagai studi dan literatur memperlihatkan bahwa kualitas sumber daya manusia

(5)

memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suartu negara.

Menurut Rogers (dalam Rochajat, 2011: 3) pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju uatu sistem sosial dan ekonmi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya proses pembangunan kependudukan untuk mencapai suatu tingkat kesejahteraan masyarakat, dan perlu adanya pembangunan di sektor sumber daya manusia yang berkualitas karena dari sumber daya manusia yang dapat memegang peranan penting untuk menjalankan suatu pembangunan yang berkualitas baik.

Pengertian Keluarga Berencana

Sebelum memaparkan semua tentang keluarga berencana peneliti akan menyebutkan pengertian mengenai keluarga berencana terlebih dahulu Menurut Sulistyawati (2012:35) keluarga berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi Menurut undang- Undang No. 52 Tahun 2009 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana dibentuk dalam rangka pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga dan juga menekankan pentingnya hak dan kesehatan reproduksi untuk prgram Keluarga Berencana.

Definisi lain juga dikemukakan oleh Rismawati (2012:52) Tentang tujuan program KB adalah untuk membentuk keluarga kecil yang sesuai dengan kekuaran sosial ekonomi

Dari definisi di atas dapat diimpulkan bahwa keluarga berencana adalah usaha untuk merencanakan jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepi, hal tersebut adalah salah satu bentuk pengendalian penduduk indonesia agar tidak semakin padat, dan agar mendapatkan suatu kelurga yang berkualitas.

Definisi Konsepsional

Pelaksanaan program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) adalah pelaksanaan kegiatan program BKKBN dengan sasaran generasi millenial yang berumur 15-19 tahun program BANGGA KENCANA juga bertujuan untuk masyarakat dapat merencanakan kehidupan, baik dari dalam kandungan, Balita, remaja , memasuki pernikahan dan merencanakan mengatur jarak kelahiran serta dengan tahapan-tahapan bagi program BANGGA KENCANA yaitu melakukan rebanding logo,tagline dan jinggle agar terlihat lebih sosialisasi KIE advokasi serta evaluasi program BANGGA KENCANA

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif-kualitatif sebelumnya peneliti akan menyebutkan pengertian dari metode deskriptif itu sendiri

(6)

Metode deskriptif ini mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini di sebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Penelitian deskriptif-kualitatif adalah penelitian yang memaparkan, menggambarkan, menjelaskan, mengklasifikasi, dan menganalisis variable yang diteliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi focus penelitian, adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan program meliputi indikator sebagai berikut :

a. Grand design pembangunan kependudukan b. Sosialisasi advokasi dan KIE

c. Evaluasi program BANGGA KENCANA

3. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan Program BANGGA KENCANA di Kota Samarinda

Sumber Data

Sumber data primer yaitu sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber asli, sebagai berikut :

a. Key informan (Informasi Kunci) yaitu dari Kepala Subbidang (Kasubbid) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencena Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur

b. Informan lainnya adalah Informannya Generasi Millenials yang sudah mengikuti kegiatan sosialisasi Purposive sampling. Menurut Sugiyono (2004:61), menyatakan bahwa Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Data Sekunder

Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi yaitu BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dengan permasalahan dilapangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan-laporan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan datanya yaitu dengan menggunakan : 1. Studi Kepustakaan (Library Research), artinya penelitian ini dilakukan

dengan mengumpulkan teori dan data dari perpustakaan berupa buku-buku ilmiah, peraturan perundang-undangan dan dokumen yang ada hubungannya dengan ruang lingkup penelitian ini, yang dipergunakan sebagai landasan pemikiran dan pembahasan.

2. Penelitian Lapangan (Field Work Research), darinya penulis langsung mengadakan penelitian kelapangan dengan mempergunakan beberapa cara yaitu :

(7)

a) Observasi : yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan.

b) Wawancara (interview), yaitu penulis mengadakan tanya jawab dengan beberapa responden untuk melengkapi keterangan-keterangan yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3. Penelitian dokumen atau dokumen research artinya penelitian terhadap seluruh dokumen atau arsip-arsip yang menyangkut masalah

Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ni adalah alat analisis data model interaktif, dimana di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang secara bersamaan : (1) kondensasi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan / verifikasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan Program BANGGA KENCANA di Kota Samarinda

Pelaksanaan program BANGGA KENCANA ini di laksanakan adalah untuk mengurangi jumlah pernikahan dini atau pernikahan yang di lakukan oleh pasangan yang berusia di bawah 20 tahun Seperti yang di ungkapkan bapak syarief selaku Kasubid data dan informasi Beliau mengatakan , bahwa : “ program ini dilaksanakan adalah untuk mengurangi angka pernikahan usia dini, dan program ini juga sudah berjalan selama kurang lebih enam bulan lamanya Hal ini juga di tegaskan melalui wawancara oleh ibu Ria Artati selaku kasubid Bina Ketahanan Remaja

Dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa, pada pelaksanaan program ini di perlukan beberapa perubahan, agar menjadi sebuah program yang berkalitas dan banyak yang berkontribusi terhadap program ini, dan untuk program ini juga, BKKBN juga berusaha agar mengurangi angka kelahiran dan untuk kaum generasi mullenials nanti yang diharapkan bisa berfokus hanya pada satu tujuan yaitu pendidikan dan bekerja keras terhadap kehidupan di masa yang akan datang

Grand Design Pembangunan Kependudukan

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya pada pelaksanaan program BANGGA KENCANA perlu dilakukannya beberapa tahapan agar menjadi suatu program yang berkualitas, perubahan yang dilakukan adalah perubahan sesuatu yang unik yang membuat kalangan remaja ini menjadi tertarik yaitu salah satunya adalah melakukan perubahan re-branding atau perubahan brand logo dan tagline yang sebelumnya “ Dua anak cukup” berubah menjadi “ Terencana itu keren, jingle

(8)

Sosisalisasi Advokasi dan KIE

Sosialisasi yang dilakukan ke masyararakat terutama bagi generasi millenialsdan adanya advokasi KIE ( Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang dilakukan secara intensif dan terarah dan tept sasaran merupakan kunci merubah sikap, perilaku dan sistem nilai, informasi selalu di butuhkan dan erat hubungannya dengan pelaksanaan program, dengan berbagai cara dan media telah dilakukan dalam menampaikan informasi program kepada masyarakat

Dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa, dalam tahapan-tahapan pada suatu program yang baru,di perlukannya adanya sosialisasi seperti sosilisasi advokasi dan KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi), hal ini di lakukan agar, masyarakat dapat mengenal lebih jauh program BANGGA KENCANA, terlebih juga program ini memberikan edukasi atau pembelajaran tentang berkehidupan di masa depan atau hanya lebi berfos pada satu tujuan saja yaitu pendidikan dan bekerja keras agar mendapat pekerjaan yang berkualitas, dan bagi remaja atau bagi ibu muda yang sudah menikah untuk menunda kelahiran, atau merencanaan kehamilan

Evaluasi Program BANGGA KENCANA

Evaluasi pada program ini di lakukan setelah program BANGGA KENCANA sudah berjalan selama enam bulan atau satu semester, evaluasi ini dilakukan untuk melihat sudah sejauh mana program ini berjalan Seperti yang di ungkapkan bapak Syarief selaku Kasubid Data dan Informasi

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, pada program BANGGA KENCANA ini pada setiap enam bulan sekali atau satu semester melakukan evaluasi, dan dengan adanya beberapa perubahan terkait perubahan grand logo, tagline dan jingle, maka dalam evaluasi program ini dapat dengan maksimal dan dalam evaluasi pada programm ini juga dilakukan agar pada program ini, tim BKKBN bisa melihat sejauh mana program ini sudah berjalan dan apa saja kendala pada program ini, pada program ini dilakukan, dan apa saja yang harus di atasi dengan baik, agar program ini bisa berjalan dengan sukses

Faktor penghambat pelaksanaan program BANGGA KENCANA

Faktor penghambat pelaksanaan program BANGGA KENCANA adalah dikarenakan pandemi COVID 19 yang melanda,maka program ini juga terhambat dikarenakan pada beberapa waktu yang lalu, masyarakat melakukan protokol untuk dirumah saja, hal itu juga yang membuat program ini mendapat sedikit kesulitan dan juga masih banyaknya tenaga bidan yang belum terlatih dalam pemasangan alat kontrasepsi

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa terdapat beberpa faktor penghambat dalam pelaksanaan program BANGGA KENCANA yaitu seperti adanya pandemi COVID 19 ini yang mengharuskan untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan diluar rumah, dan untuk tetap dirumah saja, dan karena pndemi tersebut, tim sosialisasi menjadi terhambat atau dapat mengurangi jumlah yang harusnya berpartisipasi terdapat sosialisasi,hal tersebut juga yang menjadi

(9)

penghambat dalam elakukan sosialisasi dalam pengenalan program BANGGA KENCANA dan juga masih banyaknya tenaga medis yang belum terlatih dalam pemasangan alat kontrasepsi ini yang membuat beberapa masyarakat juga menjadi ragu dalam pemakaian alat kontarepsi

Pembahasan

Pelaksanaan program BANGGA KENCANA di Kota Samarinda

Suatu rumusan perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk jangka waktu 35 tahun ke depan dan dijabarkan setiap 5 (lima) tahunan yang berisi tentang kecenderungan parameter pembangunan kependudukan, isu-isu penting pembangunan kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan yang meliputi pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk dan penataan adminsirasi serta database penduduk.

Dari sebuah design masyrakat menjadi lebih tertarik dan ikut berkontribusi dalam sebuah program, dan untuk itu BKKBN melakukan perubahan grand design, logo jinggle dan tagline yang lebih menarik agar masyarakat iut berkontribusi dan ikut berpartisipasi terhadap program BANGGA KENCANA terutama pada generasi millenials

Terwujudnya pembangunan berwawasan kependudukan yang berdasarkan pada pendekatan hak asasi manusia untuk meningkatkan kualitas penduduk dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan , Pencapaian windows of opportunity melalui pengelolaan kuantitas penduduk dengan cara pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, dan pengarahan

mobilitas penduduk, Pencapaian penduduk yang berkualitas melalui

pembangunan keluarga yang bercirikan ketahanan sosial, ekonomi, budaya tinggi, cerdas dan berkarakter serta mampu merencanakan sumber daya keluarga secara optimal, Pembangunan data base kependudukan melalui pengembangan sistem informasi data kependudukan yang akurat, dapat dipercaya, dan terintegrasi.

Sosialisasi Advokasi dan KIE

Sosialisasi diadakan untuk mengenalkan sebuah program serta mengajak minat masyarakat terlebih generasi muda agar ikut berpartisipasi terhadap proram BANGGA KENCANA seperti dari hasil wawancara tersebut bahwa sosialisasi di lakukan oleh tim penyuluh yang ada di setiap daerah untuk melakukan sosialisasi, sosiaisasi pun tidak hanya di puskesmas saja akan tetapi juga bisa di sekolah, karna program sasarannya adalah generasi millenials maka sosialisasi juga diadakan di sekolahc

Evaluasi Program BANGGA KENCANA

Ealuasi yang dilakukan menurut Arah kebijakan dan strategi BKKBN secara umum mengacu pada arah kebijakan dan strategi nasional yang dijabarkan dalam RPJMN 2020-2024, terutama dalam menerjemahkan Prioritas Nasional (PN) melalui Program Prioritas (PP) dan Kegiatan Prioritas (KP) yang menjadi

(10)

arahan Presiden RI sebagai fokus penggarapan Pembangunan Nasional Indonesia periode 2020-2024. Adapun arah kebijakan dan strategi BKKBN adalah: Pertama, menguatnya pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk dalam rangka mencapai, mempertahankan dan memanfaatkan bonus demografi, yang dapat diwujudkan melalui strategi: (a) Pengembangan GDPK lima pilar untuk seluruh tingkatan wilayah di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah, (b) Penguatan sinergisitas kebijakan penyelenggaraan pengendalian penduduk, (c) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dan institusi pendidikan dari pusat, provinsi serta kabupaten dan kota dalam bidang pengendalian penduduk,

Kedua, peningkatan sinkronisasai dan pemanfaatan

data/informasi kependudukan, d. Meningkatkan akses dan kualitas

penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang

komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran (kelompok masyarakat), yang dapat terwujud melalui strategi, (a) Penguatan kapasitas faskes dan jaringan/jejaring yang melayani Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, terutama Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan KB Pasca Persalinan (KB-PP), (b) Peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi melalui penguatan kemitraan, (c) Peningkatan jangkauan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di wilayah khusus (daerah kesertaan KB rendah, tertinggal, terpencil, perbatasan, kepulauan, miskin perkotaan dan wilayah bencana), serta sasaran khusus (pria/suami, PUS unmet need, miskin, memiliki risiko tinggi untuk hamil dan melahirkan anak stunting), (d) Peningkatan kesertaan KB Pria melalui penguatan peran motivator/kelompok KB Pria dan pemenuhan tenaga kesehatan MOP yang kompeten di setiap kabupaten dan kota, (e) Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berdasarkan siklus hidup, termasuk pencegahan 4 (empat) terlalu kepada keluarga, PUS dan remaja, (f) Peningkatan kemandirian Pasangan Usia Subur dalam ber-KB.

Ketiga, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistic dan integrative sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga, yang diwujudkan melalui strategi: (a) Penguatan kemampuan keluarga untuk menjalankan delapan fungsi keluarga secara optimal sesuai dengan siklus hidup, karakteristik wilayah dan target sasaran guna mendukung pencapaian Indeks Pembangunan Keluarga (IPK), (b) Peningkatan kualitas/ketahanan remaja (Kelompok Usia Produktif) dan Penyiapan kehidupan keluarga bagi remaja, (c) Penguatan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)

yang terstandarisasi dan pengembangan sistem rujukan yang dapat

diimplementasikan di seluruh tingkatan wilayah, (d) Pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga, (e) Penguatan pelayanan ramah lansia melalui tujuh dimensi lansia tangguh dan pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi lansia.

Evaluasi ini juga dilakukan adalah agar bisa melihat sejauh mana program ini berjalan, dan evaluasi ini juga dilakukan di setiap satu semester atau

(11)

setiap enam bulan sekali, BKKBN melakukan evaluasi adalah untuk melihat gambaran hasil capaian program sejauh mana pencapaian program yang telah dicapai dan program mana saja yang belum tercapai, sehingga untuk enam bulan kedepan disusun strategi dalam pencapaian target-target program

Evaluasi pelaksanaan Program Bangga Kencana dilakukan setiap bulan baik ditingkat provinsi maupun nasional melalui Rapat Pengendalian Program dan Anggaran Bulanan. Begitu juga, setiap awal tahun dilaksanakan Rapat Koordinasi Nasional dan Daerah sebagai forum evaluasi serta rencana kerja yang akan dilakukan selama tahun berjalan

Evaluasi pun dilakukan oleh Pelaksana program Bangga Kencana baik di tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota

Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program BANGGA KENCANA

Faktor pendukung dari progrm BANGGA KENCANA Masih banyaknya tenaga bidan yang belum terlatih dalam pemasangan alat kontrasepsi khususnya IUD, Implant dan Medis Operatif Pria dan Wanita dan Faktor Penghambat dari Pelaksanaan Program BANGGA KENCANA adalah di karenakan adanya COVID 19 maka program BANGGA KENCANA ini terhambat dan adanya pscyhal distancing yang mengharuskan untuk tetap dirumah saja, maka untuk sosialisasi juga mengalami hambatan, selain itu Masih banyaknya tenaga bidan yang belum terlatih dalam pemasangan alat kontrasepsi khususnya IUD, Implant dan Medis Operatif Pria dan Wanita

Penutup

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, penyajian data dan pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk peksanaan program BANGGA KENCANA di Kota Samarinda sasarannya adalah kaum generasi millenials dan tujuannya adalah agar kaum generasi millenials bertujuan untuk masyarakat dapat merencanakan kehidupan, baik dari dalam kandungan, Balita, remaja , memasuki pernikahan dan merencanakan mengatur jarak kelahiran

2. Adapun tahapan yang dilakukan oleh BKKBN terhadap program ini,sudah dilaksanakan dengan baik, dan dengan adanya perubahan logo,sosialisasi evaluasi di harapka program iini bida dapat terus berjalan dengan sebagaimana mestinya, da dapat mengurangi angka kelahiran

3. Faktor penghambat pelaksanaan program BANGGA KENCANA adalah dikarenakan pandemi pada saat ini,hal tersebut yang membuat program ini mendapat sedikit kesulitan dikarenakan adanya keterbatasan

Daftar Pustaka

Winardi, J. 2003 Teori Organisasi dan Pengorganisasian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(12)

Azwini, Kartoyo, 2006, Dasar-dasar Demografi , Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Hanafi, Hartanto 2003, KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jenggala Pustaka Utama, Surabaya

Moleong, 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Sugiyanto, 2002, Lembaga Sosial, Global Pustaka Utama, Jogjakarta Mustakim, 2012, Cakrawala KB kependudukan dan pemberdayaan keluarga,

Rinawati Mega, 2013 Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi, Nuha Medika, Yogjakarta

Wursanto, 2002 Dasar – dasar Ilmu Organisasi, Andi Yogyakarta, Yogjakarta

Sobirin achmad, 2007 Budaya Organisasi, UPP STIM YKPN Glassier, ananna & alice gabbie. 2006. KB dan KR, penerbit buku Kedokteran GCE, Jakarta

Nurdin, Usman, 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT Raja Grafindo, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

CAKUPAN LAPORAN TEMPAT PELAYANAN KONTRASEPSI JUNI 2020... HASIL PELAYANAN KB BARU TERHADAP PPM

Salah satu algoritma partitional yang dapat mengelompokkan dokumen yang belum berlabel adalah Expectation-Maximization, yaitu algoritma yang berfungsi untuk

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN PENILAI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, PEMERIKSA BEA DAN CUKAI, PENGAWAS KETENAGAKERJAAN, PENGAMAT METEOROLOGI DAN

12 Jumlah Rumah data kependudukan paripurna di kampung KB percontohan yang mendapat fasilitasi pembinaan. 1 Kampung KB Percontohan Provinsi & 33

Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi disampaikan pada :. Rapat Pengendalian Program

Saya sampaikan pula rasa hormat dan terimakasih yang tulus dan sedalam- dalamnya kepada para guru saya yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk memperdalam Ilmu

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

Kegiatan yang telah dilakukan terdiri dari pengadaan perlengkapan pengelolaan informasi publik, penyusunan/identifikasi informasi publik, Publik hearing Standar Pelayanan