• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Prespektif Hokum Administrasi Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Prespektif Hokum Administrasi Negara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang pada saat ini

adalah mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagai cara

baik melalui peningkatan infrastruktur ekonomi seperti membangun jalan,

jembatan, pasar, serta sarana lain, maupun membangun derajat dan partisipasi

masarakat melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Namun demikian

kendala utama yang dihadapi hampir semuanya sama, yang umumnya

bersumber pada permasalahan kependudukan.

Mulai dari masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan,

rendahnya kesadaran masarakat tentang hak-hak reproduksi serta masih cukup

tingginya laju pertumbuhan penduduk, yang tidak sebanding dengan daya

dukung lingkungan yang dapat mengakibatkan penumpukan penduduk.

Keperihatinan akan permasalahan kependudukan melahirkan sebuah

konsep pembangunan berwawasan kependudukan. Pada tahun 1970

didirikanlah BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ) dan

diperkenalkan kepada masarakat. Visi dan Misi Program Keluarga Berencana

sebagai sarana pencegahan pembeludakan jumlah penduduk yang berlebihan

(2)

perkembangan zaman Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional diubah

menjadi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dengan

diterbitkannya Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang dipercaya untuk

membangun tugas kepemerintahan.1

Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) pada era reformasi

dipengaruhi oleh berbagai perubahan lingkungan strategis. Paradigma baru

dalam sistem pemerintahan Indonesia yang tertuang pada UU Nomor 22 Tahun

1999 Tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah menjadi UU

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan terakhir diubah

dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah telah

mengubah posisi program keluarga berencana sebelumnya menjadi

kewenangan pemerintah pusat, kini eksistensinya sepenuhnya menjadi

keputusan pemerintah kabupaten/kota termasuk perubahan pengelolaan

program di lapangan.

Perubahan paradigma ini otomatis berimplikasi pada perubahan sistem

dan manajemen program pelayanan KB yang tentunya disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan daerah. Kondisi ini mengharuskan daerah memiliki

kesiapan yang matang dalam melayani masarakat termasuk dalam program

1

(3)

pelayanan KB baik secara pemberian pengetahuan tentang perlunya ikut dalam

program KB dalam menjaga membeludaknya jumlah penduduk.

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

khususnya yang berkaitan dengan program KB Nasional/BKKBN, maka

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu aturan wajib

pemerintah.

Dengan demikian Peraturan Pemerintah RI tersebut menegaskan bahwa

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu kebutuhan

masarakat sehingga pemerintah daerah baik Provinsi, Kabupaten/Kota wajib

menyelenggarakan Program Keluarga Berencana dan Program Keluarga

Sejahtera tersebut di daerahnya masing-masing. 2

Tantangan yang dihadapi adanya desentralisasi membuat kebijakan

nasional tidak serta merta dapat diterima di masing-masing daerah, anggaran

yang terbatas membuat sosialisasi KB kurang efektif dalam melakukan

penyuluhan terhadap masarakat, dan image masarakat harus diubah tidak lagi

membatasi kelahiran namun meningkatkan kualitas manusia, dan

mensinergikan program Keluarga Berencana dengan pandangan agama yang

masih bertentangan harus diimbangi juga dengan teori dan penyampaiyan yang

2

(4)

jelas dari anggota penyuluhan KB di lapangan sehingga masarakat dapat

memahami tentang pentingnya ikut program KB.

Dengan latar belakang inilah penulis tertarik untuk membuat suatu

karya ilmiah (skripsi) dengan judul “Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No. 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dikemukakan rumusan

masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Program Pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan

penduduk di Kota Padangsidimpuan?

2. Bagaimana peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan ?

3. Bagaimana implementasi kebijakan pengendalian pertumbuhan dan

peningkatan kualitas penduduk di Kota Padangsidimpuan ?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui program pemerintah dalam hal pengendalian

(5)

2. Untuk mengetahui peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan.

3. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi kebijakan pengendalian

pertumbuhan dan peningkatan kualitas penduduk di Kota

Padangsidimpuan.

Manfaat penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat :

1. Mendapatkan cara yang efektif guna mengkomunikasikan program

Keluarga Berencana sehingga persepsi - persepsi masarakat yang

negatif terhadap program Keluarga Berencana yang diterapkan

pemerintah dapat diminimalkan.

2. Menemukan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang muncul

dalam menggerakkan partisipasi aktif dari warga masarakat

Padangsidimpuan dalam Program Keluarga Berencana.

3. Memberi masukan penting untuk memperluas pengetahuan masarakat

dalam perencanaan keluarga, sehingga dapat disusun rancangan

kegiatan yang lebih tepat dan sesuai dengan latar belakang sosial,

ekonomi, dan budaya masarakat.

D. Keaslian penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran belum ditemukan karya ilmiiahlain dengan

(6)

No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi

Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan)”.

Penelitian ini juga bukan merupakan duplikasi atau plagiat, sehingga karya

penulisan ini merupakan karya asli. Kehususan karya ini adalah penulis

melakukan langsung riset kelapangan tentang pelaksanaan Program Keluarga

Berencana di Kota Padangsidimpuan untuk meminimalisir pertumbuhan

penduduk di Kota Padangsidimpuan, sesuai dengan Undang - Undang No 52

Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga.

E.Tinjauan kepustakaan

1. Masalah Kependudukan Di Indonesia

Masalah kependudukan di Indonesia sudah sangat memperhatinkan.

Sulitnya ekonomi memaksa masarakat melakukan berbagai cara untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup tanpa memikirkan resiko dari tindakan yang

mereka lakukan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri baik dengan

menjual diri (PSK), menjual narkoba sehingga menyebabkan masarakat sering

melakukan perbuatan menyimpang karena sudah kehilangan akal sehatnya

yang tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri dan juga kepentingan

keluarganya. apabila pemerintah membiarkan masalah ini terus berlanjut akan

berdampak buruk bagi massa depan bangsa dan generasi penerus bangsa. 3

3

(7)

Sebagaimana diketahui bahwa remaja umur 10 -19 tahun di Indonesia

terdapat sekitar 43 juta atau 19, 16% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak

220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%)

menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan

seksual.

Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obatan

terlarang. Sedangkan untuk kasus HIV/AIDS dari 6987 dan 54,77% adalah

kelompok usia 20-29 tahun.

Isu-isu Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (HIV/ AIDS dan NAPZA)

seperti tersebut diatas merupakan isu yang sangat aktual saat ini yang

memerlukan perhatian semua pihak.Apa bila kasus remaja ini dibiarkan, sudah

pasti akan merusak masa depan remaja khususnya masa depan keluarga dan

masa depan bangsa Indonesia.

Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah melalui

BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) telah

melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan Reproduksi Remaja

yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang

tercantum dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah.

Program kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak

(8)

mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan

kualitas generasi mendatang.

Oleh karena itu program keluaga berencana melaksanakan dan

menjalankan program KIE ( komunikasi, Informasi, Edukasi) untuk

memberikan pengetahuan terhadap masarakat pentingnya suatu perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga didasari oleh pemikiran bahwa

penduduk sebagai modal dasar pembangunan harus menjadi titik sentral dalam

pembangunan berkelanjutan.

Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang cepat

dikhawatirkan akan memperlambat tercapainya kondisi ideal antara kuantitas

dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan

yang sangat kurang, tingginya jumlah penduduk menyebabkan masarakat rela

tinggal dikolong jembatan dan tidak peduli lagi dengan kesehatan lingkungan

hidup dimana mereka akan tinggal menjalani kehidupan.

Salah satu upaya yang dilakukan dan menjadi tanggung jawab BKKBN

adalah pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Aspek

kependudukan yang harus dikendalikan di antaranya adalah kuantitas atau

jumlah penduduk melalui penyelenggaraan keluarga berencana. Salah satu

fungsi BKKBN dalam melakukan upaya pengendalian kuantitas penduduk,

dengan cara KIE atau Komunikasi, Informasi, Edukasi .

Kegiatan KIE yang dilakukan selama ini lebih menitik beratkan pada

(9)

terhadap masarakat agar tertarik dengan program yang dijalankan, hal tersebut

didasari oleh strategi pembagian strata wilayah dalam penggunaan media KIE.

Pemerintah pusat lebih menitik beratkan pada penggunaan media karena lebih

fokus pada peningkatan ranah kognisi atau pengetahuan, Provinsi pada through

the line media dengan fokus pada perubahan ranah afeksi sikap atau perubahan

perasaan,sedangkan Kabupaten dan Kota menitik beratkan pada below the line

media dengan fokus pada perubahan konasi atau perilaku.4

Strategi tersebut dirancang untuk dilaksanakan pada kondisi ketika

pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dilakukan dalam

sistem pemerintahan yang terpusat (sentralistik). Asumsinya bahwa semua

strata wilayah memiliki kapasita manajemen operasional yang memadai

seperti, regulasi, sumber daya manusia, anggaran, dan sarana serta prasarana

untuk melaksanakan pembagian tersebut.

Satu hal yang sangat krusial yang memiliki kaitan langsung dengan

kependudukan adalah” penyediaan pangan”.Faktor ini masih sangat sedikit

mendapat perhatiaan dari berbagai pihak terkait. Selain itu, kondisi

pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat berdampak pada

persoalan ketahanan dan keamanan negara, dengan jumlah penduduk yang

sangat banyak dan kondisi kehidupan sosial – ekonomi yang kurang baik

dapat berpotensi dan bahkan dapat memicu berbagai konflik sosial – ekonomi

di dalam masarakat sehingga akhirnya mempengaruhi keamanan negara dalam

4

(10)

hubungan antar negara baik dalam berbisnis dan didalam dunia teknologi,

pendididkan.

2. Keluarga Berencana

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan

dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan

penjarangan kelahiran, ( tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran dan

memberikan pengarahan terhadap proses yang akan dialami dan disadari oleh

pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran) 5

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.

.

Untuk itu berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang

membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan

seks dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal namun tidak

menghendaki kehamilan. Menggunakan alat Kontrasepsi adalah usaha untuk

mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat

juga bersifat permanen. Alat kontrasepsi yang bersifat sementara seperti alat

kontrasepsi KB suntik, pil KB, dan kondom, alat kontrasepsi yang bersifat

5

(11)

jangka panjang seperti implant (susuk) dan IUD (spiral), sedangkan alat

kontrasepsi yang bersifat permanen seperti Medis Operasi Wanita (MOW), dan

Medis Operasi Pria (MOP).

Alat kontrasepsi yang tersedia di bidan hanya alat kontrasepsi yang

bersifat sementara seperti pil KB, KB suntik, dan kondom, sedangkan alat

kontrasepsi yang bersifat jangka panjang seperti IUD (spiral), dan implant (susuk)

juga tersedia dibidan Kontrasepsi IUD telah menjadi bagian gerakan keluarga

berencana nasional karena IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif, dan

berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.

3. Kebijakan program keluarga berencana dalam undang undang no 52 tahun 2009

Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 - 24 tahun (remaja)

sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia

berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan

perhatian khusus dari semua pihak ,apalagi usia remaja adalah masa pancaraba,

masa pencarian jati diri , ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi

yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak

sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko,NAPZA, HIV dan AIDS6

Kondisi ini apa bila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi

kualitas bangsa Indonesia 10 – 20 tahun yang akan datang. Oleh karena itu

diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan .

6

(12)

dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih

baik dan bertanggung jawab terhadap keluarga baik bertanggung jawab

kesehatan rohani dan batin, menyiapkan pribadi yang matang dalam

membangun keluarga yang harmonis dan memantapkan perencanaan dalam

menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.

Sebagai Implementasi Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009, Tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga , pasal 48 ayat 1

(b) yang mengatakan bahwa “ peningkatan kualitas remaja dengan pemberian

akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan

berkeluarga.

BKKBN sebagai salah satu Institusi pemirintah harus mewujudkan

tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana

yaitu program yang memfasilitasi terwujudnya tergar remaja yaitu remaja yang

berperilaku sehat,terhindar dari resiko triad menunda usia pernikahan dan

mempunyai perencanaan hidup berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil

sejahtera serta menjadi contoh yang positif bagi teman sebayanya.

Genre adalah remaja/masiswa yang memiliki pengetahuan dan berperilaku

yang baik dalam kehidupan berkeluarga mampu menyelesaikan pendidikan

jenjang pendidikan secara terencana dan bekerja secara terencana dan menikah

dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.

(13)

Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam pembuatan skripsi ini

adalah menggunakan :

1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang mengacu pada

norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang –

undangan.7

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu

pendekatan yang menitik beratkan perilaku individu atau masarakat dalam

kaitannya di dalam hukum.8

Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis.Penelitian

yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang

menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan

hukum.

2. Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan di dukung data sekunder.

Data primer diperoleh dari :

a. Bahan hukum primer adalah bahan yang telah ada dan yang

berhubungan dengan skripsi terdiri dari UUD 1945 serta peraturan

perundang-undangan.

7

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Hal : 3

8

(14)

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh untuk

mendukung dan berkaitan dengan bahan hukum primer yang berupa

literatur - literatur yang terkait dengan hukum sehingga menunjang

penelitian yang dilakukan.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan

petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer

dan bahan hukum sekunder seperti kamus dan ensiklopedia yang

relevan dengan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Library Research

Materi dalam penelitian ini di ambil dari data primer dan data

sekunder. Jenis data yang meliputi data sekunder yaitu library

research (penelitian kepustakaan), yaitu dengan melakukan penelitian

terhadap berbagai sumber bacaan, buku-buku berbagai literatur, dan

juga berbagai peraturan perundang – undangan yang berkaitan

dengan“ Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut

Undang-Undang No 52 Tahun 2009 Ditinjau dari Prespektif Hukum

Administrasi Negera (Studi Badan Keluarga Berencana Kota

Padangsidimpuan)”.

b. Field Research

Data primer diperoleh dengan cara Field Research (penelitian

(15)

wawancara langsung dengan informan yaitu pegawai Badan Keluarga

Berencana mengenai perkembangan penduduk dan pengelolaan

Keluarga Berencana, serta pemberdayaan perempuan dan anak di Kota

Padangsidimpuan.

4. Analisis Data

Setelah data mengenai Implementasi Program Keluarga Berencana

Menurut Undang-Undang no 52 Tahun 2009 di Tinjau Dari Prespektif

Hukum Administrasi Negara ( studi badan keluarga berencana Kota

Padangsidimpuan) ini terkumpul kemudian di analisa menggunakan metode

analisis kualitatif, yaitu suatu analisis yang diperoleh baik dari observasi,

wawancara, maupun studi kepustakaan kemudian diuraikan dengan logis

dan sitematis.

G. Sistematika Penulisan

Untuk menyusun skripsi ini, penulis membagi dalam V (lima) bab yang

terbagi pula atas beberapa sub bab maksudnya adalah untuk mempermudah

penulis dalam menguraikan pengertian masalah sampai kepada kesimpulan dan

saran-saran berhubungan dengan materi pembahasan.

Secara garis besar gambaran skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat antaralain : latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dapat

(16)

bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari - hari, keaslian

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Pada bab ini akan diuraikan tentang tinjauan umum tentang

keluarga berencana dan landasan hukum keluarga berencana (KB)

di Indonesia kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Tujuan dan

manfaat Program keluarga berencana dan instansi yang berwenang

mengelola dan melaksanakan Program Keluarga Berencana di Kota

Padang Sidimpuan.

BABIII : GAMBARAN UMUM BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PEMBERDAYAAN ANAK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

Bab ini akan membahas tentang gambaran umum Keluarga

Berencana di Kota Padangsidimpuan serta bagaimana struktur

organisasi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuaan

dan Pemberdayaan Anak, sarana dan prasarana apa saja yang

diberikan pemerintah dalam pelaksanaan program keluarga

berencana untuk mengontrol perkembangan penduduk di Kota

(17)

penduduk dan menghindari meningkatnya jumlah pelaku tindak

kriminal yang dapat meresahkan kehidupan bermasarakat.

BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN PENDUDUK DI KOTA PADANG SIDIMPUAN

Pada bab ini akan membahas tentang faktor –faktor yang

menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di kota

Padangsidimpuan dan bagaimana pelaksanaan program Keluarga

Berencana di kota Padangsidimpuan serta apa – apa saja yang

menghambat pelaksaaan Program Keluarga Berencana di kota

Padangsidimpuan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran – saran dari

keseluruhan pembahasan yang penulis uraikan serta masukan yang

berupa saran dari penulis terhadap Implementasi Pogram Keluarga

Berencana menurut Undang – Undang no 52 tahun 2009 di tinjau

dari perspektif Hukum Administrasi Negara di Kota

Referensi

Dokumen terkait

pengendali hayati dalam bentuk sediaan tablet mempunyai daya hidup tinggi sampai 30 hari masa penyimpanan. Adanya bahan aktif

Selain itu, pada masing-masing gaya kognitif siswa, pendekatan PMR memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran

Hasil ini sesuai dengan penelitian Bambang Dwi Hartono dan Zubaidah (2017)” The Influence of Leadership, Organizational Culture and Work Discipline on Teacher Performance

Partisipasi manajemen dalam penggunaan sistem informasi akuntansi mampu memberikan dampak yang baik dalam menghasilkan kualitas informasi yang tepat dan

Tiongkok mengancam akan memberlakukan tarif impor sebesar US$60 miliar atas barang yang diimpor dari AS.. Tarif impor sebesar US$200 miliar merupakan jumlah yang terbesar dan

Terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi antara pelaku mobilitas yang mengubah pola mobilitas dengan yang tidak mengubah pola mobilitas, yaitu pelaku mobilitas yang mengubah pola

Bab ini merupakan bab terakhir yaitu bagian akhir dalam penelitian ini dimana pada bagian ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian

Variabel bebas meliputi: status guru antara guru yang WHODK WHUVHUWL¿NDVL GHQJDQ JXUX \DQJ EHOXP WHUVHUWL¿NDVL GDQ PDVD PHQJDMDU guru yang telah memiliki masa kerja 11