BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang pada saat ini
adalah mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagai cara
baik melalui peningkatan infrastruktur ekonomi seperti membangun jalan,
jembatan, pasar, serta sarana lain, maupun membangun derajat dan partisipasi
masarakat melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Namun demikian
kendala utama yang dihadapi hampir semuanya sama, yang umumnya
bersumber pada permasalahan kependudukan.
Mulai dari masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan,
rendahnya kesadaran masarakat tentang hak-hak reproduksi serta masih cukup
tingginya laju pertumbuhan penduduk, yang tidak sebanding dengan daya
dukung lingkungan yang dapat mengakibatkan penumpukan penduduk.
Keperihatinan akan permasalahan kependudukan melahirkan sebuah
konsep pembangunan berwawasan kependudukan. Pada tahun 1970
didirikanlah BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ) dan
diperkenalkan kepada masarakat. Visi dan Misi Program Keluarga Berencana
sebagai sarana pencegahan pembeludakan jumlah penduduk yang berlebihan
perkembangan zaman Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional diubah
menjadi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dengan
diterbitkannya Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang dipercaya untuk
membangun tugas kepemerintahan.1
Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) pada era reformasi
dipengaruhi oleh berbagai perubahan lingkungan strategis. Paradigma baru
dalam sistem pemerintahan Indonesia yang tertuang pada UU Nomor 22 Tahun
1999 Tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah menjadi UU
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan terakhir diubah
dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah telah
mengubah posisi program keluarga berencana sebelumnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat, kini eksistensinya sepenuhnya menjadi
keputusan pemerintah kabupaten/kota termasuk perubahan pengelolaan
program di lapangan.
Perubahan paradigma ini otomatis berimplikasi pada perubahan sistem
dan manajemen program pelayanan KB yang tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah. Kondisi ini mengharuskan daerah memiliki
kesiapan yang matang dalam melayani masarakat termasuk dalam program
1
pelayanan KB baik secara pemberian pengetahuan tentang perlunya ikut dalam
program KB dalam menjaga membeludaknya jumlah penduduk.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
khususnya yang berkaitan dengan program KB Nasional/BKKBN, maka
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu aturan wajib
pemerintah.
Dengan demikian Peraturan Pemerintah RI tersebut menegaskan bahwa
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu kebutuhan
masarakat sehingga pemerintah daerah baik Provinsi, Kabupaten/Kota wajib
menyelenggarakan Program Keluarga Berencana dan Program Keluarga
Sejahtera tersebut di daerahnya masing-masing. 2
Tantangan yang dihadapi adanya desentralisasi membuat kebijakan
nasional tidak serta merta dapat diterima di masing-masing daerah, anggaran
yang terbatas membuat sosialisasi KB kurang efektif dalam melakukan
penyuluhan terhadap masarakat, dan image masarakat harus diubah tidak lagi
membatasi kelahiran namun meningkatkan kualitas manusia, dan
mensinergikan program Keluarga Berencana dengan pandangan agama yang
masih bertentangan harus diimbangi juga dengan teori dan penyampaiyan yang
2
jelas dari anggota penyuluhan KB di lapangan sehingga masarakat dapat
memahami tentang pentingnya ikut program KB.
Dengan latar belakang inilah penulis tertarik untuk membuat suatu
karya ilmiah (skripsi) dengan judul “Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No. 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan)”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dikemukakan rumusan
masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Program Pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan
penduduk di Kota Padangsidimpuan?
2. Bagaimana peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan ?
3. Bagaimana implementasi kebijakan pengendalian pertumbuhan dan
peningkatan kualitas penduduk di Kota Padangsidimpuan ?
C.Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui program pemerintah dalam hal pengendalian
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan.
3. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi kebijakan pengendalian
pertumbuhan dan peningkatan kualitas penduduk di Kota
Padangsidimpuan.
Manfaat penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat :
1. Mendapatkan cara yang efektif guna mengkomunikasikan program
Keluarga Berencana sehingga persepsi - persepsi masarakat yang
negatif terhadap program Keluarga Berencana yang diterapkan
pemerintah dapat diminimalkan.
2. Menemukan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang muncul
dalam menggerakkan partisipasi aktif dari warga masarakat
Padangsidimpuan dalam Program Keluarga Berencana.
3. Memberi masukan penting untuk memperluas pengetahuan masarakat
dalam perencanaan keluarga, sehingga dapat disusun rancangan
kegiatan yang lebih tepat dan sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, dan budaya masarakat.
D. Keaslian penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran belum ditemukan karya ilmiiahlain dengan
No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi
Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan)”.
Penelitian ini juga bukan merupakan duplikasi atau plagiat, sehingga karya
penulisan ini merupakan karya asli. Kehususan karya ini adalah penulis
melakukan langsung riset kelapangan tentang pelaksanaan Program Keluarga
Berencana di Kota Padangsidimpuan untuk meminimalisir pertumbuhan
penduduk di Kota Padangsidimpuan, sesuai dengan Undang - Undang No 52
Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.
E.Tinjauan kepustakaan
1. Masalah Kependudukan Di Indonesia
Masalah kependudukan di Indonesia sudah sangat memperhatinkan.
Sulitnya ekonomi memaksa masarakat melakukan berbagai cara untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup tanpa memikirkan resiko dari tindakan yang
mereka lakukan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri baik dengan
menjual diri (PSK), menjual narkoba sehingga menyebabkan masarakat sering
melakukan perbuatan menyimpang karena sudah kehilangan akal sehatnya
yang tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri dan juga kepentingan
keluarganya. apabila pemerintah membiarkan masalah ini terus berlanjut akan
berdampak buruk bagi massa depan bangsa dan generasi penerus bangsa. 3
3
Sebagaimana diketahui bahwa remaja umur 10 -19 tahun di Indonesia
terdapat sekitar 43 juta atau 19, 16% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak
220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%)
menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan
seksual.
Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obatan
terlarang. Sedangkan untuk kasus HIV/AIDS dari 6987 dan 54,77% adalah
kelompok usia 20-29 tahun.
Isu-isu Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (HIV/ AIDS dan NAPZA)
seperti tersebut diatas merupakan isu yang sangat aktual saat ini yang
memerlukan perhatian semua pihak.Apa bila kasus remaja ini dibiarkan, sudah
pasti akan merusak masa depan remaja khususnya masa depan keluarga dan
masa depan bangsa Indonesia.
Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah melalui
BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) telah
melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan Reproduksi Remaja
yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang
tercantum dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Program kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan
kualitas generasi mendatang.
Oleh karena itu program keluaga berencana melaksanakan dan
menjalankan program KIE ( komunikasi, Informasi, Edukasi) untuk
memberikan pengetahuan terhadap masarakat pentingnya suatu perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga didasari oleh pemikiran bahwa
penduduk sebagai modal dasar pembangunan harus menjadi titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan.
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang cepat
dikhawatirkan akan memperlambat tercapainya kondisi ideal antara kuantitas
dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
yang sangat kurang, tingginya jumlah penduduk menyebabkan masarakat rela
tinggal dikolong jembatan dan tidak peduli lagi dengan kesehatan lingkungan
hidup dimana mereka akan tinggal menjalani kehidupan.
Salah satu upaya yang dilakukan dan menjadi tanggung jawab BKKBN
adalah pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Aspek
kependudukan yang harus dikendalikan di antaranya adalah kuantitas atau
jumlah penduduk melalui penyelenggaraan keluarga berencana. Salah satu
fungsi BKKBN dalam melakukan upaya pengendalian kuantitas penduduk,
dengan cara KIE atau Komunikasi, Informasi, Edukasi .
Kegiatan KIE yang dilakukan selama ini lebih menitik beratkan pada
terhadap masarakat agar tertarik dengan program yang dijalankan, hal tersebut
didasari oleh strategi pembagian strata wilayah dalam penggunaan media KIE.
Pemerintah pusat lebih menitik beratkan pada penggunaan media karena lebih
fokus pada peningkatan ranah kognisi atau pengetahuan, Provinsi pada through
the line media dengan fokus pada perubahan ranah afeksi sikap atau perubahan
perasaan,sedangkan Kabupaten dan Kota menitik beratkan pada below the line
media dengan fokus pada perubahan konasi atau perilaku.4
Strategi tersebut dirancang untuk dilaksanakan pada kondisi ketika
pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dilakukan dalam
sistem pemerintahan yang terpusat (sentralistik). Asumsinya bahwa semua
strata wilayah memiliki kapasita manajemen operasional yang memadai
seperti, regulasi, sumber daya manusia, anggaran, dan sarana serta prasarana
untuk melaksanakan pembagian tersebut.
Satu hal yang sangat krusial yang memiliki kaitan langsung dengan
kependudukan adalah” penyediaan pangan”.Faktor ini masih sangat sedikit
mendapat perhatiaan dari berbagai pihak terkait. Selain itu, kondisi
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat berdampak pada
persoalan ketahanan dan keamanan negara, dengan jumlah penduduk yang
sangat banyak dan kondisi kehidupan sosial – ekonomi yang kurang baik
dapat berpotensi dan bahkan dapat memicu berbagai konflik sosial – ekonomi
di dalam masarakat sehingga akhirnya mempengaruhi keamanan negara dalam
4
hubungan antar negara baik dalam berbisnis dan didalam dunia teknologi,
pendididkan.
2. Keluarga Berencana
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran, ( tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran dan
memberikan pengarahan terhadap proses yang akan dialami dan disadari oleh
pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran) 5
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
.
Untuk itu berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan
seks dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal namun tidak
menghendaki kehamilan. Menggunakan alat Kontrasepsi adalah usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat
juga bersifat permanen. Alat kontrasepsi yang bersifat sementara seperti alat
kontrasepsi KB suntik, pil KB, dan kondom, alat kontrasepsi yang bersifat
5
jangka panjang seperti implant (susuk) dan IUD (spiral), sedangkan alat
kontrasepsi yang bersifat permanen seperti Medis Operasi Wanita (MOW), dan
Medis Operasi Pria (MOP).
Alat kontrasepsi yang tersedia di bidan hanya alat kontrasepsi yang
bersifat sementara seperti pil KB, KB suntik, dan kondom, sedangkan alat
kontrasepsi yang bersifat jangka panjang seperti IUD (spiral), dan implant (susuk)
juga tersedia dibidan Kontrasepsi IUD telah menjadi bagian gerakan keluarga
berencana nasional karena IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif, dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.
3. Kebijakan program keluarga berencana dalam undang undang no 52 tahun 2009
Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 - 24 tahun (remaja)
sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia
berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan
perhatian khusus dari semua pihak ,apalagi usia remaja adalah masa pancaraba,
masa pencarian jati diri , ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi
yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak
sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko,NAPZA, HIV dan AIDS6
Kondisi ini apa bila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi
kualitas bangsa Indonesia 10 – 20 tahun yang akan datang. Oleh karena itu
diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan .
6
dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih
baik dan bertanggung jawab terhadap keluarga baik bertanggung jawab
kesehatan rohani dan batin, menyiapkan pribadi yang matang dalam
membangun keluarga yang harmonis dan memantapkan perencanaan dalam
menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.
Sebagai Implementasi Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009, Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga , pasal 48 ayat 1
(b) yang mengatakan bahwa “ peningkatan kualitas remaja dengan pemberian
akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan
berkeluarga.
BKKBN sebagai salah satu Institusi pemirintah harus mewujudkan
tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana
yaitu program yang memfasilitasi terwujudnya tergar remaja yaitu remaja yang
berperilaku sehat,terhindar dari resiko triad menunda usia pernikahan dan
mempunyai perencanaan hidup berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil
sejahtera serta menjadi contoh yang positif bagi teman sebayanya.
Genre adalah remaja/masiswa yang memiliki pengetahuan dan berperilaku
yang baik dalam kehidupan berkeluarga mampu menyelesaikan pendidikan
jenjang pendidikan secara terencana dan bekerja secara terencana dan menikah
dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam pembuatan skripsi ini
adalah menggunakan :
1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang mengacu pada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang –
undangan.7
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu
pendekatan yang menitik beratkan perilaku individu atau masarakat dalam
kaitannya di dalam hukum.8
Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis.Penelitian
yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang
menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan
hukum.
2. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan di dukung data sekunder.
Data primer diperoleh dari :
a. Bahan hukum primer adalah bahan yang telah ada dan yang
berhubungan dengan skripsi terdiri dari UUD 1945 serta peraturan
perundang-undangan.
7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Hal : 3
8
b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh untuk
mendukung dan berkaitan dengan bahan hukum primer yang berupa
literatur - literatur yang terkait dengan hukum sehingga menunjang
penelitian yang dilakukan.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan
petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder seperti kamus dan ensiklopedia yang
relevan dengan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Library Research
Materi dalam penelitian ini di ambil dari data primer dan data
sekunder. Jenis data yang meliputi data sekunder yaitu library
research (penelitian kepustakaan), yaitu dengan melakukan penelitian
terhadap berbagai sumber bacaan, buku-buku berbagai literatur, dan
juga berbagai peraturan perundang – undangan yang berkaitan
dengan“ Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut
Undang-Undang No 52 Tahun 2009 Ditinjau dari Prespektif Hukum
Administrasi Negera (Studi Badan Keluarga Berencana Kota
Padangsidimpuan)”.
b. Field Research
Data primer diperoleh dengan cara Field Research (penelitian
wawancara langsung dengan informan yaitu pegawai Badan Keluarga
Berencana mengenai perkembangan penduduk dan pengelolaan
Keluarga Berencana, serta pemberdayaan perempuan dan anak di Kota
Padangsidimpuan.
4. Analisis Data
Setelah data mengenai Implementasi Program Keluarga Berencana
Menurut Undang-Undang no 52 Tahun 2009 di Tinjau Dari Prespektif
Hukum Administrasi Negara ( studi badan keluarga berencana Kota
Padangsidimpuan) ini terkumpul kemudian di analisa menggunakan metode
analisis kualitatif, yaitu suatu analisis yang diperoleh baik dari observasi,
wawancara, maupun studi kepustakaan kemudian diuraikan dengan logis
dan sitematis.
G. Sistematika Penulisan
Untuk menyusun skripsi ini, penulis membagi dalam V (lima) bab yang
terbagi pula atas beberapa sub bab maksudnya adalah untuk mempermudah
penulis dalam menguraikan pengertian masalah sampai kepada kesimpulan dan
saran-saran berhubungan dengan materi pembahasan.
Secara garis besar gambaran skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat antaralain : latar belakang permasalahan,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dapat
bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari - hari, keaslian
penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Pada bab ini akan diuraikan tentang tinjauan umum tentang
keluarga berencana dan landasan hukum keluarga berencana (KB)
di Indonesia kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Tujuan dan
manfaat Program keluarga berencana dan instansi yang berwenang
mengelola dan melaksanakan Program Keluarga Berencana di Kota
Padang Sidimpuan.
BABIII : GAMBARAN UMUM BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PEMBERDAYAAN ANAK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
Bab ini akan membahas tentang gambaran umum Keluarga
Berencana di Kota Padangsidimpuan serta bagaimana struktur
organisasi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuaan
dan Pemberdayaan Anak, sarana dan prasarana apa saja yang
diberikan pemerintah dalam pelaksanaan program keluarga
berencana untuk mengontrol perkembangan penduduk di Kota
penduduk dan menghindari meningkatnya jumlah pelaku tindak
kriminal yang dapat meresahkan kehidupan bermasarakat.
BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN PENDUDUK DI KOTA PADANG SIDIMPUAN
Pada bab ini akan membahas tentang faktor –faktor yang
menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di kota
Padangsidimpuan dan bagaimana pelaksanaan program Keluarga
Berencana di kota Padangsidimpuan serta apa – apa saja yang
menghambat pelaksaaan Program Keluarga Berencana di kota
Padangsidimpuan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran – saran dari
keseluruhan pembahasan yang penulis uraikan serta masukan yang
berupa saran dari penulis terhadap Implementasi Pogram Keluarga
Berencana menurut Undang – Undang no 52 tahun 2009 di tinjau
dari perspektif Hukum Administrasi Negara di Kota