DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Fadlyana, E dan Larasaty, Pernikahan Usia Dini dan permasalahannya. Jakata, 2012.
Whirdana indra, Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja(PIK-krr),Kepala BKKN Provinsi Sumatra Utara.
Hardiyanto, Revolusi Advokasi Dan Komuniksi Informasi Dan Edukasi, Deputi Bidang Advokasi,Penggerakan dan Informasi, Jakarta, April 2013.
Sarwono, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta, 2002.
Wirdhana Indra , Direktur Bina Ketahanan Remaja Jakarta, Mei 2012
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji “Penelitian Hukum Normatif”.Suatu Tinjauan Singkat,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013,
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Medan 2010, hal 87
Ngaliun Sunandar, Deputi Bidang Keluaga Berencana , Peran badan keluarga berencana Jakarta Agustus 1996. Hal : 4
Suryono Haryono, Kepala Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional,
Kampanye Ibu sehat, Jakarta 1993 Hal : 2
Supiandi Yusuf, Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, Jakarta, Desember 2005 hal : 23
Wirdhana Indra, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional , Provinsi Sumatera Utara, Medan April 2008. Hal : 3
Haryono Suyono, Ekonomi Keluarga Pilar Utama Keluarga Sejahtera (Jakarta: Yayasan Damandiri, 2003), 37.
Oey-Gardiner, Mayling, Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1996).
H.A. Rangkuti Sofian, SE.MAP. BUKU Pedoman Kerja IMP, Institusi Masyarakat Desa/Perkotaan. Jakarta tahun 1993
B. Perundang - Undangan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UUD No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Peraturan pemerintah No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan. Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Presiden No 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencanan Nasional No 72 /PER/B5/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
C. Internet
http://www.pubinfo.id/instansi-330-bkkbn--badan-kependudukan-dan-keluarga-berencana-nasional.html pada tanggal 12 maret 2014, pukul 02 : 44 WIB. http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/diakses pada tanggal 12
Desember 2014. Pukul : 2.50 Wib.
http//www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx?ProfilID=3/diakses pada tanggal 12 Desember 2014 Pukul : 03. 29 Wib.
http://www.badankb-psp.com/profil-2/ pada tanggal 14 januari 2015 pukul 10: 30 wib
http://www.badankb-psp.com/tugas-pokok-dan-fungsi pada tanggal 24 januari 2015 pukul 01 : 20
http://profil.merdeka.com/indonesia/k/komisi-nasional-perlindungan-anak/ pada tanggal 26 januari 2015 pukul 11 : 30
Perbuatan posif yang pertama dilihat anak adalah dari orang tua,
lingkungan masarakat dan dilingkungan pendidikan, oleh karena itu
program KB harus diperkenal secara dini juga kepada generasi bangsa agar
generasi mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimana merancang
suatu keluar yang posif agar kelak tidak terjadi penyimpamgan perilaku
perkawinan yang dapat menyebabkan kehancuran keluaraga yang akan
berdampak buruk bagi perkembangan kejiwaan anak baik secara perilaku
maupun sifat karena sifat sifat seorang ayah dan ibu itulah yang akan
dimiliki anak dan jika sifat ayah dan ibu anak baik maka sifat anakpun akan
baik juga.
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN KELUARGA BERENCANA , PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PEMBERDAYAAN
ANAK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun2001 Tentang
Pembentukan Kota Padangsidimpuan yang diresmikan pada tanggal 17 Oktober
2001 di Jakarta Oleh Menteri Dalam Negeri Bapak Hari Sabarno, dan pada
tanggal 9 November 2001 dilantik menjadi penjabat Walikota Padangsidimpuan
oleh Gubernur Sumatera Utara dengan dasar pelantikan adalah Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 131.22/329/2001,tanggal2
agustus 2001.17
17
Secara administratif Kota Padangsidimpuan terdiri dari beberapa
kecamatan, kelurahan dan desa.18
1. Kecamatan Padang Sidempuan Angkola Julu
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Angkola Julu
Kota Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara adalah :
- Desa Batu Layan (Kodepos : 22733)
- Desa Joring Lombang (Kodepos : 22733)
- Desa Joring Natobang (Kodepos : 22733)
- Desa Mompang (Kodepos : 22733)
- Desa Pintu Langit Jae (Kodepos : 22733)
- Desa Rimba Soping (Kodepos : 22733)
- Desa Simasom (Kodepos : 22733)
- Desa Simatohir (Kodepos : 22733)
2. Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua Kota
Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara adalah :
- Desa Aek Bayur (Kodepos : 22733)
- Desa Aek Najaji (Kodepos : 22733)
- Desa Aek Tuhul (Kodepos : 22733)
- Desa Bargot Topong (Kodepos : 22733) Sebagai berikut :
18
- Kelurahan Baruas (Kodepos : 22733)
- Kelurah Batang Bahal (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Batunadua Jae (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Batunadua Julu (Kodepos : 22733)
- Desa Gunung Hasahatan (Kodepos : 22733)
- Desa Pudun Jae (Kodepos : 22733)
- Desa Pudun Julu (Kodepos : 22733)
- Desa Purwodadi (Kodepos : 22733)
- Desa Siloting (Kodepos : 22733)
- Desa Simirik (Kodepos : 22733)
- Desa Ujung Gurab (Kodepos : 22733)
3. Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru Kota
Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara adalah :
- Desa Huta Padang (Kodepos : 22753)
- Kelurahan Hutaimbaru (Kodepos : 22753)
- Desa Lembah Lubuk Manik (Kodepos : 22753)
- Desa Lubuk Raya (Kodepos : 22753)
- Desa Palopat Maria (Kodepos : 22753)
- Desa Partihaman Saroha (Kodepos : 22753)
- Desa Sabungan Jae (Kodepos : 22753)
- Desa Singali (Kodepos : 22753)
- Desa Tinjoman Lama (Kodepos : 22753)
4. Kecamatan Padang Sidempuan Selatan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Selatan Kota
Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara adalah :
- Kelurahan Hanopan (Kodepos : 22721)
- Kelurahan Sidangkal (Kodepos : 22721)
- Kelurahan Losung (Kodepos : 22722)
- Kelurahan Sitamiang (Kodepos : 22723)
- Kelurahan Sitamiang Baru (Kodepos : 22723)
- Kelurahan Wek V (Kodepos : 22723)
- Kelurahan Wek VI (Kodepos : 22724)
- Kelurahan Ujung Padang (Kodepos : 22725)
- Kelurahan Aek Tampang (Kodepos : 22726)
- Kelurahan Padang Matinggi (Kodepos : 22727)
- Kelurahan Padang Matinggi Lestari (Kodepos : 22727)
- Kelurahan Silandit (Kodepos : 22728)
5. Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara di Kota
Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) :
- Desa Goti (Kodepos : 22733)
- Desa Huta Limbong (Kodepos : 22733)
- Desa Huta Lombang (Kodepos : 22733)
- Desa Huta Padang (Kodepos : 22733)
- Desa Labuhan Labo (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Labuhan Rasoki (Kodepos : 22733)
- Desa Manegen (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Manunggang Jae (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Manunggang Julu (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Palopat (Pal IV) Pijor Koling (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Perkebunan Pijor Koling (Kodepos : 22733)
- Kelurahan Pijor Koling (Kodepos : 22733)
- Desa Purbatua Pijor Koling (Kodepos : 22733)
- Desa Salambue (Kodepos : 22733)
- Desa Sigulang (Kodepos : 22733)
- Desa Sihitang (Kodepos : 22733)
- Desa Tarutung Baru (Kodepos : 22733)
6. Kecamatan Padang Sidempuan Utara (Padangsidimpuan)
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Padang Sidempuan Utara Kota
Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara adalah :
- Kelurahan/Desa Batang Ayumi Julu (Kodepos : 22711)
- Kelurahan Bincar (Kodepos : 22711)
- Kelurahan Kayu Ombun (Kodepos : 22711)
- Kelurahan Timbangan (Kodepos : 22711)
- Kelurahan Bonan Dolok (Kodepos : 22712)
- Kelurahan Losung Batu (Kodepos : 22713)
- Kelurahan Panyanggar (Kodepos : 22714)
- Kelurahan Sadabuan (Kodepos : 22715)
- Kelurahan Wek I (Kodepos : 22715)
- Kelurahan Batang Ayumi Jae (Kodepos : 22716)
- Kelurahan Tano Bato (Kodepos : 22716)
- Kelurahan Tobat (Kodepos : 22716)
- Kelurahan Wek II (Kodepos : 22718)
- Kelurahan Wek III (Kodepos : 22719)
- Kelurahan Wek IV (Kodepos : 22719)
Keadaan Geokrafis Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor. 4 Tahun 2001 dan Berdasarkan
Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor : 06/PIMP/2006
Tanggal 27 April 2006.
Kota Padangsidimpuan berada pada 01°08’07” – 01°28’19” LU dan
99°13’53” –99°21’31” BT, dgn ketinggian 325 m di atas permukaan laut.
Luas area 14.684,68 ha (6 Kec, 42 Desa, 37 Kel.) Dengan batas-batas
sebagai berikut :
Selatan : Kec. Batang Angkola (Tapsel)
Barat : Kec. Siais (Tapsel)
Timur : Kec. Padangsidimpuan Timur (Tapsel)
Komitmen Pemerintah terhadap Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional semakin tinggi, hal ini tercermin dengan diterbitkannya
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional yang dipercaya untuk menjalankan tugas
pemerintahan dan pembangunan dibidang pengendalian kependudukan dan
penyelenggaraan Keluarga, Hal ini adalah penjabaran dari amanat
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga. Dengan dukungan perundang-undangan dimaksud
diharapkan dengan persoalan kependudukan dan pembangunan keluarga dapat
teratasi dan dikelola dengan lebih baik serta dapat membawa perubahan mendasar
bagi penyelenggaraan pembangunan kependudukan dan program keluarga
Berencana di Indonesia.
Penjabaran Undang-Undang yang dimuat dalam Peraturan Presiden tersebut
diarahkan untuk menjadikan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas melalui upaya pengendalian angka kelahiran, penurunan angka
kematian pengerahan mobilitas penduduk, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, penyiapan pengaturan perkawinan serta kehamilan
sehigga penduduk menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh bagi
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan manajemen dan
tugas teknis dalam penyelenggaraan program Pembangunan Kependudukan dan
Keluarga Berencana serta didukung dengan penyediaan dana, sarana, tenaga,
kelembagaan, pendidikan dan pelatihan, system data dan informasi, kegiatan
advokasi dan KIE, pergerakan masarakat serta pengawasan dan pengendalian
manajemen.
Selain itu keseriusan pemerintah pusat dalam memberhasilkan Program
KB di daerah terlihat jelas dengan penyediaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Bidang Keluarga Berencana .
Penyediaan sarana alat dan obat kontrasepsi bagi Keluarga Pra Sejahtera
dan Keluarga Sejahtera I (miskin), disamping itu program KB bersifat multisektor
dengan melibatkan seluruh elemen masarakat, maka sangat diperlukan komitmen
dan sinergitas dalam pengelolaannya baik Pemerintah Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan agar seluruh potensi yang ada di seluruh wilayah Kota
Padangsidimpuan diarahkan untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan
dukungan pengelolaan program sehingga dapat lebih disinergikan dan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dimana tugas pokok,
fungsi dan tanggungjawab BKKBN mengalami perubahan yang ditetapkan
melalui PERPRES No. 62 Tahun 2010 tanggal 13 Oktober 2010 tentang STOK
resmi kelembagaan BKKBN telah berubah menjadi Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional yang otomatis nomenklatur perubahan tersebut
harus diikuti oleh Pengelola KB di Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Daerah Kota Padangsidimpuan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah
Tingginya jumlah penduduk dan kelahiran anak di Indonesia khusunya di
wilayah Kota Padangsidimpuan menimbulkan keresahan bagi pemerintah di
Kota Padangsidimpuan karena akan mengakibatkan kepadatan penduduk
yang dapat menimbulkan efek samping yang sangat buruk bagi daerah tersebut
apabila di biarkan begitu saja19
Beberapa dampak buruknya antaralain : .
1. Peningkatan pengangguran
2. Tindak kriminalisasi akan meningkat karena sulitnya ekonomi
3. Akan banyak anak anak terlantar tanpa orangtua
4. Gizi buruk terhadap balita akan banyak terjadi karena banyaknya anggota
keluarga dalam 1 rumah tangga sehingga cakupan gizi terhadap anak tidak
terpenuhi.
19
Amiruddin, Kepala Badan KB, PP dan PA, Hasil Pendapatan Keluarga Kota Padangsidimpuan,
Karena cakupan gizi yang sempurna akan mengembang pola pikir
masarakat dalam suatu negara baik kepada generasi penerus bangsa dan kesehatan
masarakat. jika gizi masarakat terpenuhi dengan baik maka ilmu pengetahuan
akan cepat berkembang dengan cepat baik dibidang ilmu pengetahuan dan
pertumbuhan ekonomi.
Jika ilmu pengetahuan semakin maju dan pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat maka masarakat akan makmur dan jauh dari perbuatan menyimpang
karena cakupan gizi yang sempurna akan menimbulkan pemikiran yang posif dan
perilaku yang baik antara sesama masarakat, baik masarakat desa maupun
perilaku masarakat kota akan saling menjaga sehingga akan menimbulkan hal –
hal yang posif.
Negara yang kuat adalah negara yang mempunyai masarakat yang kuat
solit menjaga hubungan atau persaudaraan sehingga tidak gambang dipecah belah
orang ataupu diadu domba oleh.
Negara asing akan segan kepada negara yang mempunyai masarakat yang
mempunyai kualitas baik dibidang Ilmu pengetahuan tehnologi yang dapat
membantu pertahanan suatu negara dari gangguan negara asing.
A. Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Anak
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan
pembangunan nasional dan provinsi, maka perencanaan pembangunan daerah
harus merupakan satu kesatuan dengan sistem perencanaan pembangunan
nasional. Penyusunan Perencanaan Pembangunan dilakukan Pemerintah Daerah
bersama pemangku kepentingan (Stake Holders) berdasarkan peran peran dan
kewenangan masing-masing. Perencanaan Pembangunan Daerah
mengintegrasikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan rencana
pembangunan daerah.
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota
Padangsidimpuan Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah serta program dan
kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tercermin dalam bentuk
Kerangka pendanaan yang bersifat Indikatif.
Pengorganisasian Pemberdayaan perempuan dan anak disesuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan wilayah struktur organisasi Pemberdayaan
Dalam struktur organisasi badan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak daerah kota Padangsidimpuan yang dipimpin oleh Drs.AMIRUDDIN
LM,MM dan dibawah kepemimpinan kepala organisasi tersebut ada dua penggerak untuk
membantu pekerjaan kepala yaitu :
1. kelompok jabatan fungsional.
2. Sekretaris
yang membantu sekretaris ada tiga yaitu :
a. Kasubbag umum dan log
b. Kasubbag kepegawaian
c. Kasubbah perencanaan dan keuangan
Kepala atau pemimpin dari keseluruhan organisasi tersebut dibagi empat kepala bidang yaitu :
1. KABID DATA DAN INFORMASI dan ada dua penggerak yang membantu kabid data
dan informasi tersebut yaitu KASUBID PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA
dan KASUBID ADVOKASI, EVALUASI PROGRAM dan KIE.
2. KABID KB DAN KS ada dua penggerak yang membantu kabid kb dan ks yaitu
KASUBID OPERS. KB dan KR dan KASUBID OPERS. KS/PK.
3. KABID PERLINDUNGAN ANAK ada dua penggerak yang membantu kabid
perlindumgan anak yaitu : KASUBID PERLINDUNGAN ANAK dan KASUBID
PENGEMBANGAN POTENSI ANAK
4. KABID PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ada dua penggerak yang membantu kabid
PEREMPUAN dan KASUBID BINA KESEHATAN KELUARGA DAN
ORGANISASI PEREMPUAN.
Dibawah kepala dan sekretaris ada juga enam bagian yaitu :
1. Kepala UPT KB PSP.UTARA dan dibawahny ada KTU. UPT KECAMATAN PSP.
UTARA.
2. Kepala UPTKB PSP. SELATAN dan dibawahnya ada KTU. UPT KECEMATAN PSP
SELATAN.
3. Kepala UPT KB PSP. BATUNADUA dan dibawahnya ada KTU. UPT KECAMATAN
PSP. BATUNADUA.
4. Kepala UPT KB PSP. TENGGARA dan dibawahnya ada KTU.UPT KECAMATAN
PSP. TENGGARA.
5. Kepala UPT KB PSP. HUTAIMBARU dan dibawahnya ada KTU. UPT KECAMATAN
HUTAIMBARU
6. Kepala UPT KB PSP. ANGKOLA JULU dan dibawahnya adalah KTU UPT
KECAMATAN ANGKOLA JULU.
Pengorganisasian Pemberdayaan perempuan dan anak disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan wilayah. Wahana tersebut akan dibentuk berdasarkan rapat koordinasi yang
melibatkan pemerintah bersama organisasi/ lembaga kemasyarkatan non pemerintah termasuk
ditetapkan struktur organisasi, beserta uraian tugas masing – masing bagian didalamnya mulai
dari penanggumg jawab sampai anggotanya.20
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah para pengurus, pengelola, tenaga profesi dan
relawan yang terlibat dalam struktur badan pemberdayaan perempuan dan anak yang memiliki
sukarela, peka dan mampu memberikan perhatian penuh terhadap pemberdayaan perempuan
dan kesejahtraan serta perlindungan anak.
Pada prinsipnya , pembentukan organisasi pemberdayaan perempuan dan anak ini
berbasis masarakat , namun demikian dalam proses pembetukannya diperlukan adanya
kekuatan hukum yaitu berupa surat Keputusan Gubernur Provinsi atau Surat Keputusan
Bupati setempat. Hal ini sebagai salah satu bentuk kordinasi antara pemerintah dan masarakat,
sehingga terjadi pembagian peran antara pemerintah sebagai fasilitator dan masarakat sebagai
pelaksana dilapangan. Di samping itu, pemerintah dan masarakat dapat selalu bersinergi
dalam proses pembangunan pemberdayaan perempuan dan penanganan masalah - masalah
yang terjadi di masarakat.
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak
1. Keluarga Berencana mempunyai tugas sebagai berikut:
Menyusun rencana kegiatan dan anggaran, kebijakan operasional dan pengendalian
program KB/KR dan KS/PK serta institusi;
20
Menyusun program dan rencana operasional serta pengendalian pelaksanaan program
KB/KR dan KS/PK;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
instansi terkait di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
Menyusun pedoman petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam melaksanakan
kebijakan operasional KB/KR dan KS/PK;
Melaksanakan kebijakan serta melaksanakan jaminanan dan pelayanan KB, peningkatan
partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup
ibu, bayi dan anak;
Melaksanakan kebijakan serta melaksanakan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan
perlindungan hak-hak reproduksi;
Melaksanakan kebijakan serta melaksanakan pengembangan ketahanan dan
pemberdayaan keluarga;
Melaksanakan kebijakan serta melaksanakan penguatan kelembagaan keluargakecil
berkualitas dan jejaring program;
Melaksanakan kebijakan dan pembinaan pelaksanaan program KB nasional di Daerah;
Meneliti, menyeleksi dan memberikan disposisi atas surat-surat dan berkas surat yang
disampaikan oleh atasan dan mendistribusikannya kepada Sub-Sub Bidang untuk diproses
lebih lanjut;
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan anggaran
Meneliti setiap pengajuan konsep naskah dinas dan naskah dinas yang diajukan oleh
seksi-seksi; memberikan petunjuk teknis administratif dan mengarahkan tugas/pekerjaan
sub-sub bidang;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai tugas dan
fungsinya.
Melaksanakan penyusunan rencana program
dan rencana kerja di bidang operasional KB dan KR serta institusi;
Melaksanakan rencana program dan
petunjuk teknis di bidang operasional KB dan KR serta institusi;
Menyiapkan bahan koordinasi dan
kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan instansi terkait di bidang operasional
KB dan KR serta institusi;
Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan
jaminan dan pelayanan KB,peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi,kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak serta KRR, pencegahan
HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA skala Daerah;
Menyiapkan penyelenggaraan dukungan
pelayanan rujukan KB dan kesehatan reproduksi, operasionalisasi jaminan dan pelayanan
KB, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi,
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta operasional KRR, pencegahan HIV/AIDS,
Menyiapkan bahan penetapan dan
pengembangan jaringan pelayanan KB dan KR, termasuk pelayanan KB di rumah sakit
skala Daerah;menyiapkan bahan penetapan perkiraan sasaran pelayanan KB, sasaran
peningkatan perencanaan kehamilan, sasaran peningkatan partisipasi pria, sasaran “Unmet Need”, sasaran penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak, sasaran pelayanan KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan
NAPZA, serta sasaran pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
dan jejaring program skala Daerah;
Melaksanakan penyerasian dan penetapan
kriteria serta kelayakan tempat pelayanan KB dan KR, peningkatan partisipasi pria,
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak
serta KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA skala Daerah;
Melaksanakan pemantauan tingkat drop
out peserta KB serta informed choice dan informed consent dalam program KB;
Melaksanakan pengembangan materi
penyelenggaraan jaminan dan pelayanan KB;
Menyiapkan perluasan jaringan dan
pembinaan pelayanan KB serta pembinaan penyuluh KB;
Menyelenggarakan dukungan pelayanan
Menyiapkan penyelenggaraan dan fasilitasi
upaya peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan,
terbebas dari HIV/AIDS dan IMS;
Menyiapkan bahan peningkatan kesetaraan
dan keadilan gender terutama partisipasi KB pria dalam pelaksanaan program pelayanan
KB dan KR;
Menyiapkan pelaksanaan promosi
pemenuhan hak-hak reproduksi dan promosi KS skala Daerah; melaksanakan
pengembangan dan pembinaan pusat informasi dan konsultasi terhadap jaminan dan
perlindungan hak-hak reproduksi;
Menyelenggarakan perlindungan dan
penghapusan tindak kekerasan dalam kesehatan reproduksi terhadap perempuan, anak dan
remaja dalam pelaksanaan KB/KR;
Membantu penanggulangan pengayoman
medis terhadap peserta KB yang mengalami komplikasi dan kegagalan;
Menyelenggarakan kemitraan pelaksanaan
dan pelaksanaan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik
antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masarakat (LSOM)
Menyiapkan bahan penetapan fasilitas
pelaksanaan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA baik antara
sektor pemerintah dengan sektor LSOM skala Daerah;
Menyiapkan bahan penetapan sasaran dan
penetapan prioritas KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA skala
Daerah;
Melaksanakan pemanfaatan tenaga SDM
pengelola, pendidik sebaya dan konselor sebaya KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS,
IMS dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor LSOM skala
Daerah;
Menyiapkan bahan penetapan kebijakan dan
pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program
skala Daerah;
Menyelenggarakan dukungan operasional
penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program skala Daerah;
menyiapkan bahan penetapan petunjuk teknis pengembangan peran Institusi Masarakat
Pedesaan/Perkotaan (IMP) dalam program KB nasional dan peningkatan peran serta mitra
program KB nasional;
Menyiapkan bahan penetapan formasi dan
Melaksanakan pendayagunaan pedoman
pemberdayaan dan penggerakan institusi masarakat program KB nasional dalam rangka
kemandirian;
Melaksanakan pengelolaan personil, sarana
dan prasarana dalam mendukung program KB nasional, termasuk jajaran medis teknis
tokoh masarakat dan tokoh agama;
Melaksanakan penyediaan dan
pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh KB serta melaksanakan penyediaan dukungan
operasional IMP dalam program KB nasional dan dukungan operasional penyuluh KB;
Melaksanakan pembinaan teknis IMP dalam
program KB nasional;
Melaksanakan peningkatan kerjasama
dengan mitra kerja program KB nasional dalam rangka kemandirian; menyiapkan
pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program KB nasional di Daerah serta
memanfaatan hasil kajian dan penelitian tersebut;
Melaksanakan pendayagunaan kerjasama
jejaring pelatih terutama pelatihan klinis Daerah, pendayagunaan SDM program terlatih,
pendayagunaan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan program peningkatan kinerja
SDM serta perencanaan dan penyiapan kompetensi SDM program yang dibutuhkan
Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring,
evaluasi, asistensi, fasilitasi dan supervisi pelaksanaan program KB Nasional di Daerah;
Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan
penilaian staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sesuai tugas dan
fungsinya.
Melaksanakan penyusunan rencana program dan rencana kerja di bidang KS dan PK;
Melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis di bidang KS dan PK;
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
instansi terkait di bidang operasional KS dan PK;
Menyiapkan bahan penetapan kebijakan dan pengembangan ketahanan dan
pemberdayaan keluarga skala Daerah;
Menyiapkan penyelenggaraan dukungan pelayanan ketahanan dan pemberdayaan
keluarga skala Daerah;
Melaksanakan penyerasian penetapan kriteria pengembangan ketahanan dan
pemberdayaan keluarga skala Daerah;
Menyiapkan penyelenggaraan kebijakan teknis operasional dan pelaksanaan program
kependudukan terpadu antara perkembangan kependudukan (aspek kuantitas, kualitas, dan
mobilitas) dengan pembangunan di bidang ekonomi, sosial budaya dan lingkungan di
Menyiapkan bahan penetapan sasaran Keluarga Lansia (BKL) skala Daerah;
Menyiapkan dan menyelenggarakan, bimbingan dan penyediaan fasilitas kelompok BKL;
Menyiapkan pelaksanaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga serta pelaksanaan
model-model kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga skala Daerah;melaksanakan
pembinaan teknis peningkatan pengetahuan, keterampilan, kewirausahaan dan manajemen
usaha bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi dalam kelompok
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) skala Daerah;
Melaksanakan pendampingan/magang bagi para kader/anggota kelompok UPPKS skala
Daerah;
Menyiapkan pelaksanaan kemitraan untuk aksesibilitas permodalan, teknologi, dan
manajemen serta pemasaran guna peningkatan UPPKS skala Daerah;
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam menetapkan criteria pemberian
sertifikasi kelayakan usaha, pengembangan kualitas produksi dan penetapan Skim Kredit
bagi kelompok UPPKS;
Melaksanakan penyusunan pengembangan UPPKS sebagai lembaga ekonomi keuangan
mikro dan penyusunan kriteria dalam pengembangan keterampilan anggota
UPPKS;melaksanakan penyerasian kriteria pemberdayaan ekonomi keluarga dan
penyerasian indikator keluarga sejahtera dan kriteria pembinaan keluarga rentan;
Melaksanakan penetapan syarat pengendalian dan penyaluran kredit bagi usaha dan
peningkatan keterampilan;
Melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan keluarga skala Daerah;
Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan penilaian staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera sesuai tugas dan fungsinya.
Menyusun dan melaksankaan rencana kegiatan di bidang advokasi, evaluasi program dan
KIE;
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
instansi terkait di bidang advokasi, evaluasi program dan KIE;
Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan pengembangan advokasi dan KIE skala
Daerah;
Menyiapkan penyelenggaraan operasional advokasi KIE skala Daerah;
Menyiapkan bahan penetapan perkiraan sasaran advokasi dan KIE skala Daerah;
Melaksanakan penyerasian dan penetapan kriteria advokasi dan KIE skala Daerah;
Menyiapkan dan melaksanakan advokasi, KIE, serta konseling program KB dan KRR.
Menyiapkan pelaksanaan KIE ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan
kelembagaan dan jaringan institusi program KB;
Melaksanakan pemanfaatan prototipe program KB/Kesehatan Reproduksi (KR), KRR,
ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;
Menyiapkan dan melaksanakan promosi KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS,
Menginventarisasi permasalahan dalam pelaksanaan program pembangunan daerah di
bidang KB, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta memberikan peran
serta dalam pemecahan masalah;
Mengelola dan mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan di lingkungan Badan;
Menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan kebijakan operasional di bidang analisis,
evaluasi dan anggaran program Badan meliputi analisis dampak demografi, sosial dan
keluarga sejahtera;
Melaksanakan pemantauan dan telaahan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
program KB, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
Memberikan layanan informasi tentang pelaksanaan dan hasil pelaksanaan program KB,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
Menyiapkan bahan pengkajian dan penyempurnaan peraturan daerah yangmengatur
perkembangan dan dinamika kependudukan di daerah;
Melaksanakan penyerasian isu kependudukan ke dalam program pembangunan di daerah;
Melakukan penilaian operasional program Badan;
Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Informasi
sesuai tugas dan fungsinya.21
Fungsi Badan Keluarga Berencana
21
Meningkatkan penetahuaan , kesadaran sikap dan perilaku keluarga dalam pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak, pembinaan kesehatan ibu,bayi, anak dan remaja, serta
peningkatan kualitas hidup lansia.
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku keluarga dalam melaksanakan 8
fungsi keluarga meliputi fungsi – fungsi keagamaaan, sosial budaya, cinta kasih,
perlindungan reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan.
Meningkatkan kemandirian keluarga dalam membentuk keluarga yang dengan cirri – ciri
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ulet dan tangguh, maju, cerdas dan mampu
mengembangkan potensi diri.22
2. Tugas Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan Perempuan, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
Melaksanakan penyusunan rencana program dan rencana kerja di bidang partisipasi,
peranan dan pemberdayaan perempuan;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
lembaga/instansi terkait di bidang partisipasi, peranan dan pemberdayaan perempuan;
Menyiapkan bahan penetapan kebijakan daerah pelaksanaan PUG di Daerah;
Melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan mediasi pelaksanaan PUG skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme PUG
pada lembaga pemerintahan, Pusat Studi Wanita (PSW), lembaga penelitian dan
pengembangan, lembaga non pemerintah skala Daerah;
22
Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program dan kegiatan yang responsive
gender skala Daerah;
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG skala Daerah;
Melaksanakan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif gender, dan pengembangan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) PUG skala Daerah;
Melaksanakan PUG yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM dan politik skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi penyediaan data terpilah menurut jenis kelamin skala Daerah;
Menyelenggarakan kebijakan Daerah tentang peningkatan kualitas hidup perempuan
yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya Daerah;
Melaksanakan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dalam
kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan,
dan sosial budaya skala Daerah;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan kualitas hidup perempuan dalam bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya
skala Daerah;menyelenggarakan kebijakan Daerah tentang perlindungan perempuan
terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia
dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana;
Melaksanakan fasilitasi pengintegrasian kebijakan Daerah tentang perlindungan
lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang
terkena bencana skala Daerah;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan terutama
perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan
penyandang cacat dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana skala
Daerah;
Melaksanakan fasilitasi penguatan lembaga/organisasi masarakat dan dunia usaha untuk
pelaksanaan PUG skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masarakat
dan dunia usaha untuk pelaksanaan PUG skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi lembaga masarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk
mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) skala Daerah;
Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak skala
Daerah;
Membuat laporan perkembangan program dan kegiatan organisasi perempuan di Daerah
secara berkala kepada atasan;
melaksanakan pengawasan, pembinaan dan penilaian terhadap staf;
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan sesuai tugas dan fungsinya.
Melaksanakan penyusunan rencana program dan rencana kerja di bidang
Melaksanakan pengembangan usaha pemberdayaan perempuan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan institusi terkait dalam
meningkatkan SDM dan keterampilan perempuan melalui pelatihan dan pembinaan;
Melaksanakan sosialisasi bagi organisasi perempuan dan institusi lainnya dalam upaya
pencegahan PSK dan perdagangan perempuan;
Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi perempuan/wanita seperti PKK,
Dharma Wanita dan organisasi perempuan lainnya dalam upaya peningkatan kualitas serta
peningkatan kesejahteraan perempuan;
Melaksanakan pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan organisasi perempuan
termasuk PKK dan Dharma Wanita;
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait agar memberikan dukungan moral dan
spiritual bagi kelompok/organisasi perempuan dalam upaya peningkatan pendapatan
keluarga;
Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar yang berhubungan dengan perempuan;
Melaksanakan pengumpulan bahan dan data yang diperlukan dalam rangka
pemberdayaan kemandirian organisasi perempuan;
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan penilaian terhadap staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan
Fungsi Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut :
Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kaum ibu dan keluarga pada umumnya
untuk mengurangi beban yang dipikulnya dalam lingkungan keluarga dengan mengatur
kehamilan dan kelahiran anak-anaknya. Dengan cara itu, perempuan dapat ikut berpartisipasi
dalam pembangunan. Lebi dari itu, kaum ibu dapat ikut serta membangun keluarga,
lingkungan sertamengembangkan sifat dan jiwa kewirausahaan dengan ikut serta
dalamgerakan pemberdayaan ekonomi keluarga.23
Perempuan mau tidak mau harus membangkitkan kemampuan mereka agar mampu
melihat lebih jauh ke depan, misalnya dalam bentuk meningkatkan kesadaran mereka untuk
menabung. Hal ini mutlak harus dilakukan karena mereka adalah tulang punggung dalam
keluarga yang harus mampu menghidupi anak-anaknya kelak dan meningkatkan
kesejahteraan keluarganya.
Di Indonesia, pergerakan kaum perempuan mulai menggelindings sebagian besar karena
dibuka oleh pikiran RA Kartini sampai terbangunnya organisasi-organisasi perempuan mulai
tahun 1912.15 Kegiatan mereka pada awalnya menekankan pendidikan yang membuka
cakrawala kaum perempuan, misalnya memasak, merawat anak, melayani suami, menjahit,
dan lain-lain. Lebih jauh dari itu, mereka memberikan pula kesadaran yang belakangan
23
disebut sebagai“emansipasi wanita”, bahwa kaum perempuansederajat dengan kaum laki-laki.
Oleh Soekarno ini disebut dengan istilah“ menyempurnakan keperempuanannya.24
3. Tugas Bidang Perlindungan Anak rincian tugas sebagai berikut:
Menyusun rencana kegiatan dan anggaran di bidang perlindungan dan pengembangan
potensi anak;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
lembaga/instansi terkait di bidang perlindungan dan pengembangan potensi anak;
Melaksanakan kebijakan kesejahteraan dan perlindungan anak;
Melaksanakan pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program
pembangunan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak;
Meneliti, menyeleksi dan memberikan disposisi atas surat-surat dan berkas surat yang
disampaikan oleh atasan dan mendistribusikannnya kepada Sub-sub Bidang untuk diproses
lebih lanjut;
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan anggaran
dan kegiatan Bidang;
Meneliti setiap pengajuan konsep naskah dinas yang diajukan oleh sub-sub bidang;
Memberikan petunjuk teknis administratif dan mengarahkan tugas/pekerjaan Sub-Sub
Bidang;
24 Oey-Gardiner, Mayling, Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai tugas dan
fungsinya.
Menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kerja di bidang perlindungan anak;
Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
perlindungan anak;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
lembaga/instansi terkait di bidang perlindungan anak;
Melaksanakan kebijakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan
anak skala Daerah;
Menyiapkan bahan penetapan kebijakan daerah untuk kesejahteraan dan perlindungan
anak skala Daerah;
Melaksanakan pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan
skala Daerah;
Menyiapkan bahan penetapan sasaran Bina Keluarga Balita (BKB) dan Bina Keluarga
Remaja (BKR);
Menyiapkan dan menyelenggarakan bimbingan dan penyediaan fasilitas kelompok BKB
dan BKR;
Melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan terhadap perlindungan anak di sekolah-sekolah
dan institusi pengelola anak dan keluarga;
Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan institusi terkait dalam penanggulangan
serta pencegahan kekerasan dan trafeking terhadap anak;
Melaksanakan fasilitasi dan pengayoman anak yang mengalami tindak kekerasan kepada
pihak yang berwenang;
Melaksanakan monitoring dan pembinaan terhadap organisasi anak dan remaja;
Melaksanakan penguatan lembaga/organisasi masarakat dan dunia usaha untuk
pelaksanaan dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masarakat
dan dunia usaha untuk pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak skala Daerah;
Melaksanakan fasilitasi lembaga masarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk
mewujudkan perlindungan anak skala Daerah;
Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan penilaian terhadap staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Anak
sesuai tugas dan fungsinya.
Melaksanakan penyusunan program dan rencana kerja di bidang pengembangan potensi
anak;
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama baik di lingkungan Badan maupun dengan
lembaga/instansi terkait di bidang pengembangan potensi anak; melaksanakan
penumbuhkembangan institusi pembinaan anak;
Menyelenggarakan perlombaan dan penilaian terhadap anak sehat dan cerdas;
melaksanakan koordinasi dengan sekolah-sekolah TK (Taman Kanak-kanak), Play Group
dan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dalam upaya peningkatan kualitas anak;
Menyelenggarakan pertemuan dan orientasi dengan para pengelola sekolah dan
organisasi lainnya yang menangani anak;
Menyelenggarakan peringatan hari anak di Daerah;
Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan penilaian terhadap staf;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Anak
sesuai tugas dan fungsinya.
Fungsi Perlindungan Anak adalah
Adapun fungsi dari didirikannya Komnas Anak adalah untuk melakukan pengumpulan
data,informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hak anak, melakukan kajian hukum dan
kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak pada kepentingan terbaik anak,
memberikan penilaian dan kepada pemerintah dalam rangka mengintegrasikan hak – hak anak
dalam setiap kebijakan dan pendapat dan laporan independen tentang hukum dan kebijakan
berkaitan dengan anak menyebarluaskan, publikasi dan sosialisasi tentang hak-hak anakdan
situasi anak diIndonesia, menyampaikan pendapat dan usulan tentang pemantauan pemajuan dan
kemajuan,dan perlindungan hak anak kepada parlemen, pemerintah dan lembaga
untukmembuatlaporanalternatifkemajuanperlindungananakditingkatnasionaldan melakukan
perlindungan khusus bagi anak.25
Komnas anak yang saat ini diketuai oleh Seto Mulyadi, dengan Sekretaris Jenderal Arist
Merdeka Sirait, terdiri dari dua bagian yaitu Forum Nasional Perlindungan Anak
(ForumNasional), merupakan badan pemegang kekuasaan tertinggi dan pengambil keputusan
tertinggi dalam Komisi Nasional Perlindungan Anak, dan Komisi Nasional Perlindungan Anak
yang anggotanya dipilih oleh Forum Nasional.
C. Sarana Dan Prasarana Dalam Mendukung Pelaksanaan Program Keluarga Berencana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang harus terpenuhi ketika akan memberikan
pelayananan kepada masarakat sehingga masarakat akan merasa nyaman ketika sedang dilayani
dan menjadi penilaian pertama oleh masarakat.
Sarana pelayanan yang di maksud di sini ialah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja
dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan
juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan
organisasi kerja itu.
Menurut KEP.MENPAN No. 63 Tahun 2004 setiap penyelenggaraan pelayanan publik
harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan.
Sarana dan Prasarana dalam mendukung program keluarga berencana adalah :
25
1. Mobil unit pelayanan keliling program KB dan mobil unit penerangan program KB untik melakukan penyuluhan dilingkungan masarakat
2. Klinik keluarga berencana calon akseptor KB baru dan aksepttor KB aktif disetiap kecamatan dan rumah sakit Bersalin pemerintah dan suwasta yang mempunyai dokter dan bidan yang ahli terlatih dan professional.
3. Adanya tim keluarga berencana keliling dari kabupaten dan kecamatan yang turun langsung kekelurahan dan lingkungan mengadakan penyuluhan dan pelayanan aksepor KB.
4. Program PKK - KB , kesehatan dan TNI- KB keehatan, IBI- Kesehatan, yang melakuka
Tim terpadu melaksanakan konsseling penyuluhan dan pelayanan terpadu dari tingkat
kota kecamatan dan kelurahan.26
5. Pelayanan KB ulangan tingkat Desa dan Kelurahan oleh Kader pembantu Pembina KB
desa dan sub, PPKBD yang terlatih di setiap desa dan kelurahan.
6. Program aladin dan listrik kencana bagi keluarga yang tidak mampu sesuai dengan
anggaran yang di tentukan pemerintah di desa dan kelurahan.
7. Program bina keluarga balita di tingkat desa dan kelurahan di dalam rangka menumbuh
kembangkan dan meningkatkan pengetahuan orang tua dalam membina tumbuh
kembang anak.
8. Pemerintah menyediakan kenderaan roda dua bagi setiap petugas lapangan untuk
melancarkan dan mensukseskan visi misi program keluarga beren cana.
26
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGGA BERENCANA TERHADAP PENGENDALIAN DAN PENINKATAN PENDUDUK DI KOTA
PADANGSIDIMPUAN
A.Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Dalam Peningkatan Jumlah Penduduk Di Kota
Padangsidimpuan adalah :
1. Tidak adanya rasa ingin tau masarakat tetang pentingny ikut KB
2. Tingginya jumlah kelahiran (total fetelity)
3. Banyaknya tempat – tempat lesehan untuk mojok bagi remaja yang berpacaran sehingga
membuat prilaku menyimpang (tempat mesum)
4. Kurangny rasa peduli terhadap kesehatan istri untuk mengatur jarak kelahiran anak.
5. Masih tingginya rasa malu masarakat untuk menggunakan alat kontra sepsi di dalam
berumah tangga
7. Masih kentalnya adat istiadat di lingkugan bermasarakat seperti diadat batak garis
keturunan marga itu di warisi anak laki – laki. jadi sebelum pasangan suami istri
mendapat anak laki – laki pria pasangan suami istri ini belum merasa tenang.
8. Terkontaminasi anak bangsa dengan budaya asing baik dari segi sifat, kepribadian, cara
berpakain, gaya hidup, narkoba, sex bebas, yang membuat prilaku masarakat
menyimpang.
9. Mendarah dagingnya budaya dan istilah kebiasaan masarakat batak yang mengatakan
banyak anak banyak rezeki.27
10. Banyakny Pendatang masuk ke kota Padangsidimpuan yang menyebabkan penumpukan
masarakat, dan penumpukan pengangguran.
11. Seringnya kelalaian masarakat dalam menggunakan alat KB, seperti alat kontra sepsi
baik dari pria (Kondom) maupun dari pihak wanita (spiral) dan kelalaian untuk
mengkonsumsi pil KB, tidak di turuti karena takut dengan efek sampingny menjadi
gemuk, sehingga pencegahan, untuk kehamilan istri jadi tidak berjalan seperti yang di
harapkan kedua pasangan, sehingga menyebabkan kehamilan bagi sang istri.
B.Pelaksananaan Program Keluarga Berencana di Kota Padangsidimpuan adalah :
1. Kegiatan tim keluarga berencana keliling ( TKBK ) yang dilaksanakan setiap bulan
dikelurahan desa yang bekerja sama langsung dengan Ikatan Bidan Indonesia( IBI).
27
2. Pelaksaan kontra sepsi mantap ( KONTAP ) yang bekerja sama langsung dengan medis
operasi pria ( M O P ) dan medis operasi wanita ( M O W ) yang dilak sanakan pada
setiap tahun.
3. Pelaksanaan bakti sosial bayangkara, KB –KES.
4. Pelaksanaan TNI-KB-KES yang di laksanakan pada bulan mei sampek dengan Oktober
yang dilaksanakan pada enam bulan
5. Bulan bakti PKK (Pemberdayaan Ketahanan Keluarga) – KES yang dilaksanakan selama
tiga bulan selama dari oktober sampai denngan September.28
6. Program aladin dan listrik kencana bagi keluarga yang tidak mampu sesuai dengan
anggaran yang di tentukan pemerintah di desa dan kelurahan.29
7. Program bina keluarga balita di tingkat desa dan kelurahan di dalam rangka menumbuh
kembangkan dan meningkatkan pengetahuan orang tua dalam membina tumbuh
kembang anak.
C.Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Padangsidimpuan adalah
:
1. Kurangnya kesadaran masarakat kota padangsidimpuan memahami program KB yakni 2
anak lebih baik.
Masarakat Indonesia masih kurang memahami tentang pentingnya program KB
terutama di kota padangsidimpuan, dikota tersebut masih rendahnya kesadaran tentang
28
Hasil wawancara dengan Raden Arif, Hrp,Kepala teknis bagian KB, Kota Padangsidimpuan pada tanggal 28 april 2015
29
keluarga berencana atau yang disingkat dengan KB dikarenakan pemikiran yang
cenderung masih berpikir tentang istilah “Banyak anak banyak rezki”. Padahal
diperkembangan zaman apalagi dizaman modern ini kebutuhan semakin meningkat dan
mendapatkan pekerjaan pun semakin sulit.
2. Kurangnya pendidikan masarakat kota padangsidimpuan khususnya ekonomi menengah
kebawah akan pentingnya program KB untuk kesejahteraan dalam berkeluarga.
3. Tidak maksimalnya sosialisai program KB di kota padangsidimpuan, disebabkan
kurangnya perhatian pemerintah dibidang kesehatan terutama KB dalam lingkungan
masarakat padangsidimpuan secara langsung (tatap muka).
4. Kurangnya dana pelatihan maupun sosialisasi dari pemerintah maupun pemda setempat
agar meratanya pengetahuan masarakat akan pentingnya program KB.30
5. Kebanyakan orangtua di kota padangsidimpuan masih berfikiran ortodok yang
menganggap bahwa banyak anak akan banyak rejeki.
6. Minimnya lapangan pekerjaan,kurangnya pendapatan, meningkatnya kriminalitas dan
membludaknya tingkat pertumbuhan penduduk yang membuat masarakat berfikir
sosialisasi maupun pelatihan program KB itu hanya membuang-buang waktu saja.
30
BAB V A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, akhirnya penulis menarik
kesimpulan yaitu:
1. Program pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota
padangsidimpuan adalah dengan cara melakukan kegiatan tim keluarga berencana
keliling (TKBK) yang dilaksanakan setiap bulan di Kelurahan /desa yang bekerja
sama langsung dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
2. Peran dan fungsi Keluarga Berencana adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran
sikap dan perilaku dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak,
pembinanaan kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja serta peningkatan kualitas hidup
lansia. Sedangkan peran dan fungsi pemberdayaan perempuan adalah memberika
kesempatan yang lebih besar kepada kaum ibu dan keluarga pada umunya untuk
menguranngi beban yang di pikulnya dalam lingkungan keluarga dengan mengatur
kehamilan dan kelahiran anak – anaknya.
3. Cara implementasi kebijakan pengendalian pertumbuhan dan penimgkatan kuaitas
penduduk di kota padangsidimpuan adalah melaksanakan kegiatan tim Keluarga
Berencana Keliling (TKBK), Bulan Bakti PKK (Pemberdayaan Ketahanan
Keluarga) –KES dan Porgram Aladin Dan Listrik Kencana.Yang mana Keluarga
berkerjasama langsung dengan Ikatan Bidan Indonesia.Bulan Bakti PKK(
PEMBERDAYAAN Ketahanan Keluarga)-KES yang dilaksanakan selama tiga
bulan dati Oktober samoai September.Sedangkan Program Aladin dan Listrik
Kencana dilaksanakan untuk membantu keluarga yang tidak mampu sesuai dengan
anggran yang di tentukan pemerintah desa dan kelurahan.
B. Saran - saran
Berdasarkan uraian dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut :
1.Diharapkan kepada pelaksana PLKB yang berwenang agar lebih bersungguh – sungguh
dalam menanggulangi pertumbuhan penduduk, dan menjaga generasi bangsa agar tidak
berperilaku menyimpang.
2.Melakukan penyuluhan kepelosok pelosok desa agar masarakat mengetahui secara
menyeluruh pentingny ikut Program KB.
3. Diharap kepada orang tua agar lebih memperhatikan anak - anaknya agar tidak
melakukan perbuatan menyimpang yang berdampak buruk bagi masa depannya dengan
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Menurut WHO (world Health Organization) Expert Committee Tahun
1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk :
a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan
c. Mengatur interval diantara kehamilan
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Berhubugan dengan hal tersebut maka diperlukan pengaturan hukum untuk
memperkuat program- program keluarga berencana agar masarakat tertarik dan
yakin terhadap program yang dicanangkan program KB, terutama generasi
penerus bangsa bisa menjaga diri agar tidak terjerumus kedalam sex bebas dan
narkoba yang dapat menghancurkan jati diri anak bangsa.9
Maka program keluarga berencana dilandasi dengan peraturan hukum agar
agar masarakat tidak ragu dengan program keluarga berencana yang telah di
tetapkan oleh pemerintah dengan peraturan yang sah dan dibarengi peraturan
9
hukum dengan dikeluarkannya undang – undang no 52 tahun 2009 tentang
program keluarga berencana.
A. Landasan Hukum Program Keluarga Berencana (KB) Di Indonesia
Inilah beberapa landasan Hukum keluarga berencana di Indonesia,
mengapa Program Keluarga Berencana diperbolehkan.10
a.Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), Pasal 26 ayat (3), Pasal 28B ayat (1), Pasal 28B ayat (2), Pasal 28C ayat (1), Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependuduk
10
j. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional
k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
l. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
m. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2010-2014.
n. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional
r. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
s. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.
t. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Dengan dasar hukum inilah program keluarga berencana dijalankan
keluarga berencana.Yang mana dapat mengikat setiap manusia dalam
menjalankan program Keluarga Berencana dan memberikan sangsi yang
sesuai dengan ketentuan bagi yang melanggar peraturan hukum.
B. Tujuan dan manfaat program keluarga berencana a.Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan Program Keluarga berencana adalah mewujudkan cita – cita
keluarga Indonesia dengan mewujudkan pembangunan nasional yang
mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan
kependudukan bahwa penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan
pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan
karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan
yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas
dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan
keluarga berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan
penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengenbangan
kualitas penduduk pada seluruh dimensi, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan
nasional, serta mampu bersaing dengan bangsalain dan dapat menikmati hasil
pembangunan secara adil dan merata.11
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 memberikan peluang yang
seluas-luasnya kepada masarakat untuk ikut serta dengan para petugas dalam
mengelola dan melaksanakan Gerakan Keluarga Berencana, Pembangunan
Keluarga Sejahtera di lingkungannya.12
Mengingat peranan Badan Keluarga Berencana sebagai Badan Kordinasi,
maka faktor kesepakatan untuk pelaksanaan program merupakan titik yang
strategis.Untuk mencapai kesepakatan ini, salah satu diantaranya dan juga
merupakan yang utama adalah melalui forum rapat- rapat kordinasi.Selain
forum untuk mencapai kesepakatan sekaligus juga sebagai forum untuk tukar
menukar informasi dan menyampaikan ide – ide Keluarga Berencana dan
pembangunan keluarga sejahtera.
Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masarakat
khususnya calon ibu muda dan kaum ibu dengan paritas rendah, tentang cara
bagaimana mengelola kehidupan rumah tangga yang baik dan mengatur
keuangan didalam rumah tangga dan kurun reproduksi sehat yang meliputi
waktu yang tepat untuk menikah, memperoleh keturunan, menghentikan
kesuburan, cara hamil yang sehat, cara pemeliharaan kehamilan, dan cara
melahirkan yang sehat.
11
Undang – Undang No 52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependudukan dan Ketahanan keluarga
12
Menurunkan jumlah kehamilan ibu yang termasuk golongan resiko tinggi,
meningkatkan pemakaian Kontrasepsi efektif terpilih sesuai dengan kurun
reproduksi tersebut dan meningkatkan pengetahuan tentang tempat – tempat
pelayanan untuk para ibu hamil, untuk persalinan, masa nifas, pemiliharaan
bayi.13
Sasaran pembangunan keluarga sejahtera adalah keluarga secara utuh,
dengan fokus perhatiaan diberikan kepada ibu.Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa ibu merupakan anggota keluarga yang paling rentan
namun mempunyai potensi yang sangat besar dalam peningktan kesejahteraan
keluarga. Oleh karena itu seorang ibu dianjurkan untuk mempunyai
pengetahuaan, kesadaran dan penghayatan terhadap makna kehidupan dan
pelaksanaan fungsi keluarga pada saat usia anak dewasa dan saling pengertian
antara suami istri tentang pertumbuhan biologis.
Untuk itu, sejak tahun 1991 telah dikembangkan Kampanye Ibu Sehat
Sejahtera (KISS) dengan berbagai kegiatan yang berakar di desa. Namun
demikian demi mengantisipasi masa depan yang lebih dinamis, sekedar
kampanye disarankan belum cukup untuk dapat mengungkit kesejahteraan ibu.
Oleh karena itu Bidan yang telah diupayakan pemerintah untuk berada pada
setiap desa, dapat diterima dan dimanfaatkan demi kepentingan kesejahteraan
ibu.
13
Sebagai media untuk membantu meningkatkan pengetahuan masarakat
tentang kesejahteraan wanita, dibentuklah Pusat Informasi Keluarga Sejahtra di
Desa,dimana kader PIKSA dapat memberikan pengetahuaan – pengetahuaan
dasar mengenai masalah keluarga, khususnya mengenai masalah kesehatan
keluarga, diharapkan pula penyelenggara kader ( PIKSA ) dapat menjadi
penggerak kegiatan – kegiatan yang kondusif untuk dapat meningkatkan
kesejahtraan ibu.
b. Manfaat Program Keluarga Berencana
Manfaat Keluarga Berencana bagi masarakat sangatlah banyak terutama
kepada pasangan suami istri yang baru menikah.14
Manfaat Keluarga Berencana tersebut antara lain :
1. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Umum • Dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk
• Meningkatkan kesejahteraan masarakat
• Meningkatkan ketahanan nasional
2. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Khusus • Manfaat Keluarga berencana untuk Ibu
• Manfaat Keluarga Berencana untuk Bapak
• Manfaat Keluatga Berencana untuk Anak
• Manfaat Keluaraga Berencana untuk Keluarga
3.Manfaat Keluarga Berencana untuk Ibu
14
• Ibu lebih sehat
• Lebih cantik
• Awet muda
• (Insya allah) panjang umur
• Lebih disayang suami
4.Manfaat Keluarga berencana untuk Bapak
• Kebutuhan biologis lebih terpenuhi
• Beban tanggungan lebih ringan
• Hati dan fikiran lebih tenang
• Prestasi kerja lebih meningkat
• Hidup lebih bahagia dan sejahtera
5.Manfaat Keluarga Berencana untuk Anak
• Anak lebih terurus
• Anak lebih sehat
• Anak lebih memperoleh kasih sayang
• Anak lebih ceria dan bahagia
• Anak lebih maju sekolahnya
6.Manfaat Keluarga Berencana Bagi Keluarga
• Suami istri lebih mesra
• Ekonomi keluarga lebih mudah diatur
• Keluarga lebih harmonis dan bahagia
• Ketahanan keluarga lebih baik
• Anak akan lebih cerdas
C. Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana
Berdasarkan Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 20007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maka
untuk perluasan program keluarga berencana di daerah pemerintah membuat
instansi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak sebagai
pengelola Program Keluarga Berencana di daerah, sedangkan di pusat yang
mengelolan Program Keluarga Berencana adalah BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). 15
Pemerintah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan
jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan untuk mencerdaskan
keluarga bangsa Indonesia dengan melakukan pelatihan keterampilan ibu
rumah tangga agar dapt membantu perekonomian keluarga. Untuk
melaksanakan kebijakan program jangka menengah dan jangka panjang
sebagaimana dimaksud dilakukan:
15
a. Pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan,
dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga.
b. Perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga.
c. Pengendalian dampak pembangunan terhadap perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan hidup.
d. Pemerintah bertanggung jawab dalam :
1) menetapkan kebijakan nasional
2) menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria
3) memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi
4) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi.
e. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam:
1) menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga di Kabupaten/Kota.
2) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
aspirasi, dan kemampuan masarakat setempat.
f. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas
1) menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami
istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi
kesehatan, dan norma agama;
2) menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan.
3) menyediakan informasi yang lengkap, akurat,dan mudah diperoleh tentang
efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk
manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab penyakit
penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan
seksual.
4) meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta
ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi.
5) meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas keluarga berencana.
6) menyediakan pelayanan ulang dan penanganan efek samping dan
komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.
7) melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif
untuk mencegah kehamilan 6 (enam) bulan pasca kelahiran,
meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak.
8) memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya ketidak mampuan
pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 (dua belas) bulan tanpa
Adapun kewenangan Pemerintah Daerah menurut Pasal 8 Undang –
Undang No 38 Tahun 2007 yang di berikan Pemerintah pusat dalam
pengelolaan desentralisasi adalah :
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
g. penanggulangan masalah sosial;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;
m.pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal;
Dukungan yang diberikan dalam bentuk program – program rintisan