BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Menurut WHO (world Health Organization) Expert Committee Tahun
1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk :
a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan
c. Mengatur interval diantara kehamilan
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Berhubugan dengan hal tersebut maka diperlukan pengaturan hukum untuk
memperkuat program- program keluarga berencana agar masarakat tertarik dan
yakin terhadap program yang dicanangkan program KB, terutama generasi
penerus bangsa bisa menjaga diri agar tidak terjerumus kedalam sex bebas dan
narkoba yang dapat menghancurkan jati diri anak bangsa.9
Maka program keluarga berencana dilandasi dengan peraturan hukum agar
agar masarakat tidak ragu dengan program keluarga berencana yang telah di
tetapkan oleh pemerintah dengan peraturan yang sah dan dibarengi peraturan
9
hukum dengan dikeluarkannya undang – undang no 52 tahun 2009 tentang
program keluarga berencana.
A.Landasan Hukum Program Keluarga Berencana (KB) Di Indonesia
Inilah beberapa landasan Hukum keluarga berencana di Indonesia,
mengapa Program Keluarga Berencana diperbolehkan.10
a.Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), Pasal 26 ayat (3), Pasal 28B ayat (1), Pasal 28B ayat
(2), Pasal 28C ayat (1), Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependuduk
10
j. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional
k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
l. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
m. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2010-2014.
n. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional
r. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
s. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.
t. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Dengan dasar hukum inilah program keluarga berencana dijalankan
keluarga berencana.Yang mana dapat mengikat setiap manusia dalam
menjalankan program Keluarga Berencana dan memberikan sangsi yang
sesuai dengan ketentuan bagi yang melanggar peraturan hukum.
B. Tujuan dan manfaat program keluarga berencana
a.Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan Program Keluarga berencana adalah mewujudkan cita – cita
keluarga Indonesia dengan mewujudkan pembangunan nasional yang
mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan
kependudukan bahwa penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan
pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan
karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan
yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas
dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan
keluarga berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan
penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengenbangan
kualitas penduduk pada seluruh dimensi, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan
nasional, serta mampu bersaing dengan bangsalain dan dapat menikmati hasil
pembangunan secara adil dan merata.11
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 memberikan peluang yang
seluas-luasnya kepada masarakat untuk ikut serta dengan para petugas dalam
mengelola dan melaksanakan Gerakan Keluarga Berencana, Pembangunan
Keluarga Sejahtera di lingkungannya.12
Mengingat peranan Badan Keluarga Berencana sebagai Badan Kordinasi,
maka faktor kesepakatan untuk pelaksanaan program merupakan titik yang
strategis.Untuk mencapai kesepakatan ini, salah satu diantaranya dan juga
merupakan yang utama adalah melalui forum rapat- rapat kordinasi.Selain
forum untuk mencapai kesepakatan sekaligus juga sebagai forum untuk tukar
menukar informasi dan menyampaikan ide – ide Keluarga Berencana dan
pembangunan keluarga sejahtera.
Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masarakat
khususnya calon ibu muda dan kaum ibu dengan paritas rendah, tentang cara
bagaimana mengelola kehidupan rumah tangga yang baik dan mengatur
keuangan didalam rumah tangga dan kurun reproduksi sehat yang meliputi
waktu yang tepat untuk menikah, memperoleh keturunan, menghentikan
kesuburan, cara hamil yang sehat, cara pemeliharaan kehamilan, dan cara
melahirkan yang sehat.
11
Undang – Undang No 52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependudukan dan Ketahanan keluarga
12
Menurunkan jumlah kehamilan ibu yang termasuk golongan resiko tinggi,
meningkatkan pemakaian Kontrasepsi efektif terpilih sesuai dengan kurun
reproduksi tersebut dan meningkatkan pengetahuan tentang tempat – tempat
pelayanan untuk para ibu hamil, untuk persalinan, masa nifas, pemiliharaan
bayi.13
Sasaran pembangunan keluarga sejahtera adalah keluarga secara utuh,
dengan fokus perhatiaan diberikan kepada ibu.Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa ibu merupakan anggota keluarga yang paling rentan
namun mempunyai potensi yang sangat besar dalam peningktan kesejahteraan
keluarga. Oleh karena itu seorang ibu dianjurkan untuk mempunyai
pengetahuaan, kesadaran dan penghayatan terhadap makna kehidupan dan
pelaksanaan fungsi keluarga pada saat usia anak dewasa dan saling pengertian
antara suami istri tentang pertumbuhan biologis.
Untuk itu, sejak tahun 1991 telah dikembangkan Kampanye Ibu Sehat
Sejahtera (KISS) dengan berbagai kegiatan yang berakar di desa. Namun
demikian demi mengantisipasi masa depan yang lebih dinamis, sekedar
kampanye disarankan belum cukup untuk dapat mengungkit kesejahteraan ibu.
Oleh karena itu Bidan yang telah diupayakan pemerintah untuk berada pada
setiap desa, dapat diterima dan dimanfaatkan demi kepentingan kesejahteraan
ibu.
13
Sebagai media untuk membantu meningkatkan pengetahuan masarakat
tentang kesejahteraan wanita, dibentuklah Pusat Informasi Keluarga Sejahtra di
Desa,dimana kader PIKSA dapat memberikan pengetahuaan – pengetahuaan
dasar mengenai masalah keluarga, khususnya mengenai masalah kesehatan
keluarga, diharapkan pula penyelenggara kader ( PIKSA ) dapat menjadi
penggerak kegiatan – kegiatan yang kondusif untuk dapat meningkatkan
kesejahtraan ibu.
b. Manfaat Program Keluarga Berencana
Manfaat Keluarga Berencana bagi masarakat sangatlah banyak terutama
kepada pasangan suami istri yang baru menikah.14 Manfaat Keluarga Berencana tersebut antara lain :
1. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Umum
• Dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk
• Meningkatkan kesejahteraan masarakat
• Meningkatkan ketahanan nasional
2. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Khusus
• Manfaat Keluarga berencana untuk Ibu
• Manfaat Keluarga Berencana untuk Bapak
• Manfaat Keluatga Berencana untuk Anak
• Manfaat Keluaraga Berencana untuk Keluarga
3.Manfaat Keluarga Berencana untuk Ibu
14
• Ibu lebih sehat
• Lebih cantik
• Awet muda
• (Insya allah) panjang umur
• Lebih disayang suami
4.Manfaat Keluarga berencana untuk Bapak
• Kebutuhan biologis lebih terpenuhi
• Beban tanggungan lebih ringan
• Hati dan fikiran lebih tenang
• Prestasi kerja lebih meningkat
• Hidup lebih bahagia dan sejahtera
5.Manfaat Keluarga Berencana untuk Anak
• Anak lebih terurus
• Anak lebih sehat
• Anak lebih memperoleh kasih sayang
• Anak lebih ceria dan bahagia
• Anak lebih maju sekolahnya
6.Manfaat Keluarga Berencana Bagi Keluarga
• Suami istri lebih mesra
• Ekonomi keluarga lebih mudah diatur
• Keluarga lebih harmonis dan bahagia
• Ketahanan keluarga lebih baik
• Anak akan lebih cerdas
C. Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana
Berdasarkan Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 20007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maka
untuk perluasan program keluarga berencana di daerah pemerintah membuat
instansi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak sebagai
pengelola Program Keluarga Berencana di daerah, sedangkan di pusat yang
mengelolan Program Keluarga Berencana adalah BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). 15
Pemerintah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan
jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan untuk mencerdaskan
keluarga bangsa Indonesia dengan melakukan pelatihan keterampilan ibu
rumah tangga agar dapt membantu perekonomian keluarga. Untuk
melaksanakan kebijakan program jangka menengah dan jangka panjang
sebagaimana dimaksud dilakukan:
15
a. Pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan,
dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga.
b. Perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga.
c. Pengendalian dampak pembangunan terhadap perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan hidup.
d. Pemerintah bertanggung jawab dalam :
1) menetapkan kebijakan nasional
2) menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria
3) memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi
4) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi.
e. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam:
1) menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga di Kabupaten/Kota.
2) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
aspirasi, dan kemampuan masarakat setempat.
f. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas
1) menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami
istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi
kesehatan, dan norma agama;
2) menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan.
3) menyediakan informasi yang lengkap, akurat,dan mudah diperoleh tentang
efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk
manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab penyakit
penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan
seksual.
4) meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta
ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi.
5) meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas keluarga berencana.
6) menyediakan pelayanan ulang dan penanganan efek samping dan
komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.
7) melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif
untuk mencegah kehamilan 6 (enam) bulan pasca kelahiran,
meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak.
8) memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya ketidak mampuan
pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 (dua belas) bulan tanpa
Adapun kewenangan Pemerintah Daerah menurut Pasal 8 Undang –
Undang No 38 Tahun 2007 yang di berikan Pemerintah pusat dalam
pengelolaan desentralisasi adalah :
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
g. penanggulangan masalah sosial;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;
m.pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal;
Dukungan yang diberikan dalam bentuk program – program rintisan
peningkatan kualitas, pengarahan mobilitas serta peningkatan produktifitas
penduduk dan kualitas keluarga.16
Dukungan ini dimaksudkan untuk memantapkan pelembagaan
pembangunan Keluarga Sejahtera dan penduduk yang memberikan situasi
yang semakin kondusif dengan mewujudkan masarakat yang mempunyai
SDM yang semakin tangguh dan mandiri.Keluargasa kinah mawadah dan
warrahmah adalah dambaan setiap insan yang berkeluarga, namun dibalik
kata kata yang sering terucap saat mengiringi pernikahan , ada sebuah
tanggung jawab besar untuk satu hal yang jelas dengan merencanakan
dengan matang pembangunan keluarga dengan konsep untuk mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Lingkungan yang kondusif akan memberikan efek baik bagi si
anak, dari keluarga anak akan belajar budi pekerti dan dalam lingkungan
masarakat sekitar, karakter anak akan terbentuk dan sedikit banyak
lingkungan pun berperan besar dalam pola pikir dan tindakan anak, anak
yang tumbuh di lingkungan religius cenderung akan mengikuti apa yang
dilihat dan didengar di dalam lingkungan religius pola tingkah laku anak
yang tinggal dilingkungan yang positif akan mempengaruhi kepribadian
anak sehingga tidak mudah tergoda dengan perbuatan yang menyimpang,
karena si anak sudah didasari dengan perbuatan yang positif.
16