• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN PRODUKSI TERINTEGRASI PERCETAKAN Sandra Jaene Awuy Sekolah Tinggi Teknologi Mitra Karya Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN PRODUKSI TERINTEGRASI PERCETAKAN Sandra Jaene Awuy Sekolah Tinggi Teknologi Mitra Karya Bekasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

63 PERANCANGAN PRODUKSI TERINTEGRASI

PERCETAKAN Sandra Jaene Awuy

Sekolah Tinggi Teknologi Mitra Karya Bekasi

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

Kata kunci: Kinerja, Teknik Industri PENDAHULUAN

Pemanfaatan teknik industri di Kawasan Jababekaantara lain adalah sebagai alat bantu untuk proses administrasi dan pendidikan. Komputer, database, sistem informasi kemahasiswaan digunakan untuk membantu proses administrasi. Surat menyurat dan pengarsipannya sudah dilakukan dengan menggunakan komputer dan printer. Di kota besar, jarang ditemui Kawasan Jababekayang masih menggunakan mesin ketik untuk menuliskan surat. Meski demikian komputer bukan hanya sebagai pengganti mesin ketik. Jika komputer diambil, proses administrasi akan terganggu. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan

komputer untuk proses administrasi sangat esensial di banyak Kawasan Jababeka. Di sisi pendidikan, program komputer digunakan untuk membantu dosen dalam memberikan mata pelajaran, presentasi dan memberi nilai. Sebetulnya, pendistribusian materi pelajaran lebih murah jika dilakukan dengan CD-ROM daripada dengan menggunakan kertas. Sebagai contoh harga CD-ROM kosong adalah sekitar Rp 3000,-, sementara itu uang yang sama hanya bisa digunakan untuk fotocopy 30 atau 50 halaman saja. Sayangnya alat baca CD-ROM ini masih berbentuk komputer yang harganya relatif mahal dan tidak mudah dibawa-bawa sebagaimana kita memdibawa-bawa

(2)

64 kertas. Penelitian sedang

berlangsung untuk membuat alat baca digital yang setara dengan kertas konvensional ini.

Materi pelajaran yang diletakkan di jaringan komputer atau Internet juga dapat melebarkan jangkauan pengajaran. Istilah e-learning biasanya digunakan untuk aplikasi ini. Sebagai contoh dari pendekatan ini, materi pelajaran saya tersedia di Internet. Materi ini ternyata digunakan oleh pengajar dan mahasiswa dari tempat lain. Sekali-sekali saya mendapat pertanyaan dari mereka melalui e-mail. Di bidang penelitian, teknik industri digunakan untuk mempercepat dan mempermudah proses penelitian. Kolaborasi peneliti yang dulunya harus dilakukan dengan bertemu secara fisik atau menggunakan surat menyurat yang lamban sudah digantikan dengan penggunaan Internet. E-mail dan mailing list sudah menjadi bagian dari kehidupan Kawasan Jababeka. Jika dahulu saya harus ke perpustakaan untuk mencari literatur atau harus melakukan interlibrary loan jika perpustakaan setempat tidak memiliki makalah yang saya cari,

maka sekarang beberapa makalah sudah dapat diperoleh melalui Internet. Situs seperti Citeseer memungkinkan saya untuk mendapatkan makalah klasik di bidang ilmu komputer tanpa perlu bersusah payah melakukan interlibrary loan yang mahal dan lambat. Organisasi profesional yang menerbitkan jurnal seperti IEEE dan ACM mulai mengembangkan digital library yang dapat diakses oleh anggotanya. Jurnal, majalah, proceedings, dan karya ilmiah yang dikelola oleh organisasi tersebut mulai dapat diakses secara on-line. Konferensi dan jurnal sudah menggunakan e-mail untuk pengiriman makalah.

Selain menggunakan teknik industri, beberapa Kawasan Jababeka juga mengembangkan ilmu dan teknik industri itu sendiri. Ini dilakukan oleh Kawasan Jababeka yang memiliki jurusan yang terkait dengan ilmu komputer. Berbagai software dan hardware baru banyak tumbuh dari Kawasan Jababeka. Perusahaan start-up pun mulai muncul dari Kawasan Jababeka. Selain mengembangkan bidang teknik industri Kawasan Jababeka juga mengembangkan

(3)

65 bidang penelitian baru seperti

Genome research, Bioinformatics, dan sejenisnya dengan bantuan teknik industri. Bidang-bidang seperti ini hanya dapat tumbuh dengan pesat dengan adanya pemanfaatan teknik industri. Ukuran data yang besar dalam penelitian genome memaksa peneliti untuk mengembangkan database yang dapat mengakomodasi data tersebut dengan efisien. Kolaborasi untuk menganalisa data-data tersebut juga menggunakan bantuan komputer yang tersebar di seluruh dunia dengan menggunakan Internet.

Peranan Teknologi dalam sebuah organisasi sangat penting. Terutama pada zaman sekarang ini yang menuntut semuanya serba cepat dan praktis. Kita tidak hanya dapat belajar dari buku semata, akan tetapi juga dari media-media yang lain yang ada pada zaman sekarang ini misalnya dari Internet, CD pembelajaran dan lain-lain. Oleh karena itu tepat jika dikatakan bahwa, organisasi yang belajar tidak dapat lepas dari teknologi dalam membantu kinerjanya. Contohnya saja, dengan adanya teknik industri (internet), proses belajar (pelatihan) dalam suatu organisasi menjadi lebih

fleksibel, tidak hanya terpaku di satu tempat dan dengan sistem tatap muka yang terkesan konvensional saja. Pelatihan juga dapat diberikan melalui internet sehingga para anggota di organisasi tersebut dapat mengikuti proses belajar atau pelatihan kapan saja dan dimana saja. Hal ini jelas membuktikan bahwa dengan teknologi untuk membantu pembelajaran dapat memperkecil cost dan pembelajaran menjadi lebih fleksibel.

KERANGKA TEORI

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67)

(4)

66 “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)

“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”. Menurut

Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”. Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki

(5)

67 beberapa karakteristik, yaitu

diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain: a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba

(6)

68 masih ada sampai sekarang sehingga

manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya. Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian,

teknologi percetakan

memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program , dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang

dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas. TI melakukan berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk merancang jaringan komputer dan Database informasi. Beberapa tugas yang TI lakukan mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat keras komputer, database dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan. Teknik industri mulai menyebar lebih jauh dari konvensional komputer pribadi dan teknologi jaringan, dan lebih ke dalam integrasi teknologi lain seperti penggunaan ponsel, televisi, mobil, dan banyak lagi, yang meningkatkan permintaan untuk pekerjaan .

Di masa lalu, para (Dewan Akreditasi untuk Engineering dan Teknologi) dan Asosiasi untuk mesin komputasi telah bekerjasama untuk membentuk akreditasi dan

(7)

69 standar kurikulum untuk program

degrees di Teknik industri sebagai bidang studi dibandingkan dengan Ilmu Komputer and Sistem Informasi. SIGITE (Special Interest Group for IT Education) adalah kelompok kerja ACM untuk mendefinisikan standar ini. Pendapatan layanan TI di seluruh dunia sebesar $ 763.000.000.000 di tahun 2009.

Pertumbuhan dan kapasitas teknologi: Hilbert dan Lopez[8] mengidentifikasi kecepatan eksponensial perubahan teknologi (semacam hukum Moore): mesin 'aplikasi-spesifik untuk menghitung kapasitas informasi per-kapita memiliki sekitar dua kali lipat setiap 14 bulan antara 1986-2007; kapasitas per-kapita di dunia komputer tujuan umum telah dua kali lipat setiap 18 bulan selama dua dekade yang sama, kapasitas telekomunikasi global per-kapita dua kali lipat setiap 34 bulan; kapasitas penyimpanan dunia per kapita yang dibutuhkan sekitar 40 bulan untuk menggandakan (setiap 3 tahun); dan informasi siaran per kapita telah dua kali lipat sekitar setiap 12,3 tahun. Dengan perkembangan teknik industri

secepat yang terjadi dewasa ini, hampir tidak ada bidang yang tidak dirambahnya, tidak terkecuali di dunia pendidikan tinggi. TI tidak hanya berguna untuk hal-hal yang memang secara langsung mengeksploitasi potensi teknologi, tapi juga mendorong munculnya cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan/kegiatan. Adalah tugas Kawasan Jababeka untuk memanfaatkan perkembangan TI sebaik-baiknya untuk kepentingan penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau oleh pihakpihak yang memerlukannya.

Setidaknya ada tiga peran yang dapat dimainkan oleh TI: Sebagai integrator program dan kegiatan Kawasan Jababeka, dalam rangka meningkatkan teknik industri, efisiensi, dan produktivitas. Peran sebagai integrator sangat penting karena perencanaan program/kegiatan Kawasan Jababeka sering tidak dilakukan secara terpadu. Banyak kegiatan yang tumpang tindih, dan banyak sumber daya yang tidak teralokasikan secara efisien. Contoh yang mudah dijumpai: penjadwalan kegiatan perkuliahan ditangani

(8)

70 sepenuhnya di tingkat program

studi, termasuk pengalokasian ruang pelajarannya. Jika dipandang dari aras Kawasan Jababeka, jadwal pelajaran dan alokasi ruang di masing-masing program studi membentuk mosaik-mosaik yang sama sekali tidak indah, karena penugasan dosen menjadi tidak merata (terutama untuk mata pelajaran dasar umum yang harus diikuti oleh semua mahasiswa), lebih-lebih untuk utilisasi ruang kelas. Ada program studi yang kesulitan mencari ruang kelas, dan sebaliknya, ada yang tingkat utilisasi ruang kelasnya rendah.

TI dapat membantu memudahkan perencanaan yang lebih terpadu. Penjadwalan dan alokasi ruang dapat dibantu aplikasi komputer yang melakukan perhitunganperhitungan optimalisasi dengan cepat. Tetapi tentu saja TI tetaplah sebagai alat (tool). TI tidak bisa bergerak tanpa didukung oleh kebijakan yang kondusif. Dalam contoh sebelumnya, perlu ada kebijakan sentralisasi penjadwalan ruang di tingkat universitas, sehingga efisiensi bisa diterapkan secara menyeluruh.

Masih banyak contoh lain yang dapat disampaikan di bidang pengelolaan kegiatan akademik, keuangan, ataupun SDM. Dalam peran sebagai integrator, baik bentuk peran TI maupun kebijakan pendukungnya perlu dijelaskan secara eksplisit dalam rencana strategis TI.

TI sebagai enabler bagi perbaikan/penyempurnaan

prosesproses akademik dan administratif serta munculnya layananlayanan baru yang inovatif. Seperti halnya teknologi lainnya, tujuan dasar pemanfaatan TI adalah perbaikan dan penyempurnaan dari apa yang ada saat ini. Manifestasinya bisa berupa tingkat kemudahan, kecepatan, produktivitas, akurasi, efisiensi, dan transparansi yang lebih tinggi. Apa yang dulu tidak bisa dikerjakan, sekarang hal ini menjadi mungkin karena bantuan TI. Mengingat peran enabler tersebut, perencanaan TI haruslah berorientasi pada pemanfaatan potensi TI untuk perbaikan dan penyempurnaan. Pembatasan pemanfaatan TI, misalnya hanya untuk menggantikan peran manusia (otomatisasi), bisa dianggap sebagai pemborosan

(9)

71 karena menyia-nyiakan potensi yang

tidak termanfaatkan. Dengan demikian, seorang perencana TI perlu memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu mengidentifikasi peluang-peluang yang inovatif. Proses enabling yang melibatkan TI hampir selalu diikuti dengan kebutuhan akan penyelarasan proses-proses bisnis. Penyediaan layanan KRS on-line misalnya, harus disertai dengan perubahan proses/tahapan KRS. Kewajiban menghadap dosen pembimbing akademik untuk meminta tandatangan otorisasi beban SKS yang akan diambil dapat dihilangkan, karena tugas ini diambil alih oleh komputer. Perubahan proses bisnis memang bukan domain TI, tetapi tanpa melakukan hal ini, implementasi sistem dan teknik industri tidak akan banyak bermanfaat. Perencanaan TI harus memperhatikan konsekuensi-konsekuensi semacam ini. Rencana strategis TI perlu memuat pula strategi menghadapi konsekuensi ikutan dari setiap program implementasi TI yang akan dijalankan.

TI untuk memperluas akses bagi seluruh warga kampus. Ini adalah misi untuk mewujudkan persamaan kesempatan (equal opportunities) atau “TI untuk semua“. Salah satu kelebihan TI adalah daya penetrasinya yang sangat tinggi. TI dapat menjangkau pihak-pihak bahkan yang paling jauh dan terpencil sekalipun. Kemampuan inilah yang dimanfaatkan untuk memperluas akses komunikasi dan menyebarkan informasi ke pihak-pihak yang sebelumnya tidak bisa menikmatinya. Di lingkungan kampuspun hal ini berlaku. Jika sebelumnya tidak semua warga kampus bisa mengakses informasi dari Internet atau berkomunikasi secara elektronis, TI bisa menghapus semua kendala tersebut. Untuk keperluan yang lebih spesifik, perluasan akses informasi dapat dimanfaatkan pula untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang lebih merata, efektif, dan berkualitas. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses akuisisi pengetahuan, dan hal ini dicapai melalui komunikasi informasi. Mahasiswa mengakses materi pelajaran elektronis dari server

(10)

72 universitas, dosen mencari informasi

di Internet untuk bahan pelajarannya, atau mahasiswa berdiskusi dengan sesamanya lewat forum-forum on-line, semua itu adalah manifestasi komunikasi informasi yang bisa difasilitasi oleh TI.

Sebenarnya ada satu lagi peran keempat, yaitu TI sebagai transformer, mengubah tatanan, budaya, mekanisme, dan nilai-nilai dalam pengelolaan Kawasan Jababeka. Transformasi akan muncul karena dua hal: penetrasi TI yang konsisten dan dukungan lingkungan yang kondusif. Jika kedua hal ini berlangsung terus menerus, akan terjadi proses akulturasi yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya transformasi budaya dalam pemanfaatan TI dan nilai-nilai yang menyertainya. Sebagai contoh, penggunaan email secara ekstensif dan konsisten dapat mengubah budaya komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. Belum banyak organisasi, termasuk Kawasan Jababeka di Indonesia, yang berhasil memanfaatkan TI sebagai transformer. Hal ini dapat dimengerti mengingat kebutuhan

daya dorong yang kuat untuk bisa mengatasi inertia (kelembaman), terutama tentang pola pikir dan kebiasaan. Selain itu diperlukan juga daya tahan dan persistensi yang tinggi untuk mengawal proses perubahannya sebelum buah transformasi itu sendiri terlihat. Bagi Kawasan Jababeka di Indonesia, memberdayakan TI sehingga bisa menjalankan perannya sebagai integrator, enabler, dan pemerluas akses sudah cukup baik.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan

(11)

73 sehingga dapat menghasilkan suatu

kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

Obyek Studi Kawasan Industri Jababeka

Pengembangan utama Perseroan adalah kota terpadu seluas 5.600 hektar, Kota Jababekadi Cikarang, dengan penduduk sekitar 1 juta orang. Kota Jababekatelah berkembang dari sebuah lahan hijau menjadi sebuah komunitas. Kota ini terletak 35 kilometer sebelah timur Jakarta, berlokasi strategis sepanjang koridor Bekasi - Cikampek, terdiri dari kawasan industri untuk indutri ringan, menengah, dan otomotif. Kota Jababekadapat diakses dengan jalan tol dan kereta api dengan jarak tempuh 45 menit dari pusat bisnis Jakarta.

Kota Jababekaadalah daerah pemukiman dengan kawasan industri yang mandiri dimana kini telah mempunyai sekitar 1.650 perusahaan nasional dan multinasional dari 30 negara (diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Australia, Jepang, China, Taiwan, Singapura, Malaysia, dll) dan telah mempekerjakan lebih dari 700.000

pekerja dan 4.300 ekspatriat. Perseroan memiliki tenant yang terdiri dari perusahaan multinasional seperti Loreal, ICI Paints, Mattel, Samsung, Unilever, United Tractors, Akzo Nobel, dan Nissin Mas

Menggunakan Kota Jababeka sebagai landasan, Perseroan mengembangkan kota terpadu di Tanjung Lesung yang melayani industri pariwisata, perhotelan dan rekreasi. Tanjung Lesung, terletak sekitar 200 kilometer dari barat daya Jakarta. Selain itu, Perseroan juga telah memulai sebuah proyek pengembangan kota mandiri yang bekerjasama dengan Sembcorp Development Indonesia Pte . Ltd , anak perusahaan dari Sembcorp (Singapura) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang berlokasi strategis sekitar 21 kilometer barat dari Semarang, ibukota provinsi Jawa Tengah, 20 kilometer dari Bandara Internasional Ahmad Yani, dan 25 kilometer ke Pelabuhan Tanjung Emas. Selain itu, Jababeka memiliki ruang kantor di pusat bisnis Jakarta, Menara Batavia, yang juga berfungsi sebagai kantor perwakilan perusahaan.

(12)

74 Dengan meningkatnya

ukuran dan jumlah penduduk di Kota Jababeka, kebutuhan untuk mendukung dan fasilitas rekreasi muncul, dan kemudian Perusahaan menambahkan sebuah taman pendidikan, pusat bisnis, lapangan golf, klub bisnis, dan beberapa fasilitas lain, di mana titik Perseroan menjadi pengembang kota mandiri yang berhasil. Dengan peresmian Power Plant dan Dry Port, Perusahaan menempatkan moto Beyond Property dalam praktek, yang kemudian didukung oleh proyek-proyek pembangunan Mix Perusahaan telah berkembang menjadi perusahaan berintegrasi, yang menawarkan berbagai macam real estate dan produk infrastruktur serta fasilitas logistik dengan mengawali proyek dry port.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Terdapat hubugan nyata pada semua hubungan antara kelompok orang tua siswa, tenaga kependidikan, dan warga masyarakat dalam jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, ukuran keluarga di Kawasan Jababeka pada tingkat

signifikansi 1 persen hingga 10 persen.

2. Terdapat hubungan nyata antara penghasilan dan efisiensi di antara hubungan jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, ukuran keluarga dengan persepsi teknik industri di Kawasan Jababeka pada tingkat signifikansi 5 persen.

3. Terdapat hubungan tidak nyata berbeda antara kelompok orang tua siswa, tenaga kependidikan, dan warga masyarakat dengan persepsi teknik industri di Kawasan Jababeka pada tingkat signifikansi 1 persen.

4. Terdapat pengaruh nyata antara persepsi teknik industri, efisiensi, dan keterbukaan dalam penyelenggaraan pendidikan secara parsial terhadap kinerja pertumbuhan sekolah di Kawasan Jababeka pada tingkat signifikansi 1 persen untuk variable teknik industri dan keterbukaan dan 10 persen untuk variable efisiensi. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka

(13)

75 Arnidah, dkk. 2005. Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Mata Diklat Matematika untuk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Devision) Siswa di SMKN 1 Makassar. Jurnal Pendidikan. 2, (3): 282.

Bundu dan Kasim. 2008. Konsep

Dasar IPA. Makassar:

Universitas Negeri Makassar. De Porter dan Hernacki. 2001.

Model Quantum Learning. : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP ) SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidukan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP ) SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Depdikbud. 2002. Model-Model

Pembelajaran Dirjen

Pendidikan Dasar dan

Menengah Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta. PGSM.

Depdiknas. 2001. Buku 1

Manajemen Peningkatan

Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Pendekatan

Kontekstual (Contextual

Teching And Learning). Dirjen Dikdasmen Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai nilai warna setelah penambahan susu sesuai dengan yang diprediksikan oleh program pada pengaplikasian produk Flakes harus menggunakan Tepung Ubi Cilembu

Di Sungai Cimanuk Bagian hulu, Ikan nilem, genggehek sapu-sapu, sengal dan nila memanfaatkan fitoplankton sebagai makanan utama dengan nilai indeks bagian terbesar masing-masing

Berdasarkan uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi terbesar adalah bibit seleksi yang dihasilkan dari provenans Sungai Runtin, sedangkan pertumbuhan

Pokok permasalahan penelitian ini adalah apakah komunikasi, penempatan dan kepemimpinan berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap konflik karyawan pada

Sedangkan evaluasi pada bulan Agustus 2009 menunjukkan bahwa 33% dosen yang telah mengisi web personal dosen, 15,24% yang menuliskan judul-judul artikelnya, 5,1% dosen yang

sistem drainase, yaitu Bidang Pematusan pada DPUBM dan Pematusan Kota Surabaya, dalam kaitannya dengan potensi penerapan sistem ecodrainage....

Sikap merupakan faktor pendorong untuk terjadinya suatu perilaku seseorang, maka sikap negatif atau kurang setuju terhadap suatu pengobatan akan mendorong penderita tersebut

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Matematika dengan Media Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Solving Pada