Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tall/In 2006 ISSN 0852 - 2979
PEMANT AUAN RADIOEKOLOGI KELAUT AN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG,
JEPARA TAHUN 2006
Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu R. P. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
ABSTRAK
PEMANTAUAN RADIOEKOlOGI KElAUTAN 01 SEMENANJUNG lEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2006. Telah dilakukan pemantauan radioekologi kelautan di perairan Semenanjung lemahabang. Data dan informasi ini sangat diperlukan dalam pengkajian kecenderungan dan tingkat keselamatan lingkungan laut khususnya di Semenanjung lemahabang yang akan dijadikan calon lokasi tapak PLTN pertama di Indonesia. Pemantuan ini bertujuan untuk mendapatkan base-line data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemar khususnya lingkungan kelautan. serta melindungi lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zat radioaktif agar tidak melampaui Baku Mutu Lingkungan yang diberlakukan. Pemantauan dilaksanakan di perairan Semenanjung Lemahabang dalam radius 5 km dari calon tapak pembangunan PLTN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat radioaktivitas dalam komponen lingkungan kelautan yang dipantau masih di bawah baku mutu lingkungan.
ABSTRACT
MARINE RADIOECOLOGY MONITORING AT lEMAHABANG PENINSULA, JEPARA
YEAR 2006. Marine radioecology monitoring at Lemahabang peninsula has been carried-out.
These data and information are needed in learning the trend and the level of the sea environmental safety, especially at Lemahabang peninsula as a candidate site of first NPP in Indonesia. The objectives of the monitoring are to provide the baseline data of marine radioactivity, information and sources of pollutant especially in marine environment as well as to protect the environment from impact and accumulation of radioactive materials not overshoot the environmental National Regulation in Indonesia. Monitoring take place in Lemahabang peninsula at 5 km radius from candidate site of NPP. The result is the concentration levels of natural radionuclides and heavy metal still below the environmental national regulatory.
PENDAHULUAN
Berbagai jenis polutan dan kontaminan limbah non-nuklir dan nuklir yang masuk dan berada di perairan Indonesia perlu diketahui asal-usulnya, tingkat konsentrasil aktivitasnya, distribusi dan penyebarannya (perpindahan/migrasi) serta faktor pemekatannya dalam berbagai komponen ekosistem laut. Data dan informasi ini sangat diperlukan dalam pengkajian kecenderungan dan tingkat keselamatan lingkungan laut yang digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan laut Indonesia baik secara lokal maupun nasional.
Pantai Semenanjung Lemahabang merupakan wilayah dengan 74 % merupakan laut yang sebagian besar digunakan untuk tambak ikan dan udang disamping juga
sebagai tempat rekreasi. Kondisi perairan daerah pantai tersebut pada umumnya sangat menunjang kehidupan perairan daerah terse but terutama di daerah yang lokasinya cukup jauh dengan daratan Pulau Jawa, seperti di Kepulauan Karimunjawa. Di daerah pantai yang berdekatan dengan daratan seperti pantai Bandengan dan Bondo kondisi
Hasil Penelilian dan Kegialon PTLR Talllln 2006 ISSN 0852 - 2979
dalam mengolah tanah di daerah daratan, misalnya pertanian, penggundulan hutan yang menyebabkan erosi di daerah terse but sang at tinggi dan diperparah dengan adanya aktivitas penambangan pasir laut, sehingga mengakibatkan kondisi di daerah muara sungai (estuaria) dan di ekosistem terumbu karang dan padang lam un sangat keruh dan sedimentasinya tinggi terutama pad a sa at musim hujan.
Sejalan dengan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia, telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di daerah Tanjung Jati yang terletak di kawasan Semenanjung Lemahabang. Jarak antara Tanjung Jati dengan calon lokasi pembangunan PLTN adalah ± 10 km, sehingga harus diantisipasi dampak radiologis yang berasal dari pengoperasian PLTU tersebut (Gambar 1).
Serdasarkan kondisi yang dapat terjadi di perairan laut Indonesia khususnya di perairan Semenanjung Lemahabang Jepara sebagai calon lokasi pembangunan PLTN maka subbidang Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (RLK) sesuai dengan tugas pokoknya yang tertuang dalam SK Kepala SATAN No. 329/KA./XI/2005 dipandang perlu untuk melaksanakan program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK). Program PRLK ini digunakan untuk mendapatkan base-line data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemar serta untuk pemanfaatan teknik nukir (a. I. highly sensitive techniques dan isotopic techniques) dalam memecahkan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan kelautan.
"
o
.1AVA SEA Tanjung Jati No
201011 30km1---1
Gambar 1. Peta lokasi calon pembangunan PLTN dan PLTU di Semenanjung Lemahabang, Jepara.
Tujuan umum dari PRLK ini adalah untuk melindungi lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zat-zat radioaktif agar
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
tidak melampaui Baku Mutu Lingkungan yang diberlakukan baik secara nasional maupun internasional.
Program PRLK dilaksanakan di daerah perairan Semenanjung Lemahabang dalam radius 5 km dari calon tapak pembangunan PLTN.
TAT A KERJA Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari :
Bahan untuk pengambilan sampel : jerigen plastik 2 I dan kantong plastik 5 kg Bahan untuk preparasi sampel : kolodion 5-10 %, asam nitrat, asam klorida, planchet.
Peralatan yang digunakan terdiri dari alat pencuplik sampel baik untuk air dan sedimen, radiameter FAG, water quality checker, GPS dan y-spektrometer.
Metode
Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam dua daerah yaitu di sepanjang pantai (muara sungai) dan di laut. Pemantauan dilakukan baik secara langsung (insitu) maupun tidak langsung. Kegiatan yang dilakukan secara langsung adalah pengukuran tingkat radiasi di udara, pengukuran kualitas air dan pengambilan contoh lingkungan yang terdiri
dari air laut dan sedimen.
G
EJ
fL06l
~~ L05 L05
L:==J
~
2. Lokasi pengambilan contoh lingkungan di daerah Semenanjung Lernahabang
Oaerah pemantauan dan lokasi pengarnbilan sampel contoh lingkungan yang diambil disajikan dalam Gambar 2 dengan koordinat sebagai berikut :
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 a. Daerah pantai : P01 : 110°45'21,06" BT, 06°26'29,16" LS P02 : 110°45'36,04" BT, 06°26'21,06" LS P03: 110°46'24,30" BT, 06°25'59,36" LS P04: 110°46'42,12" BT, 06°25'48,02" LS b. Daerah laut : L01 : 110°45'00" BT, 06°25'48,30" LS L02: 110°46'00" BT, 06°23'37,26" LS L03: 110°47'00" BT, 06°23'06,48" LS ISSN 0852 - 2979 P05: 110°48'00,00" BT, 06°25'39,28" LS P06 : 110°48'58,07" BT, 06°25'30,20" LS P07: 110°49'26,32" BT, 06°25'09,14" LS P08: 110°50'10,12" BT, 06°24'32,40" LS L04: 110°48'00" BT, 06°23'01,62" LS L05: 110°49'00" BT, 06°23'19,44" LS L06: 110°50'00" BT, 06°24'13,36" LS
Objek, parameter, frekuensi pengamatan, peralatan dan metode sampling disajikan dalam Tabel1 dan Tabel 2. Jenis dan jumlah sampel serta pengukuran/analisis contoh lingkungan ditampilkan dalam Tabel 3.
Tabel1. Program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK) daerah pantai Semenanjung Lemahabang, Jepara.
OBYEK PARAMETERPERALA TAN DANFREKUENSI JUMLAH
YANG YANG DIAMATI
PENGAMATANSTASIUNMETODE DIAMA TI PENGAMATAN h'3.JlJ.<:f<:J!ii!im 6 bulan Radiameter-FAG 8 Stasiun Udara Dosimeter Dosis kumulatif 6 bulan Thermoluminisensi 1(TLD),Stasiun TLD reader
Parameter fisika- kimia (pH,
Pengukuran in-situ 8 Stasiun
Temperatur, DO,
6 bulan dengan water quality Konduktivitas,
checker Air
§'3.lil'1!~?!i)mmmmmm.m... .-...•...
permukaan Pengambilan contoh,
preparasi dan 8 Stasiun
Radioaktivititas pengukuran 6 bulandengan alat
grossspektrometera/~ countery dan 6 bulan
Pengambilan contoh, preparasi dan
8 Stasiun Sedimen
Radioaktivitas pengukuran dengan alat
grossspektrometera/~ counter dany
Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Ta/l1m 2006 /SSN 0852 - 2979
Tabel 2. Program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK) daerah laut Semenanjung Lemahabang, Jepara.
OBYEK PARAMETERFREKUENSIPERALA TAN DANJUMLAH
YANG YANG DIAMA TI
PENGAMATANSTASIUNMETODE DIAMA TI
PENGAMA T AN
Udara
Laju dosis 6 bulanRadiameter-F AG 6 Stasiun Air
Parameter fisika- 6 StasiunPengukuran in-situ permukaan
kimia (pH, dengan water quality
Tempera-tur, 6 bulan
checker DO, ~_.,.Salinitas)Konduktivitas,__....-...•..-...-...-...-•.•...
Radioaktivititas 6 StasiunPengambilan contoh, 6 bulan
preparasi dan pengukuran dengan alat grossspektrornetera/~ counter dany Sedimen
Radioaktivitas 6 StasiunPengambilan contoh. preparasi dan 6 bulan
pengukuran dengan alat grossspektrornetera/~ counter dany
Tabel 3.Jenis dan jumlah sam pel serta pengukuran/analisis contoh lingkungan di Semenanjung Lemahabang
OBJEK YANG PARAMETER YANG DIAMATI JUMLAH/JENIS JUMLAH
DIAMA TI ANALISIS PENGUKURAN
Udara Laju dosis ; - Sesaat (FAG) 14 -- Dosis kumulatif (TLD) 2 2 Air permukaan Radioaktivitas dalam - air permukaan (muara sungai)
8 16 - air laut 6 12 Sedimen Radioaktivitas dalam - sedimen muara sungai
8
16
- sedimen laut 12 6
Pengukuran sifat fisika dan kimia dilakukan langsung di lapangan sedangkan preparasi contoh dan analisis radioaktivitas alam dalam komponen lingkungan kelautan dilakukan dengan alat y spektrometer dengan metode baku berdasarkan Prosedur Analisis Radioaktivitas Lingkungan, BATAN.
Data hasil pemantauan diolah untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan tingkat radioaktivitasnya. Data ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai batas dosis dan
baku mutu lingkungan dan kecenderungannya dari waktu ke waktu.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tall/Ill 2006 ISSN 0852 - 2979
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran laju dosis di udara di daerah pantai dan laut ditunjukan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Nilai rata-rata laju dosis di udara untuk kedua daerah terse but masing-masing 0,13 ± 0,01 IlSv/jam dan 0,13 ± 0,01 IlSv/jam. Apabila dibandingkan dengan nilai batas dosis menurut Keputusan Ka. BAPETEN No. 01/Ka.BAPETENN-99 maka mempunyai kualitas baik.
0.25 0.20 0.15 ~
'1
0.10 0.05 0.00 POI P02 P03 P04 POS Stasiun P06 POl POBGambar 3. Laju dosis di udara daerah pantai di Semenanjung Lemahabang tahun 2006
0.25 0.20 0.15 ~ ~ 0.10 0.05 0.00 LOI L02 L03 L04 Stasiun LOS L06
Gambar 4. Laju dosis di udara daerah laut di Semenanjung Lemahabang tahun 2006 Kandungan radioaktivitas f dalam air yang teramati umumnya adalah radionuklida alam seperti K-40, Ra-226 dan Th-228 dengan konsentrasi masing-masing adalah 37,50
±4,72; 19,40 ± 3,58; 4,66 ± 1,22 Bq/!. dalam air muara sungai dan dan 38,67 ± 5,33; 22,97 ± 5,00; 3,58 ± 0,73 Bq/! dalam air laut seperti ditunjukan dalam Gambar 5 dan 6.
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 100 -- 0-:= 50 o I ~ K-40 --
..~._----_. __
f2j Ra-22Ei §Th-22~l.,._-'j
fSSN 0852 - 2979 POl P02 P03 P04 Stasiun POS P06 P07 POSGambar 5. Aktivitas jenis radionuklida ydalam air muara sungai tahun 2006
100 ---I~.
----·---~---~---l
~ K-40 ~ Ra-226 55T h-228 .m __ •__• • ~~ I ;[ 50 1~I ~ I
lL~I.~1I
ojlL,~,~.,~A-,.A-,D-.
LOl L02 L03 L04LOSL06 Stasi unGambar 6. Aktivitas jenis radionuklida y dalam air laut tahun 2006
Kandungan radioaktivitas y dalam sedimen yang teramati umumnya adalah
radionuklida alam seperti K-40, Ra-226, Ac-228 dan Th-228 yang masing-masing aktivitasnya adalah 358,57 ± 58,90; 159,14 ± 21,2'1; 111,14 ± 25,08; 169,57 ± 47,47 Bq/kg dalam sedimen muara sungai dan 401,67 ± 40,48; 167,42 ± 29,04; 48,75 ± 15,99; 175,58± 33,02 Bq/kg dalam sedimen laut seperti ditunjukan dalam Gambar 7 dan 8.
Hasi/ Pene/ilian dall Kegiatan PTLR Ta/lI1112006 /SSN 0852 - 2979 1000 900 800 700 600 :l 0-500 CQ 400 300 200 1000
I~
K-40 121Ra-226 0Ac-228 s Th-228-1L
.
.:J
~I ~
I
.1 ~
"i).~
I!!~
8
1.1"li"t1~§1
.-.;'- , ' ,Ea !;:::;~ ;::1 :. ;::§ ;:: :: ~:~ , _= , S!,= •..
J~, , _ , Stasiu"Gambar 7. Aktivitas jenis radionuklida ydalam sedimen muara sungai tahun 2006
1000 --- ..---. --- n __ -9<X> 800 7<X> 600 :l 0-500 CQ 4<X> 3<X> 200]000
I-;~:~~_.-
R_a-_:;~_6_-_-0_:- _Ac_-2_-;_8_----_~_~~~;~-1I
I
~~I~
~
-
~ §
?0-~.~::::::~ ~~h::: LO! L02 L03 Stasiun L04 LOS LOG
Gambar 8. Aktivitas jenis radionuklida ydalam sedimen laut tahun 2006
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemantauan radioekologi dan lingkungan kelautan di Semenanjung Lemahabang pada tahun 2006 diperoleh bahwa :
1. Laju dosis di udara daerah pantai dan daerah laut masing-masing 0,13 ± 0,01 ~lSv/jam dan 0,13 ± 0,01 ~Sv/jam sehingga dapat disimpulkan bahwa laju dosis di udara di daerah Semenanjung Lemahabang di bawah nilai batas dosis (Keputusan Ka. BAPETEN No_ 01/Ka.BAPETENN-99)
2. Radioaktivitas y dalam air muara sungai dan air laut yang teramati umumnya adalah radionuklida alam seperti K-40, Ra-226 dan Th-228 yang masing-masing
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
aktivitasnya adalah 37,50 ± 4,72; 19,40 ± 3,58; 4,66 ± 1,22 Bq/!. dan 38,67 ±
5,33; 22,97 ± 5,00; 3,58 ± 0,73 Bq/I sedanglcan radioaktivitas y dalam sedimen muara sungai dan laut adalah K-40, Ra-226, Ac-228 dan Th-228 yang masing-masing aktivitasnya adalah 358,57 ± 58,90; 159,14 ± 21,21; 111,14 ± 25,08; 169,57 ± 47,47 Bq/kg dan 401,67 ± 40,48; 167,42± 29,04; 48,75 ± 15,99; 175,58 ± 33,02 Bq/kg. Konsentrasi radionuklida ini lebih kecil dibandingkan data yang dilaporkan dalam eRe Handbook of Environm€mtal Radiation tahun 1982.
DAFTAR PUSTAKA
1. BAPETEN, Keputusan Kepala Bapeten, No. 01/ka.BapetenN-99, Tentang Nilai Batas Oosis, Jakarta, 1999
2. Lampiran Peraturan Pemerintah RI. NO.20 Tahun 1990, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, 1990.
3. Alfred W. Klement, Jr., CRC Handbook of Environmental Radiation, Florida, 1980. 4. UNSCEAR, Ionizing radiation source and biology effects, Report to the general
ass., United Nation, New York, 1982.