• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI

PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK

MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT

KABUPATEN GORONTALO

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh

Sri Lolista Idris

NIM. 153 409 033

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(2)
(3)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

Pada Anak Di Kelompok B Tk Anggrek

Mekar Kecamatan Limboto Barat

Kabupaten Gorontalo

Oleh

Sri Lolista Idris

NIM. 153 409033

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Negeri Gorontalo

Dr. Hj. Ruslin W. Badu, M.Pd Samsiah, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Sri Lolista Idris. 2015.Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dr. Hj. Ruslin W. Badu, M.Pd , Pembimbing II : Samsiah, S.Pd, M.Pd

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yaitu

(4)

faktor internal berupa konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup, faktor eksternal berupa lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan sebagai berikut: 1) rasa percaya diri pada diri pada anak perlu dijaga dan ditumbuhkembangkan agar anak terbiasa untuk melakukan berbagai kegiatan dengan rasa percaya diri yang tinggi, 2) anak perlu dibiasakan untuk melakukan kegiatan secara mandiri sehingga mereka memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan mampu melakukan berbagai aktivitas dengan mandiri, dan 3) orang tua perlu membiasakan anak untuk melakukan kegiatan dengan rasa percaya diri yang tinggi sehingga berimplikasi pada peningkatan kemampuan dan hasil belajarnya11.

Kata Kunci: RasaPercaya Diri, Anak

1

Sri Lolista Idris, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr.Hj Ruslin W Badu M.Pd. Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo

(5)

Rasa percaya diri merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dibina dan dikembangkan pada anak. Rasa rercaya diri bagian dari perkembangan perilaku sosial yang perlu ditumbuh-kembangkan pada anak sejak usia dini. Guru sebagai pendidik yang bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak, perlu memfasilitasi percaya diri melalui proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

Anak yang kurang memiliki rasa percaya diri sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, seperti kurang berani dalam melakukan aktivitas, selalu tergantung kepada orang tua maupun guru, kurang kreatif, tidak mandiri. Permen Diknas No. 58 Tahun 2009 tentang Stanakr Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tingkat pencapaian perkembangan usia 5–6 tahun untuk aspek sosial emosional anak dituntut untuk: a) menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan; b) menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan; c) menunjukkan rasa percaya diri.

Rasa percaya diri pada anak perlu dikembangkan secara optimal baik oleh guru maupun oleh orang tua. Anak pada umumnya dapat dengan mudah dipimpin dan diarahkan jika ia sendiri mempunyai kepercayaan terhadap orangorang disekitarnya (keluarganya, gurunya, atau pun teman-temannya), dan jika orang tersebut menunjukkan bahwa mereka menghormatinya dan menghargai kesanggupannya.

Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Anak kurang memiliki rasa percaya diri dalam melakukan aktivitas belajar dan bermain b. Anak malu untuk diajak berbicara dan cenderung hanya diam c. Anak enggan difasilitasi guru untuk belajar dan melakukan aktivitas menyanyi, atau melakukan gerakan tertentu mereka cenderung menolak dan memilih pasif. Rumusan Masalah, masalah dalam penelitian ini yakni: Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan Penelitian, tujuan penelitian ini yakni Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Manfaat Penelitian, manfaat secara teoritis dan secara praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis adalah sebagai berikut. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi guru PAUD untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri anak sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan

(6)

dalam memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Selain itu menjadi bahan masukan bagi mahasiswa PAUD yang ingin melakukan penelitian untuk mengembangkan wawasan dalam mengkaji masalah percara diri melalui penelitian. Manfaat praktif: Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan pengalaman kepada guru tentang cara memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Sejalan dengan hal tersebut hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam melakukan aktivitas belajar dan bermain. Hasil penelitian ini pula diharapkan menjadi sumbangan pemikiran praktis dalam upaya memotivasi guru agar tekun dalam memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Dalam konteks yang bersamaan melalui penelitian ini maka peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung dalam meningkatkan rasa percaya diri pada anak dan dapat menambahkan tata cara dan wawasan khususnya dalam pebelajaran pada anak usia dini.

1. Pengerian percaya diri

Meurut pendapat Darmawan (2003:10) mengemukakan percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Menurut Warliawan (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

Hatiman (2012:1) mengemukakan bahwa percaya diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement)diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa

(7)

karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Rahmawati dan Kurniati (2010:15) mengemukakan bahwa terdapat beberapa indikator percaya diri pada penelitian ini meliputi: a) rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu pada anak usia dini harus kita jawab segala bentuk pertanyaan yang disampaikan oleh anak kepada kita. Sebagai orang tua maupun guru jangan sekali-kali tidak menghiraukan pertanyaan seorang anak. Hal ini akan mengakibatkan anak menjadi masa bodoh, dia merasa tidak dipedulikan, dan akan mengganggu aspek perkembangan, akibatnya anak menjadi kurang kreatif, b) berani tampil, berani tampil di depan kelas menanakkan anak ini mempunyai suatu kepercayaan diri yang sangat kuat. Hal ini dapat dilihat, anak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru seperti mengucap syair, membaca doa, bernyanyi dan banyak hal yang dapat dilakukan oleh anak.

2.1 Karakteristik Rasa Percaya Diri

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah : a) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, b) tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok, c) berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri, d) punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil), e) memiliki internal locus of control (memanakng keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain), f) mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya, dan g) memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri Pada Anak

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis (2007:4) adalah sebagai berikut: a) Kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan, b) Keberhasilan

seseorang: Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri, c) Keinginan: Ketika

(8)

seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya, d) Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi percaya diri anak dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.1 Faktor Internal

a.

Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (2005:2), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

b.

Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005:2) mengemukakan bahwa harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.

c.

Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992:4) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (2007:2) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang jelas.

d.

Pengalaman hidup. Lauster (2007) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

(9)

3.1.2 Faktor Eksternal a. Lingkungan Keluarga

Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia, lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang.

Hakim (2002:121) menjelaskan bahwa pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan dalam membangun rasa percaya diri anak adalah sebagai berikut: a) menerapkan pola pendidikan yang demokratis, b) melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal, c) menumbuhkan sikap mandiri pada anak, d) memperluas lingkungan pergaulan anak, e) jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada anak, f) tumbuhkan sikap bertanggung jawab pada anak, g) setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti, h) berikan anak penghargaan jika berbuat baik, i) berikan hukuman jika berbuat salah, j) kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak, k) anjurkan anak agar mengikuti kegiatan kelompok di lingkungan rumah, l) kembangkan hoby yang positif dan o) berikan pendidikan agama sejak dini

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pembelajaran dalam rangka membantu anak agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.

Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa rasa percaya diri anak di sekolah bisa dibangunn melalui berbagai macam bentuk kegiatan sebagai berikut : a) memupuk keberanian untuk bertanya, b) peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada anak, c) melatih berdiskusi dan berdebat, d) mengerjakan soal di depan kelas, e) bersaing dalam mencapai

(10)

prestasi belajar, f) aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga, g) belajar berpidato, h) mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, i) penerapan disiplin yang konsisten dan j) memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain

c. Teman Sebaya

Saat anak memasuki tahapan perkembangan dalam pengertian diferensiasi, di mana anak telah mengerti dan memahami orang lain, maka anak sudah tidak lagi melihat segala sesuatunya untuk dirinya, atau apa yang disebut pemusatan pada dirinya. Pada saat itu ia membutuhkan orang lain yang dapat mengerti dan emahami dirinya dan ia mengerti apa yang diinginkan orang lain terhadap dirinya.

Maksudnya pengertian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sesuai dirinya, yaitu teman sebaya, teman yang akan menjadi tempat untuk menyatukan perasaan, pemikiran motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain yang seusianya. Memungkinkan akan terjalin hubungan sosial, sehingga antara satu dengan yang lainnya akan terjadi saling mempengaruhi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan wanacara. Teknik analisis data dalam penelitan ini diantaranya a. reduksi data b. penyajian data dan c. penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data yakni: a. membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. membandingkan apa yang dikatakan orang, secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi c. membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu d. membandingkan hasil wawancara dengan isi atau dokumen yang berkaitan d. membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak dan berdasarkan hasil wawancara menunjukkah bahwa secara internal terdapat beberapa factor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak yaitu pengelaman hidup kondisi fisik, harga diri dan konsep diri. Dan secara eksternal terdapat beberapa factor yang mempengeruhi rasa percaya diri pada anak yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

(11)

PEMBAHASAN

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukannya, keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang mampu dilakukan dan dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga di mana lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal terhadap pola kepribadian seseorang.

Dengan melihat hasil wawancara menunjukkah bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak. Factor-faktor-faktor tersebut diantarnya factor internal dan factor eksternal. Kedua faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan rasa percaya diri pada anak. Dengan demikian maka hasil penelitian ini adalah “baik factor internal maupun eksternal dapat mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok b tk anggrek mekar kecamatan limboto barat kabupaten gorontalo”.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yaitu faktor internal berupa konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup, sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

Saran

Berdasarkan simpulan tersebut maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Rasa percaya diri pada diri pada anak perlu dijaga dan ditumbuhkembangkan sehingga

(12)

2. Anak perlu dibiasakan untuk melakukan kegiatan secara mandiri sehingga mereka memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan mampu melakukan berbagai aktivitas dengan mandiri.

3. Orang tua perlu membiasakan anak untuk melakukan kegiatan dengan rasa percaya diri yang tinggi sehingga hal tersebut akan berimplikasi pada peningkatan kemampuan dan hasil belajarnya.

4. Guru perlu memberikan reward kepada anak atas kemampuannya dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru serta memberikan motivasi atas rasa percaya diri yang ada pada diri anak sehingga anak akan semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas rasa percaya dirinya dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto:2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Grasindo

Hatiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali

Rahmawati dan Kurniati. 2010. Sikap Percaya Diri dan Implikasinya. Jakarta: Jurnal Psikologi Pendidikan

Hakim, 2005. Ternyata Anakku Bisa Kubuat Genius, Jogyakarta: Power Books Lie, 2007. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada Media Group Nuryanti, Lusi. 2005. Psikologi Anak, Jakarta: PT. Indeks

Angelis. 2007. Strategi Memupuk Rasa Percaya Diri pada Anak Usia Dini. Jakarta: Jurnal Pendidikan Indonesia

Iswidharmanjaya & Agung, 2004. Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Tarsito Indari, 2008. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja

Rosda Karya

(13)

Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembanga anak dan Karakteristiknya. Jakarta: Rineka Cipta.

Yuni Widyarin tahun 2011 dalam penelitianya yang berjudul Upaya Meningkatkan Percaya Diri dalam Menari melalui Metode Rangsang Musik bagi Anak TK di TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Centre Semarang

Wahyudin, Agustin. 2011. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini, Bandung: Refika Aditama

Seefeldt, Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks: Jakarta

Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks

Permen Diknas No. 58 Tahun 2009 tentang Stanakr Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Suryabrata, 2009. Psikologi Pendidikan; Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada

Nugraha, dkk 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Share Allocation Fund, Wealth, Capital Expenditure and Leverage has positive and significant effect to the Local

Telah mengajukan pindah ke salah satu lembaga TK terpilih dengan alasan mengikuti orang tua yang akan pindah tempat tinggal.. Bersama ini kami sertakan Buku

Interaksi dengan bakteri dapat terjadi pada sela jari kaki dengan gambaran klinis yang lebih berat dengan etiologi polimikroba disebut dengan dermatofitosis

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sudah menerapkan perancangan yang telah dilakukan seperti: (1) aplikasi ini dapat mengidentifikasi kondisi anak dan remaja

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan