• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung

Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Krida Wacana iwan.as@ukrida.ac.id

ABSTRAK

Masyarakat konsumen akhir-akhir ini memiliki kecenderungan untuk memilih produk yang ergonomis. Kecenderungan masyarakat ini patut menjadi perhatian serius bagi produsen saat merancang produk. Penelitian ini mencoba merancang bed-hospital yang ergonomis bagi masyarakat Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data anthropometri dari sebanyak 40 orang sampel yang dipilih, dan merancang bed-hospital yang sesuai dengan data tersebut. Hasil penelitian merekomendasikan spesifikasi bed-hospital yang sesuai untuk masyarakat Indonesia.

Kata Kunci: Ergonomis, Antropometri, Tempat Tidur Rumah Sakit. ABSTRACT

Consumers today have a tendency tochoose the products that are ergonomic. The tendency ofthis society should be concern for the manufacturers when designing products. This research tries to design an ergonomicbed-hospital which fit for the Indonesia’s people. The research was conducted by collecting anthropometric data from 40 people which selected samples, and then to design the bed-hospital’s prototype in accordance withthe data. The results recommended specs-bed hospital that is appropriate forIndonesia’s people.

Keywords: Ergonomic, Anthropometric, Bed Hospital.

PENDAHULUAN Latar Belakang

US Food and Drug Administration’s (FDA) melaporkan, selama 21 tahun (1985-2006),telah terjadi 691 peristiwa musibah pada pasien saat menggunakan tempat tidur rumah sakit (bed-hospital). Dengan demikian terjadi rata-rata sebanyak 33 peristiwa setiap tahun. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa 413 orang meninggal (60%), 120 luka (17%), dan 158 orang selamat dari musibah (23%). Atas kejadian tersebut, FDA merekomendasikan

spesifikasibed-hospitalyang aman bagi pasien rumah sakit.

Hingga saat ini belum ada laporan tentang musibah pada pasien yang menggunakan

bed-hospital di Indonesia. Ketidakadaan laporan tersebut tidak berarti bahwa kejadian dimaksud tidak terjadi. Bed-hospital yang digunakan di berbagai rumah sakit di Indonesia mengacu pada rancangan produk berdasarkan pada data antropometri penduduk negeri Paman Sam (Amerika Serikat), sehingga tidak cocok bagi penduduk Indonesia.Untuk mencegah musibah yang sama di Indonesia, maka perlu spesifikasi bed-hospital yang aman bagi pasien rumah sakit di Indonesia.

Penelitian ini mencoba membuat rancangan bed-hospital yang ergonomis dalam bentuk prototype. Adapun rancangan yang dibuat berbasis pada data anthropometri penduduk Indonesia.Dengan rancangan produk

bed-hospital berbasis pada data anthropometri penggunanya maka pasien rumah sakit di Indonesia terhindar dari musibah yang sama pada masa mendatang.

Rumusan Masalah

Penelitian ini memiliki rumusan permasalahan, sebagai berikut:

a) Perancangan bed-hospital yang tidak didasarkan pada data anthropometri sangat potensial menimbulkan musibah dan tidak nyaman bagi penggunanya.

b) Penelitian ini membuat rancangan

bed-hospital yang ergonomis, dengan

menggunakan data anthropometri penduduk Indonesia.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan bed-hospital, berdasarkan data anthropometri penduduk Indonesia, sehingga ergonomis untuk digunakan pasien rumah sakit.

(2)

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut:

a) Menjadi masukan bagi rumah sakit dalam menetapkan spesifikasi bed-hospital yang digunakan.

b) Menjadi masukan bagi produsen

bed-hospital untuk membuat produk yang sesuai kebutuhan.

c) Menjadi masukan dalam pengembangan keilmuan bidang design dan ergonomi di Indonesia.

d) Menjadi masukan bagi pemerintah dan stakeholder lainnya dalam menetapkan standar produk bed-hospital.

TINJAUAN PUSTAKA Anthropometri

Kata ‘anthropometri’ berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human), dan metrein (to

measure) yang berarti ukuran. Anthropometri adalah kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, seperti ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain [1].

Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut. Dengan demikian juga dapat dipastikan kalau sebagian besar (mayoritas) populasi dari konsumen produk tersebut nantinya akan dapat menggunakan/mengoperasikan produk secara efektif, efisien dan nyaman; dan hanya sebagian kecil saja yang diperkecualikan atau tidak terakomodasikan [2].

Untuk manusia dewasa warga Amerika Serikat (95-th percentile), tinggi rata-rata 186,65 cm dengan standar deviasi 6,68 cm (laki-laki) dan 173,73 cm dengan standar deviasi 6,36 cm (wanita). Sedangkan hasil penelitian Marras dan Kim (1993), berat badan sebesar 182,3 lbs (laki-laki) dan 139,2 lbs (wanita). Rancangan produk, fasilitas kerja ataupun stasiun kerja yang menerapkan data

antropometri yang diambil dari populasi manusia AS akan tidak sesuai pada saat harus dioperasikan oleh manusia Asia (Indonesia). Untuk itu jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian agar lebih layak untuk dioperasikan dengan ukuran tubuh manusia pemakainya [3].

Ergonomi

Istilah ‘ergonomi’ berasal dari bahasa Latin, yaitu Ergon yang berarti kerja, dan nomor yang berarti hukum alam. Dengan demikian maka ergonomic dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya, yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen dan desain/

perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi [1]

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras, seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches),flatform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (acces way), pintu (doors),jendela

(windows) dan lain-lain. Selain itu, ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan perancangan produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu, tanpa mengakibatkan risiko penggunaannya [1].

Musibah Pada Bed-Hospital

Dalam laporan yang diterbitkan Food and

Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (USA) dengan judul “Hospital Bed System

Dimensional and Assessment Guidance to Reduce Entrapment” (2004) disebutkan terdapat tujuh zona pada bed-hospital yang potensial menimbulkan musibah bagi penggunanya. Adapun tujuh zona dimaksud dimuat pada Gambar 1[4].

(3)

Dan sketsa musibah pada bed hospital untuk tujuh zona yang potensial tersebut dimuat pada Gambar 2.

Prototype Bed-Hospital

Terdapat beberapa macam rancangan

bed-hospital yang dapat dikembangkan dalam

bentuk prototype. Salah salah diantaranya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 1. Tujuh Zona Potensial Musibah Pada Bed Hospital [4].

Gambar 2. Sketsa Tujuh Zona Potensial Musibah Pada Bed Hospital [4]

(4)

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Pengukuran anthropometri dilakukan menggunakan peralatan di Lab. Analisis dan Perancangan Kerja (APK) Program Studi Teknik Industri-UKRIDA, seperti bangku anthropometri, timbangan dan alat pengukur tinggi.Subjek penelitian adalah mahasiswa dan karyawan UKRIDA, yang dianggap mewakili populasi Indonesia. Adapun penetapan sampel dilakukan dengan convenience sampling.

Pada awalnya ditetapkan sebanyak 40 (empat puluh) orang subjek penelitian, namun bisa bertambah sesuai hasil uji kecukupan data dan hasil uji keseragaman data. Adapun anggota tubuh yang diukur diantaranya tinggi tubuh posisi berdiri, tinggi bahu, tinggi pinggang, tinggi paha, tinggi lutut, lebar bahu, tebal perut dan berat badan. Data antropometri setiap objek penelitian diukur dan dicatat. Untuk memudahkan dapat dicatat dalam bentuk tabel yang berisi rekapitulasi data anhtropometri setiap subjek penelitian. Hasil data diolah untuk diterjemahkan dalam bentuk spesifikasi

bed-hospital. Pembuatan rancangan bed-hospital diadakan di Laboratorium Proses Produksi Program Studi Teknik Industri-UKRIDA.

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan dan pengolahan data penelitian, sebagai berikut.

a. Setiap objek penelitian diukur data anthopometri dengan akurat, hasilnya dicatat dalam form yang sudah disediakan. b. Seluruh data yang diperoleh direkapitulasi. c. Uji keseragaman dan uji kecukupan data. d. Apabila data belum cukup dilakukan

penambahan objek penelitian, hingga jumlahnya mencukupi.

e. Apabila data sudah mencukupi dilanjutkan dengan penetapan nilai parameter untuk setiap ukuran antropometri, menggunakan

percentile-95 persen. Tahapan Proses Penelitian

Adapun tahapan proses penelitian, diuraikan pada Gambar 4.

Y

Studi Pustaka dan Penyusunan Proposal Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Uji Keseragaman Data

Data Dibuang

Uji Kecukupan Data

Penetapan Parameter Data Anthropometri

Desain Bed Hospital

Penyusunan Laporan T Pembuatan Prototype Bed Hospital Data Out of Control ? Data Cukup ? Y T

Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data

Pengumpulan data anthopometri dilakukan di Laboratorium Analisis dan Perancangan Kerja (APK) Jurusan Teknik

(5)

Industri-UKRIDA. Ada sebanyak 8 jenis bagian tubuh yang diukur, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri, tinggi bahu, tinggi pinggang, tinggi paha, tinggi lutut, lebar bahu, tebal perut dan berat badan. Ukuran bagian tubuh yang diukur ini dibagi dalam 9 segmen pengukuran, sebagai berikut.

Sebanyak 40 subjek penelitian dipilih dengan metode convenience sampling, yaitu peneliti menetapkan nama-nama yang dinilai layak menjadi subjek penelitian. Adapun subjek penelitian ini adalah karyawan dan mahasiswa UKRIDA Kampus I. Pengumpulan data dilakukan semenjak tanggal 10 Oktober hingga 24 Oktober 2012, dengan jumlah subjek penelitian antara 3 hingga 7 orang.

  

Gambar 5. Segmen Pengukuran Anthropometri Pengolahan Data

Hasil data yang dikumpulkan selanjutnya diolah. Hasil pengolahan data pada tahap awal adalah mendapatkan rata-rata dan standar deviasi. Adapun rata-rata dan standar deviasi masing-masing bagian tubuh yang diukur, diuraikan dalam Tabel 1.

Selanjutnya dengan menetapkan tingkat keyakinan 95%, maka dilakukan uji keseragaman data untuk masing-masing data segmen tubuh. Diperoleh hasil uji keseragaman data seperti diyatakan dalam Tabel 2. Terlihat bahwa data sudah seragam, sehingga tidak ada data yang perlu dibuang.

Tabel 1. Rataan dan Simpangan Baku Data Pengukuran

Uraian Rata-rata Simpangan

Baku A 26,98 2,12 B 42,38 7,76 C 25,33 6,10 D 22,35 6,08 E 45,10 6,16 F 39,18 2,45 G 22,88 2,94 Tinggi 162,93 8,05 Berat 63,08 11,04 Umur 30,20 10,78 Tabel 2. Hasil Uji Keseragaman Data

Uraian BKA BKB Keterangan

A 20,6 33,3 Data Seragam B 19,1 65,7 Data Seragam C 7,0 43,6 Data Seragam D 4,1 40,6 Data Seragam E 26,6 63,6 Data Seragam F 31,8 46,5 Data Seragam G 14,1 31,7 Data Seragam

Tinggi 138,8 187,1 Data Seragam

Berat 30,0 96,2 Data Seragam

Selanjutnya dilakukan uji kecukupan data, untuk memastikan apakah jumlah data yang telah diperoleh sudah dapat mewakili popupasinya. Uji kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus :

(

)

2 2 2 ' ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ =

X X X N s k N Dimana:

N’ : jumlah data yang seharusnya N : jumlah data aktual

k : tingkat keyakinan s : tingkat ketelitian X : nilai data

Penelitian ini menetapkan tingkat keyakinan 95 % (k=2), dan tingkat ketelitian (s) = 10%. Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh hasil uji kecukupan data, dalam Tabel 3. Terlihat bahwa data yang terkumpul sudah cukup untuk keseluruhan bagian tubuh yang diukur.

(6)

Tabel 3. Hasil Uji Kecukupan Data Uraian Jumlah Data Minimal Keterangan A 2,40 ~ 3 < 40 Cukup B 13,1 ~ 14 < 40 Cukup C 22,7 ~ 23 < 40 Cukup D 28,9 ~ 29 < 40 Cukup E 7,28 ~ 8 < 40 Cukup F 1,52 ~ 2 < 40 Cukup G 6,43 ~ 7 < 40 Cukup Tinggi 0,95 ~ 1 < 40 Cukup Berat 11,96 ~ 12 < 40 Cukup

Langkah berikutnya adalah menetapkan parameter data anthropometri, yang dijadikan sebagai dasar dalam menetapkan ukuran spesifikasi bed-hospital yang akan dibuat. Penetapan parameter dilakukan dengan menggunakan rumus : n Z x Parameter= + α/2 σ Dimana: x : nilai rata-rata σ : standart deviasi α : tingkat ketelitian n : jumlah data

Dengan menggunakan rumus tersebut, menggunakan percentile 95%, maka ditetapkan parameter data anthropometri seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Parameter Data Anthropometri Uraian Parameter A 27,6 cm B 44,8 cm C 27,2 cm D 24,2 cm E 47,0 cm F 39,9 cm G 23,8 cm Tinggi 165,4 cm Berat 66,5 kg Desain Bed-Hospital

Dengan menggunakan nilai parameter data anthropometri pada Tabel 4 di atas, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain bed

hospital. Ukuran panjang bed hospital

disesuaikan dengan standar internasional/

nasional, yaitu 200 cm. Dengan mengacu pada ukuran standar ini maka nilai setiap parameter di atas disesuaikan secara proporsional, dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Dengan mempertimbangkan kelonggaran, dimensi bahan yang digunakan dan faktor fungsional lainnya, maka didapat rancangan desain bed hospital, sebagai berikut.

Tabel 5. Penyesuaian Desain Bed Hospital Uraian Parameter Keterangan

A 32,3 cm Segment tubuh A B 52,5 cm Segment tubuh B C 31,9 cm Segment tubuh C D 28,3 cm Segment tubuh D E 55,0 cm Segment tubuh E F 39,9 cm Lebartubuh G 23,8 cm Tebaltubuh 90 55 28,3 31,9 52,5 32,3

Gambar 6. Desain Bed-Hospital Tampak Atas 200

80,62

Gambar 7. Desain Bed-Hospital Tampak Depan Pembuatan Prototype Bed-Hospital

Dengan menggunakan desain dan dimensi bed hospital di atas dilakukan pembuatan

prototype bed hospital. Pekerjaan ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi, Laboratorium Teknik Industri, UKRIDA. Pekerjaan ini membutuhkan waktu pembuatan hampir 3 bulan, yaitu semenjak pertengahan Desember 2012 hingga akhir Februari 2013. Pekerjaan terbagi atas beberapa bagian yaitu desain perancangan mekanik, persiapan rangka besi,

(7)

Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 95 – 102

pengelasan, dan pengecatan. Matras yang digunakan dibeli dari luar, yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan. Adapun gambar prototype bed hospital yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 7.

KESIMPULAN

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan produk yang ergonomis adalah kesesuaian spesifikasi produk yang dibuat dengan ukuran dimensi tubuh penggunanya. Penelitian ini merekomendasikan ukuran anthropometri yang dapat digunakan sebagai masukan perancangan bed hospital yang ergonomis bagi konsumen penduduk Indonesia, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri 170,8 cm, tinggi bahu 143,2 cm, tinggi pinggang 98,4 cm, tinggi paha 71,2 cm, tinggi lutut 47,0 kg, lebar bahu 39,9 cm, tebal perut 23,8 cm, dan berat badan 66,5 kg.

Ukuran yang diperoleh melalui pengukuran dan pengolahan data anthropometri dijadikan tolok ukur dalam menetapkan spesifikasi bed-hospital, dengan mempertimbangkan kelonggaran, sifat dan dimensi bahan yang digunakan, dan

faktor-faktor lainnya. Penelitian ini merekomendasikan nilai parameter akhir setelah adanya penyesuaian, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri 200 cm, tinggi bahu 167,7 cm, tinggi pinggang 115,2 cm, tinggi paha 83,3 cm, tinggi lutut 55,0 cm, lebar bahu 39,9 cm, tebal perut 23,8 cm, dan berat badan 66,5 kg.

Untuk pelengkap desain ergonomis pada pemakaian kondisi-kondisi tertentu maka

dibuatlah sistem mekanis yang dapat mengatur posisi sudut kemiringan dari tempat tidur tersebut. Dengan jumlah bagian yang dapat digerakkan adalah 3 bagian yaitu pungung, paha dan kaki.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Nurmianto Eko, 1991, Ergonomi, Konsep

Dasar dan Aplikasinya, ITSN.

[2]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2005, Teknik

Tata Cara dan Pengukuran Kerja.

Jakarta: PenerbitGunaWidya.

[3]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2008,

Ergonomi Studi Gerak dan Waktu,

Jakarta: Penerbit Guna Widya.

[4]. Hospital Bed System Dimensional and

Assessment Guidance to Reduce Entrapment, 2006, U.S. Department of Health and Human Services Food and Drug Administration Center for Devices and Radiological Health, diunduh dari http://www.fda.gov/MedicalDevices/Safet y/AlertsandNotices/PublicHealthNotificat ions/ucm062884.htm.

[5]. Powell-Cope, Gail; Baptiste, Andrea S; Nelson, Audrey, 2005, Modification of

Bed Systems and Use of Accessories to Reduce the Risk of Hospital-Bed

Entrapment, Rehabilitation Nursing;

ProQuest Medical Library

[6]. Barnes, Ralph. M. 2004, Motion and Time

Study: Design and Measurement of Work. New York: John Wiley&Sons.

     

(8)

[7]. Sanders, Mark. S. Ernest, J. Mc Cormick, 2000, Human Factor in Engineering and

Design, New York: McGraw Hill, Inc.

[8]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2007,

Pengantar Teknik Industri, Jakarta :

Penerbit Guna Widya.

[9]. Wikipedia, Struktur Tulang,26 Juni 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/tulang.jpg [10]. LaBar, Gregg, 1995, Is ergonomics a

safety program? Occupational Hazards; 57, 6; ABI/INFORM Research.

[11]. Wiynn, Mike, 2003, Practical strategies

for improving ergonomics, USA,

Professional Safety; ABI/INFORM Research.

[12]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2004. Analisis

Ergonomi dalam Proses Perancangan Produk : Studi Kasus di Sektor Industri

Tradisional. Proceeding Seminar

Nasional Ergonomi–Laboratorium Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi,

Gambar

Gambar 1. Tujuh Zona Potensial Musibah Pada Bed Hospital [4].
Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian  HASIL DAN PEMBAHASAN  Pengumpulan Data
Gambar 5. Segmen Pengukuran Anthropometri  Pengolahan Data
Tabel 4. Parameter Data Anthropometri  Uraian  Parameter  A  27,6 cm  B  44,8 cm  C  27,2 cm  D  24,2 cm  E  47,0 cm  F  39,9 cm  G  23,8 cm  Tinggi  165,4 cm  Berat  66,5 kg  Desain Bed-Hospital
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pemberian sertifikasi dilaksanakan ber- dasarkan Program sertifikasi pendidik yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Dari analisis deskriptif dan uji skoring yang telah dilakukan dengan menggunakan kelima parameter tersebut terhadap alternatif-alternatif kebijakan yang ditawarkan, maka penulis

Prinsip dasar memilih metode atau sistem komunikasi augmentative antara lain menilai potensi bicaranya selain wicara artinya potensi bicara verbal sangat minimal,

Nilai signifikansi pada hasil uji One Sample T-Test yang diperoleh untuk kelompok kontrol pada variabel motivasi belajar matematika siswa kelas VII adalah 0,000

Hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan meskipun jum- lah konsumsinya meningkat, namun mereka memilih cara pengolahan yang tepat untuk setiap bahan pangan sumber

Pendekatan Undang-Undang Statute Approach Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hukum jaminan, yaitu:12 1 Pasal

Hasil analisis bagi item 16 pula menunjukkan majoriti responden sedar dengan pernyataan pengalaman yang mereka perolehi semasa menjalani latihan kemahiran vokasional membantu

– Agar pengaruh slyp hanya timbul pada block tertentu saja , dan tidak merembet ke keseluruhan data , maka pengiriman data dilakukan dengan dengan sistem paket , di mana setiap