• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAVI- CSO PKK SISTEM KUAT, KADER BERDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAVI- CSO PKK SISTEM KUAT, KADER BERDAYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GAVI- CSO PKK

SISTEM

KUAT,

KADER

(2)

PEMBERDAYAAN DAN

KESEJAHTERAAN

KELUARGA

Merupakan wadah kemasyarakatan yang resmi berdiri pada 1957 dan mulai dimasyarakatkan pada 1967. Dimotori oleh Tim Penggerak (TP), PKK berfungsi sebagai penyuluh, penggerak dalam membangun, membina masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga. Diketuai oleh istri Mendagri, keanggotaan TP PKK bersifat sukarela dan terdiri dari pemuka masyarakat, istri kepala dinas atau kepala daerah dari tingkat pusat hingga desa dan kelurahan.

Kegiatan PKK, yang didanai dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah, dirumuskan dalam 10 program pokok PKK dan

dikelompokkan ke dalam empat kelompok kerja (POKJA). Pokja 4 membawahi bidang kesehatan termasuk kesehatan ibu dan anak dan aktif turut serta mengelola posyandu yang ada di setiap RW. Dalam program GAVI CSO ini, keterlibatan PKK dimotori oleh para kepala dan kader posyandu Pokja 4.

WILAYAH INTERVENSI DAN SASARAN

5 10

50 498

1.522

PROVINSI KAB/KOTA KECAMATAN DESA POSYANDU

6.000

18.000

KADER

MASYARAKAT SASARAN

PROVINSI KAB/KOTA KECAMATAN DESA/KEL. POSYANDU KADER

Banten Kota Tangerang 5 50 200 600

Kota Cilegon 5 50 200 600

Sulawesi Selatan Kabupaten Soppeng 5 50 195 600

Kota Pare-pare 5 50 120 600

Papua Kabupaten Jayapura 5 58 88 600

Kabupaten Keerom 5 43 69 600

Papua Barat Kabupaten Sorong 5 46 50 600

Kabupaten Manokwari 5 50 200 600

Jawa Barat Kabupaten Kuningan 5 50 200 600

Kota Bogor 5 51 200 600

50 498 1.522 6.000

(3)

G AV I S - C S O P K K|25

Program GAVI-CSO yang

berkesinambungan membangkitkan

antusiasme dan kreativitas pengurus

dan kader, dari tingkat pusat hingga

tingkat posyandu. Kesempatan untuk

mendekatkan posyandu kepada

masyarakat dan membangun sistem

kaderisasi dan koordinasi yang kuat di

tingkat kader.

Berbicara tentang imunisasi di negeri ini belumlah lengkap tanpa menyebut Tim

Penggerak Pkk (Pemberdayaan dan

kesejahteraan keluarga). ketika indonesia menyaksikan satu peristiwa akbar pada 1996, di mana lebih dari 40 juta orang bergerak menuju pos-pos Pin di seluruh pelosok indonesia, Pkk terlibat dalam gerakan itu. Pin atau Pekan imunisasi nasional tahun itu menyediakan 3 juta vial vaksin polio di 275.000 pos Pin untuk menyasar sekitar 21,87 juta balita. dana yang dikeluarkan sekitar 52 miliar rupiah untuk vaksin polio dan 9 miliar rupiah untuk imunisasi TT (tetanus toksoid). Pin kembali dilaksanakan pada 1997, distop ketika Orde Baru tumbang, dan dihidupkan kembali pada 2005. di sini kembali Pkk tidak ketinggalan. “kami akan mengerah- kan seluruh kader Pkk,” kata dirjen P2PL ketika itu, i nyoman kandun.

Pkk, posyandu, dan program imunisasi memang tak terpisahkan. Sedemikian erat kaitannya, ketiganya biasa disebut dalam satu tarikan nafas. Tidak mengherankan ketika GaVi-alliance melirik CSO untuk meningkatkan cakupan imunisasi, Pkk terjaring di dalamnya.

Sejak 2008 hingga 2014, sesuai yang ditargetkan, GaVi-CSO Pkk meng- gerakkan 6.000 kader untuk menjangkau sekurang-kurangnya 180.000 sasaran di 5 provinsi, 10 kabupaten/kota, 50 kecamat- an, dan 100 desa/kelurahan. Setiap kader memberikan penyuluhan tiga sampai enam kali dengan berbagai metode, baik dengan kunjungan rumah maupun de- ngan memanfaatkan pertemuan-pertemu- an warga, seperti pengajian atau arisan.

(4)

elatan, Pokja iV TP Pkk Pusat. Mereka dibekali media promosi, seperti

buku pegangan dan leaflet, yang memu- dahkan mereka dalam menjelaskan pen- tingnya imunisasi dan manfaat datang ke posyandu. dengan demikian, diharapkan ibu-ibu hamil atau yang memiliki balita de- ngan suka rela datang ke posyandu atau puskesmas untuk mengimunisasi anaknya atau memeriksakan kehamilannya. Sama dengan CSO yang lain, semua kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi rutin sampai 10 persen.

di samping itu, TP Pkk juga mem- bagikan PMT (Pemberian Makanan Tam- bahan) di 1.522 Posyandu di 50 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten/kota di wilayah 5 provinsi. Menurut nadia hamid, ketua Pokja iV TP Pkk, Sulawesi S

nadia hamid

ketua Pokja iV TP Pkk, Sulawesi Selatan

pemberian makanan tambahan di pos- yandu merupakan salah satu daya tarik un- tuk meningkatkan kunjungan masyarakat sasaran ke posyandu, di samping untuk meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil.

Gerakan sosialisasidan turun lapangan para kader itu agaknya tak sia-sia. dari hasil pendataan terlihat bahwa di antara berbagai sumber informasi, kader menjadi sumber utama bagi para ibu sasaran untuk

mengetahui seluk-beluk imunisasi dan

kesehatan ibu dan anak. ”Sekitar 97,5% tentang imunisasi didapat dari kader, dari petugas 87,5%, dari televisi sekitar 40 persen, dari radio 20%, dan sisanya 12,5% dari suami,” tutur intan Endang, anggota

intan Endang Staf Teknis GaVi-CSO Pkk

(5)

G AV I S - C S O P K K|27

Dengan

pos

syandu

GAVI memacu mereka, mengingatkan mereka bahwa

mereka punya tanggung jawab di po

untuk memberikan makanan bergizi

untuk anak-anak.

Susilawati Subekti

ketua Pokja iV TP Pkk Pusat

Selain itu, kesadaran masyarakat akan keberadaan posyandu juga membaik. di kabupaten Sorong, menurut dr ronney kalesaran, ketua Pokja iV TP Pkk kabupaten Sorong, ada anggapan bahwa posyandu adalah milik orang kesehatan, sehingga keterlibatan masyarakat rendah, dan posyandu menjadi pasif. Program GaVi-CSO yang melibatkan kader dan masyarakat membuat pandangan-pan- dangan itu sedikit demi sedikit terkikis. “dengan [program] ini masyarakat jadi sa- dar betul posyandu itu dari oleh dan untuk

masyarakat … karena kader ini lebih aktif

bergerak ke masyarakat,” tutur ronney.

BERJIBAKU MEMBANGUN SISTEM

ketua iV TP Pkk Pusat, Susilawati Subekti, menyatakan, keberadaan program GaVi-CSO telah mendorong para kader

Pkk untuk berbuat lebih baik lagi untuk mencapai hasil yang maksimal. Contohnya, dalam hal pemberian PMT. “Walaupun sudah biasa mereka lakukan di daerah dengan swadaya, adanya bantuan GaVi memacu mereka, mengingatkan mereka bahwa mereka punya tanggung jawab di posyandu untuk memberikan makanan bergizi untuk anak­anak,” ujar Subekti, yang telah 45 tahun berkarya di Pkk.

antusiasme yang sama memicu

kepedulian yang lebih tinggi dari ketua dan pembina Tim Penggerak Pkk di masing-masing wilayah kerja Pkk. Secara fungsional, ketua TP Pkk di suatu wilayah dijabat oleh istri kepala daerah dan pembina dijabat oleh kepala daerah itu sendiri. di tingkat kabupaten, misalnya, istri bupati menjabat ketua Tim Penggerak Pkk dan bapak bupati menjabat Pembina.

[program] ini masyarakat jadi sadar betul

yandu itu dari oleh dan untuk masyarakat.

dr ronney kalesaran ketua Pokja iV TP Pkk kabupaten Sorong

(6)

asuk dalam program G kk kota memutuskan a

demikian seterusnya hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan.

Peran strategis ketua maupun pem- bina dalam keberhasilan program GaVi- CSO Pkk ini, antara lain terlihat di ka- bupaten Sorong. di kabupaten ini, tidak semua posyandu mendapat dana GaVi. Tetapi, dengan adanya dana stimulan dari GaVi, Bupati Sorong membuat kebijakan agar setiap SkPd mengasuh posyandu dan melakukan pembinaan terhadap pos- yandunya dengan memberi dukungan uang PMT dan pelayanan posyandu. Contoh lain, di kota Bogor, hanya 5 dari 6 kecamatan yang m aVi. Tetapi,

ketua P gar semua

untuk mengetahui bagian-bagian yang lemah atau rapuh dan memperbaikinya. “dari GaVi saya mempelajari, ketika output kinerja Pkk baik dari pusat sampai ke desa, maka otomatis pembinaan itu mulai berjalan dari pusat ke provinsi dan seterusnya,” ujar intan.

Salah satu daerah yang secara sis- tematis melakukan penguatan-penguat- an sistem adalah kota Bogor. Menurut drg aisyah Wan Graeni, ketua GaVi-CSO kota Bogor, selama ini Pkk selalu menjadi andalan dasa wisma, tetapi justru dasa wisma merupakan salah satu titik yang lemah. Maka, langkah pertama yang ia ambil adalah memperkuat para kader yang

Sehebat apapun kader kalau dia

tidak berjejaring, tidak bisa.

drg aisyah Wan Graeni ketua GaVi-CSO kota Bogor

kecamatan ikut dalam program GaVi-CSO, dan turut mendanai kegiatan untuk satu kecamatan yang awalnya tidak termasuk dalam program GaVi.

Faktor lain yang tak bisa dikesam- pingkan adalah keberhasilan sebagian daerah memanfaatkan program GaVi-CSO ini untuk membangun suatu sistem yang efektif untuk menggerakkan roda-roda kader. Seperti diakui oleh intan, keberadaan program GaVi merupakan kesempatan untuk memperbaiki sistem pembinaan organisasi. ibarat suatu kapal, program ini memberi kesempatan Pkk untuk berlayar mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan bersamaan dengan itu juga kesempatan

(7)

G AV I S - C S O P K K|29

menjadi ujung tombak gerakan Pkk di la-pangan.

untuk itu, tahap pertama yang dilalui adalah perbaikan sistem rekrutmen. ka- der dipilih hanya yang potensial melalui saringan pretest dan posttest. “di tempat lain, pokoknya hadirkan sekian kader. Tidak, saya bilang tidak. kenapa? karena sudah telanjur capek, telanjur basah judulnya. kita

harus berjibaku membangun sistem,

mudah-mudahan bisa di­maintain,” tutur

awan, panggilan akrab aisyah Wan Graeni. “rekrutmen kader untuk orang yang memang punya kemampuan

menyampaikan, kemampuan melakukan

(8)

saya kegagalan pelatihan kader itu faktor rekrutmen,” ia menambahkan.

Setelah rekrutmen, awan mencoba membenahi metode pelatihan. yang kerap terjadi selama ini adalah adanya penyuluhan-penyuluhan yang tidak berke- sinambungan. Selesai program, sele- sai pula penyuluhan, karena pelatihan mengandalkan pusat. Melihat hal itu, awan membentuk kelompok TOT di ting- kat kota dan kecamatan. Para kader dari kecamatan dan kota, yang potensial di- ikutkan dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan di tingkat pusat. dengan begitu mereka memiliki keterampilan dan penge- tahuan yang cukup sebagai pelatih yang bisa memberikan materi untuk para kader di bawahnya.

Modul pelatihan juga diperkaya dengan menambahkan materi-materi yang diperlukan. “kita pakai modul dari Pkk pusat, modulnya cukup sederhana. kita tambah tentang jaker, jaringan kerja. Sehebat apapun kader kalau dia tidak berjejaring, tidak bisa,” awan menjelaskan.

kader Pkk rW Vii kelurahan Ciwaringin, kota Bogor bersama drg aisyah Wan Graeni (kiri) „Markas‟ ungu posyandu kader Pkk rW Vii

kelurahan Ciwaringin, kota Bogor (kanan)

Materi jejaring kerja itu disusun sedemikian rupa agar mudah dicerna. “Misalnya siapa Pak Lurah, siapa Pak rW di lingkungannya. itu sesuatu yang baru,” awan menambahkan.

Ternyata, ketika dipraktikkan, hasilnya menggembirakan. kader menjadi tahu dengan siapa berkoordinasi. Bapak rW yang tidak pernah datang ke posyandu, akhirnya datang berkunjung. Begitu juga dengan Bu Lurah, menjadi rajin berkunjung. dana pembiayaan posyandu di beberapa rW juga menjadi lebih kuat. Posyandu setiap bulan memang menerima dana sebesar rp50 ribu per bulan dari pemerintah daerah. untuk menambah jumlah tersebut, para kader mengupayakan agar dana posyandu menjadi tanggung jawab warga. Caranya? Mengusahakan melalui rW agar iuran posyandu masuk dalam iuran sosial rW. dan itu berhasil di beberapa tempat.

Penguatan sistem yang lain adalah di bidang monitoring and evaluation. Menurut

(9)

G AV I S - C S O P K K|31

Sertifikat menjadi salah satu alat untuk menjalin

semacam

“kontrak politik” antara pengurus GAVI dan kepala-kepala desa di wilayah sasaran agar kader GAVI tetap dipertahankan siapa pun

yang menjadi lurah di desa itu.

awan, dalam petunjuk pelaksanaan dari Pusat, sistem monev kurang mendalam, hanya sampai pada tingkat kota. karena itu, bersamaan dengan sistem pelatihan, awan membentu sistem monev yang menjelujur dari tingkat kota hingga desa. “jadi ketika orang pusat datang, kita lakukan monev ke posyandu sampel. Teman kecamatan juga melakukan. Teman kelurahan melakukan,” tutur awan.

Terakhir, GaVi-CSO Pkk kota Bogor mengeluarkan sertifikat untuk para kader peserta pelatihan. Selain menjadi bukti bahwa pemegang sertifikat pernah mengikuti pelatihan, sertifikat menjadi

salah satu alat untuk menjalin semacam “kontrak politik” antara pengurus GaVi dan kepala-kepala desa di wilayah sasaran agar kader GaVi tetap dipertahankan siapa pun yang menjadi lurah di desa itu. hal ini sangat vital mengingat tidak jarang pergantian lurah, atau bahkan, rW, diikuti oleh perubahan kader, sehingga tidak ada kesinambungan.

BUKAN SEKADAR POSYANDU

BUBUR KACANG HIJAU

Penguatan sistem yang dilakukan berkat program GaVi ini alhasil menumbuhkan kembali semangat dan antusiasme kader untuk bergerak menjangkau warga di luar hari posyandu. Bu nung, menjadi kader posyandu sejak 2007 di kelurahan Ciwaringin, Bogor, mengakui, program GaVi memberi manfaat yang besar untuk dirinya. “alhamdulillah, jadi tambah pengalaman, jadi mengenal semua pejabat-pejabat dari wilayah sampai kelurahan dan kecamatan,” tutur Bu nung dengan semangat dan ceria.

“ibu­ ibu pun jadi sudah pada kenal…saya

sering dipanggil ibu imunisasi, ibu kader begitu.”

(10)

hal lain yang juga bisa digarisbawahi adalah bahwa penguatan sistem agaknya berhasil memberi ruang kepada kader untuk berkreativitas. Salah satu contoh yang menarik, PMT di beberapa posyandu sudah semakin kreatif, tidak lagi sekadar bubur kacang hijau. Para kader posyandu berusaha menggunakan bahan-bahan lokal dan non-pabrikan. di Sorong kita bisa menemukan bubur ikan, di kuningan bubur ayam, dan di Bogor bubur bogor yang menyerupai bubur manado. kader- kader juga berinisiatif mengadakan lomba- lomba PMT antar-posyandu se-rT yang merangsang warga untuk berkreativitas menemukan resep-resep PMT yang sehat tetapi terjangkau harganya. dengan demikian, balita bukan hanya mendapat makanan bergizi dari posyandu dan ha- nya pada hari posyandu, tetapi setiap hari mereka bisa mendapatkannya, karena ibu-ibu mereka sudah mengerti dan bisa mempersiapkan makanan sehat di rumah sehari-hari.

Posyandu Teratai di rW 12 kelurahan Mekarwangi, Bogor, berkreasi berbeda dan unik. untuk menghidupkan posyandu dan

mendorong ibu-ibu untuk mengimunisasi balitanya, kader menyewa odong-odong di hari buka posyandu untuk menjemput ibu-ibu yang enggan atau tak bisa datang ketika jadwal imunisasi tiba. dengan kereta itu, para kader berkeliling desa mengetuk satu per satu pintu ibu-ibu sasaran, membawa mereka ke posyandu, dan mengantarnya pulang kembali. Bisa dibayangkan betapa gembira ibu dan anak-anak mereka beramai-ramai naik odong-odong keliling desa.

di Posyandu kenanga, rW Vii kelurahan Ciwaringin, Bogor ibu-ibu mendapatkan kejutan lain. Menurut Sri rahayu, ketua Posyandu kenanga, posyandu ini berusaha menyediakan aneka hadiah untuk ibu-ibu, kader, dan juga bidan yang datang. Bing- kisannya sederhana saja, bisa berupa pi- ring, dompet, dan alat makan lain, tetapi rupanya itu bisa menjadi pendorong ibu-ibu untuk datang ke posyandu. hadiah juga di- berikan kepada kepada ibu-ibu yang telah memberi imunisai lengkap kepada anak- anaknya dan yang melengkapi imunisasi tepat waktu. dari mana asal dananya? Sumbangan dan iuran sukarela warga.

Penyuluhan massa oleh kader Pkk di kota Cilegon

(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

analisis dari peneliti berkaitan dengan data yang diperoleh, penyajian dalam. penelitian ini berkaitan dengan teks yang

Dengan perancangan dan realisasi dari antena mikrostrip MIMO 4×4 dengan bentuk patch antena persegi panjang yang diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan teknologi

Tujuan : Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem peredaran

yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang yang berangkutan ditertibkan dan dieuaikan dengan Peraturan Daerah

Surat Kuasa dari pengurus koperasi peserta Program Perkuatan kepada Kepala Dinas untuk mengalihkan dana pada rekening pengembalian pinjaman modal bergulir guna

Dalam teknik cracking, patch merupakan gabungan daribeberapa file crack, seperti yang saya jelaskan padabab crack, namun sebuah software tidak selaluhanya me-replace

Lebih jauh dari itu, sebagian analis beranggapan bahwa Asia Timur belum dapat memenuhi beberapa persyaratan untuk dapat mengarah pada tujuan tersebut sebab