• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN

TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN

TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER

TRI DIMAS ARJUNA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pendugaan kandungan klorofil daun tanaman padi (Oryza Sativa) melalui pendugaan tingkat warna daun dengan telepon seluler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014 Tri Dimas Arjuna NIM F14070005

(4)

ABSTRAK

TRI DIMAS ARJUNA. Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza Sativa) Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon Seluler. Dibimbing oleh LIYANTONO.

Padi (Oryza Sativa) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Penelitian ini bertujuan untuk menduga kandungan klorofil daun padi (Oriza sativa) dengan bagan warna daun dan telepon seluler. Hasil pendugaan tingkat warna daun dengan bagan warna daun menunjukkan korelasi yang tinggi dengan kandungan klorofil (R2=0.9093). Semakin tinggi tingkat warna daun, maka semakin tinggi kandungan klorofil (mg/g). Hasil pendugaan menggunakan telepon seluler adalah tingkat warna daun dugaan dan komponen RGB dugaan. Akurasi pendugaan tingkat warna daun bervariasi antara 36%-47%. Akurasi pengenalan pola k-NN masing-masing telepon seluler bervariasi antara 34%-43% dengan rata-rata akurasi tertinggi pada pengambilan siang hari. Akurasi ini diakibatkan karena kondisi pemotretan yang tidak seragam dan membuat RGB yang didapat tidak konsisten.

Kata kunci: padi, klorofil, tingkat warna daun, SPAD, RGB

ABSTRACT

TRI DIMAS ARJUNA. Estimation of Chlorophyll Leaves Content in Paddy Plant (Oryza Sativa) Through Leaves Color Level Estimation with Cellular Phones. Supervised by LIYANTONO.

Paddy (Oryza Sativa) is one of the important cultivated plants in the civilization. Objectives of this research is to estimate chlorophyll content in paddy leaves (Oriza sativa) using leaves color chart and cellular phones. The results of estimation of leaf color level with the leaf color chart shows a high correlation with chlorophyll content (R2=0.9093). The higher levels of leaf color, then the higher the chlorophyll content (mg/g). The results of the estimation using a handphone is the estimation of leaf color levels and RGB components . Predictive accuracy of leaf color levels varies between 36%-47%. Accuracy of k-NN pattern recognition each cell phone varies between 34%-43% with an average of the highest accuracy in daytime. This accuracy is caused by the shooting conditions are not uniform and make RGB obtained inconsistent.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN

TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN

TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER

TRI DIMAS ARJUNA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza Sativa) Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon Seluler

Nama : Tri Dimas Arjuna NIM : F14070005 Disetujui oleh Dr Liyantono MAgr Pembimbing Mengetahui, Tanggal Lulus: Dr Ir Desrial MEng Ketua Departemen

(8)

Judul Skr:F~: ~ . ;!ndugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza '::.;~r . Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon _'- u.er

Nama : -:-:-: Dimas Arjuna NIM : F:..!" 70005

Disetujui oleh

Dr Liyantono MAgr Pembimbing

Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun Dengan Telepon Seluler” dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan dari Juni 2012 s.d. Februari 2013, bertempat di lahan sawah Cianjur, Situ Udik, Lewingkolot, dan Dramaga.

Dengan selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Orangtua penulis Budi Harto dan Nur Elmi, saudari kandung penulis Ika Putri Syafira dan Suaminya Zainul Arifin serta Dwi Aprillia Nanda yang telah memberi banyak dorongan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

2. Istri Penulis yang tercinta Mutia Halimah Nasution dan Anak Penulis yang tersayang Muhammad Fatih El-Din yang selalu setia mendampingi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Dr Ir I Wayan Astika MSi yang telah banyak membimbing dan membantu selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Dr Liyantono MAgr selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah mambantu dalam penyelesaian skripsi

5. Bapak Ghozali, Bapak Andri selaku teknisi lapangan serta Kak Iqbal dan Marko yang banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 6. Aep, Fandi, Awang, Ridho, Fuad, Haidir, Agra, Nuzul, Famul, dan Gede

yang membantu selama penelitian dan dalam penulisan tugas akhir.

7. Teman-teman KAMMI, Mujahid Badar, Tim4 (Vida, Ichi, Kak Akbar), Staff dan Guru Kharisma Prestasi yang telah membantu semangat, finansial dan doa.

8. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem dan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dan memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini

Bogor, Januari 2014

Tri Dimas Arjuna NIM F14070005

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Klorofil 2

SPAD Klorofil Meter 3

k-Nearest Neighbor 4

Pengolahan Citra 4

Pertanian Presisi 5

METODOLOGI PENELITIAN 6

Tempat dan Waktu Penelitian 6

Alat dan Bahan 6

Tahapan Penelitian 7

Pengambilan Data 9

Analisis Data 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Klorofil Daun Padi 11

Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun 11 Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun 13

Pemotretan Berbagai Tingkat Warna Daun Padi 15

Samsung Galaxy Ace S5830 16

LG P698 16

Nexian A893 17

Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i 17

Samsung Young GT S5360 18

Perbandingan Akurasi Setiap Telepon Seluler 18

Pengambilan Citra dengan Latar Belakang Patokan Warna Daun 20

KESIMPULAN DAN SARAN 21

Kesimpulan 21

Saran 22

(12)

RIWAYAT HIDUP 41

DAFTAR TABEL

1. Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD menggunakan berbagai

model persamaan 13

2. Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Ace 16 3. Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler LG 17 4. Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Nexian 17 5. Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Sony Xperia 18 6. Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Young 18 7. Akurasi tingkat warna daun pada semua telepon seluler 19

8. Akurasi pemupukan pada telepon seluler 19

9. Akurasi k-NN setiap golongan pada semua telepon seluler 19 10.Akurasi telepon seluler pada setiap waktu pengambilan 20 11.Akurasi pengambilan citra dengan patokan warna daun 21

DAFTAR GAMBAR

1. Pola Pengenalan k-NN 4

2. Klorofil Meter SPAD 502 Konica Minolta 7

3. Bagan warna daun IRRI 7

4. Diagram alir tahapan penelitian 8

5. Contoh pengambilan citra daun padi 9

6. Pengukuran kandungan klorofil dengan SPAD 9

7. Bagan pengambilan data pada lahan sawah penelitian 10 8. Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan indeks

SPAD 12

9. Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan tingkat

warna daun 12

10.Hubungan klorofil (mg/g) dengan tingkat warna daun setiap lahan 14

11.Patokan warna dan contoh pengambilannya 20

DAFTAR LAMPIRAN

1. Spesifikasi telepon seluler 24

2. Contoh hasil pengukuran SPAD 25

3. Contoh hubungan antara komponen RGB daun dengan TWD 28

4. Foto kegiatan penelitian 33

5. Dosis pemupukan (kg/ha) 34

6. Hasil RGB daun dan patokan menggunakan patokan warna daun 36 7. Sebaran data TWD dugaan terhadap TWD manual dan akurasi pendugaan

TWD berbagai telepon seluler 37

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemberian pupuk dengan jumlah yang tepat dan efisien sangat perlu dilakukan. Efisiensi pemupukan dimaksudkan untuk penghematan sumberdaya energi dan kelestarian lingkungan sehingga tercipta sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable production system). Dengan demikian penggunaan pupuk yang efisien pada tanaman padi akan sangat nyata membantu menekan biaya produksi.

Salah satu inovasi teknologi untuk menciptakan pemberian pupuk yang seragam, jumlah yang tepat, dan efisien adalah dengan menerapkan sistem pertanian presisi atau sering disebut dengan precision farming. Pertanian presisi merupakan sebuah konsep pengelolaan pertanian secara modern yang bertujuan untuk mengendalikan input dan proses dalam usaha tani sehingga diharapkan diperoleh hasil produksi yang optimal, berkelanjutan, dan menguntungkan (Astika, 2010).

IRRI telah menciptakan dan mengeluarkan bagan warna daun (BWD) dengan tujuan untuk mengetahui dan menentukan tingkat warna daun padi. Penggunaan bagan warna daun (BWD) adalah salah satu cara untuk menganalisis kebutuhan pupuk. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan pemberian unsur nitrogen untuk tanaman padi. Alat ini terdiri atas empat warna hijau, mulai dari hijau kekuningan hingga hijau tua (Nugroho, 2011). Penggunaan BWD masih terbatas di lingkungan peneliti dan penyuluh pertanian karena penyediaannya masih yang terbatas. Pada tingkat petani penggunaan BWD masih belum dikenal secara luas. Hal ini disebakan karena kurangnya sosialisasi dan ketersediaannya.

Pengembangan teknologi untuk menentukan tingkat warna daun telah banyak dilakukan, diantaranya adalah dengan metode Soil Plant Analysis Development (SPAD). Alat ini berguna untuk mengukur kandungan klorofil daun secara relatif. Dibandingkan dengan metode uji spektrofotometer, alat ini lebih efisien dan mudah penggunaannya. Alat ini sangat cocok untuk sampel data yang banyak, walaupun tidak seakurat pengujian spektrofotometer. Namun dengan harga alat ini yang mahal, membuat petani belum banyak menggunakannya.

Pengembangan metode untuk menentukan tingkat warna daun dengan teknologi yang murah dan terjangkau mulai banyak dilakukan. Astika (2010) mengembangkan metode pendugaan tingkat warna daun padi dengan menggunakan kamera hand phone dan metode k-nearest neighbor (k-NN) sebagai pengganti bagan warna daun. Namun dari penelitian tersebut didapatkan hasil akurasi yang rendah. Akurasi yang rendah diyakini disebabkan oleh pemakaian 5 merek telepon seluler secara bersama yang memiliki pengaturan pewarnaan yang berbeda-beda sehingga sebaiknya setiap merek dan tipe telepon seluler memiliki

(15)

2

satu formulasi (Astika, 2010). Pendugaan warna daun dengan telepon seluler juga dilakukan Cibro (2012). Dalam penelitian ini, foto yang diperoleh diekstrak menggunakan Visual Basic untuk mendapatkan komponen RGB. Pada penelitian ini juga didapatkan kondisi pengambilan foto terbaik adalah pada saat intensitas cahaya rendah, yaitu pada pagi dan sore hari. Penelitian lanjutan untuk pendugaan tingkat warna daun juga dilakukan oleh Astika dan Sugiyanta (2012). Dimana penelitian membangun program aplikasi yang dipasang pada telepon seluler Android untuk menentukan tingkat warna daun padi dan dosis pupuk N.

Penggunaan telepon seluler pada saat ini tidak terbatas dari golongan atas sampai golongan bawah. Petani juga telah menggunakan telepon seluler dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Oleh sebab itu pengembangan penelitian untuk menentukan tingkat warna daun tanaman padi berprospek bagus dan akan diminati banyak orang.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan penelitian yang telah dilakukan sebelumya yaitu pendugaan tingkat warna daun oleh kamera hand phone (Astika, 2010; Astika dan Sugiyanta, 2012; dan Cibro, 2012) untuk mendapatkan hasil pendugaan yang lebih baik serta bisa digunakan dalam pendugaan kandungan klorofil.

Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah menduga kandungan klorofil daun padi (Oriza sativa) dengan bagan warna daun (BWD) dan telepon seluler (hand phone) . Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membangun hubungan antara nilai indeks SPAD dengan kandungan klorofil daun dan hubungan tingkat warna daun hasil pengukuran menggunakan BWD dengan kandungan klorofil daun.

2. Menduga tingkat warna daun berdasarkan BWD dengan beberapa merek kamera telepon seluler dengan aplikasi yang dibuat oleh Astika (2010)

3. Membangun hubungan antara tingkat warna daun hasil pendugaan telepon seluler dan nilai indeks SPAD

TINJAUAN PUSTAKA

Klorofil

Klorofil berasal dari bahasa yunani “chloros” yang berarti hijau dan “phyllum’ yang berarti daun. Klorofil adalah pigmen hijau yang pada tanaman dan merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi

(16)

3 senyawa organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya matahari (6CO2+6H2O C6H12O6 + 6O2). Klorofil terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau (Setijo, 2008).

Peran klorofil adalah untuk menangkap cahaya yang akan disimpan energinya. Tanpa klorofil berarti tidak ada penangkapan cahaya, berarti pula tidak akan terjadi fotosintesis (Isma’il, 2009). Warna hijau pada daun berasal dari kandunga hijau pula daun tersebut. Contohnya daun yang masih muda warnanya hijau muda, yang menandakan klorofil daun tersebut masih sedikit, sedangkan pada daun yang sudah tua warnanya kuning atau merah, yang menandakan daun tua tersebut kehilangan klorofil. Daun yang menguning bisa juga disebabkan karena kekurangan zat hara nitrogen. Hal ini karena nitrogen berfungsi sebagai bahan fotosintesis, protein dan asam amino yg berperan dalam pembentukan sel, jaringan juga organ tanaman dan sangat dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetative, sehingga membuat daun itu menguning karena kekurangan klorofil (Dwidjoseputro, 1994)

SPAD Klorofil Meter

SPAD (Soil Plant Analysis Development) adalah alat untuk mengukur klorofil daun secara relatif yang dinyatakan dalam satuan unit. Kandungan klorofil daun yang ditetapkan dengan SPAD berkorelasi positif dan sangat nyata dengan kandungan klorofil yang ditetapkan secara destruktif. Begitu pula tingkat warna daun dengan nilai klorofil daun (SPAD) menunjukkan hubungan positif nyata linier, dimana semakin besar nilai klorofil SPAD semakin besar pula tingkat warna daunnya (Suwardi dan Roy Efendi, 2009). Pengukuran klorofil daun secara destruktif berkorelasi positif nyata dengan kadar Nitrogen daun. Namun pengukuran ini hanya bisa dilakukan di laboratorium dan cara pengukurannya rumit. Sedangkan dengan SPAD sangat mudah mengukur kandungan klorofil daun. Karena alat tersebut bisa langsung mengukur klorofil di lapangan walaupun akurasinya tidak seakurat pengukuran destruktif. Untuk pengukuran yang melibatkan sampel banyak sangat cocok menggunakan SPAD. Nilai SPAD juga cukup akurat untuk mengukur tingkat kecukupan hara N pada tanaman padi, gandum, jagung, sorgum, dan kapas et al, 2000).

Untuk menghindari dosis N berlebihan dan meningkatkan efisiensi, pemberian pupuk N dilakukan berdasarkan kandungan klorofil daun yang diukur menggunakan klorofil meter (SPAD meter). Cara SPAD dapat menghindari terjadinya kelebihan pupuk dan diharapkan juga akan menekan polutan. Pemberian pupuk urea dengan cara SPAD meningkatkan efisiensi dan menghemat pupuk urea hingga 40% et al, 2000).

(17)

4

k-Nearest Neighbor

k-Nearest Neighbor (k-NN) adalah suatu metode yang menggunakan

algoritma supervised, dimana hasil dari sampel ujiyang baru diklasifikasikan

berdasarkan mayoritas dari kategori pada k-NN. Tujuan dari algoritma ini adalah mengklasifikasi objek baru berdasakan atribut dan sampel latih.

Pengklasifikasiantidak menggunakan model apapun untuk dicocokkan dan hanya

berdasarkan pada memori.. Algoritma k-NN menggunakan klasifikasi

ketetanggaan sebagai nilai prediksi dari sample ujiyang baru. Dekat atau jauhnya

tetangga biasanya dihitung berdasarkan jarak Eucledian (Batista dan Monard,

2003).

Algoritma metode k-NN sangatlah sederhana, bekerja dengan berdasarkan

pada jarak terpendek dari sample ujike sample latihuntuk menentukan k-NN nya.

Setelah mengumpulkan k-NN, kemudian diambil mayoritas dari k-NN untuk

dijadikan prediksi dari sample uji. Data untuk algoritma k-NN terdiri dari

beberapa atribut multi-variate Xi yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan Y. Data dari k-NN dapat digunakan dalam skala ukuran apapun, dari ordinal ke nominal (Batista dan Monard, 2003).

Gambar 1 Pola Pengenalan k-NN Pengolahan Citra

Pengolahan citra merupakan teknologi visual yang mengamati dan menganalisa suatu obyek tanpa berhubungan langsung dengan obyek yang diamati. Proses pengolahan dan analisanya melibatkan persepsi visual dengan data

(18)

5 masukan maupun data keluaran yang diperoleh berupa citra atau image dari suatu obyek yang diamati. Data citra didapatkan dalam bentuk format digital mentah yang merupakan sekumpulan data numerik. Unit terkecil dari data digital adalah bit, yaitu angka biner, atau 1 dan kumpulan dari data sejumlah 8 bit data disebut byte dengan nilai 0-225. Dalam hal citra digital nilai level energi dituliskan dalam satuan byte.

Citra merupakan sekumpulan titik-titik dari gambar yang berisi informasi warna dan tidak bergantung pada waktu. Umumnya citra dibentuk dari kotak-kotak persegi empat yang teratur sehingga jarak horizontal dan vertikal antar piksel sama pada seluruh bagian citra. Titik-titik tersebut mengambarkan posisi kordinat dan menunjukkan warna citra. Citra yang ditangkap sensor yang dipandang sebagai suatu fungsi dua dimensi f(x,y) pada kordinat spasial (x,y) dibidang x-y, yang mendefinisikan suatu ukuran intensitas cahaya pada titik tersebut, kemudian disimpan dalam memori komputer sebagai bingkai penyimpan dalam bentuk array N x M dari contoh diskrit dengan jarak yang sama. Formulasinya bisa dilihat sebagai berikut :

Pertanian Presisi

Pertanian presisi atau precision farming merupakan sebuah konsep pengelolaan pertanian secara modern yang bertujuan untuk mengendalikan input dan proses dalam usaha tani sehingga diharapkan memperoleh hasil produksi yang optimal, berkelanjutan, dan menguntungkan. Menurut Prabawa et al (2009), pertanian presisi merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan dan menjaga lingkungan. Dengan kata lain pertanian presisi adalah suatu usaha pertanian dengan pendekatan dan teknologi yang memungkinkan perlakuan yang teliti (precise treatment) dan revolusi awal dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis teknologi informasi. Sistem manajemen informasi (Management Information System) dalam presisi pertanian meliput i Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System), dan data (crop models and field history). Pertanian presisi pada saat sekarang ini mulai diminati oleh petani karena mereka melihat keunggulan dan keuntungan dari penggunaan sistem ini. Oleh karenanya, pengembangan aplikasi sistem pertanian presisi perlu terus dilakukan. Pemakaian pertanian presisi dalam prakteknya memerlukan

(19)

6

pendekatan sistem terintegrasi yang baik yang mengkombinasikan teknologi perangkat keras (hardware technology) dan system perangkat lunak (software systems). Pelaksanaan pertanian presisi juga merupakan suatu siklus yang berkesinambungan dari tahap perencanaan (planning), tahap pertumbuhan (growing), dan tahap pemanenan (harvesting).

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu 1) Pengukuran kandungan klorofil dan warna daun menggunakan SPAD dan bagan warna daun, dan 2) Pendugaan warna daun menggunakan telepon seluler berbeda merk. Selain itu juga dilakukan uji laboratorium Spektofotometer untuk mengetahui kandungan klorofil. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2012 hingga Februari 2013. Penelitian dilakukan di empat tempat yaitu :

1. Desa Leuwingkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

2. Kampung Saranpad, Desa Saranpad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

3. Desa Situ Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 4. Desa Cibeurem Situ Leutik, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat

Alat dan Bahan Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Software Microsoft Visual Basic 6.0

2. Telepon seluler dengan merek yang berbeda-beda. a. Samsung Galaxy Ace S5830

b. LG P698

c. Samsung Young GT S5360 d. Nexian A893

e. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i 3. Bagan warna daun IRRI – 4 level

4. Luxmeter

5. Klorofil Meter SPAD 502 Konica Minolta Bahan yang dipakai adalah :

1. Saprodi berupa bibit, pupuk, dan bahan lain yang digunakan untuk budidaya padi

(20)

7

Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Pemberian dosis yang pupuk berbeda pada lahan, agar didapatkan warna daun yang beragam. Dosis pupuk dapat dilihat di Lampiran 6

2. Pengukuran kandungan klorofil daun padi dengan menggunakan alat Klorofil Meter SPAD pada berbagai macam tingkat warna daun

3. Pengambilan citra daun padi dengan berbagai macam tingkat warna daun pada waktu pagi, siang dan sore hari

4. Pengukuran kandungan klorofil dengan metode uji spektrofotometer

5. Analisis data pengukuran tingkat warna daun, indeks SPAD, dan kandungan klorofil hasil uji spektrofotometer untuk mencari korelasinya.

Gambar 2 Klorofil Meter SPAD 502

(21)

8

Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian

Mulai

Pengukuran manual tingkat warna daun padi dengan BWD

Hubungan linear antara SPAD dengan

Klorofil

Pengambilan citra daun padi dengan telepon seluler

dan aplikasi pendugaan tingkat warna daun Pengukuran

kandungan klorofil menggunakan SPAD

Pengukuran kandungan klorofil dengan uji

spektrofotometer Pengenalan pola k-NN Hubungan Linear antara TWD dengan klorofil Indeks SPAD RGB dugaan dan TWD dugaan Klorofil (mg/g) Selesai Budidaya padi untuk

mendapatkan berbagai warna daun

(22)

9 Pengambilan Data

Pengambilan citra (pemotretan) daun padi dilakukan menggunakan 5 telepon seluler. Daun padi dililitkan pada jari tengah, diselipkan diantara jari manis dan jari telunjuk kemudian dipotret. Metode pengambilan citra menggunakan metode Astika, (2010), yaitu di bawah bayang-bayang, dan Cibro (2012) yaitu frame penuh dengan background telapak tangan. Contoh pengambilan citra dapat dilihat pada Gambar 5.

Pengambilan data dilakukan setelah tanaman padi diberikan dosis pupuk yang berbeda agar mendapatkan warna daun yang beragam. Untuk pengukuran kandungan klorofil di lapangan menggunakan alat SPAD Klorofil meter. Pengukuran dilakukan pada tiga titik, yaitu di ujung, tengah dan pangkal daun, sedangkan untuk kandungan klorofil hasil uji spektrofotometer diambil beberapa sampel daun dari petakan sawah dengan tingkat warna daun yang berbeda-beda.

Pengambilan citra daun padi dilakukan dua kali setelah pemupukan pertama (21-25) HST dan setelah pemupukan kedua (40-45) HST. Pengambilan citra dilakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari. Pengambilan citra dilakukan di lahan sawah Cianjur, Situ Udik, dan Leuwingkolot dengan bantuan beberapa mahasiswa dan beberapa petani pada bulan Juni 2012 – Februari 2013.

Gambar 5 Contoh pengambilan citra daun padi

(23)

10

Gambar 7 Bagan pengambilan data pada lahan sawah penelitian

Lahan Situ Udik B Luas : 829 m2

Pengukuran 2: 41 HST (10 November 2012) Pemotretan Sore: 225 data

Pengambilan SPAD : 45 data Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 9 perlakuan Lahan Situ Udik A

Luas :2679.66 m2

Pengukuran 1 : 25 HST (12 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 2000 data

Pengambilan SPAD : 80 data Pengambilan TWD manual : 80 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 17 perlakuan

Lahan Situ Udik B Luas : 829 m2

Pengukuran 1 : 23 HST (22 Oktober 2012) Pemotretan Pagi : 180 data

Pengambilan SPAD : 45 data Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 4 buah HP Perlakuan dosis : 9 perlakuan

Lahan Situ Udik A Luas : 2679.66 m2

Pengukuran 2: 40 HST (27 Agustus 2012) Pemotretan Sore: 2000 data

Pengambilan SPAD : 80 data Pengambilan TWD manual : 80 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 17 perlakuan

Lahan Situ Udik A dan B Luas total : 3508,66 m2

Pengukuran 1 : 25 HST (8 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 450 data (5 ulangan/HP) Pengambilan SPAD :45 data

Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 2 buah HP -Sony Xperia

-LG

Perlakuan dosis : 10 perlakuan

Pengukuran 2 : 40 HST (23 Agustus 2012) Pemotretan Sore : 1125 data (5 ulangan/HP) Pengukuran SPAD : 45 data

Pengukuran TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 10 perlakuan

Lahan Lewingkolot Luas : 1139,57 m2

Pengukuran 2 : 43 HST (29 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 500 data (5 ulangan/HP) Pemotretan Siang : 500 data (5 ulangan/HP) Pengambilan SPAD :40 data

Pengukuran TWD manual : 40 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 8 perlakuan

Lahan : Cianjur Luas : 2884 m2

(24)

11 Analisis Data

Pengukuran data di lapangan mengahasilkan data TWD, indeks SPAD, dan kandungan klorofil, sedangkan untuk pengambilan citra menghasilkan data RGB daun, RGB tangan, dan TWD dugaan. Untuk data hasil pengukuran, dianalisis menggunakan analisis regresi linear. Khusus untuk data indeks SPAD dan kandungan klorofil juga dianalisis dengan analisis regresi eksponensial dan polinomial. Analisis ini digunakan agar mendapatkan hubungan korelasi antara kandungan klorofil dengan indeks SPAD dan TWD. Hubungan yang kuat ditandai dengan nilai R2 yang besar.

Untuk data hasil pencitraan dianalisis menggunakan analisis pengenalan pola k-NN. Data yang dianalisis adalah komponen RGB hasil dugaan telepon seluler, TWD hasil dugaan telepon seluler, dan indeks SPAD hasil pengukuran. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan nilai akurasi pendugaan oleh telepon seluler. Nilai akurasi yang tinggi menandakan bahwa aplikasi pendugaan TWD pada telepon seluler dapat digunakan untuk menduga kandungan klorofil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Klorofil Daun Padi

Kandungan klorofil daun padi diambil menggunakan dua metode yaitu mengambil langsung di lapangan menggunakan SPAD klorofil meter dan diekstrak di laboratorium dengan uji spektrofotometer. Pengukuran dilakukan pada semua tingkat warna daun mulai dari 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4. Pengukuran indeks SPAD dilakukan pada pagi hari dimana intensitas cahaya matahari masih sedikit. Hal ini untuk mengurangi pengaruh cahaya matahari terhadap hasil pengukuran. Untuk uji spektrofotometer, sampel daun padi diambil sebelum matahari terbit agar sampel daun yang didapat masih segar dan layak untuk diekstrak. Uji spektrofotometer dilakukan di laboratorium Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi dan Hortikultura, sedangkan pengukuran indeks SPAD dilakukan pada lahan sawah Cianjur, Situ Udik, dan Lewingkolot.

Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun

Pengukuran menggunakan uji spektrofotomer menghasilkan dua macam jenis klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b dalam satuan bobot mg/g. Jumlah klorofil a dan b disebut total klorofil.

(25)

12

Hasil uji spektrofotometer menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat warna daun semakin tinggi pula kandungan klorofilnya. Didapatkan R2 yang tinggi, yaitu 0.9093. Selain itu didapatkan hubungan klorofil hasil uji spektrofotometer dengan indeks SPAD (Gambar 9).

Gambar 9 Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan indeks SPAD y = 1.968x - 1.589 R² = 0.9093 2 3 4 5 6 7 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil mg/ g TWD

Gambar 8 Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan tingkat warna daun

y = 2.4965x + 28.898 R² = 0.8594 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 2 3 4 5 6 7 In de ks SPAD Klorofil (mg/g)

(26)

13

(a) Lahan Cianjur 2 (b) Lahan Leuwingkolot 1 Tabel 1 Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD menggunakan berbagai

model persamaan Model α β R2 Linear Chli=α*SPADi 0.24965 - 0.8594 Polynomial Chli=α*SPADi+ β*SPADi2 -0.1072 3.4927 0.8619 Exponential Chli=α(eβ*SPAD i-1) 30.184 0.0624 0.8503

Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD memiliki R2 yang cukup tinggi. Bisa dilihat dari Tabel 1, R2 dari berbagai model persamaan memiliki rata-rata di atas 0.8. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa hubungan keduanya signifikan dan mempunyai korelasi yang kuat, sehingga persamaan dari hubungan tersebut bisa dipakai untuk merubah variabel indeks SPAD yang didapat dari pengukuran menjadi variabel kandungan klorofil dalam satuan mg/g. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan persamaan linear agar memudahkan konversi indeks SPAD menjadi klorofil (mg/g).

Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun

Data hasil pengukuran klorofil menggunakan SPAD terlebih dahulu dikonversi menjadi mg/g menggunakan persamaan linear y = 2.4965x + 28.898. Kemudian dihubungkan dengan TWD padi yang didapat secara manual di lapangan. y = 1.8343x - 1.9078 R² = 0.7081 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD y = 1.6732x - 1.3189 R² = 0.7512 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD

(27)

14

(c) Lahan Leuwingkolot 2

Gambar 10 Hubungan klorofil (mg/g) dengan tingkat warna daun setiap lahan

(f) Lahan Situ Udik B1 (e) Lahan Situ Udik A2

(d) Lahan Situ Udik A1

(g) Lahan Situ Udik B2

y = 1.8883x - 1.7951 R² = 0.6723 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD y = 2.4386x - 3.274 R² = 0.3227 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD y = 2.1742x - 3.19 R² = 0.7512 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD y = 2.141x - 2.8813 R² = 0.768 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD y = 2.1178x - 2.661 R² = 0.8597 0 1 2 3 4 5 6 2 2.5 3 3.5 4 K lo ro fil ( mg/ g) TWD

(28)

15 Dari grafik menunjukkan bahwa antara nilai klorofil (mg/g) dengan TWD (tingkat warna daun) di semua lahan berbanding positif. Semakin tinggi nilai TWD cenderung semakin tinggi juga nilai klorofil. Nilai R2 terkecil adalah pada Grafik (f) 0.3227. Nilai R2 yang kecil diakibatkan faktor ketelitian pengukuran di lapangan. Pengukuran indeks SPAD di lapangan sering terkendala oleh batang daun yang menghambat pembacan indeks SPAD, sehingga kadang alat SPAD salah membaca indeks SPAD pada daun yang tua dan yang memiliki batang daun tebal.

Pemotretan Berbagai Tingkat Warna Daun Padi

Pengambilan citra daun padi menggunakan kamera telepon seluler Samsung Ace, Samsung Young, LG, Sony Xperia, dan Nexian. Semua telepon selelur tersebut telah diinstal dengan program pendugaan tingkat warna daun yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Astika, (2010). Pemotretan dilakukan pada sampel daun yang telah diukur kandungan klorofilnya menggunakan SPAD. Pemotretan dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore. Pemotretan dilakukan lima kali ulangan dan melibatkan 3-5 mahasiswa dan 2 orang petani. Pemotretan dilakukan di bawah bayangan dan frame yang menggunakan telapak tangan, dimana akurasinya lebih tinggi dibandingkan di bawah sinar matahari (Astika Dkk, 2011). Tingkat warna daun padi hasil pemotretan didapatkan sebanyak 6980 data.

Dari program pendugaan TWD tersebut diperoleh TWD dugaan dan komponen RGB masing-masing TWD. Pada akurasi pendugaan tingkat warna daun yang terdapat di Lampiran 7, diberi poin pada setiap pendugaannya. Pendugaan yang tepat diberi poin tertinggi yaitu 6, sedangkan pendugaan yang salah disesuaikan dengan tingkat kesalahan pendugaannya. Misalkan TWD 2 diduga 2.5 diberi poin 5, TWD 2 diduga 3 diberi poin 4, TWD 2 diduga 3.5 diberi poin 3, dan TWD 2 diduga 4 diberi poin 2. Pendugaan TWD ternyata memiliki akurasi yang rendah. Banyak kesalahan pendugaan yang terjadi. Misalnya TWD 2 diduga menjadi TWD 2.5, 3, 3.5 (Lampiran 7). Kesalahan ini terjadi diakibatkan karena kondisi pemotretan tidak seragam dan menyebabkan RGB yang didapat tidak konsisten.

Data komponen RGB yang didapat dari pemotretan, digabung dengan data indeks SPAD. Data tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan waktu pengambilan, yaitu pagi, siang dan sore. Data dibagi menjadi 5 golongan, yaitu 26-31 golongan 1, 31-36 golongan 2, 36-41 golongan 3, 41-46 golongan 4, dan 46-51 golongan 5. Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembacaan akurasi pada pengenalan pola k-NN.

(29)

16

Samsung Galaxy Ace S5830

Pengenalan pola k-NN pada telepon seluler Samsung Ace memiliki hasil pendugaan 34.31%. Hasil akurasi yang didapat cukup baik pada golongan 3, namun pada golongan 2 dan 4 memiliki akurasi yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada golongan 3 yang rata-rata memiliki TWD 3 memiliki sampel yang paling banyak, sehingga dalam pengenalan pola k-NN golongan tersebut mudah dikenali.

Namun yang menarik bisa kita lihat pada akurasi pengambilan siang, dimana akurasi yang didapat lebih tinggi diantara waktu pagi dan sore. Padahal pada penelitian sebelumnya, akurasi pendugaan pemotretan lebih tinggi pada saat intensitas rendah, yaitu pada pagi dan sore hari (Cibro, 2012). Perbedaan ini disebabkan komponen RGB yang diperoleh langsung dari hasil pemotretan menggunakan program pendugaan warna daun yang telah diaplikasikan pada semua telepon seluler, sedangkan pada penelitian sebelumnya, komponen RGB daun tidak didapat secara langsung, tapi dengan cara ekstraksi menggunakan program pengolahan citra yang telah dirancang oleh Astika (2010). Faktor lain yang menyebabkan akurasi pendugaan rendah adalah kondisi pengambilan foto yang tidak seragam yang mengakibatkan RGB daun yang didapat tidak konsisten. Kondisi beragam ini seperti cahaya lingkungan, bayangan pemotret yang mengenai foto, serta warna telapak tangan yang beragam.

Tabel 2 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Ace

Golongan Jumlah Data ∑ Benar Akurasi

(%) 26-31 31-36 36-41 41-46 46-51 26-31 1 0 1 0 0 0 0 31-36 73 0 19 49 5 0 26.03 36-41 294 0 48 203 43 0 69 41-46 89 0 3 79 7 0 8 46-51 0 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 34.31 LG P698

Pengenalan pola k-NN pada telepon seluler LG memiliki akurasi 43.03%. Akurasi pada telepon seluler LG tertinggi diantara telepon seluler lainnya. Diantara tiga waktu pengambilan, sore hari memiliki akurasi tertinggi. Telepon seluler LG memiliki kecepatan dalam pengambilan foto, walaupun tidak didukung kamera yang cukup bagus, sehingga mengurangi goyangan atau getaran tangan pemotret. Akurasi pada telepon seluler LG bisa dilihat pada Tabel 3.

(30)

17 Tabel 3 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler LG

Golongan Jumlah Data ∑ Benar Akurasi

(%) 26-31 31-36 36-41 41-46 46-51 26-31 0 0 0 0 0 0 0 31-36 73 0 21 42 10 0 28.77 36-41 314 0 41 213 60 0 68 41-46 95 0 12 52 31 0 33 46-51 0 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 43.03 Nexian A893

Pada telepon seluler Nexian, pola pengenalan k-NN memiliki akurasi 39.22%. Pada Nexian, siang hari adalah waktu pemotretan yang memiliki akurasi paling tinggi diantara pagi hari dan siang hari. Faktor yang mempengaruhi rendahnya akurasi pada telepon seluler Nexian disebabkan bentuk telepon seluler yang cukup besar, sehingga menyulitkan pemotret. Faktor lainnya adalah kecepatan dalam pengambilan foto yang lambat, sehingga banyak terjadi getaran sewaktu memotret.

Tabel 4 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Nexian

Golongan Jumlah Data ∑ Benar Akurasi

(%) 26-31 31-36 36-41 41-46 46-51 26-31 1 0 0 1 0 0 0 31-36 69 0 14 55 0 0 20.29 36-41 299 0 25 234 40 0 78 41-46 89 0 3 69 17 0 19 46-51 0 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 39.22

Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i

Pada telepon seluler Sony Xperia, akurasi pengenalan pola k-NN adalah 39.58%. Akurasi yang didapat rendah, walaupun memiliki kamera yang cukup baik. Hal ini disebabkan sistem pengambilan foto pada saat pemotretan lambat, sehingga banyak menimbulkan goyangan atau getaran.

(31)

18

Tabel 5 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Sony Xperia

Golongan Jumlah Data ∑ Benar Akurasi

(%) 26-31 31-36 36-41 41-46 46-51 26-31 1 0 0 1 0 0 0 31-36 62 0 22 38 2 0 35.48 36-41 295 0 75 208 12 0 71 41-46 102 0 22 67 13 0 13 46-51 0 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 39.58 Samsung Young GT S5360

Akurasi pola pengenalan k-NN pada telepon seluler Samsung Young memiliki akurasi 36.20%, dan waktu pengambilan yang memiliki akurasi tertinggi adalah pada waktu sore hari. Faktor yang menyebabkan rendahnya akurasi pada telepon seluler Samsung Young adalah kondisi pada saat pengambilan foto yang beragam dan menyebabkan RGB yang didapat tidak konsisten.

Tabel 6 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Young

Golongan Jumlah Data ∑ Benar Akurasi

(%) 26-31 31-36 36-41 41-46 46-51 26-31 1 0 1 0 0 0 0 31-36 55 0 16 33 6 0 29.09 36-41 311 0 53 196 62 0 63 41-46 91 0 6 70 15 0 16 46-51 0 0 0 0 0 0 0 Rata-rata 36.20

Perbandingan Akurasi Setiap Telepon Seluler

Dari semua telepon seluler yang digunakan dalam pemotretan, telepon seluler yang memiliki akurasi tertinggi adalah telepon seluler Samsung Ace yaitu 47.51% untuk akurasi pendugaan tingkat warna daun dan telepon seluler LG 43.08% untuk akurasi pendugaan indeks SPAD, sedangkan yang memiliki akurasi terendah pada pendugaan warna daun adalah telepon seluler Samsung Young dengan 36.71%. Untuk akurasi pemupukan didapatkan akurasi tertinggi pada telepon seluler Samsung Ace yaitu 75.35%. Akurasi pemupukan ini didapatkan berdasarkan akurasi pendugaan TWD, dimana setiap TWD memiliki standard dosis pemupukan. Perhitungan akurasi pemupukan bisa dilihat di Lampiran 8. Akurasi terendah pada pendugaan indeks SPAD adalah telepon seluler Samsung Ace dengan 34.31%. Hal ini disebabkan karena kondisi pengambilan foto yang berbeda-beda. Keragaman kondisi ini seperti cahaya yang tidak merata karena

(32)

19 bayangan, dan teknik pengambilan foto yang tidak tepat, sehingga membuat RGB daun yang didapat tidak konsisten. Perbandingan akurasi pada setiap telepon seluler dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10.

Tabel 7 Akurasi tingkat warna daun pada semua telepon seluler

Jenis HP Akurasi TWD Rata-rata

akurasi 2 2.5 3 3.5 4 Samsung Ace 62.50 52.33 50.91 24.34 45.70 47.51 LG 57.93 23.00 46.83 18.31 61.79 41.57 Nexian 54.55 45.32 40.88 15.91 32.18 37.77 Sony Xperia 0.00 51.12 24.43 14.42 92.31 45.57 Samsung Young 45.76 28.38 21.46 30.35 57.60 36.46 Rata-rata 55.19 40.03 36.90 20.67 57.92

Tabel 8 Akurasi pemupukan pada telepon seluler

Jenis HP Akurasi Pemupukan Rata-rata akurasi 2 2.5 3 3.5 4 Samsung Ace 90.77 82.04 73.63 43.79 86.52 75.35 LG 83.23 73.53 69.02 45.96 43.18 62.98 Nexian 87.50 81.43 66.67 27.33 15.73 55.73 Sony Xperia 75.00 64.09 54.49 40.38 71.43 61.08 Samsung Young 92.50 71.13 58.39 45.65 19.10 57.35 Rata-rata 85.80 74.44 64.44 40.62 47.19 Tabel 9 Akurasi k-NN setiap golongan pada semua telepon seluler Golongan Samsung Ace LG Nexian Sony Xperia Samsung Young 26-31 0 0 0 0 0 31-36 26.03 28.77 20.29 35.48 29.09 36-41 69 68 78 71 63 41-46 8 33 19 13 16 46-51 0 0 0 0 0 Rata-rata 34.31 43.08 39.22 39.58 36.20

(33)

20

Tabel 10 Akurasi telepon seluler pada setiap waktu pengambilan Waktu Intensitas Cahaya (Lux) Samsung Ace LG Nexian Sony Xperia Samsung Young Rata-rata Pagi 800-5000 32.79 44.69 34.95 33.81 23.40 33.93 Siang 7500-100.000 40.49 48.78 47.51 45.96 27.12 44.87 Sore 800-5000 30.71 50.39 33.52 55,89 43.46 42.79 Gabungan 34.31 43.08 39.22 39.58 36.20

Pengambilan Citra dengan Latar Belakang Patokan Warna Daun Selain pemotretan daun padi dengan latar warna tangan, juga dilakukan pemotretan menggunakan latar warna daun 2 (kiri) dan 3 (kanan). Hal ini dilakukan agar mengurangi warna latar gelap yang mempengaruhi hasil pemotretan. Padi yang diambil adalah padi varietas ciherang. Padi ini ditanam di Desa Cibeurem Situ Letik, Kecamatan Dramaga. Luas lahan sawah adalah 25 m x 6 m. Pada saat panen menghasilkan gabah 120 kg. Walaupun akurasi yang didapat rendah, namun tidak mempengaruhi hasil panen. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk yang banyak pada saat sebelum penanaman padi. Pada waktu sebelumnya lahan ini digunakan untuk menanam singkong, dan diberikan pupuk yang banyak oleh petani, sehingga pada saat penanaman padi pemberian pupuk yang tidak sesuai tidak berpengaruh terhadap hasil panen. Hasil panen mengalami peningkatan 2 kali lipat dibandingkan sebelumnya yang hanya 60 kg.

Warna daun yang diambil pada pemotretan menggunakan patokan warna daun adalah 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4. Hasil pemotretan menghasilkan RGB daun (tengah), RGB Patokan 2 (Kiri), RGB Patokan 3 (kanan). Dari RGB tersebut didapatkan grayscale masing-masing RGB. Rendahnya akurasi disebabkan teknik pemotretan yang kurang hati-hati. Seperti mengkilapnya patokan karena sinar

Gambar 11 Patokan warna dan contoh pengambilannya Patokan kanan

(TWD 3) Patokan kiri

(TWD 2)

(34)

21 matahari dan foto tertutup bayangan tangan atau telepon seluler dan membuat nilai A dan B tidak konsisten. Pemotretan yang baik adalah pada posisi objek potret tidak tertutup bayangan tubuh atau telepon seluler, karena menghasilkan warna latar yang cerah. Hasil akurasi menggunakan patokan warna daun bisa dilihat di Tabel 11.

Tabel 11 Akurasi pengambilan citra dengan patokan warna daun

TWD Rumus IF yang berlaku Akurasi (%)

2 IF(AND(A>=5,A<=30,B>=-30,B<=-5),2,0) 15.44 2.5 IF(AND(A>=5,A<=15,B>=5,B<=15),2.5,0) 33.73 3 IF(AND(A>=6,A<=16,B>=-10,B<=5),3,0) 32.77 3.5 IF(AND(A>=10,A<=20,B>=-15,B<=-5),3.5,0) 22.62 4 IF(AND(A>=12,A<=35,B>=-16,B<=-6),4,0) 20.00 Rata-rata 24.91 Keterangan :

A = Greyscale kiri – Greyscale Tengan (Daun) B = Greyscale Tengah (Daun) – Greyscale Kanan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal berikut :

a. Tingkat warna daun berdasarkan BWD dan klorofil (mg/g) memiliki hubungan yang signifikan dengan R2 = 0.909

b. Akurasi pendugaan tingkat warna daun yang didapat bervariasi antara 36.46%-47.51%

c. Akurasi pendugaan klorofil yang didapat rendah karena terjadi dua kali pendugaan, yaitu pertama pendugaan warna daun 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4 oleh telepon seluler dan kedua pendugaan nilai Indeks SPAD dengan k-NN. Selain itu rendahnya akurasi diduga kuat karena kondisi pemotretan tidak seragam, sehingga membuat RGB yang didapat tidak konsisten. d. Akurasi pendugaan klorofil SPAD terbaik pada waktu pagi hari adalah

telepon seluler LG (44.69%), terbaik pada siang hari adalah telepon seluler LG (48.78%), dan terbaik pada sore hari adalah telepon seluler Sony Xperia (55.89%).

e. Rata-rata akurasi terbaik adalah pada waktu siang hari yaitu, 44.87%. f. Akurasi pendugaan tingkat warna daun menggunakan patokan warna

(35)

22

mengkilapnya patokan warna dan bayangan tangan yang mengenai objek foto.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan hal-hal berikut dengan tujuan untuk memperbaiki hasil penelitian :

a. Perlu pengukuran klorofil SPAD yang lebih banyak agar mendapatkan rataan yang cukup baik.

b. Pengambilan citra sebaiknya jangan terlalu dekat agar foto hasil pemotretan bagus.

c. Penggunaan telepon seluler masih sulit untuk yang berukuran besar, sebaiknya menggunakan telepon seluler yang berukuran sedang atau kecil agar mengurangi getaran saat pemotretan.

d. Aplikasi pendugaan warna daun perlu diupdate dengan data training yang beragam, agar menghasilkan data yang cukup konsisten dan memiliki akurasi tinggi.

e. Patokan warna daun sebaiknya menggunakan bahan yang tidak mengkilap agar tidak mempengaruhi hasil foto

f. Dalam pemotretan, jika terjadi RGB yang tidak sesuai karena terkena bayangan atau patokan mengkilap, data sebaiknya tidak diproses, dan dilakukan pemotretan ulang.

g. Untuk pemakain pada petani sebaiknya perlu panduan dan petunjuk agar mempermudah pemakaian.

DAFTAR PUSTAKA

Astika, IW. 2010. The Use of Hand Phone Camera to Determine Paddy Leaf Color Level as a Reference for Fertilizing Dosage. Procceding AFITA.105-108.

Astika, IW, M Solahudin, RPA Setiawan, MF Syuaib, IE Nugroho, and M Ardiyansah. 2011. Digital Camera Based Color Sensor for Determining Leaf Color Level of Paddy Plants. Proceedings of International Conference on Robotic Automation System. Trengganu, May 23-24, 2011.

Astika, IW, M Solahudin, RPA Setiawan,MF Syuaib, and M Ardiyansah. 2011. Smart Sensor Data Acquisition, Data Management, and Decision Support System. Laporan Hibah Penelitian Project I-MHERE IPB Tahun ke-1. Bogor.

(36)

23 Astika, IW dan Sugiyanta. 2012. Penentuan Dosis Pupuk N Tanaman Padi

Dengan Telepon Seluler. Laporan Penelitian Hibah Riset SINAS 2012 KNRT. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat IPB. Bogor.

Arymurthy, AM, dan S Suryani. 1997. Pengantar Pengolahan Citra. PT Elex Media Komputido. Jakarta.

meter (SPAD) technology for real-time N management in rice: a review. Journa 4-8.

Batist dan MC Monard. 2003. A Study of k-Nearest Neighbour as an Imputation Method . Working Paper. University Sao Paulo. Brazil

Cibro, Marko Mitokona. 2012. Penentuan Kondisi Pemotretan Optimum Untuk Pendugaan Tingkat Warna Daun Padi Dengan Menggunakan Kamera Telepon Seluler. Departemen Teknik Mesin Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Dwidjoseput ro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Jakarta.

Gani, A. 2006. Bagan Warna Daun. Balai Besar Tanaman Padi. Sukamandi. Isma’il, M. 2009. Bahas Tuntas Soal Biologi SMP. PT Buku Kita. Jakarta. Jati, W. 2003. Biologi Interaktif Kls XII IPA. Tinta Emas. Medan

Nugroho, IE. 2011. Pengembangan sensor warna Daun Untuk Menduga Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Padi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prabawa, S, B Pramudya, IW Astika, RPA Setiawan, dan E Rustiadi. 2009. Sistem informasi geografis dalam pertanian presisi aplikasi pada kegiatan pemupukan di perkebunan tebu. Makalah Presentasi di Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia (HIPI). Bogor.

Prabawa, S. 2006. Pendekatan Presicion Farming dalam Pemupukan N, P, dan K pada Budidaya Tebu (Studi Kasus di PT Gula Putih Mataram). Disertasi. Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Setijo, P. 2008. Khasiat Cincau Perdu. Kanisius. Jogjakarta.

Sianipar AJS. 2006. Review pengaruh dosis pupuk inorganic tunggal (N,P,K) terhadap pertumbuhan, produksi, dan mutu fisik gabah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wahid, AS, Nasruddin, dan S Sening. 2001. Efisiensi dan diseminasi pemupukan nitrogen dengan metoda LCC pada tanaman padi sawah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 4 (2) :108-117.

(37)

24

Lampiran 1 Spesifikasi telepon seluler 1. Samsung Galaxy Ace S5830

Sistem operasi : Android OS, v2.2

Jaringan : GSM 850/900/1800/1900 dan HSDPA 900/1200

Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM7227-1 Turbo Memori : Internal 158Mb, eksternal 32 GB

Kamera : 5MP, autofocus, flash light, night mode Baterai : Li-Ion 1350 mAh

2. LG P698

Sistem operasi : Android OS, Gingerbread 2.3 Jaringan : 3G 900/2100, GPRS/EDGE Processor : internal 150Mb, eksternal 32 GB Memori : TFT 320 x 480 piksel, 32 Inci Kamera : 3.15 MP, auto fokus

Baterai : Li-Ion 1500 mAh 3. Samsung Young GT S5360

Sistem operasi : Android OS, v2.3.5 Gingerbread

Jaringan : 2G GSM 850/900/1800/1900. 3G HSDPA 900/2100 Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM7227-1 Turbo Memori : internal 160Mb, eksternal 32 GB

Kamera : 2MP, 1600 x 1200 piksel Baterai : Li-ion 1200 mAh

4. Nexian A893

Sistem operasi : Android 2.2 Froyo

Jaringan : Dualband GSM 900/1800 MHz , WCDMA 2100 MHz Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM7227-1 Turbo Memori : Up to 8 GB

Kamera : Dual camera, VGA (depan), 2MP (belakang) Baterai : Li-Ion

5. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i Sistem operasi : Android 2.2 Froyo

Jaringan : Dualband GSM 900/1800 MHz , WCDMA 2100 MHz Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM7227-1 Turbo Memori : Up to 8 GB

Kamera : Dual camera, VGA (depan), 5MP (belakang) Baterai : Li-Ion

(38)

25 Lampiran 2 Contoh hasil pengukuran SPAD

NO TWD Indeks SPAD Rata-Rata 1 2 3 1.1 2 32.4 33.5 35.4 33.9 33.6 33.2 35.7 32.5 33.1 35.6 1.2 2 31.6 32.3 32.6 32.2 31.4 32.2 32.8 31.7 32.5 33 1.3 2 31.5 32.5 33.5 33.1 31.5 33.4 34.6 32.7 33.7 34.1 1.4 2 30.2 31.4 33.4 31.8 30.2 31.5 33.6 30.2 31.8 33.9 1.5 2 31.4 31.3 34.5 32.4 31.6 31.4 34.2 31.1 32.5 33.8 1.6 2 32.4 33.4 34.3 32.7 32.2 33.7 32.3 32.6 33.8 30 1.7 2 31.1 33.5 32.4 32.6 31.5 33.5 32.6 31.7 33 34.4 1.8 2 32.5 33.5 34.2 33.5 32.6 33.7 34.1 32.8 33.8 34.3 2.1 2.5 35.4 36.3 34.5 35.7 35.2 36.4 35.4 35.6 36.4 35.7 2.2 2.5 35.4 35.6 36.4 35.6 34.5 35.7 36.2 34.7 35.9 35.8 2.3 2.5 33.5 33.1 35.4 34.4 33.7 33.1 35.8 33.8 35.7 35.6 2.4 2.5 35.3 35.3 34.3 35.1 35 35.2 34.3 35 35.4 36 2.5 2.5 32.3 33.5 35 33.8 32.4 33.6 35.4 32.5 33.7 35.7 2.6 2.5 31.1 34.5 36.1 33.9

(39)

26 31.2 34.5 36 31.5 34.6 36 2.7 2.5 34.5 35.7 36.3 35.5 34.2 35.9 36.4 34.7 35.2 36.5 2.8 2.5 35 36.5 35.4 35.9 35.4 37.5 34.6 35.6 37.2 35.9 3.1 3 36.7 35.7 37.5 36.5 36.5 35.8 37.4 36.4 35.4 37.3 3.2 3 36.4 35.7 37.5 36.6 35.7 35.3 37.8 35.8 35.4 40 3.3 3 36.5 37.6 40.1 38.0 36.7 37.6 40 35.8 37.8 40.3 3.4 3 37.5 37.6 37.6 38.6 37.3 40.1 37.9 37.6 40.3 41.1 3.5 3 35.4 36.4 41.3 37.8 35.1 36.7 41 35.7 36.9 41.5 3.6 3 36.4 35.3 37.4 37.0 36.7 37.3 37.8 36.8 37.5 37.9 3.7 3 33.2 35.3 35.2 34.8 33.5 35.7 35.4 33.6 35.8 35.8 3.8 3 36.7 41.3 36.4 37.3 36.8 36 36.8 37.6 37.3 36.9 4.1 3.5 38.5 40.8 41.2 40.2 38.6 40.5 41.5 38.9 40.3 41.7 4.2 3.5 38.6 36.5 41.3 38.8 38.6 36.7 40.9 38.6 36.9 40.7 4.3 3.5 39.5 40.6 41.3 40.5 39.8 40.5 41.1 39.6 40.9 41.2 4.4 3.5 36.4 37.6 32.4 37.5 36.4 37.4 41.2 36.8 37.8 41.7

(40)

27 4.5 3.5 33.4 37.6 38.3 36.5 33.6 37.8 38.9 33.1 37.4 38.7 4.6 3.5 41.5 40.9 42 41.5 41.6 40.7 42.5 41.5 40.6 42.1 4.7 3.5 36.5 40 38.5 38.5 36.8 40.8 38.6 36.2 40.5 38.9 4.8 3.5 40.9 36.3 35.2 38.2 40.7 36.8 35.7 40.3 36.1 42 5.1 4 41.5 42.5 44.6 42.8 41.6 42.7 44.7 41.5 42.8 43.5 5.2 4 42.6 43.5 38.4 41.7 42.1 43.7 39.8 42.1 43 39.9 5.3 4 44.3 45.6 47 45.8 44.1 46.7 46.5 44.2 46.9 46.8 5.4 4 37.5 42.4 45.4 41.9 37.8 42.3 45.6 37.9 42.6 45.7 5.5 4 40.9 42.4 44 42.7 40.7 42.5 44 40.7 42.6 46.7 5.6 4 42.1 44.6 46.4 43.3 42.3 44.7 46.8 42.6 44.8 35 5.7 4 38.3 41.4 40.9 40.3 38.9 41.3 40.9 38.5 41.5 40.6 5.8 4 41.3 42.4 40.9 41.7 41.1 42.5 41.3 41.1 42.7 41.6

(41)

28

Lampiran 3 Contoh hubungan antara komponen RGB daun dengan TWD Telepon seluler : Samsung Ace

Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD 88 157 88 124 99 112 2 70 137 103 122 107 127 2 69 142 104 133 112 137 2 88 136 92 137 111 125 2 112 121 96 149 101 123 2 90 120 91 154 115 138 2.5 96 117 87 144 97 117 2.5 71 128 100 140 110 138 2.5 91 115 96 127 86 110 2.5 89 123 100 131 88 111 2.5 78 111 75 144 90 105 3 84 121 82 158 113 122 3 81 137 105 139 101 121 3 44 124 70 132 109 114 3 72 110 66 137 94 103 3 78 123 92 169 125 147 3.5 54 109 85 130 103 123 3.5 65 117 90 135 113 126 3.5 44 138 115 126 109 138 3.5 71 129 102 146 119 130 3.5 84 130 102 128 100 109 4 89 121 84 139 100 109 4 36 121 89 117 100 111 4 64 123 89 120 93 104 4

Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

(42)

29 Telepon seluler : Samsung Young

Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD 75 100 53 154 108 109 2 39 102 49 149 139 141 2 45 107 50 124 117 121 2 48 117 69 124 114 122 2 57 142 91 127 123 128 2 36 105 70 122 116 121 2.5 61 158 110 146 143 155 2.5 42 113 73 122 116 124 2.5 51 145 116 98 91 107 2.5 57 157 116 124 115 124 2.5 43 84 48 147 112 120 3 50 88 62 166 130 139 3 48 103 67 140 132 136 3 36 108 68 137 133 145 3 52 125 72 147 138 149 3 44 88 54 138 112 123 3.5 50 89 53 166 134 140 3.5 43 117 78 136 132 138 3.5 38 105 60 148 145 149 3.5 35 99 70 136 127 135 3.5 42 116 79 138 135 137 4 35 88 61 118 111 113 4 33 82 66 128 115 114 4 37 100 79 133 122 134 4

Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

(43)

30 Telepon seluler : LG Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD 99 148 73 116 111 109 2 94 150 90 114 110 111 2 84 135 75 129 128 130 2 90 146 78 153 143 147 2 79 133 76 126 115 117 2 81 142 82 140 135 138 2.5 71 131 68 147 142 144 2.5 72 128 78 130 124 126 2.5 85 131 93 130 116 118 2.5 77 133 72 142 129 130 2.5 98 139 66 108 97 96 3 62 111 66 144 130 133 3 69 121 80 135 122 127 3 75 136 78 145 139 146 3 74 128 68 136 133 136 3 81 129 76 125 113 116 3.5 48 108 56 142 131 129 3.5 78 134 78 125 116 118 3.5 71 120 78 119 111 113 3.5 65 119 73 123 114 113 3.5 72 131 83 146 136 137 3.5 61 125 81 127 121 123 4 89 139 102 150 146 149 4 57 117 83 125 113 114 4

Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

(44)

31 Telepon seluler : Nexian

Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD 71 96 70 89 77 84 2 51 86 56 90 79 84 2 103 103 105 75 70 73 2 93 103 89 68 67 64 2 104 97 102 98 81 87 2 54 60 49 84 76 84 2.5 29 94 40 109 97 108 2.5 50 82 56 89 72 81 2.5 97 87 77 92 69 72 2.5 93 85 81 98 73 80 2.5 47 70 48 124 112 121 3 36 77 45 90 87 94 3 42 80 50 92 83 95 3 77 87 69 82 67 68 3 72 83 69 87 73 75 3 29 76 44 104 97 108 3.5 30 76 40 96 92 101 3.5 60 77 60 82 67 69 3.5 52 79 54 98 85 88 3.5 64 95 66 98 80 84 4 110 104 108 42 61 44 4 127 105 105 102 77 77 4 34 79 37 126 105 113 4

Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

(45)

32

Telepon seluler : Sony Xperia

Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD 112 123 66 150 102 87 2 82 115 78 149 127 141 2 68 56 58 31 46 33 2 112 135 82 139 111 109 2 103 131 85 110 89 100 2 90 114 73 140 116 117 2.5 89 105 65 135 109 116 2.5 96 121 89 131 105 105 2.5 104 139 97 135 103 108 2.5 89 117 75 128 93 90 2.5 81 127 69 133 96 86 3 86 137 82 140 106 96 3 114 143 98 120 95 99 3 86 121 81 136 113 125 3 108 127 73 126 88 84 3 104 151 90 146 106 93 3.5 91 132 81 144 115 109 3.5 97 129 90 126 101 102 3.5 92 114 75 145 109 102 3.5 96 125 76 148 116 106 3.5 85 111 79 156 123 126 4 57 88 61 156 134 142 4 54 83 64 148 117 124 4 67 92 69 151 120 127 4

Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

(46)

33 Lampiran 4 Foto kegiatan penelitian

Gambar 16 Pemotretan daun padi menggunakan telepon seluler

Gambar 17 Sampel daun padi yang akan diuji spektrofotometer

Gambar 19 Pengukuran tingkat warna daun

Gambar 18 Pengukuran klorofil daun padi menggunakan alat SPAD

(47)

34

Lampiran 5 Dosis pemupukan (kg/ha) Lahan : Situ Udik A

Petak Luas (m2) Dosis Urea (kg/ha) Dosis Phonska (kg/ha)

Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan 3 Urea

(kg/ha)

Phonska

(kg/ha) Urea (kg/ha)

Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) 1.1 104.80 50.00 300 16.67 150 16.67 16.67 150 1.2 153.10 75.00 300 25.00 150 25.00 25.00 150 2.1 97.75 100.00 300 33.33 150 33.33 33.33 150 2.2 120.75 125.00 300 41.67 150 41.67 41.67 150 3.1 184.60 150.00 300 50.00 150 50.00 50.00 150 3.2 200.60 50.00 300 16.67 150 16.67 16.67 150 4.1 137.80 75.00 300 25.00 150 25.00 25.00 150 4.2 202.10 100.00 300 33.33 150 33.33 33.33 150 5.1 223.60 62.50 300 20.83 150 20.83 20.83 150 5.2 221.00 87.50 300 29.17 150 29.17 29.17 150 5.3 242.36 100.00 300 33.33 150 33.33 33.33 150 6.1 124.50 125.00 300 41.67 150 41.67 41.67 150 6.2 124.50 62.50 300 20.83 150 20.83 20.83 150 6.3 116.20 87.50 300 29.17 150 29.17 29.17 150 7.1 145.50 112.50 300 37.50 150 37.50 37.50 150 7.2 145.50 125.00 300 41.67 150 41.67 41.67 150 7.3 135.00 50.00 300 16.67 150 16.67 16.67 150 Total 2679.66 Lahan : Lewingkolot Petak Luas (m2) Dosis KCL (kg/ha) Dosis Urea (kg/ha) Urea (kg/ha) Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan 3 1 147.84 23 75.00 25.00 25.00 25.00 2 88.00 23 75.00 25.00 25.00 25.00 3 121.40 23 125.00 41.67 41.67 41.67 4 143.55 23 137.50 45.83 45.83 45.83 5 123.75 23 62.50 20.83 20.83 20.83 6 123.10 23 87.50 29.17 29.17 29.17 7 117.06 23 125.00 41.67 41.67 41.67 8 145.80 23 125.00 41.67 41.67 41.67 9 72.07 23 87.50 29.17 29.17 29.17 10 57.00 23 0 11 Petakan kecil Total Lahan : Cianjur

(48)

35

Petakan Luas (m2)

Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan 3 Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) 1.1 550 40 150 18 0 45 150 1.2 550 16 150 36 0 50 150 2.1 372 31 150 22 0 30 150 2.2 372 19 150 27 0 45 150 3.1 286 26 150 10 0 25 150 3.2 286 19 150 28 0 30 150 4.1 234 20 150 9 0 15 150 4.2 234 38 150 21 0 25 150 Total 2884 209 1200 171 0 265 1200

Lahan : Situ Udik B

Petak Luas m2

Pupuk 1 Pupuk 2 pupuk 3 Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Urea (kg/ha) Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) 1 58.5 50 150 125 100 150 2 58.5 50 150 125 100 150 3 48 50 150 125 100 150 4 48 50 150 125 100 150 5 92 50 150 125 100 150 6 92 50 150 125 100 150 7 144 50 150 125 100 150 8 144 50 150 125 100 150 9 144 50 150 125 100 150 Total 450 1350 1125 900 1350

(49)

36

Lampiran 6 Hasil RGB daun dan patokan menggunakan patokan warna daun

BWD manual

Kiri Tengah Kanan Grey Selisih R G B R G B R G B Kiri Tengah Kanan

Kiri-Daun Daun-kanan kiri-kanan 2 55 128 56 17 115 36 40 119 72 80 56 77 24 -21 3 2 82 147 96 33 132 60 52 130 100 108 75 94 33 -19 14 2 53 121 43 20 109 36 37 108 50 72 55 65 17 -10 7 2 67 133 70 25 113 41 55 118 73 90 60 82 30 -22 8 2 64 134 69 27 116 44 62 123 78 89 62 88 27 -25 1 2 67 136 76 23 115 40 60 126 90 93 59 92 34 -33 1 2 62 129 60 22 113 39 50 119 80 84 58 83 26 -25 1 2.5 110 135 81 93 114 79 78 107 58 109 95 81 13 14 28 2.5 104 130 70 92 112 77 80 109 66 101 94 85 8 9 16 2.5 105 130 72 93 113 78 81 109 61 102 95 84 8 11 19 2.5 104 134 76 89 113 78 78 109 64 105 93 84 11 10 21 2.5 104 129 67 92 111 78 87 113 76 100 94 92 6 2 8 2.5 106 131 69 96 115 80 83 109 59 102 97 84 5 13 18 2.5 103 128 69 92 111 77 82 109 65 100 93 85 7 8 15 2.5 56 107 38 23 90 37 37 91 42 76 66 67 10 -1 9 3 58 113 43 25 100 44 43 98 49 79 69 72 9 -2 7 3 68 121 48 30 105 47 49 108 55 78 67 72 10 -4 6 3 63 121 59 34 101 54 56 112 77 73 63 66 10 -2 7 3 59 124 55 26 99 46 44 104 56 82 72 75 10 -3 6 3 64 120 54 30 98 52 48 106 63 83 75 79 8 -4 4 3 65 129 62 32 107 57 52 113 69 83 74 77 8 -2 6 3.5 73 127 66 36 107 64 56 114 77 89 69 82 20 -13 6 3.5 56 113 44 29 100 48 54 104 53 71 59 70 12 -11 1 3.5 58 117 46 27 100 49 42 102 49 74 59 64 15 -6 9 3.5 61 121 50 31 106 54 45 107 52 77 64 68 14 -4 9 3.5 53 112 42 30 99 48 47 102 49 69 59 66 10 -7 3 3.5 54 111 43 30 98 47 52 102 52 69 58 69 11 -10 1 3.5 53 109 40 31 97 47 45 101 50 67 58 65 9 -7 2 4 84 134 69 44 122 64 71 132 71 96 77 91 19 -15 4 4 88 142 92 43 118 64 71 127 68 107 75 89 32 -14 19 4 93 151 89 45 129 71 72 137 76 111 82 95 29 -13 16 4 80 132 69 39 114 57 71 125 65 94 70 87 24 -17 7 4 85 133 66 44 120 62 73 129 68 95 75 90 19 -15 5 4 103 145 94 49 123 69 84 138 87 114 80 103 34 -23 11 4 87 140 78 44 123 64 72 132 71 102 77 92 25 -15 10

(50)

37 Lampiran 7 Sebaran data TWD dugaan terhadap TWD manual dan akurasi

pendugaan TWD berbagai telepon seluler 1. Samsung Galaxy Ace S5830

TWD Manual TWD Dugaan Total Akurasi (%) 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2 90 50 4 0 0 0 144 62.50 2.5 88 180 50 24 2 0 344 52.33 3 68 344 696 195 63 1 1367 50.91 3.5 7 64 264 156 150 0 641 24.34 4 0 84 48 32 138 0 302 45.70 Total 253 722 1062 407 353 1 47.15 2. LG P698 TWD Manual TWD Dugaan Total Akurasi (%) 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2 84 0 52 3 6 0 145 57.93 2.5 156 66 40 15 10 0 287 23.00 3 70 384 606 95 138 1 1294 46.83 3.5 10 28 224 126 300 0 688 18.31 4 4 38 27 72 228 0 369 61.79 Total 324 516 949 311 682 1 41.57 3. Samsung Young GT S5360 TWD Manual TWD Dugaan Total Akurasi (%) 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2 54 10 20 6 28 0 118 45.76 2.5 104 84 45 57 6 0 296 28.38 3 74 216 258 410 243 1 1202 21.46 3.5 15 38 124 210 305 0 692 30.35 4 2 34 39 84 216 0 375 57.60 Total 249 382 486 767 798 1 36.71

(51)

38 4. Nexian A893 TWD Manual TWD Dugaan Total Akurasi (%) 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2 84 30 28 6 6 0 154 54.55 2.5 128 150 40 9 4 0 331 45.32 3 142 408 504 140 39 0 1233 40.88 3.5 13 122 224 84 85 0 528 15.91 4 7 88 42 40 84 0 261 32.18 Total 374 798 838 279 218 0 37.77 5. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i

TWD Manual TWD Dugaan Total Akurasi (%) 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2 0 15 4 0 0 0 19 0.00 2.5 4 114 40 33 32 0 223 51.12 3 2 88 162 150 261 0 663 24.43 3.5 0 30 48 30 100 0 208 14.42 4 0 0 6 0 72 0 78 92.31 Total 6 247 260 213 465 0 36.46

(52)

39 Lampiran 8 Akurasi pemupukan pada berbagai telepon seluler

1. Samsung Galaxy Ace S5830 TWD Dosis pupuk

urea (kg/ha) 2 2.5 3 3.5 4 Total

Akurasi (%) 2 125 0 250 50 0 0 3250 90.77 2.5 100 550 0 250 400 75 7100 82.04 3 75 1700 2150 0 975 1050 22275 73.63 3.5 50 525 1600 1650 0 750 8050 43.79 4 25 0 3150 800 200 0 2225 86.52 Rata-rata 75.35 2. LG P698 TWD Dosis pupuk

urea (kg/ha) 2 2.5 3 3.5 4 Total

Akurasi (%) 2 125 0 0 650 75 300 3875 83.23 2.5 100 975 0 200 250 375 6800 73.53 3 75 1750 2400 0 475 2300 22350 69.02 3.5 50 750 700 1400 0 1500 8050 45.96 4 25 400 1425 450 450 0 2200 43.18 Rata-rata 62.98 3. Nexian A893 TWD Dosis pupuk

urea (kg/ha) 2 2.5 3 3.5 4 Total

Akurasi (%) 2 125 0 150 350 150 300 4000 87.50 2.5 100 800 0 200 150 150 7000 81.43 3 75 3550 2550 0 700 650 22350 66.67 3.5 50 975 3050 1400 0 425 8050 27.33 4 25 700 3300 700 250 0 2225 15.73 Rata-rata 55.73

(53)

40

4. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i TWD Dosis pupuk

urea (kg/ha) 2 2.5 3 3.5 4 Total

Akurasi (%) 2 125 0 75 50 0 0 500 75.00 2.5 100 25 0 200 550 1200 5500 64.09 3 75 50 550 0 750 4350 12525 54.49 3.5 50 0 750 300 0 500 2600 40.38 4 25 0 0 100 0 0 350 71.43 Rata-rata 61.08 5. Samsung Young GT S5360 TWD Dosis pupuk

urea (kg/ha) 2 2.5 3 3.5 4 Total

Akurasi (%) 2 125 0 50 250 150 1400 4000 92.50 2.5 100 650 0 225 950 225 7100 71.13 3 75 1850 1350 0 2050 4050 22350 58.39 3.5 50 1125 950 775 0 1525 8050 45.65 4 25 200 1275 650 525 0 2225 19.10 Rata-rata 57.35

(54)

41

RIWAYAT HIDUP

Tri Dimas Arjuna. Lahir di Medan, 27 Oktober 1989. Penulis merupakan anak dari Budi Harto dan Nur Elmi, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formalnya di SD Widya Dharma, Labuhan Batu (1995-2001), SMP Widya Dharma, Labuhan Batu (2001-2004), SMAN 3 Rantau Utara, Labuhan Batu (2004-2007) dan pada tahun 2007 di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi IPB, penulis aktif dalam kegiatan akademik termasuk sebagai asisten Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada tahun 2011-2012. Selain aktif dalam kegiatan akademik, penulis juga aktif meningkatkan softskill dengan mengikuti berbagai unit kegiatan mahasiswa dan Organisasi Ekstra Kampus diantaranya sebagai Ketua KAMMI IPB pada tahun 2010-2011 dan Staff Kebijakan Kampus BEM KM Generasi Inspirasi pada tahun 2009-2010. Selain itu, penulis mengikuti berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang diadakan di kampus maupun di luar kampus. Pada tahun 2008, penulis pernah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan 1 dan 2. Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2011 (40 hari) di PTPN III Kebun Sei Silau Asahan, Sumatera Utara. Penulis mempublikasikan hasil praktek lapangan tersebut dalam bentuk laporan dengan judul “Aspek Teknik Pertanian Dalam Budi Daya Kelapa Sawit dan Karet di Perkebunan PTPN III Sei Silau Sumatera Utara”.

Gambar

Gambar 1 Pola Pengenalan k-NN
Gambar 2 Klorofil Meter SPAD 502
Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian
Gambar 5 Contoh pengambilan citra daun padi
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan Sasaran strategi yang ditetapkan oleh KPS Bogor pada perspektif pelanggan ini ada dua yakni 1 kepuasan anggota

Turbin Kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah.. Hal ini karena

- Linda akan memverbalisasi pemahaman tentang kebutuhan insulin dan terapi insulin selama masa hamil, termasuk tujuan, efek samping, jadwal pemberian, pentingnya pemberian,

Peningkatan jumlah pasien yang mengalami immunocompromised dan peningkatan dari penggunaan diagnsosis invasif dan teraupeutik merupakan salah satu

Dalam hal Bupati dan DPRD tidak menyepakati bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24A ayat (1), paling lama 6 (enam) minggu sejak

• Receiving/attending , yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala. Dalam tipe

Oleh karena itu, peneliti ingin menguji secara kualitatif kandungan merkuri pada krim pemutih yang tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Finally one fraction, fraction D, obtaining in white sharp crystals, 96 mg, m.p 117.5 ºC gave positive results to an alkaloid especially from the group of atropine.. Keywords: