• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN Sistem Tata Udara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN Sistem Tata Udara"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PEMELIHARAAN

PERALATAN SISTEM TATA UDARA

Unit Teknik dan Pemeliharaan

Rumah Sakit Harapan Keluarga

Mataram

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangunan rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata udara. Bangunan rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidak ditemui di bangunan gedung umum lainnya.

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit (dengan bermacam-macam penyakit) didiagnosa, diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan medik. Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan dengan sinar radioaktif, pemeriksaan dengan ultrasonic, tindakan pembedahan ringan, tindakan pembedahan berat dan sebagainya.

Pasien datang dengan beragam penyakit dan masalah kesehatan seperti, sakit biasa atau sakit khusus yang membutuhkan dokter dan tindakan khusus, seperti sakit jantung, penyakit dalam, pasien luka bakar, pasien luka terbuka atau tertutup, pasien menular dan sebagainya. Dengan kondisi tersebut, faktor-faktor yang membedakan rumah sakit dengan bangunan gedung biasa terletak pada peralatan dan instalasi tata udaranya. Jam kerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, berarti membutuhkan pengkondisian yang terus menerus dilakukan oleh sistem tata udara.

Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai jenis mikroorganisme yang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada petugas, perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut, maka pengaturan temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatikan khusus.

Untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut, terutama di ruangan-ruangan khusus seperti :

(3)

ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain, diperlukan pengaturan : (1) temperatur;

(2) kelembaban udara relatif;

(3) kebersihan dengan cara filtrasi udara ventilasinya; (4) tekanan ruangan yang positif dan Negatif;

(5) distribusi udara didalam ruangan.

Sistem redudansi menjadi masalah pokok pada sistem tata udara dan diperlukan pada ruang-ruang tertentu, hal ini mengingat bahwa ada tindakan-tindakan medik yang menginginkan tidak boleh berhentinya sistem tata udara untuk melindungi pasien dan peralatan medik yang harus selalu dikondisikan oleh sistem tata udara.

Untuk itu sistem tata udara harus mempunyai cadangan yang cukup untuk mengantisipasi kerusakan (breakdown) ataupun pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan pada sistem tata udara.

Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan sumber infeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara (airborne microorganism), jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular merupakan hal yang harus menjadi perhatian pada sistem tata udara.

Belum lagi, bahan kimia yang berbahaya (misalnya gas anestesi atau di laboratorium), bahan-bahan radioaktif harus diperlakukan secara benar untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul pada pasien, petugas medis atau pengunjung rumah sakit.

Rumah sakit terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda beda tergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, dan juga tergantung pada perbedaan tindakan medisnya. Dimana perbedaan fungsi tersebut mengakibatkan setiap fungsi ruangan membutuhkan pengkodisian udara yang berbeda-beda tingkat kebersihannya.

Sistem tata udara khusus diperlukan untuk menghindarkan penularan penyakit dan memperoleh tingkat kenyamanan termal seperti

(4)

kondisi temperatur dan kelembaban yang tepat untuk penyakit yang berbeda.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya Panduan Pemeliharaan Peralatan Sistem Tata Udara Rumah Sakit ini adalah sebagai berikut :

1. Panduan teknis ini dimaksudkan sebagai ketentuan minimal bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan instalasi tata udara pada bangunan rumah sakit.

2. Panduan teknis ini bertujuan untuk memperoleh kondisi termal dan kualitas udara sesuai fungsi ruang yang dibutuhkan bagi pasien, tenaga medis dan pengunjung di rumah sakit.

3. Sebagai acuan teknis dalam melakukan pengelolaan pemeliharaan peralatan sistem tata udara di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram, agar dapat berlangsung secara baik & comprehensive, sehingga usia pakai dan daya guna dari peralatan sistem tata udara tersebut dapat bermanfaat secara optimal.

4. Setiap kegiatan pemeliharaan peralatan sistem tata udara yang dilakukan menjadi lebih terencana, terarah, dan terkordinasi baik. 5. Adanya jaminan bahwa peralatan dan fasilitas tata udara yang

digunakan selalu dalam keadaan baik, aman dan siap pakai.

3.

Ruang Lingkup

Panduan teknis ini diberlakukan terhadap kinerja instalasi tata udara sesuai kriteria penggunaan energi yang efektif. Dimana ruang lingkup Panduan teknis prasarana instalasi tata udara rumah sakit ini, meliputi :

Bab – I : Pendahuluan Bab - II : Ketentuan Umum

Bab - III : Sistem Tata Udara Rumah Sakit

Bab – IV : Sistem Pelayanan Pemeliharaan Peralatan Tata Udara Bab - V : Penutup

(5)

BAB II

KETENTUAN UMUM

A. Definisi Operasional

Untuk membantu mengarahkan mengenai pemahaman istilah, batasan & pengertian yang digunakan dalam panduan ini, maka perlu dibuat batasan istilah penting yang terkait dengan pelayanan pemeliharaan peralatan medik dilingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram. Adapun batasan operasional dalam panduan ini merupakan batasan istilah yang bersumber dari buku-buku pedoman teknik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, serta dari sumber lain yang dipandang sesuai dengan kerangka konsep pelayanan yang terurai dalam panduan ini.

1.Sistem Tata Udara,

Keseluruhan sistem yang mengkondisikan udara di dalam gedung dengan mengatur besaran termal seperti temperatur dan kelembaban relatif, serta kesegaran dan kebersihannya, sedemikian rupa sehingga diperoleh kondisi ruangan yang nyaman.

2.Pengkondisian Udara (Air Conditioning),

usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif, kualitas udara, dan penyebarannya.

3.Chiller,

adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk menghasilkan media pendingin utama pada bangunan atau gedung, berupa pendinginan air pada sisi evaporatornya. Dimana air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor (FCU / Fan Coil Unit dan AHU/Air Handling Unit), dengan memanfaatkan blower pada FCU/AHU udara dingin yang dihasilkan dapat dialirkan keseluruh ruangan gedung melalui instalasi saluran udara (ducting).

4.Unit Pengolah Udara (Air Handling Unit).

alat yang digunakan untuk mengkondisikan dan mensirkulasikan udara, pada sistem pemanasan, ventilasi dan pengkondisian udara (Heating,

(6)

Ventilating, Air Conditioning = HVAC).

Gambar 1.2.13a - Skematik Unit Pengolah Udara (AHU)

Gambar 1.2.13b - Bentuk fisik Unit Pengolah Udara (AHU)

Unit pengolah udara biasanya berupa kotak besar berisi blower, koil pemanas atau pendingin, rak filter atau chamber, peredam suara, dan damper. Unit pengolah udara biasanya disambungkan ke sistem

ducting (saluran udara) ventilasi dan mendistribusikan udara yang telah dikondisikan melalui terminal-terminal dan balik ke Unit Pengolah Udara. Kadang-kadang AHU menyemburkan udara ke dan dari ruangan yang dilayani kemudian balik langsung tanpa menggunakan ducting.

5.Sistem Saluran Udara Variabel (Variable Air Volume = VAV),

sistem tata udara yang mengendalikan temperatur bola kering dalam suatu ruangan dengan mengatur laju aliran udara yang masuk ke dalam ruangan tersebut.

(7)

6.Ventilasi Udara Luar (Outdoor Ventilation),

pemasukan udara segar dari luar ke dalam gedung dengan sengaja, untuk menjaga kesegaran atau kualitas udara.

7.HEPA (High Efficiency Particulate Air),

HEPA filter terutama digunakan di kamar bedah dari kompleks ruang operasi. Filter udara ini harus dapat menyaring partikel udara lebih besar dari 0,3 mikron yang melewatinya dengan effisiensi 99,97% udara.

Gambar 1.2.1 – Konstruksi fisik HEPA Filter.

8.ULPA (Ultra Low Penetration Air),

Filter udara yang dapat menyaring udara sekurang-kurangnya 99,999 % debu, serbuk sari, jamur, bakteri, dan semua partikel berukuran 120 nanometer (0,12 micron) atau lebih besar di udara.

(8)

9.Infiltrasi,

laju aliran udara tak terkendali dan tidak disengaja masuk ke dalam gedung melalui celah dan bukaan lainnya dan akibat penggunaan pintu luar gedung. Infiltrasi disebut juga sebagai kebocoran udara luar ke dalam gedung.

10. Kelembaban udara relatif ruangan,

perbandingan antara jumlah uap yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruang tersebut.

11. Konservasi energi sistem tata udara,

sistem tata udara yang dapat bekerja dengan hemat energi tanpa mengurangi persyaratan fungsinya.

12. Konservasi energi,

upaya mengeffisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan.

13. Emergency maintenance atau pemeliharaan darurat adalah jenis pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum digunakan sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan pemeliharaan peralatan sistem tata udara di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Adapun beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Undang-undang Kesehatan No. 25 tahun 2009, tentang Pelayanan Publik.

b) Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. c) Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

d) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 085 / Menkes / SK / 1989, tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

(9)

e) Peraturan Pemerintah Nomor. 23 tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

f) Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. g) Permenkes 159-b/1998 dan Permenkes Nomor : 436/Menkes/SK/1993,

tentang Akreditasi Rumah Sakit.

h) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 44/PMK.05/2009, tentang Anggaran Badan Layanan Umum.

i) Kepmenkes No 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit.

j) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 363/Menkes/Per/IX/1998, tanggal 20 September 1998, tentang Pengujian & Kalibrasi Peralatan Medik.

(10)

BAB III

SISTEM TATA UDARA RUMAH SAKIT

Kemajuan terus menerus dalam bidang kedokteran dan teknologi membutuhkan evaluasi ulang kebutuhan pengkondisian udara (air conditioning) pada fasilitas medik rumah sakit. Bukti medis menunjukkan bahwa pengkondisian udara yang tepat sangat membantu dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit.

Biaya yang relatif tinggi dari instalasi pengkondian udara menuntut perancangan dan pengoperasian yang effisien untuk menjamin manajemen energi yang ekonomis.

Klasifikasi hunian perawatan kesehatan, didasarkan pada Panduan hunian terbaru dari NFPA, harus dipertimbangkan pada awal dari tahap perancangan proyek, terutama karena hunian perawatan kesehatan penting untuk mengadaptasi proteksi kebakaran terhadap hunian (zona asap, pengendalian asap) lebih ketat kedepan dengan sistem tata udara.

Fasilitas kesehatan menjadi semakin beragam dalam menanggapi kecenderungan menuju layanan rawat jalan. Klinik pada jangka panjang mungkin merujuk bangunan tempat kerja dokter dan menjadi pusat pengobatan khusus kanker. Organisasi ini, sepanjang berdirinya rumah sakit, merupakan bangunan yang terlihat tidak seperti rumah sakit dan lebih seperti gedung perkantoran.

A. Kondisi Lingkungan Rumah Sakit

Kondisi lingkungan spesifik yang berbeda dengan apa yang ada pada bab ini, tergantung pada standar lingkungan apa yang digunakan oleh instansi yang berwenang. Instansi berwenang mungkin memiliki standar fasilitas kesehatan yang berbeda, seperti yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan setempat, atau Organisasi Komisi Bersama Akreditasi Kesehatan Rumah Sakit (JCAHO = Joint Commission on Acreditation of Healthcare Organization).

(11)

Dianjurkan instansi-instansi tersebut dapat mendiskusikan tentang tujuan pengendalian infeksius bersama Komite Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. Hal ini menjelaskan rumah sakit umum sebagai dasar uraian dimana berbagai layanan yang disediakan, dimana kondisi lingkungan dan kriteria rancangan berlaku untuk daerah fasilitas kesehatan lainnya yang sebanding.

Rumah sakit umum untuk perawatan akut memiliki ruang perawatan kritis, termasuk kamar operasi. Biasanya fungsi radiologi, laboratorium, pusat steril, dan farmasi terletak dekat dengan ruang perawatan kritis, sedangkan ruang perawatan inap, termasuk perawatan intensif, ruang gawat darurat, ada di dalam kompleks ruang perawatan.

B.

Fasilitas Sistem Tata Udara Rumah Sakit

Sejak didirikan pada tahun 2011, bangunan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram telah dilengkapi peralatan sistem tata udara yang memadai. Masing-masing ruangan, mulai dari ruang tindakan, ruang perawatan maupun ruang perkantoran, telah terpasang peralatan sistem tata udara sentral. Dimana terdapat 2 (dua) sistem pengkondisi udara sentral berupa

Chiller Water Cooler yang melayani area clean room (RIIM, OKA, ICU, & Radioterapi), dan area non-clean room (Rawat Inap, Rawat Jalan, Ruang poli, & Ruang penunjang lainnya, serta Ruang perkantoran). Adapun jenis peralatan sistem tata udara yang dimiliki Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram , adalah sebagai berikut :

1.

Chiller Sentral (Jenis Chiller Water Cooler)

2. Pompa Water Chilled

3.

AHU & FCU (Air handling Unit & Fan Coil Unit)

4. AC Splitduct

5.

AC Split (termasuk AC Cassette & Floor standing AC)

Pada umumnya pengkondisian udara sentral dengan menggunakan sistem Chiller, peralatan pendukung yang digunakan adalah Chiller unit, Pompa water chilled, dan AHU/FCU. Sedangkan untuk penggunaan AC

(12)

Splitduct & AC Split biasanya diaplikasikan untuk mengkondisikan udara pada ruangan-ruangan tertentu dengan luasan yang tidak terlalu besar, dan bersifat parsial. Secara teknis mekanisme kerja dari masing-masing peralatan sistem tata udara tersebut, akan dijelaskan sebagaimana uraian di bawah ini.

1. Chiller Sentral

Chiller sentral yang saat ini terpasang di Rumah Sakit Harapan Keuarga Mataram berjumlah 7 (tujuh) unit Chiller water cooler, dimana masing-masing unit chiller memiliki 2 (dua) unit kompresor yang dapat bekerja bergantian sesuai dengan kinerja sistem tata udara yang dibutuhkan. Chiller sentral ini terdiri dari peralatan penunjang berupa

Kompresor, yang berfungsi untuk mendinginkan media air yang akan disirkulasikan oleh Pompa sirkulasi air dingin (Chilled Water Pump)

secara gravitasi menuju AHU & FCU (Air handling Unit & Fan Coil Unit),

untuk diproses menjadi udara dingin yang diinginkan.

Adapun total sistem chiller sentral yang dapat dioperasikan berjumlah 14 (empat belas) sistem kompresor untuk melayani area clean room & area non-clean room, dengan pembagian waktu pengoperasian jumlah kompresor chiller di siang hari pada hari kerja (jam 07:00 s/d 17:00 WIB) untuk melayani area clean room dioperasikan 2 (dua) unit kompresor, sedangkan area non-clean room dilayani dengan mengoperasikan 5 (lima) unit kompresor sehingga total kompresor yang beroperasi di siang hari pada hari kerja adalah 7 (tujuh) unit kompresor.

Berbeda halnya dengan pengoperasian di malam hari (17:01 s/d 06:59 WIB) dan hari libur (sabtu dan minggu) dioperasikan sebanyak 1 (satu) unit kompresor untuk melayani area clean room dan 3 (tiga) unit kompresor untuk melayani area non-clean room, dengan demikian total kompresor yang beroperasi di hari libur sebanyak 4 (empat) unit kompresor.

Chiller sentral yang melayani area non clean room terdiri dari chiller nomor : 1, 2, 3, 4 & 6 (dimana chiller-6 merupakan unit pengadaan baru pada tahun 2013), sedangkan Chiller sentral yang dioperasikan untuk

(13)

melayani area clean room terdiri dari chiller nomor : 5 & 7. Sebagaimana digambarkan dalam skematis berikut ini :

Skematis Sistem Tata Udara Sentral

2.

Pompa Sirkulasi Air Dingin (Chilled Water Pump)

Untuk mendistribusikan suplai air dingin (chilled water) yang dihasilkan dari chiller sentral ke setiap AHU di masing-masing lantai digunakan pompa sirkulasi. Pompa sirkulasi air dingin (chilled water pump) yang terpasang di rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram saat ini berjumlah sebanyak 5 (lima) unit, dengan pembagian kerja untuk melayani area clean room terdiri dari 2 (dua) unit pompa berkapasitas masing-masing 50 PK, sedangkan untuk area non-clean room menggunakan 3 (tiga) unit pompa berkapasitas masing-masing 40 PK untuk mendistribusikan air dingin (chilled water). Dimana secara normal pemakaian pompa sirkulasi untuk area clean room hanya diaktifkan 1 (satu) unit yang bekerja bergantian setiap 2 jam sekali, selama 24 jam, dan untuk melayani area non-clean room cukup 2 (dua) unit pompa yang diaktifkan dengan 1 (satu) unit pompa lainnya bekerja bergiliran atau bergantian setiap 2 jam sekali selama 24 jam setiap hari.

(14)

No Peralatan Spesifikasi Teknis No Peralatan Merk pompa Merk Motor Tahun Pemasangan Pompa Tahun Pemasangan Motor Kondisi Kapasitas Motor

1 CWP-1 in untuk chiller central NCR Regent Electrim 2007 2007 Baik 40 HP 2 CWP-2 in untuk chiller central NCR Regent Electrim 1993 1993 Baik 40 HP 3 CWP-3 in untuk chiller central NCR Regent Electrim 1993 1993 Baik 40 HP 4 CWP-1 in untuk chiller central CR Regent Electrim 1998 1993 Baik 50 HP 5 CWP-2 in untuk chiller central CR Regent Electrim 1998 1993 Baik 50 HP

Berdasarkan alur distribusi suplai air dingin melalui Chilled water pump yang dioperasikan di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram untuk mendinginkan ruangan-ruangan dalam gedung, dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar Distribusi Saluran Chilled Water dari chiller central

Pada gambar diatas, suplai air dingin (chilled water supply) dari lokasi chiller sentral dialirkan hingga ke lantai 10, kemudian dari lantai 10 di distribusikan dengan memanfaatkan gravitasi ke setiap unit AHU dan FCU yang berada di masing-masing lantai. Adapun setting temperatur yang dikondisikan untuk mendinginkan media air yang akan disirkulasikan yaitu antara 6 s/d 8 °C, dengan temperatur untuk AHU Clean Room sebesar 6 °C dan untuk AHU Non-Clean Room 8 °C.

Berikut ini ditampilkan tabel spesifikasi pompa sirkulasi air dingin

(Chilled water pump) yang dioperasikan di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram.

(15)

3.

AHU & FCU (Air handling Unit & Fan Coil Unit)

Air handling unit yang beroperasi di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram dibedakan atas tiga jenis AHU, yaitu AHU Clean Room (AHU-CR), AHU Non-Clean Room (AHU-N(AHU-CR), dan Fan Coil Unit (FCU). Dimana jumlah AHU Clean Room saat ini sebanyak 21 (dua puluh satu) unit, AHU Non Clean Room sebanyak 25 (dua puluh lima) unit, sedangkan jumlah FCU (Fan Coil Unit) sebanyak 86 (delapan puluh enam) unit.

Adapun secara teknis, pemakaian masing-masing unit AHU clean room yang digunakan pada ruangan steril adalah sebagai berikut :

a. Ruang RIIM, sebanyak 9 (sembilan) unit AHU-CR di lantai-5 b. Ruang OKA & ICU, menggunakan sebanyak 11 (sebelas) unit

AHU-CR di lantai-3 yaitu 7 (tujuh) unit AHU-CR di ruang OKA & 4 (empat) unit AHU-CR di ruang ICU.

c. Ruang Brachyterapy, menggunakan 1 (satu) unit AHU-CR di lantai Basement, Instalasi Radioterapi.

(16)

Sedangkan untuk pemakaian masing-masing unit AHU non-clean room yang digunakan pada ruangan non-steril, dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel Spesifikasi AHU Non-clean room Rumah Sakit Harapan Keluarga

4. Split Duct

Untuk mengkondisikan tata udara diseluruh kamar pasien yang berlokasi di lantai-8 digunakan AC jenis split duct, dengan kapasitas

(17)

masing-masing unit 12,5 PK. Terdapat 16 (enam belas) unit outdoor split duct yang dioperasikan dan dilengkapi dengan 4 (empat) unit indoor dengan kapasitas masing-masing 2x250.000 BTU/h. Masing-masing unit indoor yang digunakan telah dilengkapi dengan variable air volume. Total kapasitas pendinginan yang digunakan untuk mengkondisikan seluruh kamar pasien dan koridor di lantai-8 adalah sekitar ± 166,67 TR.

Tabel Spesifikasi AC split duct lantai-8

5. AC Split

Selain beberapa peralatan tata udara sentral yang digunakan diseluruh gedung Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian diatas, masih terdapat beberapa ruangan tertentu yang perlu dikondisikan tata udaranya secara parsial. Terdapat beberapa ruangan yang menggunakan jenis AC Split diantaranya, sebagai berikut:

a. Ruang Perkantoran & Penunjang (ruang dokter, ruang litbang, ruang PK, ruang PA, poli APJ, dll)

Untuk mengkondisikan seluruh ruangan yang berlokasi di lantai-10 digunakan AC split dengan kapasitas 1 PK sebanyak 8 unit dan kapasitas 2 PK sebanyak 4 unit. Besarnya kapasitas pendinginan dari seluruh unit AC split yang digunakan tersebut

(18)

adalah ± 20 TR. Sedangkan untuk ruangan lainnya, kapasitas AC Split yang digunakan sesuai dengan luas ruangan masing-masing untuk mendapatkan suhu kerja nyaman 22 s/d 24 °C.

b.

Ruang Laundry

Untuk mengkondisikan ruang laundry digunakan 2 unit outdoor split duct dengan kapasitas masing-masing 12,5 PK serta dua unit AC split kapasitas masing-masing 1 PK. Besarnya kapasitas pendinginan dari seluruh unit AC tersebut sekitar 20 TR. Kapasitas AC terpasang pada ruang laundry eksisting terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan (luas ruangan) yang harus didinginkan, oleh karena itu perlu ditinjau ulang kebutuhan thermal untuk mendinginkan ruangan tersebut.

C.

Pengkondisian Udara (Air Conditioning) Untuk Tindakan Pencegahan

Terhadap Penyakit

Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang lebih penting dari sekedar promosi kenyamanan. Dalam banyak kasus, pengkondisian udara yang tepat merupakan faktor terapi pasien dan dalam beberapa kasus merupakan pengobatan utama.

Studi menunjukkan bahwa pasien dalam lingkungan terkendali umumnya memiliki penyembuhan fisik lebih cepat daripada orang-orang di lingkungan yang tidak terkendali.

Pasien dengan tirotoksikosis tidak menghendaki kondisi lembab atau gelombang panas yang sangat tinggi. Suatu lingkungan yang sejuk, dan kering disukai, hilangnya panas radiasi dan penguapan dari kulit dapat menyelamatkan jiwa pasien.

Pasien jantung mungkin tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang diperlukan untuk memastikan kerugian panas normal. Oleh karena itu pengkondisian udara di ruang rawat jantung dan ruang pasien jantung, terutama mereka yang gagal jantung diperlukan dan dianggap terapi.

Faktor penting dalam pemulihan lingkungan, pasien dapat mengurangi panas oleh radiasi dan penguapan pada ruangan yang sejuk serta udara kering. Suatu lingkungan yang panas dengan temperatur 32 °C

(19)

bola kering dan kelembaban relatif 35% telah berhasil digunakan untuk merawat pasien radang sendi.

Kondisi kering juga dapat merupakan bahaya untuk yang sakit dan lemah dengan berkontribusi terhadap infeksi sekunder atau infeksi total yang tidak terkait dengan kondisi klinis yang menyebabkan perlu rawat inap. Area klinis yang ditujukan untuk pengobatan penyakit pernapasan atas dan perawatan akut, serta area klinis umum dari seluruh rumah sakit, harus dipertahankan pada kelembaban relatif 30% sampai 60%.

Meskipun pengkondisian udara (air conditioning) yang tepat sangat membantu dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, penerapan pengkondisian udara untuk fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa masih banyak masalah dihadapi yang tidak dijumpai pada sistem pengkondisian udara yang nyaman. Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit (dan fasilitas kesehatan yang terkait) dan jenis bangunan lainnya antara lain :

(1) Kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan antara berbagai bagian di rumah sakit;

(2) Persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan menghilangkan kontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zat radioaktif; (3) Temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai

area; dan

(4) Perancangan yang canggih dibutuhkan untuk memungkinkan kontrol secara akurat dari kondisi lingkungan.

(20)

BAB IV

SISTEM PELAYANAN PEMELIHARAAN

PERALATAN TATA UDARA

A.

Gambaran Umum Unit Pemeliharaan Peralatan Mekanik & Elektrik

Sebagaimana yang telah tergambar pada struktur organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram Unit Pemeliharaan Peralatan Mekanik & Elektrik merupakan salah satu sub.unit kerja yang berfungsi untuk mendukung kegiatan pelayanan IPSRS di Rumah Sakit dalam bentuk pelayanan umum, pelayanan teknis berupa penyediaan air, listrik, uap, gas medis dan lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan selalu siap pakai. Dimana salah satunya adalah penyediaan & pengelolaan sistem tata udara di rumah sakit.

Adapun tugas pokok & fungsi utama Unit Pemeliharaan Peralatan Mekanik & Elektrik, dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok kegiatan utama, sebagai berikut :

a. Menyiapkan & menjaga ketersediaan prasarana penunjang berupa; sumber daya listrik, tata udara, air bersih, air panas, steam, dan gas medis.

b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan, pengembangan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan sarana, prasarana, & peralatan rumah sakit, yang aman, nyaman & selalu dalam kondisi siap pakai.

1. Uraian Tugas

a. Kepala unit pemeliharaan peralatan mekanik & Elektrik : Melaksanakan seluruh kegiatan pada Instalasi Pemeliharaan Sarana sebagaimana yang telah diatur & ditetapkan oleh atasan, untuk mengelola kegiatan pemeliharaan prasarana yang terkait dengan semua peralatan mekanik dan listrik yanga ada di RS. Kanker Dharmais.

(21)

b. Koordinator pemeliharaan peralatan Mekanik : merencanakan, mengendalikan dan melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan prasarana mekanik meliputi kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan prasarana mekanik yang ada di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram, meliputi : chiller, AHU/FCU, splitduct, ac split, boiler, kalorifier, gas medis, peralatan laundry, peralatan gizi, dan peralatan mekanik lainnya.

c. Koordinator pemeliharaan peralatan Elektrik : merencanakan, mengendalikan dan melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan prasarana mekanik meliputi kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan prasarana listrik yang ada di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram , meliputi : trafo kubikal, panel HVDP, panel distribusi/ LVMDP, genset, instalasi listrik, lampu penerangan, pompa ground tank, pompa hydrant, pompa deepwell, lift, escalator, dan peralatan listik lainnya.

d. Teknisi pemeliharaan peralatan mekanik : melakukan pemeliharaan /perbaikan prasarana mekanik yang ada di lingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram agar tetap dapat berfungsi dengan baik.

e. Teknisi pemeliharaan peralatan elektrik : melakukan pemeliharaan /perbaikan prasarana listrik yang ada di lingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram agar tetap dapat berfungsi dengan baik. f. Pelaksana teknis petugas jaga/shift : melakukan pemeliharaan & pengoperasian peralatan utilitas, meliputi : panel distribusi listrik, genset, boiler, sentral gas medis, pompa-pompa, & peralatan mekanik-listrik lainnya.

2. Lingkup Kerja

Untuk menjalankan tupoksinya, unit pemeliharaan peralatan mekanik & elektrik membuat klasifikasi yang sesuai dengan beban kerja/tugsnya dalam bentuk bagan, sebagaimana ditunjukkan dalam bagan lingkup kerja di bawah ini :

(22)

Bagan 2

Lingkup Kerja Pemeliharaan Peralatan Mekanik & Elektrik

Berdasarkan bagan lingkup kerja atau kegiatan pelayanan pemeliharaan peralatan mekanik & elektrik di atas (dalam blok biru), dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sumber Daya Listrik : melakukan pemeriksaan periodik dan pemeliharaan pada peralatan Pembangkit Listrik (Transformator), Panel Distribusi Listrik (HVDP & LVMDP), Panel distribusi Jaringan Listrik, dan Pembangkit daya listrik cadangan (Genset dan UPS).

Administrasi (Teknis & Non

Teknis)

Pemeliharaan SARANA

Interior & Plumbing

Pemeliharaan PRASARANA

Mekanikal & Elektrikal

Pemeliharaan PERALATAN

Medik & Non Medik

Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana

Pemeliharaan

Alat Berat & Shift 24 Jam Gedung RS : Rawat Inap Pengunjung PerkantorN Gedung Litbang : Litbang Diklat Gedung Penunjang Interior & Eksterior

Plumbing Air

Bersih

Plumbing Air Kotor

Plumbing Air Hujan Pompa Pengendali Air tanah RO Water Treatment ( 9 Item ) Chiller Cleanroom Chiller Biasa Pompa Chiller AHU Cleanroom AHU Biasa

FCU (Fan Coil Unit) AC Split Duct AC Split Exhaust Fan Panel Distrbusi Instalasi Listrik Penerangan/Lamp u

Lift & Escalator Peralatan Dapur Peralatan Loundry

( 15 Item )

Boiler

Instalasi Steam Kalorifier & Air Panas

Instalasi Air Panas Gas Medis Instalasi Gas Medis Pompa Ground Tank Pompa Hydrant Pompa Deepwell Roof Tank Transformator Trafo Kubikal Capasitor Bank Generator Set Melayani Gangguan Ringan 24 Jam ( 15 Item ) Radiodiagnostik, Terapi

Bedah, ICU, & IGD Rawat Inap & RIIM Rawat Jalan Prosedur Diagnostik & Endoskopi Laboratorium PK, & PA Bank Darah Hemodialisa Rehab. Medik Peralatan Farmasi Peralatan CSSD MATV & PABX Nurse Call Paging Sistem Fire Alarm

(23)

b. Sistem Instalasi Listrik : melakukan pemeriksaan periodik dan pemeliharaan terhadap pasokan daya listrik maupun penerangan ruangan.

c. Sistem Supply Air Bersih : melakukan pemeriksaan periodik dan pemeliharaan terhadap peralatan pasokan air bersih, mulai dari supply PDAM, sistem pompa distribusi, pompa deepwell, & Instalasi Plumbing.

d. Sistem Supply Steam & Air Panas : memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala pada peralatan Boiler, Kalorifier & Pompa distribusi air panas.

e. Sistem Tata Udara Sentral : memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala pada peralatan Chiller, Water chiller pump, AHU, FCU, Splitduct, AC splite, Instalasi pipa & ducting.

f. Sistem Supply Gas Medis : melakukan pemeriksaan periodik dan pemeliharaan terhadap peralatan sentral vacuum, air compressor, liquid oksigen tank, kelengkapan tabung gas medis, serta jaringan outlet gas medis.

g. Sistem Transportasi dalam Gedung : memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala pada peralatan Lift & Escalator.

h. Penangkal Petir : melakukan pemeriksaan periodik dan pemeliharaan pada peralatan penangkal petir.

i. Penyediaan BBM Solar : melakukan pemeriksaan periodik terhadap kondisi tanki & instalasi distribusi Solar, serta melakukan pemantauan rutin persediaan & pemakaian BBM Solar.

3. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam pelaksanaan tugasnya, unit pemeliharaan peralatan mekanik & elektrik didukung oleh sumber daya manusia yang harus mempunyai latar belakang pendidikan serta pengalaman dibidang teknik, adapun berdasarkan ketenagaan dan kualifikasi personil yang ada, dapat diuraikan sebagai berikut :

No Kualifikasi Jumlah 1 Pelaksana teknik mekanik

- D3/STM-Mekanik

(24)

- Pelatihan dasar K3

2 Pelaksana teknik elektrik

- D3/STM-Elektrik

- Memahami dasar & cara kerja peralatan listrik

- Dasar catu daya listrik & sistem distribusi

- Pelatihan dasar K3

3

3 Pelaksana teknik/petugas shift

- D3/STM-Mekanik/Elektrik

- Memahami pengoperasian & cara kerja

Peralatan : Genset, Panel listrik, Boiler, Pompa-pompa, Chiller/AHU & Sentral gas medis.

- Pelatihan dasar K3

12

Jumlah ... 20

B.

Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan Tata Udara

1.

Peralatan Mekanik

Dalam perencanaan pemeliharaan peralatan mekanik, seorang petugas/teknisi mekanik harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis peralatan mekanik yang harus mendapatkan perhatian penting dalam hal pemeliharaan dan dibuatkan dalam list/daftar inventaris peralatan mekanik yang ada dilingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram. Adapun peralatan mekanik dibagi dalam 4 jenis :

a.

Sistem Tata Udara :

1) Chiller

2) Chilled Water Pump 3) AHU & FCU

4) Splitduct 5) AC-Split

b.

Sistem Supply Steam & Air Panas :

1) Boiler 2) Kalorifier

3) Pompa distribusi air panas

c.

Sistem Sentral Gas Medis :

1) Vacuum Generator 2) Compress Air Generator

3)

Liquid O2 Tank (Dewar)

4)

Tabung Gas N2O

(25)

5)

Tabung Gas CO2

d.

Peralatan Laundry & Gizi :

1) Ironer machine 2) Dry Machine

3) Steam Dish Washer 4) Steam Rice Cooker

2.

Peralatan Elektrik

Dalam perencanaan pemeliharaan peralatan elektrik, seorang petugas/teknisi elektrik harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis peralatan elektrik yang harus mendapatkan perhatian penting dalam hal pemeliharaan dan dibuatkan dalam list/daftar inventaris peralatan elektrik yang ada dilingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram. Adapun peralatan elektrik dibagi dalam 5 jenis :

a. Sistem Pembangkit Listrik :

1) High Voltage Transformator : 400, 2000, & 1000 KVA 2) Genset : 1500, 1500, & 800 KVA

3) Un-interrupted Power Supply (UPS)

b.

Sistem Panel Listrik Distribusi :

1) Panel Kubikal HVDP 2) Panel Listrik LVMDP

3) Automatic Main Failure (AMF)

c.

Sistem Instalasi & Penerangan :

1) Instalasi & Panel listrik per-lantai 2) Lampu penerangan

d.

Sistem Pompa Distribusi :

1) Pompa Ground Tank (air bersih) 2) Pompa Hydrant

3) Pompa Deepwell

e.

Sistem Transportasi & Penangkal Petir :

1)

Lift (Elevator)

(26)

3) Penangkal Petir

3. Prosedur Pemeliharaan

Prosedur Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai kesesuaian dan keefektifan kegiatan maintenance peralatan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram yang merupakan persyaratan dari Standar, dimana untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan tata udara IPSRS telah menyediakan SOP pemeliharaan untuk masing-masing peralatan tata udara, sebagaimana berkas SOP terlampir.

Program kerja terkait dengan kegiatan maintenance rutin/berkala /tahunan, yang meliputi sarana, prasarana & peralatan di lingkungan Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram. Daftar peralatan harus terupdate dan dikonfirmasikan kepada user. Ceklis dan jadwal maintenance dibuat oleh Kepala Unit peralatan terkait, didistribusikan dan disiapkan oleh teknisi yang bertanggung jawab.

Laporan SPK yang dianggap selesai adalah SPK yang telah mendapatkan verifikasi dari user dan kepala unit terkait. SPK dan Laporan Ceklis maintenance dari teknisi dilaporkan setiap 2 minggu secara lengkap sesuai jadwal maintenance.

Evaluasi laporan kegiatan di Instalasi Sarana, dilaporkan secara rutin kepada Direktur Umum dan Operasional serta ke Bagian Program Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram.

4. Jadwal Maintenance

Jadwal ini dibuat berdasarkan persetujuan Kepala IPSRS oleh Kepala Unit Pemeliharaan Peralatan Mekanik dan Elektik. Dimana program kerja ini dibuat terkait karena kegiatan maintenance merupakan kegiatan rutin atau berkala. Sehingga kondisi peralatan tata udara di setiap ruangan dapat terpantau dengan baik. Dengan demikian, peralatan tata udara dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelas mengenai pembagian tugas unit pemeliharaan peralatan mekanik dan elektrik, dapat dilihat tabel contoh jadwal maintenance berikut ini :

(27)

Tabel 5

Jadwal Maintenance Peralatan Mekanik & Elektrik Instalasi Pemeliharaan Sarana RSHK

HARI MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV MINGGU V

SENIN 07-Apr-14 14-Apr-14 21-Apr-14 28-Apr-14

CHILLER I & II CHILLER III & IV CHILLER V & VII CHILLER VIII

SELASA 01-Apr-14 08-Apr-14 15-Apr-14 22-Apr-14 29-Apr-14

AHU CR

RADIOTERAPI AHU CR OK AHU CR ICU AHU CR RIIM RADIOTERAPIAHU CR

RABU 02-Apr-14 09-Apr-14 16-Apr-14 23-Apr-14 30-Apr-14

INSTALASI GIZI UNIT BINATU INSTALASI GIZI UNIT BINATU INSTALASI GIZI

& TATA BOGA (LAUNDRY) & TATA BOGA (LAUNDRY) & TATA BOGA

KAMIS 03-Apr-14 10-Apr-14 17-Apr-14 24-Apr-14

AHU AHU AHU AHU

LANTAI III BASEMENT LANTAI 1 LANTAI II

JUM'AT 04-Apr-14 11-Apr-14 18-Apr-14 25-Apr-14

-. POMPA - POMPA AHU -. POMPA - POMPA AHU

-. FCU LOBBY

UTAMA LANTAI IV -. FCU LOBBY UTAMA LANTAI V

5. Prosedur Perbaikan Menggunakan Suku Cadang

Prosedur perbaikan menggunakan suku cadang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai kesesuaian dan keefektifan kegiatan perbaikan peralatan di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram yang merupakan persyaratan dari Standar dan dilakukan sendiri atau secara swakelola. Adapun prosedur perbaikan untuk masing-masing peralatan tata udara akan disampaikan dalam daftar SOP terlampir.

Untuk setiap laporan kerusakan alat, user harus membuat surat permintaan perbaikan alat yang disampaikan kepada kepala IPSRS. Lembar disposisi dibuat oleh Kepala IPSRS, yang berisi tentang permintaan order/telaah/masukan/tindak lanjut dari Kepala unit peralatan terkait.

(28)

Pada sparepart yang ada di gudang logistik adalah rincian sparepart yang telah terencana dan tersedia pada gudang logistik untuk digunakan saat diperlukan.

SPK digunakan sebagai bukti kerja dan surat order teknisi dalam melaksanakan perbaikan alat. Lembar kegiatan berisi tentang perihal laporan kerusakan alat dan rincian kebutuhan suku cadang yang diperlukan serta perkiraan harga atau biaya perbaikan. Permintaan sparepart gudang logistik, harus menggunakan SPK dan Bon Permintaan Barang/sparepart yang diperlukan, untuk dijadikan dokumen oleh pengelola gudang.

(29)

BAB V

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka pengkajian dan pembinaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan peralatan tata udara.

A.

Monitoring

Monitoring merupakan proses pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pemeliharaan peralatan tata udara. Aspek kegiatan yang dimonitoring meliputi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan penghapusan.

Hasil monitoring yang telah dilakukan dipakai sebagai dasar untuk menilai dan mengevaluasi pelaksanaan pemeliharaan peralatan tata udara. Adapun proses monitoring dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan pengamatan/observasi pada saat dilakukan pemeliharaan peralatan tata udara, sedangkan secara tidak langsung melalui laporan kegiatan.

B. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian dan analisis yang bertujuan untuk memperoleh bahan pembinaan, pengembangan dan peningkatan proses pelaksanaan pemeliharaan peralatan tata udara. Hasil dari evaluasi ini untuk didesiminasikan, informasi atau umpan balik terhadap pelaksanaan pemeliharaan peralatan tata udara.

Dengan adanya evaluasi diharapkan proses pelayanan medik langkah kedepan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

a. Melakukan evaluasi persediaan suku cadang, bahan, material. b.Melakukan evaluasi kondisi alat kerja peralatan tata udara. c. Melakukan evaluasi hasil uji alat kerja peralatan tata udara.

a.

Melakukan evaluasi hasil pemantauan fungsi peralatan tata udara.

b.

Melakukan evaluasi hasil pemeliharaan berkala peralatan tata udara.

(30)

c.

Melakukan evaluasi hasil analisa kerusakan peralatan tata udara.

d.

Melakukan evaluasi hasil perbaikan peralatan tata udara.

e.

Melakukan evaluasi hasil pemasangan/pemindahan peralatan tata udara.

f.

Melakukan evaluasi hasil uji alat pengujian peralatan tata udara.

g.

Melakukan evaluasi penghapusan peralatan tata udara.

C. Pelaporan

Pelaporan adalah dokumen hasil monitoring dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk mengetahui seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan dalam pemeliharaan peralatan tata udara sesuai rencana kerja yang sudah disepakati. Pelaporan agar disimpan sesuai aturan kearsipan sebagai bahan dokumen untuk rencana tindak lanjut.

(31)

BAB VI PENUTUP

Panduan pemeliharaan peralatan tata udara yang telah disusun ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan teknis oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun unit pelaksana teknis sebagai aturan atau petunjuk penggunaan peralatan tata udara mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, pengujian, pengelolaan, pelaporan serta evaluasi utilisasi peralatan tata udara selama digunakan dalam umur ekonomisnya. Selain itu juga mengatur sumber daya manusia yang mempunyai persyaratan kompetensi yang diperlukan, pengorganisasian, serta kebijakan dan prosedur pengelolaan pemeliharaan peralatan tata udara.

Panduan pemeliharaan peralatan tata udara ini dapat memberi arahan kepada instansi, unit kerja, yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan maupun unit pelaksana teknis, sehingga kesalahan teknis dapat dihindarkan dan hasil pemeliharaan peralatan tata udara sesuai dengan yang diharapkan .

Untuk peningkatan standar mutu pelayanan pemeliharaan peralatan tata udara ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran penyempurnaan, guna perbaikan di masa mendatang.

Semoga panduan pemeliharaan peralatan tata udara ini bermanfaat untuk kita semua.

Gambar

Gambar 1.2.13a - Skematik Unit Pengolah Udara (AHU)
Gambar 1.2.2 - Bentuk fisik ULPA Filter.
Gambar Distribusi Saluran Chilled Water dari chiller central

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validitas tes tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan linear dua variabel dari ketiga validator seperti yang telah diuraikan

Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab steam pada dasarnya bebas dari O 2 dan CO 2 , steam tersedia dengan mudah, steam menambah panas yang diperlukan

Ditemui UNAIR NEWS, Cita mengungkapkan saat ini sedang dikembangkan metabolite product stem cell dalam bentuk topikal untuk peremajaan kulit yang berasal dari

US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pada dokter untuk melakukan tes pap serviks saat melakukan pemeriksaan pelvik untuk skrining

Sensor aliran elektromagnetik dapat mendeteksi aliran yang sangat kecil dan dapat digunakan pada lokasi dimana current meter mekanik tidak dapat

Pentingnya kerjasama dalam kelompok juga diungkapkan oleh Mulyaningrum (2012) dalam hasil penelitiannya yang menemukan bahwa kerjasama yang terjalin baik akan

Salah satu kriteria bagi penyaluran pembiayaan adalah penghasilan setiap keluarga  prase!ahtera ini maksimal Rp 1/ !uta tiap bulannya serta telah melakukan kegiatan

3.) Berdasarkan besarnya volume andalan dan kebutuhan air yang ada, selanjutnya dilakukan analisa untuk mengetahui besarnya luasan maksimum setiap jenis tanaman pada