• Tidak ada hasil yang ditemukan

353444110-Laporan-Pipa-Uts.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "353444110-Laporan-Pipa-Uts.docx"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.

1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Teknologi perancangan pipa bawah laut merupakan salah satu hal yang kita Teknologi perancangan pipa bawah laut merupakan salah satu hal yang kita mengenal dalam teknologi lepas pantai. Untuk mendapatkan nilai atau desain mengenal dalam teknologi lepas pantai. Untuk mendapatkan nilai atau desain yangyang terbaik,juga agar sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Maka dalam terbaik,juga agar sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Maka dalam  perancangan pipa

 perancangan pipa bawah laut bawah laut tersebut diperlukan tersebut diperlukan parameter-parameter parameter-parameter dari desaindari desain  pipa

 pipa yang yang sesuai sesuai antara antara lain lain yaitu yaitu ukuran ukuran maupun maupun berat berat pipa pipa beserta beserta beberapabeberapa analisisnya.

analisisnya.

Untuk menentukan parameter-parameter dari perancangan pipa tersebut maka Untuk menentukan parameter-parameter dari perancangan pipa tersebut maka  perlu

 perlu untuk untuk diadakan diadakan analisis analisis apada apada data data lingkungan lingkungan yang tyang telah elah ada.analisis ada.analisis jugajuga dilakukan unutk yang berkaitan dengan selama masa operasi dari pipa yang telah dilakukan unutk yang berkaitan dengan selama masa operasi dari pipa yang telah didesain.Analisis-analisis tersebut antara lain analisis perhitungan wall didesain.Analisis-analisis tersebut antara lain analisis perhitungan wall thickness,analisis perhitungan Buckling,analisis untuk berat minimal dari pipa thickness,analisis perhitungan Buckling,analisis untuk berat minimal dari pipa yang telah didesain serta analisis perencanaan dari jumlah anode yang akan yang telah didesain serta analisis perencanaan dari jumlah anode yang akan digunakan untuk proteksi katodik. Analisis-analisis tersebut cukup berperan digunakan untuk proteksi katodik. Analisis-analisis tersebut cukup berperan  penting

 penting dalam dalam menentukan menentukan apakah apakah pipa pipa yang yang telah telah dirancang dirancang memenuhimemenuhi  persyaratan

 persyaratan atau tidak.atau tidak.

2.

2. MASALAHMASALAH

Adapun dengan melihat permasalahan yang timbul, maka dilakukan Adapun dengan melihat permasalahan yang timbul, maka dilakukan identifikasi masalah sehingga dapat ditentukan proses penyelesaiannya. identifikasi masalah sehingga dapat ditentukan proses penyelesaiannya. Permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

Permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: a.

a. Hitunglah Inside Diameter !Hitunglah Inside Diameter !  b.

 b. Hitunglah Wall Thickness !Hitunglah Wall Thickness ! c.

c. Hitunglah berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas !Hitunglah berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas ! d.

(2)

e.

e. Hitung dan rencanakan perlindungan korosi dengan menggunakanHitung dan rencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan

 Sa

 Sac

c

r

r

if

if

icial

icial

A

Ano

no

d

d

e

e

!! f.

f. Rencanakan metode Instalasi !Rencanakan metode Instalasi !

g.

g. Rencanakan metode proteksi pipa setelah diinstalasi !Rencanakan metode proteksi pipa setelah diinstalasi !

3.

3. TUJUANTUJUAN

Dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai Dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai  berikut:

 berikut: a.

a. Menganalisis perhitungan dari Inside DiameterMenganalisis perhitungan dari Inside Diameter

 b.

 b. Menganalisis perhitungan dari wall thickness.Menganalisis perhitungan dari wall thickness.

c.

c. Menghitung berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitasMenghitung berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas

d.

d. Menghitung tebal concrete yang akan digunakan.Menghitung tebal concrete yang akan digunakan.

e.

e. Menghitung perlindungan korosi dengan menggunakanMenghitung perlindungan korosi dengan menggunakan

 Sa

 Saccri

ri fi

ficcial

ial

 A

 Ano

nod

de

e

..

f.

f. Menganalisis metode instalasi pipa yang akan digunakan.Menganalisis metode instalasi pipa yang akan digunakan.

g.

(3)

BAB II

DASAR TEORI

II.1 PERANCANGAN PIPA

II.1.1 Persamaan Weymouth :

Digunakan persamaan Weymouth karena persamaan ini digunakan untuk fluida dengan tekanan tinggi, aliran cepat dan diameter besar. Persamaan ini digunakan apabila untuk menghitung diameter dalam pipa apabila diketahui laju aliran fluidanya.

 = 1.1

.67

(





 −



)

/

dengan

Qg= gas-flowrate

d = Inside Diameter pipa P1= Tekanan Hidrostatis P2 = Tekanan Desain L = Panjang pipa

S = Specific Gravity Gas

Z = Compressibility Factor Gas T1 = Temperatur Gas

II.1.2 Perhitungan Ketebalan Pipa Menggunakan ASME B31.8

Standar ASME B31.8 ini tidak lebih rinci dibandingkan dengan ASME B31.3, namun lebih rinci dibandingkan dengan ASME B13.4. ASME B31.8 ini seringkali dipakai untuk standar desain untuk fasilitas sistem pipa untuk natural-gas, seperti compressor stations, fasilitas gas-treatment, perhitungan dan regulasi untuk stations, dan ladang tangki. Persamaan untuk menghitung ketebalan pipa dalam ASME B31.8 adalah :

(4)

 = 

2

 

dimana

t = Ketebalan minimal desain pipa P = Tekanan desain pipa

d0 = Outside diameter pipa

SY = minimal yield stress pipa

F = faktor desain

E = faktor sambungan las longitudinal T = temperature derating factor

II.2 Gaya Hidrodinamik (Hydrodynamic Forces)

Serangkaian pipa lepas pantai dapat menerima beban atau tegangan dari berbagai macam gaya yang ada di lingkungan laut, seperti gaya gelombang dan beban arus, untuk pipa yang diletakan di atas sea bed akan mendapatkan gaya lift dan drag force serta osilasi akibat dari vortec shedding.

II.2.1 Stabilitas Pipa

Lift force dan drag force yang di hasilkan oleh arus dan aliran gelombang dapat merusak kestabilan pada pipa lepas pantai. Ketebalan pipa, ukuran pipa dan densitas  berat lapisan dapat digunakan untuk mengendalikan kestabilan pipa. Persamaan drag

force dan lift force dapat di tulis sebagai berikut :

         D  L  L  L  D  D  F   F  W  V   D C   F  V   D C   F      2 2 . . . . 2 1 . . . . 2 1 ( 2.4 ) Dengan keterangan : Cd : koefisien drag

(5)

d : Diameter luar pipa (mm) Fd : drag force (N/m)

Fl : Lift Force (N/m)

v : effective velocity (m/s)

Umumnya perhitungan pada perancangan pipa lepas pantai mnggunakan data sebagai berikut :

1.untuk harga koefisien Cd : 0,7 –  1,3 2. untuk harga koefisien Cl : 0,7 –  1,5

II.3 Concrete Coating

Pada umumnya selain dilapisi oleh concrete coating , pipa juga dilapisi oleh lapisan anti korosi, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Potongan Melintang Pipa Bawah Laut (Mousselli, 1981)

Mousselli (1981) merumuskan persamaan untuk menghitung properti pipa yang sesuai sebagai berikut: ) ( 68 . 2  D2  D12 W  as   ( 2.5 ) ) ) 2 (( 576 2 2  D t   D W ac  c c ( 2.6 ) ) ) 2 ( ) 2 2 (( 2 2 w t   D t  t   D W    ( 2.7 ) Concrete

La isan Anti Korosi Steel Pipe

B

(6)

aw ac as a W  W  W  W  ( 2.8 ) 2 ) 2 2 ( 35 . 0  D t c t w  B ( 2.9 )  B W  W  a  s   ( 2.10 ) Keterangan:

D : diameter luar steel pipe, in Di : diameter dalam steel pipe, in

tc : tebal corrosion coating , in

tw : tebal weight coating , in

Was : berat baja di udara, lb/ft

Wac : berat corrosion coating  di udara, lb/ft

Waw : berat weight coating  di udara, lb/ft

Wa : berat pipa di udara, lb/ft

Ws : berat pipa tenggelam, lb/ft

B : gayabouyancy, lb/ft

c : berat jenis lapisan anti korosi, lb/ft3

w : berat jenis lapisan beton, lb/ft3

Halliwell (1986) menyatakan bahwa densitas beton yang umum digunakan untuk melapisi pipa berkisar antara 2250-3050 kg/m3. Densitas beton berbanding terbalik dengan dengan ketebalan lapisan beton, semakin besar densitas beton, maka semakin tipis ketebalannya. PGN (2000) menyatakan bahwa ketebalan lapisan concrete harus  berada padarange 38-150 mm.

II.4.

Cathodic Protection

Pada jalur pipa bawah sangat rawan terhadap korosi. Akan tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan pemasangan anode. Perhitungan dasar dalam penentuan jumlah

anode pada jalur pipa diberikan oleh Total E&P Indonesie sebagai berikut:

II.4.1 Arus yang dibutuhkan

Untuk mengetahui jumlah anode  yang diperlukan, maka harus dihitung arus yang dibutuhkan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan berikut:

(7)

 

 x

 Jp

 x

 Jpr 

 I 

.

.

(

1

).

.

( 2.11 )

Jpr = Jp.b ( 2.12 )

Keterangan:

I : arus total untuk permukaan yang dipertimbangkan, mA S : area yang dilindungi, m2

Jp : nilai kerapatan arus untuk bare steel  pada temperatur desain, mA/m2 Jpr :nilai kerapatan arus untukcoated steel  pada temperatur desain, mA/m2 B : faktor coating breakdown

x : persentase area permukaan yang rusak

II.4.2 Berat minimum

 Anode

Persamaan berat minimum anode  yang berfungsi untuk mempertahankan tingkat  perlindungan melalui service life dan berdasarkan arus rata-ratanya adalah sebagai  berikut: u C  T   I  W  m     8760 min ( 2.13 ) Keterangan:

W : total beratanode, kg Im : arus rata-rata, A T : service life, tahun

C : kapasitas arusanode, A.jam u : utilization factor 

 Nilai-nilai berikut akan digunakan untuk perhitungan perlindungan cathodic, menurut  bentuk anode:

(8)

Tipe Anode

Utilization F actor 

 Long slender stand-off made by continuous casting 0.95

 Long slender stand-off made by traditional mould casting   0.90

 Long flush mounted anode  0.85

Short flush mounted anode  0.80

 Half-shell bracelet anode 0.85

 Magnesium anode in soil 0.80

II.4.3 Tahanan

 Anode

Tahanan anode  dihitung untuk menentukan jumlah anode  yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat cathodic protection  pada akhir  service life. Pada tabel  berikut ini dapat dilihat formulasi tahanan sesuai dengan jenisanode-nya:

Tabel 2.2. Anode Resistance (Indonesie, 2003)

 Anode Type

Resistance

 Formula

 Long slender stand-off  L 4r

 

 

 

 

4 1 2 r   L  L  Ra ln     

 Long flush mounted L lebar atau tinggi

S   R a   2    Keterangan: R a : tahanananode,  : resistivitas lingkungan, .m L : panjang dari stand-off anode, m R : diameter anode, m

S : rata-rata aritmatik dari panjang dan lebaranode, m

Tahanan anode  dihitung pada saat mendekati akhir  service life-nya dengan mempertimbangkan pengurangan jari-jari anode  dan panjangnya campuran yang digunakan. Pada formula berikut diasumsikan bentuk akhir anode adalah silinder, sehingga harus dihitung panjang dan jari-jari akhir anode:

(9)

1 (0.1. )

. u  L  L  f  o  ( 2.14 ) 4 . . 2 d   L m r   fina l   fina l   f         ( 2.15 )

u

m m  fina l 0.1 ( 2.16 ) Keterangan:

L0 : panjanganode awal, m

Lf  : panjanganode akhir, m

r 0 : jari-jarianode awal, m

r f  : jari-jarianode akhir, m

m0 : massa anode awal, kg

mf  : massa anode akhir, kg

η : densitas anode, kg/m3 d : diameter inti bajaanode, m

II.4.4

 Anode Current Output 

Hasil arus pada anode pada masing-masing bagian service life sama dengan:

 

 

 

 

 R  Ea  Ec  I  ( 2.17 ) Keterangan:

I : hasil arusanode, A

Ec : tingkat proteksi minimum (V.w.r.t.Ag/AgCl)

Ea : arus potensial alirananode (V.w.r.t.Ag/AgCl pada air laut) R : tahanananode yang sesuai

(10)

BAB III

METODOLOGI

Dalam Tugas Perancangan Pipa Bawah Laut ini secara umum proses pengerjaannya meliputi :

III.1 Studi literatur

Studi dan pengumpulan literatur sebagai bahan-bahan acuan dan sumber teori-teori yang diperlukan dalam Tugas Perancangan Pipa Bawah Laut kali ini.

III.2. Kegiatan persiapan

DATA AWAL

FLUID Gas

FLOWRATE 2500 MMSCFD

DESIGN PRESSURE 120 bar

DESIGN TEMPERATURE 95°C

HIDROSTATIC PRESSURE 210 bar

FLUID DENSITY 103.1 kg/m3

PIPE GRADE X-70

RENCANA PANJANG PIPA 1700 m

CODE ASME B.31.8

TINGGI GELOMBANG (H) 3 m

PERIODE GELOMBANG (T) 10 detik

ARUS PERMUKAAN 0.8 m/detik

(11)

III.3 Check

Wallthickness

Dengan menggunakan persamaan

 

d  e t  t 

o

i

 P 

 f 

 f 

 P 

2

.

.

.

, dichek apakah tebal pipa (wallthickness) memenuhi atau tidak.

III.4. Check

Buckling

Perhitungan check buckling meliputi dua, antara lain : collapse due to external  pressure dan propagating buckles.

III.5. Perhitungan Berat Minimum

Perhitungan berat minimum, terlebih dahulu harus menghitung hydrodynamic

 forces, yang meliputi: gaya drag dan gaya lift. Setelah diketahui hydrodynamic forces

dengan menggunakan persamaan  sa n d 

 D  F   L

 F 

W  

    , maka didapat

 berat minimum pipa.

III.6. Perhitungan Tebal

Concrete

III.7. Perhitungan Jumlah Anode dan Berat Anode

Dengan menggunakan anode dengan jenis GALVALUM III - ICS 3300 ASOBP, lalu dihitung banyaknya arus yang dibutuhkan untuk melindungi pipa dengan  persamaan

 I 

 

 x

.

.

 Jp

(

1

 x

).

.

 Jpr 

, maka dapat diketahui jumlah anode yang

dibutuhkan.

III.8 Pembahasan . III.9 Kesimpulan.

(12)

tidak

ya

Perhitungan tebal concrete

Perhitungan berat minimal

Analisis Buckling

Analisis wall thickness

Data Lingkungan

SELESAI

Memenuhi Kriteria

Menentukan teori gelombang

Menentukan parameter gelombang

Data awal pipa

Perhitungan jumlah anode

(13)

Penjelasan dari metodologi tersebut yaitu:

Pertama dari data pipa yang ada kita menganalisis wall thicknesspada desai  pipa tersebut. Kemudian menghitung analisa buckling   berdasarkan code API 1111.Langkah berikutnya kita menentukan teori gelombang kemudian menentukan  parameter gelombang. Setelah itu dari perhitungan gaya hidrodinamis yang didapat

langkah kedua yaitu menghitung berat minimal pipa. Langkah berikutnya menentukan tebal concrete. Selanjutnya melakukan analisa perhitunga jumlah anode. Langkah terakhir menentukan apakah analisa-analisa tersebut memenuhi kriteria atau tidak. Jika tidak maka kembali menentukan parameter gelombang, namun jika telah memenuhi maka perancangan pipa beserta analisanya telah selesai.

(14)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.DATA AWAL PIPA

FLUID Gas

FLOWRATE 2500 MMSCFD

DESIGN PRESSURE 120 bar

DESIGN TEMPERATURE 95°C

HIDROSTATIC PRESSURE 210 bar

FLUID DENSITY 103.1 kg/m3

PIPE GRADE X-70

RENCANA PANJANG PIPA 1700 m

CODE ASME B31.8

TINGGI GELOMBANG (H) 3 m

PERIODE GELOMBANG (T) 10 detik

ARUS PERMUKAAN 0.8 m/detik

KEDALAMAN (d) 75 m

IV.1 Analisa Inside Diameter

Menggunakan Persamaan Weymouth :

 = 1.1

.67

(





 −



)

/

IV.2 Analisa Wall Thickness

Menggunakan persamaan yang ditentukan di ASME B.31.8 :

 = 

2

 

(15)

IV.2 Berat Minimum

Untuk mengetahui besarnya berat minimum pipa, diketahui bahwa

menggunakan teori gelombang airy. Dari teori gelombang tersebut dapat diketahui  besarnya gaya lift dan gaya drag, dari perhitungan didapatkan:

 sa n d   D  F   L

 F 

W  

    dengan 2 2 1 . . . . ef   m  L

 D

 F 

  

  massa jenis air laut

Cm = koefisien lift (0,7-1,5)

D = diameter luar pipa

 

0,286 2 2

.

.

778

,

0

o  y  D o ef  

           2 cos sinh ) ( 2 cosh . 4 3 cos sinh ) ( cosh . . kd   y d  k  T   H   L  H  kd   y d  k  T   H  U o   sign

 

 

 

 

Untuk mendapatkan rumus Uo diatas terlebih dahulu menentukan teori gelombang

dari grafik Region of Validity dengan menghitung

07

,

0

8

.

81

,

9

45

2 2  

 s

m

 gT 

 0.003 8 . 81 . 9 4 . 2 2 2    s m  gT   H  sign

(16)

Didapatkan teori gelombang stokes orde-2, untuk mendapatkan nilai L dilakukan iterasi menggunakan rumus:

 L d   g   L .tanh.2 . 2 2       

dengan bantuan excel didapatkan L = 145.7 m.

Maka

 

0,286 2 2

.

.

778

,

0

o  y  D o ef  

           2 cos sinh ) ( 2 cosh . 4 3 cos sinh ) ( cosh . . kd   y d  k  T   H   L  H  kd   y d  k  T   H  U o   sign

 

 

 

 

(17)

        2 cos ) 45 ( 06 . 0 sinh ) 66 . 0 45 ( 06 . 0 . 2 cosh 8 4 , 2 . 7 , 145 4 , 2 . 4 3 0 cos ) 45 ( 06 . 0 sinh ) 66 . 0 45 ( 06 . 0 cosh . 8 4 , 2 . 0     m m m U o  s m U   1,17 / 0  286 , 0 2 2 66 , 0 66 , 0 . ) 17 . 1 .( 778 , 0

 

 

 

 

ef   U  2 2 2 /  07 . 1 m sef    sehingga FL = 0,5. 1,025. 1,5. 0,66. 1.17^2 = 0.70 KN/m FD = 0,5. 1,025. 1,3. 0,66. 1.17^2 = 0,60 KN/m Jadi m ton W   0,04533 / 3 , 0 01 , 0 01268 , 0    FL = 0.70 KN/m FD = 0.60 KN/m

Sehingga dengan menggunakan persamaan , dapat diketahui besarnya berat minimum, dari perhitungan didapatkan:

W = 2.87 KN/m = 0.29 ton/m

IV.5 Perhitungan Concrete

Adapun perhitungan tebal concrete yaitu sebagai berikut:

) ) 2 (( 576 2 2  D t   D W  c c ac      ) ) 2 ( ) 2 2 (( 576 2 2 c w c w aw  D t  t   D t  W   

(18)

Dengan asumsi tc = 0 (langsung dilapisi concrete)

ρconcrete= 118.6131 lb/ft3 ASTM C 642 (AISC, 2000) Dengan iterasi maka:

Melalui iterasi didapatkan besar tebal concrete = 3,2 in Pembuktian iterasi sebagai berikut:

Tabel 5. Iterasi Penentuan Tebal Concrete

rho tw tw phi D2 id2 Wac Was Waw B Wa Ws 118.61 1 3.14 1 0.81 0 0.5092 2.586422 1.75 3.09562 1.34562 118.61 2 3.14 1 0.81 0 0.5092 10.34569 3.15 10.8549 7.70489 118.61 3 3.14 1 0.81 0 0.5092 23.2778 4.55 23.787 19.237 118.61 3,2 3.14 1 0.81 0 0.5092 372,48 16,835 37,2453 20,41

Ws(tabel) ≥ Wsyang diijinkan (berat pipa)

20,41 lb/ft ≥ 11,33 lb/ft (OK)

Syarat stabilitas arah lateral (Ikhwani, 2003)

S yaitu angka keamanan ≥ 1,1

Asumsi S = 1,1 maka: Dengan,

D = diameter luar pipa baja, in Di = diameter dalam pipa baja, in

tc= tebal lapisan tahanan korosi, in

tw= tebal lapisan beton (concrete), in

Was= berat baja di udara, lb/ft

Wac= berat lapisan tahanan korosi di udara, lb/ft

Waw= berat beton di udara, lb/ft

Wa= berat total pipa di udara, lb/ft

B = gaya buoyancy, lb/ft

Ws= berat total submerged dari pipa , lb/ft

2 ) 2 2 ( 35 . 0  D t c t w  B  B W  W  sa  ) ( ) ( F  D  F  L submer ged  L S       ) 65 , 3 41 , 20 ( 5 , 0 ) 65 , 3 84 , 3 ( 1 , 1   

(19)

8,3 = 8,3 (OK)

IV.6 Cathodic Protection

1) Arus yang dibutuhkan

Jenis tipe anode yang digunakan adalah GALVALUM III - ICS 3300 ASOBP, maka didapatkan:

Jp : 6 mA/ft2 = 64,51mA/m2 Jpr : 6 mA/ft2 = 64,51 mA/m2 x : 5%

Dengan menggunakan persamaan (), maka didapatkan Jpr = Jp.b

 b = 1

S = 2.OD/2).L

S = 2.3,14.(0.6604/2).(125) S = 259.207 m2

Sehingga didapatkan arus total dengan menggunakan persamaan:

 

 x

 Jp

 x

 Jpr 

 I 

.

.

(

1

).

.

I = (0,05. 259,207.64,51)+((1-0,05).259,207.64,51) I = 16723.03mA = 16.723 A 2) Tahanan Anode

 

 

 

 

4 1 2 r   L  L  R a ln

 

  

dimana L = 244 cm = 2,44 m

(20)

maka

A = Luas Area Anode A = b . h A = 22,5.23 A = 517,5 cm2 R 1 = SQRT(A/) R 1 = 12,835 cm R 2 = OD/2 R 2 = 3,01625 cm r = SQRT (0,6.(R 12- R 22) + R 22) r = 10,123 cm

 

 

 

 

1 123 , 10 244 . 4 ln 244 . 14 , 3 . 2 20 a  R 046 , 0  a  R ohm Im = current output Im = V/R Im = 0,15 / 0,046 Im = 3,222 A

3) Berat Minimum Anode

u C  T   I  W  m     8760 min Dengan,

Im = 3,222 A (didapatkan dari tipe jenis anode GALVALUM III)

T = 26,307 tahun (Life time dari tipe jenis anode GALVALUM III) C = 2500 A-Hr/kg (didapatkan dari tipe jenis anode GALVALUM III) u = 0,9

(21)

9 , 0 2500

W  W = 330 kg

4) Jumlah Anode yang Dibutuhkan

6

19

.

5

222

,

3

723

.

16

     N   N   I   I   N  m

Jadi jumlah anode yang dibutuhkan adalah 6 anode.

Pada perancangan cathodic protection  yang sesuai dengan dimensi pipa dapat disimpulkan bahwa jumlah total anode yang dibutuhkan sepanjang pipa adalah 6 units dengan berat 330 kg.

1.

Metode instalasi pipa

Dalam kasus yang didapatkan kelompok kami, kedalaman pipa pada 75 m yang termasuk dalam perairan dangkal. Sehingga kelompok kami memilih Metode S-Lay dalam perencanaan instalasi pipa ini. Metode S-Lay digunakan untuk  perairan dengan kedalaman

≤ 500 

 atau sama dengan 165 m. Selain itu, Metode S-Lay ini dapat digunakan untuk pipa berdiameter luar hingga 60 inch. Dengan menggunakan barge yang terdapat stinger pada bagian belakang barge untuk mengontrol bending bagian atas pipa dan tensioner untuk mengontrol bending

(22)

akan dipasang ke arah dalam dan memastikan tegangan dari semua pipa tidak melebihi tegangan ijin.

Dalam proses instalasi, setelah pipa ditempatkan pada roller, kemudian akan disambungkan dengan pipa lain melalui proses las dalam welding station. Setelah  proses pengelasan, kemudian dilakukan proses pengecekan kekuatan las dengan menggunakan NDT (Non Distructed Test), setelah itu dilakukan field joint coating atau memberikan perlindungan pada pengelasan antar pipa. Setelah proses fabrikasi dalam welding station ini, pipa bisa diluncurkan menuju stinger dan ke laut.

2. Metode Proteksi Pipa Setelah Instalasi

Dalam perlindungan pipa terdapat concrete dan perlindungan korosi. Selain itu, terdapat perlindungan yang dapat dilakukan setelah proses instalasi. Dalam kasus ini kami menggunakan trenching sebagai metode perlindungan pipa setelah instalasi. Trenching merupakan metode yang membenamkan pipa ke dalam tanah atau ke bawah seabed. Trenching ini dilakukan dengan membuat parit pada rute membentangnya pipa. Metode Trenching ini berguna untuk menghindari terseretnya pipa akibat jangkar kapal dan menghindari adanya span pada pipa. Dalam metode trenching pipa yang dijelaskan pada buku Mouselli, terdapat tiga  peralatan yang digunakan yaitu Jetting, Sand Fluidization, Mechanical Cutting atau

Plowing.

BAB V

KESIMPULAN

Dari penyelesaian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Wall thickness dari pipa tersebut aman sesuai kriteria API 111

 b. Analisis Buckling dari pipa tersebut menyatakan bahwa pipa tidak mengalami Bukling

c. Berat minimum pipa 0.29 ton/m

d. Tebal concrete yang digunakan untuk melapisi pipa setebal 0.8 inch dan memenuhi persyaratan stabilitas.

e. Jumlah anode yang dibutuhkan untuk proteksi katodik sebanyak 6 buah dengan berat total anode 330 kg

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Dawson, Thomas H. 1983. “Offshore Structural Engineering”. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey

Det Norske Veritas, Offshore Standard-Submarine Pipeline System, Januari, 2000

Ikhwani, Hasan. 2003. Diktat Kuliah Perancangan Pipa Bawah Laut. Teknik Kelautan ITS

Mousselli, 1981.Offshore Pipeline, “Design, Analysis and Methods”.

(24)

American Petroleum Institute, Suplement 1 to API RP 2A-LRFD (1st Edition).”Recommended Practice for Planning, Designing and Constructing Fixed Offshore Platforms”. July 1.1991.

Gambar

Gambar 2.1 Potongan Melintang Pipa Bawah Laut (Mousselli, 1981)
Tabel 2.2. Anode Resistance (Indonesie, 2003)
Tabel 5. Iterasi Penentuan Tebal Concrete

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan

Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 dan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran

KLASI+IKASI SALRAN TRANSMISI ,ER-ASARKAN TEGANGAN /ransmisi tenaga listrik sebenarnya tidak hanya penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran

Penelitian tahap II dititik beratkan untuk memisahkan fraksi protein yang tidak dapat dihidrolisis oleh pepsin dalam isolat protein komak hitam yang diduga kuat

Untuk peluang proses observasi kejadian nilai tukar satu bulan dan dua bulan yang akan datang, jika diketahui proses observasi hingga waktu ke 95 atau data yang terakhir,

Sedangkan pada prosentase bioethanol yang lebih besar (E20) cenderung menurunkan.. Pada mesin pembakaran internal, peningkatan tekanan efektif rata-rata dengan

Mengetahui apakah senyawa golongan antrakuinon yang terdapat pada ekstrak etanol daun pacar air yang terdeteksi pada uji KLT yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Selain kesamaan dalam hobi dan ketertarikan, dimana dalam konteks ini adalah ketertarikan untuk menggunakan aplikasi MOLOME sebagai media sharing foto di dunia maya,