• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terminal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terminal"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

A. Pekerjaan Jalan

i. Pekerjaan Persiapan

a. Mobilisasi Tenaga Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan yang harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga kerja yang profesional yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja-pekerja lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan staf pengawas lapangan baik dari kontraktor.

b. Mobilisasi Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas- fasilitas yang berfungsi dapat mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh karena itu alat-alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan.

Alat-alat berat tersebut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi lapangan dan kemampuan pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan dengan secermat mungkin untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Peralatan yang dipergunakan pada proyek ini antara lain yaitu :

Motor Grader, Vibrating Compactor, Tired Roller, Mobil Pick up, Sekop Penebar Agregat, Aspalt sprayer, Tandem Roller, Dump Truck.

c. Pembersihan Dan Pembuatan Jalan Masuk

Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul, tanah bahan timbunan harus bersih dari humus dan di kupas setebal minimum 20 cm

d. Uitzet, Pemasangan Profil Dan Bouwplank

Pengukuran di lapangan dilakukan secara seksama dan juga pemberian tanda (patok) pada tiap – tiap STA dengan jarak sesuai dengan gambar rencana, dimana ditentukan titik awal dan akhir

(2)

pekerjaan yang mana disesuaikan dengan gambar rencana. Disertai dengan peralatan pendukung dan sepatu proyek untuk memperlancar pekerjaan dan melindungi pekerja/juru ukur

e. Barak Kerja Dan Gudang

Digunakan untuk menyimpan material atau bahan bangunan yang perlu dilindungi dari cuaca

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan -bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan

 Penumpukan Agregat

1) Agregat batu ditumpuk sehingga tidak ada segregasi serta untuk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.

2) Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau dipisahkan dengan partisi kayu.

3) Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu-lintas dan membendung lintasan air

 Penyimpanan Bahan Bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah -sampah. Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :

1) Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk di atas ujung dengan lubang pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya di atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.

2) Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back ditumpuk di atas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas.

3) Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut digulingkan secara teratur.

ii. Pelaksanaan Lapangan

a. Pembentukan Badan Jalan

Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan

(3)

petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar. Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

 Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.

 Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan

 Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roleer atau menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

1) Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.

2) Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.

3) Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.

b. Rehabilitas Bahu Jalan

Pekerjaan ini terdiri dan peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan dalam RKS

 Penyiapan Lapangan.

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada, rumput, alang -alang, semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.  Pembentukan Kembali

1) Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau motor grader.

2) Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian  Pemadatan

(4)

Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasarLapisan Pondasi Bawah dan Lapisan Pondasi Atas

 Pelaksanaan

1) Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapian ujung Jalan kendaraan yang ada, dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.

2) Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan

3) Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

c. Lapisan Pondasi Bawah Dan Lapisan Pondasi Atas  Lapis Pondasi Bawah

1) Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan, serta langsung di bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.

2) Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah terdiri dari menempatkan, memproses, mengangkut, menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan Lapis Pondasi Bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar.

 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Bahan Lapis Pondasi Bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu-lintas serta saluran -saluran dan lintasan air di sekitarnya.

2) Lapis Pondasi Bawah tersebut dicampur dilapangan ruas jalan yang ber –sangkutan dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

3) ketebalan Lapis Pondasi Bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan seperti dinyatakan dalam

(5)

Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang sebenarnya.

 Penghamparan dan Pemadatan

1) Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang Jalan yang diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15%, penurunan ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan Lapis Pondasi Bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-masing lapisan harus didapatkan sampai lebar penuh Lapis Pondasi Bawah permukaan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic atau peralatan pemadat lain yang disetujui oleh Direksi Teknik. 2) Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis

Pondasi Bawah akan bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah didatarkan secara merata. Pada bagian-bagian super elevasi, kemiringan melintang Jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan Lapis Pondasi Bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar

3) Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

4) Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air o ptimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis Pondasi Bawah dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB – 0111)  Lapis Pondasi Atas Agregat

(6)

Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan Lapis Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

d. Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Kelas A

1) Agregat ditempatkan pada lokasi di atas Lapis Pondasi Bawah yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup untuk

menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.

2) Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum.

3) Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai

e. Makadam Ikat Basah

1) Pekerjaan lapis permukaan terdiri dari beberapa item pekerjaan, antara lain adalah Lapis Resap Pengikat, Lapis Pengisi rongga. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapis tipis aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi atas sebelum lapis berikutnya dihampar. Aspal cair ini dapat meresap ke dalam lapis pondasi mengisi rongga dan memperkeras permukaan serta mengikat lapis pondasi dan lapis permukaan.

2) Hal pertama yang dilakukan pada pekerjaan lapisan penetrasi ini adalah memanaskan aspal yang ada di dalam drum yang telah dibuka di bagian badan atau tutup dari drum tersebut. Pemanasan aspal ini tidak boleh terlalu panas karena dapat menyebabkan kebakaran dan sifat kelengketan dan kelenturan aspal menjadi rusak.

3) Selanjutnya aspal yang sudah cair atau lapis resap pengikat (prime coat) disemprotkan/disiramkan ke permukaan batu pokok sebanyak kira-kira 3,7 liter setiap meter persegi. Lapis resap pengikat harus disemprot pada permukaan yang kering atau mendekati kering dan pelaksanaan penyemprotan tidak boleh

(7)

dilaksanakan pada saat angin kencang, hujan, atau akan turun hujan. Sebelum aspal disiramkan, permukaan lapis pondasi terlebih dahulu di bersihkan dengan sapu lidi.

4) Setelah lapis resap pengikat disiramkan ke permukaan lapis pondasi, batu pengunci ukuran 2 – 3 cm dihamparkan diatas lapis resap pengikat secara merata sebanyak 0,017 meter kubik setiap meter persegi (seperti dalam tabel) dan buat kemiringan melintang lebih kurang 3 %.

5) Batu pengunci yang sudah dihampar kemudian dipadatkan dengan vibrating compactor minimal 6 kali lintasan sampai padat, atau seperti prosedur pemadatan pada lapisan pondasi. Yaitu dimulai dari bagian tepi dan bergeser ke tengah/as jalan sampai padat.

6) Setelah batu pengunci dipadatkan, aspal cair kembali disiramkan secara merata di atas lapisan batu pengunci sebanyak 1,5 liter setiap meter persegi. Kemudian lapisan penutup (pasir) ditebarkan secara merata pada permukaan lapisan batu pengunci yang sudah disiram aspal sebanyak 0,01 meter kubik setiap meter persegi dan buat kemiringan melintang lebih kurang 3 %. 7) Selanjutnya lapisan penutup yang telah dihampar tersebut

dipadatkan kembali dengan vibrating compactor sampai padat dengan prosedur pemadatan sama seperti pemadatan lapisan sebelumnya.

8) Dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dengan lapisan penetrasi ini, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :

• Batu pokok, batu pengunci dan lapisan penutup (pasir) harus kering, baik sebelum maupun sesudah disiram aspal.

• Selama beberapa waktu, lapisan penutup akan terdorong ke tepi jalan akibat lalu lintas yang lewat. Oleh karena itu, agar LAPEN tidak cepat aus maka lapisan penutup (pasir) yang tersebar di pingir jalan tersebut harus dikembalikan ke tengah permukaan jalan.

f. Penghamparan Dan Pemadatan

1) Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan, dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan

(8)

bahan-bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA.

2) Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit demi sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih rendah menuju kebagian atas.

3) Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk. Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi / halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Macadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.

B. Pekerjaan Pit Stop C. Pekerjaan Taman

i. Pekerjaan Persiapan

1) Pengukuran dan pematokan lokasi yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan bersama owner dan pengawas agar tidak ada perbedaan dan sesuai gambar dan jika ada perubahan dipelaksanaan kami akan membuat soft drawing yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

2) Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan rintangan lainnya.

3) Pengadaan alat kerja dan tenaga kerja.

ii. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran Tanaman / Pohon Lama

1) Terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala macam sampah (kotoran /puing-puing) dan sebagainya.

2) Tanaman yang dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati agar akar pada tanaman tidak rusak dan menyebabkan tanaman mati.

3) Sisa sampah hasil bongkaran dikumpulkan dan dibuang keluar lokasi proyek.

(9)

iii. Pekerjaan Penambahan Tanah Untuk Kontur Tanaman

1) Tanah yang dipakai adaah tanah yang subur dan bebas dari sampah dan kotoran lainnya.

2) Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiingannya tanah agar tidak terjadi genangan air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.

3) Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur dengan pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2 atau 3 hari.

iv. Pekerjaan Penanaman Tanaman,Perdu dan Rumput

1) Posisi penanaman dilakukan sesuai gambar atau design yang telah diberikan.

2) Tanaman perdu dan rumput ditanam dengan jarak sesuai dengan gambar.

3) Setelah selesai ditanam di teruskan dengan memasang penunjang tanaman yaitu steger bambu yang sesuai dengan spek.

4) Untuk rumput gajah mini atau manila sebelumnya dilakukan pembersihan pada lokasi yang akan di tanam.

5) Tanah yang jelek dibuang dan diganti dengan tanah yang subur yang masih mempunyai top soil.

6) Pengaturan kemiringan agar tidak menjadi genangan air.

7) Pemadatan atau perataan dengan manual diikuti dengan penyiraman agar rumput yang telah di tanam tidak menempel pada alat pemadatan.

v. Pekerjaan Penanaman Tanaman Peneduh dan Pengarah

Dalam kegiatan penanaman pohon jalan perlu suatu perencanaan yang jelas terkait dengan kebijakan, latar belakang, tujuan, lokasi penanaman, jenis tanaman yang akan ditanam, cara penanaman, cara pemeliharaan, peralatan dan rencana biaya serta jadwal/ waktu. Di dalam perencanaan juga termasuk penting adalah kelengkapan berupa gambar, peta, foto dan daftar yang menunjukkan lokasi dan daerah-daerah yang akan ditanami dan jenis tanaman.

 Perletakan Tanaman

a. Jarak tanaman terhadap perkerasan

(10)

-

Jarak Titik Tanam Perdu/Semak dengan Tepi Perkerasan

b. Jarak Antara Tanaman - Letak Tanam Berbaris

Tanaman Pohon

Tanaman pohon yang ditanam berbaris terutama pada jalur tanaman mempertimbangkan jarak titik tanam bagi tanaman pohon.

Jarak Titik Tanam Tidak Rapat

Tanaman Perdu/Semak

Tanaman perdu/semak ditanam berbaris pada jalur tanaman ditanam membentuk massa.

(11)

Letak Tanaman Berkelompok

Sistem penanaman ini penerapannya dikhususkan untuk penanaman tanaman secara berkelompok (massal), dengan jarak maksimal 1 tajuk tanaman.

 Pelaksanaan Penanaman

Penanaman tanaman memerlukan benih/bibit yang berkualitas baik, mengingat tanaman harus memenuhi berbagai fungsi sesuai dengan yang direncanakan yaitu mengurangi pencemaran udara, keindahan, kenyamanan, keharmonisan dan tidak mengabaikan faktor keselamatan (safety factor). Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang baik maka perlu memperhatikan benih atau bibit tanaman dan teknik penanamannya.

a. Penyiapan Jenis Tanaman

Tanaman yang ditanamam dapat berupa biji, rimpang, anakan, hasil stek, hasil pencangkokan, tanaman dewasa atau bentuk lainya seperti yang diuraikan pada butir Sumber Tanaman diatas. Sebaiknya benih tanaman sudah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan rencana tempat, kriteria jenis tanaman (kelompok tanaman, perkiraan umur tanaman, tinggi, bentuk tajuk dan fungsi tanaman jalan) sesuai yang direncanakan dalam perencanaan.

b. Cara Penanaman

Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

(12)

Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih besar dari perakaran tanaman. Setelah selesai penanaman, semua lubang tanam (titik tanam) harus diurug kembali dengan media tanam (tanah subur + pupuk kandang) dan di sekitar lubang (titik tanam) dibuatkan piringan untuk menampung siraman air.

Pekerjaan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Tandai lokasi penanaman dengan patok - patok yang diberi

nama yang tertera pada Gambar Rencana. Pematokan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat pada saat pengukurannya dengan menggunakan cara penanaman.

2) Pembuatan Lubang Tanaman

Penggalian lubang tanaman mempunyai ukuran lubang antara lain:

- Untuk pohon adalah 1,00 m x 1,00 m x 1,00 m (ke dalam untuk pohon kecil 0,80 m).

- Untuk semak adalah 0,50 m x 0,50 m x 1,00 m (panjang sesuai rencana).

- Untuk rumput disesuaikan dengan permukaan tanah.

Pembuatan Lubang Tanaman 3) Media Tanam

Setelah digali lubang sebaiknya jangan langsung ditanami pohon tetapi terlebih dahulu diisi dengan media tanam.

Media tanam yaitu campuran dengan perbandingan volume tanah subur (top soil): pupuk kandang = 1 : 1 untuk pohon, dan 3 : 2 untuk tanaman perdu. Diusahakan diaduk secara

(13)

merata, dan dimasukkan ke dalam lubang tanaman lalu didiamkan 1 - 2 minggu. Setelah siap, masukkan tanaman secara hati-hati kemudian media tanam dibenarkan kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Bahan tanaman harus benar-benar bersih dari hama dan penyakit sehingga tidak mempengaruhi tanaman lain di sekelilingnya. Pengangkutan tanaman dari sumbernya ke lokasi pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan hati - hati.

Pengisian Media Tanam Dan Perletakan Bibit Tanaman Semua kaleng atau plastik pembungkus tanaman (poly bag) harus dibuka dan dibuang ke luar lokasi penanaman. Bila pembungkus akar tanaman dari bahan alami, seperti karung goni, tidak perlu dibuang, tetapi cukup disobek-sobek dengan pisau di beberapa sisi untuk memudahkan penembusan akar tanaman dalam pertumbuhannya.

Setelah media tanam siap, maka tanaman ditanam (dimasukkan ke dalam lubang tanaman) dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran. Perakaran tanaman harus tertanam penuh dipadatkan kembali.

4) Penanaman tanaman

Siapkan bahan/jenis tanaman yang sesuai Gambar Rencana dan telah lulus pemeriksaan. Penukaran jenis tanaman tidak sebatas leher akar dan setelah penyiraman dilakukan, posisi tanaman harus diutuhkan kembali pada posisi semula sesuai rencana. Pada waktu penanaman (selama pekerjaan penanaman berlangsung), semua jenis tanaman tidak boleh diberi pupuk anorganik seperti urea, NPK dan sebagainya. Untuk jenis tanaman yang perlu ditunjang, digunakan

(14)

penopang tanaman (steger).

Penutupan Tanah

Usahakan selama pelaksanaan pekerjaan penanaman mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Pekerjaan harus aman dari lalu lintas;

- Lalu-lintas tidak boleh terganggu oleh pekerjaan lansekap; - Tanah galian tidak tercecer dan mengotori jalan.

Kelebihan tanah harus secepatnya disingkirkan. 5) Pemasangan Penopang/Penguat Tanaman (Steger)

Semua jenis tanaman yang memerlukan penopang/penguat tanaman memerlukan perlakuan khusus sesuai dengan petunjuk. Semua jenis penopang/penguat tanaman yang dipergunakan adalah jenis bambu dan kayu yang diberi wama sejenis/dicat abu- abu. Kecuali karena sesuatu hal yang dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan/jenis bambu atau kayu dapat diganti. Ketentuan untuk penopang/penguat tanaman disesuaikan menurut jenis tanamannya.

(15)
(16)

16 16 6) Penyiraman

Setelah pekerjaan penanaman selesai, tanaman harus disiram sampai perakarannya benar benar basah, untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap hari secara rutin. Untuk membantu pekerjaan penyiraman, bila areal proyek memungkinkan dapat dibuat kran/sprinkler atau sumber air lainnya

vi. Pemeliharaan Pasca Tanam

Pekerjaan pemeliharaan tanaman harus dilakukan sampai dengan Serah Terima Akhir Proyek (F.H.O). Pekerjaan pemeliharaan tanaman secara umum mencakup kegiatan:

- Pemeliharaan Pasca Tanam

Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan dan berlangsung minimal selama 3 (tiga) bulan (Lampiran 3 Tabel 3.1). Pemeliharaan ini merupakan pemeliharaan selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan memperhatikan jenis tanamannya. Setiap jenis tanaman mempunyai perlakukan penanganan yang berbeda dan untuk memberikan kemudahan, jadwal pemeliharaan dibedakan menurut pembagian sebagai berikut:

(a) Jenis Tanaman Pohon

(b) Jenis Tanaman Semak/Perdu

(c) Jenis Tanaman Penutup Tanah/Rumput. - Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin pada lansekap jalan dilakukan balk pada tanaman lama yang sudah ada maupun merupakan kegiatan lanjutan setelah selesai pemeliharaan pasca tanam

- Penyiraman

Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan. Penyiraman dilakukan setiap hari pada musim kemarau pada pagi hari pukul 06.00 - 09.00 dan sore hari pukul 15.00 - 18.00. Siraman tidak boleh terlalu keras sehingga media tanam dan tanaman tidak terganggu, dan dilakukan merata pada seluruh tanaman. Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala kotoran minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan temperatur air antara 15 - 250 Celcius.

(17)

17 17  Peralatan yang

dipergunakan : a) Mobil tangki air; b) Slang air;

c) Ceret siram; d) Ember;

e) Peralatan pengaman lalu-lintas;

f) Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi.

 Bahan

a) Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

b) Jumlah air yang dibutuhkan; untuk pohon : ±10 liter/pohon, untuk semak : ±5 liter/pohon, dan untuk rumput/penutup tanah ± 5 liter/m2.

- Pendangiran dan Penyiangan

Pendangiran dan penyiangan merupakan pekerjaan penggemburan tanah dan pembersihan tanaman rumput liar di sekitar tanaman, pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali agar tanah teraerasi dan memudahkan pertumbuhan akar sehingga tanaman menjadi kokoh. Tumbuhan liar harus dicabut sampai ke perakarannya dan penggemburan tanahnya harus dilaksanakan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.

Pekerjaan ini tidak perlu dilakukan apabila:

a) Tanaman mempunyai perakaran dalam, terutama jenis pohon. b) Pada lokasi yang curam (lereng) karena pekerjaan tersebut dapat

menyebabkan terjadinya erosi/longsor.

Peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pendangiran dan penyiangan adalah:

a) Garpu tanah; b) Sekop;

c) Serok taman Cangkul;

d) Kereta dorong untuk mengangkut sampah; e) Sapu lidi;

f) Peralatan pengaman lalu-lintas;

g) Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.

- Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan mengganggu lingkungan/pandangan bebas pemakai jalan, serta mempertahankan bentuk/dimensi ukuran tanaman. Pemangkasan terhadap tanaman perdu/semak dilakukan

(18)

18 18 miring (45°) dan rata agar air hujan tidak tergenang pada batang yang baru dipotong. Sedangkan rumput dipangkas dengan batas ketebalan tidak lebih dari 5 cm dari permukaan tanah.

vii. Pemupukan

Pemupukan tanaman dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali menggunakan pupuk anorganik atau pupuk organik/pupuk kandang. Penaburan pupuk dilakukan pada tanah yang sudah didangir sedalam 0,15 – 0,20 m di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk tanaman. Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan air yang kemudian disiramkan di sekeliling perakaran tanaman, sedangkan untuk memupuk daun disemprotkan pada daun. Kegiatan pemupukan dilakukan :

1. Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan pertumbuhan vegetatif seperti daun/dahan.

2. Pada pemeliharaan rutin untuk:

- Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk organik dan anorganik.

- Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif tanah yaitu dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat berkembang dengan bebas, tekstur, kelembaban dan tata udara tanah.

- Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan, mengamati reaksi tanah dan tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan untuk memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5 (pH netral).

- Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai bahan organik tanah, humifikasi, mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.

3. Persyaratan pupuk yang digunakan adalah: a) Pupuk Kandang/Organik

- Pupuk kandang adalah pupuk yang diperoleh dari kotoran padat dan kotoran cair dan hewan ternak.

- Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang bermutu baik, sudah matang/kering yang telah mengalami penimbunan cukup lama dan sudah tidak mengalami proses kimia lagi (biasanya sudah berumur sekitar 6 bulan). b) Pupuk Anorganik.

- Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N), unsur fosfat (P) dan unsur kalium (K)

(19)

19 19 yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah di sekitar tanaman .

- Contoh : NPK 20+20+20

Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan prosentase kandungan antara unsur unsur 20% N + 20% P + 20% K dalam pupuk.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.Pengukuran dilakukan dalam keterampilan proses

Pada bab ini akan dijelaskan lebih jelas mengenai prosedur pembukaan Rekening Giro, persyaratan pembukaan hingga penutupan, manfaat dan fasilitas yang diperoleh,

Pada cabang olahraga panahan hanya konsumsi karbohidrat yang masih kurang dari separuh energi dan zat gizi yang disediakan oleh menza (46.8%), sedangkan pada

Tahap awal pengujian dilakukan dengan mengukur nilai viskositas sampel secara perhitungan pada alat yang sudah ada sebelum kemudian diukur menggunakan alat

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Dakwah Islam merupakan sebuah aktifitas komunikasi, sehingga keberhasilan dakwah tergantung pada beberapa komponen yang memperngaruhinya, yakni da’i sebagai orang

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain, seperti tingkat pendidikan,

Berdasarkan analisis terhadap berbagai macam psikopatologi baik menurut tinjauan psikologi kontemporer maupun tinjauan Islam maka sasaran atau obyek yang menjadi