• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Proyek Instalasi Listrik Sutm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Proyek Instalasi Listrik Sutm"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BESAR PERENCANAAN PROYEK INSTALASI

TUGAS BESAR PERENCANAAN PROYEK INSTALASI

LISTRIK SUTM/ SUTR untuk SUPPLY LISTRIK PABRIK

LISTRIK SUTM/ SUTR untuk SUPPLY LISTRIK PABRIK

PERAK dan PERUMAHAN DINAS PT. MAJU MAKMUR

PERAK dan PERUMAHAN DINAS PT. MAJU MAKMUR

MAKALAH MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Untuk memenuhi tugas matakuliah

Instalasi Tegangan Menengah Instalasi Tegangan Menengah

Yang dibina oleh Heri Sungkowo ST,. MT Yang dibina oleh Heri Sungkowo ST,. MT

Oleh: Oleh: RETNO

RETNO SELISTIYONINGSIH SELISTIYONINGSIH : : 15311200281531120028

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

POLITEKNIK NEGERI MALANG

TAHUN 2016/2017

TAHUN 2016/2017

(2)

Soal :

Soal :

DATA PERUMDIN DATA PERUMDIN

1.

1. Daya Daya rumah rumah 900 900 VA VA = = 20 20 RumahRumah 2.

2. Daya Daya Rumah Rumah 1300 1300 VA VA = = 25 25 RumahRumah 3.

3. Daya Daya Rumah Rumah 2200 2200 VA VA = = 15 15 RumahRumah 4.

4. Lapangan Sepak Bola dan Atlektik 120 x Lapangan Sepak Bola dan Atlektik 120 x 70 meter70 meter DATA SURVEI LAPANGAN

DATA SURVEI LAPANGAN 1.

1. Jarak SUTM yang ada terhadap GTT yang akan dibangun 100 meter.Jarak SUTM yang ada terhadap GTT yang akan dibangun 100 meter. 2.

2. Jarak GTT yang ada terdahap SUTR yang akan dibangun 75 meter.Jarak GTT yang ada terdahap SUTR yang akan dibangun 75 meter. 3.

3. Data pabrik pada LV MDPData pabrik pada LV MDP 

 Kelompok Kelompok 1 1 = = 500 500 kVAkVA 

 Kelompok Kelompok 2 2 = = 200 200 kVAkVA 

 Kelompok Kelompok 3 3 = = 150 150 kVAkVA 

 Kelompok Kelompok 4 4 = = 100 100 kVAkVA

Jarak pabrik terhadap SUTM yang ada sebesar 150 meter Jarak pabrik terhadap SUTM yang ada sebesar 150 meter

TUGAS TUGAS

1.

1. Buat Single Line DiagramBuat Single Line Diagram 2.

2. Buat RAB SUTMBuat RAB SUTM 3.

(3)

PERENCANAAN DESAIN

PERENCANAAN DESAIN

INSTALASI LAPANGAN DAN

INSTALASI LAPANGAN DAN

ATLEKTIK

ATLEKTIK

STADION JAYA WIJAYA

STADION JAYA WIJAYA

(4)

PERENCANAAN LAMPU

PERENCANAAN LAMPU

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

STADION JAYA WIJAYA

STADION JAYA WIJAYA

(5)

PERENCANAAN DESAIN INSTALASI LAMPU STADION

PERENCANAAN DESAIN INSTALASI LAMPU STADION

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

77 00 mm 110 m 110 m    8    8  m  m Gambar1.

Gambar1. Luas Lapangan S Luas Lapangan Stadiontadion Keteragan: Keteragan: Panjang = 120 m Panjang = 120 m Lebar = 70 m Lebar = 70 m

Untuk merencanakan instalasi penerangan pada Stadion kita harus Untuk merencanakan instalasi penerangan pada Stadion kita harus mengacu pada standarisasi FIFA sebagai induk organisasi sepak bola mengacu pada standarisasi FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia yang memiliki tingkatan sesuai

dunia yang memiliki tingkatan sesuai dengan kegunaannya.dengan kegunaannya.

Untuk penerangan yang baik tentunya mempunyai mempunyai Untuk penerangan yang baik tentunya mempunyai mempunyai standar tertentu, maka dari itu FIFA sebagai badan federasi tertinggi sepak standar tertentu, maka dari itu FIFA sebagai badan federasi tertinggi sepak  bola memberikan 5 kelas untuk penerangan stadion.

 bola memberikan 5 kelas untuk penerangan stadion. Untuk kelas I= 200 Lx

Untuk kelas I= 200 Lx Untuk

Untuk kelas II kelas II = 500 = 500 LxLx Untuk kelas III = 750 Lx Untuk kelas III = 750 Lx

Untuk kelas IV = (iluminasi vertical

Untuk kelas IV = (iluminasi vertical 1400 Lx dan 2000 Lx untuk kamera1400 Lx dan 2000 Lx untuk kamera yang dapat diubah-ubah) juga iluminasi horizontal

yang dapat diubah-ubah) juga iluminasi horizontal 2500 Lx2500 Lx

Untuk kelas V = iluminasi vertical 1800 Lx dan 2400 Lx (untuk kamera Untuk kelas V = iluminasi vertical 1800 Lx dan 2400 Lx (untuk kamera yang dapat diubah-ubah) juga iluminasi horizontal 3500 Lx. Kelas I yang dapat diubah-ubah) juga iluminasi horizontal 3500 Lx. Kelas I digunakan untuk latihan dan rekreasi, kelas II klub dan liga, kelas digunakan untuk latihan dan rekreasi, kelas II klub dan liga, kelas IIIIII  pertandingan nasional, kelas IV pertandingan nasional, kelas V

 pertandingan nasional, kelas IV pertandingan nasional, kelas V  pertandingan internasional.

(6)

Perencanaan Titik Lampu Pada Lapangan

Perencanaan Titik Lampu Pada Lapangan

 PerencanaPerencanaan Titik an Titik Tengah Pondasi ManaraTengah Pondasi Manara

Standar FIFA tentang peletakan titik tengah pondasi adalah 15° di Standar FIFA tentang peletakan titik tengah pondasi adalah 15° di  belakang titik tengah gawang dan

 belakang titik tengah gawang dan 20° dari sisi lapangan. Dapat dilihat20° dari sisi lapangan. Dapat dilihat  pada gambar di bawah ini

 pada gambar di bawah ini

Gambar 2.

Gambar 2. Perencanaan titik tengah pondasi tiang  Perencanaan titik tengah pondasi tiang 

Warna

Warna menandakan menandakan area area yang yang tidak tidak boleh boleh ada ada lampu lampu sorotsorot Peletakan

Peletakan tiang lampu tiang lampu diletakkan diletakkan di di sudut-sudut dsudut-sudut dekat ekat dengandengan tribun di mana peletakan tiang-tiang lampu tidak mengganggu tribun di mana peletakan tiang-tiang lampu tidak mengganggu kenyamanan penglihatan penonton.

kenyamanan penglihatan penonton.

Sehingga ditentukan jarak tiang lampu penerangan dari titik tengah Sehingga ditentukan jarak tiang lampu penerangan dari titik tengah lapangan 94,5 meter dengan menggunakan standar FIFA dan tidak lapangan 94,5 meter dengan menggunakan standar FIFA dan tidak mengganggu kenyamanan penglihatan penonton.

mengganggu kenyamanan penglihatan penonton.

15° 15° 20°

(7)

 Perhitungan Tinggi MenaraPerhitungan Tinggi Menara

6   6  9  9  

,,5  5  m 

Gambar 3.

Gambar 3. Perencanaan  Perencanaan tiang Lampu tiang Lampu StadionStadion Contoh penentuan tinggi tiang pada tiang lampu 1 : Contoh penentuan tinggi tiang pada tiang lampu 1 :

Tinggi tiang lampu 1 = tan 25° . jarak titik tengah lapangan ke tiang Tinggi tiang lampu 1 = tan 25° . jarak titik tengah lapangan ke tiang

= 0,47 x 69,5 = 0,47 x 69,5 = 32,66 m ~> 33 m = 32,66 m ~> 33 m     25 25     69,5 m 69,5 m 33 m 33 m Gambar 4.

(8)

 PerencanaPerencanaan Pemilihan an Pemilihan Armature Lampu SorotArmature Lampu Sorot

Menggunakan armature polar dengan tipe arena Vision MVF 403 C Menggunakan armature polar dengan tipe arena Vision MVF 403 C

Gambar 5 Armature polar tipe arena Vision MVF 403 C Gambar 5 Armature polar tipe arena Vision MVF 403 C 

 Pemilihan LampuPemilihan Lampu

Menggunakan lampu tipe MHN-SA 2000 watt,bila di

Menggunakan lampu tipe MHN-SA 2000 watt,bila di pasang padapasang pada armature polar tipe arena Vision

armature polar tipe arena Vision MVF 403C MVF 403C akan menghasilkan flux 2akan menghasilkan flux 20000000000 lumen.

lumen.

Gambar 6 Lampu tipe MHN-SA 2000 watt Gambar 6 Lampu tipe MHN-SA 2000 watt

(9)

 Perhitungan Titik Lampu StadionPerhitungan Titik Lampu Stadion

Perhitungan titik lampu stadion menggunakan rumus : Perhitungan titik lampu stadion menggunakan rumus :

 Kd 

 Kd 

 F 

 F 

 A

 A

 E 

 E 

n

n

       

 

 

Keterangan : Keterangan :

 N = Jumlah armature yang diperlukan  N = Jumlah armature yang diperlukan

E =

E = Kuat penerangan Kuat penerangan ( Lux ( Lux )) A = luas area ( m

A = luas area ( m22 ) ) η

η = = Faktor Faktor pemeliharaanpemeliharaan

F = Kuat pencahayaan dari lampu ( Lumen ) F = Kuat pencahayaan dari lampu ( Lumen ) Kd = Faktor depresi

Kd = Faktor depresi

Data lampu MHN-SA 2000 watt Data lampu MHN-SA 2000 watt

F=200000 lm F=200000 lm

η = 0,5 ( efisiensi total lampu dan arneture ) η = 0,5 ( efisiensi total lampu dan arneture ) Data umum :

Data umum :

E= 1400 lux ( yang direncanakan pada kelas IV ) E= 1400 lux ( yang direncanakan pada kelas IV ) A= 120 m x 70 m

A= 120 m x 70 m

Kd= 0,8 ( pada umumnya ) Kd= 0,8 ( pada umumnya ) Sehingga jumlah armature yang digunakan adalah : Sehingga jumlah armature yang digunakan adalah :

 Kd 

 Kd 

 F 

 F 

 A

 A

 E 

 E 

n

n

       

 

 

8

8

,,

0

0

000

000

..

200

200

5

5

..

0

0

70

70

120

120

1400

1400

         

(10)

 Lampu

 Lampu

147

147

 

Jumlah lampu per tiang = Jumlah lampu per tiang =

4 4 147 147 = 36,5 ~ 37 unit lampu = 36,5 ~ 37 unit lampu

Untuk menghilangkan efek stroboskopik j

Untuk menghilangkan efek stroboskopik jumlah lampu ditambahumlah lampu ditambah 1 yaitu menjadi 38 unit.

1 yaitu menjadi 38 unit. 

 Perhitungan Sudut Lampu SorotPerhitungan Sudut Lampu Sorot

Jumlah lampu yang telah dihitung dapat berlanjut ke penentuan sudut Jumlah lampu yang telah dihitung dapat berlanjut ke penentuan sudut lampu-lampu tersebut. Perhitungan sudut lampu-lampu sorot didapatkan dari titik lampu-lampu tersebut. Perhitungan sudut lampu-lampu sorot didapatkan dari titik lampu yang telah ditentukan.

lampu yang telah ditentukan. X (m) = 70 m X (m) = 70 m Y (m) = 120 m Y (m) = 120 m C = C = 12012022 707022 6969,,55mm h = 69,5 m h = 69,5 m Sudut masing

Sudut masing –  –  masing lampu sorot: masing lampu sorot: Lampu sorot 1 = 32,6° Lampu sorot 1 = 32,6° Lampu sorot 2 = 40° Lampu sorot 2 = 40° Lampu sorot 3 = 47,47° Lampu sorot 3 = 47,47° Lampu sorot 4 = 47,47° Lampu sorot 4 = 47,47° Lampu sorot 5 = 50,66° Lampu sorot 5 = 50,66° Lampu sorot 6 = 55,22° Lampu sorot 6 = 55,22° Lampu sorot 7 = 57,67° Lampu sorot 7 = 57,67°

(11)

Lampu sorot 8 = 59,1° Lampu sorot 8 = 59,1° Lampu sorot 9 = 60,94° Lampu sorot 9 = 60,94°

Sehingga dipilih lampu dengan sudut lampu sorot Sehingga dipilih lampu dengan sudut lampu sorot 

 Perencanaan Penghantar Dan PengamanPerencanaan Penghantar Dan Pengaman

1.

1. Perencanaan PenghantarPerencanaan Penghantar

In =

In = cos  cos   KHA KHA = = 125 125 % % x x InIn =

=220  0,79220  0,7920002000 = 125 % x 11,50 A= 125 % x 11,50 A =

= 11,50A 11,50A = = 14,4 14,4 AA

Sesuai dengan

Sesuai dengan (Buku 4 (Buku 4 PLN tentang PLN tentang Standar KoStandar Konstruksinstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik hal 9 Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik hal 9  Edisi 1 Tahun 2010

 Edisi 1 Tahun 2010))

Berdasarkan Tabel Kabel Merk Supreme Tabel Derating Factors Berdasarkan Tabel Kabel Merk Supreme Tabel Derating Factors

1.

1. Variation In Air temperatures ( Variation In Air temperatures ( In 55In 5500C)C) In Total A = fk x KHA In Total A = fk x KHA = 0,76 x14,4 A = 0,76 x14,4 A = 10,95 A = 10,95 A 2.

2. Single core cables in three phase system 1Single core cables in three phase system 1 In Total B = fk x In Total A In Total B = fk x In Total A = 0, = 0,9 9 x 10,9x 10,95 A5 A = 9,855 A = 9,855 A

(12)

2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. Pemilihan kabel PE Pemilihan kabel PE Karena

Karena luas luas penampang penampang penghantar penghantar fasa fasa kurang kurang dari dari 16 16 makamaka  penghantar PE yang

 penghantar PE yang dipilih 6 dipilih 6 (PUIL bab 3 hal 77) dan (PUIL bab 3 hal 77) dan dipilih dipilih kabelkabel BCC dengan spesifikasi sebagai berikut :

BCC dengan spesifikasi sebagai berikut :

K

Kaabbeellininddoo, , ((66 ) ) ttyyppe e BBCCCC--H H SSPPLLN N 4411--55,, SN SN I I 0404-38-3844

Dari perhitungan di atas maka dipilih kabel NYY fasa 1x6 mm Dari perhitungan di atas maka dipilih kabel NYY fasa 1x6 mm22 dengan KHA sebesar 58 A, merk Spreme

dengan KHA sebesar 58 A, merk Spreme

∆V V yang rencanakan yang rencanakan = 6% dari = 6% dari tegangan sumbertegangan sumber = 6% x 380 V

= 6% x 380 V = 22,8 V = 22,8 V

L = 150 m (diambil sampel yang terjauh) L = 150 m (diambil sampel yang terjauh) X = 56 m/mm X = 56 m/mm22 (tembaga) (tembaga) ∆ ∆V =V =  A  A  X   X   I   I   L  L       3 3 = = 6 6 56 56 5 5 ,, 11 11 150 150 3 3       = 8,9 V = 8,9 V

Berdasarkan Katalog kabel Merk Supreme dipilih 3 x ( 1 x 35 mm Berdasarkan Katalog kabel Merk Supreme dipilih 3 x ( 1 x 35 mm22)) Dengan KHA Kabel = 3 x (1 x 199 A)

Dengan KHA Kabel = 3 x (1 x 199 A)

= 579 A ( Dengan suhu keliling 30 = 579 A ( Dengan suhu keliling 3000 C) C) Jenis kabel N2XSY MV CABLE

(13)

∆ ∆V =V = 100100%% 44,,0404%% 220 220 89 89 ,, 8 8    x  x

Penentuan besar luas penampang penghantar dari

Penentuan besar luas penampang penghantar dari SDP 1 (*contoh) keSDP 1 (*contoh) ke Tiang

Tiang lampu arena lampu arena ditentukan dengditentukan dengan rumus an rumus :: 2000 x 35 = 70000 Watt 2000 x 35 = 70000 Watt

Arus yang mengalir ke satu tiang lampu penerangan stadion adalah : Arus yang mengalir ke satu tiang lampu penerangan stadion adalah :

In In = =     cos cos 3 3V V   P   P  = = 79 79 ,, 0 0 380 380 3 3 70000 70000     = =134,62 A134,62 A KHA = 1,25 x In KHA = 1,25 x In = 1,25 x 134,62 A = 1,25 x 134,62 A = 168,3 A = 168,3 A Dengan memperhatikan

Dengan memperhatikan derating factor pada derating factor pada kabel yaitu kabel yaitu :: 6.

6. Variation Variation in in air air temperature temperature dengan dengan nilai nilai 0,760,76 Sehingga

Sehingga = = 0,76 0,76 x x 170170 = 129,2 A = 129,2 A 7.

7. Single core cables in three phasa system dengan flat information airSingle core cables in three phasa system dengan flat information air circulation is restriciedsebesar 0,90

circulation is restriciedsebesar 0,90 Sehingga

Sehingga = = 0,90 0,90 X X 130130

= 117 A (diatas KHA kabel) = 117 A (diatas KHA kabel) 

 Pemilihan kabel PEPemilihan kabel PE Ka

Karerena na luluas as pepenanampmpanang g pepengnghahantntar ar fafasa sa lelebibih h dadari ri 3535 mamakaka  penghantar PE yang d

 penghantar PE yang dipilih 35 ipilih 35 (PUIL bab 3 hal 77) dan (PUIL bab 3 hal 77) dan dipilih dipilih kabelkabel BCC dengan spesifikasi sebagai berikut :

BCC dengan spesifikasi sebagai berikut :

S

Suupprreemmee, (, (1166 ) t) tyyppe Be BCCCC--H SH SPPLLN 4N 411--55,, SN SN I I 0404-38-3844

Sehingga penghantar yang digunakan adalah NYY 1 x

Sehingga penghantar yang digunakan adalah NYY 1 x 95 mm95 mm22 Merk Merk Eterna, yang mempunyai KHA di dalam pipa sebesar 250 A.

(14)

 Perhitungan PengamanPerhitungan Pengaman 

 MCBMCB

Satu MCB digunakan untuk mengamankan 6 buah lampu sorot, Satu MCB digunakan untuk mengamankan 6 buah lampu sorot, dengan 1 daya lampu sorot 2000 watt

dengan 1 daya lampu sorot 2000 watt Sehingga arus nominal :

Sehingga arus nominal :

    cos cos 3 3V V   P   P  = = 79 79 ,, 0 0 380 380 3 3 6 6 2000 2000       In = 23,08 A In = 23,08 A Rating pengaman MCB = 250% x Rating pengaman MCB = 250% x 23,08 A = 57,7 A23,08 A = 57,7 A Dan dipilih MCB dengan rating arus 63 A, 3 Pole. Dan dipilih MCB dengan rating arus 63 A, 3 Pole. 

 MCCBMCCB

Untuk menentukan besar rating arus MCCB juga digunakan rumus Untuk menentukan besar rating arus MCCB juga digunakan rumus yang sama seperti pada penentuan rating arus MCB, dalam hal ini yang sama seperti pada penentuan rating arus MCB, dalam hal ini akan dicontohkan penghitungan besar rating arus MCCB pada SDP akan dicontohkan penghitungan besar rating arus MCCB pada SDP 1.1.

A.

A. Total beban lampu sorot pada SDP 1 adalah 44 lampu.Total beban lampu sorot pada SDP 1 adalah 44 lampu. Sehingga arus nominal :

Sehingga arus nominal :

In = In =     cos cos 3 3V V   P   P  = = 85 85 ,, 0 0 380 380 3 3 4 4 4 4 2000 2000       = 157,29 A = 157,29 A Rating pengaman MCCB = 250% x Rating pengaman MCCB = 250% x 157,29 A = 393,24 A157,29 A = 393,24 A Dan dipilih pengaman

Dan dipilih pengaman tipe EZ400N tipe EZ400N 250A, 3 250A, 3 Pole, MerkPole, Merk

Schneider Electric.

Schneider Electric.

B.

B. Total beban lampu sorot pada SDP 2 adalah 44 lampu.Total beban lampu sorot pada SDP 2 adalah 44 lampu. Sehingga arus nominal :

Sehingga arus nominal :

In = In =     cos cos 3 3V V   P   P  = = 85 85 ,, 0 0 380 380 3 3 4 4 4 4 2000 2000       = 157,29 A = 157,29 A Rating pengaman MCCB = 250% x Rating pengaman MCCB = 250% x 157,29 A = 393,24 A157,29 A = 393,24 A

(15)

Dan dipilih pengaman

Dan dipilih pengaman tipe EZ400N tipe EZ400N 250A, 3 250A, 3 Pole, Merk SchneiderPole, Merk Schneider

Electric.

Electric.

C.

C. Total beban lampu sorot pada SDP 3 adalah 44 lampu.Total beban lampu sorot pada SDP 3 adalah 44 lampu. Sehingga arus nominal :

Sehingga arus nominal :

In = In =     cos cos 3 3V V   P   P  = = 85 85 ,, 0 0 380 380 3 3 4 4 4 4 2000 2000       = 157,29 A = 157,29 A Rating pengaman MCCB = 250% x Rating pengaman MCCB = 250% x 157,29 A = 393,24 A157,29 A = 393,24 A Dan dipilih pengaman

Dan dipilih pengaman tipe EZ400N tipe EZ400N 250A, 3 250A, 3 Pole, Merk SchneiderPole, Merk Schneider

Electric.

Electric.

D.

D. Total beban lampu sorot pada SDP 4 adalah 44 lampu.Total beban lampu sorot pada SDP 4 adalah 44 lampu. Sehingga arus nominal :

Sehingga arus nominal :

In = In =     cos cos 3 3V V   P   P  = = 85 85 ,, 0 0 380 380 3 3 4 4 4 4 2000 2000       = 157,29 A = 157,29 A Rating pengaman MCCB = 250% x Rating pengaman MCCB = 250% x 157,29 A = 393,24 A157,29 A = 393,24 A Dan dipilih pengaman

Dan dipilih pengaman tipe EZ400N tipe EZ400N 250A, 3 250A, 3 Pole, Merk SchneiderPole, Merk Schneider

Electric.

Electric.

 Berat Total Per TiangBerat Total Per Tiang

Data tiang armature lampu sorot Data tiang armature lampu sorot

Berat 1 unit lampu + armature polar =

Berat 1 unit lampu + armature polar = 0,9 Kg + 13,8 Kg =14,7 Kg0,9 Kg + 13,8 Kg =14,7 Kg Total beban dalam satu tiang = 14,7 Kg

(16)

 TiangTiang

Dengan tinggi tiang 69,5m, maka dipilih t

Dengan tinggi tiang 69,5m, maka dipilih tiang dengan merkiang dengan merk

 PerancanaaPerancanaan Pembumian Pada Tiang n Pembumian Pada Tiang Lampu SorotLampu Sorot

Data elektroda batang tembaga, yaitu : Data elektroda batang tembaga, yaitu :

 Jenis Jenis elektroda elektroda : : ground ground rod rod (tembaga)(tembaga) 

 Diameter Diameter : : 16 16 mmmm 

 Jari-jari Jari-jari (r) (r) : : 8 8 mmmm 

 Panjang Panjang elektroda elektroda (l) (l) : : 2,4 2,4 mm 

 Jarak Jarak antar antar elektroda elektroda (L) (L) : : 2,4 2,4 mm 

 Tahanan jenis (tanah sawah)Tahanan jenis (tanah sawah) : 30 Ωm (PUIL 2000): 30 Ωm (PUIL 2000)

rasi rasi alikonfigu alikonfigu   fak   faktorpeng torpeng   x  x l  l   K   K   R  R )) 2 2 .. ((            

K = faktor pengali elektroda batang tunggal K = faktor pengali elektroda batang tunggal

r  r  l  l  = = 008 008 .. 0 0 4 4 .. 2 2 = 300 = 300 3 3 ,, 5 5    K 

 K  (*lihat tabel)(*lihat tabel)

Sehingga resistansi yang didapat dengan menggunakan elektroda Sehingga resistansi yang didapat dengan menggunakan elektroda  batang tunggal :  batang tunggal : )) 22 .. (( l  l   K   K   R  R            

))

44

,,

22

14

14

,,

33

22

33

,,

55

30

30

((

         R  R = 10,55Ω= 10,55Ω

Karena menurut standar PUIL 2000 tahanan p

Karena menurut standar PUIL 2000 tahanan pentanahan yangentanahan yang standar harus di bawah 5 Ω maka pentanahan elektroda batang standar harus di bawah 5 Ω maka pentanahan elektroda batang tunggal tidak dipakai dan menggunakan pentanahan konfigurasi. tunggal tidak dipakai dan menggunakan pentanahan konfigurasi.

Sehingga perencanaan ini menggunakan konfigurasi

Sehingga perencanaan ini menggunakan konfigurasi triple straighttriple straight agar mendapatkan tahanan pentanahan di bawah 5 Ω.

(17)

2.

2.konfigurasi triple straightkonfigurasi triple straight

L L D = 16mm D = 16mm L L Gambar 4.14

Gambar 4.14 Elektroda Elektroda  x =  x =  L  L  L  L   1 1  x =  x = 11..41674167 4 4 .. 2 2 4 4 .. 2 2 1 1     m = m = )) (( llnn )) (( llnn r  r  l  l   x  x m = m = )) 008 008 .. 0 0 4 4 .. 2 2 (( llnn )) 4167 4167 .. 1 1 (( llnn m = m = )) 300 300 (( llnn )) 4167 4167 .. 1 1 (( llnn m = m = 703 703 .. 5 5 3483 3483 .. 0 0 m = m = 00..060611 n = n = )) (( llnn llnn r  r  l  l  Y  Y  Y = Y =  L  L  L  L 22 22 11 Y = Y = 4 4 .. 2 2 2 2 4 4 .. 2 2 2 2 1 1  x  x  x  x   Y = Y = 8 8 .. 4 4 8 8 .. 5 5 Y = Y = 11..20842084

(18)

n = n = )) 008 008 .. 0 0 4 4 .. 2 2 (( llnn 2084 2084 .. 1 1 n = n = )) 300 300 (( llnn 2084 2084 .. 11 n = n = 7037 7037 .. 5 5 2084 2084 .. 1 1 n = n = 00..21182118  faktor pengali =  faktor pengali = n n m m n n m m         4 4 3 3 2 2 1 1 22  faktor pengali =  faktor pengali = 2118 2118 .. 0 0 )) 061 061 ,, 0 0 (( 4 4 3 3 2118 2118 .. 0 0 )) 061 061 .. 0 0 (( 2 2 1 1 22          faktor pengali =  faktor pengali = 244 244 .. 0 0 2118 2118 .. 3 3 007442 007442 .. 0 0 2118 2118 .. 1 1      faktor pengali =  faktor pengali = 9678 9678 .. 2 2 204358 204358 .. 1 1  faktor pengali =  faktor pengali = 00..40594059

 Bessarnya tahanan pentana

 Bessarnya tahanan pentanahan han ::

))

44

,,

22

14

14

,,

33

22

33

,,

55

30

30

((

         R  R xx00  4059  4059.. 28 28 ,, 4 4    R  R ΩΩ

Jadi untuk mencapai nilai pembumian sebesar

Jadi untuk mencapai nilai pembumian sebesar 4,28 ohm pada tiang penerangan ini4,28 ohm pada tiang penerangan ini diperlukan 3 buah elektroda batang tembaga dengan konfigurasi triple straight. diperlukan 3 buah elektroda batang tembaga dengan konfigurasi triple straight. Untuk perencanaan pentanahan yang lain menggunakan cara yang sama.

(19)

PERENCANAAN TRAFO

PERENCANAAN TRAFO

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN JAYA WIJAYA

(20)

DAYA YANG DIGUNAKAN DAYA YANG DIGUNAKAN SINGLE LINE SINGLE LINE Keterangan Gambar: Keterangan Gambar: Beban 1 = 2640 VA Beban 1 = 2640 VA Beban 2 = 2640 VA Beban 2 = 2640 VA Beban 3 = 2640 VA Beban 3 = 2640 VA Beban 4 = 2640 VA Beban 4 = 2640 VA

Total Daya Beban PT Maju Makmur = 10560 Total Daya Beban PT Maju Makmur = 10560 VAVA

3

(21)

TUJUAN : TUJUAN :

Perencanaan daya terpasang bertujuan untuk penghematan atau Perencanaan daya terpasang bertujuan untuk penghematan atau menghindari kontrak langganan daya dari PLN yang berlebihan, dan juga menghindari kontrak langganan daya dari PLN yang berlebihan, dan juga merencanakan besar daya yang mungkin di pakai, sebab pada kenyataannya merencanakan besar daya yang mungkin di pakai, sebab pada kenyataannya tidak mungkin semua beban pada system di pakai semua secara bersamaan tidak mungkin semua beban pada system di pakai semua secara bersamaan

Dalam

Dalam memasang memasang instalasi instalasi tenaga tenaga listrik listrik harus harus menentukan menentukan dayadaya terpasang terlebih dahulu. Dalam menentukan besarnya daya terpasang ini terpasang terlebih dahulu. Dalam menentukan besarnya daya terpasang ini adalah menentukan besarnya kemampuan nilai daya trafo yang akan adalah menentukan besarnya kemampuan nilai daya trafo yang akan digunakan untuk pelanggan Instalasi TM/TM/TR. Dalam penentuan besar digunakan untuk pelanggan Instalasi TM/TM/TR. Dalam penentuan besar daya terpasang maka harus diperhatikan ketentuan

daya terpasang maka harus diperhatikan ketentuan  –  –   ketentuan diantaranya  ketentuan diantaranya adalah :

adalah :

Definisi Definisi

TM/TM/TR adalah pelanggan TM (20 kV), pengukuran TM (20 kV), TM/TM/TR adalah pelanggan TM (20 kV), pengukuran TM (20 kV),  pemakaian TR

 pemakaian TR (380 V).Menurut SP(380 V).Menurut SPLN No. D3.002-1:2007, LN No. D3.002-1:2007, pelanggan diataspelanggan diatas (20 kVA) trafo sama dengan milik pelanggan dan ditempatkan pada Gardu (20 kVA) trafo sama dengan milik pelanggan dan ditempatkan pada Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung pelanggan dan rugi

Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung pelanggan dan rugi –  –  rugi (kVARh) rugi (kVARh)  pada jaringan ditanggung o

 pada jaringan ditanggung oleh pelanggan.leh pelanggan.

A.

A. Menghitung Kapasitas TrafoMenghitung Kapasitas Trafo

1.

1. Total Daya yang Total Daya yang digunakan Lapangan Jaya digunakan Lapangan Jaya Wijaya Wijaya = 10560 = 10560 VAVA 2.

(22)

3.

3. Kapasitas Daya yang Terpasanng, (Min + Cadangan)Kapasitas Daya yang Terpasanng, (Min + Cadangan) = Daya kebutuhan Beban maksimum x ( Min + Cadangan) = Daya kebutuhan Beban maksimum x ( Min + Cadangan) = 10.560 VA x ( 100 + 20) % = 10.560 VA x ( 100 + 20) % = 10.560 VA x 120 % = 10.560 VA x 120 % = 12.672 VA = 12.672 VA 4.

4. Jika factor Jika factor pengali beban 0,81pengali beban 0,81

= Daya yang terpasang x Faktor pengali Beban = Daya yang terpasang x Faktor pengali Beban = 12.672VA x

= 12.672VA x 1001008181 =

= 15.644 15.644 VAVA 5.

5. Menentukan Daya Trafo yang digunakanMenentukan Daya Trafo yang digunakan

Berdasarkan IEC 60354 “ Menggunakan Distribution Transformer Berdasarkan IEC 60354 “ Menggunakan Distribution Transformer denganpendinginan ONAN suhu 40° C diperkirakaniklim di Indonesia denganpendinginan ONAN suhu 40° C diperkirakaniklim di Indonesia tertinggi 40° C ( tropis ). K 

tertinggi 40° C ( tropis ). K 2424 =  = 0,81 = 0,81 = 81 % 81 % (( LOAD FACTORLOAD FACTOR) “) “

Daya trafo = Daya tersambung x Faktor pengali Daya trafo = Daya tersambung x Faktor pengali

= 15644 VA x 0,81 = 15644 VA x 0,81 = 12671,64 VA = 12671,64 VA

(23)

6.

6. Menentukan Trafo yang digunakanMenentukan Trafo yang digunakan Spesifikasi Trafo yang dipilih

Spesifikasi Trafo yang dipilih ( Sesuai Katalog Trafindo)( Sesuai Katalog Trafindo)

 Merk : TrafindoMerk : Trafindo 

 Capacity : 25 kVACapacity : 25 kVA 

 Impedansi : 4,00 %Impedansi : 4,00 % 

  No load Loses :75 Watt No load Loses :75 Watt 

 Load Loses : 425 WattLoad Loses : 425 Watt 

 Total Loses : 500 WattTotal Loses : 500 Watt

Hal

Hal –  –   hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan transformator menurut  hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan transformator menurut SPLN 50 : 1997 yaitu :

SPLN 50 : 1997 yaitu : o

o Suhu rataSuhu rata  –  –   rata tahunan disesuaikan dengan kondisi iklim di  rata tahunan disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia yaitu 30

Indonesia yaitu 3000 o

o RugiRugi –  –  rugi transformator harus di standarisasi. rugi transformator harus di standarisasi.

o

o Standart rugiStandart rugi –  – rugi transformator baru harus ≤ 2.0 %rugi transformator baru harus ≤ 2.0 %

o

o Redaksional diuraikan lebih jelasRedaksional diuraikan lebih jelas

o

o Spesifikasi umum :Spesifikasi umum :

1.

1. Daya pengenalDaya pengenal

2.

2. Tegangan pengenal (input dan output) dan teganganTegangan pengenal (input dan output) dan tegangan  penyadapan.

 penyadapan.

3.

3. Kelompok vektor Kelompok vektor 

4.

(24)

PERENCANAAN

PERENCANAAN

PENGHANTAR, BUSBAR, MOR

PENGHANTAR, BUSBAR, MOR

BAUT DAN DROP TEGANGAN

BAUT DAN DROP TEGANGAN

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN DAN ATLEKTIK

LAPANGAN JAYA WIJAYA

LAPANGAN JAYA WIJAYA

(25)

A.

A. PENGHANTARPENGHANTAR I.

I. Kabel pada sisi Sekunder TrafoKabel pada sisi Sekunder Trafo

In = In =    √  √ 3 3  KHA KHA = = 125 125 % % x x InIn = = 25 25  √  √ 3  4003  400 = = 125 125 % % x x 36,08 36,08 AA = = 36,08 36,08 A A = = 45,1 45,1 AA Sesuai dengan

Sesuai dengan (Buku 4 (Buku 4 PLN tentang PLN tentang Standar KonStandar Konstruksi Gardustruksi Gardu

 Distribusi dan Gardu Hubung

 Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik hal 9 Edisi 1 TahTenaga Listrik hal 9 Edisi 1 Tahunun

2010)

2010)

Berdasarkan Tabel Kabel Merk Supreme Tabel Derating Factors Berdasarkan Tabel Kabel Merk Supreme Tabel Derating Factors

1.

1. Variation In Air temperatures ( Variation In Air temperatures ( In 55In 5500C)C) In Total A = fk x KHA In Total A = fk x KHA = 0,76 x14,4 A = 0,76 x14,4 A = 10,95 A = 10,95 A 2.

2. Single core cables in three phase system 1Single core cables in three phase system 1 In Total B = fk x In Total A In Total B = fk x In Total A = 0, = 0,9 9 x 10,9x 10,95 A5 A = 9,855 A = 9,855 A Berdasarkan Katalog

Berdasarkan Katalog kabel Merk kabel Merk Supreme Supreme dipilih dipilih ( 1 ( 1 x 10 x 10 mmmm22)) Dengan KHA

Dengan KHA Kabel = Kabel = (4 x 80 (4 x 80 A)A)

= 320 A ( Dengan suhu keliling 30 = 320 A ( Dengan suhu keliling 3000 C) C) Jenis kabel NYY LV CABLE

(26)

B.

B. Menghitung Drop TeganganMenghitung Drop Tegangan

 Drop Tegangan pada sisi Sekunder Trafo (LV)Drop Tegangan pada sisi Sekunder Trafo (LV)

L = 10 m, In = 36,08 A L = 10 m, In = 36,08 A % Regulasi = % Regulasi = √ √ 3    3            

=

=

√ √ 3  10  36,083  10  36,08      

= 1,1 V

= 1,1 V

Tidak lebih 8 % dari tegangan sumber 3 fasa 380V Tidak lebih 8 % dari tegangan sumber 3 fasa 380V = 0,08 x 380V

= 0,08 x 380V = 30,4 V = 30,4 V

C.

C. Menentukan BusbarMenentukan Busbar

Dipilih Arus Terbesar sebagai referensi Dipilih Arus Terbesar sebagai referensi In Beban 1 = 760 A In Beban 1 = 760 A KHA = 125 % x In KHA = 125 % x In = 125 % x 760 A = 125 % x 760 A = 950 A = 950 A

Dipilih Busbar Sesifikasi Dipilih Busbar Sesifikasi Merk : ISO FLEX

Merk : ISO FLEX

Dimension* : 10 x 32 x 1 Dimension* : 10 x 32 x 1 Cross Section : 320 mm Cross Section : 320 mm22 Length = 2000 mm Length = 2000 mm Weigth = 5.70 kg Weigth = 5.70 kg D.

(27)

Dengan arus nominal yang telah ada pada trafo maka dapat di tentukan Dengan arus nominal yang telah ada pada trafo maka dapat di tentukan  berapa ukuran Mor Baut pada trafo 0,14

 berapa ukuran Mor Baut pada trafo 0,14 Hole dan 13,5 Mor BauHole dan 13,5 Mor Bautt

1.

1. Penentuan PengamanPenentuan Pengaman

 PUIL 3.24.3.2

 PUIL 3.24.3.2 koordinasi antarapenghantar dan gawai proteksi koordinasi antarapenghantar dan gawai proteksi karakteristik operasi suatu gawai yang memproteksi kabel terhadap karakteristik operasi suatu gawai yang memproteksi kabel terhadap  beban lebih arus memenuhi 2 kon

 beban lebih arus memenuhi 2 kondisi yaitu :disi yaitu :

Ib ≤ In ≤ Iz Ib ≤ In ≤ Iz

Ib = arus yang mendasari desain sirkit Ib = arus yang mendasari desain sirkit

Inominal pada cabang / group Inominal pada cabang / group In = Arus nominal gawai proteksi In = Arus nominal gawai proteksi

I pada MCB / proteksi yang disetel I pada MCB / proteksi yang disetel

Iz = Kemampuan hantar arus (KHA) kontinu dari kabel Iz = Kemampuan hantar arus (KHA) kontinu dari kabel

a.

a. Pengaman Sisi Sekunder TrafoPengaman Sisi Sekunder Trafo  In =In = SS

√  √ 3 x V3 x V

(28)

= = 25.00025.000 √  √ 3 x 4003 x 400 = = 36 36 AA  KHA = 125 % x InKHA = 125 % x In = 1,25 x 36 A = 1,25 x 36 A = = 45 45 AA  IIMCBMCB = F.Keb x In= F.Keb x In = 0,85 x 36 A = 0,85 x 36 A = = 30, 30, 6 6 AA Maka, mengunakan MCCB = 40 A Maka, mengunakan MCCB = 40 A  Maks = 250 % x InMaks = 250 % x In = = 2,5 2,5 x x 36 36 AA = 90 A = 90 A

IINOMINALNOMINAL

IIPENGAMANPENGAMAN

IIKHAKHA

36 A

36 A

40 A40 A

 45 A 45 A

Dipilih MCCB Merk PROTEK Jenis MC3P40 Dipilih MCCB Merk PROTEK Jenis MC3P40

Gambar

Gambar 5 Armature polar tipe arena Vision MVF 403 CGambar 5 Armature polar tipe arena Vision MVF 403 C
Gambar 4.14 Elektroda  Elektroda

Referensi

Dokumen terkait

Instalasi listrik gedung yang penulis rancang yaitu sebuah hotel, tujuan dari perencanaan instalasi listrik adalah untuk menentukan dan mengetahui jumlah armature

Menganalisis daya listrik arus bolak balik Menganalisis energi listrik arus bolak balik 2 Menggunakan hasil pengukuran Menentukan hasil pengukuran

gangguan atau permasalahan instalasi listrik dan kondisi diagram garis tunggal di gedung F. Melalui survey beban dan pengukuran arus nominal setiap MCB pada

 Arus beban terpasang (I Beban ) = 71,9 A (diambil hanya dari fasa yang memiliki nilai paling tinggi).  Jenis CB yang dipilih = MCCB 3 fasa (moulded case circuit

Berdasarkan beberapa kode-kode yang tertera pada MCB di meteran PLN, kita dapat langsung mengenali besar beban arus listrik dan kapasitas unit MCB serta spesifikasi

Data-data yang telah didapatkan digunakan sebagai bahan perhitungan terhadap besar arus hubung singkat yang nantinya akan dibandingkan dengan rating arus fuse cut out sehingga

MCB (Miniatur Circuit Breaker) merupakan saklar yang berfungsi untuk mengamankan peralatan terhadap beban lebih.MCB sendiri dalam proses kerjanya hamper sama dengan

4.2 Diambil contoh perhitungan untuk jarak beban terjauh dari panel utama, yaitu panel utama ke beban yang terhubung panel lantai 3, Dengan asumsi Kabel NYY 4 = 10 A 3.5 Rating Arus